i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BEN MARI
NOMOR: 063/Per/Dir/RSBM/I/2023
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 05 Januari 2023
Direktur,
ii
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI.................................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP................................................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA................................................................................................................... 3
A. LANGKAH-LANGKAH FMEA.............................................................................................................. 3
B. AKTIVITAS TIM....................................................................................................................................... 8
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................................................... 9
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ben Mari
Nomor : 063/Per/Dir/RSBM/I/2023
Tanggal : 05 Januari 2023
BAB I DEFINISI
Failure Mode Effects Analysis (FMEA) adalah metode perbaikan kinerja dengan
mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi, dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses. FMEA adalah proses proaktif, dimana kesalahan dapat
dicegah dan diprediksi dan mengantisipasi kesalahan serta meminimalkan dampak
buruk. FMEA adalah alat dari Manajemen Risiko.
Proses adalah transformasi input menjadi output yang berkaitan dengan Kejadian,
aktivitas dan mekanisme yang terstruktur.
Modus adalah cara atau perilaku yang dapat menimbulkan kegagalan.
Analisis adalah penyelidikan secara detail suatu proses.
Kegagalan adalah saat suatu sistem atau bagian dari sistem tidak sesuai dengan yang
diharapkan baik secara sengaja ataupun tidak disengaja.
Dampak adalah konsekuensi modus kegagalan.
1
BAB II RUANG LINGKUP
Seluruh anggota staf memiliki tanggung jawab pribadi dalam hal pelaksanaan analisis
risiko, dan seluruh tingkatan manajemen harus mengerti dan mengimplementasikan
strategi dan kebijakan manajemen risiko dengan mengikuti panduan ini.
2
BAB III TATA LAKSANA
A. LANGKAH-LANGKAH FMEA
1. Bentuk Tim dan Pilih proses
a. Bentuk Tim yang terdiri dari multidisiplin. Sebaiknya tidak lebih dari 10 orang
(ideal 4-8 orang). Pilihlah anggota Tim yang memiliki pengetahuan tentang
proses yang akan dianalisis, mewakili bidang yang akan dianalisis dan unit
yang terkait, orang yang berkepentingan untuk menerapkan perubahan. Boleh
ditentukan anggota yang tidak terkait tetapi memiliki kemampuan
menganalisis. Pimpinan Tim diutamakan adalah orang yang memiliki
kemampuan sebagai leader.
b. Pilih proses
1) Proses yang berisiko tinggi misalnya obat yang berisiko tinggi.
2) Proses yang ada kecenderungan kesalahan, misalnya penghitungan dosis,
komunikasi per telepon, peralatan infus yang terkontrol.
3) Posedur baru, misalnya prosedur diagnostik baru, protokol terapi yang
baru atau berubah, proses mengoperasionalkan alat infus baru di IGD.
4) Penggunaan peralatan, misalnya proses pemeriksaan darah di
laboratorium.
5) Desain fasilitas yang baru atau yang direnovasi.
6) Aspek lain yang tidak termasuk proses klinis, misalnya proses
mengkomunikasikan hasil pemeriksaan laboratorium ke dokter.
Sumber informasi:
1) komplain pasien
2) Laporan insiden
3) Laporan kesalahan medis
4) Hasil monitoring kejadian yang tidak diinginkan
5) Hasil asesmen lingkungan
6) Hasil asesmen kontrol infeksi
7) Klaim hukum atau asuransi
8) Umpan balik dari karyawan
9) Umpan balik dari kastamer
10) Data dari rumah sakit lain
11) Data dari Komite Keselamatan Pasien
3
• Identifikasi semua sub proses untuk setiap alur diagram
• Pastikan setiap sub proses teridentifikasi
• Buat alur diagram sub proses (pindahkan dalam kotak)
Penentuan skala untuk menilai modus kegagalan dapat ditentukan sendiri oleh
organisasi.
4
DAMPAK MINOR MODERAT MAYOR KATATROSPIK
1 2 3 4
Pengunjung • Tidak ada • Cedera ringan • Cedera • Kematian
cedera • Ada luas/berat • Terjadi pada > 6
• Tidak ada Penanganan • Perlu dirawat orang
penangana • ringan • Terjadi pada 4 - Pengunjung
n • Terjadi pada 2 - 6 orang
• Terjadi 4 Pengunjung Pengunjung
pada 1-2
org
Pengunjung
LEVEL PROBABILITAS
LEVEL DESKRIPSI CONTOH
4 Sering(Frequent) Hampir sering muncul dalam waktu yang
relative singkat (mungkin terjadi
beberapa kali dalam 1 tahun)
3 Kadang-kadang Kemungkinan akan muncul
(Occasional) (dapat terjadi bebearapa kali dalam 1
sampai 2 tahun)
2 Jarang (Uncommon) Kemungkinan akan muncul
(dapat terjadi dalam >2 sampai 5 tahun)
1 Hampir Tidak Pernah Jarang sekali terjadi (dapat terjadi dalam
(Remote) > 5 sampai 30 tahun)
5
c. Proses pelayanan apa saja yang banyak hubungan/keterkaitan dalam
pelayanan kepada pasien yang bila terjadi masalah sering menimbulkan
dampak.
6
Skala Detectibility 1-5
7
g. Membangun mekanisme yang lebih aman, misalnya penggunaan infusion
pump.
h. Dokumentasi dengan baik terutama komunikasi verbal
i. Menciptakan kultur kerja tim, misalnya dengan visite ronde yang diikuti oleh
semua disiplin.
Strategi baru di susun berdasarkan literatur yang sesuai, bekerja sama dengan
sejawat dan berpikir out of the box.
Identifikasi penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan tersebut dan
tentukan apakah diperlukan dukungan manajemen puncak untuk melaksanakan
rekomendasi tersebut.
B. AKTIVITAS TIM
1. Pertemuan pendahuluan adalah menentukan topik dan memberi motivasi pada
semua anggota Tim.
2. Pertemuan pertama melakukan gambaran proses dan identifikasi subproses serta
verifikasi ruang lingkup.
3. Pertemuan kedua melakukan kunjungan ke unit kerja yang terkait untuk observasi
proses, verifikasi semua langkah proses dan subproses apakah sudah benar.
4. Pertemuan ketiga melakukan brainstorming modus kegagalan, berdiskusi dengan
petugas pada unit yang terlibat dalam proses.
5. Pertemuan keempat menidentifikasi penyebab modus kegagalan dan berdiskusi
antar anggota Tim, bila perlu berdiskusi lagi dengan petugas pada unit yang
terlibat dalam proses untuk memperoleh tambahan informasi.
6. Pertemuan kelima melakukan rincian modus kegagalan dan penyebabnya pada
lembar kerja FMEA. Lakukan analisa RPN. Lakukan identifikasi tindakan perbaikan
dan tindaklanjuti tanggungjawabnya.
7. Pertemuan selanjutnya memonitor Person In Charge (PIC) untuk setiap tindakan
perbaikan, uji perubahan yang diajukan. Bila hasil uji menunjukkan perbaikan,
maka lakukan pertemuan dengan Pimpjnan untuk persetujuan semua tindakan
perbaikan.
8
BAB IV DOKUMENTASI
Direktur,
9
Potensial
1
Form RPN
……………..
Modus
PROSES
Kegagalan
SUB PROSES
Penyebab
Form Alur Proses
Potensial dari
Kegagalan
Probabilitas
2
Efek Potensial
dari
LAMPIRAN FORM DOKUMENTASI
Dampak
Kontrol saat
3
ini
Detectibility
RPN
4
Tindakan
Rekomendasi
Tgl Asesmen
Probabilitas
Dampak
5
Detectibility
10
RPN Baru
NO
Modus
Kegagalan
Penyebab
Rekomendasi
Form Rencana Aksi:
YANG LAMA
Aksi
RPN
Implementasi
Sumber
waktu
Sumber Biaya
YANG BARU
Bukti
Probabilitas Monitoring
Dampak Evaluasi
Tanggal
11