Nomor : 111/KEP/IV.6.AU/H/2019
Tanggal : 20 Jumadil Akhir 1440 H/25 Februari 2019 M
Tentang : Penetapan Panduan Manajemen Resiko di Rumah Sakit Muhammadiyah Siti Khodijah
Gurah
BAB I
DEFINISI
1. Manajemen Risiko Rumah Sakit adalah upaya meminimalkan kerugian terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja, pasien, dan pengunjung di Rumah Sakit. Risiko yang timbul di Rumah Sakit
dapat menyebabkan kerugian dalam bentuk cedera, sakit, kematian, kerusakan asset rumah sakit,
kerusakan lingkungan kerja, dan dapat menurunkan citra Rumah Sakit.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembang, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kewajiban K3 dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
3. Identifikasi bahaya adalah tahapan manajemen risiko yang dilakukan untuk mengetahui jenis
bahaya yang ada dalam suatu kegiatan tertentu.
4. Penilaian Risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau berpotensi terjadi dalam
pelayanan di Rumah Sakit dengan mempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading) kerugian
yang mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut.
5. Pengendalian Risiko adalah bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan,
standar, prosedur perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang kurang baik.
6. Kapasitas Kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang
prima setiap pekerja agar dapat melkaukan pekerjaannya dengan baik.
7. Beban Kerja adalah beban fisik dan mental yang harus ditanggung oleh pekerja dalam
melaksanakan tugasnya.
8. Lingkungan kerja adalah Lingkungan terdekat dari seorang pekerja yang berkaitan dengan proses
pekerjaan.
9. Investigasi adalah pemeriksaan atau penyelidikan yang sah, sistematis, dan terperinci untuk
mengungkap fakta dan menentukan kebenaran dari suatu masalah. Hal ini termasuk pengumpulan,
pengolahan, pelaporan, penyimpanan, pencatatan, analisa, evaluasi, produksi, dan penyebaran
informasi.
10. Konsekuensi (Dampak) adalah cedera, kerusakan atau kehilangan yang dapat muncul akibat suatu
hazard dan termasuk sebagai contoh cedera fisik, stress mental, kerugian finansial, dan kerusakan
material.
11. Analisa risiko adalah kegiatan analisa suatu risiko dengan cara menentukan besarnya
kemungkinan/probabilitas dan tingkat keparahan/ severity dari akibat atau konsekuensi suatu risiko.
Analisa ini dilakukan untuk membuat prioritas pengendalian risiko.
12. Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tida diduga semula dan tidak dikehendaki serta tidak
diinginkan yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas/tidak sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional (SPO) dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia
maupun kerugian harta benda. Lingkup kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang tidak diinginkan
yang terjadi di area tempat kerja dan diluar tempat kerja (perjalanan dinas, perjalanan berangkat
kerja dan perjalanan pulang kerja).
13. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien. IKP terdiri dari Kejadian Tidak
Manajemen risiko dilakukan berdasarkan Risk Management Logic (Dwipraharso, 2004), yaitu:
Level of risk ?
Yes Acceptable? No
Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari pembuatan standar (set standards), patuhi
standar tersebut (comply with them), kenali bahaya (identify hazards), dan cari pemecahannya (resolve
them).
TATA LAKSANA
No Area Risiko
Akses Pasien:a
1. Proses pemulangan pasien lama
1. 2. Pasien pulang paksa
3. Kegagalan merujuk pasien
4. Ketidaktersediaan tempat tidur
Kecelakaan:
1. Tersengat listrik
2. 2. Terpapar dengan bahan berbahaya
3. Tertimpa benda jatuh
4. Tersiram air panas
Asesmen dan Terapi
1. Kesalahan identifikasi pasien
3. 2. Reaksi transfusi darah
3. Kesalahan pelabelan spesimen laboratorium
4. Kegagalan konsultasi interdisiplin pasien
Masalah administrasi keuangan pasien
1. Kesalahan estimasi biaya
4. 2. Pengenaan tagihan yang sama 2 x
3. Kesalahan input data tagihan
4. Perbedaan tarif dan tagihan
Kejadian Infeksi
1. Kegagalan / kontaminasi alat medis
5. 2. Infeksi luka operasi
3. Needlestick injury
4. Kesalahan pembuangan limbah medis
Rekam Infeksi nosocomial
5. medic
1. Kegagalan memperoleh informed consent
6. 2. Kesalahan pelabelan rekam medik
3. Kebocoran informasi rekam medik
4. Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medik
5. Kehilangan / kesalahan penyimpanan rekam medik
Obat
1. Penulisan resep yang tidak baik
2. Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi
7. 3. Kesalahan dosis obat
4. Obat rusak / expired
5. Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
Keamanan
8. 1. Pencurian
2. Pasien hilang
3. Lingkungan yang tidak aman
Identifikasi risiko juga dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai dengan jenis-jenis insiden
keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan dalam tabel berikut:
Error, harm Terjadi kesalahan, hingga tx dan intervensi lanjut diperlukan &kesalahan
E ini memberikan efek yg buruk yg sifatnya sementara (KTD)
Terjadi kesalahan & mengakibatkan pasien harus dirawat lebih lama di
F RS serta memberikan efek buruk yang sifatnya sementara (KTD)
Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang
G bersifat permanen (KTD )
Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa pasien contoh
H syok anafilaktik (KTD)
Error, death I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia (Sentinel)
B. Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan
prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola /
mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden dengan
kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori
kuning dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA ( root cause analysis –
reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode effect analysis – proaktif ).
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading
yang didapat dalam analisis.
SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengelolaan risiko
atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level terendah (risiko sisa)
dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang sudah terjadi.
Pengendalian Risiko
BAB IV
DOKUMENTASI
c. Form FMEA
Langkah 3, 4, 5 dan 6