I. Pendahuluan
A. Risiko
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian diantaranya
berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis.Namun tidak sedikit pula
yang memberikan konsekuensi medik yang cukup berat.Risiko didefinisikan
sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang
dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis
adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun
layanan lain yang dialami pasien selama di Rumah Sakit. Sementara risiko
non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi maupun risiko finansial.
Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan komunikasi,
produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat
mempengaruhi pencapaianorganisasi. Risiko finansial adalah risiko yang
dapat mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem
yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik (Bury
PCT, 2007).
Menurut Dwipraharso(2004)risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal(umumnya bersifat
foreseeable but unavoidable, calculated, controllable).
2. Risiko ‘bermakna’ tetapi harus diambil karena ‘the only way’ (unavoidable).
3. Risiko 1 dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter
tidak bertanggung jawab secara hukum.
1
Komunikasi tulisan
Supervisi dan pemanduan
Struktur tim
Individu dan staf Kemampuan dan ketrampilan
Motivasi
Kesehatan mental dan fisik
Penugasan Desain penugasan dan kejelasan struktur
penugasan
Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur
yang ada
Ketersediaan dan akurasi hasil tes
Karakteristik pasien Kondisi (Keparahan dan kegawatan)
Bahasa dan komunikasi
Faktor sosial dan personal
2
B. Manajemen Risiko
Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation Of
Healthcare Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang
dilakukan oleh Rumah Sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan
pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, pengunjung
dan institusi Rumah Sakit.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan
tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu.
Rumah Sakit perlu menggunakan pendekatan proaktifdalam
melaksanakan manajemen risiko. Upaya manajemen risiko adalah : (RR,
Balsamo dan MD, Brown., 1998)
Level of risk ?
Yes Acceptable? No
3
2. Risk control (and or Risk Prevention).Langkah-langkah yang diambil
manajemen untuk mengendalikan risiko. Upaya yang dilakukan:
a. Mencari jalan untuk menghilangkan risiko (engineering solution)
b. Mengurangi risiko(control solution) baik terhadap probabilitasnya
maupun terhadap derajat keparahannya.
c. Mengurangi dampaknya.
3. Risk containment. Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu
tindakan atau kelalaian ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak
terprediksikan sebelumnya, maka sikap yang terpenting adalah
mengurangi besarnya risiko dengan melakukan langkah-langkah yang
tepat dalam mengelola pasien dan insidennya. Unsur utamanya biasanya
adalah respons yang cepat dan tepat terhadap setiap kepentingan pasien,
dengan didasari oleh komunikasi yang efektif.
4. Risk transfer. Akhirnya apabila risiko itu akhirnya terjadi juga dan
menimbulkan kerugian, maka diperlukan pengalihan penanganan risiko
tersebut kepada pihak yang sesuai, misalnya menyerahkannya kepada
sistem asuransi.
Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari pembuatan
standar (set standards), patuhi standar tersebut (comply with them), kenali
bahaya (identify hazards), dan cari pemecahannya (resolve them).
4
II. Maksud :
Maksud manajemen risiko di Rumah Sakit Tk. II 03.05.01 Dustira adalah
upaya-upaya yang dilakukan Rumah Sakit yang dirancang untuk mencegah
cedera pada pasien atau meminimalkan kehilangan finansial. Manajemen
risiko dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam sistem dan
memperbaiki kelemahan tersebut(dilakukan dengan menerapkan no blame
culture)
IV. Pelaksana:
Komite Mutu dan KeselamatanPasien
5
Namun bila risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu
pencapaian tujuan Rumah Sakit, maka ditentukan sebagai prioritas utama
dan harus diatasi atau ditransfer, atau bahkan menghentikan kegiatan yang
meningkatkan terjadinya risiko.Tujuan menentukan prioritas risiko adalah
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.
KriteriaPeluang (P)
Nilai Keterangan
10 Almost certain/Hampir pasti; Sangat mungkin akan
terjadi/hampir dipastikan akan terjadi pada semua kesempatan.
6 Quite possible/Mungkin terjadi; Mungkin akan terjadi atau
bukan sesuatu hal yang aneh untuk terjadi (50 – 50
kesempatan)
3 Unusual but possible/Tidak biasa namun dapat terjadi;
Biasanya tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk
dapat terjadi tiap saat.
1 Remotely possible/Kecil kemungkinannya;
Kecilkemungkinannyauntukterjadi/sesuatu yang
kebetulanterjadi
0,5 Conceivable/Sangatkecilkemungkinannya;
Belumpernahterjadisebelumnyasetelahbertahun-
tahunterpaparbahaya/kecilsekalikemungkinannyauntukterjadi
0,1 Practically impossible/Secarapraktektidakmungkinterjadi;
Belumpernahterjadisebelumnya di
manapun/merupakansesuatu yang tidakmungkinuntukterjadi
KriteriaFrekuensiPajanan (F)
Nilai Keterangan
10 Continue / Terus-menerus; terjadibeberapa kali dalamsehari.
6 Frequent / Sering; terjadiharian / minimal sekalidalamsehari
3 Occasional /Kadang-kadang; terjadiseminggusekali
2 Infrequent / Tidaksering;
terjadisekaliantaraseminggusampaisebulan
1 Rare / Jarang;beberapa kali dalamsetahun
0,5 Very rare / Sangatjarang;terjadisekalidalamsetahun
0 No exposure / Tidakterpapar;tidakpernahterjadi
6
KriteriaAkibat (A)
Nil Keterangan
ai
10 Catastrophe / Malapetaka/ Keuangan ekstrem
0 Banyakkematian
Kerugiansangatbesar / berhenti total
Kerugian keuangan > 10 Milyar
40 Disaster / Bencana/ Keuangan sangat berat
Beberapakematian
Kerugianbesar / sebagian proses berhenti
Menyebabkanpenyakit yang
bersifatkomunitas/endemikpadakaryawanataupasien
Menyebabkanterhambatnyapelayananhinggalebihdari 1 hari
Kerugian keuangan > 5 M – 10M
15 Very serious / Sangatserius/ Keuangan berat
Menyebabkansatukematian, kerugiancukupbesar
Memperberatataumenambahpenyakitpadabeberapapasienatauk
aryawan
Menyebabkanpenyakit yang bersifatpermanenataukronis (HIV,
Hepatitis, keganasan, Tuli, gangguanfungsi organ menetap).
Menyebabkanterhambatnyapelayananlebihdari 30 menithingga
1 hari
Kerugian keuangan 1 – 5 Milyar
7 Serious / Serius/ Keuangan sedang
Menyebabkancideraseriusseperticacatataukehilangananggotatu
buhpermanen
Menyebabkanpenyakit yang
memerlukanperawatanmedislebihdari 7
haridandapatdisembuhkan
Menyebabkanterhambatnyapelayanankurangdari 30 menit.
Kerugian keuangan 500 jt – 1 Milyar
3 Casualty treatment / Perawatanmedis/ Keuangan ringan
Menyebabkancidera/penyakit yang
memerlukanperawatanmedisatautidakdapatmasukbekerjahingg
a 7 hari.
Kerugian keuangan 50 juta – 500 juta
1 First aid treatment / P3K/ Keuangan sangat ringan
Cideratidakserius / minor sepertilecet,
lukakecildanhanyaperlupenanganan P3K
Kerugian keuangan s/d 50 juta
7
3. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau
perlu diubah untuk mencegah terjadinya insiden.
4. Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.
5. Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.
KriteriaSkorRisiko (R)
8
Opsi Perlakuan Risiko
Dibuat di Bogor
Pada Tanggal 2016
Mengetahui,