BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko adalah suatu ketidakpastian yang berdampak bagi keberlangsungan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya, risiko dapat dikaji dari frekuensi terjadinya
(occurance), dampak yang diakibatkannya (severity) serta mudah sulitnya suatu risiko
teridentifikasi (detectable) (Jones, 2013).
Rumah sakit adalah salah satu tempat yang paling berbahaya dimana banyak risiko terjadi
(Occupational Safety and Health Administration, 2013). Rumah Sakit merupakan area
pengendalian yang luas dan unik dimana terdapat area klinis dan non-klinis sehingga
pengendalian risiko yang tepat dilakukan di Rumah Sakit adalah melalui manajemen risiko.
Manajemen risiko di Rumah Sakit adalah suatu proses untuk mengelola risiko risiko
perusahaan/rumah sakit secara menyeluruh (firm-wide basis) yang menjangkau berbagai
jenis risiko, lokasi dan aktivitas bisnis (Jones, 2013).
Rumah Sakit Umum Daerah Harapan dan Doa Kota Bengkulu adalah area pengendalian
bagi Manajemen Risiko di Rumah Sakit sehingga pedoman pelaksanaan secara menyuluruh
dan sistematis mengenai ini perlu ditetapkan demi terciptanya tujuan manajemen risiko serta
tujuan organisasi.
Dari uraian di atas maka Panduan Manajemen Risiko di Rumah Sakit Umum Daerah
Harapan dan Doa Kota Bengkulu disusun, ditetapkan, dan disosialisasikan untuk dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
B. Maksud
Maksud manajemen risiko di RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu adalah
mengupayakan suatu kegiatan yang dilakukan rumah sakit yang dirancang untuk mencegah
cidera dan kerugian dengan menjaga keamanan dan keselamatan bagi pasien, pengunjung,
dan staf serta menjamin terlaksananya “Good Governance” di RSUD Harapan dan Doa Kota
Bengkulu, demi terpenuhinya standard-standard Akreditasi Rumah Sakit serta Sistem
Pengendalian Internal Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi. Manajemen risiko dilakukan
dengan mengenali kelemahan dalam sistem dan memperbaiki kelemahan tersebut (dilakukan
dengan menerapkan no blame culture).
BAB II
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO DI RUMAH SAKIT
4. Menggunakan pendekatan yang konsisten dan menyatukan semua penilaian risiko dari semua
jenis risiko di rumah sakit pada setiap level.
5. Memadukan semua risiko ke dalam program penilaian risiko dan risk register
6. Menggunakan informasi yang diperoleh melalui penilaian risiko dan insiden untuk menyusun
kegiatan mendatang dan perencanaan strategis.
BAB III
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah sebuah tim yang dikoordinir bersama oleh seksi mutu dan
akreditasi serta komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Secara umum, proses
manajemen risiko terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
B. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera,
tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang
akan diambil manajemen terhadap risiko tersebut.
Instrument:
Laporan kejadian-kejadian (KTD + KNC + Kejadian Sentinel + dan lain-lain);
Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan mencari
penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur);
Pengaduan (Complaint) pelanggan;
Survey/Self Assesment, dan lain-lain.
Informasi potensial risiko maupun risiko actual (menggunakan RCA & FMEA) (Joint
Commission International Resources, 2010).
Penilaian risiko Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yang terlibat termasuk
Pasien dan publik dapat terlibat bila memungkinkan. Area yang dinilai:
Operasional;
Finansial;
Sumber daya manusia;
Risk Assessment Tools yang digunakan dalam menangani risiko yang terjadi :
Root Cause Analysis;
Failure Mode and Effect Analysis.
D. Evaluasi Risiko
Terdiri dari ranking resiko, prioritas resiko, analisis cost benefit, dan tentukan apakah resiko
akan diterima atau tidak. Keputusan untuk menerima resiko dan pengelolaannya berdasarkan
pertimbangan berikut:
Kriteria klinis, operasional, teknis, kemanusiaan, kebijakan, dan tujuan
Sasaran dan kepentingan stake holder, keuangan, hukum, dan social.
Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko dapat dijabarkan
sebagai berikut.
Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada kerugian;
Mentolerasi risiko;
Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi;
Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko.
Opsi Perlakuan Risiko
Klasifikasi Jenis Pengendalian
Menghentikan kegiatan
Menghindari risiko
Tidak melakukan kegiatan
Membuat Kebijakan
Membuat SPO
Mengganti atau membeli alat
Mengembangkan sistem informasi
Melaksanakan prosedur
Mengurangi risiko Pengadaan, Perbaikan dan pemeliharaan bangunan dan
instrumen yang sesuai dengan persyaratan
Pengadaan bahan habis pakai sesuai dengan prosedur
dan persyaratan
Pembuatan dan pembaruan prosedur, standar dan check-
list, Pelatihan penyegaran bagi personil, seminar,
pembahasan kasus, poster, stiker
Manajemen risiko di Rumah Sakit Umum Harapan dan Doa Kota Bengkulu adalah
sebuah tim yang dikoordinir oleh Seksi Mutu dan Akreditasi serta Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP). Secara umum, proses manajemen risiko meliputi 5 (lima) kegiatan,
yaitu:
1. Komunikasi dan konsultasi;
2. Penetapan konteks;
3. Penilaian risiko;
4. Penanganan risiko;
5. Monitoring dan reviu.
PENILAIAN RISIKO
IDENTIFIKASI RISIKO
KOMUNIKASI DAN
KONSULTASI MONITORING
DAN
ANALISIS RISIKO REVIU
EVALUASI RISIKO
PENANGANAN RISIKO
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan
1. Komunikasi dan Konsultasi
Pedoman Manajemen Risiko | Seksi Mutu dan Akreditasi 8
Komunikasi risiko secara umum dapat diartikan sebagai proses interaktif dalam hal tukar
menukar informasi dan pendapat yang mencangkup multi pesan mengenai risiko dan
pengelolaannya.
Bentuk komunikasi dan konsultasi dapat berupa:
a. Rapat berkala;
b. Rapat incidental;
c. Seminar/sosialisasi/workshop; dan
d. Forum pengelola risiko.
2. Penetapan Konteks
Dalam menetapkan konteks dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Melakukan analisis secara umum tentang situasi internal dan eksternal terkait dengan
perkiraan scenario keterjadian pernyataan risiko.
2) Memanfaatkan informasi dari berbagai sumber untuk melakukan analisis situasi internal
dan eksternal.
3) Memahami tujuan satuan kerja melalui Rencana Strategis dan Rencana
Kinerja/Penetapan Kinerja yang telah disusun.
4) Memahami jumlah dan jenis risiko yang siap ditangani arau diterima organisasi dan
kesiapan organisasi untuk menanggung risiko setelah perlakuan risiko dalam upaya
mencapai sasaran.
Satuan kerja harus menetapkan kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi signifikan
risiko. Factor yang harus dipertimbangkan dalam mendefinisikan kriteria risiko sebagai
berikut:
1) Sifat dan jenis sebab dan akibat yang dapat terjadi dan bagaimana dapat diukur;
2) Bagaimana kemungkinan akan diidentifikasi;
3) Jangka waktu dari kemungkinan dan/atau konsekuensi;
4) Bagaimana tingkat risiko ditentukan;
5) Pandangan dari pemangku kepentingan;
6) Tingkatan atau bobot risiko yang dapat diterima atau ditoleransi, dan
7) Apakah kombinasi dari beberapa risiko harus diperhitungkan, apabila
demikian, bagaimana dan kombinasi apa yang harus dipertimbangkan.
3. Penilaian Risiko
a. Identifikasi Risiko
Setiap pemilik risiko harus mengidentifikasi sumber risiko, area dampak, peristiwa
(termasuk perubahaan keadaan), penyebabnya dan konsekuensi potensi risiko. Tujuan
dari langkah ini adalah untuk menghasilkan daftar lengkap risiko berdasarkan peristiwa
yang mungkin mendukung, meningkatkan, mencegah, menurunkan, mempercepat atau
menunda pencapaian tujuan.
b. Analisis Risiko
Analisis risiko melibatkan pertimbangan penyebab dan sumber risiko, konsekuensi
positif dan negative dan kemungkinan konsekuensi yang dapat terjadi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsekuensi dan kemungkinan harus diidentifikasi. Risiko dianalisis
dengan menentukan konsekuensi dan kemungkinan potensi dan atribut lain dari risiko.
Kepercayaan dalam penentuan tingkat risiko dan kepekaan terhadap prasyarat dan
asumsi harus dipertimbangkan dalam analisis, dan dikomunikasikan secara efektif
kepada para pembuat keputusan dan pemangku kepentingan lainnya
jika diperlukan. Untuk melaksanakan analisis risiko di lingkungan kerja masing-
masing, dengan urutan langkah sebagai berikut:
1) Dapatkan data hasil identifikasi risiko.
2) Lakukan evaluasi atas kecukupan disain dan penyelenggaraan sistem pengendalian
intern yang sudah ada.
3) Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko.
4) Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi.
5) Hitung tingkat/level risiko, yaitu perkalian probabilitas dengan dampak.
6) Buat peringkat risiko untuk menentukan apakah risiko tersebut
termasuk risiko sangat rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.
7) lsikan hasil langkah (a) - (f) ke dalam formulir analisis risiko.
Dari risiko-risiko tersebut di atas, selanjutnya dibuat peta risiko Perangkat yang
dibutuhkan dalam melkaukan analisis risiko adalah sebagai berikut:
Pedoman Manajemen Risiko | Seksi Mutu dan Akreditasi 10
Table Kemungkinan (Probalitas) terdiri atas:
Level
Kemungkinan
Kriteria Kemungkinan (Probabilias)
(Probabilitas)
Peristiwa hanya akan timbul pada kondisi yang luar
Hampir Tidak
Biasa
Terjadi (1)
Pensentase 0-10%
Peristiwa diharapkan tidak terjadi
Jarang Terjadi (2)
Pensentase > 10-30%
Peristiwa kadang-kadang bisa terjadi
Kadang Terjadi (3)
Pensentase > 30-50%
Peristiwa sangat mungkin terjadi pada sebagian kondisi
Pensentase > 50-90%kegiatan dalam 1 periode
Peristiwa selalu terjadi hampir pada setiap kondisi
Pensentase > 90% dalam 1 periode
Sering terjadi (4) Peristiwa sangat mungkin terjadi pada sebagian kondisi
Hampir pasti terjadi Peristiwa selalu terjadi hampir pada setiap kondisi
(5) Persentase > 90% dalam 1 periode
Dampak
Skor Derajad Dampak Tuntutan Ganti Penundaan pada Dampak pada
(tingkat) Keuangan Rugi Pelayanan Kesehatan Reputasi pihak terkait
dan
Keselamatan
Dimuat oleh
Luka berarti media massa
pada orang lokal & media Berdampak
3 Sedang >5- 8% anggaran >Rp 5.000.000 - >2-3 hari kerja atau sosial namun pada 3-4
Rp 25.000.000 beberapa cepat dilupakan pihak
orang masyarakat
Dimuat di
Luka serius media nasional
pada orang dan Berdampak
4 Tinggi >8-12% anggaran >Rp 25.000.000 - >3-5 hari kerja atau media online pada 4-5
Rp 50.000.000 beberapa dan diingat pihak
orang sementara
oleh
masyarakat
Dimuat oleh
Luka media nasional/
berganda internasional Berdampak
atau dan media pada lebih
5 Sangat Tinggi >12% anggaran >Rp 50.000.000 >5 hari kerja kematian sosial/media dari 5 pihak
atau cacat online diingat
permanen lama oleh
masyarakat
DAMPAK
MATRIX 1 2 3 4 5
ANALISIS
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
RISIKO 5X5
Rendah Tinggi
5 Hampir Pasti 5 10 15 20 25
KEMUNGKINAN
Terjadi
4 Sering Terjadi 4 8 12 16 20
3 Mungkin Terjadi 3 6 9 12 15
2 Jarang Terjadi 2 4 6 8 10
1 Hampir Tidak 1 2 3 4 5
Terjadi
Level Dimulai
Warna Deskripsi Status Risiko Level
Dari Status Risiko
Sangat Tinggi 5 15
Tinggi 4 10 – 14
Sedang 3 5–9
Rendah 2 3–4
Sangat Rendah 1 1 –2
3) Kategori Risiko
Kategori Risiko sangat penting dalam menjamin identifikasi Risiko yang komprehensif
dan pengikhtisaran atau pelaporan Risiko. Kategori Risiko disusun sesuai dengan
kondisi lingkungan organisasi. Kategori Risiko minimal di Kementerian Kesehatan
adalah sebagaimana tabel berikut:
a. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko dengan kriteria
risiko untuk menentukan apakah risiko dapat diterima atau ditoleransi. Tujuan evaluasi
risiko adalah untuk membantu dalam membuat keputusan, berdasarkan hasil analisis
risiko, berkaitan dengan risiko yang memerlukan prioritas penanganannya.
4. Penanganan Risiko
a. Pemilihan penanganan risiko tidak harus saling tertutup atau tepat dalam segala
situasi. Pilihan yang dapat dilakukan mencakup hal berikut:
1) Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau
melanjutkan dengan kegiatan yang menimbulkan risiko;
2) Mengambil atau meningkatkan risiko untuk memanfaatkan peluang;
3) Menghilangkan sumber risiko;
4) Mengubah kemungkinan;
5) Mengubah konsekuensi;
b. Kegiatan pengendalian adalah langkah lanjutan dari hasil penilaian risiko. Setelah
risiko diidentifikasi dalam register risiko, maka perlu diidentifikasi pula pengendalian
yang telah ada serta pengendalian yang perlu dirancang dalam rangka mengelola
risiko sesuai dengan risk appetite pemilik Risiko. ldentifikasi
pengendalian yang sudah ada dimaksudkan untuk menilai apakah pengendalian tersebut
sudah efektif atau belum untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi. Jika
tidak efektif atau kurang efektif, maka perlu dibangun/dirancang
pengendalian yang baru. Alat/sarana pengendalian dapat berupa kebijakan-kebijakan
dan prosedur-prosedur yang diharapkan dapat meminimalkan terjadinya risiko
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Langkah-langkah dalam merancang kegiatan
pengendalian adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil penilaian risiko, pemilik risiko mengidentifikasi apakah kegiatan
pengendalian yang ada telah efektif untuk meminimalisasi risiko.
2) Kegiatan pengendalian yang telah ada tersebut perlu dinilai efektivitasnya dalam
rangka mengurangi probablitas terjadinya risiko (abatisasi) maupun mengurangi
dampak risiko (mitigasi).
3) Selain itu, juga perlu diperhatikan ada/tidaknya pengendalian alternatif
(compensating control) yang dapat mengurangi terjadinya risiko.
4) Terhadap risiko yang belum ada kegiatan pengendaliannya maupun yang telah ada,
namun dinilai kurang atau tidak efektif, perlu dirancang kegiatan pengendalian yang
baru/merevisi kegiatan pengendalian yang sudah ada.
5) Menerapkan kegiatan pengendalian yang telah dirancang dalam mengelola risiko.
ldentifikasi kecukupan dan efektivitas pengendalian yang sudah ada dan rencana kegiatan
pengendalian yang baru/revisi didokumentasikan dalam formulir Analisis Kecukupan dan
Rencana Kegiatan Pengendalian.
5. Monitoring dan Reviu
Monitoring dan Reviu adalah bagian dari proses manajemen risiko yang memastikan
bahwa seluruh tahapan proses dan fungsi manajemen risiko
1. Membuat Risk Register RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu yang merupakan
kumpulan dari risiko yang ada diseluruh unit/bagian/komite di RSUD Harapan dan Doa Kota
Bengkulu.
2. Laporan kejadian risiko dan penanganan yang telah dilakukan setiap bulan.
3. Laporan evaluasi setiap tahun tentang pengelolaan/manajemen risiko di RSUD Harapan dan
Doa Kota Bengkulu.
Bengkulu, 2022
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko
…………………………….. …………..………………………
NIP NIP
Petunjuk Pengisian :
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut;
2. Kolom (2) diisi dengan nama kegiatan utama;
3. Kolom (3) diisi dengan tujuan kegiatan;
4. Kolom (4) diisi dengan kode/nomor risiko;
5. Kolom (5) diisi dengan pernyataan risiko potensial, yang diidentifikasi dan
berdampak terhadaoa pencapaian tujuan;
6. Kolom (6) diisi dengan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut;
7. Kolom (7) diisi kategori penyebab, apakah uncotrollable (UC) atau controllable © bagi unit
kerja;
8. Kolom (8) diisi dengan uraian dampak, jika risiko kolom (5) terjad
Formulir 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Bengkulu, 2022
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risik
…………………………………. ………………………………………
Nip. Nip.
Bengkulu, 2022
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko
…………………………………. ……………..……………………
NIP NIP
Rencana Pengendalian
Pengendalian
Risiko Alternatif Efektif/ Kurang Pengendalian Penanggungjawab
No Yang Sudah
(Prioritas) Penanganan Efektif Yang Harus Ada Kegiatan Waktu Jenis atau Pemilik Risiko
Ada
Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Kolom (2) diisi dengan Risiko Prioritas, yaitu tinggi dan sangat tinggi.
2. Kolom (3) diisi dengan alternatif pengendalian risiko (menghindar, mengurangi probabilitas, mengurangi dampak, transfer risiko).
3. Kolom (4) diisi dengan Pengendalian yang sudah ada dalam menangani risiko yang diidentifikasi.
4. Kolom (5) diisi dengan jelas (diisi efektif atau tidak) kolom (6) jelas.
5. Kolom (7, 8,9) diisi jelas.
6. Kolom (10) diisi oleh petugas yang kompeten sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani.
Kegiatan :
Tujuan Kegiatan :
1. Kolom (2) diisi dengan Risiko Prioritas, yaitu tinggi dan sangat tinggi
2. kolom (3) diisi dengan alternatif pengendalian risiko (menghindar, mengurangi probabilitas, mengurangi dampak, transfer risiko) kolom (4) diisi dengan Pengendalian yang
sudah ada dalam menangani risiko yang diidentifikasi
3. kolom (5) diisi dengan jelas (diisi efektif atau tidak) kolom (6) jelas
4. kolom (7, 8,9) diisi jelas
NAMA UNIT :
AKAR MASALAH
KATAGORI PERNYATAA
NO
RISIKO N RISIKO (PENYEBAB UTAMA DAMPAK PROBABILITAS CONTROLLABILITY SCORING RANGKING
(D) (P) (C)
RISIKO)
1 2 3 4 5 6 7 8=(5X6X7) 9
Bengkulu, 2022
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko
…………………………………. ……………..……………………
NIP NIP
PENUTUP
Pedoman Manajemen Risiko ini merupakan acuan bagi karyawan atau petugas dalam
melakukan kegiatan operasional di unit kerjanya masing-masing dalam lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Harapan dan Doa Kota Bengkulu.