Jl. Joyo Dharmo Tegal Rejo RT. 06 Tanjung Enim 31713 Telp. 082186432253
Email : ervanaikhayusnita@gmail.com
BAB I PENDAHULUAN
Manajemen risiko klinik merupakan upaya yang proakftif, meskipun sebagian besarnya
merupakan hasil belajar dari pengalaman dan menerapkannya kembali untuk
mengurangi atau mencegah masalah yang serupa di kemudian hari. Pada dasarnya
manajemen risiko merupakan suatu proses siklus yang terus menerus, yang terdiri dari
empat tahap yaitu: Plan, Do, Check, Action.
Fasilitas kesehatan Klinik Ervana sebagai fasilitas kesehatan yang memiliki visi dan
misi, Visi Klinik Ervana menjadi fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama terbaik dengan
mengedepankan profesionalisme, keilmuan dan orientasi pasien sehingga tercapai
kualitas kesehatan pasien yang optimal, sementara Misi melaksanakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang berkualitas, memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara komprehensif dan
mendukung program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Kabupaten Muara Enim umumnya dan Kecamatan Lawang Kidul khususnya.
Kesehatan yang berkualitas dan professional menyediakan jasa layanan kesehatan yang
terjangkau. Manajemen risiko sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
menjamin keselamatan paasien, menjadi salah satu prioritas utama dalam pelaksanaan
pelayanan di seluruh unit pelayanan di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, perlu
disusunnya panduan manajemen risiko di Klinik Ervana, yag akan menjadi pedoman
bagi seluruh unit pelayanan dalam melakukan manajemen risiko di masing-masing
instalasi dan menjadi acuan fasilitas kesehatan dalam melakukan manajemen risiko baik
klinik maupun professional.
BAB II
PENGERTIAN DAN TUJUAN
A. PENGERTIAN
1. Risiko adalah peristiwa atau kejadian yang mungkin terjadi dan berpotensi
terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan saat sekarang
atau kejadian di masa datang terhadap perusahaan.
2. Risiko klinik adalah semua yang dapat berdampak terhadap pencapaiakn
pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan efektif.
3. Risiko non klinik adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap
tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari fasilitas kesehatan yang
korporasi.
4. Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi
menilai dan menyusun prioritas risiko dengan tujuan untuk menghilanhkan
atau meminimalkan dampaknya.
5. Manajemen risiko fasilitas kesehatan adalah aktifitas klinik dan administratif
yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan untuk melakukan identifikasi,
evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cegera dan kerugian pada pasien,
personil, pengunjung dan fasilitas kesehatan itu sendiri.
6. Manajemen risiko terintegrasi adalah proses identifikasi, penilaian, Analisa
dan pengelolaan semua risiko yang potensial dan kejadian keselamatan
pasien. manajemen risiko terintegrasi diterapkan terhadap semua jenis
pelayanan di fasilitas kesehatan setiap level.
7. Manajemen risiko di Klinik Ervana adalah upaya-upaya yang dilakuakn
fasilitas kesehatan yang dirancang untuk mencegah cedera pada pasien,
pengunjung dan petugas seta segala upaya yang bisa menimbulkan kerugian
finansial, yang dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam system
pelayanan dan berupaya memperbaikinya.
8. Keselamatan pasien fasilitas kesehatan adalah system dimana fasilitas
kesehatan membuat asuhan pasien lebih aman dan diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera. Termasuk di dalamnya: mengukur risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap paasien, pelaporan dan analisis
pasien serta menerapkan solusi untuk mencegah, mengurangi serta
menimialkan risiko.
BAB III
RUANG LINGKUP DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH
BAB IV
TATALAKSANA MANAJEMEN RISIKO
a. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan mendeskrepsikan
risiko. Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko,
kemudia dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko
termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak
yang ditimbulkannya.
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko adalah
mengidentifikasi risiko. Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area risiko,
peristiwa dan penyebabnya dan potensi akibatnya.
Identifikasi risiko terbagi menjadi dua yaitu:
1) Identifikasi risiko proaktif adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara
proaktif mencari risiko yang berpotensi menghalangi fasilitas kesehatan
mencapai tujuannya. Disebut mencari karena risikonya belum muncul dan
bermanifestasi secara nyata. Motode yang dapat dilakukan diantaranya
audit, inspeksi, brainstorming, pendapat ahli, belajar dari pengalaman
fasilitas kesehatan lain, FMEA, survei dan lain-lain.
2) Identifikasi risiko reaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan
setelah risiko muncul dan bermanifestasi dalam bentuk gangguan/insiden.
Metode yang dipakai biasanya adalah pelaporan insiden.
Fasilitas kesehatan berusaha memaksimalkan identifikasi risiko proaktif,
karena belum muncul kerugian bagi organisasi. Metode identifikasi risiko
dilakukan dengan proaktif melalui self assessment, incident reporting system
dan clinal audit, pengamatan KPC (Kondisi Potensi Cedera) dan dilakukan
menyeluruh terhadap medis dan non medis. Bagi fasilitas kesehatan,
identifikasi dilakukan adalah melalui setiap unit agar lebih mudah dan
terstruktur. Setiap unit diminta untuk mengidentifikasi risikonya masing-
masing. Setelah terkumpul, seluruh data identifikasi itu dikumpulkan
menjadi satu dan menjadi identifikasi risiko fasilitas kesehatan.
2) Probabilitas/frekuensi/likehood
Penilaian akibat probabilitas/frekuensi risiko adalah seberapa seringnya
insiden tersebut terjadi
Level Frekuensi Kejadian Aktual
1 Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Tidak biasa Dapat terjadi dalam 2-5 tahun
3 Kadang-kadang Dapat terjadi tiap 1-2 tahun
4 Kemungkinan Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 sering Terjadi dalam minggu/bulan
dr. Ervana,Sp.KJ
DAFTAR RISIKO DN TINDAK LANJUT MITIGASI RISIKO KLINIK
No Unit Kerja Risiko Tingkat Penyebeb Akibat Pencegahan Upaya Penanggun Pelaporan
. risiko (sangat terjadi risiko Penanganan jika g Jawab jika terjadi
tinggi, tinggi terkena risiko paparan
sedang,
rendah)
dr. Ervana,Sp.KJ
SURAT KEPUTUSAN KLINIK ERVANA
NOMOR : / SK/IV/KE/2023
TENTANG
PENERAPAM MANAJEMEN RISIKO KLINIK ERVANA
PIMPINAN KLINIK ERVANA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK ERVANA
TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU
KLINIK ERVANA
Kesatu : Penetapan Indikator Mutu Di Klinik Ervana Seperti
Tertera Dalam Lampiran Surat Keputusan Ini.
Kedua : Surat Keputusan Ini Berlaku Sejak Tanggal
Ditetapkan
Ditetapkan Di : Tanjung Enim
Pada Tanggal : September 2023
PIMPINAN KLINIK ERVANA
BAB I
PENDAHULUAN