Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN MANAJEMEN

RISIKO
A. PENDAHULUAN

Keselamatan pasien harus dilihat dari sudut pandang risiko klinis. Sekalipun staf
medis rumah sakit sesuai kompetensinya memberikan pelayanan berdasarkan standar
profesi dan standar pelayanan, namun potensi risiko tetap ada, sehingga pasien tetap
berpotensi mengalami cedera. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
bertujuan memberikan perlindungan kepada pasien, masyarakat, dan sumber daya
manusia, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, serta
memberi kepastian hukum kepada masyarakat dan rumah sakit.

The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO)


memberikan pengertian manajemen risiko sebagai aktivitas klinik dan administratif yang
dilakukan oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan
risiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil, pengunjung dan rumah
sakit itu sendiri. Kegiatan tersebut meliputi identifikasi risiko hukum (legal risk),
memprioritaskan risiko yang teridentifikasi, menentukan respons rumah sakit terhadap
risiko, mengelola suatu kasus risiko dengan tujuan meminimalkan kerugian (risk control),
membangun upaya pencegahan risiko yang efektif, dan mengelola pembiayaan risiko
yang adekuat (risk financing).

Manajemen risiko yang komprehensif meliputi seluruh aktivitas rumah sakit, baik
operasional, manajerial maupun klinikal, oleh karena risiko dapat muncul dari kedua
bidang tersebut. Bahkan akhir-akhir ini meliputi pula risiko yang berkaitan dengan
managed care dan risiko kapitasi, merger dan akuisisi, risiko kompensasi
ketenagakerjaan, corporate compliance dan etik organisasi.

Manajemen risiko klinik merupakan upaya yang cenderung proaktif, meskipun


sebagian besarnya merupakan hasil belajar dari pengalaman dan menerapkannya kembali
untuk mengurangi atau mencegah masalah yang serupa di kemudian hari. Pada dasarnya
manajemen risiko merupakan suatu proses siklus yang terus menerus, yang terdiri dari
empat tahap, yaitu: Plan, Do, Check, Action (PDCA)

Rumah Sakit Umum Daerah Kelet, sebagai rumah sakit yang memiliki visi “
Profesional dalam memberikan pelayanan kesehtan rujukan” di Jawa Tengah, sangat
berkomitmen terhadap mutu dan keselamatan pasien. Manajemen resiko sebagai salah
satu kegiatan yang dilakukan dalam menjamin keselamatan pasien, menjadi salah satu
prioritas utama dalam pelaksanaan pelayanan di seluruh unit pelayanan di Rumah Sakit.
Oleh karena itu perlu disusun suatu panduan manajemen risiko di RSUD Kelet, yang
akan menjadi pedoman bagi seluruh unit pelayanan dalam melakukan manajemen risiko
di instalasi masing-masing dan menjadi acuann rumah sakit dalam melakukan manajemen
risiko baik klinik maupun manajerial.
B. PENGERTIAN
Manajemen risiko adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh rumah
sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko terjadinya cedera
atau kerugian pada pasien, pegawai, pengunjung dan rumah sakit itu sendiri. (The Joint
Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO).

C. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT


1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS Dirgahayu Samarinda.

2. Meningkatkan akuntabilitas.

3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan


kejadian yang tidak diharapkan.
5. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya
antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya.
6. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya.

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Ruang lingkup operasional manajemen risiko meliputi kegiatan manajemen risiko klinis,
manajemen risiko manajerial serta FMEA ( Failure Mode and Effect Analizis ) yang
harus dilakukan oleh masing –masing instalasi yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Kelet, yang dilakukan minimal setiap satu tahun sekali.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN RISIKO

1. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :


Faktor Komponen yang berperan
Organisasi dan Manajemen  Sumber dan keterbatasan keuangan

 Struktur organisasi

 Standar dan tujuan kebijakan

 PSBH (Problem Solving For Better Health And


Hospital)
Lingkungan pekerjaan  Kualifikasi staf dan tingkat keahlian

 Beban kerja dan pola shift

 Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alkes

 Dukungan administratif dan manajerial


Tim  Komunikasi verbal

 Komunikasi tulisan

 Supervisi dan pemanduan

 Struktur tim
Individu dan staf  Kemampuan dan ketrampilan

 Motivasi

 Kesehatan mental dan fisik


Penugasan  Desain penugasan dan kejelasan struktur
penugasan
 Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada
 Ketersediaan dan akurasi hasil tes
Karakteristik pasien  Kondisi ( Keparahan dan kegawatan)

 Bahasa dan komunikasi

 Faktor sosial dan personal


2. Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko:
a. Meningkatkan peran RS dan manajemen dalam mencegah risiko dengan cara
mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya, prosedur dan sistem
pelayanan yang dilakukan aman untuk pasien, petugas dan lingkungan. Hal
tersebut dipresentasikan dalam bentuk SPO, clinical pathway dll.

b. Meningkatkan peran staf RS agar terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
pelayanan kesehatan di RS untuk mampu mengenali, mengidentifikasi dan
menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya yang adekuat untuk
mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.

c. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang bekerja
dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh kinerja
manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral, finansial, ,teknis
dan operasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak manajemen
dengan pihak praktisi.

Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang dapat menjamin
bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman bagi pasien maupun
petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat dilakukan disebut dengan
manajemen risiko.

F. TATA CARA PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO

Tata cara pelaksanaan manajemen risiko :


1. Melakukan identifikasi risiko di masing-masing instalasi.
2. Menetapkan kemungkinan dampak , siapa kemungkinan korbannya, penentuan
kemungkinan akar masalah

3. Melakukan evaluasi risiko terhadap tindakan yang sudah dilakukan terkait dengan akar
masalah tersebut.
4. Penentuan prioritas

5. Menyusun rencana tindakan/ POA

6. Pencatatan dan pelaporan

7. Monitoring dan evaluasi

Langkah-langkah kegiatan manajemen risiko, yaitu :


1. Identifikasi risiko.
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko, kemudian
dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk
menjelaskan kejadian dan persitiwa yang mungking terjadi dan dampak yang
ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada: Sumber risiko, area risiko, peristiwa dan penyebabnya
dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif melalui
self asessment, incident reporting sistem dan clinical audit , pengamatan KPC
(kondisi potensi cidera) dan dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non medis.

2. Urutkan prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko.

Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan


sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi. Kemudian
risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko
yang telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan
diberlakukan terhadap masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas
tindakannya dapat hanya mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila
risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan RS,
maka ditentukan sebagai prioritas utama dan harus diatasi atau ditransfer, atau
bahkan menghentikan kegiatan yang meningkatkan terjadinya risiko.

Tujuan menentukan prioritas risiko adalah membantu proses pengambilan


keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.

Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan rumus:

SKOR RISIKO = Dampak X Probabilitas

Keterangan :

a. Dampak (Consequences)

Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami
pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.
b. Probabilitas / Frekuensi /Likelihood

Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya


insiden tersebut terjadi.

Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading risiko :

a. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri

b. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan

c. Tetapkan warna bands-nya, berdasarkan pertemuan antara probabilitas dan


dampak.

Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada asesmen risiko
ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk
memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko.

Bands Risiko

Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu:
Bands biru : Rendah / Low
Bands hijau : Sedang / Moderate

Bands kuning : Tinggi / High

Bands merah : Sangat tinggi / Extreme

PENILAIAN DAMPAK KLINIS / KONSEKUENSI / SEVERITY


Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI
1 Tdk Signifikan Tidak ada cedera
 Cedera ringan missal, luka lecet
2 Minor
 Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
 Cedera sedang missal, luka robek
 Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
3 Moderate intelektual secara reveibel dan tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
 Cedera luas / berat missal, cacat, lumpuh
Major  Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,
4
sensorik, psikologis, intelektual) / irreveibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya
Katastropik  Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
5
penyakit yang mendasarinya

PENILAIAN PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD

Level Frekuensi Kejadian actual


1 Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Tidak biasa Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Kadang-kadang Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Kemungkinan Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sering Terjadi dalam minggu / bulan

MATRIKS GRADING RISIKO

Konsekuensi Potensial
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic

Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi
(Tiap mgg /bln) Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme
5
Sering terjadi
(Beberapa x /thn) 4 Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme

Mungkin terjadi
(1-2 thn/x) Rendah Sedang Tinggi Extreme Extreme
3
Jarang terjadi
(2-5 thn/x) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
2
Sangat jarang sekali
(>5 thn/x) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
1

TINDAKAN SESUAI TINGKAT DAN BRANDS RISIKO


Level / Brands Tindakan
Ekstrim (sangat tinggi) Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan

High (tinggi) detil & perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian top
manajemen
Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
Moderator (sedang) minggu. Manajer / pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap biaya dan kelola risiko
Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1
Low (rendah)
minggu diselesaikan dengan prosedur rutin

Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam table matriks
grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
3. Tentukan respon RS.

Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi

- Identifikasi potensial risiko dan hazard.

- Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.

- Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu
diubah untuk mencegah terjadinya insiden.
- Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.

- Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.

Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi;
a. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan mendapat
perhatian dari Direktur.
b. Risiko yang dampaknya menengah-ringan akan dikelola oleh tim PMKP
bersama kepala instalasi untuk membuat rencana tindak lanjut dan pengawasan.

4. Kelola kasus risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).


Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat
mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko. Perlakuan
yang dapat dipilih adalah;
a. Pengendalian = upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan langkah-
langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk
mengurangi risiko.
b. Penanganan = langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika
tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-langkah
yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-benar terjadi.

Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko adalah:

1) Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan


mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada kerugian
2) Mentoleransi risiko

3) Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi

4) Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko

Opsi Perlakuan Risiko


Klasifikasi Jenis Pengendalian

Menghindari risiko 1.Menghentikan kegiatan

2.Tidak melakukan kegiatan


Mengurangi risiko 1.Membuat Kebijakan
2.Membuat SPO
3.Mengganti atau membeli alat
4.Mengembangkan sistem informasi
(IT)
5.Melaksanakan prosedur (pengadaan, perbaikan dan
pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai
dengan persyaratan; pengadaan bahan habis pakai
sesuai dengan prosedur dan persyaratan.
Mentransfer risiko 1.Asuransi

2.Menggunakan tenaga dipihak ketigakan


Mengeksploitasi risiko Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada
dengan mempertimbangkan keuntungan yang lebih
besar dari pada kerugian
Menerima risiko Ganti rugi, tuntutan hukum

5. Membangun upaya pencegahan.

Dalam hal ini adalah monitoring dan tinjauan . Monitoring adalah pemantauan rutin
terhadap kinerja aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana atau
harapan yang akan dihasilkan. Tinjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini
dan dengan fokus tertentu.
6. Kelola pembiayaan risiko (Risk Financing).

Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang dilakukan.

G. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN


Kegiatan manajemen risiko dilaksanakan oleh masing- masing instalasi, dan kepala instalasi
berperan sebagai pimpinan pelaksanaan proses kegiatan, serta akan dilakukan monitoring dan
evaluasi tentang jalannya proses tersebut oleh atasan langsung instalasi tersebut. Setiap tahun
direksi akan melakukan rekapitulasi dan melakukan prioritas dari seluruh manajemen risiko
masing -masing instalasi tersebut untuk menjadi manajemen risiko Rumah Sakit.
H. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaksanaan manajemen risiko di setiap entitas Kementerian Kesehatan


harus dibuat dalam bentuk laporan terdiri dari:
a. Laporan profil risiko merupakan kumpulan risiko kunci yang disusun
pada tingkat Kementerian, eselon I, eselon II dan masing-masing unit
kerja. Pelaporan profil risiko dilaksanakan setiap tahun anggaran pada
saat penyusunan rencana kerja dan anggaran tahap alokasi anggaran
b. Laporan proses manajemen risiko pada tingkat Kementerian, eselon I,
eselon II, dan masing-masing unit kerja yang memuat informasi
mengenai risiko kunci yang dikelola, rencana mitigasi/pengelolaan,
dan realisasi mitigasi/pengelolaan Risiko yang telah dijalankan.
c. Laporan pemantauan dan reviu proses manajemen risiko pada tingkat
Kementerian, eselon I, eselon II dan masing-masing unit kerja,
merupakan hasil pemantauan.
Formulir 1

TABEL IDENTIFIKASI RISIKO

PEMILIK RISIKO :
KOORDINATOR MANAJEMEN RISIKO

: PERIODE

Tujuan Kode Pernyataan UC/


No Kegiatan Sebab Dampa k
Kegiatan Risiko Risiko C
1 2 3 4 5 6 7 8

…….., dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen
Risiko

…………………………….. ………………………
NIP NIP

Petunjuk Pengisian :
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut
2. Kolom (2) diisi dengan nama kegiatan utama
3. Kolom (3) diisi dengan tujuan kegiatan
4. Kolom (4) diisi dengan kode/nomor risiko
5. Kolom (5) diisi dengan pernyataan risiko potensial, yang diidentifikasi
dan berdampak terhadap pencapaian tujuan
6. Kolom (6) diisi dengan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut
7. Kolom (7) diisi kategori penyebab, apakah uncotrollable (UC) atau
controllable © bagi unit kerja
8. Kolom (8) diisi dengan uraian dampak, jika risiko kolom (5) terjadi
Formulir 2

TABEL ANALISIS RISIKO


Pemilik Risiko :
Koordinator Manajemen Risiko

: Periode

Pengendalian Yang Ada


Desain Efektifitas T P Pemilik
Uraian P D R R Risiko
Kode Pernyataan
No. Kegiatan Tujuan Risiko Risiko Sebab UC/C Dampak
T K
A T E E E

1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 12 13 4 5 6 17 18 19

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
………..,dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko

…………………………………. ………………………………
NIP
NIP
Petunjuk pengisian :

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut


2. Kolom (2) diisi dengan nama kegiatan utama .
3. Kolom (3) diisi tujuan kegiatan
4. Kolom (4) diisi dengan kode/nomor risiko
5. Kolom (5) diisi dengan pernyataan risiko potensial yang diidentifikasi dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan.
6. Kolom (6) diisi dengan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut.
7. Kolom (7) diisi kategori penyebab apakah Uncontrollable (UC) atau Controllable (C) bagi unit kerja
8. Kolom (8) diisi dengan uraian dampak jika risiko kolom (5) terjadi.
9. Kolom (9) diisi uraian/nama kegiatan pengendalian yang sudah ada (termasuk juga compensating control, jika ada).
10. Kolom (10) diisi tanda tickmark (V), jika ada kegiatan pengendalian tersebut dalam kolom (9).
11. Kolom (11) diisi tanda tickmark (V), jika tidak ada kegiatan pengendalian.
12. Kolom (12) diisi tanda tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada tidak efektif mengurangi risiko.
13. Kolom (13) diisii tanda tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif mengurangi risiko.
14. Kolom (14) diisii tanda tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada telah efektif mengurangi risiko.
15. Kolom (15) diisi dengan tingkat probabilitas (P), yaitu tingkat kemungkinan terjadinya risiko. Tingkat kemungkinan terjadinya risiko
dapat diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau hasil diskusi (FGD)
16. Kolom (16) diisi dengan tingkat dampak (D), yaitu tingkat besaran dampak jika risiko terjasi. Tingkat dampak risiko dapat
diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau hasil diskusi (FGD)
17. Kolom (17) diisi dengan tingkat risiko (TR), yaitu perkalian antara probabilitas dan dampak.
18. Kolom (18) diisi dengan peringkat risiko, apakah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, atau sangat tinggi.
19. Kolom (19) diisi dengan siapa yang bertanggung jawab atas risiko (pemilik risiko).
Formulir 3

TABEL ANALISIS RISIKO


Pemilik Risiko :
Koordinator Manajemen Risiko

: Periode

Pengendalian Yang Ada


Pemilik
Kode Desain Efektifitas P D TR PR Risiko
No Risiko Pernyataan Risiko Uraian
A T TE KE E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
………..,dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko

………………………………………………. ………………………………
NIP NIP
Petunjuk pengisian :
Kolom (2) dan (3) diisi berdasarkan hasil identifikasi risiko sebagaimana tercantum pada formulir identifikasi risiko kolom (4) dan (5)
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut
2. Kolom (2) diisi dengan kode/nomor risiko
3. Kolom (3) diisi dengan pernyataan risiko yang diidentifikasi dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan
4. Kolom (4) diisi uraian/nama kegiatan pengendalian yang sudah ada
5. Kolom (5) diisi tanda tick mark (v) jika ada kegiatan pengendalian tersebut
6. Kolom (6) diisi tanda tick mark (v) jika tidak ada kegiatan pengendalian tersebut
7. Kolom (7) diisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada tidak efektif mengurangi risiko
8. Kolom (8) diisi tanda diisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif
9. Kolom (9) diisi tanda diisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada telah efektif
10. Kolom (10) diisi dengan tingkat probabilitas (P)
11. Kolom (11) diisi dengan tingkat dampak (D)
12. Kolom (12) diisi dengan tingkat risiko (TR)
13. Kolom (13) diisi dengan prioritas risiko (PR)
14. Kolom (14) diisi dengan pemilik risiko
Formulir 4

TABEL ANALISIS KECUKUPAN PENGENDALIAN YANG ADA DAN RENCANA KEGIATAN PENGENDALIAN

Pemilik Risiko :
Koordinator Manajemen Risiko :
Periode :

Pengendalian Yang Ada Rencana Pengendalian


Peringkat Pemilik PJ
Kode Desain Efektifitas Risiko Risiko TL
No Pernyataan Risiko Uraian Jadwal
Risiko Uraian
A T TE KE E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

………..,dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko

…………………………………. ……………………………

NIP NIP
Petunjuk Pengisian:

Kolom (1) s.d. (10) diambil dari hasil penilaian risiko. Kegiatan dan risiko yang
akan ditangani merupakan kegiatan yang risikonya tinggi terhadap pencapaian
tujuan organisasi, sehingga diprioritaskan untuk ditangani/dikelola risikonya.
1. Kolom (1) diisi nomor urut.
2. Kolom (2) diisi kode risiko.
3. Kolom (3) diisi pernyataan risiko
4. Kolom (4) diisi kegiatan pengendalian yang sudah ada (termasuk juga compensating control, jika ada).
5. Kolom (5) diisi tickmark (V), jika ada kegiatan pengendalian tersebut dalam kolom (6).
6. Kolom (6) diisi tickmark (V), jika tidak ada kegiatan pengendalian.
7. Kolom (7) diisii tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada tidak efektif mengurangi risiko.
8. Kolom (8) diisii tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif mengurangi risiko.
9. Kolom (9) diisii tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada telah efektif mengurangi risiko.
10. Kolom (10) diisi level risiko.
11. Kolom (11) diisi dengan rencana pengendalian risiko/pengembangan infrastruktur pengendalian (kebijakan/SOP/aturan lainnya).
12. Kolom (12) diisi dengan jadwal waktu pengembangan infrastruktur pengendalian (kebijakan/SOP/aturan lainnya).
13. Kolom (13) diisi dengan pemilik risiko.
14. Kolom (14) diisi penanggung jawab tindak lanjut pengembangan infrastruktur pengendalian.
Formulir 5

TABEL LAPORAN PEMANTAUAN …………………

Pemilik Risiko :
Koordinator Manajemen Risiko :
Periode :

Penanganan Risiko Status Risiko


Prioritas Risiko Aksi/Pengendalian Output Target Realisasi Waktu Implementasi Penanggung Jawab Tren Level Risiko
RENCANA PENANGANAN/PEGENDALIAN RISIKO

Kegiatan : Pengelolaan SDM


Tujuan Kegiatan : Pengelolaan SDM yang efektif, efisien dan taat aturan; Kepuasan Pegawai di atas 80 % (delapan puluh persen)

Rencana Pengendalian Penangg


Risiko Alternatif Efektif/ Pengendalia n ungjawa
(Priorita Penanganan Pengendalian Yang Kurang Yang Harus Kegiatan Waktu Jenis b/Pemil
No Sudah Ada ik
s) Risiko Efektif Ada
Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Alternatif Detekti
Penanganan f
Risiko berupa (D)/Pre
menghilangkan ventif
penyebab (P)/
Korekti
f (K)
Data Sinkronisasi data Sinkronisasi data Sinkronisasi
kepegaw antar sub bagian antar sub bagian data antar Kepala
Kurang Setiap
1 aian sub bagian P Bagian
Efektif Bulan
tidak SDM
akurat
Batasan pemberian Batasan pemberian Batasan
informasi oleh sub informasi oleh sub Kurang pemberian Setiap Kepala
Efektif Perminta an P Bagian
bag bag informasi
SDM
Rencana Pengendalian Penangg
Risiko Alternatif Efektif/ Pengendalia n ungjawa
(Priorita Penanganan Pengendalian Yang Kurang Yang Harus Kegiatan Waktu Jenis b/Pemil
No Sudah Ada ik
s) Risiko Efektif Ada
Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
oleh sub bag
Tertentu

Pengadaa Kepala
SIMRS yang SIMRS yang n1 P Bagian
terintegrasi terintegrasi Tahun SDM
Update dan Update dan
Verifikasi data Verifikasi Setiap Kepala
Minggu P Bagian
Kepegawaian data
Kepegawaian SDM

Kolom (2) diisi dengan Risiko Prioritas, yaitu tinggi dan sangat tinggi
kolom (3) diisi dengan alternatif pengendalian risiko (menghindar, mengurangi probabilitas, mengurangi dampak, transfer risiko) kolom (4)
diisi dengan Pengendalian yang sudah ada dalam menangani risiko yang diidentifikasi
kolom (5) diisi dengan jelas (diisi efektif atau tidak) kolom
(6) jelas
kolom (7, 8,9) diisi jelas
kolom (10) diisi oleh petugas yang kompeten sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani
PEMANTAUAN PENGENDALIAN RISIKO

Kegiatan : Pengelolaan SDM


Tujuan Kegiatan : Pengelolaan SDM yang efektif, efisien dan taat aturan; Kepuasan Pegawai di atas 80 % (delapan puluh persen)

Waktu Penang
Penanganan Pemantauan gungja
Risiko
N (Priorit wab/
o Usulan Perbaikan Renca Realis Pemant
as) Rencana Realisasi Yang Belum Tertangani na asi auan
1 2 3 4 5 6 7 8 10
Data Sinkronisasi Sinkronisasi data
kepega data antar antar sub bagian
waian subbagian dapat dilaksanakan
tidak setiap bulan
akurat

Batasan Semua informasi


pemberian data kepegawaian
informasi kepada pihak
oleh (internal dan
subbagian eksternal)
disampaikan dari
Subag tertentu
Waktu Penang
Risiko Penanganan Pemantauan gungja
N (Priorit
o wab/
as) Usulan Perbaikan Renca Realis Pemant
Rencana Realisasi Yang Belum Tertangani
na asi auan
1 2 3 4 5 6 7 8 10
SIMRS yang SIMRS sudah t Updating data di SIMRS tidak Menyusun SOP dan
terintegrasi dan erbangun dan terlaksana dengan baik Pelatihan petugas Setiap Setiap
perbaharui data dilakukan sehubungan dengan belum untuk updating bulan bulan
base adanya SOP dan Petugas yang data kepegawaian
melaksanakan belum kompeten

Kolom (2) diisi dengan Risiko Prioritas, yaitu tinggi dan sangat tinggi
kolom (3) diisi dengan alternatif pengendalian risiko (menghindar, mengurangi probabilitas, mengurangi dampak, transfer risiko) kolom (4)
diisi dengan Pengendalian yang sudah ada dalam menangani risiko yang diidentifikasi
kolom (5) diisi dengan jelas (diisi efektif atau tidak) kolom
(6) jelas
kolom (7, 8,9) diisi jelas
kolom (10) diisi oleh petugas yang kompeten sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani
LAPORAN PROFIL RISIKO
NAMA UNIT ESELON 1 :
NAMA UNIT ESELON 2 :
NAMA SATKER :

AKAR MASALAH
N KATAGORI PERNYATAAN (PENYEBAB UTAMA DAMPAK PROBABILITAS CONTROLLABIL SCORIN RANKIN
O RISIKO RISIKO (D) (P) ITY (C) G G
RISIKO)
1 2 3 4 5 6 7 8= 9
(5X6X7)

………..,dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko

…………………………………. ……………………………

NIP NIP
Keterangan;

Kolom (2 ) diisi oleh katagori risiko (Strategis, operasional, kebijakan, keuangan, kepatuhan, kecurangan (fraud) dan legal Kolom (3)
diisi pernyataan risiko yang menggambarkan peristiwa atau kejadian yang menggambarkan tidak tercpainnaya program/kegiatan
Kolom (4) diisi oleh akar masalah atau penyebab terjadinya risiko Kolom (5)
Skor dampak (1-5), tergantung tingkatan dampak
Kolom (6) Skor probabilitas (1-5), tergantung tingkatan kemungkinan (P) Kolom (7)
Skor controllability (1-4), yaitu:
1 ; easy = mudah untuk dikontrol
2; Moderate easy = agak mudah dikontrol

3; Moderate difficult = agak sulit dikontrol

4; Difficult = sulit untuk dikontrol


I. PENUTUP

Panduan Manajemen Risiko merupakan panduan bagi semua dalam melakukan


kegiatan operasional unitnya masing- masing di lingkungan Rumah Sakit Dirgahayu
Samarinda. Manajemen Risiko merupakan Panduan umum, untuk lebih memudahkan
pemahaman terhadap hal-hal yang bersifat teknis diharapkan membuat petunjuk teknis
yang sesuai dengan kebutuhan unitnya masing-masing. Panduan Manajemen Risiko
diharapkan dapat berkontribusi bagi perwujudan good governance, dan clean
governance di Rumah Sakit Dirgahayu. Panduan Manajemen Risiko ini dapat ditinjau
ulang dan direvisi sebagai upaya penyempurnaan dan penyelarasan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebijakan, program serta bila terjadi
perubahan ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
untuk kesempurnaan Panduan Manajemen Risiko RS Dirgahayu ini menjadi lebih
sempurna.
CONTOH LAPORAN MANAJEMEN RESIKO

Rencana Peringkat
No Pernyataan Resiko Dampa Probabilitas Skor Rekomendasi Biaya
Tindak Lanjut Risiko
k
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rencana
Peringkat
No Pernyataan Resiko Dampak Probabilitas Skor Rekomendasi Tindak Biaya
Risiko
Lanjut
1 2 3 4 5 6 7 8 9

14 Pelayanan Limbah :
Standar baku mutu tidak sesuai dengan
a
target

Pengelolaan sampah padat infeksius tidak


b
sesuai Kep.Men.Kes No.1204/2004

Pelayanan Administrasi dan Manajemen


15
:
Hasil rapat tidak ditindaklanjuti atau
a ditindaklanjuti lebih dari 1 bulan
b Keterlambatan pengumpulan data
Lambatnya proses pengiriman berkas
c pasien pulang dari ruangan ke farmasi
Bank (BPD) tidak operasional pada hari
d
libur
e Ketidakakuratan Data yang ada
Ketidaktepatan waktu pengusulan
f
kenaikan pangkat
Ketidaktepatan waktu pengurusan gaji
g
berkala
Belum semua karyawan mendapatkan
h
pelatihan 20 jam per tahun

16 Pelayanan Ambulance / kereta jenazah


Keterlambatan penjemputan pasien yang
a menyebabkan kondisi pasien yang
semakin memburuk/ meninggal dunia
Keterlambatan pengantaran pasien
b
rujukan / pengantaran jenazah

17 Pelayanana Pemulasaraan Jenazah


a Keluarga pasien terlambat menyapaikan
permintaan penyucian jenazah
b Kurangnya koordinasi dengan ruang
perawatan
Rencana
Peringkat
No Pernyataan Resiko Dampak Probabilitas Skor Rekomendasi Tindak Biaya
Risiko
Lanjut
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah


18
Sakit
Peralatan Laboratorium dan alat ukur
a yang digunakan dalam pelayanan tidak
seluruhnya terkalibrasi tepat waktu

19 Pelayanan Laundry
Tidak terpenuhinya jumlah persediaan linen
a
bersih
Terjadinya linen hilang di ruang rawat
b
inap

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


20

Ketidakpatuhan petugas, pasien, keluarga


dan pengunjung terhadap kebersihan
a
tangan, etika batuk,
penggunaan APD
Belum tersedianya medical check up secara
b berkala bagi karyawan

Anda mungkin juga menyukai