Anda di halaman 1dari 13

RS.

MEDICARE SOREK

000

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Program
Manajemen Risiko Rumah Sakit Medicare Sorek telah berhasil disusun. Program ini merupakan acuan
pengelolaan sistem pelayanan yang bertujuan untuk mencegah risiko bagi pasien, pengunjung, dan staf .
Semoga program ini dapat bermanfaat sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
di Rumah Sakit Medicare Sorek
Ucapan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan program
ini. Kritik dan saran demi perbaikan sangat diharapkan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................4

I.2.Tujuan..........................................................................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................................................................6

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN...........................................................................................6

BAB III.......................................................................................................................................................7

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN..........................................................................................................7

BAB IV SASARAN......................................................................................................................................10

BAB V JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................................................11

BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN............................................................12

6.1.Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan....................................................................................................................12

6.2.Pelaporan..................................................................................................................................................12

BAB VII PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN............................................................13

iii
BAB I PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang


Manajemen risiko merupakan bagian penting dalam semua pekerjaan. Semakin besar risiko suatu
pekerjaan makin besar pula perhatian yang diberikan kepada aspek manajemen risiko ini. Rumah sakit
sebagai sebuah institusi dengan aktifitas yang penuh dengan berbagai risiko keselamatan, juga sudah
selayaknya menerapkan hal ini.
Pemahaman manajemen risiko sangat bergantung dari sudut pandang mana seseorang melihatnya.
Dalam bidang kesehatan dan keselamatan lebih diartikan sebagai pengendalian risiko terhadap salah satu
pihak (pasien atau masyarakat) oleh pihak yang lain (pemberi layanan). Sementara di dalam suatu
komunitas pemberi layanan kesehatan itu sendiri, yaitu pengelola rumah sakit dan para tenaga
kesehatannya , harus diartikan sebagai suatu upaya kerjasama berbagai pihak untuk mengendalikan risiko
bersama.
The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO) memberikan
pengertian manajemen risiko sebagai aktivitas klinik dan administrative yang dilakukan oleh rumah sakit
untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian pada
pasien, personil, pengunjung dan rumah sakit itu sendiri. Kegiatan tersebut meliputi identifikasi risiko
hukum (legal risk), memprioritaskan risiko yang teridentifikasi, menentukan respon rumah sakit terhadap
risiko, mengelola suatu kasus risiko dengan tujuan meminimalkan kerugian (risk control), membangun
upaya pencegahan risiko yang efektif, dan mengelola pembiayaan risiko yang adekuat (risk financing).
Manajemen risiko yang komprehensif meliputi seluruh aktivitas rumah sakit, baik operasional
maupun yang bersifat klinis, oleh karena risiko dapat muncul dari kedua bidang tersebut. Bahkan akhir-
akhir ini meliputi pula risiko yang berkaitan dengan managed care dan risiko kapitasi, merger dan akuisi,
risiko kompensasi ketenagakerjaan, corporate compliance dan etik organisasi.
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang adalah satu institusi dibawah Yayasan Islam Siti
Khadijah Palembang yang memberikan pelayanan langsung khususnya pelayanan kesehatan. Dalam
upaya memberikan pelayanannya, rumah sakit dituntut memberikan pelayanan sebaik-baiknya sebagai
public service. Hal tersebut didasarkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik,
lebih ramah dan lebih bermutu seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan social ekonomi
masyarakat. Meningkatnya tuntutan dapat dilihat dengan munculnya kritik-kritik baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pelayanan yang diberikan.
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang menyadari bahwa dalam memberikan pelayanan baik
medis maupun non medis mempunyai risiko. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi
4
atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko klinis adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain
yang dialami pasien selama di rumah sakit. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi
organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan
komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi
pencapaian organisasi. Risiko financial adalah risiko yang dapat menganggu kontrol finansial yang efektif,
salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik.
Manajemen Risiko dalam pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk mereduksi kejadian tidak
diharapkan (KTD) yang dalam pelayanan kesehatan apabila hal ini terjadi akan merupakan beban
tersendiri, terlepas dari KTD tersebut karena risiko yang melekat ataupun memang setelah dianalisis
karena adanya error atau negligence dalam pelayanan. Apabila KTD sudah terjadi, beban pelayanan tidak
hanya pada sisi financial semata, namun beban psikologis dan social kadang-kadang terasa lebih berat.
Untuk mencegah KTD dan menempatkan risiko KTD secara proporsional beberapa pendekatan
dapat dilakukan pada sumber penyebab itu sendiri, baik pada faktor manusianya (pasien dan tenaga
kesehatannya), maupun dari sisi organisasinya. Sehingga manajemen risiko melalui konsep pengelolaan
pada system pelayanan kesehatan merupakan metode yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini.

I.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya cedera dan kerugian di rumah sakit.
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan
b. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya antisipasi risiko,
apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya.
c. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang.
d. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD)
e. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya.

5
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

2.1. Kegiatan Adapun kegiatan pokok Program Manajemen Risiko sebagai berikut :
1. Proses manajemen risiko
a. Komunikasi dan konsultasi
b. Menetapkan konteks
c. Identifikasi risiko sesuai ketegori risiko
Identifikasi risiko sesuai ketegori risiko yang meliputi: a). Risiko operasional: Klinis dan Non klinis
b). Risiko keuangan, risiko kepatuhan (terhadap hukum dan peraturan yang berlaku);
c). Risiko Reputasi (citra rumah sakit yang dirasakan oleh masyrakat)
d). Risiko Strategis (terkait dengan rencana strategis termasuk tujuan strategis rumah sakit);
e). Risiko kepatuhan terhadap hukum dan regulasi.
d. Analisis risiko
e. Evaluasi risiko
f. Penanganan risiko
g. Pemantauan risiko
2. Integrasi manajemen risiko
3. Pelaporan kegiatan Program Manajemen Risiko
4. Pengelolaan klaim tuntutan yang dapat menyebabkan tuntukan (ada di RS).
2.2. Rincian Kegiatan Semua Kegiatan Program Manajemen Risiko di Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang dilakukan dengan cara rapat berkala, rapat incidental, dan seminar/sosialisasi.

6
BAB III
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Program Manajemen risiko rumah sakit harus disusun setiap tahun berdasarkan Daftar Risiko yang
diprioritaskan dalam profil risiko. Adapun cara melaksanakannya adalah:
1. Proses manajemen risiko
a. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dilakukan melalui rapat internal setiap tahun antara Sub Manajemen Risiko
Rumah sakit dengan Unit/Instalasi bertujuan untuk tukar menukar informasi dan pendapat yang mencakup
multi pesan mengenai risiko dan pengelolaannya.
b. Menetapkan konteks
Dalam menetapkan konteks dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Melakukan analisis secara umum tentang situasi internal dan eksternal terkait dengan perkiraan
skenario kejadian pernyataan risiko.
2) Memanfaatkan informasi dari berbagai sumber untuk melakukan analisis situasi internal dan
eksternal.
3) Memahami tujuan satuan kerja melalui Rencana Strategis dan Rencana Kinerja/ Penetapan Kinerja
yang telah disusun.
4) Memahami jumlah dan jenis risiko yang siap ditangani atau diterima dan kesiapan rumah sakit
untuk menanggung risiko setelah perlakukan risiko dalam upaya mencapai sasaran.
c. Identifikasi risiko sesuai ketegori risiko
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghasilkan daftar lengkap risiko berdasarkan peristiwa
yang mungkin mendukung, meningkatkan, mencegah, menurunkan, mempercepat atau menunda
pencapaian tujuan.
Untuk melaksanakan identifikasi risiko di lingkungan kerja masing-masing, dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1) memahami dan mengidentifikasi kegiatan utama unit kerja.
2) mengidentifikasi tujuan dari masing-masing kegiatan tersebut.
3) mengumpulkan data dan informasi tentang risiko yang mungkin terjadi atas kegiatan tersebut, baik
risiko yang pernah terjadi maupun yang belum pernah terjadi.
4) mencari penyebab dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi untuk mendapatkan penyebab
utamanya.
5) mengidentifikasi apakah penyebab tersebut sifatnya dapat dikendalikan (controllable) atau tidak
dapat dikendalikan (uncontrollable) bagi unit kerja.
6) mengidentifikasi dampak jika risiko tersebut terjadi.

7
7) mengisi hasil butir (1) - (6) dalam formulir identifikasi risiko dan memperbaharui setiap saat
terjadi pernyataan risiko. ldentifikasi pernyataan risiko dapat dilakukan dengan mendasarkan pada hasil
penilaian risiko sebelumnya dengan penyelarasan terhadap perkembangan situasi lingkungan internal dan
eksternal yang terjadi.
d. Analisis risiko
Untuk melaksanakan analisis risiko di lingkungan kerja masing-masing, dengan urutan langkah sebagai
berikut:
1) Dapatkan data hasil identifikasi risiko.
2) Lakukan evaluasi atas kecukupan disain dan penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang
sudah ada.
3) Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko.
4) Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi.
5) Hitung tingkat/level risiko, yaitu perkalian probabilitas dengan dampak.
6) Buat peringkat risiko untuk menentukan apakah risiko tersebut termasuk risiko sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.
7) lsikan hasil langkah (1) s.d. (6) ke dalam formulir analisis risiko
8) Dari risiko-risiko tersebut di atas, selanjutnya dibuat peta risiko.
e. Evaluasi risiko
- Membandingkan antara hasil analisa risiko dengan kriteria risiko
untuk menentukan apakah risiko dapat diterima atau ditoleransi.
- Membuat keputusan, berdasarkan hasil analisis risiko, berkaitan dengan risiko yang memerlukan
prioritas penanganannya.
f. Penanganan risiko
Langkah-langkah dalam merancang kegiatan pengendalian adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penilaian risiko, identifikasi apakah kegiatan pengendalian yang ada telah
efektif untuk meminimalisasi risiko.
b. Kegiatan pengendalian yang telah ada tersebut perlu dinilai efektivitasnya dalam rangka
mengurangi probablitas terjadinya risiko (abatisasi) maupun mengurangi dampak risiko (mitigasi).
c. Selain itu, juga perlu diperhatikan ada/tidaknya pengendalian alternatif (compensating control)
yang dapat mengurangi terjadinya risiko.
d. Terhadap risiko yang belum ada kegiatan pengendaliannya maupun yang telah ada, namun dinilai
kurang atau tidak efektif, perlu dirancang kegiatan pengendalian yang baru/merevisi kegiatan
pengendalian yang sudah ada.
e. Menerapkan kegiatan pengendalian yang telah dirancang dalam mengelola risiko.
ldentifikasi kecukupan dan efektivitas pengendalian yang sudah ada dan rencana kegiatan pengendalian
8
yang baru/revisi didokumentasikan dalam formulir Analisis Kecukupan dan Rencana Kegiatan
Pengendalian.
g. Pemantauan risiko
Pemantauan risiko dilakukan oleh Sub Manajemen Risiko setiap bulan .
2. Integrasi Manajemen Risiko
Integrasi Manajemen Risiko dilakukan melalui rapat dengan seluruh Unit/Instalasi 6 bulan.
3. Pelaporan kegiatan Program Manajemen Risiko
Pelaporan hasil pemantauan dilakukan setiap 6 bulan kepada Direktur dan Refresentatif pemilik /Dewan
Pengawas.
4. Pengelolaan klaim tuntutan yang dapat menyebabkan tuntutan
Dalam pengelolaan risiko ada beberapa pilihan yang dapat diambil, diantaranya melalui proses
pencegahan dan pengurangan risiko. Keberhasilan pengelolaan risiko tidak hanya sampai pada kegiatan
pengurangan risiko, meski kegiatan pengurangan risiko telah dilakukan, tetap sosialisasi, monitoring serta
audit perlu dilaksanakan agar tidak terjadi peningkatan risiko ataupun pengulangan kejadian. Jika terjadi
suatu kejadian sentinel, kejadian tersebut harus dituntaskan dan tidak boleh terjadi kembali. Kunci
keberhasilan dari seluruh upaya pengurangan risiko di rumah sakit adalah kepemimpinan.

9
BAB IV
SASARAN

Sasaran Program Manajemen Risiko adalah:


a. Terlaksananya identifikasi risiko sesuai ketegori risiko melalui risk register unit( 100%)
b. Terkumpulnya data indikator keberhasilan manajemen risiko melalui pemantauan tiap bulan
(100%)
c. Terlaksananya rencana penanganan risiko (100%)
d. Terlaksananya pemantauan manajemen risiko di rumah sakit dengan adanya pelaporan manajemen
risiko tiap 6 bulan (100%).

10
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahun 2022
NO Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1 Proses Manajemen Risiko


 Komunikasi dan
konsultasi
 Menetapkan konteks
 Identifikasi risiko
sesuai kategori risiko
 Analisa risiko
 Evaluasi risiko

 Penanganan risiko

 Pemantauan Risiko
Integrasi Manajemen
2
Risiko
Pelaporan kegiatan
3 Program Manajemen
Risiko
Pengelolaan klaim
tuntutan yang dapat
4
menyebabkan tuntutan
(Ada di RS)

11
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

6.1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Jadwal pelaksanaan kegiatan akan dievaluasi Evaluasi pelaksanaan kegiatan Program Manajemen
Risiko dilakukan oleh Sub Manajemen Risiko setiap 6 bulan dengan berkoordinasi bersama Pimpinan
Unit/Instalasi.

6.2. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Sub Manajemen Risiko setiap 6 bulan dengan
berkoordinasi bersama Pimpinan Unit/Instalasi. Laporan evaluasi kemudian disampaikan kepada Ketua
Komite Mutu untuk dilaporkan kepada Direktur Utama.

12
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

7.1. PENCATATAN
Pencatatan dan dokumentasi kegiatan dilaksanakan oleh unit manajemen risiko dilakukan
oleh unit/instalasi pada tabel – tabel berikut:
- Identifikasi risiko
- Analisis risiko
- Tabel analisis kecukupan pengendalian yang ada dan rencana kegiatan
pengendalian
- Tabel Laporan Pemantauan
7.2. PELAPORAN
Laporan kegiatan Manajemen Risiko dibuat setiap 6 bulan kepada Direktur dan
Refresentatif pemilik /Dewan Pengawas. Hasil laporan Program Manajemen Risiko di
informasikan kepada Unit/Instalasi dalam rawat triwulan.
7.3. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi kegiatan Program manajemen Risiko dilakukan oleh Sub Manajemen Risiko
disampaikan kepada Ketua Komite Mutu untuk dilaporkan kepada Direktur dan
Refresentatif pemilik /Dewan Pengawas setiap tahun.

13

Anda mungkin juga menyukai