2. Persyaratan Teknis
Peralatan Sistem Panggil Perawat (SPP)
a. Panel Kontrol SPP
Panel kontrol SPP harus :
1) jenis audio dan visual.
2) penempatannya diatas meja
b. Peralatan Komunikasi pada Kabinet Bedside (;Beside Communication Equipment)
1. Setiap bedside harus menyediakan :
a) microphone/speaker.
b) lampu pos pemanggil.
c) tombol reser
d) kotak kontrol untuk cordset.
2. Setiap microphone/speaker harus mati jika handset disambungkan ke bedside.
3. Panggilan dari bedside harus menghasilkan sinyal panggilan visual rutin pada lampu dome di
koridor.
c. Pos darurat
1. Pos darurat dengan kabel tarik harus disediakan dalam setiap kloset dan setiap pancuran (shower)
kamar mandi. Pos darurat ini harus dipasang kurang lebih 50 cm (18 inci) dari kepala pancurannya
(shower head) dan/atau 180 cm (72 inci) di atas lantai jadi. Setiap pos darurat yang di area
pancuran atau toilet harus kedap air.
d. Armatur Lampu Dome di Koridor
1. Tutup lampu harus tembus cahaya, tidak berubah warna atau berubah bentuk karena panas,
atau rusak karena penggunaan zat pembersih.
2. Lampu dome harus berisi lampu yang cukup membedakan :
Panggilan rutin dari bedside.
Panggilan darurat dari pos perawat kamar mandi atau toilet.
Sinyal visual untuk panggilan rutin dan panggilan darurat harus dibedakan.
(h) C. Perlengkapan Instalasi.
1. Kabel
Kabel harus termasuk semua penyambung, tali pengikat, penggantung, klem dan sebaginya yang
dibutuhkan untuk melengkapi kerapihan instalasi.
2. Konduit
Perlengkapan harus termasuk konduit, duct (saluran) kabel, rak kabel, kotak penyambung, roset, plat
penutup dan perangkat keras lain yang diperlukan untuk melengkapi kerapihan dan keamanan, dan
memenuhi SNI 04-0225-2000, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
3. Label
Setiap komponen dari sub sistem harus diberi label.
3.
SISTEM PENANGKAL PETIR.
Suatu instalasi proteksi petir dapat melindungi semua bagian dari bangunan rumah sakit, termasuk manusia yang
ada di dalamnya, dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap bahaya sambaran petir.
4.
SISTEM PENGHAWAAN (VENTILASI) DAN PENGKONDISIAN UDARA (HVAC)
1. Sistem Penghawaan (Ventilasi)
Umum.
a. Setiap bangunan rumah sakit harus mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/buatan
sesuai dengan fungsinya.
b. Bangunan rumah sakit harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau
bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
2. Persyaratan Teknis
a. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi mekanis seperti pada
bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan pencemaran.
b. Persyaratan teknis sistem ventilasi, kebutuhan ventilasi, mengikuti Persyaratan Teknis berikut:
(
5.
PENCAHAYAAN
1. Umum
a. Setiap rumah sakit untuk memenuhi persyaratan sistem pencahayaan harus mempunyai
pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan/ mekanik, termasuk pencahayaan darurat sesuai
dengan fungsinya.
2. Persyaratan Teknis
a. Rumah sakit tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan umum harus
mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
b. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi rumah sakit dan fungsi masing-masing
ruang di dalam rumah sakit.
c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat iluminasi yang dipersyaratkan sesuai
fungsi ruang dalam rumah sakit dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang
digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau pantulan.
6. SARANA EVAKUASI
1. Umum
Setiap bangunan rumah sakit harus menyediakan sarana evakuasi bagi orang yang berkebutuhan khusus
termasuk penyandang cacat yang meliputi :
a. Sistem peringatan bahaya bagi pengguna,
b. Pintu keluar darurat, dan
c. Jalur evakuasi yang dapat menjamin pengguna bangunan rumah sakit untuk melakukan evakuasi dari
dalam bangunan rumah sakit secara aman apabila terjadi bencana atau keadaan darurat.
2. Persyaratan Teknis
a. Untuk persyaratan sarana evakuasi pada bangunan rumah sakit harus dipenuhi standar tata cara
perencanaan sarana evakuasi pada bangunan gedung
b. Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum mempunyai SNI, dapat digunakan standar
baku dan pedoman teknis yang diberlakukan oleh instansi yang berwenang.PEDOMAN
TEKNIS
SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT.