Anda di halaman 1dari 5

STAN DAR PE MA SA NGA N FIRE AL ARM ME NUR UT

PE RME N AKE R & NFPA 72

Standar Pemasangan Fire Alarm Menurut


Permenaker & NFPA 72
0
Fire alarm menjadi sebuah sistem yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh sebuah
perusahaan, terutama yang memiliki gedung/bangunan yang luas. Namun, sistem tersebut juga
harus dipasang sesuai dengan standar pemasangan fire alarm yang benar.
Karena hal tersebut berkaitan dengan kelancaran kinerja dari fire alarm system itu sendiri. Jika
Anda belum mengetahui tentang apa itu fire alarm dan bagaimana standar pemasangan yang
benar, Yuk simak artikel ini sampai selesai.
Apa Itu Fire Alarm?
Fire alarm adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi kebakaran dan memberikan
peringatan dini kepada penghuni suatu bangunan. Di dalam sistem ini terdiri dari beberapa
komponen utama, seperti detektor, alarm bell, horn strobe, control panel, dan jaringan kabel.
Detektor digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda kebakaran seperti asap atau suhu yang
meningkat. Kemudian alarm digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada penghuni
bangunan dengan suara yang keras dan jelas. Atau juga bisa ditambahkan dengan lampu
indikator yang membuat kode bahaya semakin terlihat.
Kemudian pada sistem ini terdapat otak yang mengendalikan dan mengontrol semuanya, yaitu
control panel. Terdapat juga jaringan kabel yang digunakan untuk menghubungkan komponen-
komponen sistem.
Fire alarm ini sangat penting untuk keselamatan penghuni bangunan dan dapat mengurangi
kerugian yang disebabkan oleh kebakaran.
Standar Pemasangan Fire Alarm System di
Indonesia
Di Indonesia, undang-undang pemasangan fire alarm telah diatur dalam UU Nomor 4 Tahun
1982 tentang Pengamanan Kebakaran dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor: PER.02/MEN/1983, tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.

Kedua undang-undang tersebut menetapkan bahwa pemasangan fire alarm harus memenuhi
persyaratan teknis yang ditentukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Energi Sumber
Daya Mineral (BATAN). Selain itu juga harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dan
berlisensi.
Ada juga nih acuan standar pemasangan fire alarm di Indonesia, yaitu mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No. 03-3986-2000 tentang instalasi fire alarm kebakaran otomatis.
Akan tetapi, sampai saat ini skematik proses instalasi fire alarm lebih mengacu pada standar
dari National Fire Protection Association (NFPA 72).
NFPA menjadi acuan utama, karena sudah lebih terjamin keakuratannya. Nah, di dalam NFPA
72 ini terdapat ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan terbaru menggunakan sistem yang
mampu mendeteksi bahaya kebakaran.
Itulah beberapa standar pemasangan fire alarm system yang bisa Anda jadikan sebagai acuan
dalam melakukan instalasi sistem.
Namun, Anda juga harus tetap mempertimbangkan untuk mematuhi juga peraturan perundang-
undangan lainnya yang berlaku di Indonesia. Termasuk peraturan dari pemerintah daerah
setempat maupun peraturan dari perusahaan terkait.
Dibawah ini merupakan beberapa standar umum yang dapat diterapkan:
1. Sistem fire alarm harus dirancang dan diinstal oleh tenaga profesional yang
memiliki lisensi dan kualifikasi yang sesuai.
2. Sistem harus sesuai dengan standar industri yang berlaku, seperti NFPA 72 di
Amerika Serikat.
3. Sistem harus dilakukan pengujian dan pemeliharaan rutin untuk memastikan
kinerjanya selalu dalam kondisi baik.
4. Sistem harus dapat memberikan peringatan dini dan alarm yang jelas dan cukup
keras untuk dapat didengar oleh semua orang di area yang ditutupi oleh sistem
tersebut.
5. Sistem harus dapat dioperasikan dengan mudah oleh petugas keamanan atau
pegawai bangunan.
6. Sistem harus dapat terhubung dengan sistem lain seperti sprinkler, sistem
pemadaman, dan sistem pemadaman darurat.
Lalu, Fire Alarm Diletakkan Dimana?
Dalam standar pemasangan fire alarm yang berlaku, detektor harus diletakkan di lokasi yang
strategis. Hal tersebut bertujuan untuk mendeteksi kebakaran pada waktu yang tepat dan
memberikan peringatan yang cepat kepada penghuni atau pengunjung suatu bangunan.
Dibawah ini merupakan beberapa tempat yang efektif untuk meletakkan fire alarm:
1. Di dalam ruangan: fire alarm harus diletakkan di dalam setiap ruangan yang
memiliki potensi kebakaran, seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan ruang
kerja.
2. Di luar ruangan: fire alarm harus diletakkan di luar ruangan di area yang
memiliki potensi kebakaran, seperti di area parkir, di lantai dasar bangunan, dan
di area eksternal.
3. Di area kritis: fire alarm harus diletakkan di area yang memiliki potensi
kebakaran yang tinggi, seperti di dalam lift, di area server, di area mesin, dan di
area penyimpanan bahan kimia.
4. Di area umum: fire alarm harus diletakkan di area umum seperti di koridor, di
ruang tunggu, di lobby, dan di area terbuka yang digunakan banyak orang.
Untuk rincian lebih detail, Anda bisa menyimak lebih lanjut pada regulasi dan standar
pemasangan fire alarm yang berlaku di Indonesia. Tujuannya adalah agar Anda bisa
mendapatkan keamanan maksimal dari fire alarm system yang terpasang.

Cara Pemasangan Fire Alarm Dan Standar


Instalasi APAR
Fire alarm system atau merupakan serangkaian sistem alarm untuk mendeteksi api secara otomatis
berdasarkan perbedaan kondisi di lingkungan sekitar. Alarm ini ditujukan untuk mengantisipasi
terjadinya kebakaran. Keberadaan alarm kebakaran ini menjadi tanda peringatan untuk segera
melakukan evakuasi bangunan.
Instalasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Keamanan gedung menjadi hal yang penting. Salah satunya adalah menyediakan peralatan yang
lengkap untuk mengatasi apabila terjadi kebakaran di dalam gedung. Perlu dilakukan instalasi
sistem alarm pemadam kebakaran untuk gedung-gedung besar dengan struktur yang rumit.
Menyediakan APAR atau alat pemadam api ringan dapat menjadi salah satu pelengkap untuk
mengamankan gedung.
Selain harus memperhatikan standar dari cara pemasangan fire alarm, perlu juga memperhatikan
cara pemasangan alat pemadam api ringan yang terdapat dalam Peraturan Menteri
PER.04/MEN/1980. Dalam peraturan tersebut terdapat syarat-syarat pemasangan, pemeliharaan
untuk APAR atau alat pemadam api ringan, yaitu:
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ditempatkan menggantung pada dinding dengan
ketinggian 1.2 m dari lantai;
 APAR yang diletakkan dalam safety box harus dilengkapi dengan safety glass yang
mempunyai ketebalan maksimum 2 mm dan berukuran selebar APAR. Safety box tersebut tidak
boleh dikunci atau digembok;
 APAR tidak boleh dipasang dalam ruangan yang bersuhu lebih dari 49° Celcius atau
dibawah 44° Celcius.
 Alat Pemadam Api Ringan yang diletakkan di alam terbuka harus dilengkapi dengan tutup
pengaman.
Instalasi Conventional Fire Alarm System
Fire alarm system mempunyai dua jenis, yaitu fire alarm addressable dan fire alarm konvensional.
Saat akan melakukan instalasi sistem alarm kebakaran harus diperhatikan tujuan dan aset yang
dimiliki untuk menentukan tipe yang sesuai.
Sistem alarm kebakaran konvensional atau conventional fire alarm system merupakan sistem alarm
keamanan yang dirancang untuk gedung dengan skala kecil. Gedung yang terdiri dari ruang yang
tidak kompleks. Contoh dari gedung dalam skala ini adalah bangunan sekolah, bangunan kantor,
minimarket dan gedung sejenisnya.
Sistem alarm kebakaran konvensional mempunyai rangkaian instalasi yang lebih sederhana jika
dibandingkan dengan sistem fire alarm full addressable. Sistem fire alarm konvensional tidak dapat
mengirimkan informasi address secara terperinci. Sistem fire alarm konvensional hanya dapat
memberikan informasi tempat terjadinya bahaya melalui zona atau loop tanpa mengetahui detektor
bagian mana yang terpicu untuk aktif.
Sistem fire alarm konvensional mempunyai detektor yang terhubung dengan kontrol panel
menggunakan kabel. Detektor tersebut akan mendeteksi kepekatan asap maupun suhu panas yang
secara tiba-tiba naik secara signifikan. Detektor akan mengirimkan sinyal bahaya ke bagian control
panel, yang selanjutnya control panel akan membunyikan alarm peringatan.
Cara kerja sistem fire alarm konvensional berbeda dengan tipe fire alarm full addressable. Dalam
sistem fire alarm full addressable akan mengirimkan informasi ke kontrol panel dan bagian zona
mana yang sedang terjadi kebakaran. Pembagian zona ini disesuaikan dengan pengaturan gedung,
sebagai contoh; zona 1 untuk hall, zona 2 untuk gudang, dan sebagainya. Sehingga dapat diketahui
secara spesifik detector mana yang terpicu karena adanya kebakaran.
Cara pemasangan fire alarm
Instalasi sistem alarm kebakaran ini menggunakan kabel-kabel untuk menghubungkan detector
dengan komponen yang ada di dalam control panel. Dalam instalasi sistem alarm konvensional
membutuhkan beberapa j3nis kabel, antara lain:
 Kabel listrik tipe NYM, tipe NYMH, atau kabel tipe fire proof. Fungsi Kabel-kabel tersebut
untuk menghubungkan bagian panel dengan sumber listrik berdaya 220 volt.
 Kabel tipe 2 wire untuk terminal detector dengan control panel yang berlabel L (+) dan Lc (-).
 End of Line diterapkan untuk menghubungkan detector dengan titik akhir. Rangkaian
detector ini dilakukan secara paralel. Detector dihubungkan dengan komponen kapasitor dan End of
line resistor.
Cara pemasangan fire alarm ini tidak hanya dengan asal menyambung kabel, namun memerlukan
pedoman dan standar yang perlu diikuti. Dalam melakukan instalasi fire alrm perlu menggunakan
standar yang berlaku, yaitu NFPA dan SNI.
Selain kualitas komponen, Anda juga perlu memperhatikan cara pemasangan fire alarm.
Komponen Sistem Alarm Kebakaran (Fire Alarm System)
Sistem alarm kebakaran mempunyai berbagai komponen utama. Penggunaan komponen terbaik
akan menjadikan sistem alarm kebakaran bekerja dengan optimal. Anda dapat memperoleh
komponen terbaik dari Total Fire Indonesia.
Perhatikan beberapa komponen utama dari sistem alarm kebakaran berikut ini.
 Manual Call Point
Manual Call Point atau disebut juga dengan Emergency Break Glass merupakan komponen yang
berwujud kaca. Komponen inilah yang harus dipecahkan ketika terjadi kebakaran di sebuah
Gedung. Saat komponen tersebut dipecahkan bagian tengahnya, maka sirine dari sistem alarm
kebakaran akan aktif.
 Main Control Fire Alarm
Main Control Fire Alarm (MCFA) berperan sebagai pengendali fire alarm system yang
menerima input signal atau sinyal masukan dari detektor kebakaran. Saat terjadi kebakaran atau
aktifnya sprinkler, automatic fire extinguisher, hydrant, maka detektor akan mendeteksi untuk
selanjutnya mengirimkan sinyal ke bagian kontrol panel MCFA yang akan menjadi input data atau
data masukan.
 Fire Bell
Komponen ini menghasilkan suara untuk memperingatkan orang-orang yang ada di dalam gedung
untuk segera meninggalkan gedung dan melakukan evakuasi. Pengelola gedung harus
menggunakan kualitas terbaik dari komponen fire bell ini supaya respon suara yang diberikan dapat
maksimal. Selain itu, juga perlu memperhatikan cara pemasangan fire alarm.
 Remote Indicating Lamp
Komponen yang berupa remote indicating lamp ini diletakkan di luar ruangan tertutup yang
bertujuan untuk memberitahu orang-orang apabila terjadi kebakaran di ruang tertutup tersebut.

Anda mungkin juga menyukai