Anda di halaman 1dari 23

Kontrol Alarm Kebakaran dengan Sistem Komputer

Tujuan Utama :
Mendapatkan alat pemadam, dan sistem pengaman
kebakaran terbaik untuk mengidentifikasi api kebakaran
dengan cepat dan tepat sehingga dapat mengatasi api
kebakaran dengan cepat.
Penggunaan Komputer sebagai sistem alarm
Dengan menggunakan komputer sebagai master control api
kebakaran dan sistem fire alarm kita langsung dapat
mengetahui lokasi titik api kebakaran berada tanpa harus
berlari-lari mencari zone yang ada ( seperti jika
menggunakan type sebelumnya ). Sistem alarm ini banyak
diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan monitoring alarm
pada unit-unit mesin ataupun sistem berikut :

Air - Conditioning

Fire Alarm Control Panel

Automated Power Management

Air - Chiller HVAC

Water Coller

Chemical Tank

Colling Water Pump

Pumping Control

Remote Power Control

Perlu sekali untuk mengetahui prinsip kerja beberapa


smoke / heat detector karena sumber api kebakaran
dan bagaimana api kebakaran timbul mempunyai
beberapa karakteristik. Penentuan jenis smoke / heat
detector yang dipakai yang paling tepat adalah saat
bangunan tersebut dibangun dan diketahui
peruntukannya. Misalnya pemakaian smoke / heat
detector akan sangat berbeda antara bangunan yang
dipakai untuk gudang, gedung perkantoran ataupun
sebagai hotel

Pengertian Alat Pemadam dan Fire Alarm :


Sistem pengindera api kebakaran atau yang umum dikenal dengan fire alarm system
adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi
adanya gejala api kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem
evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan menggunakan alat
pemadam api kebakaran atau dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting
system).
Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm
(MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan
(input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, untuk kemudian
memberikan sinyal keluaran (output signal) melalui komponen keluaran sesuai dengan
setting yang telah diterap kan.
3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
1. Non addressable system :
Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal
api kebakaran, asap kebakaran, atau kebocoran gas langsung dari semua detektor
(biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan
transponder, transmitter, atau adaptor module untuk merespon force alarm, tanda
kebakaran tersebut. Sistem pemadam api ini umumnya digunakan pada bangunan/area
supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu
pada suatu bangunan yang diamankan.
2. Semi addressable system :
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor berdasarkan area
pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input maupun
output) oleh zone controller yang mempunyai alamat/address yg spesifik. Pada saat
detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan
meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yg mengumpankannya. Dalam
konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari :

satu lantai dalam sebuah bangunan / gedung

beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah bangunan / gedung

beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tai di sebuah bangunan / gedung

Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga
dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
3. Full addressable system :
Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua detector
dan module transponder mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses identifikasi
sinyal api kebakaran, atau asap kebakaran atau kebocoran gas dapat diketahui secera
addressable dengan alamat ID tertentu. Proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan
langsung pada titik yang diperkirakan mengalami gejaka kebakara atau kebocoran gas. .

Ada beberapa tipe detector yaitu smoke ( yang


terdiri dari ionization smoke detector dan
photoelectric detector ), heat detector dan gas
detector. Apabila suatu detector merupakan
Sistem ini mempunyai kemampuan mengontrol lebih dibanding hanya sebagai sistem
kombinasi dari semua sensor diatas maka disebut control fire alarm, sebagai contoh bisa dipakai untuk HVAC Chiller, keamanan, pintu
multi criteria detector ( Notifier menyediakan )
elektronis untuk semua tipe alarm atau kondisi gangguan yang sedang terjadi.
Sensor gas, api dan asap kebakaran

Panel kontrol alarm kebakaran type addressable menerima satu atau lebih signal, tergantung dari
jenis protocol yang dipergunakan, dan dapat dipergunakan untuk mengontrol dan memonitor lebih
dari seratus peralatan. Beberapa protocol dapat menerima setiap tipe detektor dan module input
output, sementara protocol jenis lain mempunyai hanya 50% kapasitas channel dari berbagai
detektor dan sensor, dan 50% dari module input dan output.

4. Full addressable system dengan Sistem Komputer dan Teknologi Smartphone


Penggunaan teknologi informasi dan jaringan komputer serta internet merupakan teknologi yang
sudah berkembang beberapa tahun lalu dalam bidang automation. Melalui komunikasi berbasis
TCP/IP sistem fire alarm cenderung lebih cepat dalam menginformasikan kejadian serta memperbaiki
kelemahan sistem management fire alarm dan sistem hydrantsebelumnya.

Sensor ( Chamber ) pada detector ion terdiri


dari dua buah Plat yang bermuatan listrik dan
bahan radioactive diantara plat positive dan
negative. Tumbukan antar molekul,
menyebabkan terjadinya ion positif dan
negative. Ion tersebut akan tertarik kearah
kedua plat dan menyebabkan arus dengan
suatu nilai tertentu. Apabila chamber terkena
asap maka partikel ion akan berubah sesuai
asap yang masuk, masuknya asap sampai
suatu nilai tertentu akan detector bekerja.

Beberapa teknologi smartphone ( iPhone ) mendukung sistem informasi secara cepat dan mampu
dikombinasikan dengan sistem jaringan komputer sehingga menciptakan perbaikan performance
sistem fire alarm dan sistem hydrant yang cenderung mengalami kegagalam karena lemahnya sistem
monitoring. Model sistem monitoring fire alarm dan hydrant dapat dibuat secara terinterkoneksi
melalui internet.

Setting Awal Pengalamatan ( Adressing )


Setiap peralatan sensor atau detektor mempunyai alamat tersendiri dalam kontrol panel alarm
kebakaran, sehingga setiap status yang terjadi dari setiap peralatan sensor dan detektor dapat
diketahui. Untuk proses setting initialisasi peralatan input adalah terbagi untuk beberapa peralatan

Smoke detectors

Heat Detectors (Rate of Rise and Fixed Temperature)

Manual call points or manual pull stations

Notification appliances (Simplex systems with TrueAlert signals only)

Transponders

Fire sprinkler system inputs

Switches

Photoelectric Sensor

Photoelectric sensor secara terus menerus


memancarkan cahaya ke sebuah diode
penerima, apabila kekuatan cahaya
berkurang sampai nilai tertentu karena
terhalang oleh banyaknya asap yang masuk
kedalam detector akan terjadi alarm. Selain
cara tersebut ada photo smoke yang
memakai system pemantulan, apabila ada
asap yang masuk maka asap tersebut akan
memantulkan cahaya ke penerima.Apabila
cahaya yang diterima mencapai nilai tertentu
maka akan terjadi Alarm. Photo electric
sangat cepat bekerja pada partikel smoke
antara 0,3 sampai dengan 10 micron. Photo
smoke detector sangat peka pada smoke
yang berwarna putih. Pada asap yang
berwarna hitam photosmoke mudah terjadi
alarm palsu (false alarm).

Flow control

Pressure

Isolate

Standard switches

Perangkat output diperlengkapi dengan relai dan beberapa perangkat lain

Relai (Warning System/Bell)

Relai Door Holder

Auxiliary (Control Function) Relai

Relay dipergunakan untuk mengontrol berbagai variasi fungsi

Switch on off fan

Buka Tutup Pintu

Mengaktifkan sistem pemadam api

Mengaktifkan perangkat aplikasi gedung

Mematikan peralatan industri

Menghentikan elevators ke lantai emergensi

Meangaktifkan panel alarm

Heat Detector

Heat detector ada dua macam yaitu ROR dan


Fixed Detektor. ROR akan bekerja
berdasarkan kenaikan suhu yang terjadi ,
sedang fixed detector mempunyai satu nilai
tertentu untuk alarm ( misalnya 57 deg
Celcius ). Untuk ruangan yang sudah cukup

Perancangan Fire Alarm dengan Sistem Komputerisasi


Penggunaan komputer dan modul kontroller sebagai alternatif lain kontrol
monitoring kebakaran ( fire alarm system ) adalah karena dengan
penggunaan komputer maka seluruh aktivitas detektor akan termonitor
secara langsung dalam bentuk gambar, sinyal, alarm, record database, serta

panas ROR tidak cocok digunakan karena


mudah terjadi false alarm.

event secara harian, jam atau detik dan secara real time termonitor dan
tercatat dalam database sistem komputer sehingga akan memudahkan
pelacakan / tracing kesalahan atau gangguan.

Beberapa tempat yang sangat cocok dipasang


smoke / heat detector adalah :

Tempat yang mempunyai nilai tinggi dan


penting untuk dijaga kelangsungan kerjanya,
misalnya : ruang telekomunikasi, power
generator

Tempat yang sangat sulit untuk mendeteksi adanya


asap, misalnya : ruang server, ruang Panel
Distribusi listrik ataupun gudang yang tinggi

Tempat yang sangat sulit untuk melakukan


maintenance, misalnya : dalam ducts, ceiling,
rest floor maupun gudang yang tinggi ataupun
ruang produksi yang dibawahnya terdapat
mesin
Tempat yang sangat sulit untuk mendeteksi
asap, misalnya : Power Station, ruang yang
sangat berdebu, ruang yang berasap maupun
ruang yang terbuka.
Ruang yang memakai Fire Suppression, misalnya
ruang server / EDP maupun ruang telekomunikasi

Penggunaan Smartphone sebagai control dan


monitoring system fire alarm
Kekurangan sistem fire alarm sebelumnya sebelum
menggunakan sistem informasi smartphone ( iPhone ) dan
komputerisasi seharusnya menjadi bahan modifikasi dan
inovasi teknologi sistem fire alarm.

Jangkauan pengamatan kejadian alarm yang hanya


dalam satu ruang di dalam area yang terbatas
seperti dalam satu gedung atau bangunan tertentu
saja.

Keterlambatan pemberitahuan kejadian alarm.

Peralatan announciator yang yang berjangkau


terbatas untuk secara cepat dan ke beberapa
petugas di lain bangunan atau ruang tertentu dan
mampu menjangkau beberapa petugas atau
departement.

Tidak tersedianya perangkat komunikasi diluar


control room yang mampu menjangkau secara luas
ke beberapa user .
Tidak tersedianya visualisasi keadaan kejadian
kebakaran lewat komputer dan informasi cepat ke
smartphone (iPhone ).
Monitoring belum secara tepat dan murah
untukmemanfaatkan sistem koneksi internet yang
mampu digunakan beberapa pengguna.

Fire alarm monitoring dengan menggunakan


komputer dan smartphone mempunyai beberapa
keuntungan dibanding dengan announciator.

Kelemahan sistem konvensional dan addressable


Kekurangan sistem konvensional

Tidak mempunyai identitas alamat yang khusus sehingga


menyulitkan pencarian detektor mana yang aktif.

Titik deteksi hanya berdasarkan zona atau loop bukan titik detektor
yang aktif.

Satu Loop atau Zona terdiri atas 5 bahkan 10 detektor sehingga


menyulitkan detektor mana yang mendeteksi.

Kekurangan sistem addressable

agar bisa addressable maka membutuhkan Monitor Module

sistem addressable masih tergolong mahal karena 1 module hanya


bisa dipakai untuk 1 detector. ( kecuali untuk sistem semiaddressable )

Hardware dan Software untuk komputerisasi pemadam kebakaran.


Penggunaan modul analog dan digital telah menjadikan sistem yang lebih sederhana
dan mudah dalam sistem monitoring baik pengkabelan maupun pemrograman telah
menjadi pilihan banyak industri dan komersial untuk mendapatkan fleksibilitas dan
kemampuan sistem kontrol dan monitoring. Hanya dengan menggunakan 1 module
untuk 8 atau 16 channel input dan atau output maka banyak pengguna telah
menghemat biaya.
Dengan module digital sebagai pengganti dari master control fire alarm yang sudah
ada sebelumnya, dan dengan tambahan software WinLog berbasis komputer HMISCADA maka didapatkan sistem dengan kelebihan yang tidak didapat pada sistem
control panel fire alarm sebelumnya. Kelebihan tersebut adalah :

Menggunakan Module dengan Ethernet/IP protocol.

Real Time Ethernet I/O

RS- 485 ( 2 wire ) ke host

IBM Compatible PC ( 200 MHz Pentium )

Windows 98/NT/2000/XP

Hubungi kami untuk presentasi dan demo produk atau


perbaikan kerusakan serta modifikasi dan pekerjaan baru.
Silahkan menghubungi: 0271-710953 atau 087805401860 atau
081218127854

Mempercepat informasi ke beberapa unit


management ( maintenance, teknisi, safety dept,
warehouse, mobil pemadam kebakaran, dsb )
sehingga memperkecil skala kerusakan akibat
terlambatnya informasi.

Simple, Cepat dan murah dalam hal instalasi dan


sistem informasi kejadian kebakaran.

Addressable system dan Transparan serta real time.

Visualisasi gambar dan kejadian yang detail.

Perangkat Sistem Fire Alarm

Addressable Sounder Base

Analog_addressable_IDNet

Harga: By Phone
Harga: By Phone
Photoelectric Smoke Detector
Type : HC - 206 A
Supply Voltage : 24 VDC

Indicating Lamp
Type : HC - 300 L
Supply Voltage : 24 VDC

Addressable Heat Detector

Push Button 1

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Rate Of Rise Heat Detector


Type : HC - 306 A
Supply Voltage : 24 VDC

Manual Push Button


Type : HC - 1 W ( with back cover)
Supply Voltage : 24 VDC

Fixed Heat Detector

Push Button 2

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Fixed Temperature Heat Detector


Type : HC - 407 A
Supply Voltage : 24 VDC

Manual Push Button


Type : HC - 2 W ( without back cover)
Supply Voltage : 24 VDC

Ionization_Smoke _Detector

Alarm Bell

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Ionization Smoke Detector


Type : HC - 202 D
Supply Voltage : 24 VDC

Motor Driven Alarm Bell


Type : HC - 624 B
Supply Voltage : 24 VDC
Sound Level : 95 dB @ 10 feet
Approval : UL, ULC, CE

Self Smoke Detector

Master Control Fire Alarm

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Self Contained Smoke Detector


Type : HC - 208
Supply Voltage : 9 VDC
Brand : HONG CHANG ( Taiwan)
Keterangan :
Self Contained Smoke Detector merupakan Smoke Detector yang....

Fire Alarm Panel Konvensional produk Hong Chang memiliki beberapa varian untuk Zone sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Zone yang tersedia : 1, 2, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, dan....

PEMROGRAMAN PLC
Analog Input 4-20 mA PLC Module
Monitoring dan Kontrol Mesin Industri
Salah satu keunggulan penggunaan PLC dalam pengontrolan proses dibanding dengan
panel kontrol tanpa PLC adalah dalam hal kemampuan menerima dan mengolah data
analog seperti temperatur, tekanan, flow alira, kecepatan, kelembaban udara, level
cairan dan banyak lain lagi seperti kebocoran gas dll. PLC juga mempunyai sistem
komunikasi protocol sehingga bisa dikoneksikan ke jalur LAN atau ke jalur komunikasi

data melalui ethernet dengan banyak kontrol module lain dengan sistem komunikasi
protocol yang berbeda. Sistem konfigurasi PLC juga telah dibuat untuk membantu dan
menjaga kestabilan sistem unit kerja mesin secara terpadu dengan unit kontrol proses pusat
melalui workstation yang terhubung melalui jaringan LAN.

Unit mesin industri merupakan gabungan perangkat mechanical dan


electrical serta integrasi software hardware dalam satu fungsi untuk Beberapa modul transmitter merupakan sensor yang terkoneksi ke analog modul PLC. Contoh
yang banyak dipakai dalam suatu proses data analog adalah :
menjalankan mesin seperti yang dikehendaki. Perangkat mesin
tidak bisa bekerja tanpa kontrol panel dan pemrograman panel
( dalam hal ini Inverter, kontrol tekanan, kontrol temperatur, dsb )
sensor kebocoran gas ( gas detector )
serta unit PLC yang berpengaruh besar pada kerja operasi mesin
bersangkutan.

Keuntungan Penggunaan PLC


Salah satu kegunaan utama pemrograman PLC adalah untuk
membantu dan menjaga kestabilan sistem unit kerja mesin seperti
yang dikehendaki. Berbeda dengan unit kerja mesin pada kontrol
konvensional yang sebagian masih menggunakan prinsip melalui
penggunaan peralatan kontrol mekanis, pegas, potensiometer atau
prinsip instrumentasi dasar yang masih sederhana. Penggunaan
prinsip kontrol dasar ini tidak lagi mampu mengikuti perangkat
teknologi sekarang yang cenderung full automatic dengan banyak
sensor dan instrumentasi di dalamnya.

Fungsi PLC ;

sensor tekanan gas atau cairan

sensor aliran fluida gas, dan bahan kimia

sensor temperatur mesin, udara dan ruangan

sensor kepadatan / density

sensor humidity

sensor kadar pencemaran udara CO2, H2s, Ozone

sensor pH

sensor kekentalan, dan sebagainya

Sistem pemrograman PLC telah banyak dipakai sebagai solusi pengolahan data analog dan
sebagai bagian dari sistem pengendalian proses yang lebih kompleks yang tidak bisa dilakukan
oleh manusia.

Meskipun ada banyak fungsi PLC, namun pada dasarnya PLC


melakukan pekerjaan pembacaan data dan mengolah sinyal analog
Aplikasi Pemrograman PLC pada Proses Osmosis
selain sinyal digital. Untuk melakukan ini, PLC harus memiliki modul
Analog Input. Modul ini biasanya didesain untuk membaca sinyalsinyal standard industri yakni 0 5 V, 10 V, atau 4 20 mA. Sinyal
analog ini biasanya diambil dari output perangkat sensor seperti
sensor tekanan / pressure sensor / pressure transmitter atau sensor
aliran / flowmeter / flow transmitter ataupun berupa sensor gas
dengan output ke PLC sebesar 0-10 Vdc atau 4-20 mA.
Setelah itu PLC akan menampilkan data hasil pengolahan dan
menampilkannya kedalam bentuk data visual yang akan dipakai
sebagai acuan proses pengendalian yang dikehendaki. PLC juga
mengendalikan sistem secara keseluruhan termasuk menerima
data, dan mengatifkan perangkat kontrol yang terhubung melalui
perintah digital output ataupun analog output module.

1. Kontrol Tekanan (Pressure Transmitter ).


PLC terdiri dari beberapa jenis modul diantaranya adalah module
analog. Modul analog akan menerima besar tekanan terukur
sebesar 4-20 mA dari mesin. Tekanan yang terukur akan
dibandingkan dengan tekanan setting pada program untuk
kemudian perbedaan tekanan keduanya akan dipakai sebagai
sinyal High Pressure dan Low Pressure sebagai indikasi alarm atau
untuk perintah program PLC selanjutnya.
Hasil pengukuran tekanan juga bisa dipakai untuk mengendalikan
kerja pompa secara bertahap atau bergantian sesuai dengan
pemrograman dalam PLC yang banyak dipakai dalam prinsip
pengendalian kerja pompa hydrant dan pengendalian multitasking
pada pompa. Sebagai contoh, Indikasi Low Pressure akan
mengaktifkan pompa 1, Indikasi Medium Pressure akan dipakai
untuk mengaktifkan pompa 2, dan indikasi High Pressure akan
dipakai untuk mengaktifkan pompa 3.

Osmosis Automation System merupakan solusi total bagi pemenuhan kebutuhan akan
air bersih dan higienis baik untuk komsumsi air minum maupun penjernihan air. Dengan
modul data akuisisi yang menerima input arus, tegangan ataupun tekanan dan
temperatur maka sistem otomatisasi dalam fungsi-fungsi pengendalian valve, kecepatan
motor tekanan, tekanan filtrasi serta kadar osmosis dapat dimonitor dan dikendalikan
secara langsung dari komputer atau PLC secara terintegrasi. Dengan beberapa teknis
pemrograman komputer maka unit-unit modul control temperatur, tekanan, valve
positioner, dan kadar osmosis serta kecepatan motor dapat dikonfigurasi sesuai dengan
sistem yang diinginkan.
Osmosis System adalah program dan perangkat PLC yang mengatur dan memonitor seluruh
mesin dan perangkat listrik seperti motor pompa, valve positioner, sensor osmosis, level tangki,
serta beberapa perangkat panel kontrol dll. Pengontrolan dilakukan secara otomatis dalam
beberapa kontrol fungsi antara lain :

Under Water Pump

Feed Pump

Ozonizer

Product Water Valve

Drain Valve

2. Kontrol Kecepatan Motor .


Kontrol kecepatan motor bisa dilakukan dengan menggunakan
inverter / variable speed drive secara terpisah tanpa program PLC
ataupun dengan menggunakan program PLC. Kontrol Motor tanpa
program PLC dilakukan dengan membuat panel kontrol dengan
penggabungan beberapa sensor, sedangkan kontrol motor dengan
program PLC dilakukan dengan cara memanfaatkan masukan balik
inverter berupa tegangan 0-10 Vdc atau 4-20 mA sebagai masukan
analog ke program PLC.

O3 Valve

Back Wash Feed Pump

Level Control

Motor Valve

Flow Transmitter

Diffrerential Pressure

Ozone Density

Hubungi kami untuk demo produk : 0276-324189 atau 087805401860


atau 081218127854
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING DAN KONTROL
OSMOSIS
Osmosis kontrol merupakan pengendalian dan proses pemurnian air melalui proses filterisasi dan
ozonisasi secara bertahap sehingga diperoleh karakteristik air yang memenuhi standart kelayakan
untuk dikomsumsi.

Inverter (dalam hal ini, yang dimaksud adalah pengendali motor AC)
bisa dikendalikan dengan menggunakan PLC. Pengendaliannya
bisa menggunakan hubungan serial atau perintah digital dan
analog. Cara mengendalikan inverter bisa dilakukan sederhana
dengan menggunakan PLC melalui I/O digital dan analog PLC.

Tahapan proses dilakukan secara otomatis dalam beberapa kontrol fungsi antara lain :

Aplikasi inverter antara lain diterapkan untuk pekerjaan :

Netralisasi dengan pemberian kapur

Aerasi dengan pemompaan udara

Koagulasi dengan pemberian tawas

kontrol kecepatan conveyor

Flokulasi / Pengendapan

kontrol kecepatan motor blower pada industri otomotif

Penyaringan / Filtrasi

kontrol kecepatan pompa untuk pengaturan volume tangki

Ozonisasi

kontrol kecepatan motor untuk proses blending plant

kontrol kecepatan motor untuk pengaturan tekanan pada


proses filtrasi water treatment

a. Netralisasi. Proses netralisasi merupakan proses pengaturan keasaman air agar menjadi netral
(pH 7-8). Untuk air yang bersifat asam diberi kapur. Fungsi kapur disamping untuk menetralkan
air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.

b. Aerasi. proses dilakukan dengan mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat
besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara
membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Proses aerasi juga
Program PLC akan bekerja sesuai perintah yang diberikan padanya. berfungsi untuk menghilangkan gas beracun yang tak diinginkan. Misalnya gas H2S, CH4, CO2
dan gas-gas racun lainnya.
Kecepatan conveyor bisa dibuat dengan kecepatan motor yang
sebanding dengan jumlah material di conveyor. Dan kecepatan
pompa pengisian tangki bisa dibuat disesuaikan dengan pencapaian c. Koagulasi (Coagulation)
volume dalam tangki. Sedangkan kecepatan motor blending tank
Proses koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti bahan
akan disesuaikan dengan jumlah material atau kekentalan material koagulan ( Hipoklorite / PAC dengan rumus kimia Al2O3), juga proses ini bisa dilakukan dengan
dalam tangki.
menggunakan teknik lamela plate. Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal
diproses dengan menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi
(Salts Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing).
Pada proses ozonisasi, kecepatan booster pump disesuaikan
dengan tekanan pada media filter saat proses filterisasi dilakukan.
Saat kondisi filter sedikit kotoran, maka kecepatan booster pump
d. Flokulasi (Flocculation)
oleh inverter sedikit pelan, sedangkan saat filter kotor, maka
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel
dibutuhkan kecepatan yang lebih untuk menekan air pada filter.
untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang
Sensor tekanan saat filtrasi ini akan memberitahukan pengaturan
terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok)
otomatis pada kecepatan booster pump.
sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di
proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).

Hubungi kami untuk demo produk : 0276-324189


atau 087805401860 atau 081218127854
3. Kontrol Kadar Ozone.
Ozone adalah Sterilizer anti Bakteri dan Virus yang sangat cocok
digabungkan dengan UV. Sistim kerja Ozone dalam air minum
adalah dengan Membunuh Bakteri dengan Membelah, sehingga
semua Bakteri dan Virus adalah Pasti Mati terkana Ozone, tentunya
hal ini harus disertai spesifikasi yang sesuai untuk ukuran yang
tepat.

e. Filtrasi. Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran air yang masih terkandung
dalam air. Yaitu dengan melakukan filtrasi berdasarkan tekanan booster pump. Biasanya proses ini
menggunakan bahan sand filter yang disesuaikan dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas
air dengan media filter (silica sand/quarsa, zeolite, dll) Proses filtrasi (carbon actived), proses ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan tidak mengandung bakteri
(sterile)dan rasa serta aroma air
Proses ini merupakan proses utama ( Untuk technologi baru dalam proses water treatment
system) dengan hasil qualitas jauh lebih baik dari air mineral. Proses ini melalui alat yang disebut
Holo Membrane semipermiable, membrane ini mempunyai lubang air 0,01 0,001 micron dimana
air yang melewati lubang tersebut sudah merupakan air bebas polutan meniral terlarut bactery,

Satuan kekuatan dalam Ozone adalah nm, Untuk dapat membunuh virus dan logam-logam berat lainnya.
Kuman serta sejenisnya dengan sempurna, adalah Minimal pada
ukuran 185 nm Ozone Radiation.
f. Ozonisasi. Proses sterilisasi harus dilakukan secara baik dan benar, agar kualitas air yang
dihasilkan benarbenar steril dan dijamin tidak merugikan kesehatan.
Adapun proses ini dilakukan setelah proses perlakuan water treatment dengan menggunakan
proses OZONISASI. Yaitu proses pencampuran gas ozone kedalam air umpan yang telah
diproses melalui water treatment system, yang mana ozone ini berfungsi sebagai / membunuh
kuman, bactery serta virusvirus yang kemungkinan masih ada dalam air, serta sebagai pengawet
yang food grade yang tidak ada efek samping terhadap tubuh manusia.

4. Kontrol Volume dan Tangki


Sistem kontrol volume pada tangki bisa melalui transfer pompa
tanpa program PLC ataupun dengan menggunakan program PLC.
Sistem transfer pompa tanpa program PLC dilakukan dengan
menggunakan panel kontrol yang menggunakan magnetic contactor
dan beberapa tombol ON/OFF, potensiometer untuk operasi
manual.
Sedangkan penggunaan Inverter sebagai pengatur kecepatan
blending bisa dilakukan tanpa menggunakan program PLC tapi
cukup dengan menggunakan setting potensiometer. Dan beberapa
sistem blending dengan skala proses blending yang lebih kompleks
maka putaran kecepatan motor ebih baik menggunakan program
PLC. Hal ini dikarenakan proses blending dan kecepatan motor
akan sebanding dengan volume tangki dan sangat berkaitan
dengan saving energy.

Proses ozonisasi dilakukan diawal proses bertujuan untuk mengurangi bacteri , virus, amuba,
serta patogen yang merugikan, serta proses ini juga dapat menghilangkan kadar-kadar isektisida
dalam air yang mana apabila air terkontaminasi dengan insekisida dan proses ozonisasi berguna
juga sebagai remove iron, manganese.

INSTALASI DAN PEMBUATAN KONTROL PANEL

Pemrograman PLC
Agar proses pengolahan berjalan dengan benar maka dibuatkan alur proses kerja sistem yang
Prinsip pengontrolan dengan program PLC secara otomatis
disusun dalam bentuk program PLC. Pemrograman Osmosis dibagi untuk beberapa bagian
terintegrasi dengan unit komputer akan menjaga performa kerja dari proses yang meliputi :
awal proses filtrasi sampai ozonisasi sesuai setting yang
diharapkan. Untuk itu diperlukan panel kontrol yang terdiri atas

Automatic Filtration Process


beberapa peralatan kontrol yang berfungsi sebagai sensor,
pengendali dan actuator antara lain :

Automatic RO Process

sensor level air / WLC

sensor tekanan

Hour meter

Voltage Current Converter

Gas Sampler

Thermostat

Inverter / Variable Speed Drive

PLC

Monitor Touchscreen

Electric Conductivity Meter

Automatic Back Washing Process

Produced water control dengan electric conductivity

Under Water Pump Control

Raw Water Valve Control

Feed Pump Control

High Pressure Pump Control

1. Pemrograman Inverter / Variabel Speed Drive pada Booster Pump.

Dan beberapa kontrol penting untuk yang perlu dipersiapkan melalui

Inverter bekerja dengan cara mengatur tekanan pada proses filter isasi yaitu dengan cara
mengatur kecepatan putaran booster pump.

penggunaan sistem komputer dan program PLC diantaranya adalah


:

2. Kontrol Valve dan Actuator


- software untuk personal computer
- Converter RS232/485 atau ethernet QJ71E71-100
- control unit - jumlahnya tergantung permintaan atau desain

Actuator motorized electric merupakan motor penggerak valve yang digerakkan oleh suplai listrik
melalui perintah digital maupun analog. Valve digerakkan melalui tegangan fixed AC / DC sebesar
24 Vdc, 220 Vac. Dan beberapa diantaranya digerakkan melalui tegangan referensi 0-10 Vdc.

Kontrol valve proses osmosis terdiri beberapa bagian dan penerapan yaitu Unit Washing dan Back
Dengan sistem pemrograman komputer pekerjaan telah digantikan Washing yang terdiri dari 3 way control valve dan electric linier actuator, dan 2 way control ball
secara otomatis. Beberapa pemrograman otomatis dilakukan untuk valve dan electric rotary actuator. Control Valve ini digerakkan melalui perintah program PLC.
menurangi kesalahan yang muncul dari unit unit dalam beberapa
hal tentang :
3. Layar Monitor Touchscreen

Pemberosan waktu, tenaga dan energi listrik saat


akan mematikan ( 0FF ) dan menghidupkan ( ON )
mesin di beberapa tempat sekaligus di tempat yang
berjauhan.

Tidak diketahuinya secara pasti waktu ( hari, jam,


menit ), atau saat kondisi mesin akan
dimatikan.kerusakan setelah sistem kontrol motor listrik

Layar monitor touchscreen dan program PLC dipergunakan untuk melakukan beberapa fungsi
yaitu :

tidak bekerja secara baik.

Jumlah downtime tinggi.

Tidak adanya sistem alarm

Tidak tersedianya data yang secara akurat, yang


menggambarkan kondisi mesin, jumlah downtime,
jenis kerusakan dan waktu perbaikan.

Akuisisi Data / Informasi : yaitu proses penerimaan / pengumpulan data dari

berbagai peralatan dilapangan, data / informasi dapat berupa status indikasi


seperti : pressure maksimum, kadar ozon, kadar garam,frekwensi booster pump
saat start manual dan biasa, waktu back washing, waktu pembuangan, waktu start
washing, waktu pembukaan ulang, waktu penutupan ulang, volume perubahan air
mentah, volume perubahan air produksi, arus listrik booster pump, dari proses osmosis.

Hubungi kami untuk demo produk : 0276-324189


atau 087805401860 atau 081218127854

Pemrosesan Data & Informasi

Supervisory Control : yaitu fungsi pengendalian dan monitoring sistem back washing
dan Filtering, Kecepatan Booster Pump, dan Frekwensi Inverter dari Booster Pump,
ataupun dalam rangka untuk pemeliharaan, atau monitoring.

Fungsi Tagging : yaitu fungsi peletakan informasi (penandaan) pada peralatan tertentu,
misalnya circuit breaker, contactor, circuit breaker, push button yang tidak boleh
dioperasikan karena adanya pekerjaan pemeliharaan.

Pemrosesan Alarm / Event : yaitu pemberian informasi pada operator, jika ada

: yaitu proses perhitungan , analisa data /


informasi yang didapat dari hasil pengumpulan data kadar ozon, tekanan
ataupun data terkait ke panel monitor touchscreen. .

kejadian atau perubahan pada sistem diantaranya beda tekanan filter tidak
normal, batterai PLC tidak normal, tekanan tinggi tidak normal, kadar ozon tidak
normal, dan level tangki tidak normal, dan sebagainya. .

Salah satu performance genset yang penting dalam pengoperasian genset adalah ketersediaan starting dan stoping yang baik
dengan tersedianya sistem wiring panel yang memadai untuk beropereasinya genset secara maksimal tanpa gangguan. Dengan
wiring panel sederhana dengan menggunakan timer, perangkat sensor dan relay, maka sistem starting genset sudah bisa
dilakukan meski ada beberapa kekurangan. Sistem wiring sederhana tersebut belum mampu menyediakan informasi gangguan
ataupun kondisi terkini mengenai catatan gangguan dan gejala abnormal generator secara lengkap. Tentunya sistem wiring
sederhana kurang berguna karena banyak kendala diesel engine dan generator yang akan muncul seperti :

dinamo starter pecah

batterai lemah

katup pompa tersumbat

plunjer pompa sudah aus / daya mesin hilang

stator trhubung singkat atau terputus.

magnet residu pada generator tidak ada

gulungan exciter terputus

engine speed / RPM kurang

fluktuasi beban yang berubah-ubah dengan cepat.

respon governer lambat

tegangan un-balance

tegangan drop

sistem pembakaran abnormal

sistem kompressi abnormal

lilitan / gulungan aus

kerusakan pada kuas alternator

genset tidak mau di start

genset di start langsung mati.

saringan bahan bakar kotor

penggunaan lubrikasi oli yang berlebihan

Remote Management. Salah satu metoda monitoring kerusakan generator tersebut adalah dengan membuat sistem
monitoring yang mempunyai fungsi monitoring sekaligus sebagai data logging. Dimana setiap gejala dan kerusakan yang
terjadi secara periodik didata dan dilaporkan secara automatic ke sistem data logger untuk ditindaklanjuti. Sistem yang dibuat
bisa dikonfigurasi secara local dengan PC melalui RS 232 maupun jarak jauh atau telemetry dengan menggunakan internet.
Dengan sistem yang dibuat, maka akan mengurangi kerusakan yang berdampak fatal sehingga dapat meningkatkan performa
mesin. Hal penting dari pembuatan sistem ini adalah :

Monitoring performance dan kesiapan mesin. Diantaranya meliputi ; tekanan oil pressure, engine temperature, battery
voltage, power output, diesel levels, engine run time dan engine RPM.

Remote operation dan control. Yaitu kontrol start stop jarak jauh dari setiap lokasi. Kendali otomatis akan menghaslkan
alarm dan akan mengurangi biaya kunjungan ke lokasi.

Alarm management. Sistem akan mengirimkan sinyal alarm ke kantor pusat saat level bahan bakar mencapai level
tertentu dengan mengirimkan SMS, atau email.

Management persewaan genset. Sistem remote akan secara otomatis memberitahukan posisi genset , melacak posisi
terakhir secara real time.

Konfigurasi genset dari jarak jauh. Merupakan gabungan tampilan layar dan kontrol jarak jauh dengan perangkat
software. Atau sebagai analisa dan management lapangan.

Alfa Perkasa Engineering mensupport anda dengan berbagai produk yang dipakai dalam pekerjaan desain, konstruksi, dan
otomatisasi genset. Beberapa diantaranya meliputi bidang bidang :

Modifikasi wiring panel

Upgrade sistem monitoring otomatis.

Instal dan konfigurasi modul controller

Control Monitoring HMI-SCADA

Meter dan Control Monitoring parameter genset.

Instrumentasi dan Pengukuran

Software Pemrograman

Telemetry

Genset Controller dan Remote Communication Gateway

Gensys Modul
Features:

Large Image

Time Schedule for daily test and web base interconnection

scedulle test and setting configurable

RS-485, Ethernet communication support Modbus protocol.

Compact all-in-one module

I/O flexibility

Internal logic sequences, programmable by equations

New multi-function graphic display

5 isolated serial ports: RS485, 2 CAN bus, Ethernet, SD card reader

J1939 communications with electronic engines

Fully compatible with all speed governors and AVRs

Telemetry Control Monitoring included

GSM GPRS Remote Monitoring Box


Features:

Large Image

Universal Quad Band GSM/GPRS 850/950/1800/1900MHz

Support for sending log-files via email.

Ethernet LAN, the Internet and mobile phone networks (GSM/GPRS)

web based data presentation.

bridge from Modbus TCP to Modbus RTU

web-based user interface for accessing data.

alarm management, data-logging

Remote Data Communication Gateway


Features:

Large Image

No IT expertise required

No firewall issues

No VPN required

No static IP needed

No programming

No hassles

easy wiring, program and test

Application and Case Study

Metoda Autostarting Genset untuk aplikasi sungai, waduk, bendungan, pompa pengendalian banjir, dan aplikasi listrik
cadangan untuk gedung atau pabrik dengan menggunakan sistem monitoring sudah menjadi keharusan. Ketika lokasi
menjadi kendali operasional dan biaya tinggi, maka penggunakan gelombang radio atau internet telah mendesak
pengguna untuk memanfaatkan sistem monitoring telemetry dengan produk GSM GPRS Modem.
Kombinasi sistem kontrol Deepsea sebagai kontrol autostart dan modul GPS GPRS bisa menjadi solusi tepat bagi
pengguna bisnis rental genset, stasiun telekomunikasi, stasiun kontrol pengendali banjir, pengontrol level dan debit
sungai / waduk. Dengan modifikasi wiring dan program serta konfigurasi TCP/IP untuk komunikasi data, maka sistem
monitoring jarak jauh ini bisa diaplikasikan juga pada modul deepsea sebagai pengontrol start dan stop diesel pump
atau motor induksi water treatment hotel, rumah sakit, mall, apartemen, gedung tinggi, dan lainnya. Pengembangan
sistem kontrol jarak jauh / telemetry telah dipakai untuk monitoring tangki, sungai atau waduk di daerah yang sangat
sulit dijangkau. Pemakaian sistem telemetry menjadi kebutuhan sehari-hari lainnya termasuk sistem pompa,
monitoring lingkungan ( suhu, kelembaman, pencemaran udara, dan kondisi lingkungan ).

Specification

Deepsea Auto Starting Genset

GSM/GPRS Modul

Features:

Features:

Load Switching, load shedding and dummy load


output,

Communication
port type : RS485, half duplex isolated
Baud Rate : 9600, 19200, 38400

easy wiring, program and test

RS-485, Ethernet communication support

Protocol : Modbus-RTU

Wireless Communication
IEEE standart : IEEE 802.15.4

Modbus protocol.

Modulation Type : O_QPSK

Integral PLC Editor,

Fuel usage monitor, low level monitor

Frequency band : 2.4 GHz - 2.4835 GHz

Environment
Operating Temp : -10 - 65 C

Telemetry Control Monitoring included

Opearating Humidity : 0-95 %RH ( noncondensing)

Perangkat Kontrol Genset ...

Auto Start Engine

Auto Transfer Switch

Harga: By Phone
Harga: By Phone
Start and stop the genset automatically,High
power relay output, energize to stop control,
reliable and simple, monitor falut condition and
shutdown, EMC and Low voltage test passed.

compact all in 1 module, I/O flexibility,


internal logic sequence, programmable by
equation, new multi function graphic display,
serial port : RS 485, CAN Bus, ethernet.

Remote Monitoring Box

REC Battery Management System

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Graphical user interface that is easy to


work with, support for GSM/GPRS
modems as well as analogue (PSTN)
modems, Support for sending log-files
via email, Auto detection of attached
Modbus slave devices

4-15 series connected cell per unit,


single cell internal resistance
measurement, overt temperature
protection, under temperature
charger protection, shunt current
measurement, programmable relay,
PS setting and data logging.

Battery Charger

3 Phase Battery Charger

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Battery charger with fault output


relay,iswitching frekwensi architecture,
protection short circuit, wide range of
input voltage, output current from 5A to
20 A, voltage output from 12 Vdc to
24Vdc

wide range of input voltage, output


current from 5A to 10 A, voltage output
from 12 Vdc to 24Vdc, permanent
short circuit protection, short circuit
protection, overload protection,
overload protection, overtemperatur
protection.

Battery charger DCE

Remote Data Gateway

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Capacity 12V 3A (3,5 A max ) upto 100


Ah, 3 Stage battery charger with boost
function, full charger 11,6 Volt +-1%,
boost / equalize 12,2 +- 1%, over charge
protection, reverse battery connection,
overvoltage protection.

Fast and easy deployment


EasyConnect gateways
mobile GSM/GPRS based
communication
The plug-andplay feature
Modbus-RTU, ASCII

Battery Charger Telemax

GPRS Data Logger

Harga: By Phone

Harga: By Phone

Single voltage 12 V/24 Volt Up to 250Ahx2 5Amp, Dual Voltage 12V/24V Up to 150
Ahx2 , 10Amp 1 phase, Preoteksi Reverse
Polarity, Short circuit, Overcharge, For
Engine Starter and Engine running,

universal GSM-GPRS engine, Analog input,


Digital Input, PC configurator via usb or

port, support Modbus RTU as Master.


Internal Memory 4MB

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM FIRE ALARM

Apakah Anda tahu bagaimana merancang dan membuat sistem fire alarm ? Baiklah... mari kita bahas kembali masalah fire alarm. Silahkan memberi
komentar ( melalui telephone atau SMS ) jika pembahasan ini masih tidak sempurna ...

Awal mula sistem kontrol fire alarm


Pada saat dunia industri dan komersial mencari solusi pencegahan kebakaranyang mampu mendeteksi dini
gejala kebakaran, banyak organisasi yang memilih sistem / unit kontrol yang dengan segera membantu
mencari titik letak kebakaran terjadi. Alternatif dengan sebuah " flash lamp" atau lampu indikator dipanel
control ( MCFA )telah menjadi pilihan. Dengan bantuan sebuah sinyal lampu pada panel otomatis operator,
tenaga lapangan, teknisi, atau karyawan bisa mengetahui dimana letak zona kebakaran. Sebuah indikasi
lampu telah menunjukkan zona kebakaran yang sedang terjadi.
Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire
Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan
komponen pendeteksi lainnya, Cara kerja MCFA yaitu jika detektor mendeteksi adanya kebakaran
ataupun sprinkler, automatic fire extinguisher, dan hydrantbekerja maka sinyal itu akan dikirimkan
ke control panel MCFA sebagai data masukan (input data). Kemudian control panel akan mengolah,
menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran (output data) yang berisi informasi tentang
lokasi zona kebakaran yang ditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.

Gambar : Panel Control MCFA

Sistem Instalasi Announciator Fire Alarm

Untuk merencanakan dan membuat sistem fire alarm, maka pertimbangan lokasi, sifat dengan luas dan besar area yang harus
dideteksi / dipasang detector maka system pendeteksian kebakaran harus dibagi dalam beberapa zona atau loop. Dengan masingmasing loop terdiri atas 5 atau 10 bahkan lebih 50 detektor yang dipasang secara parallel. Sistem instalasi zona detektor haruslah
mampu mempertahankan kepekaan detektor terhadap lonjakan listrik ( current transient ) yang terjadi. Sebab banyak permasalahan
akan timbul jika instalasi tidak dilengkapi dengan sistem proteksi yang baik terhadap arus transient. Arus transient / lonjakan listrik
sering merusak smoke detektor dan MCFA. Sistem instalasi harus dipastikan bebas dari arus transient. langkah mudah untuk itu
adalah dengan memberikan sebuah relay pengaman yang berfungsi membatasi arus transient akibat lonjakan listrik PLN atau Genset.

Dampak luas akan mengancam announciator dan MCFA sebagai akibat tidak adanya sistem proteksi arus lebih bahkan saat
terjadi short circuit akibat lonjakan listrik atau terbakarnya tahanan pada end off line( EOL ) zona detektor. Sistem instalasi
juga harus terlindungi dari arus ground akibat kesalahan sistem looping yang bersentuhan dengan besi atau bahan konduktor
lain. Kesalahan atau munculnya ground short circuit dapat merusak ke tingkat MCFA. Sistem instalasi juga harus mampu
melindungi modul dari short circuit dan overcurrent baik pada terminal power supplay module ataupun terminal input looping.
Jika tidak modul anda akan rusak dan berdampak besar pada kerusakan sistem MCFA.

Permasalahan Kontrol dan Monitoring Fire Alarm


Pada saat MCFA menerima sinyal dari detector, control panel tidak bisamenginformasikan secara visual baik visual gambar lokasi
kejadian daridetector mana yang mendeteksi titik api, sebab kontrol hanya memberikan sinyal flash / lampu pada panel
kontrol bahkan terkadang lebih sehingga petugas pemadam kebakaran sulit untuk menemukan lokasi titik api secara cepat di
bangunan dan lokasi secara visual. Artinya sebagian orang mengalami kesulitan selama proses pencarian titik kebakaran yang
terjadi :
1. Panel MCFA saya tidak bisa memberikan lokasi kebakaran dimana persis lokasinya. Saya hanya bisa
melihat lampu flash berkedip / menyala saja dan hanya kode alamat kebakaran. Lalu dimana posisi ruang dan
lantai berapa ? Tidak ada gambar bangunan yang bisa mempermudah mencari lokasi sebenarnya.
2. Sebagai petugas ruang kontrol saya mengalami kesulitan saat mengarahkan titik evakuasi dan memberikan
informasi titik kebakaran karena saya tidak tahu letak ruangannya. Hanya kode dan lampu di panel yang
kurang jelas.

3. Sulit bagi saya untuk menguasai evakuasi dan memahami kerja alarm dan saya juga mengalami kesulitan menangani
permasalahan kebakaran. Panel Alarm tidak melibatkan saya untuk cepat menguasai permasalahan fire alarm.

Pemilihan Perangkat dan Desain Sistem Fire Alarm


Pemilihan perangkat dimulai dari pemilihan detektor, sifat dan karakteristik ruang, jumlah zona, dan pemilihan kontrol utama. Pada
ruang dengan tingkat kepulan asap tinggi maka dipasang smoke detektor seperti ruangan-ruangan konveksi, gudang kain, atau dimana
terdapat ruangan yang atapnya tinggi. Pada ruangan dengan tingkat panas yang tinggi seperti ruang trafo, power panel room, atau ruang
genset sebaiknya dipasang kombinasi antara smoke detektor ( sebagai pendeteksi kebakaran kabel listrik ) dan sensor panas heat
detektor ( sebagai pendeteksi panas ruangan trafo ). Namun kadangkala menyesuaikan dengan design ruangan yang akan dipasang
sistem fire alarm. Sebagai contoh jika dalam ruang trafo, power room sistem instalasi udaranya baik, maka dianjurkan untuk untuk
memasang detektor temperatur ( temperatur controller / temperatur transmitter ) sehingga temperatur ruangan bisa diatur sesuai
dengan standart operasi trafo atau panel room atau genset room. Jadi yang mana anda pilih tergantung bagaimana sifat dan karakteristik
ruangan yang akan dimonitor.

Perangkat sistem fire alarm terdiri atas perangkat hardware dan software. Namun faktor keamanan dan kemudahan dan kemudahan
operasional serta monitoring dan controlling tetap akan menjadi pilihan utama dalam pembuatan sistem fire alarm. Sistem fire alarm
tidak saja hanya memberikan sinyal dini kebakaran berupa bell alarm kepada petugas, namun hendaknya juga kemudahan monitoring
kondisi sebenarnya kejadian kebakaran di lapangan .

Pemilihan modul dan konfigurasi controller sangat mempengaruhi


sistem yang akan dirancang. Hal ini disebabkan beberapa kendala
dalam pemilihan modul controller secara tepat, effisien dalam
pemasangan dan instalasinya. Detektor dengan tegangan 24Vdc
sebagai sensor akan memberikan sinyal digital kepada kontroler pada
saat munculnya asap atau panas. Sedangkan tidak semua modul
controller di lapangan mampu menerima lebih dari satu sinyal
lapangan. Produk lama hanya mampu menerima paling banyak 2 sinyal
input dalam satu modulnya. Selain itu juga tidak semua modul
controller sistem lama mampu terintegrasi dan berkomunikasi dengan
standart protocol komunikasi data.

Penggunaan modul analog dan digital telah menjadikan sistem yang lebih sederhana dan mudah dalam
sistem monitoring baik pengkabelan maupun pemrograman telah menjadi pilihan banyak industri dan
komersial untuk mendapatkan fleksibilitas dan kemampuan sistem kontrol dan monitoring. Beberapa
produk controller terakhir didesain dan dibuat untuk beberapa channel input dan atau output dalam satu
modulnya. Maka dalam hal sistem instalasi akan lebih effisien baik biaya dan pengkabelannya.
Dengan menggunakan beberapa module digital dan komputer sebagai pengganti dari master control fire
alarm yang sudah ada sebelumnya, dan dengan tambahan software berbasis komputer maka didapatkan
sistem dengan kelebihan yang tidak didapat pada sistem control panel fire alarm sebelumnya. Kelebihan
pembuatan sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1. penggunaan sistem komputer relatif lebih mudah dan menjadi lebih fleksibel untuk berbagai
aplikasi pengontrolan.
2. Memungkinkan dilakukannya integrasi berbagai macam aplikasi dalam satu komputer. Bahkan
memungkinkannya dilakukan komunikasi antar komputer atau controler yang lain.
3. Mempermudah kemungkinan pengolahan, penambahan dan pengaturan data informasi sehingga
diperoleh sistem monitoring dan kontrol fire alarm yang aplikatif dan informatif dalam bentuk
gambar visual animasi, grafic, dan berbagai menu kontrol visual sesuai dengan kondisi nyata di
lapangan.
Sedangkan penggunaan modul controller untuk sistem ini mempunyai kelebihan dalam beberapa hal
berikut :
1. Dapat diaplikasikan untuk sistem lain dengan protocol komunikasi modbus / RTU Protocol.
2. Mampu menerima sinyal input detektor lebih dari 8 channel. Dimana untuk 1 channel mewakili
satu input detektor atau satu zona detektor. Sehingga lebih effisien dalam sistem pengkabelan dan
harga.
3.

Memungkinkan untuk memonitor aliran komunikasi data secara remote

4. Memiliki kemampuan menerima data digital maupun analog yang bisa dikontrol lewat komputer.
5. Dapat dihubungkan lewat jaringan Ethernet sehingga memungkinkan dilakukan integrasi
komunikasi data dengan unit lain melalui modem, hub, atau controller lain.

Instalasi dengan sistem semi-addressable pada awalnya merupakan pilihan yang mendekati untuk mencari dimana sebenarnya zona
kebakaran terjadi. Namun perkembangan teknologi sistem semi-addressable telah digantikan oleh tuntutan sistem fire alarm yang
transparan, real time, dan kemudahan lain dalam hal monitoring data kejadian serta kemudahan kontrol dalam tampilan layar
komputer.

Perbandingan sistem semi-addressable MCFA dan sistem komputer

Beberapa kelemahan yang dijumpai saat akan menggunakan sistem Addressable telah diantisipasi dengan sistem dan produk yang
lebih baik yaitu bahwa :

Jumlah modul dan instalasi kabel yang lebih banyak karena satu detektor alan memiliki satu address tersendiri. Sehingga biaya
akan lebih besar.

Kesulitan dalam menentukan secara pasti dimana lokasi ruangan dan posisi di lapangan yang sebenarnya. Indikasi lampu
alarm pada panel announciator tidak sepenuhnya bisa mewakili posisi sebenarnya tentang titik kejadian kebakaran di
lapangan.

Oleh karena itu,

Pada sistem addressable setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik
kebakaran sudah diketahui dengan pasti dengan melihat lampu flash pada panel annunciator, karena panel bisa menginformasikan
deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau
Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector,
bahkan terkadang lebih.
-----------------------------------------------------------Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka diperlukan sebuah module yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya
adalah bagaimana menentukan modul yang tepat dan murah. Sebab beberapa tahun yang lalu modul dengan kemampuan
addressable agak sulit ditemukan. Namun sekarang ini tidak lagi seiring dengan perkembangan teknologi elektronika.
Artinya sekarang dengan satu Monitor Module benar-benar bisa dipakai untuk beberapa alamat addressable. Tidak seperti produk
lama dimana satu monitor modul hanya bisa menampung satu alamat addressable. Sehingga sekarang dengan Monitor Modul
addressable diperoleh sistem yang benar-benar addressable (istilahnya fully addressable).

Sistem komputer merupakan sistem baru kontrol monitoring fire alarm dimana Main Control Fire Alarm ( MCFA ) digantikan oleh sebuah
perangkat komputer. Dalam hal ini komputer bertindak sebagai pusat pengolahan data kejadian kebakaran dan mengolah serta
memerintahkan unit anounciator atau modul controller untuk mengaktifkan lampu flash dan alarm bell atau sekedar menghidupkan
pompa kebakaran.

Salah satu kelebihan utama sistem komputer dibanding dengan sistem


dengan MCFA nya adalah dalam hal monitoring dan controlling. Sistem
komputer dengan tingkat flexibilitas dan kegunaannya, mempunyai
nilai lebih memonitor secara real time, transparan, dan mampu
menyediakan berbagai keinginan desain dalam bentuk gambar, grafik,
animasi, yang menyerupai aslinya. Oleh karena itu dibanding dengan
sistem MCFA maka sistem komputer merupakan solusi keterbatasan
dalam transparansi monitoring sesungguhnya sesuai keadaan
lapangan, juga menjadi salah satu penyedia sistem kontrol yang
terintegrasi dengan sistem-sistem kontrol lain seperti kontrol
temperatur, tekanan, atau lainnya dengan hanya menggunakan satu
komputer untuk kemudian dijadikan pusat pengendali yang terintegrasi
dengan unit kontrol lainnya.

Langkah Kerja Pembuatan Sistem Fire Alarm


1. Persiapan Perangkat Peralatan dan Support Sistem
Beberapa perangkat peralatan dalam sistem fire alarm yang perlu adalah seperti diuraikan dalam tabel
seperti berikut .

NO

URAIAN PEKERJAAN dan MATERIAL

I
A
1
1

PEKERJAAN ELEKTRONIKA
PEKERJAAN FIRE ALARM
PEKERJAAN UTAMA
Desk Komputer/pc Merk DELL Optiplex 390nMT
- Intel Core i3- 2120, 2GB DDR3
- Widescreen Flat Panel Monitor 19
2. Software HMI - SCADA
- Microsoft Operating System ( 32 / 64 bit )
- Wndows Xp, Vista, windows 7
3 Module Controller
- Digital Input/ Output for status
- Control Relay Module for output
- Converter RS232/482
4. Power Supply 24 Vdc dan UPS

2 KABEL DISTRIBUSI
1 Kabel dari MCFP ke :
- TBFA - Zone A
Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm
FRC 3 x 2,5 mm dalam PVC Conduit 20 mm
- TBFA - Zone B
Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm
FRC 3 x 2,5 mm dalam PVC Conduit 20 mm
- TBFA - Zone C
Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm
FRC 3 x 2,5 mm dalam PVC Conduit 20 mm
Instalasi FRC 2 x 1,5 mm dalam PVC Conduit 20 mm :
Smoke Extract Fan
Pressure Fan
Automatic Door
Sound System
PDTR
Genset Monitoring
Hydrant Pump Monitoring
DPK dan PABX
3 INSTALASI FIRE ALARM
ZONE A
- Rate of Rise Detector
- Jack Fireman Intercom
- Indicator Flashing Lamp
- Alarm Bell
- Break Glass
- Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm dalam Conduit
- Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm
- Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm
- Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18
- Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm
ZONE B
- Rate of Rise Detector
- Jack Fireman Intercom
- Indicator Flashing Lamp
- Alarm Bell
- Break Glass
- Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm dalam Conduit
- Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm
- Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm
- Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18
- Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm
ZONE C
- Rate of Rise Detector
- Jack Fireman Intercom
- Indicator Flashing Lamp
- Alarm Bell

2. Langkah kerja berikutnya adalah penentuan lokasi Hydrant Box dan Panel Announciator / Junction Box. Penentuan lokasi Hidrant
Box ini didasarkan atas tingkat kepadatan pengunjung atau luasnya bangunan yang akan dipasang. Hal ini penting mengingat faktor
kekerasan bunyi alarm bell dan tingkat cahaya yang ditimbulkan oleh nyala flashing dari lampu flash. Pilih flash lamp dengan cahaya
berkedip ( bukan sekedar menyala ) agar pada saat lampu ruangan dimatikan nyala lampu flash begitu jelas. Panel announciator
berfungsi sebagai panel penerima sinyal lapangan dari detektor. Hendaknya panel announciator terletak dalam ruang yang
bertemperatur cukup dingin (seperti diruang AHU) untuk ketahanan modul elektronik. Juga dibutuhkan sistem wiring yang rapi dan
simple untuk memudahkan troubleshooting dan perbaikan. Panel announciator berisi modul kontrol yang menerima sinyal kebakaran
dari detektor, push button dan flow switch atau tamper switch yang aktif saat sprinkler pecah.
3. Langkah selanjutnya adalah penentuan lokasi pemasangan detektor dan pembagian zona detektor.Pertanyaan yang sering diajukan
adalah di area mana kita menempatkan Smoke Detector dan di area mana kita menempatkan Heat Detector. Secara umum
patokannya adalah:
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan hawa panas ketimbang kepulan asap, maka
tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang trafo, power room atau ruang genset. Namun kombinasi smoke detector dan heat
detector juga dimungkinkan mengingat ruang trafo atau power room terdapat kabel-kabel yang sewaktu-waktu bisa terbakar,
sehingga penempatan smoke detektor bersamaan dengan heat detector bisa juga dilakukan. Untuk ruangan Trafo dengan Blower
Fan yang baik, maka pemasangan smoke detektor tidak akan effektif, sehingga bisa dikombinasikan antara fixed heat detector dan
sensor temperatur ( temperatur transmitter ). Temperatur transmiter dipergunakan sebagai kontrol temperatur ruangan trafo yang
akan mengatur kerja on/off fan secara terpadu untuk effisiensi energi listrik.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar
hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.
4. Penarikan Kabel FRC ( Fire Resistance Cable ) atau kabel khusus untuk instalasi kebakaran. Penarikan kabel haruslah dilakukan
secara baik yaitu dengan memberikan code jalur penarikan. Hal ini untuk memudahkan pengecekan dan perbaikan kabel di suatu hari
saat kesalahan input detektor ke alamat modul controller. Lakukan penarikan kabel data ( kabel komunikasi mondul controller dengan
sistem komputer ) bersamaan dengan penarikan kabel FRC berdasar route penarikan yang sudah ditentukan.

5. Pengetesan jalur kabel dan alamat program detektor. Pada saat melakukan penarikan kabel FRC, secara bersamaan hendaknnya
dilakukan pengetesan sinyal input detektor yang ada pada modul controller. Hal ini harus dilakukan bersamaan dengan penarikan
kabel FRC agar dapat dilakukan perbaikan secepatnya apabila ditemukan kesalahan jalur penarikan atau penyambungan kabel FRC ke
semua detektor. Hidupkan power 24 Vdc dan setting alamat input detektor akan segera diketahui benar tidaknya ke terminal modul
controller lewat program komputer.
6. Pembuatan Sistem Monitoring dan Control di Komputer.
Pembuatan sistem monitoring dilakukan dengan menggunakan sistem animasi gambar dimana pada layar komputer akan tampak
gambar asli bangunan, ruang atau bagian gedung yang akan dimonitor. Dengan menggunakan software aplikasi maka setiap kejadian
/ event dapat dibuat animasi gambar seperti gambar animasi api, fan, atau pompa atau junction box atau detektor yang
menggambarkan kondisi sebenarnya.

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan sistem


komputerisasi fire alarm adalah :
1. Mendapatkan sistem pendeteksian adanya sinyal kebakaran

dengan bantuan komputer


2. Mendapatkan informasi titik lokasi kebocoran dan kebakaran
berdasarkan identifikasi posisi detektor
3. Mendapatkan kemudahan informasi real time dari lapangan
tentang keadaan titik-titik detector kebakaran, status alarm, dan
event / kejadian ( jam, menit, detik ) aktivitas system fire alarm
dengan melibatkan pemrosesan komputer
4. Mendapatkan kemudahan dalam evakuasi titik kebakaran kepada
pihak terkait dengan informasi kebakaran yang ditampilkan pada
layar computer
5. Memberikan alat bantu kepada maintenance dan pihak terkait
dalam system control dan monitoring perangkat gedung,
pendataan dan pelaporan kejadian system fire alarm, hanya
dengan memilih menu pada layar komputer

6. Membuat sistem integrasi dimana sistem fire alarm akan menjadi bagian dari
building management yang terintegrasi dengan sistem monitoring dan controlling
lainnya secara otomatis.

Sedangkan sistem konfigurasi yang dipilih sebagai desain pembuatan fire alarm adalah
seperti digambarkan berikut :

Dengan pemilihan beberapa module controller yang ada di pasaran maka setiap detektor akan berfungsi sebagai sinyal digital yang mengaktifkan input
module yang kemudian akan ditampilkan pada layar komputer. Beberapa informasi penting dan urgent yang bisa ditampilkan di layar komputer

dipilih sebagai indikasi alarm tentang status, kejadian dari semua aktifitas kejadian atau aktivitas gedung, mall, pabrik atau apartemen
dapat dibuat sesuai dengan keinginan. Yang dapat dibuat seperti beberapa model berikut :

Detektor Zona 12 Lantai 2 Gudang Utama Aktif

Jocky Pump Unit 2 Aktif

Unit AHU Lantai 2 TRIP

OverTemperatur

98 Celcius

Please - check your AHU first !!!!

Apabila pada zona tertentu terindikasi ada sinyal detector aktif maka system otomatis akan memberitahukan adanya sinyal tersebut
dengan informasi berupa perubahan status non-aktif menjadi aktif dengan ditandai oleh bunyi bell alarm serta perubahan warna
status bar dari warna hijau menjadi merah pada layar komputer. seperti gambar berikut.

Building Integration Management


Kelebihan lain dalam pembuatan sistem fire alarm dengan menggunakan komputer adalah kemampuan integrasi dari beberapa
kontrol fasilitas / utility dalam satu pengolahan data secara menyeluruh dengan bentuk manajemen gedung. Sistem terintegrasi
menjadi pilihan dari sentraliasasi kegiatan yang memadukan aktivitas unit utility ( seperti fire pump, compressor, genset, boiler ), unit
administrasi, unit pembelajaan dan unit maintenance secara menyeluruh. Meskipun pada awalnya hanya sebagai sistem kontrol fire
alarm, maka sistem komputerisasi dari fire alarm bisa diupgrade dalam sistem yang lebih luas melalui penggunaan software dan
utility ketingkat yang lebih luas seperti digambarkan dalam gambar.

Fire Alarm Building management merupakan tindakan integrasi sistem informasi yang dipilih untuk mendapatkan sistem
penataan keamanan gedung yang berdampak dalam peningkatan efektifivitas operasional, transparansi informasi, dan
kemudahan maintenance. Operator bisa dengan mudah mengoperasikan dan mengendalikan sistem fire alarm dalam bentuk
dan kondisi sebenarnya ( real time ) dalam bentuk gambar kejadian alarm di layar komputer. Operator dengan cepat
memahami secara visual tentang lokasi kebakaran yang sesungguhnya.
Oleh karena kemudahan visual dalam melihat kejadian dan lokasi kebakaran dengan layar komputer tersebut, maka pemakaian Fire
Alarm secara visual sekarang telah menjadi pilihan dengan pertimbangan kecepatan dan kemudahan pencarian titik kebakaran.
Kelebihan lain dari system visual ini adalah kemampuan untuk menggabungkan sistem fire alarm dengan banyak utility lain dalam
gedung secara terkoordinasi dan terintegrasi.

Salah satu bentuk integrasi tersebut adalah termasuk monitoring dan controlling seluruh aset gedung baik perangkat lunak
berupa data maupun perangkat keras berupa komponen bangunan gedung seperti kontrol jockey pump, electric pump, diesel
pump, dan sistem lainnya seperti power room, genset room, dan trafo room. Seperti digambarkan sebagai berikut

Atau dikenal dengan sistem integrasi. Perancangan fire alarm terintegrasi meliputi tahapan berikut :
1. Perencanaan perangkat lapangan seperti detektor, kabel data, kabel instalasi detektor, dan lain-lain
2. Perancangan tampilan visualisasi pada layar komputer dipilih untuk program IBIS (Integrated Building Information
System) yang dirancang dengan pemrograman Visual Basic.
3. Pemilihan perangkat Komputer dan Modul Controller sebagai perangkat komunikasi data lapangan dengan unit komputer
sehingga membentuk sistem monitoring dan kontrol yang terintegrasi.
4. Pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump room
Implementasi dari Integrated Building System yang dirancang antara lain dapat digunakan untuk memonitor kegiatan
operasional fire alarm dan pemeliharaan sejumlah perangkat alarm, maintenance, serta perbaikan sistem secara menyeluruh.
Sistem Fire Alarm dengan komputer dikembangkan dengan beberapa tampilan sesuai dengan hak akses yang diberikan kepada
masing masing pengguna yakni user, admin, eksekutor dan engineer, yang didalamnya terdapat database hak akses untuk
editing program, operasi, atau setting parameter. Integrated Building System telah mampu mengurangi terjadinya human error
pada proses manajemen kebakaran secara real time, transparansi kejadian, aktivitas secara fleksibel.
Kemampuan menginventarisir data dan gambar yang terintegrasi, didukung oleh teknologi pengelolaan database yang
berbasiskan web, bermanfaat untuk user dalam mengetahui informasi melalui hasil cetak kejadian, letak detektor dan zona
yang aktif. Bagi staff dan engineering sistem ini digunakan dalam memonitoring dan mengontrol sistem secara fleksibel,
mudah dalam monitor lokasi kebakaran dan mendeteksi secara visual posisi zona detektor yang aktif. Pihak-pihak terkait
seperti security, staff maintenance dan engineer dapat bertindak dalam menanggulangi kerusakan yang terjadi untuk
memberikan layanan terbaik dalam pengelolaan bangunan gedung.

Integrasi Unit Pump dan Fire Alarm

Unit Fire Pump merupakan unit vital yang berperanan dalam proses pemadaman kebakaran yang terjadi. Unit Fire Pump yang adalah
gabungan dari jockey pump, main electric pump dan Fire Diesel bekerja secara terintegrasi setelah menerima perintah aktif dari fire
alarm MCFA sebagai pusat pengendali penanganan kebakaran. Fungsi dari tiap-tiap unit tersebut dapat dijelaskan berikut :

Pipa Hydrant
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box ,
hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta
indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.

Jocky Fire Pump

Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank. Pada saat splinker pecah, maka secara otomatis sinyal
flow switch akan diterima sebagai input dan sekaligus diolah sebagai sinyal output modul controller untuk mengaktifkan jockey pump.
Pada saat air terdistribusi ke area kebakaran maka secara otomatis tekanan pipa header akan turun dan memaksa jockey pump
menaikkan tekanan. Jika tekanan tidak bisa dipertahankan pada jockey pump 1, maka secara otomatis keadaan ini akan memaksa jockey
pump 2 dan seterusnya untuk mentransfer air ke lokasi pecahnya splinker. Jika pada tekanan header jockey pump masih tidak mampu
mempertahankan tekanannya maka kerja pompa akan dibantu oleh fire pump.

Main Fire Pump

Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky
pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank ] maka main fire pump akan bekerja. Dan pada saat tekanan header tidak bisa
dipertahankan oleh main fire pump maka secara otomatis kerja pemompaan akan dibantu oleh diesel pump.

Diesel Fire Pump


Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump
serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure
switch . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/mecharger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut .
Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel
dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin].

Siemense Conection
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal
bekerja maka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan
fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.

Maksud Utama Monitoring dan Kontrol Fire Pump


Sistem monitoring dan kontrol fire pump juga menjadi pertimbangan utama pembuatan sistem fire alarm. Hal ini menjadi penting
ketika sistem pemadaman kebakaran menjadi salah satu tindakan proteksi kebakaran. Sistem monitoring fire pump secara dasar dapat
dibuat untuk memonitor status beban fire pump diantaranya elektric pump trip, disel engine trip, water pressure, level water tank,
batteray voltage, valve status dan oil temperatur. Tujuan utama pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump adalah untuk
mendapatkan kondisi sistem fire pump yang handal kapanpun fire pump dijalankan. Tujuan lainnya adalah juga untuk menjaga kondisi
semua pompa dan sistem bekerja dengan baik kapanpun dibutuhkan dengan pengendalian dan monitoring secara otomatis.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pembuatan sistem yang akan berfungsi sebagai inspection tool, testing tool dan
maintenance tool.

1. Inspection : merupakan langkah pengecekan secara visual sehingga diperoleh kondisi operasi yang baik, serta terhindarnya
kerusakan phisik.
2. Testing : merupakan tindakan pengetesan sistem, dan bagiannya, untuk meyakinkan dan membuktikan sistem atau bagian
bekerja secara baik dan sesuai dengan standart operasi.
3. Maintenance : pekerjaan yang terorganisasi untuk menjaga dan memperbaiki peralatan pada kondisi operasi yang
direncanakan.

Berpedoman pada 3 hal tersebut maka dibuatlah beberapa prosedure inspeksi berikut testing terhadap sistem dengan
melakukan pengukuran dan pengetesan dalam hal :
1. Melakukan pengetesan dan pengukuran tekanan pada jockey pump, electric pump dan diesel pump pada saat start dan stop
dalam rentang waktu pengetesan secara manual. Hal ini dilakukan melalui panel lokal maupun dari kontrol komputer. Pada test ini
diharapkan diketahui setting atau kalibrasi tekanan tiap pompa pada saat nanti beroperasi.
contoh :
Tes mingguan terdiri dari kondisi churn (tanpa aliran air) dan observasi visual yang bersangkutan. Tes harus dilakukan dengan
menjalankan pompa secara otomatik selama minimum 10 menit untuk pompa berpenggerak motor listrik dan minimum 30 menit untuk
pompa berpenggerak mesin diesel. Tes tahunan harus dilakukan dengan aliran minimum, nominal (rated) dan maksimum.
2. Melakukan pengetesan kerja valve dari sistem secara keseluruhan bekerja dengan baik saat kondisi normal, ataupun saat
kondisi beroperasi.
3. Memastikan semua sistem kelistrikan bekerja optimal seluruh pompa untuk mengetahui kondisi overload dan overcurrent serta
kepastian sistem bekerja baik saat peak load.
contoh :
3.1. Prosedure tekanan sistem untuk menjalankan pompa joki secara otomatik,
3.2. Prosedure operasi valve saat kebakaran terjadi saat start, pengaturan tekanan saat terjadinya kebakaran, sampai proses mematikan pompa
secara manual.

REALISASI PEMBUATAN SISTEM MONITORING PUMP DAN FIRE ALARM


Kontrol Pada Unit Fire Pump

Berikut adalah beberapa kontrol yang dibuat untuk mendapatkan sistem kontrol dan monitoring yang mewakili kerja sistem yang
sesungguhnya sehingga nantinya didapatkan kinerja sistem fire pump yang optimal. Kontrol dan monitoring tersebut adalah :

1. Kontrol dan monitoring Level dari Tangki Air


2. Kontrol Status Jokey Pump, Electric Pump dan Diesel Pump
3. Pressure Load Monitoring pada saluran Header
4. Kontrol operasi semua pompa ( Start dan Stop, Auto Manual Operation )
5. Monitoring Temperatur Oli Diesel, dan Oil Pressure.
Dari beberapa kontrol yang dibutuhkan tersebut maka dibuatlah sistem monitoring dan kontrol pada layar komputer seperti
digambarkan berikut :

Sedangkan sistem monitoring terintegrasi untuk Fire Pum dan Fire Alarm terbagi atas beberapa kontrol yang menggabungkan
fungsi-fungsi berikut :
1. Fungsi Signalling. Yaitu peralatan detektor maupun sensor yang akan berfungsi sebagai sinyal input yang memicu perangkat bell
/ alarm dan fire pump. Sinyal ini digerakkan dari modul controller berupa sinyal digital dari detektor, flow switch, tekanan pompa
yang terintegrasi dalam layar monitor.
2. Fungsi Monitoring. Yaitu perangkat software yang menampilkan sinyal input dalam bentuk animasi gambar, graphic, atau tabel
data kejadian setiap waktu.
3. Fungsi Controlling. Yaitu peralatan yang berguna sebagai kontrol beberapa fungsi otomatis yang mengendalikan kerja sistem
secara keseluruhan. Control ini menggunakan beberapa modul Controller Analog yang mengukur parameter-parameter tekanan,
suhu yang sering berubah yang mempengaruhi sistem.

Seperti Apakah Model Sistem Monitoring Anda ?


Masukkan alamat E-mail Anda untuk Informasi
Perencanaan Fire Alarm !!
Subscribe
Powered by Aardvark Mailing List

Dan Bagaimana kondisi Sistem Anda Sekarang ?


Sistem monitoring dan kontrol fire alarm fan fire pump secara umum mempunyai Main Control sebagai pusat pengendali. Banyak hal
terjadi dalam sistem fire alarm anda dan fire pump saat ini. Semua bisa diringkas dalam berbagai permasalahan berikut :
Panel MCFA saya bermasalah dan sulit untuk memperbaikinya. Biaya Mahal dan Berkali-kali rusak.
Smoke detektor saya seringkali bermasalah. Terlalu peka. Sangat menggangu. padahal saya sering membersihkan debu, kotoran
dan melakukan pengecekan lapangan .
Sulit memperbaiki kerusakan komponen karena produk sudah sulit dicari. Saya harus melakukan perombakan dengan sistem baru
.
Saya menginginkan perubahan sistem kontrol dengan sistem lain selain MCFA. Dengan sistem baru yang lebih dipantau secara
program dengan perangkat Modul atau Komputer.
masalah yang biasanya sering terjadi trouble pada instalasi atau system mapping pada system fire alarm
Saya benar-benar mengalami kesulitan untuk memperbaiki kerusakan sistem alarm. Saya tidak memahami sistem kerjanya.
Saya tidak mempunyai pengalaman fire alarm, saya sering mematikan power alarm jika alarm bell gedung berbunyi untuk
antisipasi. Saya sulit menemukan detektor mana yang aktif dan di ruang mana.

Saya ingin membuat kontrol dan monitoring sistem pompa kebakaran yang terintegrasi dengan fire alarm. Dimana saya bisa
mendapatkannya . Sistem Pompa kebakaran saya kadang mengalami gangguan operasi. Adakah cara untuk melakukan
memperbaiki performance pompa kebakaran saya.
Apakah benar, ada sistem lain yang lebih mudah. Cepat dalam menemukan letak ruang, lantai dan posisi dalam gedung melalui
gambar visual atau animasi dalam layar komputer, saya rasa sangat menarik.

Apapun yang Anda lakukan dan sedang Anda alami, Anda bisa menentukan sendiri bagaimana bentuk management monitoring dan
kontrol yang Anda inginkan.

Anda mungkin juga menyukai