Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

INSTALASI OUTDOOR & UTILITAS


FIRE ALARM SYSTEM
( SISTEM ALARM KEBAKARAN )

Disusun oleh:
Aril Kessek (21021052)
Jilian Lahay (21021047)
Juego Sompie (21021040)
Jerikson Mako (21021032)
HiskyaTimporok (21021037)
4 TL 2 D-III
Dosen pengajar:
Ir. Samsu Tuwongkesong, MT.

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK LISTRIK
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Cara Kerja Fire Alarm
2.1.1 Cara Kerja Fire Alarm Tipe Konvensional
2.1.2 Cara Kerja Fire Alarm Tipe Addressable
2.1.3 Cara Kerja Alarm Kebakaran Tipe Semi-Addressable
2.2 Komponen Utama Fire Alarm
2.3 Ketentuan Bahan dan Peralatan
2.4 Rangkaian Instalasi Fire Alarm
2.4.1 Rangkaian Instelasi Fire Alarm Konvensional
2.4.2 Rangkaian Instalasi Fire Alarm Addressable
2.5 Ketentuan Instalasi Fire Alarm
2.5.1 Acuan Peraturan Instalasi Fire Alarm
2.5.2 Spesifikasi Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran sesuai Peraturan Instalasi Fire Alarm

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Fire alarm system adalah sebuah system penanda bahaya terhadap kebakaran yang bekerja untuk
mendeteksi keberadaan api yang tidak diinginkan dengan memonitor perubahan lingkungan yang
terkait dengan pembakaran. Secara sederhana, cara kerja sebuah fire alarm adalah dengan
mengeluarkan signal berupa suara alarm dan indikasi lampu menyala apabila detector
menemukan salah satu atau beberapa tanda kebakaran seperti, api, asap, gas, maupun panas.

Tujuan dipasangnya sebuah sistem fire alarm adalah untuk mendeteksi secara dini terhadap
kebakaran dan memberitahukan kepada orang diserkitar tempat kejadian untuk dapat melakukan
evakuasi atau melakukan tindakan darurat dalam pemadaman dan mengkontrol penyebaran api
dan asap. Secara umum, fire alarm system dapat diaktifkan secara otomatis (melaluidetektor)
atau secara manual melalui (Manual Call Point).

1.2. Rumusan masalah

Bagaimana prinsip kerja fire alarm ?

1.3. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai prinsip kerja besert
kegunaan fire alarm. Serta mengkaji lebih dalam pemanfaatan dari fire alarm tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Cara Kerja Fire Alarm

Seperti diketahui, fire alarm merupakan sebuah alat penanda bahaya yang mendeteksi api atau
asap yang tidak diinginkan dengan sistematis. Lebih lanjut, system tersebut memonitor
perubahan lingkungan yang berkaitan dengan pertanda kebakaran. Setelah memastikan bahaya,
detector akan mengeluarkan sinyal berupa suara bising dan lampu yang menyala terang.

Sebelum mengetahui tentang macam-macam cara kerja alarm kebakaran, mari terlebih dahulu
mengetahui komponen-komponen Fire Alarm. Di mana ia terdiri dari komponen input dan
output. Komponen input terdiri dari alat detector atau manual call point. Untuk detector terdiri
dari system pendeteksi asap, panas, api dan gas.

Adapun proses kerjanya berpusat pada Panel Fire Alarm Systems (FACP).Control Panel ini
bertugas menerima informasi dari detektor, kemudian di proses sesuai program yang diatur.
Ketika terindikasi ada potensi bahaya, alarm akan segera diaktifkan secara otomatis. Alarm
terdiri dari audio dan visual atau gabungan dari keduanya, dan ini merupakan bagian dari
komponen output. Ketika diaktivasi, alarm akan mengeluarkan suara bising dan cahaya terang
sehingga orang bias dengan cepat menyadari adanya bahaya kebakaran. Secara lebih terperinci,
cara kerja dan sistem alarm kebakaran terdiri dari sejumlah proses dan komponen. Untuk
penjelasan lebih lanjut, mari simak uraian berikut ini:

2.1.1 Cara Kerja Fire Alarm TipeKonvensional

Fire alarm konvensional bekerja secara parallel di mana detektor yang terpasang memiliki titik
awal dan akhir. Titik-titik ini akan merangkai satu kesatuan yang disebut zona. Dengan kata lain,
zona terdiri dari sejumlah detektor.
Perangkat input yang detail penjelasannya telah disebutkan di bagian pendahuluan akan
dikelompokkan berdasarkan zona. Mereka yang telah terhubung ke kontrol panel akan menjadi
penghubung antara detektor dan kontrol panel dengan menggunakan kabel isi dua.

Ketika detector mendeteksi api atau asap yang tidak diinginkan, bahkan mengindikasi kebakaran,
maka system akan menginstruksikan aktivasi tanda lampu pada zona lokasi kebakaran. Alarm ini
akan member peringatan dengan suara dan sinar. Kita pun bias segera menyadarinya ada bahaya
kebakaran tanpa panik, lalu segera melakukan tindak penyelamatan terhadap jiwa dan harta.

2.1.2 Cara Kerja Fire Alarm Tipe Addressable

Sistem ini setingkat lebih maju dari yang konvensional sebab setiap perangkatnya terhubung
langsung ke control panel, baik perangkat input maupun outputnya. Setiap perangkat juga
memiliki identifikasinya sendiri-sendiri pada detector kebakarannya. Hasilnya system akan
langsung mengirim sinyal alarm secara langsung ketika terdeteksi ada bahaya kebakaran.
Dinilai setingkat lebih maju, karena tipe addressable memiliki tingkat keakuratan yang lebih
tinggi. Sebab system akan sangat mudah mencari lokasi kebakaran secara cepat dan tepat. Ketika
alarm bekerja mendeteksi kebakaran, Kita bias segera mengetahui jalur evakuasi dan lebih
longgar dalam melakukan evakuasi.

2.1.3 Cara Kerja Fire Alarm Tipe Semi-Addressable

Ini merupakan system gabungan antara system konvensional dan system addressable. Tentu saja,
cara kerja dan fungsinya akan lebih cemerlang, dan bias bekerja secara lebih kompleks tapi tetap
akurat. Lebih lanjut, cara kerja alarm kebakaran tipe ini terdiri dari control panel sistem
addressable, sementara perangkat input atau outputnya menggunakan cara konvensional. Sistem
ini memiliki kelebihan dalam menghimpun banyak detector sehingga bias diaplikasikan pada
area yang lebih luas seperti gudang atau gedung bertingkat.
Pemahaman tentang cara kerja alarm kebakaran penting dimiliki Anda sebagai konsumen alias
pengguna. Sebab, menjadi konsumen cerdas akan membuat Anda tidak mudah dibodohi, bahkan
bias secara optimal melakukan pemilihan atas fire alarm apa yang sekiranya cocok untuk
kebutuhan Anda. Meski begitu, teknologi seputar alarm kebakaran akan terus berkembang.
Karenanya, Anda harus rajin memperbarui informasi seputar cara kerja alarm kebakaran maupun
produk-produk terbaru dan tercanggih di bidang antisipasi kebakaran.

2.2 Komponen Utama Fire Alarm

Agar kebakaran yang terjadi dapat ditangani dengan cepat, pihak pengelola gedung harus
menginstalasi fire alarm di tempat-tempat yang tepat.Selain itu, kondisi fire alarm juga harus
diperiksa secara rutin agar kinerjanya selalu optimal.

Dalam proses kerjanya, fire alarm tidak bekerja sendiri. Ada beberapa komponen utama yang
membuat fire alarm dapat bekerja secara optimal. Kompenen-komponen utama tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Manual Call Point

Manual call point dikenal juga dengan emergency break glass. Komponen ini akan berbunyi
dengan cara memecahkan kaca pada kotak yang tersedia jika terjadi kebakaran. Agar mudah
digunakan, pihak pengelola gedung harus meletakkan manual call point di tempat yang mudah
dijangkau dan mudah dilihat.

2. MCFA

MCFA ( Main Control Fire Alarm) menjadi pengendali fire alarm yang akan menerima input
signal (sinyalmasukan) dari semua detector kebakaran. Saat terjadi kebakaran atau adanya
automatic fire extinguisher, hydrant ,dan sprinkler yang bekerja, detector tersebut akan
mendeteksinya dan mengirimkan sinyal ke kontrol panel MCFA yang akan dijadikan inputdata
(data masukan).

Setelah menerima input data, kontrol panel MCFA akan melakukan pengolahan, penyeleksian,
dan pengevaluasian data yang akan menghasilkan output data (data keluaran) berisi tentang
informasi dan lokasi kebakaran. Output data tersebut akan ditampilkan dalam announciator dan
akan mengaktifkan fire alarm secara otomatis.

Fire alarm adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi kebakaran dangan beberapa komponen
utama yang salah satunya berupa MCFA. Adapun bagian- bagian dari MCFA adalah sebagai
berikut:
 MCU (Main Control Unit), yang menjadipusatpemantauanberupamonitor
untukmengetahuikondisi yang terjadi pada fire alarm.
 SCU (Sub Control Unit ), yang membacasinyaldari monitor modul.
 PSM ( Power Supply Module), yang memberikansumberataumasukandayapada fire
alarm.
 NIU ( Network Interface Unit ), yang memberitugasatauperintah padamodulinterface.

3. Fire Bell

Jika terdengar suara fire bell, itu menandakan adanya kebakaran di suatu ruangan atau tempat.
Suara yang dihasilkan dari komponen ini dapat menjadi tanda bahwa orang-orang yang ada di
dalam suatu gedung harus segera melakukan evakuasi. Agar suara yang dihasilkan dapat
terdengar di seluruh penjuru gedung, pihak pengelola gedung harus memasangnya secara
maksimal.

4. Indicator Lamp

Fire alarm adalah alat yang dapat mendeteksi kebakaran. Salah satu komponen utama pada fire
alarm berupa indicator lamp. Indicator lamp ini akan menyala atau berkedip jika terjadi
kebakaran dan akan tetap mati jika situasi aman.

5. Remote Indicating Lamp

Biasanya,remote indicating lamp diletakkan di luar ruangan tertutup, seperti kamar hotel, ruang
genset, ruang panel listrik, dan ruang pompa. Hal ini bertujuan agar orang-orang yang berada di
luar dapat mengetahui jika terjadi kebakaran di ruangan tertutup tersebut dan dapat segera
memadamkannya.

Kebakaran memang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Karena itu, Anda harus
menginstalasi fire alarm agar dapat meminimalkan kerugian, bahkan dapat mencegah jatuhnya
korban jiwa. Fire alarm adalah alat yang dapat mendeteksi kenaikan suhu akibat kebakaran dan
dilengkapi dengan komponen-komponen utama di atas.
2.3 Ketentuan Bahan dan Peralatan

Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :

• Thermal Detector Conventional


• Smoke Detector Conventional
• Manual Push Button (Break Glass)
• Alarm Bell
• Zone Indicator
• Indicator Lamp
• Module
>Thermal Detector Conventional
Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature detector yang
memiliki response lamp di base. Sirkit dan sensor mempunyai performa yang tinggi dalam
pendeteksian temperature ditetapkan mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan
elektromagnetis, perubahan suhu kelembaban dan karatan. Data-data teknis lainnya :
- Frequency Test :dapatdipakaiberulang kali - Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Output Voltage : 5 - 13 VDC - Quescent Current : ± 0.1mA - Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10V/m
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C - Storage Temperature : -30 ~ +75º C - Relative
Humidity : ≤ 95% ( 40 ± 2ºC) 
>Smoke Detector Conventional
Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response lamp dan
mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat response technology). Memiliki kepekaan
homogeny untuk membedakan jenis asap. Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan
elektromagnetis, perubahan suhu kelembaban dan karatan. Data Teknis lainnya :
- Frequency Test :dapatdipakaiberulang kali
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC|
- Output Voltage : 5 - 13 VDC
- Quescent Current : ± 0.1mA
- Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10 V/m
- Activation Temperature : 67ºC
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C - Storage Temperature : -30 ~ +75º C
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40 ± 2ºC) 
>Input Module (Mini Module)
Alamat / zone dapatdisetlewat Dip-Swtich. Input signal harus bebas dari prioritas signal digital .
Signal akan dipancarkan kepengontrol dan pemicu sesuai dengan pengesetan. Kesalahan / fault
akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan pengontrol. Input dimonitor untuk
sirkuit terbuka. Data teknislainnya :
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC - Quiescent Current : ± 0.6 mA - Activation Current : ± 4.0
mA - Working Temperature : -10 - +50ºC - Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC) - EOL : ± 100
KΩ
>Output Module (Control Module)
Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut ungkapan logika
yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan menerima konfirmasi aktifasi tersebut.
Alamat / zone dapatdisetlewat Dip-Swtich dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika
yang telah ditetapkan lebih dulu, output dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-
Switch.
Input dimonitor untuk sirkuit terbuka. Tidak direkomendasikan penggunaan modulini untuk
memadamkan kendali/control secara langsung. Kesalahan / fault akan secara otomatis dimonitor
dan ditunjukkan dengan pengontrol. Data teknislainnya :
- Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC - Quiescent Current : ± 0.7 mA - Activation Current : ±
2.5 mA
- Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A - Confirmation Led : Steady output ; steady on Pulse
Output ; flashing - Working Temperature : -10 - +50ºC - Relative Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC) -
Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²
> Collective Input Module (Monitor Module)
Collective input module (monitor module) ini dapat menghubungkan detector
conventional/collective keperalatan utama fire alarm. Alamat / zone dapatdisetlewat Dip-Swtich.
dapat memancarkan alarm, fault, batas signal bahaya normal kepada unit MCFA, juga
mempunyai indikasi pada modul.
Indikator alarm dapatdihubungkandengan L+, L- Kesalahan / fault akan secara otomatis
dimonitor dan ditunjukkan dengan pengontrol. Data teknislainnya :
- Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC - Quiescent Current : ± 4.0 mA
- Alarm Current : ± 16.0 mA - Alarm Voltage : 3.7V – 16.4 VDC - Fault Voltage (short) : 0V -
3.7 VDC - Fault voltage (open) : > 22.1 VDC - Working Temperature : -10 - +50ºC - Relative
Humidity : ≤ 95% ( 40±2ºC) - Wiring Capacity : 1.0 – 1.5mm².
>Manual Push Button
Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan dilengkapi dengan reset switch, jika terjadi
penekanan.
>Alarm Bell
Persyaratan teknis harus dipenuhi :
- Konstruksi : Anti karat - Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC - Curent Consumption :max. 80
mA
- Power Consumption : 1,2 Watt - Desibel Rating : 85 dB. at 3 m
> Zone Indicator
Zone Indicator inimenunjukan zone mana yang bekerja. Zone Indicator ini ditutup dengan plastik
dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone Number (Nomor Zone) yang disesuaikan dengan letak
zone indicator tersebut.
>Indicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang parallel dengan group detector.
Lampu indicator ini akan menyalahanya jika group detector yang bersangkutan bekerja.
>Main Control Fire Alarm (MCFA)
MCFA yang digunakan memakai Sistem Addressable 2 loops dengan Detector Convensional
kapasitas 40 zones. Kelengkapan MCFA antara lain Fireman intercom, Synthetic Sound, Sealed
Acid Battery, Power supply charger yang mempunyai voltmeter DC. MCFA harus mempunyai
pintu dengan jendela penglihat (LCD). MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
- Bell Off - Reset - Testing - Lamp test
- Fault Signal General - Signal for Alarm Condition - Signal for “Zone Off”
MCFA ini harus mempunyai output berupa : - Visible/Audible Alarm
- Visible/Audible Fault Alarm - Test Signal (Visible) - Optical Signal “Zone Off” 
>Terminal Box (Kotak Sambung)
Terminal Box terbuatdari plat baja dengan tebal minimal 2 mm. Ukuran dari Terminal Box
menyesuaikan dengan kebutuhan dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atau
Pemberi Tugas. Pemasangan Terminal Box harus dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas.
>Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang didalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik yang
diatas plafond (horizontal) maupun yang di dinding / tembok / beton( vertikal ). Pemasangan
pipa conduit vertical harus in bow.
Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tutup sehingga tidak akan
masuk benda-benda lain kedalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan
system saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.
>Kabel
Kabel untuk main Power Supply dari setiap perlengkapan dalam system menggunakan NYM
dengan ukuran minimal 3 x 2,5 mm².
Kabel untuk instalasi circuit antar detector dan break glass digunakan kabel NYA dengan
diameter minimum 2 x 1,5 mm².
Kabel untuk instalasi Main Bell dan Red Lamp menggunakan kabel NYM 3 x 2,5 mm².
>Uraian Spesifikasi Teknis Produk
1. MCFA ,dilengkapi : Tipe : KonvensionalEsser, Edward, Siemens - Sealed Acid Battery
Kap. : 2 loops
- Power supply
- Battery charger
2. Alarm Bell Sound press level bell ± 90 dB Esser, Edward, Siemens
3. Manual Break Glass Standard model Esser, Edward, Siemens
4. Local lamp Rating AC/DC 2V, 21mA Esser, Edward, Siemens
Colour : Red
5. Detector Coventional Smoke, ROR , Fixed / Head Esser, Edward, Siemens
6. Jack Telephone Esser, Edward, Siemens
7. Kabel-kabel NYA, NYM,ITC (Kabelindo, Supreme, Kabel Metal, Voksel)
8. Konduit PVC high impact Ega, Clipsal
2.4. Rangkaian Instalasi Fire Alarm

Jika melakukan proses instalasi, seorang konsultan dan kontraktor fire alarm akan membuat
sebuah diagram atau rangkaian instalasi fire alarm yang berguna untuk mempermudah proses
instalasi dan menjadi pengingat saat proses instalasi yang dilakukan salah. Perancangan dan
pembuatan rangkaian instalasi firealarm ini tentu berdasarkan gedung yang akan dilakukan
proses instalasi.

Hal ini berkaitan dengan tingkat kebutuhan dan resiko yang terjadi pada bangunan atau ruangan
instalasi. Kemudian mereka akan menimbang dan menghitung kemungkinan kebakaran yang
terjadi dan membuat rangkaian instalasi.

2.4.1. RangkaianInstalasi Fire Alarm Konvensional


Pada rangkaian instalasi fire alarm konvensional lebih jarang digunakan untuk suatu gedung
yang luas dan bertingkat, fire alarm konvensional biasanya dimanfaatkan untuk gedung dengan
skala kecil. Hal ini berkaitan dengan rangkaian intalasi yang dibentuk lebih sederhana sehingga
kerja alat pun hanya bias mencakup daerah kecil. Coba perhatikan gambar dibawah ini.

Berdasarkan gambar rangkaian instalasi fire alarm konvensional tersebut, kita dapat melihat
bahwa panel control dihubungkan dengan beberapa zone menggunakan kabel dimana setiap zone
terdiri dari detector (smoke danheat) dan MCP (Manual call point). Pada unit MCP diletakkan
sejajar dengan indicator lamp dan fire bell yang merupakan detector terakhir dari rangkaian
sehingga pada ujung unit ini dipasang EOL (end of line) resistor.

Jalur kabel ini menentukan kapasitas zona suatu panel.Artinya, panel kapasitas10 Zone memiliki
maksimal pembagian 10 zona. Dan setiap zona pada ujungnya diberikan EOL, dengan rangkaian
instalasi fire alarm system konvensional ini memberikan kepada kita gambaran mengapa suatu
fire alarm system konvensional hanya bias menerima satu sinyal bahaya pada setiap zonanya dan
bukan tanda bahaya dari setiap detector yang terpasang.
2.4.2 RangkaianInstalasi Fire Alarm Addressable

Rangkaian instalasi fire alarm addressable lebih banyak digunakan pada gedung bertingkat dan
berskala lebar, misalnya saja hotel, mall, rumah sakit, dan bangunan lainnya. Proses instalasi
sistem addressable ini lebih rumit jika dibandingkan dengan system konvensional, namun fungsi
kerja system ini lebih kompleks dan teliti.

Keunggulan system ini dibandingkan dengan konvensional adalah setiap detector memiliki
alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran dapat dideteksi
dengan pasti dari sinyal yang dikirim setiap detectornya. Gambaran simple kerjanya adalah jika
pada system konvensional pada 4 lantai gedung dipasang dengan 4 zona dan setiap zona
memiliki beberapa detector, jika ada salah satu detector yang aktif maka zona yang akan menjadi
panutan dimana bunyi alarm. Kemudian dari panel control dapat dibantu dengan mengaktifkan
indicating lamp dan alarm bell, Sedangkan pada alarm addressable. Jika pada 4 lantai gedung di
pasang dengan sistem addressable maka informasi yang di tampilkan di dalam panel akan lebih
detail, setiap detektor yang aktif akan memberikan informasi dirinya ke panel control bahwa ada
bahaya di lantai sekian (tempat detector berada) sehingga petugas lebih cepat beroperasi.
2.5. Peraturaninstalasi Fire Alarm

Kasus kebakaran saat ini mulai sering terdengar, tentunya hal ini juga berkaitan dengan semakin
banyaknya bangunan yang ada di Indonesia, namun kurang adanya kesadaran seorang pemilik
bangunan untuk memberikan instalasi peralatan fire alarm yang baik dan mampu untuk proteksi.
Padahal kebakaran adalah sesuatu hal yang sangat membahayakan, karena menyangkut asset
bangunan dan nyawa. Oleh sebab itu, diharapkan adanya kesadaran pemilik bangunan untuk
memberikan fire alarm protection pada bangunannya sebagai proteksi dan pengenalan dini
terhadap bahaya kebakaran yang mungkin saja bias terjadi. Dalam pemasangan fire alarm,
tetunya tetap mengacu pada peraturan instalasi fire alarm yang telah ditentukan baik secara SNI
maupun NFPA. Penggunaan peraturan instalasi fire alarm yang baik dan benar akan memberikan
keoptimalan dalam hal instalasi dan penggunaan alat.

2.5.1. AcuanPeraturanInstalasi Fire Alarm

Dalam hal standarisasi pada sebuah instalasi fire alarm di seluruh dunia adalah mengacu pada
standarisasi NFPA 72 (National Fire ProtectionAssociation), namun sebagian negara juga ada
yang mengacu pada IPS E-SF-260 Engineering Standard for Automatic Detectors and Fire
Alarm Systems dari Iranian Petroleum Standard, selain itu masih banyak standardarisasi dunia
yang bias diakui. Di Indonesia sendiri juga memiliki standarisasi fire alarm yaitu Standart
Nasional Indonesia (SNI).

SNI membahas tentang instalasi fire alarm dan dikeluarkan dalam SNI 03-3986-1995 yakni
membahas berkaitan “Instalasi alarm kebakaran automatik”. Selanjutnya, pada SNI 03-3985-
2000 membahas tentang “Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian system deteksi pada
fire alarm untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan”. Namun secara garis besar isinya
mengadopsidari NFPA 72. Sehingga acuan utama untuk standarisasi instalasi fire alarm di
Indonesia adalah SNI dan NFPA 72.

Pemerintah Indonesia juga menerbitkan KEPMEN PU No.10/KPTS/2000 bagian 2 yaitu Sistem


Deteksi kebakaran dan Alarm Kebakaran,yang membahas masalah “standard minimum tempat
yang disarankan untuk memasang fire alarm dan detector adalah disesuaikan dengan fungsi
bangunan & luas area”.Instalasi system deteksi dan alarm kebakaran otomatis yang diatur dalam
peraturan instalasi fire alarm adalah
untukmemberikanperingatankepadapenghuniakanadanyabahayakebakaran. Kemudian penghuni
dapat melakukan tindakan proteksi dan penyelamatan jika kondisi darurat tersebut hadir. Selain
itu, adanya sistem alarm ini bertujuan
memudahkanpetugaspemadamkebakarandalammengidentifikasititikawalterjadinyakebakaran.

2.5.2 Spesifikasi Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Sesuai Peraturan Instalasi Fire
Alarm

Beberapahal yang menyangkut system deteksi dan alarm kebakaran harusmemenuhi spesifikasi
dan peraturan instalasi fire alarm yang berlaku. Seperti:

1. Pemenuhan terhadap standar. Dalam hal pemenuhan terhadap standar yang berlaku,
perancangan dan pemasangan system deteksi dan alarm kebakaran harus memenuhi SNI
03-3986 edisi terakhir. Yakni mengenai Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
2. Mengatur hubungan dengan peralatan alarm lainnya. Sistem penginderaan kebakaran dan
alarm otomatis, harus dilengkapi dengan system peringatan untuk keadaan darurat dan
system komunikasi internal.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Fire alarm system adalah sebuah system penanda bahaya terhadap kebakaran yang bekerja untuk
mendeteksi keberadaan api yang tidak diinginkan dengan memonitor perubahan lingkungan yang
terkait dengan pembakaran. Dimana ia terdiri dari komponen input dan output. Komponen input
terdiri dari alat detector atau manual call point.
Tipe fire alarm yaitu konvensional dan adressable. Fire alarm konvensional bekerja secara
parallel di mana detector yang terpasang memiliki titik awal dan akhir. Tipe addressable
setingkat lebih maju dari yang konvensional sebab setiap perangkatnya terhubung langsung ke
control panel, baik perangkat input maupun outputnya. Setiap perangkat juga memiliki
identifikasinya sendiri-sendiri pada detector kebakarannya.
Jadi dari pembuatan makalah ini kita bias mengetahui betapa pentingnya penggunaan fire alarm
ini pada rumah kita atau bangunan bertingkat untuk mencegah terjadinya kebakaran yang tidak
diinginkan sehingga kita dapat menerapkan instalasi fire alarm ini. Dalam pemasangan instalasi
fire alarm ini kita harus mengikuti peraturan seperti yang di tulis di atas makalah ini.
Instalasi system deteksi dan alarm kebakaran otomatis yang diatur dalam peraturan instalasi fire
alarm adalah untuk memberikan peringatan kepada penghuni akan adanya bahaya kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.scribd.com/document/509913665/Makalah-Fire-Alarm-System
Uploaded by sandifirmansyah
 https://patigeni.com/sistem-fire-alarm-full-addressable-pengertian-dan-cara-
kerja/amp/"Sistem Fire Alarm Full Addressable, BagaimanaSihPrinsipKerjanya? •
Patigeni"

Anda mungkin juga menyukai