Anda di halaman 1dari 47

DEPARTEMEN TENAGA KERJA

DAN TRASMIGRASI R.I.

PENGAWASAN K3
LISTRIK

EVALUASI DAN PENUNJUKAN


CALON AHLI K3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Listrik adalah salah satu bentuk sumber daya atau energi potensial yang

sanggup untuk melakukan usaha atau kerja yang dapat memberikan banyak

manfaat untuk menunjang aktifitas di berbagai sektor kegiatan. Daya Iistrik

sangat ideal dan praktis dapat dimanfaalkan sebagai tenaga penggerak mekanik,

pemanas, pencahayaan dan lain sebagainya.

Di sisi lain listrik dapat menimbulkan bahaya atau bahkan bencana yang

merugikan, apabila perancangan, pemasangan, pemanfaatan sistem tenaga

listrik tidak mengikuti kaidah-kaidah teknik kelistrikan.

Data kecelakaan dari sumber Buku Seabat K3 terbitan Dewan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Nasional, di Sektor Iistrik (PLN) dari tahun 1995 - 1999, tercatat

1.458 kasus kecelakaan yang mengakibatkan korban tewas 818 orang, terdiri

dari karyawan PLN 183 orang dan masyarakat 635 orang. Kasus kebakaran

sebanyak 741 kali, gangguan teknis 2720 kasus. Akibat dari kasus-kasus

tersebut PLN menderita kerugian sebesar Rp. 25.5 milyar. Data dari sumber

Puslabfor Mabes Polri mengindikasikan Iistrik sebagai pemicu kebakaran kurang

lebih 30 %.

Setiap peralatan dan pesawat yang digerakkan dengan tenaga Iistrik,

diperlukan pengamanan yang memadai guna melindungi peralatan itu sendiri

dan pengamanan bagi operatornya atau yang menggunakannya.

Salah satu contoh, lift adalah alat transportasi vertikal digerakkan dengan

tenaga Iistrik yang dirancang bekerja secara otomatik - tanpa operator, dikontrol

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 1


dengan sistem elektronik. Kegagalan fungsi kontrol mungkin saja dapat terjadi,

dan karena itu dapat beresiko menimbulkan kecelakaan fatal.

Petir, guruh, kilat atau halilintar adalah penomena muatan listrik yang

terjadi dari alamiah. Sampai saat sekarang, petir walaupun memiliki tegangan

dan arus yang sangat besar belum dapat dimanfaatkan energinya. Arus dan

tegangan petir yang sangat besar itu sangat berbahaya. Karena itu obyek-obyek

yang rawan bahaya sambaran petir harus dilindungi dengan instalasi penyalur

petir dan peralatan Iistrik yang rawan terhadap pengaruh fluktuasi tegangan yang

tinggi harus diproteksi.

Undang undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dalam

konsideran menimbang, tidak hanya ditujukan untuk keselamatan tenaga kerja

saja, akan tetapi mencakup demi kelancaran dan kelangsungan proses produksi.

Peraturan dan standar K3 di bidang Iistrik, termasuk lift dan proteksi bahaya

sambaran petir adalah berbasis pada ilmu keteknikan (enginerring), karena itu

pembahasan dalam modul ini diperlukan pemahaman pengetahuan dasar teknik

kelistrikan.

Salah satu tugas seorang pegawai pengawas adalah menjalankan

pengawasan terhadap peraturan dan standar K3 Iistrik, termasuk lift dan instalasi

penyalur petir, mulai tahapan perancangan, pemasangan dan dalam

pemanfaatannya sesuai dengan mekanisme dan ketentuan peraturan

perundangan dan standar yang berlaku.

B. Tujuan pernbelajaran

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 2


Melalui program pembelajaran (mata ajaran) ini diharapkan anda dapat

memahami ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan dengan

pengawasan K3 bidang Iistrik

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Melalui program pembelajaran ini diharapkan anda dapat menjelaskan:

a. pengertian pengawasan K3 listrik,

b. dasar hukum K3 Listrik;

c. ruang lingkup K3 Iistrik;

d. sumber bahaya Iistrik, petir dan lift

e. sistem proteksi petir

f. sistem pengamanan Iistrik

g. syarat syarat K3 lift

h. sistem pengawasan K3 Iistrik, instalasi penyalur petir dan lift.

C. Ruang Lingkup

Dalam kegiatan pembelajaran ini berorientasi sesuai ruang lingkup tugas

dan fungsi pegawai pengawas ketenagakerjaan khususnya di bidang

pengawasan peraturan perundangan K3 Listrik, yang ditinjau dari aspek

normatif, administratif dan aspek dasar teknik kelistrikan. Petir termasuk

fenomena listrik, maka sistem proteksi bahaya petir masuk dalam ruang Iingkup

K3 listrik dan demikian juga lift dikelompokkan sebagai peralatan Iistrik.

Dialog box
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengakibatkan
kecelakaan. BAB II
Apa patensi bahaya listrik ?
POKOK BAHASAN
Kecelakaan seperti apa saja akibat dari listrik ?

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 3


BAB II

POKOK BAHASAN

A. PENGERTIAN

Beberapa pengertian teknik yang terkait dengan tugas pengawasan K3

Iistrik berikut ini, diharap anda dapat memahami dengan baik, al.:

1. Instalasi listrik - adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi mulai

dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik sampai titik

beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunaannya.

Gambar 1, menunjukan sistem jaringan tenaga Iistrik milik dan tanggung

jawab PLN, yaitu mulai dari pembangkitan sampai titik meter sambungan

pelanggan. Sedangkan dari titik meter ke dalam adalah instalasi Iistrik milik dan

menjadi tanggung jawab pelanggan.

PEMBANGKITAN TRANSMISI TET

TRANSMISI TT DISTRIBUSI TM

PELANGGAN
DISTRIBUSI TR

Gambar 1
Sistem jaringan instalasi listrik PLN

PLN ditunjuk oleh pemerintah selaku pemegang kuasa usaha penyelenggara

dan pemasok tenaga listrik kepada masyarakat luas

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 4


2. Perlengkapan listrik - adalah sarana yang diperlukan dalam rangkaian

instalasi Iistrik, misalnya pengendali, fiting, sakelar dan sejenisnya.

3. Peralatan listrik - adalah semua jenis alat, pesawat, mesin dan sejenisnya

yang digerakan dengan tenaga Iistrik atau sebagai pengguna Iistrik. Contoh :

Lift, escalator, mesin las, lemari es, seterika dan sejenisnya adalah termasuk

peralatan listrlk .

4. Besaran listrik

Besaran-besaran Iistrik yang harus difahami adalah antara lain : tegangan

(Volt), arus (Ampere), frequensi (Hertz), daya (Watt), resistansi (Ohm).

a. Sistem klasifikasi teqanaan :

1) Tegangan Ekstra Tinggi (TET) >

2) Tegangan Tinggi (TT) > 35 kV

3) Tegangan Menengah (TM) > 1 kV - 35 kV

4) Tegangan Rendah (TR) < 1000 Volt-

5) Tegangan ekstra rendah < 50 Volt

b. Tegangan domistik - adalah tegangan suplai kepada pelanggan 220/380

Volt, yang artinya adalah nilai tegangan antara pase dengan netral 220

Volt dan antara pase dengan pase 380 Volt. Lihat gambar 2.

R-S = 380 V; R-T = 380 V; S-T = 380 V

R-N = 220 V, S-N = 220 V; T-N = 220 V

c. Suplai daya kepada pelanggan

Setiap pelanggan dicatu dengan jumlah daya tertentu dengan

dipasang pembatas arus (Circuit Breaker) yang tidak dapat

dilampaui.

Contoh : Pelanggan listrik dengan daya 450 VA, oleh PLN

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 5


dipasang pembatas arus 2 Ampere. Apabila

pemakaian lebih dari 2 Ampere, maka pembatas arus

akan otomatik jatuh.

Pelanggan diharuskan membayar pemakaian Iistrik - (berapa Ampere

jam) - yang tercatat pada alat meter pencatat otomatik.

Gambar 2, adalah contoh skema instalasi Iistrik pelanggan satu pase dan

tiga pase

Gambar 2
Skema Jaringan Instalasi
Pelanggan

d. Cara perhitungan arus kerja

Perhatikan pada contoh gambar 2

No. 1. Lampu 100 Watt, 220 Volt

NO.2. Pompa Iistrik satu Pase 450 Watt, 220 Volt

NO.3. Mesin Pendingin tiga Pase 2 kW, 380 Volt, Cos ҩ 0,9

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 6


1) Menghitung arus listrik yang dibutuhkan untuk lampu 100 W  satu

pase

W = E X I

dimana

W = Daya lampu 100 watt

E = Tegangan 220 Volt

I = Arus Listrik (Ampere)

I = W/E

= 110 / 220 Ampere

= ~ ½ Ampere

2) Menghitung arus Iistrik yang dibutuhkan untuk pompa Iistrik  satu

Fasa 220 V 450 W

W = E X I

450 W = 220 V x I

I = 450/220 Ampere

I = 2 Ampere

3) Menghitung arus Iistrik yang dibutuhkan untuk mesin pendingin  tiga

pasel 220/380 V, 1,5 kW, Cos ҩ 0,9

W = √3 X E X I X Cos ҩ

I = 1500/1,76 x 380 x 0,9 Amper

= ........ Ampere

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 7


5. Bahaya sentuhan listrik adalah sentuhan yang

dapat membahayakan manusia. Nilai tegangan dan arus listrik yang dapat

mengakibatkan kematian adalah sebagai berikut :

t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2


E (Volt) 90 100 110 125 140 200
I (mA) 180 200 250 280 330 400

6. Bahaya sentuh langsung - adalah menyentuh pada bagian konduktif yang

secara normal bertegangan

7. Bahaya sentuh tidak langsung - adalah menyentuh pada bagian konduktif

yang secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena adanya

kebocoran isolasi;

Gambar 3.
Bodi lemari es ini dalam
keadaan normal tidak
nyetrum. Akan tetapi pada
suatu saat bisa nyetrum,
apabila ada arus bocor ke
bodi lemari es.
8. Bahaya Sambaran petir - adalah bahaya pada manusia, binatang, bangunan,

atau peralatan karena dilalui oleh arus petir baik langsung maupun tidak

langsung;
AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000 A


Panas : 30.000 ˚C

AWAN KE BUMI
Gambar 4

Kerusakan
Thermis
Elektris
Mekanis Sasaran
Obyek yang tertinggi

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 8


9. Lift - adalah sarona transfortasi vertikal untuk mengangkut orang atau barang,

dengan tenaga penggerak motor listrik dan dikendalikan secara otomatik

melalui sistem kontrol elektrik

Gambar 5

Sangkar lift menggantung pada tali baja, di sisi

sebelahnya menggantung bobot imbang (counter

wight) agar motor (M) bekerja ringan.

Sangkar dan bobot imbang bergerak naik-turun

mengikuti rel

Lift dilengkapi beberapa alat pengaman (safety


Sangkar
device) yang bekerja otomatik

Pengaturan sistem kerja lift antara lain:

Pintu sangkar lift akan membuka atau menutup otomatik bersama pintu pada

lantai pemberhentian.

Pintu hanya akan membuka seteleh sangkar berhenti sempurna, dan sangkar

akan mulai bergerak naik/turun setelah pintu menutup sempurna.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 9


Apabila sangkar berjalan melampaui kecepatan tertentu, rem pengaman akan

bekerja otomatik.

Jenis - jenis bahaya yang mungkin dapat terjadi al. :

a. apabila ada gangguan suplai daya Iistrik, lift akan berhenti dan penumpang

lift tidak dapat keluar tanpa dibantu dari luar,

b. apabilla terjadi kegagalan pada sistem kontrolnya;

c. apabila tali baja putus dan rem tidak berfungsi; dll

10. Pengawasan K3 listrik, lift dan sistem proteksi petir, - pada dasarnya

mengawasi pelaksanaan syarat-syarat K3, baik administratif ketentuan teknik

sesuai ketentuan peraturan dan standar yang berlaku, yang bertujuan untuk

menjamin kehandanlan dan keamanan operasi instalasi dan peralatan Iistrik,

termasuk lift dan sistem proteksi bahaya petir.

Dialog box

Perhatikan gambar 2
1. Berapa Pase pelanggan [A]
2. Berapa Pasa pelanggan [B]
3. Orang tersentuh tegangan Iistrik 220 V dapat mati,
apabila ................

B. DASAR HUKUM

Listrik, lift maupun petir adalah merupakan bentuk dari sumber bahaya

yang perlu dikendalikan sebagaimana diamanatkan dalam UU No 1 th 1970.

Pasal-Pasal dalam Undang undang No 1 tahun 1970 yang berkaitan

dengan batasan ruang Iingkup, tujuan, metoda pengawasan masalah K3 Iistrik

perlu difahami secara baik

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 10


Tugasbaca:
Pelajari UU No 1/1970
1. Tujuan umum K3  Konsideran dan penjelasannya;
2. Ruang lingkup obyek K3 listrik  Pasal 2 ayat (1) huruf q;
3. Sasaran khusus K3 listrik -7 Pasal 3 ayat (1) huruf q;
4. Pola tahapan penerapan K3  Pasal 4;
5. Sistem pengawasannya  Pasal 5 UU 1 th 1970,

Dari ketentuan-ketentuan dasar tersebut diatas, lebih lanjut ditetapkan

pengaturan secara teknis mengacu sesuai perkembangan teknologi. Standar

teknik perancanaan, pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan dan

pemeriksaan/pengujian instalasi Iistrik, adalah mengikuti perkembangan

penerbitan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUlL). Edisi PUlL yang terbaru

adalah "PUlL 2000" sebagai generasi ke lima.

Sejarah PUlL berawal dari sejak jaman Belanda bernama AVE 1938

diterjemahkan dan disempurnakan menjadi PUlL 1964, disempurnakan menjadi

PUlL 1977, selanjutnya direvisi menjadi PULL 1987 (SNI - 225 -1987), dan

terakhir PUlL 2000 (SNI 04 - 0225 - 2000). Sejak AVE 1938 sudah menjadi

bagian dari Standar K3 Listrik: yang terakhir PUlL 2000 ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No Kep 75/Men/2002.

PUlL berdiri sendiri adalah standar yang bersifat

netral, sebagai panduan yang tidak mengikat

secara hukum. Biasanya standar digunakan

sebagai rujukan dalam suatu kontrak kerja,

antara kontraktror/instalatir dengan pemberi

kerja.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 11


Oleh karena PUlL telah ditetapkan diberlakukan secara utuh dengan

Peraturan dan Keputusan Menteri, maka semua persyaratan teknis maupun

administratif, menjadi bersifat wajib.

Di dalam PUlL juga memuat persyaratan khusus instalasi Iistrik untuk

pesawat lift dan persyaratan instalasi proteksi bahaya sambaran petir.

Ketentuan secara lebih teknis Lift dan proteksi bahaya sambaran petir

masing-masing diatur dalam peraturan tersendiri yaitu :

1. Permenaker No Per 02/Men/1989, mengatur persyaratan mengenai instalasi

penyalur petir.

2. Permenaker No Per 03/Men/1999, menatur persyaratan mengenai lift

3. Kepmenaker No Kep 407/M/BW/1999, mengatur lebih lanjut tentang

kompetensi teknisi lift

4. Keputusan Dirjen Binawas No Kep.311/BW/2002, mengatur lebih lanjut

mengenai Sertifikasi Kompetensi K3 bagi teknisi Iistrik.

C. RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3 LISTRIK

1. Ruang lingkup obyek pengawasan K3 listrik tersirat dalam Bab II Pasal 2 ayat

(2) huruf q UU 1/70, yaitu tertulis : di setiap tempat dimana dibangkitkan,

diubah, dikumpulkan disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan Iistrik,

gas, minyak atau air.

Dari ketentuan tersebut dapat digambarkan ruang Iingkup K3 Iistrik, yaitu

mulai dari pembangkitan, jaringan transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (TET),

Tegangan nnggi (TT), Tegangan Menengah ( TM ) dan jaringan distribusi

Tegangan Rendah ( TR ) sampai dengan setiap tempat pemanfaatannya,

khususnya tempat kerja.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 12


PUSAT JARINGAN PARA
PEMBANGKIT TET – TT – TM - TR PELANGGAN

Gambar 6

2. Memperhatikan Pasal 3 ayat (1) huruf q UU 1/70 teitulis : Dengan peraturan

perundangan ditetapkan syarat-syarat K3 untuk mencegah terkena aliran

listrik berbahaya

3. Menurut ketentuan PUlL 2000 Iistrik yang berbahaya adalah Iistrik yang

memiliki tegangan lebih dari 25 Volt di tempat lembab atau 50 Volt di tempat

yang normal.

Dialog box

Obyek pengawasan instalasi listrik adalah mencakup Semua Jenis Pusat


pembangkit listrik. Semua gardu listrik dan setiap tempat kerja yang
menggunakan listrik.

Menurut Undang-undang No 1 tahun 1970, siapa yang bertanggung jawab atas


pelaksanaan K3 di PLN mulai dari Pusat Pembangkit sampai pada setiap gardu
distribusi ?

4. Ruang Iingkup obyek pengawasan sistem proteksi petir sesuai Permenaker

No Per- 02/Men/ 1989 adalah yang dipasang di setiap tempat kerja, hanya

untuk konvensional dan sistem elektro statik dan hanya mengatur

perlindungan sambaran petir.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 13


Gambar 7

Sambaran langsung seperti ilustrasi gambar 7 adalah pelepasan muatan listrik

dari awan kebumi melalui obyek yang tertinggi. Obyek yang dilalui arus petir

tadi adalah tersambar petir secara langsung selanjutnya akan menyebar ke

bumi ke segala arah hingga netral. Obyek yang tersambar dan dialiri arus dan

tegangan petir akan merasakan pengaruh secara langsung yaitu suhu yang

sangat tinggi bisa mencapai 30.000 ˚C, tegangan dan kuat arus yang tinggi

dapat mengakibatan kerusakan secara fisik.

Penyebaran arus dan tegangan petir di dalam bumi akan menyebar ke

berbagai penjuru. Kemungkinan dari itu dapat dirasakan oleh grounding

instalasi Iistrik pada bangunan itu sehingga penghantar bumi bertegangan

petir yang akibatnya terjadi beda potensial pada jaringan instalasi Iistrik R, S,

T bertegangan 220 V sedangkan Penghantar pengaman dan penghantar

Netral bertegangan petir. Ini yang disebut dengan sambaran tidak

langsung yang dapat merusak peralatan Iistrik dan peralatan elektronik yang

ada di dalam bangunan itu. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per

02/Men/1989 tidak mengatur syarat-syarat sistem proteksi sambaran petir

tidak langsung.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 14


Ruang Iingkup obyek pengawasan lift adalah yang dipasang di setiap tempat

kerja. Sedangkan jenis yang diatur dalam Permen 03/99 adalah lift untuk

mengangkut orang dan barang.

D. POTENSI BAHAYA LISTRIK

Arus Iistrik antara 15 - 30 mA sudah dapat mengakibatkan kematian, karena

sudah tidak mungkin lagi untuk melepaskan pegangan. Pengaruh-pengaruh

lain dari arus listrik yang mengalir melalui tubuh manusia ialah panas yang

ditimbulkan dalam tubuh, dan pengaruh elektrokimia.

Tegangan yang dapat dianggap aman juga ada kaitannya dengan tahanan

kulit manusia. Untuk kulit yang kering tahanan ini berkisar antara 100 - 500

kilo Ohm.

Tetapi kulit yang basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahanan

sampai serendah 1 Kohm. Juga luas permukaan kulit yang menyentuh ikut

mempengaruhi.

Aklbat sentuh langsung maupun sentuh tidak langsung dapat mengakibatkan

kecelakaan serta kerugian.

Kecelakaan akibat Iistrik dapat mengakibatkan :

1. Kecelakaan pada manusia.

Arus Iistrik antara 15 - 30 mA sudah dapat mengakibatkan kematian.

Pengaruh-pengaruh lain dari arus Iistrik yang mengalir melalui tusuk ialah

panas yang ditimbulkan dalam tubuh dan pengaruh elektrokimia.

Tegangan yang dianggap aman juga ada kaitannya dengan tahanan kulit

manusia. Untuk kulit kering, tahanan ini berkisar antara 100 - 500 Kohm.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 15


Tetapi kulit basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahan sampai

serendah 1 Kohm.

Juga luas permukaan yang menyentuh ikut mempengaruhi. Kalau benda

bertegangan dipegang penuh dengan tangan, pada arus kurang lebih 10

mA saja sudah akan sulit sekali untuk melepaskannya.

2. Kerusakan instalasi serta perlengkapannya.

Jaringan instalasi Iistrik harus diamankan dengan baik sesuai ketentuan

yang berlaku. Gangguan listrik akan dapat mengakibatkan :

a. Kerusakan instalasi beserta perlengkapannya (kabel terbakar, panel

terbakar, kerusakan isolasi, kerusakan peralatan).

b. Terjadinya kebakaran bangunan beserta isinya.

3. Kerugian.

Kerugian akibat kecelakaan listrik dapat berupa :

a. Kerugian materi (dalam rupiah) akibat rusaknya instalasi, bangunan

beserta isinya.

b. Terhentinya proses produksi.

c. Mengurangi kenyamanan, misalnya lampu padam, AC mati, suplai air

terganggu dan lain-lain.

Pada dasarnya bahaya Iistrik yang dapat menimpa manusia disebabkan oleh :

1. Bahaya Sentuh Langsung

Yang disebut dengan sentuh langsung adalah sentuh langsung pada

bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 16


Bagian aktif perlengkapan atau instalasi Iistrik adalah bagian konduktif yang

merupakan bagian dari sirkit listriknya yang dalam keadaan pelayanan

normal, umumnya bertegangan dan atau dialiri arus Iistrik.

Bahaya sentuh lansung dapat diatasi dengan cara :

a. Proteksi dengan isolasi bagian aktif.

1) Bagian aktif harus seluruhnya tertutup dengan isolasi yang dapat

dilepas dengan merusaknya.

2) Untuk perlengkapan buatan pabrik isolasi harus sesuai dengan

standar yang relevan untuk perlengkapan Jistrik tersebut.

3) Untuk perlengkapan lainnya, proteksi harus dilengkapi dengan

isolasi yang mampu menahan stres yang mungkin mengenainya

dalam pelayanan, seperti pengaruh mekanik, kimia, Iistrik dan

termal.

4) Jika tempat kabel masuk ke dalam perlengkapan Iistrik berada

dalam jangkauan maka lapisan isolasi dan selubang kabel ilarus

masuk ke dalam kotak hubung, atau dalam hal tanpa kotak lubang

ke dalam perlengkapan tersebut. Lapisan logam pelindung kabel

tidak boleh dimasukkan ke dalam kotak hubung, tetapi boleh ke

dalam mof ujung kabel atau mof sambungan kabel .

b. Proteksi dengan penghalang atau selungkup.

Proteksi yang diberikan oleh selungkup terhadap sentuh langsung ke

bagian berbahaya adalah proteksi manusia terhadap:

1) Sentuh dengan bagian aktif tegangan rendah yang berbahaya.

2) Sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 17


3) Mendekati bagian aktif tegangan tinggi yang berbahaya di bawah

jarak bebas yang memadai di dalam selungkup.

Proteksi dapat diberikan :

1) Oleh selungkup itu sendiri.

2) Oleh penghalang sebagai bagian dari selungkup atau oleh jarak di

dalam selungkup.

Bagian aktif harus berada di dalam selungkup atau di belakang

penghalang yang memberi tingkat proteksi paling rendah IP 2x (akan

dijelaskan sendiri).

Penghalang atau selungkup harus terpasang dengan kokoh

ditempatkannya dan mempunyai kestabilan dan daya tahan yang

memadai untuk mempertahankan tingkat proteksi yang dipersyaratkan.

Jika diperlukan untuk melepas penghalang atau membuka selungkup

atau untuk melepas bagian selungkup, maka hal ini hanya mungkin :

1) Dengan menggunakan kunci atau perkakas atau

2) Sesudah pemutusan suplai ke bagian aktif yang diberi proteksi oleh

penghalang atau selungkup tersebut, dan pengembalian suplai

hanya mungkin sesudah pemasangan kembali atau penutupan

kembali penghalang atau selungkup.

c. Proteksi dengan rintangan

Yang dimaksud rintangan di sini adalah untuk mencegah sentuh tidak

sengaja dengan bagian aktif tetapi tidak mencegah sentuh sengaja

dengan cara menghindari rintangan secara sengaja.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 18


Rintangan harus dapat mencegah :

1) Mendekatnya badan dengan tidak sengaja ke bagian aktif atau

2) Sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif selama operasi dari

perlengkapan aktif dalam pelayanan normal.

Rintangan dapat dilepas tanpa menggunakan kunci atau perkakas,

tetapi harus aman sehingga tercegah lepasnya rintangan secara tidak

sengaja.

d. Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan.

Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan hanya dimaksudkan

untuk mencegah sentuh yang tidak sengaja dengan bagian aktif.

Bagian berbeda potensial yang dapat terjangkau secara simultan harus

berada di luar jangkauan tangan.

(Dua bagian dapat terjangkau secara simultan jika berjarak tidak lebih

dari 2,5 meter terhadap lainnya).

e. Proteksi tambahan dengan Gawai Pengaman Arus Sisa (GPAS).

GPAS ialah gawai yang menggunakan pemutus yang peka terhadap

arus sisa, yang dapat memutus sirkit termasuk penghantar netralnya

secara otomatis dalam waktu tertentu, apabila arus sisa yang timbul

karena terjadinya kegagalan isolasi melebihi nilai tertentu, sehingga

tercegahlah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi.

Penggunaan GPAS di sini hanya dimaksudkan untuk menambah

tindakan proteksi lain terhadap kejut Iistrik dalam pelayanan normal.

Penggunaan GPAS dengan arus operasi sisa pengenal tidak lebih dari

30 mA, dikenal sebagai proteksi tambahan dari kejut listrik dalam

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 19


pelayanan normal, dalam hal ini kegagalan tindakan proteksi lainnya

atau karena kecerobohan pemakai,

Penggunaan gawai demikian bukanlah merupakan satu-satunya cara

proteksi dan tidak meniadakan perlunya penerapan salah satu tindakan

proteksi yang tidak ditentukan dalam :

1) Proteksi dengan isolasi bagian aktif.

2) Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan.

2. Bahaya Sentuh Tidak Langsung

Yang dimaksud dengan sentuh tidak langsung adalah sentuh pada BKT

perlengkapan atau instalasi listrik yang menjadi bertegangan akibat

kegagalan isolasi.

BKT perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang tidak

merupakan bagian dari sirkit listriknya yang dalam pelayanan normal tidak

bertegangan, tetapi dapat menjadi bertegangan.

Kegagalan isolasi seperti tersebut di atas harus dicegah terutama dengan

cara :

a. Perlengkapan Iistrik harus dirancang dan dibuat dengan baik.

b. Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat.

c. Instalasi Iistrik harus dipasang dengan baik.

Tindakan proteksi harus dilakukan sebaik-baiknya agar tegangan sentuh

yang terlalu tinggi (> 50 V a.b.) karena kegagalan isolasi tidak dapat terjadi

atau tidak dapat bertahan.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 20


Khusus pada tempat-tempat lembab atau basah misalnya ruang kerja

dalam industri pertanian, tegangan sentuh yang terlalu tinggi adalah

tegangan sentuh yang > 25 V a.c. efektif.

Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi gangguan) dapat

dengan cara:

a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis.

b. Proteksi dengan penggunaan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi

ekivalen.

c. Proteksi dengan lokasi tidak kondusif

d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas bumi.

e. Proteksi dengan separasi Iistrik.

Penjelasan singkat dari masing-masing proteksi dari sentuh tak langsung

adalah sebagai berikut :

a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis.

Pemutusan suplai secara otomatis dipersyaratkan jika dapat terjadi

resiko efek patufisiologis yang berbahaya dalam tubuh manusia ketika

terjadi gangguan, karena nilai dan durasi tegangan sentuh.

Tindakan proteksi ini memerlukan koordinasi jenis pembumian sistem

dan karakteristik penghantar proteksi serta gawai proteksi.

Tindakan konvensional yang dapat diambil adalah :

1) Pemasangan gawai proteksi yang secara otomatis harus memutus

suplai ke sirkit atau perlengkapan yang diberi proteksi oleh gawai

tersebut dari sentuh tak langsung.

2) Pembumian.

3) Sistem Pembumian Pengaman.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 21


4) Membumikan titik netral sistem Iistrik di sumbernya dan

5) Membumikan BKT perlengkapan dan BKT instalasi listrik

sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kegagalan isolasi

tercegahlah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi pada

BKT tersebut karena terjadinya pemutusan suplai secara otomatis

dengan diberinya gawai proteksi.

b. Proteksi dengan menggunakan perlengkapan kelas II atau dengan

isolasi ekivalen.

Tindakan ini dimaksudkan untuh mencegah timbulnya tegangan

berbahaya pada bagian perlengkapan iistrik yang dapat terjangkau

melalui gangguan pada isolasi dasarnya.

Penjelasan tentang Kelas Perlengkapan.

1) Perlengkapan kelas O

Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut Iistrik mengandalkan

isolasi dasar, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada sarana untuk

hubungan bagian konduktif yang dapat terjangkau (jika ada) ke

penghantar proteksi pada pengawatan pasangan tetap instalasi,

sehingga keandalan saat terjadi kegagalan pada isolasi dasarnya

dipercayakan pada Iingkungan.

2) Perlengkapan kelas I

Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik tidak hanya

mengandalkan isolasi dasarnya, tetapi juga mencakup tindakan

pencegahan keselamatan tambahan dengan cara menyediakan

sarana untuk hubungan bagian konduktif yang dapat terjangkau ke

penghantar proteksi (pembumian) pada pengawatan pasangan tetap

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 22


dari instalasi, sedemikian sehingga bagian konduktif yang dapat

terjangkau tersebut tidak dapat menjadi aktif (bertegangan) pada

saat terjadinya kegagalan isolasi dasarnya.

3) Perlengkapan kelas II

Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik tidak hanya

mengandalkan isolasi dasarnya, tetapi juga diberikan tindakan

pencegahan keselamatan tambahan seperti isolasi ganda atau

isolasi diperkuat, maka tidak ada ketentuan untuk pembumian

proteksi atau ketergantungan dengan kondisi instalasi.

4) Perlengkapankelas III

Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik mengandalkan

pada suplai tegangan ekstra rendah (SELV) dan tegangan yang lebih

tinggi dari SELV tidak dibangkitkan.

Persyaratan dari proteksi dengan menggunakan perlengkapan kelas

II atau isolasi ekivalen harus dilengkapi :

a) Perlengkapan Iistrik yang mempunyai isolasi ganda atau diperkuat

(perlengkapan kelas II).

b) Rakitan perlengkapan Iistrik buatan pabrik yang mempunyai

isolasi total dengan lambang ® (lEC 439).

c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktif

Yaitu tindakan proteksi untuk mencegah sentuh secara simultan

dengan bagian yang dapat berbeda potensial karena kegagalan isolasi

dasar bagian aktif. Penggunaan perlengkapan kelas O diizinkan jika

semua kondisi berikut dipenuhi.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 23


BKT harus disusun sedemikian sehingga dalam keadaan biasa tidak

akan terjadi sentuh secara simultan antara orang dengan dua BKT atau

sebuah BKT dan aktif BKE, jika bagian ini berbeda potensial karena

kegagalan isolasi dasar dari bagian aktif.

Dalam lokasi yang tidak konduktif tidak boleh ada penghantar proteksi.

Hal ini dapat dipenuhi jika lokasi mempunyai lantai dan dinding isolasi

dan diterapkan satu atau lebih susunan sebagai berikut :

1) Jarak relatif antara BKT dan BKE sama dengan jarak antar BKT.

Jarak ini cukup jika jarak antara dua bagian tersebut tidak kurang

dari 2 m, jarak ini dapat dikurangi menjadi 1,25 m di luar zona

jangkauan tangan.

2) Penyisipan rintangan efektif antara BKT dan BKE dari bahan isolasi

mempunyai kuat mekanik yang cukup dan mampu menahan

tegangan uji sekurang-kurangnya 2000 Volt.

d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas bumi.

lkatan penyama potensial lokal bebas bumi dimaksudkan untuk

mencegah timbulnya suatu tegangan untuk yang berbahaya.

Penghantar ikatan penyama potensial harus menginterkoneksi semua

BKT dan BKE yang dapat terjangkau secara simultan.

Sistem ikatan penyama potensial lokal tidak boleh sentuh Iistrik secara

langsung dengan bumi melalui BKT atau melalui BKE.

e. Proteksi dengan separasi listrik

Proteksi dengan separasi Iistrik adalah suatu tindakan proteksi dengan

memisahkan sirkit perlengkapan Iistrik dari jaringan sumber dengan

menggunakan transformator, pemisah atau motor generator.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 24


Dengan demikian tercegahlah timbulnya tegangan sentuh yang terlalu

tinggi pada BKT perlengkapan yang diproteksi, bila terjadi kegagalan

isolasi dalam perlengkapan tersebut.

Proteksi dengan separasi Iistrik ini hanya akan efektif selama dalam

sirkit sekunder tidak terjadi gangguan bumi .

Yang dimaksud dengan sirkit sekunder dalam hal ini adalah sirkit

sekunder dari transformator pemisah atau sirkit generator dari motor

generator.

Proteksi dengan separasi Iistrik hanya diperkenankan pada tegangan

jaringan sumber maksimum 500 Volt.

Direkomendasikan agar hasil kali tegangan nominal sirkit dalam Volt

dengan panjang sistem pengawatan dalam meter tidak boleh melebihi

100.000, dan panjang sistem pengawatan tidak boleh lebih dari 500

meter.

Kotak fleksibel dan kabel semu harus dapat terlihat semua bagian

panjangnya yang dapat terkena kerusakan mekanis, dan harus dari

jenis tertentu.

E. SISTEM PENGAMANAN LISTRIK

1. Prinsip pengamanan instalasi Iistrik antara lain:

a. Pengamanan kejut Iistrik baik langsung maupun tidak langsung, pada

prinsipnya :

1) mencegah mengalirnya arus Iistrik melalui tubuh manusia,

2) membatasi nilai arus Iistrik dibawah arus kejut dan

3) memutuskan arus Iistrik pada saat terjadi gangguan.

b. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran (efek termal)

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 25


c. Pengamanan terhadap induksi medan magnit dan medan listrik.

2. Sistem pengamanan instalasi listrik antara lain:

a. Sistem isolasi pengaman terhadap bagian yang bertegangan, sehingga

tidak mungkin orang tersentuh dengan tidak sengaja ; Metoda isolasi

dapat dilakukan dengan cara :

1) Mengisolasi isolasi bagian aktif dengan isolator,

2) Memberi penghalang atau selungkup

3) Memasang rintangan

4) Memberi jarak aman atau diluar jangkauan

b. Sistem isolasi lantai kerja dan dinding. Metoda ini diperlukan di tempat

tertentu dimana sewaktu waktu petugas harus melakukan pelayanan,

pemeliharaan dalam keadaan bertegangan; Dengan memasang isolasi

lantai kerja yang aman, maka akan terhindar adanya aliran arus Iistrik ke

bumi melalui tubuh manusia. Lihat gambar 8.

Gambar 8

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 26


Isolasi lantai kerja harus memenuhi syarat nilai tertentu dengan melakukan

pengukuran. Alat ukur yang diperlukan Volt meter yang memiliki resistan

dalam Rd 3000 Ohm.

Teknik pengukuran resistan isolasi lantai kerja sbb.:

Letakan kain basah ukuran 27 x 27 Cm, diatasnya diletakan pelat logam

ukuran 25 x 25 x 0,2 Cm, kemudian letakan kayu untuk metatakan dan

kemudian diberi pemberat 75 kg. Dan siapkan eletroda bantu ditancapkan

ke tanah,

Lakukan pengukuran terutama terhadap elektroda bantu (V1) dan catat nilai

V1. Lakukan pengukuran yang kedua terhadap pelat logan (V2) dan catat

nilai V2.

Nilai resistan isolasi lantai kerja adalah R1 dihitung dengan rumus :

R1 = Rd {(V1/V2)-1} Ohm

R1 man. 50 kilo Ohm

c. Sistem pembumian pengaman (PP) atau Sistem TT

Tujuan pembumian :

Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi

yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman

(sekering) akan terputus secara otomatik

Kawat
Kawat
Aktif
Sekering
Nol

Gambar 9
Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 27
Pada gambar 9 kulkas dapat bekerja normal. Akan tetapi tidak menjamin orang
apabila terjadi arus bocor ke bodi. Mengapa ?
Apakah secering pasti jatuh ? Mengapa ?

Kawat Aktif

Kawat Nol

Sekering

Gambar 10

Dialog Box

Pada gambar 10, bodi kulkas dihubungkan dengan pembumian, apabila terjad
arus bocor ke bodi maka arus akan meningkat tak terhingga.

Apa yang akan terjadi ?

d. Sistem hantaran pengaman (HP) ;

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 28


Kawat Aktif
Sekering
Kawat Nol

Hantaran pengaman

Gambar 11

Gambar 12 A Gambar 12 B

Gambar 11 adalah instalasi satu Fasa sistem hantaran pengaman, terdiri

dari tiga kawat yaitu kawat Aktif, Netral dan Pengaman , apabila terjadi

hubung singkat pada instalasi Iistrik, maka arus ak.:m mengalir tak

terhingga sehingga sekering akan putus.

Dialog box
Gambar 12 A adalah model tusuk kontak dengandua kawat, dan gambar
128 adalah model tusuk kontak tiga kawat
Model mana yang anda rekomendasikan, dan apa alasannya ?

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 29


e. Sistem pembumian netral pengaman (PNP) atau (TN);

Hantaran Netral dan hantaran pengaman digabung / dikopel

Kawat Aktif
Sekering
Kawat Nol

Hantaran pengaman

f. Pengamanan terhadap bahaya kebakarann (efek termal)

Setiap rangkaian peralatan Iistrik yang dayanya lebih dari 1,5 kW harus

diproteksi terhadap efek thermal untuk menjaga motor terbakar karena

terlampau panas. Kabel apabila dibebani melebihi kemampuannya juga

akan terjadi panas

Sesuai dengan ketentuan, kabel harus mempunyai kemampuan hantar

arus minimal 1,25 % dari pembebanan yang dilayaninya, dan harus

dilengkapi proteksi thermal maksimum 200 % dari arus beban penuh yang

diharapkan akan segera membuka otomatik, sehingga tidak terjadi panas

yang berlebihan.

Pada rangkaian itu pula harus diamankan dengan pengaman hubung

singkat yang dapat membuka otomatik apabila terjadi gangguan. Nilal

pengaman sepertl pada gambar 15 dan tabel setelan pengaman

makslmum sesuai jenis motor.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 30


Gambar 15

Jenis motor Setelan maksimum pengaman


Motor sangkar 250 % I nominal
Motor serempak 200 % I nominal
Motor rotor liIit 150 % I nominal

g. Pengamanan Efek busur listrik

Kotak kontak, sakelar pada saat dibuka maupun pada saat dihubungkan

seperti misalnya pada saat menghidupkan dan mematikan lampu atau

peralatan Iistrik lainnya akan terjadi letikan bunga api. Efek busur Iistrik ini

dapat memicu kebakaran apabila di sekitarnya terdapat uap, gas atau

debu yang mudah terbakar.

Pada ruangan yang dalam proses operasi normal terdapat uap, gas atau

debu yang melayang di udara, maka jenis perlengkapan dan peralatan

Iistrik yang digunakan harus yang memiliki proteksi kedap gas, atau kedap

debu.

F. KETENTUAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK UNTUK PERALATAN DAN

RUANGAN KHUSUS

1. Distribusi suplai daya Iistrik untuk lift dan proteksi kebakaran lift dan

motor pompa hydran dan springkler atau sistem pengaman lainya harus

dapat mendapat suplai Iistrik pada saat suplai power utama terganggu.

Karena itu sistem distribusi daya listrik ditentukan seperti pada gambar 16,

yaitu harus ditarik dari sisi suplai (in coming) sebelum sakelar utama.

2. Distribusi suplai daya listrik di rumah sakit


Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 31
Klasifikasi Utilitas di Rumah sakit perhatikan gambar 17:

Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus


tidak berpengaruh langsung terhadap pasien
Kelompok 1 E : Instalasi Iistrik untuk intalasi medik, yang berfungsi
langsung dengan penderita, bila terputus dari
dalam tempo kurang 10 detik harus segera
mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)
Kelompok 2 E : Instaiasi Iistrik untuk intalasi medik berfungsi
langsung dengan penderita, bila terputus harus
langsung mendapat catu daya pengganti khusus
(CDPK)

G. BAHAYA SAMBARAN PETIR

Petir adalah pelepasan muatan listrik dari awan ke awan atau dari awan ke

bumi, seperti pada gambar 18.

Kila -----
t -----
-----
-----

Arus petir
5000 - 10.000 A -
-
Temperatur
-
30.000 °C -

Gambar 18
Fenomena Petir

Sasaran sambaran petir adalah obyek yang paling tinggi. Obyek yang

tersambar petir akan merasakan adanya arus petir sebesar 5000 - 10.000

Ampere dan panas mencapai 30.000 ˚C. Sehingga dampak yang terjadi pada

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 32


yang tersambar petir akan terjadi kerusakan mekanis, terbakar, atau kerusakan

karena fluktuasi arus dan tegangan petir.

Proses Terjadinya Kilat

Awan terjadi dari udara lembab yang terkena panas yang mulai naik dari bumi

lebih 10 menit sampai 1 jam. Udara tersebut berkembang (volume besar) dan

akan menjadi dingin (temperatur akan semakin rendah). Semakin udara tersebut

naik (karena penurunan tekanan lebih kecil dibanding dengan pembesaran

volume). Karena laju penurunan tekanan udara lebih dibandingkan laju

pembesaran volume, maka temperatur udara itu akan semakin rendah (P.V.t =

konstan). Sehingga titik-titik uap itu akan terkondensasi dan disebut awan. Di

puncak awan temperaturnya turun sampai -30 ˚C dan sebagian titik-titik uap

akan menjadi dingin sekali, dan kembali jadi es. Pada tahap itu terjadilah medan

listrik yang sangat kuat di udara sekitarnya, menandakan berlangsungan

pemisahan muatan, beda potensial antara muatan-muatan yang terkonsentrasi

itu akan semakin tinggi. Bila sudah dicapai keadaan jenuh, maka pelepasan

muatan, sudah dapat dimulai dengan semakin tingginya beda potensial maka

muncul saluran perintis (leader channel) yang kemudian diikuti oleh perpindahan

arus dari muatan satu ke yang lainnya.

Konsentrasi muatan yang semakin besar itu dapat menyebabkan loncatan

bunga api yang mengalir ke atas dan bertemu dengan ujung perintis awan).

Besar konsentrasi muatan itu tergantung pada besarnya medan yang terjadi di

dalam awan. Titik dimana kedua saluran (channel) itu u disebut titik sambaran,

dan dari titik itu juga mulainya "sambaran kembaIi" (return stroke).

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 33


Perintis kilat membutuhkan waktu 20 msec untuk dapat mencapai bumi dengan

jarak ± 3 Km (awan-bumi). Return stroke makan waktu 100 msec untuk kembali

ke awan. Return stroke inilah yang mempunyai efek merusakkan, sehingga

harus diperhatikan untuk cara pengamanannya.

Arus return stroke ini dapat menaikkan temperatur pada bagian yang

mencapai 15.000 - 20.000°C. Sehingga udara di situ berpendar dan meledak

(halilintar). Karena letak titik sambaran di bumi tergantung pada besarnya

gradien tegangan di daerah bawah saluran perintis dan letak muatan ruang di

atmosfer.

Sehingga yang menerima sambaran kilat tidak hanya objek-objek yang tinggi

(gedung, cerobong asap, pohon dan sebagainya) tapi mungkin juga dataran-

dataran rendah, lembah-Iembah dan sebagainya.

Bahaya yang terbesar bagi manusia dan binatang kebanyakan ditimbulkan

sambaran kilat tidak langsung.

1. Kilat yang menyambar gedung atau pohon dapat mengambil jalan paralel

melalui orang yang berdiri dekat dengan objek yang tersambar.

2. Kuat medan listrik dari sambaran kilat yang dapat menginduksikan arus di

dalam menyebabkan kematiannya.

3. Kilat yang sedang berhubungan dengan tanah dapat menimbulkan gradien

potensial pada seluruh permukaan tanah di sekitarnya dengan arah melalui

titik sambaran, kalau ada orang yang berdiri dengan kedua kaki yang terpisah

(dengan arah radial) maka orang tersebut akan merasakan beda potensial

yang dapat membahayakan.

Tegangan langkah bisa dihitung bila L = kedalaman (elektroda pembumian)

tiang pancang diketahui.

Besarnya tegangan langkah

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 34


Suatu elektroda batang dengan Ø d = 2a;

panjang L = L.

tahanan jenis tanah dianggap homogen =

p.

Arus gangguan yang mengalir di sekitar

batang elektroda akan berbentuk radial

homogen, sehingga bidang-bidang


Gambar 19-a
ekipotensial di sekitarnya akan berbentuk

silinder-silinder yang konsentris dengan

poros batang elektroda.

Tanah yang berada di antara dua silinder

dengan bed a radius akan menyumbang

tahanan sebesar :

Gambar 19-b p. dr
dR =
2π rL

Beda tegangan antara kedua silinder tersebut akibat mengalirnya arus sebesar I:

I.P dr
DV = I.dR = .
2π rL r

dimana:

a = 112 d = jari-jari batang elektroda

b = jarak suatu titik terhadap poros pipa di permukaan tanah.

P b
Vab = I. ln
2π rL a

Umpama :

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 35


L = 5 m = 500 cm.

b = 20 m = 2000 cm.

a = ½ d = 5/2 cm

maka

p 2000
Vab = I. ln Volt
2π 500 2.5

Memperkecil I (arus yang melewati elektroda). Arus gangguan atau arus

discharge kilat yang cukup besar dapat dipecah menjadi beberapa arus cabang

dengan memparalel beberapa batang elektroda. Jadi arus yang melewati satu

batang elektroda bisa diperkecil sesuai dengan yang diperkenankan.

Teori :

1/R Total = 1/R1 + 1/R2 + … + 1/Rn

H. SISTEM PROTEKSI BAHA YA PETIR

1. Sistem proteksi eksternal adalah sistem proteksi terhadap sambaran langsung

dengan cara memasang konduktor di bagian atas obyek yang dilindungi

disebut dengan instalasi penyalur petir.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 36


Pada gambar 21 adalah instalasi penyalur petir Sistem Franklin Rod. Sistem

instalasi bekerja atas dasar menerima, menyalurkan dan membuang atau

menetralkan kebumi

Sistem ini harus dirancang dengan persyaratan tertentu al.

a. Elektroda penerima harus dibuat runcing, dengan ketinggian dan jarak

tertentu sehingga masing masing elektroda penerima melindungi

bangunan dengan sudut perlindungan 112˚

b. Hantaran penurunan dan elektroda pembumian minimal 2 buah pada

setiap bangunan dan harus dipasang sejauh mungkin dari pintu

bangunan.

c. Resistans pembumian minimal 5 Ohm. Bila dari hasil pengukuran resistan

pembumian tidak memenuhi syarat akan dapat mengundang bahaya,

yang disebut tegangan langkah seperti diuraikan di atas. Perhatikan

gambar 22

Gambar 22

Dialog box

Apa pendapat anda bila grounding instalasi listrik disatukan / digabung

dengan Instalasi penyalur petir ?

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 37


Sistem instalasi proteksi petir dapat memanfaatkan kolom-kolom gedung

bertingkat tinggi. Sedangkan pembumiannya menggunakan tiang pancang

pada kolom-kolom tersebut. Tentu saja sambungan-sambungan antar kolom

besi betonnya harus berhubungan secara elektrik. Inl sudah digunakan di

Negeri Belanda. Metoda sistem Proteksi bahaya petir semacam ini yang

disebut dengan sistem sangkar (Faraday Cage) seperti pada gambar 23)

2. Sistem proteksi internal adalahGambar


sistem 23
proteksi terhadap sambaran petir

secara tidak langsung, misalnya imbas melalui grounding listrik, menyambar

jaringan listrik sehingga jaringan listrik bertegangan petir. Metoda

pengamanan terhadap sambaran tidak langsung dengan prinsip memotong

arus dan menyamakan tegang dengan memasang arester.

Penempatan arester pada saluran udara dilaksanakan sebagai berikut :

a. Arester sedapat mungkin (dipasang pada titik percabangan, dan pada

ujung-ujung saluran yang panjang, baik saluran utama maupun saluran

cabang. Jarak antara arester yang satu dan yang lain tidak boleh meJebihl

1000 meter dan di daerah banyak petir, jaraknya tidak boleh lebih dari 500

meter (lihat Gambar 24).

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 38


Gambar 24

b. Pada jaringan dengan sistem TN, arester dipasCiilg pad a ketiga

penghantar fase. Penghantar bumi arester dihubungkan dengan

penghantar netral dan kemudian dibumikan.

c. Pada jaringan yang menggunakan sistem TT, selain arester seperti yang

disebutkan dalam butir b) di atas, harus dipasang pula arester tambahan

yang menghubungkan penghantar netral pada tempat pemasangan

arester tersebut dibumikan, maka arester pada penghantar netral tidak

diperlukan, tetapi penghantar buminya harus diisolasi.

Untuk mendapatkan efek proteksi yang baik dari arester, maka arester

tersebut harus dibumikan melalui penghantar pembumi yang sependek-

pendeknya, dan dengan resistans pembumian sekecil mungkin.

CATATAN : Elektroda bumi yang sudah ada, misalnya instalasi

pengangkal dan jaringan pipa air minum dari logam yang ditanam yang

masih digunakan dan memenuhi syarat, dapat dipakai untuk pembumian

arester.

Arester yang dipasang pada saluran udara tegangan rendah digunakan

untuk membatasi tegangan lebih, dan pada prinsipnya terdiri atas

rangkaian seri proteksi, tahan tidak linear dan elemen proteksi. Dengan

pemasangan aerester maka tegangan lebih impuls akibat petir secara

aman akan disalurkan ke bumi. Karakteristik arester yang biasa digunakan

pada saluran udara tegangan rendah.

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 39


Penempatan arester pada instalasi konsumen dilaksanakan sebagai

berikut :

a. Arester sedapat mungkin dipasang di dekat titik masuk instalasi rumah

dan sedapat mungkin ditempatkan bersama di dalam PHB utama.

Arester harus dibumikan dengan penghantar pembumian yang

sependek mungkin dan pembumian arester harus disatukan dengan

pembumian instalasi Iistrik. Penyatuan pembumian ini dianjurkan

dengan menggunakan ikatan penyama potensial (IPP) yang dibumikan.

Arseter harus dipasang di tempat yang tidak akan menjadi elemen

pemicu kebakaran.

b. Berbagai kemungkinan penempatan arester untuk sistem TN, IT dan

berlaku prinsip yang disampaikan pada gambar 25 memperlihatkan

contoh penempatan arester pada instalasi konsumen yang dipadukan

dengan gawai proteksi arus lebih (GPAL) dan memperlihatkan contoh

penempatan arester yang dipadukan dengan gawai proteksi arus sisa

(GPAS)

c. Penempatan arester pada instalasi sistem informasi dilaksanakan sebagai

berikut : Aparat elektronik pada instalasi sistem informasi seperti aparat

instrumentasi, komputer dan komunikasi sangat peka terhadap

pembebanan tegangan lebih dan memerlukan proteksi dari tegangan lebih

dengan menggunakan arester khusus. Arester tersebut dapat berupa

arester isi gas, varistor, zener diode atau gabungannya.

Prinsip proteksi bahaya sambaran petir sistem internal adalah semua

bagian konduktif RSTNG dipasang Arrester dibonding, sehingga apabila

terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat RSTN

tegangannya sama tidak ada beda potensial (gambar 26)

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 40


I. PENGAWASAN INSTALASI LISTRIK

(Ref. UU 1/70 dan PUIL 2000)

Test &
Commissioning Commissioning

Pola pengawasan K3 sesuai pasal4 Undang-undang No 1 Tahun 1970 seperti

dilukiskan pada chart di atas.

Gambar rencana instalasi Iistrik harus mendapatkan persetujuan sebelum

dipasang. Pegawai pengawas melakukan analisis gambar rencana tersebut

dengan berpedoman sesuai persyaratan PUlL 2000.

Dokumen perencanaan instalasi listrik meliputi :

1. Peta lokasi

2. Gambar instalasi
Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 41
a. Layout perlengkapan dan peralatan Iistrik

b. Rangkaian peralatan dan pengendaliannya

3. Diagram garis tunggal

4. Gambar rinci

5. Perhitungan beban

6. Tabel bahan

7. Ukuran teknis

a. Sepesifikasi & cara pasang

b. Cara menguji

c. Jadwal waktu

Mekanisme pelaksanaan evaluasi gambar rencana seperti chart sbb. :

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 42


Pegawai pengawas memeriksa dan menghitung ulang, apabila terdapat

ketidaksesuaian terhadap PUlL 2000, maka dibuat pembetulan sebagaimana

mestinya koreksi langsung pada gambar rencana dengan warna merah.

Koreksi atau rekomendasi pegawai pengawas bersifat mengikat wajib

dilaksanakan, karena itu harus seteliti mungkin.

Dialog box
Apa pendapat anda apabila pengawas dalam membuat rekomendasi kurang
teliti sehingga masih terdapat penyimpangan dari ketentuan yang berlaku ?

Test dan commissioning, adalah pemeriksaan dan pengujian setelah pekerjaan

pemasangan instalasi listrik selesai dilaksanakan sebelum diserah terimakan

kepada pemberi kerja.

Langkah-langkah pelaksanaan test Comissioning secara administratif meliputi :

1. Pemeriksaan kelengkapan dokumen terutama gambar purna bangun apakah

ada penyimpangan dari gambar yang telah disyahkan.

2. Bila ya, - Lakukan pemeriksaan visual kesesuaian dokumen dengan

pelaksanaannya (veriftkasi terhadap spesifikasi perlengkapan

Iistrik)

3. Pemeriksaan visual meliputi cara pemasangan, penandaan sirkit, polaritas,

kesesuaian tipe perlengkapan Iistrik, dll)

4. Pengukuran resistan pembumian;

5. Pengukuran resistan isolasi;

6. Pengukuran resistan isolasi lantai kerja;

7. Pengukuran susut tegangan dan susut arus;

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 43


8. Percobaan pembebanan

Semua hasil pemeriksaan dan pengujian dicatat dan dianalisis, sehingga dapat

disimpulkan memenuhi syarat atau tidak. Terutama hal-hal yang menyimpang

harus disyaratkan dan dituangkan secara terulis.

Kontraktor bertanggung jawab atas semua syarat dan hal-hal yang harus

diperbaiki. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan, kontraktor bertanggung

jawab selama satu tahun.

Pola pengawasan K3 baik listrik, penyalur petir maupun iift pada dasarnya sama.

PENGENDALIAN K3 LIFT

Dasar pertimbangan

Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Menteri Tenaga Kerja

No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai mempunyai

potensi bahaya tinggi,

Pasal 25

Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan perubahan

teknis maupun administrasi harus mendapat ijin dari Menteri atau pejabat

yang ditunjuknya.

Pasal 24 Ayat (1)

Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai dengan gambar rencana

yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk

Ayat 2

Dokumen perencanaan

- Gambar konstruksi lengkap

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 44


- Perhitungan konstruksi

- Spesifikasi dan sertifikasi material

Ayat 3

Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau Standar internasional yang

diakui

Ijin pemasangan lift

Pasal 24 Ayat (4)

Gambar rencana pemasangan lift terdiri :

 Denah ruang mesin dan peralatannya

 Konstruksi mesin dan penguatannya

 Diagram instalasi Iistrik

 Diagram pengendali

 Rem pengaman

 Bangunan ruang luncur dan pintu-pintunya

 Rel pemandu dan penguatannya

 Konstruksi kereta

 Governor dan peralatannya

 Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertikal

 Perhitungan tali baja

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN LIFT

Pasal 30 Ayat (1)

Setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji sesuai standar uji yang

ditentukan

Standar uji K3 Lift : SNI 1718 – 1989 –E

Bentuk laporan :

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 45


 38 – L

 39 – L

PEMERIKSAAN PENGUJIAN ULANG

Pasal 30 Ayat (2)

Pemeriksaan dan pengujian dilakukan setiap tahun oleh Pegawai Pengawas

atau Ahli K3

Standar uji K3 Lift : SNI 1718 – 1989 –E

Bentuk laporan :

 38 – L

 39 – L

BAB III
EVALUASI PEMAHAMAN MODUL

NO SOAL ALTERNATIF JAWABAN


1. Undang undang yang mengatur tentang a. Undang undang No. 20 Th.
ketenagalistrikan adalah 2002
b. Undang undang No 15 tahun
1985
c. Undang undang No 1
Th. 1970
d. Undang undang No 18 tahun
2000
2. Pemberlakuan SNI No. 04-0225-2000 a. Permen No. 04/ Men/1988
mengenai Persyaratan Umum Instalasi b. Kepmen No. 70/Men/2002
Iistrik di tempat kerja dengan : c. Kepmen No. 75/Men/2002
d. Kepmen No.75/Men2000
3 Standar Nasional Indonesia yang a. Wajib
dikeluarkan oleh Badan Standarisasi b. Sukarela
Nasional bersifat : c. Sesuai dengan jenis
ketentuan
d. Tergantung materi

Pengawasan K3 Listrik | Calon Ahli K3 46

Anda mungkin juga menyukai