INSTALASI LISTRIK
Pentanahan pengaman adalah suatu tindakan pengamanan dalam instalasi listrik dengan
cara mentanahkan badan peralatan yang terbuat dari metal, sehingga bila terjadi kegagalan
isolasi tercegahlah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi, karena terputusnya arus
oleh alat pengaman arus lebih.
Tahanan pentanahan badan peralatan tidak boleh melebihi dari harga berikut :
50
Rp =------------ 0hm , dan Ia = k x In
Ia
V phase
I hs 1 phase = -----------------
Z. Cos q
e. Alat Ukur Dan Indikator
Alat ukur dan indikator yang dipasang pada PHB harus terlihat jelas dan harus ada petunjuk
tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukkan.
alat ukur yang sering dipasang pada PHB adalah
- Lampu Tanda
untuk mengetahui ada tidaknya suplai
- Volt Meter
Untuk Mengetahui Besarnya Tegangan
- Amper meter
Untuk Mengetahui besarnya arus yang mengalir
pada PHB kebeban.
- Frekwensi Meter
Untuk mengukur frekwensi jaringan
- Cos Q Meter
Untuk mengetahui Beda Sudut fase
- kWh meter
Untuk mengukur energi listrik yang terpakai
f. Hantaran Rel/Busbar
- Rel yang digunakan pada PHB harus terbuat dari
tembaga atau logam lain yang merupakan hantaran
yang memenuhi persyaratan sebagai penghantar
listrik
- Penampang rel harus diperhitungkan untuk besar
arus yang mengalir dalam rel tersebut.
- Lapisan yang digunakan untuk memberi warna
rel/busbar dan saluran, harus dari jenis yang tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
g. Komponen alat Kontrol Pada PHB
- Komponen alat kontrol seperti tombol tekan, sakelar, lampu sinyal,
saklar magnet, dan kawat penghubung harus mempunyai kemampuan
yang sesuai dengan penggunaannya.
- Alat seperti tombol tekan, sakelar kontrol dan sakelar pilih harus
mempunyai tanda warna sedemikian rupa sehingga operator dipermudah
pada waktu pelayanan.
Sakelar tombol, warna merah untuk OFF
Warna biru/Hitam Untuk ON
Lampu Tanda , Warna Merah Fase L1
Warna Kuning Fase L2
Warna Biru Fase L3
- Pengaman dari sistem Kontrol harus terpisah dari pengaman yang
lainnya
h. Terminal Dan Pemegang Kabel
- Terminal Harus terbuat dari bahan tembaga atau
logam lain yang memenuhi persyaratan atau
standard yang diakui
- Pemegang terminal harus terbuat dari bahan isolasi
yang kuat, sehingga tidak mudah pecah atau rusak.
- Kemampuan terminal sekurang-kurangnya harus
sama dengan kemampuan sakelar dari rangkaian
yang bersangkutan
BAB V. INSTALASI PENERANGAN
• TUJUAN INSTRUKTIONAL KHUSUS ( TIK )
– DAPAT MENGETAHUI SIMBOL- SIMBOL UNTUK
INSTALASI PENERANGAN
– MEMAHAMI CARA – CARA PENGATURAN
INSTALASI PENERANGAN
– MEMAHAMI CARA MENGGAMBAR DIAGRAM
LOKASI DAN DIAGRAM PENGAWATAN.
PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK
PENERANGAN
1. SISTEM PENGATURAN SAKELAR SATU ARAH
2. SISTEM PENGATURAN SATU ARAH DENGAN LAMPU TANDA.
3. SISTEM PENGATURAN SAKELAR SERI
4. SISTEM PENGATURAN SAKELAR TUKAR
5. SISTEM PENGATURAN SAKELAR TUKAR DENGAN LAMPU
TANDA
6. SISTEM PRNGATURAN SAKELAR SILANG
7. SISTEM PENGATURAN SAKELAR IMPULS
8. SISTEM PENGATURAN TIMER
9. SISTEM PENGATURAN LDR
10. KOMBINASI SISTEM PENGATURAN
1.a. Pengaturan Saklar Tunggal
L/N/PE
220V Pipa
lampu
3 Kotak 3
Hubung
Sakelar Tunggal
b.Diagram Pengawatan Pengaturan sakelar
Tunggal
3 Kotak Hubung
3
N
Lampu
PE Beban
L
Sakelar
Tunggal
c. Diagram Kerja Pengaturan Sakelar
Tunggal
N
L1
Lampu
Sakelar
Tunggal
2.a. Pengaturan Sakelar Tunggal Dengan Lampu
Tanda
• Diagram Lokasi Pengaturan Sakelar Tunggal Dengan
Lampu Tanda
L/N/PE Pipa
Lampu
3 2 Beban
Sakelar Tunggal
Lampu Tanda
2.b. Diagram Pengawatan Pengaturan Sakelar
Tunggal Dengan Lampu Tanda
Kotak Hubung
N
Lampu
PE Beban
L
Lampu
Tanda
Sakelar
2.c. Diagram Kerja Sistem Pengaturan Sakelar
Tunggal Dengan Lampu Tanda
N
L1
Sakelar Tunggal
Lampu
Lampu
Tanda
3. Sistem Pengaturan Sakelar Seri
Lampu B
L/N/PE
3 2
Pipa
Lampu A
2
Sakelar
seri
b. Diagram Pengawatan Sistem Pengaturan
Sakelar Seri
Lampu
3
3
3 3
Lampu
Sakelar Seri
c. Diagram Kerja Pengaturan Sakelar
Seri
N
Lampu A
L
Lampu B
Sakelar
Seri
4. Sistem Pengaturan Sakelar Tukar
• A. Diagram Lokasi Sistem Pengaturan Sakelar
Tukar.
3 3
A B
Sakelar Sakelar
Tukar Tukar
b. Diagram Pengawatan Sistem
Pengaturan Saklar Tukar Dengan
Lampu Tanda
Kotak Hubung Kotak Hubung
3
3 3
Lampu
Beban
3 3
Lampu Lampu
Tanda Tanda
2
L/N/PE 3 Lampu
4
2
Sakelar
Impuls Tombol Tekan
b. Diagram Pengawatan Pengaturan
Saklar Impuls
Saklar Tombol
Impuls Tekan
BAB VI
PERENCANAAN ISTALASI
PENERANGAN DALAM
RUMAH/GEDUNG
• 6.1. Sistem Radial Untuk Instalasi
Penerangan dari satu sumber
• 6.2. Penentuan Banyaknya Dan Kekuatan Lampu
Tiap Ruangan membutuhkan Jumlah dan besar
kekuatan lampu yang berbeda-beda Tergantung dari :
a. Macam Penggunaan Ruangannya
b. Ukuran Luas Dari Ruangan Tersebut
c. Keadaan dinding dari Ruangan Tersebut
d. Macam Jenis Lampu Yang dipakai.
• Letak dan banyaknya lampu untuk suatu ruang harus
ditentukan sedemikian rupa sehingga ruang tersebut
mendapat sinar terbagi rata
• Tempat yang mendapat cahaya dari suatu titik sumber
cahaya dari penerangannya dapat dinyatakan dalam rumus
• I
Eb = ------------ . Cos Q
h
Dimana :
• Eb = Kuat Penerangan Pada titik B (
Lumen per m2 atau Lux )
• I = Kuat cahaya dari lampu
• h = Tinggi ( Jarak ) lampu dari Bidang
kerja ( Meter )
• Q = Sudut Penyinaran
BAB VI. INSTALASI TENAGA
• DAFTAR ISI
– KOMPONEN-KOMPONEN DALAM SISTEM
PENGATURAN MOTOR LISTRIK
– RANGKAIAN-RANGKAIAN DASAR PENGATURAN
DENGAN KONTAKTOR
– PENGASUTAN DAN PENGATURAN MOTOR AC
– PENGASUTAN DAN PENGATURAN MOTOR DC
– PENGEREMEN MOTOR LISTRIK