Anda di halaman 1dari 25

BUKU VI

TROUBLE SHOOTING PLTMH

1|Page
DAFTAR ISI

BUKU VI .............................................................................................................................. 1

TROUBLE SHOOTING ....................................................................................................... 1

TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. 3

BAB VI. TROUBLE SHOOTING PLTM/H............................................................................. 4

1 Gangguan dan Trouble-shooting ............................................................................... 4


1.1 Gangguan pada Unit PLTM/H ............................................................................ 4
1.2 Pengamanan unit PLTM/H ................................................................................. 6
1.3 Trouble-shooting .............................................................................................. 10
1.3.1 Trouble-shooting pada Operasi Turbin Air ..............................................................12
1.3.2 Trouble-shooting pada Operasi Generator .............................................................15
2 Penanggulangan Gangguan Operasi ...................................................................... 21
3 Studi Kasus ............................................................................................................. 25

2|Page
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gangguan tidak keluarnya tegangan pada sistem eksitasi dan cara
penanggulangannya .......................................................................................................... 24

3|Page
BAB VI. TROUBLE SHOOTING PLTM/H

1 Gangguan dan Trouble-shooting

1.1 Gangguan pada Unit PLTM/H


Penyimpangan atau kesalahan dapat terjadi pada berbagai komponen di sistem
pembangkit listrik tenaga air. Di bawah ini adalah beberapa penyimpangan yang
dapat mengganggu jalannya operasi PLTM/H, yaitu:

➢ Frekuensi naik turun (hunting)

➢ Beban tidak mau naik

➢ Beban lebih (overload)

➢ Suhu air pendingin terlalu tinggi

➢ Suhu belitan stator terlalu tinggi

➢ Mesin tiba-tiba berhenti pada beban tertentu

➢ Tegangan generator tiba-tiba turun atau hilang

➢ Getaran unit tidak normal

➢ Rotor hubung singkat

➢ Stator hubung singkat

➢ Dan lain-lain.

Gangguan pada PLTM/H secara garis besar dapat dibagi atas 2 kelompok, yaitu:

a. Gangguan eksternal dari sistem unit lain yang terganggu, gangguan


transmisi/jaringan yang mengakibatkan unit ikut terganggu. Keduanya dapat
menyebabkan trip atau kehilangan beban.

b. Gangguan internal yang berupa gangguan dari peralatan, turbin, generator,


transformer dan sistem kontrol yang dapat menyebabkan unit keluar sistem.

Gangguan internal pada PLTM/H secara garis besar dapat dibagi atas 4 kelompok,
yaitu gangguan pada sirkit listrik generator, gangguan pada turbin, gangguan pada
4|Page
instalasi yang berhubungan dengan lingkungan seperti instalasi air pendingin dan
saluran air terbuka pada PLTM/H dan gangguan pada sirkit kontrol. Masing-masing
gangguan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Gangguan pada sirkit listrik generator

Dalam instalasi yang dijaga oleh operator seperti Pusat Listrik dan Gardu Induk
ada gangguan yang tidak atau belum dilihat oleh relai, tetapi dilihat oleh
operator yang kemudian berinisiatif men-trip Pemutus Tenaga (PMT) demi
keselamatan instalasi, maka dalam hal ini operator bertindak sebagai relai.
Gangguan pada sirkit listrik generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada
umumnya disebabkan oleh:

i. Gangguan di luar seksi generator tetapi PMT generator ikut trip sebagai
akibat kurang selektifnya relai generator

ii. Ada gangguan dalam seksi generator yang disebabkan karena :

o Kerusakan generator atau alat bantu generator

o Binatang yang menimbulkan arus hubung singkat

o Kontak-kontak listrik yang belum sempurna

iii. Ada gangguan dalam sistem eksitasi generator, biasanya menyangkut


pengatur tegangan otomatis.

iv. Ada gangguan pada sistem arus searah khususnya yang diperlukan untuk
men-trip-kan PMT. Gangguan pada sirkit listrik tersebut di atas berlaku
untuk semua macam pusat listrik.

2) Gangguan pada turbin

Gangguan pada turbin merupakan gangguan yang paling sering terjadi. Hal-hal
yang menyebabkan gangguan mesin penggerak generator secara singkat
adalah :

5|Page
a. Kerusakan pada bagian-bagian yang berputar atau bergeser, seperti
bantalan, batang penggerak, katup-katup khususnya yang jarang bergerak
pada waktu diperlukan malah macet.

b. Kerusakan pada bagian-bagian dimana terdapat pertemuan antara zat-zat


cair yang berbeda suhunya seperti pada alat-alat pendingin di PLTM/H.

c. Kebocoran pada perapat dari bagian yang mengandung zat cair atau gas
yang bertekanan tinggi. Kebocoran semacam ini dapat menyebabkan
gangguan operasi dari PLTM/H yang bersangkutan.

3) Gangguan pada instalasi yang berhubungan dengan lingkungan

Gangguan dapat terjadi pada seperti instalasi air pendingin dan saluran air
terbuka pada PLTM/H. Gangguan ini misalnya karena air yang berfungsi
sebagai pendingin mengandung binatang air dan kotoran yang menyumbat
instalasi air pendingin atau menyumbat cooler. Pada PLTM/H sering kali terjadi
air sungai banyak mengandung kotoran, sehingga saringan air masuk tersumbat
dan mengganggu operasi PLTM/H yang bersangkutan.

4) Gangguan pada sirkit kontrol

Dalam setiap PLTM/H selalu terdapat sirkit kontrol yang mengatur baik sirkit
listrik generator, turbin maupun alat-alat bantu. Sirkit kontrol dapat berupa sirkit
listrik, sirkit mekanik, sirkit pneumatik ataupun sirkit hidrolik dan dapat pula
merupakan kombinasi dari beberapa macam sirkit kontrol. Seringkali gangguan
timbul karena adanya bagian dari sirkit kontrol yang tidak berfungsi dengan
baik. Sebagai contoh kegagalan start dari unit PLTM/H sering disebabkan oleh
adanya bagian dari sirkit kontrol yang kurang baik kerjanya.

1.2 Pengamanan unit PLTM/H


Dalam sistem tenaga listrik banyak sekali terjadi gangguan yang dapat merusak
peralatan pembangkit listrik. Untuk melindungi peralatan listrik terhadap gangguan
yang terjadi dalam sistem diperlukan alat-alat pengaman. Khusus alat pengaman
yang berbentuk relai mempunyai 2 fungsi, yaitu :
6|Page
a. Melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem, jangan
sampai mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, alat pengaman harus bekerja
cepat agar pengaruh gangguan dapat segera dihilangkan sehingga pemanasan
berlebihan akibat hubung singkat dapat segera dihentikan.

b. Melokalisir akibat gangguan, jangan sampai meluas dalam sistem. Oleh sebab
itu, alat pengaman dalam sistem harus dapat dikoordinir satu sama lain,
sehingga hanya alat-alat pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan
saja yang bekerja.

Ditinjau dari letaknya dalam unit PLTM/H ada 3 kategori pengamanan, yaitu:

a. Pengaman generator

b. Pengaman transformator dalam GI

c. Pengaman turbin air

Masing-masing pengaman dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pengaman Generator

Generator sebagai sumber energi listrik dalam sistem ketenagalistrikan, perlu


diamankan jangan sampai mengalami kerusakan, karena kerusakan generator akan
sangat mengganggu jalannya operasi sistem tenaga listrik. Oleh karenanya
generator perlu dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat merusak
generator. Pengaman generator secara garis besar terdiri dari:

a. Pengaman terhadap gangguan di luar generator, yaitu gangguan dalam sistem


yang dihubungkan dengan generator. Gangguan di luar generator yang belum
diamankan adalah gangguan di rel dimana pengamanan yang dibutuhkan
bersifat back-up. Oleh karena itu untuk gangguan di rel yang langsung
berhubungan dengan generator, pengamanan yang terpenting adalah relai arus
lebih (overcurrent). Untuk generator yang besar perlu ditambah relai arus urutan
negatif.

7|Page
b. Pengamanan terhadap gangguan yang terjadi di dalam generator. Gangguan
dalam generator secara garis besar ada 5 macam, yaitu: hubung singkat antara
fasa, hubung singkat fasa ke tanah, suhu tinggi, penguatan hilang, dan hubung
singkat dalam sirkit rotor.

c. Pengamanan terhadap gangguan dalam mesin penggerak yang memerlukan


pelepasan PMT generator. Gangguan dalam mesin penggerak ada kalanya
memerlukan trip dari PMT generator, misalnya:

i. Apabila tekanan minyak terlalu rendah, maka mesin penggerak perlu segera
dihentikan karena tekanan minyak terlalu rendah dapat menimbulkan
kerusakan bantalan.

ii. Untuk menghindari tetap berputarnya generator sebagai akibat daya balik
yang merubah generator menjadi motor, maka PMT generator perlu
ditripkan.

iii. Begitu pula apabila suhu air pendingin pada PLTM/H menjadi terlalu tinggi
maka mesin tersebut perlu segera dihentikan dan PMT generator harus juga
ditripkan.

Trip dari PMT generator karena tekanan minyak pelumas terlalu rendah, atau
karena suhu air pendingin terlalu tinggi dilakukan oleh relai mekanik.

Pengaman Transformator

Pengaman transformator terdiri dari:

o Pengaman terhadap gangguan di luar transformator


o Pengaman terhadap gangguan di dalam transformator

Untuk pengaman transformator terhadap gangguan luar dipakai relai arus lebih atau
relai hubung tanah. Untuk pengaman transformator terhadap gangguan di dalam
trafo, seperti halnya pada generator dipakai relai differensial. Sedangkan untuk
gangguan hubung tanah dipakai restricted earth fault relay. Di samping itu untuk
transformator tegangan tinggi umumnya ada relai Bucholz yang bekerja atas dasar
timbulnya gelembung-gelembung gas dari minyak trafo. Transformator distribusi

8|Page
yang daya terpasangnya relatif kecil, sering hanya diamankan dengan sekering
lebur atau memakai Load Break Switch.

Pengaman Turbin Air

Turbin air sebagai penggerak mula generator, perlu diamankan jangan sampai
mengalami kerusakan, karena kerusakan turbin akan sangat mengganggu jalannya
operasi sistem tenaga listrik. Oleh karenanya turbin air perlu dilindungi terhadap
semua gangguan yang dapat merusak turbin. Pengaman turbin secara umum terdiri
dari:

Proteksi Kondisi

Relief valve Tekanan lebih pada spiral case (rumah keong)

Overspeed relay Putaran lebih (overspeed)

Magnetic switch Safety pin patah

Sensor dan kontrol vibrasi Getaran (vibrasi) mesin yang berlebihan

Temperature relay Temperatur bearing tinggi / overheat bearing

Apabila tekanan minyak terlalu rendah, maka turbin perlu segera dihentikan karena
tekanan minyak terlalu rendah dapat menimbulkan kerusakan bantalan. Begitu pula
apabila temperatur air pendingin menjadi terlalu tinggi maka turbin tersebut perlu
segera dihentikan dan unit harus juga ditripkan. Trip unit karena tekanan minyak
pelumas terlalu rendah, atau karena suhu air pendingin terlalu tinggi dilakukan oleh
relai mekanik.

Alat ukur temperatur dan level di sistem pelumasan digunakan untuk alarm atau trip.
Penggunaan alat ini antara lain di sistem pelumasan di turbine guide-bearing, lower
and upper guide-bearings serta thrust bearing. Alat ukur tekanan dipasang di sistem
udara dan minyak tekan dan tekanan air di spiral case juga untuk alarm atau trip.

9|Page
Sedangkan alat ukur tekanan di sistem pompa air pendingin dipakai hanya untuk
alarm.

1.3 Trouble-shooting
Trouble shooting merupakan proses pemikiran/pertimbangan yang didukung
pengambilan kesimpulan dan mengatasi gangguan. Tujuannya adalah usaha untuk
mencari dan menentukan penyebab gangguan serta mencari cara mengatasi
gangguan.

Sasaran trouble-shooting dalam pengoperasian unit PLTM/H adalah bagaimana


operator dapat mengoperasikan sistem secara efisien dan handal. Efisien jika unit
cepat masuk kembali dan disini dituntut kemampuan operator dalam mengendalikan
sistem. Handal, walau ada gangguan, namun unit tidak trip/keluar sistem.
Kehandalan umumnya terkait dengan pemeliharaan yang baik.

Kesigapan operator untuk mengatasi gangguan ekternal misalnya apabila ada


kelebihan beban, maka dengan segera membuang feeder/saluran transmisi atau
melepas beban dari sistem. Kalau dibiarkan, sebenarnya mesin akan trip sendiri
karena overload. Operator dapat melakukan tindakan melepas saluran/transmisi
atau feeder, sehingga unit tidak trip.

Persiapan sebelum melakukan trouble shooting antara lain:

a. Tersedianya buku petunjuk atau instruction manual dari peralatan atau unit

b. Menguasai prinsip kerja sistem-sistem, a.l.: generator, penguat, baterai


(sistem DC), kontrol dan pengaman, hidrolik atau minyak tekan, pelumasan,
udara tekan, pendingin, turbin, dan lain-lain.

c. Tersedianya laporan operasi, log book dan lainnya yang diperlukan

d. Mencari/menelusuri secara sistematis pada objek yang mengalami


penyimpangan dari standarnya

e. Mengusahakan supaya gangguan yang telah diperbaiki tidak terulang lagi.

10 | P a g e
Untuk setiap peralatan atau sistem yang dimungkinkan terkena gangguan, dalam
melaksanakan trouble shooting perlu diketahui:

a. Sistem-sistem yang ada termasuk pengkabelan (wiring) atau diagram


pemipaan (piping diagram)

b. Konstruksi dan bagian-bagiannya

c. Batasan-batasan ukuran (dimensi), penyetelan (setting) dan kelonggaran


(clearance)

d. Indikasi yang muncul sewaktu gangguan.

Interpretasi Gambar

Interpretasi gambar diperlukan untuk memahami prinsip kerja dan perilaku atau
karakteristik suatu alat. Gambar-gambar disini dapat berupa sketsa alat, konstruksi
alat dan grafik karakteristik alat. Sketsa alat diperlukan untuk mengetahui prinsip
kerja alat, misalnya dimana input dan outputnya, aliran masuk dan keluar, atau
dimana energi masuk dan keluar. Gambar konstruksi diperlukan untuk mengetahui
jenis dan susunan komponen yang membentuk alat tersebut. Disini dapat juga
diketahui bahan dan ukuran komponennya.

Gambar karakteristik dapat memberitahukan perilaku alat. Untuk mengoperasikan


peralatan, operator harus mengetahui dan memahami karakteristik alat ketika
dioperasikan dengan kondisi kerja berubah. Pada karakteristik tersebut terdapat
unjuk kerja alat pada kondisi kerja dengan parameter yang bernilai rendah,
menengah atau tinggi. Pada karakteristik tersebut terdapat kecenderungan
perubahan unjuk kerja alat, misalnya perubahan turun atau naik, perubahan linear
atau non linear dan kondisi kerja kritis atau perlu perhatian serta batasan
operasionalnya. Data batasan operasional diperlukan untuk mengetahui daerah
operasi dimana alat masih bekerja efektif dengan handal dan aman dengan tidak
terjadinya penyimpangan yang tidak ditolerir, gangguan atau bahkan kerusakan.

Untuk mengetahui sketsa, orang memperolehnya dari berbagai buku atau textbook.
Gambar konstruksi alat dapat diperoleh dari instruction manual-nya. Gambar
karakteristik operasional alat dapat diperoleh dari instruction manual-nya atau hasil

11 | P a g e
commissioning test atau bahkan hasil performance test. Dari grafik karakteristik
dapat diketahui penyimpangan dalam operasi berupa: vibrasi di atas normal, noise
di atas normal, kavitasi, temperatur minyak pelumas di atas normal, tekanan di
bawah normal, kualitas air di bawah normal. Dari gambar foto dapat diketahui
kerusakan berupa: permukaan turbin rusak, bantalan rusak, guide vane rusak, dan
erosi pada sudu-sudu.

1.3.1 Trouble-shooting pada Operasi Turbin Air


Dalam operasinya ataupun saat start setelah pemeriksaan turbin air dan peralatan
bantunya, dapat ditemui masalah-masalah yang menyebabkan unit mengalami
kondisi alarm atau bahkan trip. Sering ditemui permasalahan yang kecil dapat
menimbulkan trip unit karena kelalaian operator yang keliru mengantisipasi
gangguan pada turbin dan alat bantunya.

Masalah-masalah pada operasi turbin air antara lain:

➢ Vibrasi yang cenderung naik


➢ Temperatur bantalan dan minyak pelumas cenderung naik
➢ Aliran kebocoran air cukup besar
➢ Aliran air pendingin terlalu rendah
➢ Aliran minyak pendingin terlalu rendah
➢ Tekanan minyak tekan terlalu rendah
➢ Tekanan udara tekan terlalu rendah.

Berikut ini Tabel 5.1 memuat jenis gangguan umum dan analisis indikasi dan
kemungkinan-kemungkinan penyebabnya (trouble-shooting) pada turbin air.

12 | P a g e
Tabel Trouble shooting pada operasi turbin air

NAMA BAGIAN INDIKASI KEMUNGKINAN


ALAT

Turbin Rotor/ Vibrasi cenderung Runner kemasukan batu atau


poros naik selama potongan kayu
operasi

Poros tidak balans

Poros bengkok

Bantalan Temperatur Clearance labirint terlalu besar


turbin bantalan naik

Temperatur minyak masuk tinggi

Sirkulasi minyak pelumas


terhambat

Penunjukan alat ukur salah

Minyak tercemar atau kotor

Temperatur air pendingin tinggi

Tidak ada supply minyak dari bak


bagian dalam bantalan

Permukaan bantalan luka

Gaya aksial terlalu tinggi

Gaya radial terlalu tinggi

13 | P a g e
Temperatur Kualitas minyak rendah atau salah
bantalan naik
sesudah service

Vibrasi tinggi Clearance bantalan membesar

Rotor tidak balance

Perapat Bocoran air Tekanan paking terlalu rendah


poros membesar
turbin

Packing atau cincin perapat aus


atau rusak

Sleeve/ pelindung poros aus/


rusak

Distributor Distributor tidak Ada benda asing di antara wicket


bisa menutup rapat gate

Pengatur bocoran yang terlantar

Feedback yang terlantar

Umum Suara goresan Labirin yang mengkhawatirkan


terdengar terutama
pada kondisi run
out

Ada benda asing pada labirin

Putaran dasar Distributor tidak tertutup rapat


dengan distributor
tertutup terlalu
tinggi

14 | P a g e
Roda gigi cacing terlalu keluar dari
distributor

Air Tidak ada aliran Tidak ada air pendingin di sistem


pendingin

1.3.2 Trouble-shooting pada Operasi Generator


Dalam operasinya ataupun saat start setelah pemeriksaan generator, sering kita
temui masalah-masalah yang menyebabkan generator tidak dapat masuk dalam
sistem atau keluar dari sistem karena gangguan yang tidak segera diatasi. Sering
ditemui permasalahan yang kecil dapat menimbulkan trip unit karena kelalaian
operator dalam mengantisipasi gangguan yang keliru. Dari beberapa
permasalahan yang timbul akan dibicarakan khusus masalah generator dan alat-
alat bantunya yang terjadi saat akan start setelah dan dalam operasinya.

Masalah-masalah pada operasi generator di antaranya:

➢ Generator tidak bisa mengeluarkan tegangan

➢ Kenaikan vibrasi (getaran) pada generator dan exciter

➢ Kenaikan temperatur bearing

➢ Belitan stator temperaturnya tinggi

➢ Inti belitan stator generator temperaturnya tinggi

➢ Temperatur udara keluar exciter tinggi

➢ Temperatur udara masuk generator tinggi

➢ Temperatur udara keluar generator tinggi

➢ Kerusakan pada dioda putar (rotating diode)

➢ Rangkaian penguatan ada kesalahan ground (grounding)

15 | P a g e
➢ Kebocoran air pendingin.

Berikut ini adalah diagram yang memuat gangguan umum, penyebab dan cara
mengatasinya (trouble shooting) dalam bentuk tabel.

1. Permasalahan Tegangan tidak Timbul

No Permasalahan Kemungkinan Penyebabnya Alat Yang Perlu Diperiksa

1 Tegangan 1. Kerusakan meter trafo, 1. Check kondisi peralatan


generator fuse, dsb. pengukuran/ kontrol masing-
tidak timbul masing

2. Kerusakan pada panel 2. Check kerusakan peralatan


exciter pada panel exciter

3. Kerusakan pada 3. Check terminal tegangan


PMG/pilot exciter dari PMG/ pilot exciter pada
putaran normal

4. Kerusakan pada AC 4. - Check sambungan kawat


exciter/main exciter rangkaian

- Check tahanan belitan


bantu dengan tester

5. Kerusakan pada rotary 5. - Periksa fuse indikator


rectifier
- Periksa dioda pada kondisi
putar

6. Sikat arang dan komutator 6. - Periksa kondisi komutator


kotor dan sikat

- Periksa kondisi pegas

7. Kerusakan pada gene 7. Periksa tahanan belitan


rator sendiri stator dan stator

16 | P a g e
2. Permasalahan Naiknya Getaran (Vibrasi) Generator dan Exciter

No Permasalahan Kemungkinan Alat yang Perlu Diperiksa


Penyebabnya

1. Kenaikan ▪ Defleksi rotor tidak ▪ Penyebarisan rotor.


vibrasi selama normal
▪ Defleksi rotor
putaran
▪ Tidak lurus
▪ Elemen yang bergeser.
dinaikkan
▪ Pemanasan lokal karena
▪ Baut-baut kendor
gesekan
▪ Clearance Bearing/
▪ Kendornya ikatan
kondisi Bearing
elemen yang berputar
▪ Kalibrasi vibrometer
▪ Kerusakan bearing

▪ Kesalahan vibrasi meter

2. Kenaikan ▪ Oleh udara tidak rata ▪ Pemeriksaan ulang


vibrasi karena celah udara
▪ Panas rotor tidak merata
perubahan
▪ Aliran pendingin tidak
▪ Satu phasa atau lebih
beban
rata
pembebanan tidak
seimbang ▪ Usahakan beban
seimbang

3. Vibrasi yang ▪ Magnetic center tidak ▪ Alat posisi magnetic


naik turun tepat. center yang tepat
pada arah
▪ Kendornya baut ▪ Keraskan kembali baut-
axial
pengikat bracket atau baut pengikat
pedestial

17 | P a g e
3. Kasus Kenaikan Temperatur Karena Bearing

No Permasalahan Kemungkinan Alat yang Perlu Diperiksa


Penyebabnya

1. Kenaikan ▪ Pelumasan terhenti. ▪ Periksa kondisi isi minyak


temperatur pada tanki.
▪ Minyak pelumas kotor.
gangguan
▪ Periksa pengamanan pada
▪ Flashing tidak cukup
bearing
sistem pelumasan.
lama.
▪ Atur tekanan minyak.
▪ Hambatan dalam
aliran pelumasan. ▪ Bersihkan line minyak
pelumasan.
▪ Tercemarnya minyak
pelumas. ▪ Periksa strainer minyak.

▪ Vibrasi naik. ▪ Flashing ulang (flashing)

▪ Kenaikan beban. ▪ Ganti minyak bila perlu.

▪ Penyetelan ▪ Ganti bearing bila perlu.


permukaan bearing
kurang baik.

18 | P a g e
4. Kasus Temperatur Belitan Standar Tinggi

No Permasalahan Kemungkinan Alat yang Perlu Diperiksa


Penyebabnya

1. Temperatur ▪ Alur udara tertutup ▪ Pindahkan penghalang


belitan stator dari alur udara/ hydrogen.
▪ Temperatur air
tinggi
pendingin tinggi. ▪ Bersihkan saluran air
pendingin.
▪ Beban lebih yang tidak
terbaca ▪ Periksa dan atur tekanan
air.
▪ Kesalahan thermometer.
▪ Kalibrasi meter yang
▪ Beban tidak seimbang.
bersangkutan

▪ Atur pembebanan

2. Temperatur ▪ Alur udara tertutup. ▪ Pindahkan penghadang


inti stator dari alur udara.
▪ Air pendingin
generator
temperaturnya tinggi. ▪ Bersihkan saluran air
tinggi
pendingin.
▪ Kerusakan
thermometer. ▪ Periksa dan atur tekanan
air

▪ Kalibrasi meter yang


bersangkutan.

▪ Atur pembebanan.

Temperatur ▪ Alur O2 tertutup. ▪ Adakah penghalang pada


udara keluar lobang ventilasi.
3. ▪ Kesalahan thermometer.
exciter tinggi
▪ Kalibrasi meter
bersangkutan.

Xzz

19 | P a g e
5. Kasus Kerusakan Dioda Putar

No Permasalahan Kemungkinan Alat Yang Perlu Diperiksa


Penyebabnya

1. Kerusakan ▪ Kesalahan sincronisasi ▪ Apakah kondisi operasi


pada dioda normal? Seperti:
▪ Diluar operasi sinkron.
putar
− Kesalahan sinkron

− Diluar sinkron.

− Berulangnya
kesalahan CCT.

▪ Atur dan periksa sirkuit


sinkron otomatis dan
proteksinya.

▪ Periksa rangkaian
detector.

6. Kasus Kesalahan Rangkaian Penguat ke Ground

No. Permasalahan Kemungkinan Alat Yang Perlu Diperiksa


Penyebabnya

1. Rangklaian ▪ Isolator rangkian. ▪ Perbaiki isolator


penguat
▪ Kotoran pada ▪ Bersihkan kotoran
terhubung ke
rangkaian penguat.
▪ Kalibrasi meter.
tanah
▪ Kesalahan indikasi
▪ Ganti diode baru.
pada meter

▪ Dioda bocor.

20 | P a g e
7. Kasus Kebocoran Air Pendingin

No Permasalahan Kemungkinan Alat yang perlu diperiksa


Penyebabnya

1. Air ▪ Pipa bocor ▪ Pengging atau

▪ Kekerasan ▪ Ulangi bentuk expender


sambungan pipa dengan peralatan khusus.
mengendor. Kesalahan CCT.

▪ Seal oil clearance ▪ Perbaiki bila perlu diganti.


lebar.

2 Penanggulangan Gangguan Operasi


Teknik analisis dalam rangka menanggulangi gangguan operasi terkait dengan
bagaimana orang mengelola dan menganalisis data dan informasi yang terdiri dari
objek sistem atau alat, standar operasional, penyimpangan, data, kemungkinan-
kemungkinan sebab, kesimpulan dan tindakan penangulangan. Teknik
penanggulangan gangguan dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi terlebih dahulu, sebagai berikut:

a. Mengetahui objek atau sistem dimana terjadinya gangguan

b. Mengetahui spesifiksi standar dan spesifikasi standar operasional peralatan


yang berhubungan dengan gangguan

c. Mengetahui jenis dan kualitas dan kuantitas penyimpangan yang terjadi

d. Mengetahui data kondisi kerja sebelum dan ketika peralatan tersebut


mengalami gangguan

e. Menginvetarisasi kemungkinan-kemungkinan penyebab gangguan.

Dengan data dan informasi di atas, maka seseorang dapat membuat kesimpulan/
sebab gangguan yang terjadi. Apabila kesimpulan dapat diambil dengan akurat,

21 | P a g e
maka tindakan perbaikan/pencegahan terhadap suatu gangguan dapat dilakukan
secara tepat.

PLTM/H umumnya dilengkapi dengan fasilitas alarm apabila terjadi adanya


penyimpangan atau gangguan pada unit-unit vital. Pada sistem modern, fasilitas
alarm ini dihubungkan dengan fasilitas kontrol komputer. Fasilitas alarm ini sangat
berguna untuk mengetahui adanya penyimpangan misalnya kenaikan temperatur
pada minyak pendingin bearing atau pada transformer. Alarm akan berbunyi
(buzzing, ringing) atau sinyal berkedip-kedip (blinking) apabila indikator temperatur
telah menunjukkan angka yang mencapai atau lebih dari ambang alarm yang disetel
sebelumnya.

Dengan adanya peringatan bunyi alarm, operator harus segera bertindak untuk
menurunkan temperatur minyak pendingin misalnya dengan cara manual langsung
di lokasi peralatan pendingin untuk bearing tersebut dan kemudian melihat kondisi
dan kemungkinan penyebab apa aliran air kurang atau oli bocor.

Di bawah ini adalah jenis-jenis penyimpangan atau kesalahan yang dapat


mengaktifkan FAULT ALARM di PLTA Singkarak, a.l.:

1. Turbin:

a. Governor Oil System Fault

b. Turbine Bearing Fault

c. Digital Speed Governor Fault

d. Turbine Inlet Valve Fault

e. Cooling Water Fault

f. Common Alarm

g. Emergency Shutdown Lock-Out On

h. Quick Shutdown Lock-Out On

i. Safety Valve or Safety Gate Fault

2. Generator:

22 | P a g e
a. 24 VDC Fault

b. 110 VDC Fault

c. 230 VAC Fault

d. Common Alarm

e. Generator Fault

f. Generator Lower Bearing Fault

g. Generator Upper Bearing Fault

h. Generator Electrical Protection Fault

i. Excitation Fault

j. Main Transformer Fault

k. 150 kV Switchyard Fault

3. Voltage Control:

a. Excitation Ready

b. Excitation Trip

c. AC Supply Failure

d. Volt Sensor Failure

e. Regulator Fault

f. DC Supply Failure

g. AC Over Voltage

h. Rotor Over Voltage

i. Control Sequence

j. Speed < 95% Trip

k. M. C. B. Trip

l. TH. Conv. 1. Fu. Fault

m. TH. Conv. 1. Fan Temp.

23 | P a g e
n. TH. Conv. 2. Fu. Fault

o. TH. Conv. 2. Fan Temp.

Gangguan dapat terjadi pada exciter misalnya tegangan yang dibutuhkan tidak
keluar. Gambar memperlihatkan cara penanggulangan gangguan akibat tidak
keluarnya tegangan pada sistem eksitasi.

Gambar 1. Gangguan tidak keluarnya tegangan pada sistem eksitasi dan cara penanggulangannya

24 | P a g e
3 Studi Kasus
➢ Suatu unit pembangkit PLTMH mempunyai daya terpasang 4 x 1 MW. Unit
beroperasi dengan keempat unit dengan beban 80% dan terinterkoneksi dengan
pembangkit lain. Unit pembangkit lain trip dengan kehilangan beban 1 MW, apa
yang terjadi pada unit pembangkit saudara?

➢ Suatu unit pembangkit PLTMH dengan daya terpasang 1 MW yang terdiri dari 3
unit beroperasi dengan sistem interkoneksi dengan pembangkit lainnya yang
memikul beban sudah 90% masing masing unit. Satu unit PLTMH trip
diakibatkan gangguan pada turbin, apa yang terjadi pada sistem pembangkit
yang lain? Apa tindakan Saudara?

➢ Dalam melaksanakan tugas sebagai operator turbin generator pada waktu


beban puncak, temperatur upper bearing naik mencapai alarm pada temperatur
75 °C. Keadaan cenderung naik. Apabila diketahui bahwa temperatur mencapai
78 °C, turbin generator akan trip. Langkah-langkah apa saja yang saudara
lakukan agar turbin generatornya tidak mengalami trip?

➢ Sewaktu saudara melaksanakan stop unit turbin generator secara normal,


setelah putaran mendekati 15% dari putaran nominal, brake tidak bekerja yang
seharusnya sudah bekerja. Bagaimana analisis dan apa tindakan saudara
menghadapi kondisi tersebut?

➢ Pada kondisi turbin generator beroperasi normal dengan beban 80%, tiba-tiba
terdengar suara keras melengking di daerah turbin disertai dengan getaran yang
cukup besar pada daerah turbin. Apakah kemungkinan penyebab adanya suara
tersebut dan apakah tindakan saudara dalam hal ini?

➢ Setelah saudara men-start-up unit turbin generator, setelah putaran nominal


dicapai, generator belum mengeluarkan tegangan. Apakah kemungkinan
penyebab kasus tersebut dan apakah tindakan saudara dalam hal ini?

➢ Pada proses start-up unit turbin generator, high pressure oil pump tidak dapat
beroperasi. Setelah dicek, ternyata kondisi sistem oil pressure pump dalam
keadaan baik. Apakah kemungkinan penyebab kasus tersebut dan apakah
tindakan saudara dalam hal ini?

25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai