Anda di halaman 1dari 36

KESELAMATAN UMUM

dan
LINGKUNGAN
di
PT PLN (PERSERO)

KEPUTUSAN DIREKSI No.091.K / DIR / 2005

1
1. MAKSUD DAN TUJUAN
2. RUANG LINGKUP
3. JENIS KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
4. PENYEBAB DASAR TERJADINYA KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
5. PENYEBAB PERANTARA TERJADINYA KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
6. AKIBAT TERJADINYA KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
7. PERLINDUNGAN DAN PENCEGAHAN TERHADAP TERJADINYA KECELAKAAN
MASYARAKAT UMUM
8. PENYELESAIAN TERJADINYA KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
9. PELAPORAN DAN STATISTIK KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
10. STANDARISASI KESELAMATAN UMUM
11. KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
12. MANAJEMEN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
13. PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN UMUM
14. SANKSI-SANKSI KESELAMATAN UMUM

2
Maksud & tujuan

*. Untuk mewujudkan kondisi aman dari


bahaya bagi masyarakat umum yang
berhubungan dengan kegiatan Perseroan,
yang dilaksanakan dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan
penyelesaian terhadap terjadinya
kecelakaan masyarakat umum, sehingga
dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat
umum yang berhubungan dengan kegiatan
perseroan.

3
* Keselamatan bagi masyarakat umum
yang tinggal atau melaksanakan
kegiatan di sekitar instalasi listrik.
* Masyarakat yang berhubungan
dengan kegiatan bangunan dan
sarana milik perseroan.

* Masyarakat yang menjadi tamu atau


melaksanakan kegiatan yang berada
di ruangan atau di halaman milik
perseroan

4
1. Kecelakaan masyarakat umum karena listrik yang terjadi
pada daerah instalasi penyediaan tenaga listrik milik
perseroan sampai dengan Alat Pembatas dan Pengukur
(APP), merupakan kecelakaan masyarakat umum pada
daerah hukum dari perseroan.

2. Kecelakaan masyarakat umum karena listrik yang terjadi


pada daerah instalasi pemanfaatan tenaga listrik milik
pelanggan setelah Alat Pembatas dan Pengukur,
merupakan kecelakaan masyarakat umum pada daerah
hukum dari pelanggan. tidak menjadi tanggungjawab
perseroan, tetapi perseroan berkepentingan memperoleh
informasi dan data kecelakaan sebagai bahan penyuluhan
keselamatan umum kepada masyarakat.
5
3. Kecelakaanmasyarakat umum karena listrik yang terjadi
pada daerah instalasi pemanfaatan tenaga listrik milik
Pemerintah Daerah seperti instalasi Penerangan Jalan
Umum (PJU), Instalasi lampu pengatur lalu-lintas, instalasi
taman kota dan instalasi sarana masyarakat umum( setelah
Fuse / APP), merupakan kecelakaan masyarakat umum
pada daerah hukum dari pemerintah daerah. ( tidak menjadi
tanggung jawab perseroan, tetapi perseroan berkepentingan
memperoleh informasi dan data kecelakaan sebagai bahan
penyuluhan keselamatan umum kepada masyarakat.)
4. Karena sebab lain yang berhubungan dengan kegiatan
perseroan, merupakan kecelakaan masyarakat umum bukan
karena listrik.

6
Penyebab dasar, meliputi ;
1. Kondisi berbahaya karena kelalaian
manajemen perseroan.
2. Kondisi berbahaya karena kelalaian
masyarakat umum
3. Perbuatan berbahaya karena
kelalaian masyarakat umum.

Penyebab perantara, meliputi ;


1. Karena listrik ( tenaga listrik )
2. Bukan karena listrik.

7
Kondisi berbahaya ( Unsafe condition ) yang merupakan kelalaian
manajemen perseroan, antara lain ;

1. Tidak memberikan penyuluhan bahaya listrik dan penyuluhan


keselamatan yang berhubungan kegiatan bangunan / sarana
milik perseroan.
2. Tidak memasang tanda peringatan / poster larangan pada
instalasi listrik yang membahayakan.
3. Tidak melengkapi sertifikat laik operasi bagi instalasi milik
perseroan yang dioperasikan.
4. Tidak memastikan bahwa instalasi penyediaan tenaga listrik milik
perseroan selalu terkendali dan dalam kondisi aman dari bahaya
listrik, baik dalam kondisi operasi maupun saat mengalami perbaikan.
5. Kelalaian-kelalaian lain yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Kondisi berbahaya ..
8
Kondisi berbahaya ( Unsafe condition ) yang merupakan kelalaian
masyarakat umum, antara lain ;
1. Kurang paham akan bahaya listrik
2. Penggunaan produk dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik tidak
memenuhi syarat keselamatan atau tidak bersertifikat keselamatan.

Perbuatan berbahaya ( Unsafe Act ) yang merupakan kelalaian


masyarakat umum, antara lain ;
1. Dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh bagian yang berbahaya
dari instalasi penyediaan tenaga listrik milik perseroan.
2. Dengan sengaja / tidak sengaja menyentuh bagian yang berbahaya
dari instalasi pemanfaatan tenaga listrik milik pemerintah daerah
maupun milik pelanggan sendiri.
3. Menggunakan tenaga listrik secara tidak ( mencuri aliran listrik ).
4. Bukan karena listrik,tetapi karena sebab lain yang berhubungan
dengan kegiatan perseroan.
9
Karena listrik ( tenaga listrik ) ;
1. Tersengat listrik, baik langsung maupun tidak langsung.
2. Kebakaran / terbakar karena loncatan bunga api listrik.

Bukan karena listrik ;


1. Tertimpa bangunan milik perseroan.
2. Tertabrak kendaraan milik perseroan.
3. dan lain-lain.

10
Bagi masyarakat umum ;
1. Luka / tewas pada saat tyerjadinya kecelakaan
2. Cacat / meninggal dunia, setelah memperoleh
perawatan akibat kecelakaan.
3. Kerusakan harta milik masyarakat umum.

Bagi perseroan ;
1. Kerusakan instalasi penyediaan tenaga listrik /
bangunan / sarana milik perseroan.
2. Kerugian karena energi listrik yang tidak tersalurkan
karena kerusakan instalasi penyediaan tenaga listrik.

11
Dilasanakan dengan melakukan
kegiatan sebagai berikut ;

1. Pengendalian teknis untuk mencegah kondisi berbahaya dari instalasi /


bangunan / sarana milik perseroan, meliputi kegiatan ;
a. Memasang tanda peringatan / larangan pada lokasi instalasi /
bangunan / sarana milik perseroan yang berpotensi bahaya disekitar
tempat tinggal / tempat kegiatan masyarakat umum.
b. Melaksanakan pengawasan dan Patroli jaringan tenaga listrik ( SUTET
/ SUTT / SUTM / SUTR ) milik persroan secara berkala untuk
memastikan kondisi jaringan agar tetap terkendali dan aman dari
bahaya listrik, memastikan tidak adanya kegiatan masyarakat umum
yang membahayakan terhadap jaringan tenaga listrik.
c. Melengkapi sertifikat laik operasi bagi instalasi penyediaan tenaga listrik
milik perseroan.

12
d. Meningkatkan kemampuan Pelaksana pekerjaan sebagai tenaga teknik
ketenagalistrikan dengan pendidikan dan pelatihan, serta melengkapinya
dengan sertifikat kompetensi dalam melaksanakan pekerjaan
pemasangan / pemeliharaan / pengoperasian instalasi penyediaan
tenaga listrik milik perseroan.

2. Pengendalian teknis untuk mencegah kondisi berbahaya pada instalasi


pemanfaatan tenaga listrik dan atau alat pemanfaat tenaga listrik milik
pelanggan, meliputi kegiatan ;

a. Menganjurkan pada pelanggan, agar instalasi pemanfaatan tenaga listrik


yang dimilikiya dilengkapi dengan sertifikat kesesuaian dengan standar
Peraturan Umum Instalasi listrik.

b. Menganjurkan kepada pelanggan / masyarakat, agar alat pemanfaat tenaga


listrik ( peralatan kerja dan atau peralatan rumah tangga ) yang dimilikinya
dilengkapi dengan tanda keselamatan.
13
3. Pengendalian personil untuk mencegah perilaku berbahaya
dari masyarakat umum, meliputi kegiatan ;
a. Memberikan penyuluhan tentang keselamatan akan bahaya listrik
kepada pelanggan dan atau kepada masyarakat yang bertempat
tinggal atau melaksanakan kegiatan disekitar instalasi penyediaan
tenaga listrik milik perseroan.
b. Memberikan penyuluhan keselamatan kepada yang berhubungan dengan
kegiatan bangunan dan sarana milik perseroan dan kepada masyarakat
sebagai tamu atau melaksanakan kegiatan pada perseroan.
c. Memberikan penyuluhan tentang larangan terhadap kegiatan masyarakat yang
dapat membahayakan keselamatan dirinya dan merugikan perseroan, seperti
larangan penggunaan tenaga listrik secara tidak syah atau memcuri aliran
listrik.
4. Kegiatan-kegiatan lain dalam rangka memberikan perlindungan dan
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan masyarakat
umum.

14
A. Pemeriksaan dan Investigasi kecelakaan
1. Kegiatan Pemeriksaan dan Investigasi Kecelakaan oleh Perseroan.
Merupakan langkah-langkah pelaksanaan pemeriksaan terjadinya
kecelakaan masyarakat umum .
2. Pemeriksaan dan Investigasi
Selain dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa dan Investigasi Kecelakaan Umum dari
Internal Perseroan, juga dapat dilaksanakan oleh Penyidik Kepolisisan RI setempat
dan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil dari Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral
pada Pemerintah Daerah setempat.
3. Hasil pemeriksaan dan investigasi
Oleh Tim wajib disampaikan kepada Komite Keselamatan Ketenagalistrikan.
Hasil investigasi dapat digunakan sebagai bahan untuk proses penegakan hukum
( law enforcement ) mengikuti ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

B. Penyelesaian hukum terjadinya kecelakaan


1. Penyelesaian Kecelakaan karena kelalaian dari pihak Perseroan.
2. Penyelesaian Kecelakaan karena kelalaian dari pihak masyarakat
umum.
15
Pemeriksaan dan .
Langkah-langkah
Pemeriksaan dan Investigasi kecelakaan
1. Kegiatan Pemeriksaan dan Investigasi Kecelakaan oleh Perseroan.
a. Pejabat Penanggungjawab instalasi penyediaan tenaga listrik/ bangunan / sarana
milik perseroan setelah menerima informasi terjadinya kecelakaan yang menimpa
masyarakat umum , harus segera memastikan apakah kecelakaan masyarakat
umum tersebut terjadi / tidak terjadi pada daerah instalasi penyediaan tenaga listrik
milik perseroan ( pada daerah hukum dari perseroan ) atau kecelakaan masyarakat
umum tersebut berhubungan / tidak berhubungan dengan kegiatan perseroan, dan
segera dilaporkan kepada Pimpinan Unit Perseroan .

b. Pimpinan Unit Perseroan setelah menerima laporan bahwa kecelakaan masyarakat


umum tersebut terjadi pada daerah instalasi penyediaan tenaga listrik milik
perseroan ( daerah hukum dari perseroan ) atau bahwa kecelakaan masyarakat
umum tersebut terjadi berhubungan dengan kegiatan perseroan, segera membentuk
Tim Pemeriksa dan Investigasi Kecelakaan Umum.

T im wajib membuat Berita Acara .


16
T im wajib membuat Berita Acara Kecelakaan Umum ( Form BAU ) yang
menyatakan kecelakaan masyarakat umum yang terjadi disebabkan oleh kelalaian
dari Manajemen Perseroan atau kelalaian dari masyarakat umum atau karena
sebab-sebab lain, kemudian dilaporkan kepada Pimpinan Unit Perseron.

c. Berdasarkan hasil Berita Acara Kecelakaan yang dibuat oleh Tim Pemeriksa dan
Investigasi Kecelakaan Umum, Pimpinan Unit Perseroan segera menindak-lanjuti
untuk menyelesaikan kasus kecelakaan masyarakat umum yang terjadi. Dari hasil
pemeriksaan dan investigasi kecelakaan umum yang dapat dibuktikan disebabkan
oleh kelalaian perseroan, oleh Manajemen Perseroan digunakan untuk
menyempurnakan kondisi keselamatan dari instalasi / bangunan / sarana milik
Perseroan agar kecelakaan serupa tidak terulang lagi, serta sebagai bahan untuk
proses penyelesaian terjadinya kecelakaan, seperti pemberian ganti rugi kepada
masyarakat dan kemungkinan pengenakan hukuman disiplin kepada pegawai /
pejabat sesuai ketentuan Perseroan.

2. Pemeriksaan dan Investigasi


17
2. Pemeriksaan dan Investigasi terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum
pada daerah instalasi penyediaan tenaga listrik milik perseroan ( pada daerah Hukum
dari Perseroan ) atau yang terjadi berhubungan dengan kegiatan Perseroan, yang
berakibat korban pada masyarakat umum, dan atau beralibat kerusakan pada instalasi
penyediaan tenaga listrik milik Perseroan sehingga instalasi tidak dapat beroperasi
secara normal / mempengeruhi kelangsungan penyediaan tenaga listrik atau tidak
dapat beroperasi / mengakibatkan terputusnya aliran listrik ( pemadaman ), maka
pemeriksaan dan investigasi selain dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa dan Investigasi
Kecelakaan Umum dari Internal Perseroan juga dapat dilaksanakan oleh Penyidik
Kepolisisan RI setempat dan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil dari Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral pada Pemerintah Daerah setempat.
Hasil investigasi dapat digunakan sebagai bahan untuk proses penegakan hukum ( law
enforcement ) mengikuti ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

3. Hasil pemeriksaan dan investigasi kecelakaan masyarakat umum oleh Tim


wajib disampaikan kepada Komite Keselamatan Ketenagalistrikan.

Penyelesaian hukum ..
18
Penyelesaian hukum terjadinya kecelakaan

1. Penyelesaian Kecelakaan masyarakat umum yang


disebabkan oleh kelalaian dari Perseroan.
a. pabila dari hasil pemeriksaan dan investigasi oleh Tim Pemeriksa
dan Investigasi Kecelakaan Umum dapat dibuktikan bahwa
kecelakaan masyarakat umum disebabkan oleh kondisi tidak aman
dari bahaya pada instalasi penyediaan tenaga listrik / bangunan /
sarana milik Perseroan yang merupakan kelalaian dari Manajemen
Perseroan, maka lapora n hasil pemeriksaan dan investigasi
tersebut oleh Tim Pemeriksaan dan Investigasi Kecelakaan Umum
disampaikan kepada Tim Pemeriksa Pelanggaran Disiplin
Pegawai ( TP2DP )

b. Kecelakaan yang ..
19
b. Kecelakaan yang menyebabkan luka / tewas dan atau kerugian
pada masyarakat umum, yang merupakan kelalaian dari
Manajemen Perseroan, maka langkah penyelesaiannya ;
- Dilaksanakan melalui kesepakatan antara Perseroan dengan
masyarakat umum. ( dengan membuat perjanjian pemberian
ganti rugi dan tidak saling menuntut yang diketahui /
disaksikan oleh Aparat Pemerintah Daerah dan Kepolisian
RI setempat.)
- Bila tidak dicapai kesepakatan, maka perseroan menyelesaikan
melalui proses hukum dan pemberian ganti rugi kepada
masyarakat umum dilaksanakan sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan yang berlaku.

2. Penyelesaian Kecelakaan .
20
2. Penyelesaian Kecelakaan masyarakat umum yang disebabkan
oleh kelalaian dari masyarakat umum.
Kecelakaan masyarakat umum karena kelalaian dari masyarakat
umum sendiri sehingga menyebabkab kerusakan instalasi
penyediaan tenaga listrik milik Perseroan yang mengakibatkan
instalasi tidak dapat beroperasi secara normal / mempengaruhi
kelangsungan penyediaan tenaga listrik atau tidak dapat
beroperasi / mengakibatkan terputusnya aliran listrik ( pemadaman ),
atau menyebabkan kerusakan bangunan / sarana milik perseroan,
maka Perseroan akan melaksanakan tuntutan hukum dan permintaan
ganti rugi kepada masyarakat umum yang dilaksanakan sesuai
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.

21
1. Laporan untuk setiap kasus kecelakaan masyarakat umum yang
terjadi pada Unit setingkat Cabang, dipersiapkan oleh pejabat
keselamatan ketenagalistrikan dan ditandatangani oleh Pimpinan
Unit, digunakan untuk kepentingan sendiri, untuk disampaikan
kepada Kantor Unit setingkat Wilayah sebagai atasannya dan
kepada instansi lain yang memerlukan sesuai peraturan
perundangan.
Apabila kecelakaan terjadi pada Kantor Unit setingkat Wilayah,
laporan dibuat oleh Pejabat keselamatan ketenagalistrikan dan
ditandatangani oleh Pimpinan Unit, digunakan untuk kepentingan
sendiri dan juga disampaikan kepada instansi lain yang memerlukan
sesuai peraturan perundangan.
Laporan Kecelakaan Masyarakat Umum menggunakan bentuk
Form. LKMU.

2. Statistik Triwulanan / Tahunan


22
2. Statistik Triwulanan / Tahunan Keselamatan Umum disusun oleh Pejabat
keselamatan ketenagalistrikan pada Kantor Unit setingkat wilayah
berdasarkan laporan-laporan kecelakaan masyarakat umum yang diperolah
dari Unit-Unit setingkat Cabang dan yang terjadi pada Kantor Unit setingkat
Wilayah sendiri.
Statistik tersebut menggambarkan kecenderungan terjadinya kecelakaan
masyarakat umum periode Triwulanan / Tahunan, sebagai bahan untuk
perencanaan program keselamatan ketenagalistrikan pada periode waktu
yang sama untuk waktu yang akan datang, terdiri dari ;
a. Kasus-kasus terjadinya kecelakaan masyarakat umum.
b. Tabel, Grafik dan Narasi, dengan tinjauan ;
- Penyebab Kecelakaan Masyarakat Umum ( kurang paham bahaya
listrik, kegiatan tidak aman menyentuh jaringan tenaga listrik milik
perseroan, penggunaan peralatan pemanfaat tenaga listrik yang tidak
aman, penggunaan instalasi prmanfaatan tenaga listrik yang tidak
aman, penggunaan tenaga listrik tidak syah / mencuri aliran listrik,
dan sebab-sebab selain listrik.

- Akibat kecelakaan ..
23
- Akibat Kecelakaan masyarakat Umum ( luka, tewas, kerugian
masyarakat umum, kerugian dan kerusakan instalasi / bangunan /
sarana milik perseroan.
- Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Umum ( petani, pedagang,
pendidik, karyawan, usahawan, dan sebagainya ).
- Rasio Kecelakaan Masyarakat Umum ( accident ratio ) = Jumlah
korban / Jumlah pelanggan.
3. Laporan Triwulanan Keselamatan Umum ( Form LTU ) dipersiapkan oleh
pejabat keselamatan ketenagalistrikan pada Kantor Unit setingkat wilayah
dan ditandatangani oleh Pimpinan Unit Perseroan, yang memuat rekapitulasi
kecelakaan-kecelakaan masyarakat umum yang terjadi periode triwulanan,
digunakan untuk kepentingan sendiri dan dikirimkan kepada kantor pusat,
selanjutnya Kantor Pusat akan menyusun statistik Triwulanan / Tahunan
Keselamatan Umumj Perseroan.
4. Laporan dan Statistik kecelakaan masyarakat umum tersebut oleh Pejabat
Keselamatan Ketenagalistrikan disampaian pula kepada komite Keselamatan
Tenagalistrikan.

24
1. Setiap Unit Perseroan wajib menerapkan program
kecelakaan masyarakat umum nihil bagi masyarakat
umum yang berhubungandengan kegiatan perseroan.

2. Setiap Unit Perseroan agar menerapkan standar


Nasional Indonesia (SNI) di bidang ketenagalistrikan
khususnya yang berkaitan dengan keselamatan
umum yang diperlukan guna mendukung program
kecelakaan masyarakat umum nihil sebagaimana
dimaksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini.

25
Merupakan bagian dari kinerja keselamatan
ketenagalistrikan pada kontrak kinerja perusahaan
antara Unit setingkat Cabang dengan Kantor Unit
setingkat wilayah, atau antara Unit setingkat wilayah
dengan Kantor Pusat.

Angka perhitungan yang diperoleh dari penyimpangan /


kekurangan / ketidak-sesuaian dalam pelaksanaan
keselamatan umum merupakan angka pengurang bagi
nilai kinerja Unit Perseroan yang bersangkutan.

26
Pertama;
Perusahaan yang memperkerjakaqn > 100 tenaga
kerja dan atau memiliki karakteristik proses atau
bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja, penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, kebakaran, ledakan dan
sebagainya, wajib membentuk P2K3 / Komite
Keselamatan Ketenagalistrikan.

Kedua ; ..

27
Kedua;
Komite Keselamatan Ketenagalistrikan mempunyai tugas
untuk membahas / mendiskusikan setiap permasalahan
keselamatan ketenagalistrikan, khususnya keselamatan
umum meliputi perlindungan, pencegahan dan
penyelesaian terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan
masyarakat umum yang ada hubungannya dengan
kegiatan perseroan, agar dapat dicapai tingkat
keselamatan umum yang tinggi pada setiap instalasi
penyediaan tenaga listrik / bangunan / sarana yang
berpotensi bahaya yang berhubungan dengan masyarakat
umum, dan hasil dari bahasan / diskusi disampaikan ke
Pimpinan Unit Perseroan sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam kegiatan keselamatan umum.

Ketiga ; ..
28
Ketiga;
Unit-unit setingkat Cabang yang memenuhi
kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat
pertama (1) pasal ini, agar membentuk P2K3 /
Komite Keselamatan Ketenagalistrikan dan
dilaporkan / diinformasikan kepada Dinas
Tenaga Kerja serta Dinas Enegi dan
Sumberdaya Mineral pada Pemerintah Daerah
setempat sesuai ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan
dilaporkan ke Kantor Pusat.

29
1. Manajemen Keselamatan Keetenagalistrikan dalam
melaksanakan keselamatan umum berdasarkan pada
SMK3 sebagai standar nasional, dan dapat berdasarkan
pada OSHAS 18000 sebagai standar internasional

2. Perusahaan yang memperkerjakaqn > 100 tenaga kerja


dan atau memiliki karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja,
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, kebakaran,
ledakan dan sebagainya, wajib menerapkan SMK3.
Karasteriatik proses atau bahan produksi tersebut dapat
juga membahayakan bagi masyarakat umum yang
berhubungan dengan kegiatan perseroan.

30
3. Unit-unit setingkat Cabang yang memenuhi kriteria
sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2 ) pasal ini, agar
menerapkan SMK3, dan bagi Unit-unit yang telah siap
untuk berorintasi kearah perusahaan kelas dunia (global
company) dapat menerapkan OSHAS 18000.

4. Keberhasilan dalam pelaksanaan keselamatan kerja dinilai


dengan melaksanakan Audit SMK3 dan hasilnya dsampaikan
kepada Dinas Tenaga Kerja pada Pemerintah Daerah
setempat untuk mendapatkan penghargaan dari Pemerintah
sebagai pengakuan tingkat nasional, dan atau dinilai dengan
melaksanakan Audit OSHAS 18000 untuk mendapatkan
penghangaan atau pengakuan tingkat internasional.

31
1. Pada Unit - unit setingkat Cabang , dilaksanakan oleh Pejabat
penggungjawab instalasi penyediaan tenaga listrik / bangunan
/ sarana milik perseroan , Pejabat keselamatan ketenaga-
listrikan , Pejabat Humas dan Pimpinana Unit.
2. Pada Kantor Unit setingkat Wilayah dilaksanakan oleh Pejabat
keselamatan ketenagalistrikan , Pejabat Humas dan Pimpinan
Unit.
3. Pada Kantor Pusat diloaksanakan oleh Pejabat keselamatan
ketenagalistrikan, Pejabat Ahli Sistem Pengamanan dan
Pejabat Humas pada Sekretaris Perusahaan.
4. Pembinaan pelaksanaan Keputusan ini untuk keseluruhan
Perseroan dilaksanakan oleh Direksi cq. Deputy Direktur
Lingkungan dan Keselamatan Ketenagalistrikan.

32
1. Sangsi administratip dan kewajiban dari Perseroan
a. Sangsi administratip dari Perseroan untuk kasus kecelakaan masyarakat
umum yang diakibatkan oleh kelalaian dari pegawai / Pejabat Manajemen
Perseroan, berupa hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada yang
bersangkutan, berdasarkan hasil dari Tim Pemeriksa Pelanggaran Disiplin
Pegawa ( TP2DP ) dan diputuskan oleh Pejabat SDM / Pimpinan Unit
Perseroan.
Bill kasusnya merupakan kelalaian dari outsourcing, maka diselesaikan
sesuai dengan perjanjian kerjanya.

b. Perseroan wajib memberikan ganti rugi kepada masyarakat umum yang


mengalami kecelakaan karena kelalaian dari Menajemen Perseroan sesuai
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sangsi pidana dari Pemerintah
Kelalaian dari pegawai / Pejabat Manajemen Perseroan / outsourcing yang
mengakibatkan masyarakat umum tewas karena tenaga listrik atau karena
penyebab bukan listrik, dapat dipidana dengan pidana sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.

33
Keselamatan lingkungan bertujuan
untuk melindungi Lingkungan Instalasi
,mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan instalasi.

34
Beberapa kegiatan keselamatan
lingkungan yang sudah dilakukan /
diterapkan dibeberapa unit PLN adalah :
Sosialisasi lingkungan instalasi
ketenagalistrikan,misalnya disekitar
ROW SUTT / SUTET
Mengikutsertakan pegawai untuk
mengikuti diklat tentang lingkungan.

35
36

Anda mungkin juga menyukai