listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung dan pelindung serta membagi tenaga
listrik dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan
transformator ke saluran pelayanan atau ke pelanggan.
LATAR BELAKANG
Sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan, mulai dari proses pembangkitan
sampai pada proses pemakaiannya. Dan berbagai cara dilakukan untuk
mengatasi gangguan tersebut. Gangguan-gangguan yang terjadi akan
berdampak langsung pada beban (konsumen). Jika terjadi gangguan, maka
penyaluran listrik kebeban juga akan terputus.
Maka untuk menghindari agar gangguan tersebut tidak membahayakan
peralatan dan manusia gangguan tersebut harus dipisahkan dari beban. Untuk
memisahkan gangguan tersebut dari beban dan untuk menghindari segala resiko
pemutusan listrik secara tiba-tiba serta untuk mempertahankan kontinuitas
pelayanan maka perlu dirancang sebuah sistem penyalur yang handal. Dalam
hal ini penulis tertarik untuk membuat perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB)
yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan PUIL 2000.
Menyalurkan energy yang diterima dari APP ke beban atau kesub PHB yang lain.
Sebagai tempat peletakkan peralatan indikator baik alat pengukur atau lampu
indikator.
Syarat-syarat umum :
Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga
terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa
pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan
mudah dan aman. Selanjutnya sesuai dengan syarat pengoperasian kemudahan
pengamatan pengukuran, penekanan tombol, pemutaran atau pelayanan saklar,
maka perkerjaan-pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari bagian depan, tanpa alat
bantuan, seperti tangga atau alat-alat lainnya. Sehubungan dengan itu syarat PHB
juga menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi kiri kanan PHB harus
terdapat ruang bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75 meter untuk tegangan
rendah atau 1 meter pada tegangan menengah dan tinggi PHB sekurang-kurangnya
2 meter. Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa dinsing
pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter. Di sekitar PHB tidak
Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi sesuai dengan tingkat tegangan
sistemnya yaitu : PHB tegangan rendah (TR), PHB tegangan menengah (TM) dan PHB
tegangan tinggi (TT).
Gardu Distribusi
Gardu distribusi adalah salah satu dari PHB teganagn menengah yang memiliki fungsi
sebagai tempat pengumpul, pebagi dan penyalur daya listrik menuju kepada konsumen.
Selain itu ardu distribusi juga berfungsi sebagai tempat untuk menurunkan teganagn dari 20
kV menjadi 380/220 V yag akan diginakan oleh pelanggan.n perubahan tegangan tersebut
tentunya menggunakan transformator step down.
Gardu distribusi ini memiliki beberapa jenis diataranya :
1. Gardu distribusi pasangan dalam, gardu distribusi pasang dalam ini terbagi mejadi
beberapa nama yaitu:
a.
Gardu tembok / beton, adalah gardu yang berupa bangunan dari bahan tembok dengan
dinding dilapisi semen, atap cor beton, lantai semen dan pintu dari bahan besi untuk
menempatkan peralatan listrik seperti :
Gardu Kios, berupa kotak tempat peralatan listrik terbuat dari bahan besi. Gardu kios bukan
merupakan gardu permanent tetapi hanya merupakan gardu sementara, sehingga dapat mudah
untuk dipindah-pindahkan.
2. Gardu pasangan luar, gardu distribusi pasang luar ini terbagi mejadi beberapa nama yaitu:
a.
Gardu cantol, adalah gardu yang penempatanya pada satu tiang distribusi dengan kapasitas
daya trandformatornya sangat kecil. Peralatan listrik yang dignakan diantaranya yaitu :
FCO,
Trafo distribusi
PHB-TR dipasang dengan cara dicantolkan pada sebatang tiang
b. Gardu portal, adalah gardu yang penempatanya pada dua tiang atau empat tiang sesuai
dengan kapasitas transformatornya. Peralatan listrik yang digunakan diataranya yaitu;
FCO,
Trafo Distribusi
Arester
PHB-TR diletakkan pada kerangka baja yang terpasang pada dua tiang
3.
Gardu hubung, gardu jenis ini digunakan sebagai pembagi energi listrik atau sebagai
perlengkapan manuver untuk jaringan . Dioperasikan secara lokal maupun jarak jauh. Gardu
hubung ini berisikan peralatan jenis:
Kubikel
PMT/CB
LBS
Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri dari :
Circuit Breaker (CB) : MCB (Miniatur Circuit Breaker), MCCB (Mold Case Circuit
Breaker), NFB (No Fuse Circuit Breaker), ACB (Air Circuit Breaker), OCB (Oil Circuit
Breaker), VCB (Vacuum Circuit Breaker), SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)
Sekering dan pemisah : Switch dan Disconnecting Switch (DS)
Peralatan tambahan dalam PHB antara lain :
Rele proteksi
Trafo tegangan, trafo arus
Alat-alat ukur besaran listrik : amperemeter, voltmeter, frekuensi meter, cos phi
meter
Lampu-lampu tanda
Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada
salah satu fasanya.
Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat
atau beban lebih.
Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban
lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika
terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama
dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang
digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini
bergantung pada besarnya arus yang harus ran yang dapat menarik sebuah
angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman
satu fasa, sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub
dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu
kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. Berdasarkan
penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri
yaitu :
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya
mempunyaidua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk
penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada
jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat
diatur sesuai dengan yang diinginkan.
3. ACB (Air Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana
pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah
dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan
sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun
gangguan.
Air Circuit Breaker dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan
menengah. Rating standar Air Circuit Breaker (ACB) yang dapat dijumpai
dipasaran seperti ditunjukkan pada data diatas. Pengoperasian pada bagian
mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun
pneumatik. Perlengkapan lain yang sering diintegrasikan dalam ACB adalah :
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana
pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api
dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap
minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak
dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity
yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi
bahan media pemadam loncatan bunga api.
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur
api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir
hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas.
Salah satu tipe dari circuit breaker adalah recloser. Recloser hampa udara dibuat
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana
pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat
dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman
busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan
mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan
CB adalah antara 3.6 KV 760 KV.