Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO.

4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

PENGARUH TRANSFORMATOR PENGUKURAN PADA METER TRANSAKSI


ENERGI LISTRIK (KWH-METER)
Hamles Leonardo Latupeirissa
Jurusan Tekik Elektro Politeknik Negeri Ambon
hamlesleonardo@rocketmail.com

Abstract

kWh-meter is an electric energy measuring device that measures directly the amount of voltage, current, work factors and
time (VICosφt). The dominant energy measurement is the use of current and voltage, where the current and voltage are
measured, exceeding the nominal current and voltage contained in kWh-meter. That requires a hardware instrument
transformers that can reduce current and voltage, which are the current transformers and potential transformers.
As a safety on distribution networks are generally used Over Current Relay (OCR) and Ground Fault Relay (GFR), where
the current is a small current required 1 A or 5 A, it is necessary to also instrument transformers. Instrument transformer
required is a current transformer, which serves to minimize current into the protection equipment. This paper discusses the
selection of current transformer and voltage transformer suitable for use in measurement and protection equipment, so that
the instrument transformer losses and saturation can be avoided.

Keyword— kWh-meter, Current Transformer and Potential Transformer

1. Pendahuluan sehingga menimbulkan tegangan dan eddy current.


Kumparan tegangan Cp juga mengasilkan fluks bolak-
Meter Transaksi Tenaga Listrik atau kWh-meter balik Φ2 yang memintas arus Ip. Karena itu piringan
adalah peralatan ukur untuk transaksi jual beli energi mendapat gaya, dan resultan dari torsi membuat
listrik dari pemasok tenaga listrik ke pemakai tenaga piringan berputar.
listrik. Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh
pihak PLN untuk menghitung besar pemakaian daya
konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di
masyarakat. Bagian utama dari sebuah kWh-meter
adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan
aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan
piringan aluminium dari induksi medan magnet dan
gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran
piringan aluminium.
Alat ini bekerja menggunakan metode induksi
medan magnet dimana medan magnet tersebut
menggerakkan piringan yang terbuat dari aluminium.
Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter
digit sebagai tampilan jumlah kWh nya.
Adapun kWh-meter yang dipergunakan mempunyai
batasan arus dan tegangan, bila penyambungannya ke
sistem dengan tegangan 20.000 volt dengan arus besar, Gambar 1. Prinsip Dasar kWh-Meter
maka kWh-meter tidak dapat merekam arus yang Torsi ini sebanding dengan fluks Φ2 dan arus Ip
terpakai, untuk itu dibutuhkan trafo arus dan trafo serta harga cosinus dari sudut antaranya. Karena Φ2
tegangan sebagai penurun arus dan tegangan. dan Ip sebanding dengan tegangan V dan arus beban I,
Pada pemakaian trafo arus dan tegangan terdapat maka torsi motor sebanding dengan VI cos θ, yaitu
kerugian yang disebabkan pemilihan peralatan trafo daya aktif yang diberikan ke beban. Karena itu
instrumen yang tidak sesuai dengan arus atau kecepatan putar piringan sebanding dengan daya aktif
tegangan yang masuk, sehingga terdapat kerugian yang terpakai. Semakin besar daya yang terpakai,
yang tidak diinginkan, yang berakibat pada kecepatan piringan semakin besar, demikian pula
pengukuran arus di sisi primer dengan sisi sekunder sebaliknya.
tidak sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 1 memperlihatkan koneksi kWh-meter
dimana ada empat buah terminal yang terdiri dari dua
2. Tinjauan Pustaka buah terminal masukan dari jala-jala listrik PLN dan
dua terminal lainnya merupkan terminal keluaran yang
2.1 Prinsip Kerja KWh-Meter akan menyuplai tenaga listrik ke pelanggan. Dua
Berikut gambar prinsip kerja dari kWh-meter terminal masukan dihubungkan ke kumparan tegangan
analog. Dari gambar dapat dijelaskan bahwa arus secara parallel dan antara terminal masukan dan
beban I menghasilkan fluks bolak-balik Φ1 yang keluaran dihubungkan ke kumparan arus.
melewati piringan aluminium dan menginduksinya,
42
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

2.2 Trafo Instrumen Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus
disesuaikan dengan datangnya arus di terminal sisi
Trafo instrumen (Instruments transformers) adalah
primer (tidak boleh terbalik).
trafo yang dipergunakan bersama dengan peralatan lain
Secara normal yang sesuai standar IEC terminal
seperti: relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol.
S2/1 harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder
Yang termasuk trafo instrumen adalah trafo arus dan trafo
trafo arus terhadap tegangan tinggi akibat kopling
tegangan.
kapasitif, sehingga sudut antara arus primer dan
Kegunaan trafo instrumen antara lain :
sekunder = nol, kalau S1/k yang ditanahkan, maka sudut
a. Mengisolasi rangkaian meter dari sisi primer yang
arus antara primer dan sekunder menjadi = 180°.
dipasok dengan tegangan tinggi dan arus besar.
Pada gambar 3 terlihat arus yang masuk ke
b. Menyediakan kemungkinan standar arus atau
sekunder (Is) diperoleh dari arus primer (Ip),
tegangan yang dipergunakan untuk pengukuran atau
(diasumsikan arus dari primer tidak ada error) seperti
proteksi.
terlihat pada persamaan (1) diatas. Dalam kenyataannya
arus primer yang masuk ke sekunder sebagian akan
2.1 Trafo Arus (Current Transformers)
masuk ke inti magnetik yang terdapat pada sekunder
Perbandingan antara belitan primer dan sekunder
tersebut.
pada trafo arus dapat dijelaskan menurut persamaan:

(1)

Persamaan diatas adalah untuk trafo arus ideal dimana


tegangan sekunder sama dengan nol dan arus magnetis
diabaikan. Gambar 3 Rangkaian ekivalen CT sisi sekunder
Trafo arus/Current transformer (CT) adalah suatu
peralatan listrik yang dipergunakan untuk menurunkan
arus sumber agar dapat masuk ke meter-meter
pengukuran atau peralatan lainnya.
Fungsi trafo arus adalah untuk memperoleh arus
yang se- banding dengan arus yang hendak diukur (sisi
sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit
dari sistem yang arus nya hendak diukur terhadap sirkuit
dimana instrumen tersambung. Berbeda dari
transformator tenaga yang arusnya tergantung beban
disisi sekunder, tetapi pada trafo arus seperti halnya Gambar 4 Vektor diagram arus dari trafo arus
Ampere meter, arusnya tidak tergantung beban disisi
sekunder, melainkan semata-mata tergantung pada arus di
sisi primernya.

2.1.1 Rangkaian Trafo Arus


Trafo arus terdiri dari belitan primer, belitan sekunder
dan inti magnetik. Jika arus primer yang masuk ke
trafo (teminal P1/K) dan arus yang mengalir ke
sekunder dinamakan terminal S1/k, seperti terlihat pada
gambar 2 (lihat arah arus sekunder Is yang masuk ke
ampere meter). Selanjutnya terdapat terminal kedua
pada trafo arus di sisi primer yaitu P2/L adalah terminal Gambar 5 Vektor memperlihatkan arus sekunder
yang arusnya diperoleh dari PI/K yang dialirkan ke
beban dan S2/1 sisi sekunder adalah terminal yang
arusnya diperoleh dari S1/k.
(2)

Pada gambar 3 terlihat arus dari sisi primer tidak


semua masuk kesisi sekunder, sebagian arus akan
masuk ke rangkaian inti, sehingga terjadi pergeseran
sudut δ seperti terlihat pada gambar 4.
Hal ini dikatakan sebagai kesalahan reproduksi
dari trafo arus. Kesalahan reproduksi akan terlihat
dalam amplitudo dan fase, kesalahan dalam amplitudo
dikatakan sebagai kesalahan arus atau kesalahan ratio,
Gambar 2 Rangkaian Ekuivalen CT

43
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

kalau kesalahan fase dikatakan sebagai pergeseran thermal hubung singkat pengenal dipakai dalam tiga
fase. detik dipergunakan dalam satu detik. Short time
Pada gambar 5, memperlihatkan arus sekunder Is
dipilih sebagai acuan dalam 100 %, sebagai poros Tabel 2
sumbu yang dapat dibagi dalam persen. Sejak sudut δ Batas kesalahan untuk CT keperluan khusus
sangat kecil, maka kesalahan arus ε dan kesalahan fase sesuai IEC 60044-1
δ langsung dapat dibaca dalam persen pada axies
tersebut (ε = 1% = 1 centiradians = 34,4 minute). % pergeseran Ease pada % dari
Sesuai penjelasan diatas, bahwa kesalahan arus % kesalahan ratio arus
Kelas arus pengenal , menit
pada % dari arus pengenal
positif, jika arus sekunder melebihi arus pengenalnya Keteli (centiradians)
dan kesalahan fase positif jika arus sekunder leading tian
(mendahului) dari arus primer. Sebagai Konsekuensi 1 5 20 100 120 1 5 20 100 120
axis ε akan turun dan axis δ akan ke kanan.
0,2S** 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 30 15 10 10 10
2.1.2 Definisi
0,5S** 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30
a. Kesalahan Transformasi (Transformation Error).
Adalah perbandingan antara arus primer dan arus thermal current dapat diperhitungkan dengan persamaan.
sekunder

, = (6)
= (3) √
e. Rated Dynamic Current (Idyn)
b. Kesalahan arus (current error) Adalah nilai puncak dari arus primer trafo arus, tanpa
ada kerusakan secara elektrik dan mekanik yang
% = (4) dihasilkan dari tenaga electromagnetik :

Dimana:
= 2,5 (7)
Kn = Perbandingan transformasi
ε = Kesalahan arus (%) f. Composite Error (Ʃc).
Is = Arus sekunder sebenarnya (Amp) Adalah kondisi dibawah steady state, nilai rms
Ip = Arus primer sebenarnya (Amp). mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari arus
primer dan nilai sesaat dari arus sekunder
Karena adanya perbedaan antara arus yang masuk sebenarnya yang dikalikan dengan ratio curren transformer
di sisi primer dengan arus yang terbaca di sisi pengenal, composite error diekspresikan dalam persen
sekunder, dapat menimbulkan perbedaan ratio dari nilai rms arus primer yang dapat ditulis dalam
bentuk matematis, sebagai berikut:
transformasi arus yang sebenarnya dengan
kenyataannya.
Bila trafo arus dipergunakan untuk pengukuran energy
listrik (kWh-meter), kesalahan arus ini sangat berpengaruh. ∑ = − (8)

c. Security factor (Fs) Dimana :


Faktor keamanan (security factor) adalah ratio dari Kn = Transformation ratio pengenal
keamanan arus primer pengenal (Ips) dan arus primer Ip = Nilai rms dari arus primer
pengenal (Ip) ip = Nilai sesaat (the instantaneous value) dari arus
primer
is = Nilai sesaat (the instantaneous value) dari arus
= (5) sekunder
T = Waktu dalam satu periode (one cycle) dalam
detik.
Keamanan dari meter yang dihubungkan ke trafo
arus, adalah kebalikan dari Fs nya. Sesuai standar
security factor (Fs) = Fs5.
2.1.3. Kelas Akurasi (Accurasy Class)
Adalah arus pada trafo arus yang dibatasi oleh
d. Rated Short - Time Thermal Current (Ith) kesalahan arus dan kesalahan fase. Standart accuracy
Adalah nilai rms dari arus primer, dimana trafo arus class yang sesuai dengan pemakaian, dijelaskan sebagai
tidak rusak dalam waktu satu detik, bila waktu arus berikut:

44
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

 Untuk klas 0,1 — 0,2 — 0,5 dan 1, pada frekuensi Tabel 3


pengenal kesalahan arus dan pergeseran fase tidak Batas kesalahan untuk klas 3 dan 5 sesuai IEC 60044-1
melebihi dari nilai yang di tentukan seperti terlihat Tabel 3
pada tabel 1, bila beban sekunder antara 25 s/d 100% %untuk
Batas kesalahan kesalahan
klas 3 ratio
dan 5arus
sesuai IEC 60044-1
Kelas
dari beban pengenal. pada % dan anus pengenal Pemakaian
ketelitian % kesalahan
50 ratio arus
100
 Untuk klas 0,2S dan 0,5S, dipergunakan untuk Kelas
pada % dan anus pengenal Pemakaian
aplikasi khusus untuk kWh-meter dimana ketelitian
3 50 3 1003 instruments
pengukuran yang tepat pada arus antara 50 mA s/d
6 A. kesalahan arus dan pergeseran fase, tidak 3 5 3 5 3 5 instruments
instruments
melebihi dari nilai yang ditentukan seperti terlihat
pada tabel 2, bila beban sekunder antara 25 s/d 5 5 5 instruments
100% dari beban pengenal. Pemakaian kelas ini
diutamakan pada ratio 25/5, 50/5 dan 100/5. Tabel 4
dengan arus pengenal 5A. Batas kesalahan accuracy class proteksi.
 Untuk klas 3 dan kelas 5, kesalahan arus dan Kelas
% kesalahan ratio arus
pergeseran fase tidak melebihi dari nilai yang pada % dan anus Pemakaian
ketelitian 50pengenal100
ditentukan seperti terlihat pada tabel 3, bila beban
sekunder antara 50 s/d 100% dari burden pengenal. 3 3 3 instruments
Catatan: Supaya kesalahan arus pengukuran tidak
menyimpang jauh dari arus yang diukur, perlu pemi- 5 5 5 instruments
Tabel 1
Batas kesalahan arus dan kesalahan sudut untuk Misal : 20 VA, 5P/20.
KLAS 0,1 — 1,0 SESUAI IEC 60044-1 20 VA adalah keluaran daya trafo arus dalam VA
5P adalah accuracy class (klas ketelitian)
% kesalahan ratio % pergeseran fase 20 adalah composite error.
Kelas arus pada % dari pada % dari arus
arus pengenal pengenal pada trafo arus adalah tingkat isolasi yang tinggi,
ketelitian
dan tidak cepat jenuh saat arus besar masuk ke sisi
5 20 100 120 5 20 100 120
primer trafo arus, karena output arus di sekunder
0,1* 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5 diperlukan agar relai proteksi bekerja dengan
pasti.
0,2** 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10
Bila pengaman (relai) invers defmite minimum
0,5*> 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30 time (IDMT) dengan stabilitas gangguan fase dan
1,0** 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60 ketelitian waktu yang akurat tidak diperlukan dapat
mempergunakan klas 10P. Tetapi kalau ketelitian,
Dimana. * = untuk laboratorium
stabilitas gangguan fase dan ketelitian waktu yang
** = untuk Precision revenue metering
*> = untuk standard metering akurat diperlukan, dapat mempergunakan klas 5P.

lihan trafo arus yang tepat untuk kelas ketelitian dan 2.1.4 Beban Trafo Arus (Burden)
beban sekunder yang tidak melebihi dari beban Beban yang dihubungkan ke sekunder dikatakan
pengenalnya. sebagai burden, dimana trafo arus dengan
Standart accuracy class yang dipergunakan batasannya dapat menampung beban pada sisi
Tabel 2 sekunder. Beban ini dinyatakan dalam ohm impedansi
Batas kesalahan untuk CT keperluan khusus atau VA. Misal beban impedansi 0,5 ohm dapat di
sesuai IEC 60044-1 ekspresikan juga pada 12,5 VA dengan anus 5 A.
Sebagai pengaman pada trafo arus, khususnya di
klas proteksi perlu membatasi arus yang besar
% pergeseran Ease pada % dari
% kesalahan ratio arus
arus pengenal , menit
yang masuk ke trafo arus, sesuai standar IEC untuk
Kelas pada % dari arus pengenal
Keteli (centiradians) membatasi arus bolak-balik yang simetris adalah 5P
tian atau 10P.
1 5 20 100 120 1 5 20 100 120
Pada karakteristik utama dan trafo arus untuk
proteksi adalah akurasi rendah dan kejenuhan
0,2S** 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 30 15 10 10 10 tegangan (saturation voltage), tinggi. Pada kejenuhan
tegangan dikatakan sebagai Accuracy Limit
0,5S** 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30 Factor (ALF), dimana kenaikan arus dan arus primer
pengenal, dapat dipenuhi accuracy/ketelitian
untuk proteksi adalah 5P, 10P. tanda "P" adalah pengenal pada beban pengenal yang
tanda proteksi, dan angka 5 atau 10 adalah nilai dihubungkannya, ini dikatakan sebagai nilai
kesalahan arus dalam %, seperti terlihat pada tabel 4. minimum. Dapat juga dikatakan perbandingan
Trafo arus yang ada untuk proteksi: 5P10, 5P20, antara kejenuhan tegangan dan tegangan pada arus
10P10, 10P20. dan yang dibutuhkan untuk proteksi pengenal dan burden sisi sekunder. Pertambahan nilai
45
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

kejenuhan dapat diperkirakan dengan persamaan Meter pengukuran yang dipergunakan saat ini
dibawah ini. banyak menggunakan digital dengan daya (VA)
rendah, hal ini dapat memperkecil total beban yang
rendah sampai 25 % dan beban pengenalnya seperti
(9)
terlihat pada grafik 1 dibawah, dimana perbandingan
Dimana : trafo arus antara CL0,2S dan CL0,5 dengan perbedaan
Sn =Burden pengenal (VA) beban dan kedua klas trafo arus tersebut. CL0,2S
S = Burden sesungguhnya (VA)
Isn = Arus pengenal sekunder (A)
RCT = Tahanan dalam trafo arus pada 75°C (ohm)
nALF =Accuracy Limit Factor.
Untuk melindungi peralatan ukur dan arus besar,
yang ditimbulkan karena adanya gangguan hubung
singkat disisi primer, batasan arus sekunder adalah Fs x
arus pengenalnya, dimana pengamanan alat ukur
tinggi bila Fs rendah. dengan spesifikasi faktor yang
ada Fs5 atau Fs10, ini adalah sebagai nilai maksimum
dan hanya valid (sah) pada beban pengenalnya.
Nilai pertambahan kejenuhan diekspresikan sebagai
nilai n, sebagai berikut: Gambar7 Grafik kesalahan dan batasan untuk CTCL0,2 dan CL0,5

kesalahan arusnya lebih kecil dari CL0,5.


(10)
2.2 Trafo Tegangan (Potensial transformers)
Perbandingan antara belitan primer dan belitan
Perbedaan kejenuhan antara trafo arus untuk sekunder tanpa beban adalah :
pengukuran dan trafo arus untuk proteksi, adalah pada
tingkat kejenuhannya yang berbeda seperti terlihat
pada gambar 6, dimana trafo arus untuk pengukuran (11)
harus lebih cepat jenuh dibandingkan dengan trafo
arus untuk proteksi, Trafo arus proteksi maupun
pengukuran, saat di beri arus primer tertentu, arus Persamaan di atas adalah untuk trafo tegangan
eksitasi di sekunder akan belok, meskipun arus (potensial transformers) ideal tanpa beban, arus beban =
dinaikkan terus menerus, tegangan eksitasi (Es) tidak nol dan arus magnetisasi diabaikan.
mampu lagi naik, terjadilah pembelokan dan Trafo tegangan/voltage transformers /potensial
pembelokan grafik ini disebut knee point (titik lutut) transformers (PT) adalah suatu peralatan listrik yang
yang diartikan sebagai lutut manusia bengkok. dapat memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus
bolak-balik.
Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh
tegangan yang sebanding dengan tegangan yang
hendak dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit
dan sistem dengan tegangan tinggi (yang
selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap
sirkuit dimana alat ukur (instrumen) tersambung
(yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Beda
dengan transformator tenaga yang dibutuhkan
Gambar 6 Kurva maknetisasi CT adalah tegangan dan daya keluarannya tetapi pada
Untuk memenuhi klas ketelitian tinggi, arus trafo tegangan yang dibutuhkan adalah tingkat
pemaknitan dalam inti harus dapat meneruskan ketelitiannya dan penurunan tegangannya yang
suatu nilai yang rendah, sebagai konsekuensi disesuaikan dengan alat ukur
rendahnya kerapatan garis gaya (flux density) dalam 2.2.1 Kesalahan Peralatan
inti. yang pada umumnya bahan inti maknetik untuk Jika jatuh tegangan pada trafo tegangan tidak
ini baiknya dibuat dan campuran nickel dan besi. diperhitungkan, dalam hal ini tidak ada kesalahan pada
Adapun burden current transformers sesuai tegangan primer, maka dapat dijelaskan
IEC 60044-1 adalah 2,5 VA, 5 VA, 7,5VA, 10VA, perbandingan antara tegangan primer dan sekunder
15VA, 20 VA dan 30VA. seperti terlihat pada persamaan (11) diatas dan
gambar 8 dibawah ini:
Catatan: klas akurasi baik, bila burden antara 25% s/d
100% dan beban pengenal.

46
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

% (13)
Dimana:
R.E = Ratio error (%)
Kn = Ratio nominal
Gambar8 Rangkaian Trafo Tegangan Vs = Tegangan sekunder
Vp = Tegangan primer
Tetapi kenyataannya tidak mungkin, karena
terdapat tegangan jatuh dalam resistansi belitan, hal 2.2.2 Tegangan Primer dan Sekunder Pengenal
ini berpengaruh pada perbandingan tegangan antara Tegangan primer dari trafo tegangan adalah tegangan
primer dan sekunder. pengenal yang diperoleh dari sistem dan tegangan
sekunder pengenal diperoleh dari tegangan primer.
∆ (12) Potensial transformer yang dipasang diluar
(outdoor) secara normal dihubungkan antara fase dan
Dimana: ΔV = tegangan jatuh. tanah, untuk sistem tiga fase, dimana nilai standar
tegangan primer pengenal adalah 1N3 kali dari nilai
Kesalahan dalam reproduksi trafo tegangan akan tegangan pengenal sistem. Dan tegangan sekunder
nampak pada amplitude dan fase, kesalahan pengenal yang dipergunakan dinegara-negara eropa,
pada amplitude dikatakan sebagai kesalahan adalah: 100/√3 atau 110/√3 volt
tegangan atau kesalahan ratio dan kesalahan pada Pemilihan dari trafo tegangan untuk meter
fase dikatakan sebagai pergeseran fase. pengukuran 80-120% dari tegangan pengenal dan
untuk proteksi antara 0,05 s/d 1,5 atau 1,9 dari
tegangan pengenal sebagai faktor tegangan. Sesuai
standar IEC, faktor tegangan, sebagai berikut:
 1,9 kali tegangan pengenal untuk trafo tegangan
tidak diketanahkan.
 1,5 kali tegangan pengenal untuk trafo tegangan
diketanahkan solid.
Lamanya kenaikan tegangan ini adalah sebesar 30 detik.

Gambar9 Vektor Tegangan 2.2.3 Accuracy Class dan Rated Burden Trafo
Tegangan
Rated beban trafo tegangan secara normal dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 5
Acuracv classes sesuai IEC 60044-2
Range % Power error at
Class meteredload PF Appplication
Burden Voltage 0,6-1,0
Revenue
0,3 0-100 90-100 0,3
metering
Gambar 10 Vektor memperlihatkan tegangan sekunder Standad
0,6 0-100 90-110 0,6
metering

Sama seperti penjelasan pada trafo arus bahwa 1,2 0-100 90-100 1,2 Relaying
vektor tegangan seperti terlihat pada gambar 9
Standard
terdapat pergeseran sudut sebesar δ dan gambar 10 burdens
VA PF
dipresentasikan dalam bentuk garis dengan tegangan
M 35 0,20
sekunder sebagai refrensi vektor, diambil dimensi
W 12,5 0,10
100%. Sistem koordinat sebagai ujung dan refrensi
vektor dalam persen. Bila δ sangat kecil sudutnya X 25 0,70
kesalahan tegangan ε dan kesalahan fase langsung Y 75 0,85
terbaca dalam persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 Z 200 0,85
centiradians = 34,4 minute).
ZZ 400 0,85
Kesalahan tegangan positif bila tegangan
sekunder melebihi tegangan pengenalnya dan
kesalahan fase positif bila tegangan sekunder leading Vf= faktor tegangan
dari primernya, arah positif nantinya akan turun dalam
axis ε dan axis δ akan kekanan.

47
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

 Bila beban digunakan untuk komponen metering dan Kalau alat ukur yang dipergunakan memakai
proteksi, kelas akurasi untuk metering dipilih harus digital dengan daya (VA) rendah hal ini dapat
lebih baik dari pada untuk proteksi. memperkecil total beban yang rendah sampai 25 %
 Beban dari trafo tegangan adalah penjumlahan dari dari beban pengenalnya seperti terlihat pada gambar 11
total beban dari semua beban yang disambung ke dan gambar 12, dimana perbandingan PT antara CL0,2
trafo tegangan. Kesalahan arus dan pergeseran fase dan CL0,5.
tidak melebih dari nilai yang ditentukan seperti tabel 5
atau tabel 6 , bila beban sekunder antara 25% s/d Jenis Jenis
Alat ukur
100% dari beban pengenal. mekanik elektronik
kWh meter 3,5 VA 1,5 VA
kVArh meter 3,5 VA 1,5 VA
Contoh:
Peralatan metering 30 VA, klas akurasi 0,2 dan Kabel 2 x 4 mm2 = 10 m 0,68 VA 0,68 VA
proteksi = 70 VA , klas akurasi 3P, maka pemilihan trafo Total Daya 7,68 VA 3,68 VA
tegangan sebesar 100 VA dengan klas akurasi 0,2.
Bila beban proteksi yang sifatnya emergency saja,
Tabel 6 3. Pembahasan
Acuracv classes sesuai IEC 60044-2
Range Limits of errors Perlu kita ketahui, bahwa alat ukur seperti
Class Phase Application kWh-meter, kVA-meter, ampere-meter dll, memper-
burden% voltage% Ratio % Displ.
gunakan arus kecil dan tegangan rendah, tetapi arus dan
min
0,1 25-100 80-120 0,1 5 laboratory tegangan yang masuk dan sistem besar dimana
tegangan pada sistem distribusi mempergunakan
25-100 Precision
tegangan 20.000 volt dengan arus besar. Untuk itu
<10 VA and
0,2 80-120 0,2 10 dibutuhkan trafo arus dan trafo tegangan yang tepat
0-100% revenue
Pf=1 metering pemilihannya, sebagai berikut:
Standard 3.1 Pemilihan Trafo Arus
0,5 25-100 80-120 0,5 20 revenue  Pemilihan tegangan tinggi peralatan, Tegangan peralatan
metering listrik diberikan dalam "V" atau "kV" misal: 12 kV,
Industrial 20 kV, 24 kV, 125 kV
1,0 25-100 80-120 1,0 40 grade  Pemilihan ratio transformator pengenal (selection of
meters rated transformer ratio)
3,0 25-100 80-120 3,0 - Instnunents
 Pemilihan arus primer
3P 25-100 5-Vf 3,0 120 Protection
Diperhitungkan dengan persamaan, sebagai berikut:
6P 25-100 5-Vf 6,0 240 Protection
√ (14)
Vf= faktor tegangan
Dimana:
maka burden untuk trafo tegangan yang dipergunakan
SN = daya dari pelanggan (kVA)
untuk alat ukur dan ralay. dapat mempergunakan burden
V = tegangan fase -fase (kV)
70 VA.
I = arus masing-masing fase (Amp)
Klas untuk pengukuran sesuai IEC 600044-2 baik bila
Contoh:
tegangan pengenal 80-100% dan beban 25-100%. Dan
Daya pelanggan 630 kVA tarif TM tegangan 20 kV,
beban pengenal. Kelas untuk proteksi baik dari 5% s/d Vf
pemilihan ratio trafo arus adalah
kali tegangan pengenal bila beban 25% s/d 100% dari
burden pengenal.
Sesuai standar daya keluaran trafo tegangan

pengenal dengan pf 0,8 lagging, adalah 10; 15; 25; 30;
50; 75; 100; 150, 200; 300; 400; 500 VA. maka pilih ratio trafo arus pada sisi primer 20 A, bila
trafo arus dipergunakan untuk pengukuran dan proteksi pilih
ratio 20/5-5.
Daya pelanggan 197 kVA tarif TR tegangan 380 volt,
pemilihan ratio trafo arus, adalah


= 299 A

maka pilih ratio trafo arus pada sisi primer 300 A atau
300/5.
Untuk memperoleh ratio trafo arus dan klas proteksi
Gambar 11 Grafik Kesalahan Ratio CL0,2 dan CL0.5 yang tepat pada trafo arus yang terpasang pada outgoing
48

Gambar 12 Grafik Kesalahan Fasa CL0,2 dan CL0.5


JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

feeder, yang pasokannya diperoleh dan gardu Induk Beban yang akan disambung ke trafo arus yang
atau PLTD, diambil dan Kuat Hantar Arus (KHA) kawat. terpasang di Gardu Induk sebagai berikut:
Bila dipasang pada incoming feeder di gardu Induk atau Perhitungan daya:
di Pusat Listrik, perlu dihitung kapasitas transformator Kalau mempergunakan alat ukur jenis
tenaga. mekanik, beban dipilih 15 VA, kalau jenis
elektronik dipilih 7,5 VA.
 Pemilihan arus sekunder, Beban terpasang di pelanggan > 200 kVA
Arus sekunder dalam amper 1 A dan 5 A , secara
umum arus sekunder pengenal dipilih 5A, tetapi bila
Jenis Jenis
lokasi peralatan instrumen jauh dan trafo arus dipilih 1 Alat ukur
mekanik elektronik
A. Kalau beban sekunder diambil dalam impedansi
(ohm) dan diperhitungkan dalam VA, sebagai berikut: Ampere-meter 1 VA 1 VA
P(VA) = Is2 (A) x Z (ohm). kWh-meter 3 VA 1 VA
Bila Is = 5 A, P(VA) = 25 x Z. kW-meter 3 VA 1 VA
Bila Is = 1 A, P(VA) = 1 x Z
kVAR-meter 3 VA 1 VA
 Pemilihan beban Kabel 2 X 4 mm'' = 20 m 1,36 VA 1,36 VA
Beban yang akan dihubungkan ke sekunder trafo arus
menentukan daya aktif dan reaktif di terminal sekunder Total Daya 11,36 VA 5,36 VA
yang berhubungan dengan beban trafo arus, nilai VA dan
flap beban yang akan disambung dapat dilihat pada tabel
7 dibawah ini dan sebagai tambahan beban trafo arus Kalau mempergunakan alat ukur jenis
(VA) adalah pemakaian kabel yang menghubungkan mekanik, burden dipilih 10 VA, kalau jenis
trafo arus ke alat ukur. elektronik, dipilih 5 VA atau 7,5 VA.
Total kapasitas beban (VA) yang disambung ke Bagaimana menghitung kejenuhan trafo arus
trafo arus tidak boleh melebihi dan burden yang dipilih. untuk klas proteksi dengan mempergunakan faktor
Contoh: kejenuhan inti dan tegangan knee (VK), dimana
akurasinya masih bisa dicapai?
Tabel 7 Contoh:
Nilai VA dari tiap Alat Ukur dan Proteksi. Ratio trafo arus 300/5 , 5P10, RCT = 0,07 ohm,
Jenis Peralatan Batasa Kapasitas beban 10VA. Burden kenyataan 7,5 VA, untuk
Amp-meter dengan jariun besi 0,70 - 1,5 VA perhitungan diambil persamaan (9) diatas, sebagai
berikut:
Watt-meter 0,20 - 5,00 VA
,
Cosφ-meter 2,00 - 6,00 VA = 10 , ,
= 13,3
kWh-meter :
 mekanik 0,40 - 3,5 VA
Artinya: dengan klas proteksi 5P10 dan burden
 elektronik 0,40 - 1,5 VA
CT 7,5 VA, CT tersebut akan jenuh pada arus
KVAr-meter : 13,3 x arus pengenalnya = 13,3 x 5 = 66,5 A disisi
 mekanik 0,40 - 3,5 VA sekunder. Bagaimana kalau dilihat dan sisi primer
 elektronik 0,40 - 1,5 VA (ICT)
Over Current Relay 0,20 - 8,00 VA (ICT) = 66,5 x 300/5 = 3990 A.
Ground Fault Relay 0,20 - 8,00 VA
Bila kapasitas transformator tenaga di gardu
induk = 60 MVA dan XT = 12,6%., tegangan 20
Tabel 8
kV, maka arus maksimum yang keluar dan sumber
Nilai tahanan dan kabel adalah :
ϕ (mm2) R (Ω/km) .
= = =13746,4 A
4 x 1,5 14,47 , √
4 x 2,5 8,71
4x4 5,45 Dari perhitungan diatas bahwa If >IcT, maka
trafo arus tersebut akan jenuh. Bila ingin mengetahui
4x6 3,62 kejenuhan trafo arus dengan mempergunakan
4 x 10 2,16 tegangan knee (VK), dapat dijelaskan sebagai berikut:
4 x 16 1,36 VK = 22 volt, RCT = 0,07 ohm, klas 10 VA
4 x 25 0,863 5P10 ratio trafo arus = 300/5. pemakaian (burden) =
7,5 VA. Rrelai +Rkawat = 7,5 VA/(5A)2 = 0,3 ohm.

49
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

Misal: 300600/5-5A ; 5P20.; 20 VA at lower


= 59,46 A
, , ratio. Hal ini berarti bahwa belitan primer
mempunyai 2 belitan untuk arus 300 A dan 600 A dan
Didasarkan pada VK yang diujikan, trafo arus pada belitan sekunder ada dua belitan untuk
akan jenuh pada arus 59,46 A sisi sekunder atau pengukuran dan untuk proteksi. Nilai 20 VA at
59,46 x 300/5 = 3567,6 A sisi primer. lower ratio menunjukan pada ratio 300/5-5 nilai beban
Jadi permasalahan ini bisa dilihat kalau trafo 20 VA, tetapi kalau ratio 600/5-5 nilai beban harus 2 x
arus terpasang pada outgoing feeder atau pada 20 VA = 40 VA. Konstruksi trafo arus seperti terlihat
pelanggan TM terpasang dekat dengan sumber, pada gambar 13.
harus dihitung terlebih dahulu besarnya arus
gangguan dan kejenuhan trafo arus 3.2 Pemilihan Trafo Tegangan
Sesuai tarip dasar listrik bahwa pelanggan yang
 Pemilihan Accuracy class
Untuk alat ukur kWh-meter dan kVAR-meter: mempunyai daya > 201 kVA s/d 30,5 MVA
dianjurkan mempergunakan CL0,25 mempergunakan tegangan 20.000 volt, karena pada
kWh-meter mempergunakan tegangan rendah,
Klas proteksi: karena dibutuhkan ketelitian waktu
dibutuhkan trafo tegangan sebagai berikut:
yang akurat dianjurkan mempergunakan klas 5P.
Bila trafo arus terpasang di outgoing feeder,  Tegangan : 20.000N3/100A13, sisi sekunder
pemilihan klas proteksi dianjurkan mempergunakan disesuaikan dengan tegangan alat ukur.
klas 5P20 dengan ratio disesuaikan dengan arus  beban : dihitung beban yang akan disambung ke
gangguan tersebut dan kapasitas penghantar (KHA). potensial transformers (VA) sama seperti pada
current transformers.
 Pemilihan arus thermal pengenal (Ith) Contoh:
Arus thermal pengenal diberikan 100, 200, 1. Pemasangan di pelanggan TM
300 dst x arus pengenal trafo arus dalam kA, yang
diambil dan arus gangguan hubung singkat di
sistem, bila diperhitungkan arus gangguan hubung Jenis Jenis
Alat ukur
singkat 10 kA, maka arus thermal pengenal = 10 mekanik elektronik
kA (Ith = 10 kA), arus primer pengenal dimisalkan
100 A, maka dapat ditentukan arus thermal kWh meter 3,5 VA 1,5 VA
pengenal: kVArh meter 3,5 VA 1,5 VA
10000 2
Kabel 2 X 4 mm = 10 m 0,68 VA 0,68 VA
100
100 Total Daya 7,68 VA 3,68 VA

 Pemilihan arus dynamic pengenal (Idyn)


Arus dynamic pengenal diambil dan arus ther- Kalau mempergunakan alat ukur jenis
mal pengenal, sebagai berikut: mekanik beban dipilih 10 VA, kalau jenis elektronik
Idyn = 2,5 x Ith dipilih 5,0 VA. Atau 7,5 VA.
Dimisalkan Ith = 10 kA, maka 2. Pemasangan di Gardu Induk.
Idyn = 2,5 x 10 kA Biasanya pemasangan trafo tegangan di gardu
= 25 kA. Induk atau di PLTD dipergunakan untuk beberapa
 Pemilihan trafo arus bila belitan primer atau alat ukur yang terpasang di Cubicle outgoing,
belitan sekunder mempunyai beberapa inti. diambil 5 cubicle dengan alat ukur: Volt-meter, kWh-
meter kVAr-meter, Watt-meter penjelasannya
sebagai berikut:

Gambar 13 Konstruksi trafo arus dengan 2 belitan primer dan 2


belitan sekunder
Gambar 14 Layout pemasangan alat ukur pada Cubicle outgoing

50
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

Kapasitas (VA) 5. Daftar Pustaka


Alat ukur Jenis Jenis
mekanik elektronik
................ (23 Januari 2013). Definisi dan Pengertian
5 Voltmeter (a' =1 VA) 5 5 kWh-meter, www.inverterplus.net
5 Wattmeter (a' = 2 VA & 1 VA) 10 5
5 kWh meter (a' =3,5 VA & 1,5 VA) 17,5 7,5 ................ (22 Februari 2013). Definisi dan Pengertian
kVArh meter (a' =3,5 VA & 1,5 VA) 17,5 7,5 kWh-meter, www.lintas.me/technology.com
Kabel 2 X 4 mm2 = 50 m 2,04 2,04
................ (19 Maret 2013). Fungsi dan Prinsip Kerja
Total Daya 52,04 27,04
kWh-meter,
http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com
Dari contoh no 2 diatas, kalau mempergunakan
alat ukur jenis mekanik burden dipilih 225 VA, ................ (8 Oktober 2013). Trafo Arus Menurut Tipe
kalau jenis elektronik dipilih 150 VA. Dengan Konstruksi dan Pasangannya.
contoh ini dapat dilihat besarnya beban yang www.ilmulistrik.com
dipergunakan untuk alat ukur. Bila pemilihan
burdennya tidak sesuai dengan alat ukur yang akan Agus Purnama. (14 September 2012). Konstruksi dan
dipasang, berpengaruh terhadap pengukurannya, cara kerja kWh-meter, http://elektronika-
dengan ini sebaiknya pemasangan trafo tegangan dasar.web.id
di outgoing feeder untuk satu atau 2-3 buah cubicle
dengan beberapa alat ukur yang terpasang. Melida. (15 Juli 2006). Potensial Transformator.
Disamping itu tegangan http://melidapolban.blogspot.com
kWh-meter (jenis mekanik) di penyulang 1
(dengan asumsi tahanan kontak 0,6 ohm) sebesar W. Sarimun. (19 Mei 2008). Pemilihan CT Untuk
100/√3 = 57,74 volt - ΔV = 57,74 - 0,225 = 57,51 volt. Peningkatan Kinerja Proteksi dan pengukuran.
Tegangan di penyulang 4 menjadi 56,83 volt dan di www.xa.yimg.com
penyulang 10 menjadi 55,48 volt. Padahal kWh-
meter dengan klas ketelitian yang tinggi (klas 0,2
atau klas 0,3), total jatuh tegangan dan trafo
tegangan yang masuk ke kWh-meter harus <
0,05 % s/d 0,1 % x tegangan pengenal sekunder
trafo tegangan. Dengan penjelasan diatas terdapat
kerugian pengukuran pada penyulang 4 s/d
penyulang 10 yang melebihi standar jatuh tegangan
yang masuk ke kWh meter.
Class accuracy: diambil dan tabel 5 atau tabel 6
sesuaikan pemakaian standarnya dan diambil yang
mempunyai kesalahan rendah.

4. Kesimpulan.
1. Pemilihan trafo arus dan trafo tegangan yang
dipergunakan untuk meter traksaksi tenaga listrik
atau kWh-meter perlu dihitung terlebih dahulu
beban yang akan disambung dan tegangan yang
dipergunakan.
2. Sesuaikan beban yang tersambung pada trafo arus
dan trafo tegangan, yang tidak boleh melebihi
100% beban pengenal trafo arus atau trafo
tegangan.
3. Kerugian pengukuran adalah akibat dari pemilihan
transformator instrument yang tidak sesuai.
4. Bila trafo arus di pasang pada outgoing feeder,
untuk menjaga kejenuhannya perlu dihitung
besarnya arus gangguan hubung singkat 3 fase.
5. Bila trafo arus yang terpasang pada incoming
feeder, diambil dan In transformator tenaganya.

51

Anda mungkin juga menyukai