Abstract
kWh-meter is an electric energy measuring device that measures directly the amount of voltage, current, work factors and
time (VICosφt). The dominant energy measurement is the use of current and voltage, where the current and voltage are
measured, exceeding the nominal current and voltage contained in kWh-meter. That requires a hardware instrument
transformers that can reduce current and voltage, which are the current transformers and potential transformers.
As a safety on distribution networks are generally used Over Current Relay (OCR) and Ground Fault Relay (GFR), where
the current is a small current required 1 A or 5 A, it is necessary to also instrument transformers. Instrument transformer
required is a current transformer, which serves to minimize current into the protection equipment. This paper discusses the
selection of current transformer and voltage transformer suitable for use in measurement and protection equipment, so that
the instrument transformer losses and saturation can be avoided.
2.2 Trafo Instrumen Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus
disesuaikan dengan datangnya arus di terminal sisi
Trafo instrumen (Instruments transformers) adalah
primer (tidak boleh terbalik).
trafo yang dipergunakan bersama dengan peralatan lain
Secara normal yang sesuai standar IEC terminal
seperti: relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol.
S2/1 harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder
Yang termasuk trafo instrumen adalah trafo arus dan trafo
trafo arus terhadap tegangan tinggi akibat kopling
tegangan.
kapasitif, sehingga sudut antara arus primer dan
Kegunaan trafo instrumen antara lain :
sekunder = nol, kalau S1/k yang ditanahkan, maka sudut
a. Mengisolasi rangkaian meter dari sisi primer yang
arus antara primer dan sekunder menjadi = 180°.
dipasok dengan tegangan tinggi dan arus besar.
Pada gambar 3 terlihat arus yang masuk ke
b. Menyediakan kemungkinan standar arus atau
sekunder (Is) diperoleh dari arus primer (Ip),
tegangan yang dipergunakan untuk pengukuran atau
(diasumsikan arus dari primer tidak ada error) seperti
proteksi.
terlihat pada persamaan (1) diatas. Dalam kenyataannya
arus primer yang masuk ke sekunder sebagian akan
2.1 Trafo Arus (Current Transformers)
masuk ke inti magnetik yang terdapat pada sekunder
Perbandingan antara belitan primer dan sekunder
tersebut.
pada trafo arus dapat dijelaskan menurut persamaan:
(1)
43
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
kalau kesalahan fase dikatakan sebagai pergeseran thermal hubung singkat pengenal dipakai dalam tiga
fase. detik dipergunakan dalam satu detik. Short time
Pada gambar 5, memperlihatkan arus sekunder Is
dipilih sebagai acuan dalam 100 %, sebagai poros Tabel 2
sumbu yang dapat dibagi dalam persen. Sejak sudut δ Batas kesalahan untuk CT keperluan khusus
sangat kecil, maka kesalahan arus ε dan kesalahan fase sesuai IEC 60044-1
δ langsung dapat dibaca dalam persen pada axies
tersebut (ε = 1% = 1 centiradians = 34,4 minute). % pergeseran Ease pada % dari
Sesuai penjelasan diatas, bahwa kesalahan arus % kesalahan ratio arus
Kelas arus pengenal , menit
pada % dari arus pengenal
positif, jika arus sekunder melebihi arus pengenalnya Keteli (centiradians)
dan kesalahan fase positif jika arus sekunder leading tian
(mendahului) dari arus primer. Sebagai Konsekuensi 1 5 20 100 120 1 5 20 100 120
axis ε akan turun dan axis δ akan ke kanan.
0,2S** 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 30 15 10 10 10
2.1.2 Definisi
0,5S** 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30
a. Kesalahan Transformasi (Transformation Error).
Adalah perbandingan antara arus primer dan arus thermal current dapat diperhitungkan dengan persamaan.
sekunder
, = (6)
= (3) √
e. Rated Dynamic Current (Idyn)
b. Kesalahan arus (current error) Adalah nilai puncak dari arus primer trafo arus, tanpa
ada kerusakan secara elektrik dan mekanik yang
% = (4) dihasilkan dari tenaga electromagnetik :
Dimana:
= 2,5 (7)
Kn = Perbandingan transformasi
ε = Kesalahan arus (%) f. Composite Error (Ʃc).
Is = Arus sekunder sebenarnya (Amp) Adalah kondisi dibawah steady state, nilai rms
Ip = Arus primer sebenarnya (Amp). mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari arus
primer dan nilai sesaat dari arus sekunder
Karena adanya perbedaan antara arus yang masuk sebenarnya yang dikalikan dengan ratio curren transformer
di sisi primer dengan arus yang terbaca di sisi pengenal, composite error diekspresikan dalam persen
sekunder, dapat menimbulkan perbedaan ratio dari nilai rms arus primer yang dapat ditulis dalam
bentuk matematis, sebagai berikut:
transformasi arus yang sebenarnya dengan
kenyataannya.
Bila trafo arus dipergunakan untuk pengukuran energy
listrik (kWh-meter), kesalahan arus ini sangat berpengaruh. ∑ = − (8)
44
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
lihan trafo arus yang tepat untuk kelas ketelitian dan 2.1.4 Beban Trafo Arus (Burden)
beban sekunder yang tidak melebihi dari beban Beban yang dihubungkan ke sekunder dikatakan
pengenalnya. sebagai burden, dimana trafo arus dengan
Standart accuracy class yang dipergunakan batasannya dapat menampung beban pada sisi
Tabel 2 sekunder. Beban ini dinyatakan dalam ohm impedansi
Batas kesalahan untuk CT keperluan khusus atau VA. Misal beban impedansi 0,5 ohm dapat di
sesuai IEC 60044-1 ekspresikan juga pada 12,5 VA dengan anus 5 A.
Sebagai pengaman pada trafo arus, khususnya di
klas proteksi perlu membatasi arus yang besar
% pergeseran Ease pada % dari
% kesalahan ratio arus
arus pengenal , menit
yang masuk ke trafo arus, sesuai standar IEC untuk
Kelas pada % dari arus pengenal
Keteli (centiradians) membatasi arus bolak-balik yang simetris adalah 5P
tian atau 10P.
1 5 20 100 120 1 5 20 100 120
Pada karakteristik utama dan trafo arus untuk
proteksi adalah akurasi rendah dan kejenuhan
0,2S** 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 30 15 10 10 10 tegangan (saturation voltage), tinggi. Pada kejenuhan
tegangan dikatakan sebagai Accuracy Limit
0,5S** 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30 Factor (ALF), dimana kenaikan arus dan arus primer
pengenal, dapat dipenuhi accuracy/ketelitian
untuk proteksi adalah 5P, 10P. tanda "P" adalah pengenal pada beban pengenal yang
tanda proteksi, dan angka 5 atau 10 adalah nilai dihubungkannya, ini dikatakan sebagai nilai
kesalahan arus dalam %, seperti terlihat pada tabel 4. minimum. Dapat juga dikatakan perbandingan
Trafo arus yang ada untuk proteksi: 5P10, 5P20, antara kejenuhan tegangan dan tegangan pada arus
10P10, 10P20. dan yang dibutuhkan untuk proteksi pengenal dan burden sisi sekunder. Pertambahan nilai
45
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
kejenuhan dapat diperkirakan dengan persamaan Meter pengukuran yang dipergunakan saat ini
dibawah ini. banyak menggunakan digital dengan daya (VA)
rendah, hal ini dapat memperkecil total beban yang
rendah sampai 25 % dan beban pengenalnya seperti
(9)
terlihat pada grafik 1 dibawah, dimana perbandingan
Dimana : trafo arus antara CL0,2S dan CL0,5 dengan perbedaan
Sn =Burden pengenal (VA) beban dan kedua klas trafo arus tersebut. CL0,2S
S = Burden sesungguhnya (VA)
Isn = Arus pengenal sekunder (A)
RCT = Tahanan dalam trafo arus pada 75°C (ohm)
nALF =Accuracy Limit Factor.
Untuk melindungi peralatan ukur dan arus besar,
yang ditimbulkan karena adanya gangguan hubung
singkat disisi primer, batasan arus sekunder adalah Fs x
arus pengenalnya, dimana pengamanan alat ukur
tinggi bila Fs rendah. dengan spesifikasi faktor yang
ada Fs5 atau Fs10, ini adalah sebagai nilai maksimum
dan hanya valid (sah) pada beban pengenalnya.
Nilai pertambahan kejenuhan diekspresikan sebagai
nilai n, sebagai berikut: Gambar7 Grafik kesalahan dan batasan untuk CTCL0,2 dan CL0,5
46
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
% (13)
Dimana:
R.E = Ratio error (%)
Kn = Ratio nominal
Gambar8 Rangkaian Trafo Tegangan Vs = Tegangan sekunder
Vp = Tegangan primer
Tetapi kenyataannya tidak mungkin, karena
terdapat tegangan jatuh dalam resistansi belitan, hal 2.2.2 Tegangan Primer dan Sekunder Pengenal
ini berpengaruh pada perbandingan tegangan antara Tegangan primer dari trafo tegangan adalah tegangan
primer dan sekunder. pengenal yang diperoleh dari sistem dan tegangan
sekunder pengenal diperoleh dari tegangan primer.
∆ (12) Potensial transformer yang dipasang diluar
(outdoor) secara normal dihubungkan antara fase dan
Dimana: ΔV = tegangan jatuh. tanah, untuk sistem tiga fase, dimana nilai standar
tegangan primer pengenal adalah 1N3 kali dari nilai
Kesalahan dalam reproduksi trafo tegangan akan tegangan pengenal sistem. Dan tegangan sekunder
nampak pada amplitude dan fase, kesalahan pengenal yang dipergunakan dinegara-negara eropa,
pada amplitude dikatakan sebagai kesalahan adalah: 100/√3 atau 110/√3 volt
tegangan atau kesalahan ratio dan kesalahan pada Pemilihan dari trafo tegangan untuk meter
fase dikatakan sebagai pergeseran fase. pengukuran 80-120% dari tegangan pengenal dan
untuk proteksi antara 0,05 s/d 1,5 atau 1,9 dari
tegangan pengenal sebagai faktor tegangan. Sesuai
standar IEC, faktor tegangan, sebagai berikut:
1,9 kali tegangan pengenal untuk trafo tegangan
tidak diketanahkan.
1,5 kali tegangan pengenal untuk trafo tegangan
diketanahkan solid.
Lamanya kenaikan tegangan ini adalah sebesar 30 detik.
Gambar9 Vektor Tegangan 2.2.3 Accuracy Class dan Rated Burden Trafo
Tegangan
Rated beban trafo tegangan secara normal dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 5
Acuracv classes sesuai IEC 60044-2
Range % Power error at
Class meteredload PF Appplication
Burden Voltage 0,6-1,0
Revenue
0,3 0-100 90-100 0,3
metering
Gambar 10 Vektor memperlihatkan tegangan sekunder Standad
0,6 0-100 90-110 0,6
metering
Sama seperti penjelasan pada trafo arus bahwa 1,2 0-100 90-100 1,2 Relaying
vektor tegangan seperti terlihat pada gambar 9
Standard
terdapat pergeseran sudut sebesar δ dan gambar 10 burdens
VA PF
dipresentasikan dalam bentuk garis dengan tegangan
M 35 0,20
sekunder sebagai refrensi vektor, diambil dimensi
W 12,5 0,10
100%. Sistem koordinat sebagai ujung dan refrensi
vektor dalam persen. Bila δ sangat kecil sudutnya X 25 0,70
kesalahan tegangan ε dan kesalahan fase langsung Y 75 0,85
terbaca dalam persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 Z 200 0,85
centiradians = 34,4 minute).
ZZ 400 0,85
Kesalahan tegangan positif bila tegangan
sekunder melebihi tegangan pengenalnya dan
kesalahan fase positif bila tegangan sekunder leading Vf= faktor tegangan
dari primernya, arah positif nantinya akan turun dalam
axis ε dan axis δ akan kekanan.
47
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Bila beban digunakan untuk komponen metering dan Kalau alat ukur yang dipergunakan memakai
proteksi, kelas akurasi untuk metering dipilih harus digital dengan daya (VA) rendah hal ini dapat
lebih baik dari pada untuk proteksi. memperkecil total beban yang rendah sampai 25 %
Beban dari trafo tegangan adalah penjumlahan dari dari beban pengenalnya seperti terlihat pada gambar 11
total beban dari semua beban yang disambung ke dan gambar 12, dimana perbandingan PT antara CL0,2
trafo tegangan. Kesalahan arus dan pergeseran fase dan CL0,5.
tidak melebih dari nilai yang ditentukan seperti tabel 5
atau tabel 6 , bila beban sekunder antara 25% s/d Jenis Jenis
Alat ukur
100% dari beban pengenal. mekanik elektronik
kWh meter 3,5 VA 1,5 VA
kVArh meter 3,5 VA 1,5 VA
Contoh:
Peralatan metering 30 VA, klas akurasi 0,2 dan Kabel 2 x 4 mm2 = 10 m 0,68 VA 0,68 VA
proteksi = 70 VA , klas akurasi 3P, maka pemilihan trafo Total Daya 7,68 VA 3,68 VA
tegangan sebesar 100 VA dengan klas akurasi 0,2.
Bila beban proteksi yang sifatnya emergency saja,
Tabel 6 3. Pembahasan
Acuracv classes sesuai IEC 60044-2
Range Limits of errors Perlu kita ketahui, bahwa alat ukur seperti
Class Phase Application kWh-meter, kVA-meter, ampere-meter dll, memper-
burden% voltage% Ratio % Displ.
gunakan arus kecil dan tegangan rendah, tetapi arus dan
min
0,1 25-100 80-120 0,1 5 laboratory tegangan yang masuk dan sistem besar dimana
tegangan pada sistem distribusi mempergunakan
25-100 Precision
tegangan 20.000 volt dengan arus besar. Untuk itu
<10 VA and
0,2 80-120 0,2 10 dibutuhkan trafo arus dan trafo tegangan yang tepat
0-100% revenue
Pf=1 metering pemilihannya, sebagai berikut:
Standard 3.1 Pemilihan Trafo Arus
0,5 25-100 80-120 0,5 20 revenue Pemilihan tegangan tinggi peralatan, Tegangan peralatan
metering listrik diberikan dalam "V" atau "kV" misal: 12 kV,
Industrial 20 kV, 24 kV, 125 kV
1,0 25-100 80-120 1,0 40 grade Pemilihan ratio transformator pengenal (selection of
meters rated transformer ratio)
3,0 25-100 80-120 3,0 - Instnunents
Pemilihan arus primer
3P 25-100 5-Vf 3,0 120 Protection
Diperhitungkan dengan persamaan, sebagai berikut:
6P 25-100 5-Vf 6,0 240 Protection
√ (14)
Vf= faktor tegangan
Dimana:
maka burden untuk trafo tegangan yang dipergunakan
SN = daya dari pelanggan (kVA)
untuk alat ukur dan ralay. dapat mempergunakan burden
V = tegangan fase -fase (kV)
70 VA.
I = arus masing-masing fase (Amp)
Klas untuk pengukuran sesuai IEC 600044-2 baik bila
Contoh:
tegangan pengenal 80-100% dan beban 25-100%. Dan
Daya pelanggan 630 kVA tarif TM tegangan 20 kV,
beban pengenal. Kelas untuk proteksi baik dari 5% s/d Vf
pemilihan ratio trafo arus adalah
kali tegangan pengenal bila beban 25% s/d 100% dari
burden pengenal.
Sesuai standar daya keluaran trafo tegangan
√
pengenal dengan pf 0,8 lagging, adalah 10; 15; 25; 30;
50; 75; 100; 150, 200; 300; 400; 500 VA. maka pilih ratio trafo arus pada sisi primer 20 A, bila
trafo arus dipergunakan untuk pengukuran dan proteksi pilih
ratio 20/5-5.
Daya pelanggan 197 kVA tarif TR tegangan 380 volt,
pemilihan ratio trafo arus, adalah
= 299 A
√
maka pilih ratio trafo arus pada sisi primer 300 A atau
300/5.
Untuk memperoleh ratio trafo arus dan klas proteksi
Gambar 11 Grafik Kesalahan Ratio CL0,2 dan CL0.5 yang tepat pada trafo arus yang terpasang pada outgoing
48
feeder, yang pasokannya diperoleh dan gardu Induk Beban yang akan disambung ke trafo arus yang
atau PLTD, diambil dan Kuat Hantar Arus (KHA) kawat. terpasang di Gardu Induk sebagai berikut:
Bila dipasang pada incoming feeder di gardu Induk atau Perhitungan daya:
di Pusat Listrik, perlu dihitung kapasitas transformator Kalau mempergunakan alat ukur jenis
tenaga. mekanik, beban dipilih 15 VA, kalau jenis
elektronik dipilih 7,5 VA.
Pemilihan arus sekunder, Beban terpasang di pelanggan > 200 kVA
Arus sekunder dalam amper 1 A dan 5 A , secara
umum arus sekunder pengenal dipilih 5A, tetapi bila
Jenis Jenis
lokasi peralatan instrumen jauh dan trafo arus dipilih 1 Alat ukur
mekanik elektronik
A. Kalau beban sekunder diambil dalam impedansi
(ohm) dan diperhitungkan dalam VA, sebagai berikut: Ampere-meter 1 VA 1 VA
P(VA) = Is2 (A) x Z (ohm). kWh-meter 3 VA 1 VA
Bila Is = 5 A, P(VA) = 25 x Z. kW-meter 3 VA 1 VA
Bila Is = 1 A, P(VA) = 1 x Z
kVAR-meter 3 VA 1 VA
Pemilihan beban Kabel 2 X 4 mm'' = 20 m 1,36 VA 1,36 VA
Beban yang akan dihubungkan ke sekunder trafo arus
menentukan daya aktif dan reaktif di terminal sekunder Total Daya 11,36 VA 5,36 VA
yang berhubungan dengan beban trafo arus, nilai VA dan
flap beban yang akan disambung dapat dilihat pada tabel
7 dibawah ini dan sebagai tambahan beban trafo arus Kalau mempergunakan alat ukur jenis
(VA) adalah pemakaian kabel yang menghubungkan mekanik, burden dipilih 10 VA, kalau jenis
trafo arus ke alat ukur. elektronik, dipilih 5 VA atau 7,5 VA.
Total kapasitas beban (VA) yang disambung ke Bagaimana menghitung kejenuhan trafo arus
trafo arus tidak boleh melebihi dan burden yang dipilih. untuk klas proteksi dengan mempergunakan faktor
Contoh: kejenuhan inti dan tegangan knee (VK), dimana
akurasinya masih bisa dicapai?
Tabel 7 Contoh:
Nilai VA dari tiap Alat Ukur dan Proteksi. Ratio trafo arus 300/5 , 5P10, RCT = 0,07 ohm,
Jenis Peralatan Batasa Kapasitas beban 10VA. Burden kenyataan 7,5 VA, untuk
Amp-meter dengan jariun besi 0,70 - 1,5 VA perhitungan diambil persamaan (9) diatas, sebagai
berikut:
Watt-meter 0,20 - 5,00 VA
,
Cosφ-meter 2,00 - 6,00 VA = 10 , ,
= 13,3
kWh-meter :
mekanik 0,40 - 3,5 VA
Artinya: dengan klas proteksi 5P10 dan burden
elektronik 0,40 - 1,5 VA
CT 7,5 VA, CT tersebut akan jenuh pada arus
KVAr-meter : 13,3 x arus pengenalnya = 13,3 x 5 = 66,5 A disisi
mekanik 0,40 - 3,5 VA sekunder. Bagaimana kalau dilihat dan sisi primer
elektronik 0,40 - 1,5 VA (ICT)
Over Current Relay 0,20 - 8,00 VA (ICT) = 66,5 x 300/5 = 3990 A.
Ground Fault Relay 0,20 - 8,00 VA
Bila kapasitas transformator tenaga di gardu
induk = 60 MVA dan XT = 12,6%., tegangan 20
Tabel 8
kV, maka arus maksimum yang keluar dan sumber
Nilai tahanan dan kabel adalah :
ϕ (mm2) R (Ω/km) .
= = =13746,4 A
4 x 1,5 14,47 , √
4 x 2,5 8,71
4x4 5,45 Dari perhitungan diatas bahwa If >IcT, maka
trafo arus tersebut akan jenuh. Bila ingin mengetahui
4x6 3,62 kejenuhan trafo arus dengan mempergunakan
4 x 10 2,16 tegangan knee (VK), dapat dijelaskan sebagai berikut:
4 x 16 1,36 VK = 22 volt, RCT = 0,07 ohm, klas 10 VA
4 x 25 0,863 5P10 ratio trafo arus = 300/5. pemakaian (burden) =
7,5 VA. Rrelai +Rkawat = 7,5 VA/(5A)2 = 0,3 ohm.
49
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
50
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
4. Kesimpulan.
1. Pemilihan trafo arus dan trafo tegangan yang
dipergunakan untuk meter traksaksi tenaga listrik
atau kWh-meter perlu dihitung terlebih dahulu
beban yang akan disambung dan tegangan yang
dipergunakan.
2. Sesuaikan beban yang tersambung pada trafo arus
dan trafo tegangan, yang tidak boleh melebihi
100% beban pengenal trafo arus atau trafo
tegangan.
3. Kerugian pengukuran adalah akibat dari pemilihan
transformator instrument yang tidak sesuai.
4. Bila trafo arus di pasang pada outgoing feeder,
untuk menjaga kejenuhannya perlu dihitung
besarnya arus gangguan hubung singkat 3 fase.
5. Bila trafo arus yang terpasang pada incoming
feeder, diambil dan In transformator tenaganya.
51