Anda di halaman 1dari 4

48

EVALUASI KINERJA KEUANGAN DAERAH


PADA PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA

Anna Termey1), Shella Kriekhoff2), Albertus Lalauna3),


1,2,3)
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan daerah pemerintah
Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian ini mengambil lokasi pada Kabupaten Maluku Tenggara, sedangkan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan APBD di Kabupaten Maluku Tenggara tahun
anggaran 2011-2012.
Teknik analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio kemandirian, rasio ketergantungan,
rasio efektivitas, dan rasio efisiensi. Untuk itu diperlukuan upaya untuk penigkatan PAD baik secara
ekstensifikasi yaitu pemerintah daerah harus dapat mengidentifikasi potensi daerah sehingga peluang-peluang
baru untuk sumber penerimaan daerah dapat dicapai, sedangkan secara intensifikasi dengan memperbaiki kinerja
pengelolaan pemungutan pajak.

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah

PENDAHULUAN dalam mendapatkan sumber-sumber pembiayaan,


Keuangan daerah merupakan semua hak baik yang berasal dari daerah itu sendiri maupun
dan kewajiban daerah dalam rangka dana yang berasal dari APBN.
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat Akuntansi anggaran merupakan teknik
dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan yang digunakan untuk membentuk pengelolaan
kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Dengan
Anggaran Pendapatan dan Bela2,5nja Daerah. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 menetapkan
Dalam upaya penyelenggaraan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan
pemerintahan dan pelayanan masyarakat, antara prestasi kerja yang menyusun kebijakan ini perlu
pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak dapat dibangun suatu sistem yang dapat menyediakan data
dilakukan pemisahan dan merupakan satu kesatuan. dan informasi untuk menyusun APBD dengan
Dalam otonomi daerah Pemerintah Kabupaten pendapatan kinerja. Anggaran kinerja pada dasarnya
Maluku Tenggara mengacu pada peraturan mentri merupakan pembangunan suatu sistem
keuagan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan
akuntansi dan laporan keuangan pemerintah pusat. kinerja dengan anggaran tahunan sehingga akan
Laporan keuangan Kabupaten Maluku Tenggara terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tesedia
telah disusun dan disajikan dengan peraturan dengan hasil yang diharapkan. Adapun kinerja
pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar tersebut harus mencerminkan efisiensi dan
Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) dan Undang- efektivitas pelayanan public, yang berorientasi pada
Undang APBN PER-65/PB/2010 tentang anggaran kepentingan publik ( publick oriented ).
pendapatan belanja Negara Tahun Anggaran 2011 Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara,
dan 2012. mengalami perubahan dari “PERDA No. 2.b Tahun
Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Pengguna Anggaran/Barang mempunyai Tugas Keuangan Daerah”, maka ditetapkan “PERDA
antara lain menyusun dan menyampaikan laporan NOMOR 1 Tahun 2013, tentang Anggaran
keuangan satuan kerja yang dipimpinnya. Dengan Pendapatan dan Belanja Daerah”.
berlakunya UU Otonomi Daerah No. 22 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 TINJAUAN PUSTAKA
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kajian Teoritis dan Penelitian Empiris
Pusat dan Daerah pada tanggal 1 Januari 2001, maka Analisis Kinerja Keuangan Daerah
pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk Analisis kinerja keuangan diukur melalui
melaksanakan kegiatannya dan menjalankan perhitungan rasio-rasio keuangan yang merupakan
pembangunan serta kewenangan yang lebih luas alat ukur kinerja keuangan. Berikut ini merupakan
49

rumus yang digunakan dalam mengukur kinerja Kriteria Penilaian Efektifitas Pengelolaan Keuangan
keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota/Provinsi Daerah
menerut Halim (2001:127) dan Mahmudi (2007: Persentase Kriteria Kinerja Keuangan
115). < 100% = Sangat efektif
90% - = efektif
Pengertian Rasio Kemandirian Keuangan 100% = Cukup
Daerah 80% - = Efektif
Tingkat kemandirian keuagan daerah 90% = Kurang
adalah ukuran yang menunjukan kemampuan 60% - = Efektif
keuagan pemerintah daerah dalam membiayai 80% = Tidak
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan,dan > 60% = Efektif
pelayanan kepada masyarakat yang diukur dengan
rasio Pendapatan Asli Daerah terhadap jumlah Rasio Efisiensi
bantuan pemerintah pusat dan pinjam Kriteria Pengukuran tingkat efisiensi ini untuk
Penilaian Kemandirian Keuangan Daerah mengetahui seberapa besar efisiensi dari
10,00 =Sangat Baik pelaksanaan suatu kegiatan dengan mengukur input
10,01- 20,00 =Baik yang digunakan dan membandingkan dengan output
20,01- 30,00 =Cukup yang dihasilkan yang memerlukan data-data realisasi
30,01- 40,00 =Sedang belanja dan realisasi pendapatan.
40,01 – 50,00 = Kurang
>50,00 =SangatKurang Kriteria Penilaian Efisiensi Pengelolaan Keuangan
Daerah
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Persentase Kriteria
Tingkat ketergantungan Daerah adalah Kinerja
ukuran tingkat kemamuan daerah dalam membiayai Keuangan
aktifitas pembangunan daerah. melalui optimalisasi
PAD, yang diukur dengan rasio antara PAD dengan 100% ke atas Tidak Efisien
total penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
90% - 100% Kurang Efisien
Daerah (APBD) tanpa subsidi (Dana Perimbangan).
80% - 90% Cukup Efisien
Kriteria Penilaian Ketergantungan Keuangan
60% -80% Efisien
Daerah
Rasio Efektivitas Di bawah 60% Sangat Efisien
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Pengukuran tingkat efektivitas ini untuk Keuangan
mengetahui berhasil tidaknya pencapaian tujuan dan Aset Daerah Kabupaten Maluku Tenggara
anggaran yang memerlukan data-data realisasi
pendapatan dan target pendpatan. Pengertian Kinerja
Kriteria Penilaian Efektifitas Pengelolaan Keuangan Kinerja merupakan hasil atau tingkat
Daerah. keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
Persentase KriteriaKinerjaKeuangan periode tertentu didalam melaksanakan tugas
< 100% = Sangatefektif dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
90% - = efektif standar hasil kerja, target atau sasaran atau criteria
100% = Cukup yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
80% - = Efektif disepakati bersama.
90% = Kurang Kinerja merupakan seperangkat hasil yang
60% - = Efektif dicapaidan merujuk pada tindakan pencapaian serta
80% = Tidak pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta
> 60% = Efektif (Stolovitch and Keeps : 1992). Sedangkan menurut
Rasio Efektivitas Donnelly, Gibson and Ivancevich: (1994), kinerja
Pengukuran tingkat efektivitas ini untuk merujuk pada tingkat keberhasilan melaksanakan
mengetahui berhasil tidaknya pencapaian tujuan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yag
anggaran yang memerlukan data-data realisasi telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses
pendapatan dan target pendpatan.
50

jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan 2010 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
baik. Keuangan Daerah, maka ditetapkan PERDA
Menurut Rivai dan Basri (2005 :17), pengertian NOMOR 1 Tahun 2013, tentang Anggaran
kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok Pendapatan dan Belanja Daerah.
orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
dengan hasil separti yang diharapkan. Rasio tingkat kemandiri keuangan daerah
diukur dengan membandingkan perolehan bagian
Pengertian Pembiayaan dana perimbangan yang diterima dari pemerintah
Pembiayaan adalah transaksi keuangan pusat. Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan APBD
daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih Maluku Tenggara. Berdasarkan rasio tingkat
antara pendapatan daerah dan belanja daerah. kemandirian keuangan pada Tabel 5 di atas dapat
Pembiayaan dirinci menurut sumber pembiayaan. diketahui bahwa pada periode tahun aggaran 2011
Sumber-sumber pembiayaan yang merupakan menunjukan presentasi 75,35%, sedangkan pada
penerimaan daerah antara lain seperti sisa lebih tahun 2012 menunjukan presentasi 53,95%.
perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan Berdasarkan rasio kemandirian keuangan
pinjaman dan obligasi serta penerimaan dari pada Tabel 5 di atas, rata-rata tingkat kemandirian
penjualan asli daerah yang dipisahkan. Sumber keuangan Kab. Maluku Tenggara selama periode
pembiayaan yang merupakan pengeluuaran antara tahun anggaran 2011-2012 adalah 64,65%
lain seperti pembayaran hutang pokok. Sisa lebih diklasifikasikan menurut kriteria penilaian
perhitungan APBD tahun lalu adalah selisih lebih kemandirian keuangan daerah adalah kabupaten
realisasi pendapatan terhadap realisasi belanja dengan tingkat kemandirian keuangan daerah Sangat
daerah dan merupakan komponen pembiayaan. Kurang.
Data-data yang diperlukan dalam penelitian Sesuai evaluasi yang ada menunjukan
ini merupakan data-data statistik yang dikeluarkan bahwa Kabupaten Maluku Tenggara selama periode
baik oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan 2011-2012 memiliki tingkat kemandiria yang sangat
dan Aset Daerah Kabupaten Maluku Tenggara atau kurang, karena menunjukan tingginya
data statistik lainnya yang terkait dengan isi ketergantungan pemerintah terhadap bantuan
penelitian pemerintah pusat.
Rasio kemandirian keuangan daerah dengan
menggunakan perhitungan rasio-rasio yang Rasio Tingkat Ketergantungan Keuangan
merupakan alat ukur kinerja keuangan daerah. Daerah
Rasio Kemandirian = Pendapatan Asli Rasio tingkat ketergantungan keuangan
Daerah (PAD)/ Dana Perimbangan dengan daerah diukur dengan membandingkan perolehan
menggunakan analisa kinerja keuangan daerah. PAD dengan total penerimaan APBD tanpa subsidi.
Analisa kinerja keuagan daerah, diukur kuantitatif Total penerimaan APBD adalah total penerimaan
yang menganalisis hasil penelitian. daerah yang diperoleh dari semua pendapatan daerah
yang berasal dari masing-masing komponen
METODOLOGI pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Rasio Rasio Tingkat Ketergantungan Keuangan
ketergantungan keuangan daerah APBD Maluku Tenggara
Rasio Ketergantungan=PendapatanAsli Daerah. Tingkat ketergantungan keuangan daerah
berdasarkan hasil perhitungan rasio antara PAD
Rasio efektivitas dengan APBD tanpa subsidi pada tabel 6,
Rasio Efektivitas = (Realisasi Pendapatan / Target menunjukan penurunan presentasi dari tahun 2011
Pendapatan) x 100%Rasio efisiensi naik menjadi 3,99% dan pada tahun 2012 terjadi
penurunan menjadi 3,11%. Apabila diklasifikasikan
Rasio Efisiensi = (Pengeluaran Belanja) menurut penilaian tingkat ketergantungan keuangan
/(Pendapatan) x 100 daerah dengan pemerintah pusat, tingkat
ketergantungan terhadap keuangan daerah Sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN Rendah dengan rata-rata 3,55%.
Gambaran Umum Sesuai evaluasi, menunjukan bahwa kinerja
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, PAD maupun sumber pendapatan daerah lainnya
mengalami perubahan dari PERDA No. 2.b Tahun belum optimal dalam membiayai aktifitas
51

pembangunan daerah, sehingga daerah masih sangat pendanaan, sehingga pencapaian sasaran tidak
bergantung dengan adanya subsidi pemerintah optimal. keuangan yang antara lain; kemandirian
melalui dana perimbangan. keuangan daerah sangat kurang, dengan tingkat
ketergantungan keuangan daerah sangat rendah.
Rasio Efektivitas Tingkat efektifitas penglolaan APBD cukup efektif,
Pengukuran tingkat efektivitas pendapatan namun efisiensi pengelolaan APBD menunjukan
Kabupaten Maluku Tenggara 2011-2012, diketahui hasil yang tidak efisien. hal ini ditunjukkan oleh
melalui rasio antara realisasi pendapatan daerah indikator kinerja dan Aset Daerah (Kabupaten
yang diterima dengan target anggaran. Maluku Tenggara Tenggara tahun anggaran 2011-
2012 masih tinggi, namun pertumbuhan (growth)
Rasio Tingkat Efektivitas APBD Maluku Tenggara PAD rendah. Namun apabila dibandingkan dengan
Selama periode tahun anggaran 2011-2012 penigkatan belanja, maka proposi penigkatan PAD
(tabel 7 tingkat efektivitas ) dari pendapatan daerah sangat kecil. umum pertumbuhan PAD (share)
selama periode berjalan memiliki tingkat Efektivitas terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Maluku
90% ke atas,pada tahun 2011 menenjukan presentasi umum Kabupaten Maluku Tenggara.
sebesar 97,15 sedangkan pada tahun 2012
menunjukan presentasi sebesar 97,29%. Saran
Berdasarkan efektivitas pendapatan daerah Setelah memperhatikan masalah yang ada, mmaka
tahun anggaran 2011-2012 diperoleh rata-rata penulis mencoba memberikan saran yang dapat
97,22%, di kalsifikasikan menurut kriteria penilaian bermanfaat bagi permasalahan yang terjadi adalah
efektivitas pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut :
kabupaten dengan tingkat efektivitas keuangan Sesuai evaluasi yang ada, dan dilihat dari rasio
daerah efektif Efisiensi bisa dikatakan bahwa pemerintah masih
Sesuai evaluasi yang ada, bisa dikatakan sangat boros dalam mengeluarkan biaya-biaya, baik
selama dua tahun ini rasio efektivitas terus dalam berbagai bidang sehingga tidak optimal.
mengalami peningkatan yang menggambarkan
semakin baik untuk target yang mendekati 100% PENUTUP
pencapaian target. Kesimpulan
Rasio Efisiensi Berdasarkan hasil analisa Evaluasi Kinerja
Pengukuran efisiensi Kabupaten Maluku Keuangan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara
Tenggara 2011-2012, diketahui melalui rasio Tahun Anggaran 2011-2012, penulis dapat
pengeluaran belanja dan pendapatan. memberikan kesimpulan sebagain berikut :B. Perlu
adanya perhatian pemerintah untuk memperhatikan
Rasio Tingkat Efisiensi APBD Maluku Tenggara pengeluaran belanja daerah, agar tidak terjadi
Selama periode tahun anggaran 2011-2012, ketidak seimbangan karena pengeluaran belanja
tingkat efisiensi dari belanja daerah Kabupaten daerah lebih besar ketimbang pendapatan daerah.
Maluku Tenggara memiliki kecendrungan Tidak 1. Mengigat terbatasnya jumlah dan jenis sumber-
Efisien, dengan tingkat efisiensi di atas 100%, yaitu sumber Pendapatan Asli Daerah, maka
116,54% Kecenderungan yang tidak efisien pada diperlukan penyerahan beberapa sumber
dasarnya adalah suatu pemborosan,yang digunakan keuangan nasional yang potensial untuk
untuk membiayai pembangunan dan aktivitas dikelolah dan dipungut oleh daerah dan
pemerintahan daerah tidak cermat mengkalkulasi menjadi penerimaan PAD.
kapasitas keuangan daerah, serta tigkat prioritas

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani., 2004, Hubungan Keuagan Antara Pemeritah Pusat dan Daerah di Indonesia, Penerbit PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Bachrul Elmi., 2002, Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia. Penerbit Universitas Indonesia ( UI-
Perss ), Jakarta.
Halim Abdul., 2001, Akuntansi Sektor Publik-Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta.
Mahmudi, SE, M.Si, 2007, Analisa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Jakarta.
Umar, Husein., 2002, Evaluasi Kinerja Perusahaan. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai