Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

JUDUL:
ANGGARAN BERBASIS KINERJA

DI SUSUN OLEH :

ILHAM TANARUBUN

2021 010 028

ADMINISTRASI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

STIA ASY-SYAFIAH AKFAK

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ANGARAN BEBASIS KINERJA”

Makalah “ANGARAN BEBASIS KINERJA” ini disusun guna memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Lingkugan hidup di STIA ASY-SYAFI’IYAH. Selain itu, saya juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua tentang
“ANGARAN BEBASIS KINERJA”.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................1

A. LATAR BELAKANG.................................................................2

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................3

1.1. PENGERTIAN ANGGARAN BERBASISI KINERJA..........3

1.2. PENGERTIAN PENGUKURAN KINERJA...........................4

1.3. TUJUAN SISTEM PENGUKURAN KINEJA.........................5

1.4. MNFAAT PENGUKURAN KINERJA....................................6

BAB 3 PENUTUP..................................................................................7

A. KESIMPULAN............................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Menyadari akan kebutuhan pelaksanaan di pemerintahan yang mengarah pada upaya
mensejahterakan masyarakat maka oleh pemerintah, kemudian merevisi Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, juga Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999
menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusatdan Daerah. Konsekuensi logis dari pelaksanaan
kedua undang-undang ini memberikan pengaruh perubahan terhadap tata
laksana manajemen keuangan di daerah baik dari proses penyusunan, pengesahan,
pelaksanaan, dan pertanggung jawaban anggaran.Perubahan tersebut yaitu perlu
dilakukan budgeting reform atau reformasi anggaran.

Aspek utama budgeting reform adalah perubahan dari pendekatan anggaran


tradisional ke pendekatan baru yang dikenal dengan anggaran kinerja. Anggaran
tradisional didominasi d e n g a n p e n y u s u n a n a n g g a r a n y a n g b e r s i f a t l i n e -
i t e m d a n i n c r e m e n t i s m y a i t u p r o s e s penyusunan anggaran yang hanya
mendasarkan pada besarnya realisasi anggaran tahunsebelumnya, akibatnya tidak
ada perubahan mendasar atas anggaran baru. Pemerintahatasan selalu
dominan perananya terhadap pemerintah di daerah yang ditandai
dengana d a n y a p e t u n j u k p e l a k s a n a a n d a n p e t u n j u k t e k n i s d a r i
p e m e r i n t a h p u s a t . A n g g a r a n kinerja merupakan sistem penyusunan dan
pengelolaan anggaran daerah ya g berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja.
Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi, efektivitas pelayanan kepada publik yang
berorientasi kepada kepentingan publik. Artinya peran pemerintah daerah sudah
tidak lagi merupakan alat kepentingan pemerintah pusat tetapiuntuk
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan daerah.
Untuk dapat membuat APBD berbasis kinerja pemda harus memiliki
perencanaan s t r a t e g i k . p e r e n c a n a a n s t r a t e g i k d i s u s u n s e c a r a
obyektif dan melibatkan s e l u r u h komponen di dalam
pemerintahan. Dengan adanya sistem tersebut pemda akan dapatmengukur
kinerja keuangannya yang tercermin dalam APBD. Salah satu aspek yang
diukur dalam penilaian kerja pemerintah daerah adalah aspek keuangan berupa
anggaran berbasis kinerja. Untuk melakukan suatu pengukuran kinerja perlu
ditetapkan indikator-i n d i k a t o r t e r l e b i h d a h u l u a n t a r a l a i n i n d i k a t o r
m a s u k a n b e r u p a d a n a , s u m b e r d a y a manusia, dan metode kerja. Agar input
dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatua n g g a r a n , m a k a perlu
dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam
m e n i l a i kewajaran input dengan keluaran yang dihasilkan peran Analisa
Standar Belanja (ASB) sangat diperlukan. ASB adalah penilaian
kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan
suatu kegiatan. Untuk memenuhi pelaksanaan otonomi di bidang keuangan dengan
terbitnya berbagai peraturan pemerintah yang baru, diperlukansumber daya manusia
yang mampu untuk menyusun APBD berbasis kinerja.

Menyadari akan keterbatasan daerah dalam hal sumber daya manusia yang mampu
untuk m e n y u s u n a n g g a r a n b e r b a s i s k i n e r j a s e p e r t i a p a y a n g
d i h a r a p k a n t e r s e b u t m a k a diperlukannya suatu mekanisme penyusunan
anggaran yang dapat membantu pemerintah daerah dalam penyusunan APBD
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B.Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan anggaran berbasis kinerja?


2.Apa yang dimaksun pengukuran kinerja?
3.Apa saja tujuan system pengukuran kinerja?
4.Apa saja manfaat pengukuran kinerja?
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja


Anggaran kinerja adalah perencanaan kinerja tahunan secara terintegrasi yang
menunjukan hubungan antara tingkat pendanaan program dan hasil yang diinginkan
dari program tersebut. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting)
merupakan sisstem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan
berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi (Bastian,
2006). Performance Based Budgeting (penganggaran system kinerja) adalah system
penganggaran yang berorientasi pada ’output’ organisasi dan berkaitan dengan
sangat erat dengan visi, misi rencana strategis organisasi. Ciri utama Performance
Based Budgeting adalah yang diususun dengan memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan (input) dan hasil yang diharapkan (outcomes), sehingga dapat
memberikan informasi tentang efektivitas dan efisiensi kegiatang. (Haryanto,
Sahmuddin Arifuddin,2007).
Selain itu Anggaran Berbasis Kinerja juga merupakan suatu metode penganggaran
yang mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam target kinerja dari setiap SKPD
dilingkungan pemerintah kabupaten/kota terkait. ABK yang efektif akan dapat
mengidentifikasi keterkaitan antara nilai uang dan hasil yang dicapai, serta dapat
menjelaskan bagaimana keterkaitan tersebut dapat terjadi.Pedoman Penerapan
Berbasis Kinerja dalam Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (2009),
prinsip-prinsip yang digunakan dalam penganggaran berbasis kinerja meliputi:
1).Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome
oriented) Alokasianggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan
anggaran dimaksudkanuntuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan sumber daya efisien. Dalam hal ini program dan kegiatan harus
diarahkan untuk mencapaihasil dan keluaran yang telah ditetapkan dalam rencana.
2).Fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap
menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages) prinsip tersebut
menggambarkan keleluasaan manger unit kerja (dalam hal ini kuasa pengguna
anggaran) alam melaksanakan kegiatan untuk mencapai keluaran sesuai rencana.
Keleluasan terebut meliputi penentuan cara dan tahapan suatu kegiatan untuk
mencapai keluaran dan hasilnya pada saat pelaksanaan kegiatan, yang
memungkinkan berbeda dengan rencana kegiatan,. Cara dan tahapan kegiatan
beserta alokasi anggaran pada saat perencanaan merupakan dasar dalam
pelaksanaan kegiatan. Dalam ruang akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara
seorang manger unit kerja bertanggung jawab atas penggunaan dana an pencapaian
kinerja yang telah ditetapkan (outcome).
3).Money Follow Function merupakan prinsip yang menggambarkan bahwa
pengalokasikan anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan
fingsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam peraturan
perundangan yang berlaku). Selanjutnya prinsip tersebut dikaitkan dengan prinsip
Function Followed by Structure yaitu suatu prinsip yang menggambarkan bahwa
struktur organisasi yang di bentuk sesuai dengan fungsi yang diemban.

B.Pengertian Pengukuran Kinerja


Kinerja merupakan istilah yang mempunyai banyak arti. Kinerja bisa berfoku pada
input, mialnya uang, staff/karyawan, wewenang yang legal dukungan politis atau
birokrasi.Kinerja seringkali di fokuskan pada kualitas jasa dan outcame sebagai hasil
yang dicapai oleh individu,organisai dan populasi diluar organisasi yang menjadi
sasaran program atau kegiatan.kinerja siring kali juga berfokus pada intermediate
outcame sepertiseperti kepuasan klien atau perusahaan individu atau organisasi
dalam jangka pendek.tahap operasionalisasi anggaran adalah pemgukuran kinerja
untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya.Akuntabilitas
bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana untuk publik di belanjakan
bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis,efisien,dan efektif.
Ada beberapa kriteria yang dapat di jadikan ukuran untuk mengetahui kemampuan
pemerintah daerah dalam mengatur rumah tangga nya yaitu:
1. Kemampuan Struktural Organisasinya
Struktur organisasi pemerintah harus mampu menampung segala aktivitas dan
tugas-tugas yang menjadi beban dan tanggung jawabnya, jumlah unit-unit
beserta macamnya cukup mencerminkan kebutuhan, pembagian
tugas,wewenang dan tanggung jawab yang cukup jelas.
2. Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah
Aparat pemerintah daerah harus mampu menjalankan tugasnya dalam
mengatur dan mengurus rumah tanggadaerahnya. Keahlian, moral, displin,
dan kejujuran saling menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan
daerahnya.
3. Kemampuan Mendorong Partisipasi Masyarakat
Pemerintah daerah harus mampu mendorong agar masyarakat mau berperan
serta dalam kegiatan pembangunan.
4. Kemampuan keuangan daerah
Pemerintah daerah harus mampu membiayai semua kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan sebagai pelaksanaan pengaturan dan
pengurusan rumah tangganya sendiri. Untuk itu kemampuan keuangan daerah
harus mampu mendukung terhadap pembiayaan kegiatan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan.
Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan
pencapaian kegiatan dalam arah pencapaian visi dan misi organisasi melalui hasil-hasil
yang ditampilkan berupa produk,jasa ataupun suatu proses (Stout, 1993 dalam
Ulum,2012:20). Pengukuran kinerja uatu organisasi merupakan komponen penting yang
memberikan motivasi dan arah serta umpan balik terhadap kefektifan perencanaan dan
pelaksanaan proses perubahan dalam suatu organisasi. Tolak ukur kinerja tersebut dapat
pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan.pengukuran kinerja ini sangat penting
untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan
publik yang lebih baik.

C. Tujuan sistem pengukuran kinerja.


Menurut ulum (2012:21)tujuan sistem pengukuran kinerja adalah.
1).Untuk mengomuniksikan strategi secara lebih baik (top down dan
bottom up).
2).Untuk mengukur kinerja finansial dan nonfinansial secara berimbang
sehingga dapat di telusuri perkembangan pencapaian strategi.
3).Untuk mengokomidasi pemahaman kepentingan manajer level
menengah dan kebawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
4).Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

D..Manfaat pengukuran kinerja


Menurut ulum (2012:21) manfaat pengukuran kinerja antara lain sebagai berikut:
1).Memberi pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk
menilai kinerja manajemen
2).Memberikan arahan untuk mencapai target kerja yang telah
ditetapkan
3).Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan targer kinerja serta tindakan melakukan
tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja
.4).Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward
and punishmen)secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan system pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5).Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam
rangaka memperbaiki kinerja organisasi.
6).Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi.
7).Membantu memahami proses kegitan instansi pemerintah.
8).Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara
objektif..

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen
untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian
hasil dari keluaran tersebut. Dalam pencapaian akuntabilitas kinerja dan penilaian
kinerja pemerintahan daerah maka penyusunan anggaran kinerja sangat
diperlukan dalam penyusunan APBD. Penyusunan anggaran berbasis kinerja akan
memberikan penetapan ukuran atau indikator keberhasilan dalam pencapaian
sasaran dan tujuan dari suatu organisasi pemerintahan daerah sesuai visi, misi dan
tujuannya yang telah ditetapkan. Mekanisme penganggaran yang baik melalui
siklus perencanaan anggaran dan penyesuaiannya terhadap struktur APBD
merupakan proses yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran serta
diperlukan kerjasama yang baik antara para legislatif dan birokrasi. Anggaran
yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan pada pencapaian hasil
(outcome/output) dengan tidak menyampingkan prinsip-prinsip anggaran yakni
transparansi dan akuntabilitas anggaran, disiplin anggaran, keadilan anggaran,
efisiensi dan efektifitas anggaran. Penggunaan Analisa Standar Belanja (ASB)
oleh pemerintah daerah akan meminimalkan penyerapan APBD dan mendorong
penetapan biaya dan pengalokasian anggaran kepada setiap unit kerja menjadi
lebih logis dan pencapaian efisiensi secara terus-menerus karena adanya
perbandingan biaya per unit output juga diperoleh praktik-praktik terbaik dalam
desain aktivitas. Untuk menghasilkan penyelenggaraan anggaran daerah yang
efektif dan efisien, tahap persiapan atau perencanaan anggaran merupakan salah
satu faktor penting dan menentukan dan keseluruhan siklus anggaran daerah.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/507503118/Makalah-Anggaran-Berbasis-Kinerja-Putri-
Meilanda-3APB
http://indraachmadi.blogspot.com/2013/05/penyusunan-anggaran-berbasis-kinerja.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai