Anda di halaman 1dari 37

AUDIT KINERJA

KEUANGAN
KELOMPOK 2
01 Lisdayanti Umar 07 Muhammad Ansharullah Ribu
(B1C120140) (B1C120153)

02 Marshanda Eka Wulandari. 08 Muhammad Masyhur Yunus Abubakar


(B1C120141) (B1C120156)

03 Melani Saputri 09 Naila Anggraini


(B1C120144) (B1C120160)

04 Meliana Rohenni Manullang 10 Nur Laila Febriyanti


(B1C120164)
(B1C120145)

05 Meylonita Putri Paradita 11 Nur Nisa Sa`Ban


(B1C120165)
(B1C120146 )
12 Nurhasanah
06 Muh. Nasywan Yogareksa
(B1C120167)
(B1C120149)
Jenis-Jenis Audit
Pemerintah Daerah

01
01. Audit Keuangan
➔ audit yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
menilai laporan keuangan sebuah instansi
pemerintah

02. Audit Kinerja


➔ audit yang dilakukan untuk menilai aspek
ekonomis, efisensi, dan efektivitas berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan dalam sebuah
instansi pemerintah.

03. Audit dengan tujuan tertentu


➔ jenis-jenis audit-audit lain, diluar audit keuangan
dan audit kinerja. Contoh audit dengan tujuan
tertentu berupa audit investigatif.
Perbedaan Audit Kinerja
dan Audit Keuangan

02
Ada beberapa perbedaan antara audit kinerja dengan
audit keuangan, yaitu:

01 02 03 Opini/pendapat yang
Lingkup audit Audit keuangan diberikan dalam
keuangan meliputi merupakan audit rutin, audit keuangan
seluruh laporan sedangkan audit kinerja bersifat baku,
keuangan, sedangkan bukan merupakan audit sedangkan audit
audit kinerja lebih rutin karena tidak harus kinerja bukan
spesifik dan fleksibel dilaksanakan setiap merupakan audit
dalam pemilihan tahun atau secara dengan jenis opini
subjek, objek dan berkala yang sudah
metodologi audit ditentukan
04 05
Audit kinerja bukanlah
Audit kinerja bentuk audit berdasarkan
dilaksanakan dengan cheklist, kompleksitas dan
dasar pengetahuan yang keragaman pertanyaan.
bersifat multidisiplin dan Dengan demikian, audit
lebih banyak menekankan kinerja mensyaratkan agar
pada kemampuan analisis auditor dibekali dengan
daripada hanya sebatas kemampuan
pengetahuan akuntansi. berkomunikasi yang baik.
Swedish National
Audit Office
(SNAO) telah
menerbitkan
Handbook in
Perfomance
Auditing: Theory
and Pratice yang
mengemukakan
perbedaan antara
audit kinerja
dengan audit
keuangan sebagai
berikut:
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah

03
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, komponen-komponen yang terdapat dalam suatu
laporan keuangan pokok adalah :

Laporan Realisasi Catatan atas laporan


Neraca
Anggaran keuangan
Dalam Permendagri Nomor 59 menggambarkan posisi meliputi penjelasan atau daftar
Tahun 2007 tentang Pedoman keuangan suatu entitas terinci atau analisis atau nilai
Pengelolaan Keuangan Daerah, pelaporan mengenai aset, suatu pos yang disajikan dalam
disebutkan unsur yang dicakup kewajiban, dan ekuitas dana Laporan Realisasi Anggaran,
dalam Laporan Realisasi pada tanggal tertentu. Neraca, dan Laporan Arus Kas
Anggaran terdiri dari (a)
pendapatan; (b) belanja; dan (c)
pembiayaan.
Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah

04
01. Pengertian Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah adalah keluaran/hasil dari


kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggaran daerah dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur, kemampuan daerah dapat diukur dengan menilai efisiensi atas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah adalah kemampuan suatu daerah


untuk menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan asli daerah
dalam memenuhi kebutuhannya guna mendukung berjalannya sistem
pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan
daerahnya dengan tidak tergantung sepenuhnya kepada pemerintah
pusat dan mempunyai keleluasaan di 8 dalam menggunakan dana-dana
untuk kepentingan masyarakat daerah dalam batasbatas yang ditentukan
peraturan perundang-undangan (Ibnu Syamsi,1986: 199).
Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah
dalam mengatur rumah tangganya sendiri

Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Kemampuan
aparatur mendorong Keuangan
struktural
Pemerintah partisipasi Daerah.
organisasinya
Daerah masyarakat

(Ibnu Syamsi, 1986: 99)


02. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
(Mardiasmo, 2002: 121)

Memperbaiki Membantu Mewujudkan


kinerja mengalokasikan pertanggungjawaban
Pemerintah sumber daya dan publik dan
Daerah. pembuatan memperbaiki
keputusan komunikasi
kelembagaan
➔ Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
dilakukan untuk digunakan sebagai tolok ukur dalam:

01. Menilai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan otonomi daerah

02. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerah

03. Mengukur sejauh mana aktivitas pemerintah daerah dalam membelanjakan pendapatan
daerahnya

04. Mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan pendapatan


daerah

05. Melihat pertumbuhan atau perkembangan perolehan pendapatan dan pengeluaran yang
dilakukan selama periode waktu tertentu.
03. Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

01 02 03
Indikator Masukan Indikator Proses Indikator Keluaran
(Inputs) (Process) (Output)
Indikator Masukan adalah segala Indikator Proses adalah Indikator Keluaran adalah sesuatu
sesuatu yang dibutuhkan agar merumuskan ukuran kegiatan, yang diharapkan langsung dapat
pelaksanaan kegiatan dapat baik dari segi kecepatan, dicapai dari suatu kegiatan yang
berjalan untuk menghasilkan ketepatan, maupun tingkat akurasi dapat berupa fisik atau nonfisik
keluaran pelaksanaan kegiatan tersebut
04 05 06
Indikator Hasil Indikator Manfaat Indikator Dampak
(Outcome) (Benefit) (Impact)
Indikator Hasil adalah segala Indikator Manfaat adalah sesuatu Indikator Dampak adalah
sesuatu yang mencerminkan yang terkait dengan tujuan akhir pengaruh yang ditimbulkan baik
berfungsinya keluaran kegiatan dari pelaksanaan kegiatan positif maupun negatif
pada jangka menengah
Analisis Kinerja
Keuangan Pemerintah
Daerah
05
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan Rasio Keuangan Pemerintah
daerah adalah :

1) Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.

2) Pemerintah pusat/provinsi sebagai masukan dalam membina pelaksanaan


pengelolaan keuangan daerah.

3) Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham
pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman maupun membeli obligasi.

Dengan demikian setiap Pemerintah Daerah untuk mengukur Kinerja


Keuangan Daerahnya menggunakan beberapa Rasio Kinerja
Keuangan Daerah yang antara lain : Rasio Derajat Desentralisasi
Fiskal, Rasio Kemandirian Keuangan Dearah, Rasio Efektivitas PAD,
Rasio Efisiensi Keuangan Daerah, dan Rasio Keserasian.
01. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal
➔ Keterangan :
➔ Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dihitung
DDF = Derajat Desentralisasi Fiskal
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
DDF = P ADt x 100% PADt = Total Pendapatan Asli Daerah tahun t
TPDt
TPDt = Total Pendapatan Daerah tahun t

02. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah


➔ Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menggambarkan
➔ Rumus yang digunakan untuk menghitung Rasio
Ketergantungan daerah terhadap Pendapatan Transfer (sumber data
Kemandirian adalah : ekstern). Semakin tinggi Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
RKKD = PAD x 100% mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap
Pendapatan Transfer bantuan pihak ekstern semakin rendah dan demikian pula sebaliknya.

03. Rasio Efektivitas PAD


➔ Kriteria Rasio Efektivitas menurut Mohammad Mahsun
(2009), adalah :
➔ Semakin tinggi Rasio Efektivitas PAD, maka 1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% ( x < 100%) berarti
semakin baik kinerja pemerintah daerah. tidak efektif
Rasio Efektivitas PAD = Realisasi PAD x 100% 2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x = 100%) berarti
Anggaran PAD efektivitas berimbang.
3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti
efektif
04. Rasio Efisiensi Keuangan Daerah

➔ Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan


➔ Rumus yang digunakan untuk menghitung Kriteria Efisiensi
rasio ini adalah : 100% keatas Tidak Efisien
REKD = Realisasi Belanja Daerah x 100% 90%-100% Kurang Efisien
Realisasi Pendapatan Daerah 80%-90% Cukup Efisien
60%-80% Efisien
Kurang dari 60% Sangat Efisien

05.Rasio Keserasian
➔ Rasio Keserasian menggambarkan bagaimana Rasio Belanja Operasi = Total Belanja Operasi x 100%
Total Belanja Daerah
pemerintah daerah memprioritaskan alokasi
dananya pada Belanja Operasi dan Belanja Modal Rasio Belanja Modal = Total Belanja Modal x 100%
Total Belanja Daerah
secara optimal
Independensi, Integritas dan
Profesionalisme Auditor

06
 Independensi Auditor
• Definisi Independensi

independensi adalah suatu sikap mental yang terdapat pada akuntan publik yang jujur,tidak memihak pada
suatu kepentingan tertentu dengan keahlian mengenai objek yang diperiksanya yang memungkinkan ia
bersikap jujur,bertindak bebas dari pengaruh,bujukan,pengendalian pihak lain dalam melakukan
perencanaan,pemeriksaan dan pelaporannya yang berdasarkan bukti yang ada dari temuan-
temuannya.Sehingga mutlak bagi seorang auditor untuk tetap bersikap independen dalam semua hal yang
berkaitan dengan tugas mengaudit laporan keuangan.

Ada tiga aspek independensi seorang auditor yaitu sebagai berikut:


a) Independence in fact (independensi senyatanya) yakni auditor harus mempunyai
kejujuran yang tinggi.
b) Independence in appearanceI (independensi dalam penampilan)yang merupakan
pamdangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan auditor.Auditor
harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai
sikap independensi dan objektivitasnya.
c) Independence in competence (independensi dari sudut keahlian) yang berhubungan erat
dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan
tugasnya.
 Independensi Auditor
• Definisi Independensi
Standar umum independensi tersebut berisi:

01 02 03
Auditor harus dilaksanakan oleh Dalam semua hal yang Dalam pelaksanaan audit dan
seorang atau lebih yang memiliki berhubungan dengan penyusutan laporannya,auditor
keahlian dan pelatihan teknis perikatan,independensi dalam wajib menggunakan kemahiran
cukup sebagai auditor. sikap mental harus dipertahankan profesionalnya dengan ceermat
oleh auditor. dan seksama
• Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
IndependensiKeuangan

a) Ukuran kantor akuntan e) Persaingan antar kantor


publik. akuntan publik.
b) Lamanya hubungan audit f) Audit fee.
dengan klien. g) Hubungan sosial dengan
c) Faktor ikatan kepentingan klien.
keuangan dan hubungan h) Pelayanan atau service dari
usaha dengan klien. klien.
d) Pemberian jasa lain selain
jasa audit.
 Integritas Auditor
• Definisi dari Integritas

Dalam pengertian lebih luas,integritas adalah kualitas moral yang mencerminkan kejujuran dan
konsistensi dalam tindakan dan perilaku seseorang.Integritas merupakan salah satu prinsip etika yang
sangat penting dalam kehidupan manusia,termasuk dalam dunia kerja.Integritas juga merupakan aspek
yang krusial dalam menjaga reputasi dan kredibilitas, baik secara personal maupun profesional.

Integritas dalam pekerjaan auditor internal mencakup kejujuran,ketidakberpihakan dan


profesionalisme.Auditor internal harus memiliki kemampuan untuk menjalankan tugasnya
tanpa memihak pada manapun dan menghindari konflik kepentingan yang dapat merugikan
perusahaan.Auditor internal harus bekerja dengan profesionalisme tinggi,mengikuti aturan
dan regulasi yang berlaku dan tidak menyalahgunakan informasi atau data yang di peroleh
selama melakukan tugas audit.
 Pentingnya integritas dalam pekerjaan auditor internal terlihat dari beberapa aspek berikut yaitu:

01 02 03
Memastikan Mencegah Konflik
Objektivitas dan Kepentingan Meningkatkan
Ketidakberpihakan Kepercayaan Publik

04
Membangun Reputasi
dan Kredibilitas
• Indikator Integritas

Menurut Sukrisno (2012) menjelaskan beberapa indikator yang mendasari integritas dari seorang auditor yaitu:

a) Kejujuran b) Keberanian c) Memiliki Sikap


yang Bijaksana

d) Bertanggung
jawab
 Profesionalisme Auditor
• Defenisi Profesionalisme Auditor

Dalam pengertian umum,seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria yaitu mempunyai
keahlian untuk melakukan tugas sesuai dengan bidangnya,melaksanakan suatu tugas atau profesi
dengan menetapkan standar baku dibidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas
profesinya dengan memenuhi etika profesi yang telah ditetapkan.

Profesional menurut Alvin et all. Dalam Amir Abadi Jusuf (2008:68) yaitu:”Profesional berarti
bertanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab secara
individual dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat”.
• Dimensi Profesionalisme

Menurut hall (1968) dalam Herawati dan Susanto (2009) terdapat lima dimensi profesonalisme yaitu:

01 02 03
Pengabdian Pada Kewajiban Sosial Kemandirian
Profesi

04 05
Keyakinan Terhadap Hubungan dengan
Peraturan Profesi Sesama Profesi
Opini Audit dan Kinerja
Keuangan Pemerintah
Daerah
07
Opini audit atas Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) diasumsikan
berfungsi sebagai dasar legitimasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap Pemerintah Daerah, khususnya masyarakat daerah.
Ketika opini audit sesuai dengan harapan masyarakat maka hal tersebut
akan berdampak pada meningkatnya sumber daya masyarakat yang
diberikan kepada Pemerintah Daerah, khususnya dalam bentuk pajak daerah
dan retribusi daerah (Pendapatan Asli Daerah/PAD).
Adapun beberapa pendapat terkait dengan opini audit dan kinerja keuangan pemerintah
daerah adalah sebagai berikut.

01 02 03
Opini Audit Opini Audit Realisasi PAD
Berpengaruh Positif Berpengaruh Positif Berpengaruh Positif
pada Realiasasi pada Kinerja pada Kinerja
Pendapatan Asli Keuangan Keuangan
Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
Adapun beberapa pendapat terkait dengan opini audit dan kinerja keuangan pemerintah
daerah adalah sebagai berikut.

04

Opini Audit Berpengaruh Positif


pada Kinerja Pemerintah Daerah
dengan Dimediasi oleh Pencapaian
Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Ketika opini audit atas LKPD dapat menggambarkan akuntabilitas
yang tinggi atas pengelolaan sumber daya yang dilakukan
Pemerintah Daerah, maka hal tersebut akan mendorong masyarakat
untuk meningkatkan sumber daya yang diberikan kepada
Pemerintah Daerah, yang mana hal ini diwujudkan dengan semakin
meningkatnya pencapaian realisasi pendapatan daerah, khususnya
yang bersumber dari masyarakat dalam bentuk PAD.
 KESIMPULAN

Audit Kinerja, yaitu audit yang dilakukan untuk menilai aspek ekonomis,
efisensi, dan efektivitas berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dalam
sebuah instansi pemerintah. Diaman hal tersebut berbeda dengan audit
keuangan dengan standar dan metode kerja yang bersifat tetap, kriteria
dan cara kerja di dalam audit kinerja lebih fleksibel dan dapat disesuikan
dengan kebutuhan auditan. Tujuan audit kinerja adalah untuk
meningkatkan tingkat ekonomis, efisiensi, dan efektivitas sebagai
program atau kegiatan dalam instansi pemerintah.
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai