1. Ukuran-ukuran Finansial
a. Ukuran Biaya
b. Ukuran Pendapatan
c. Ukuran Tingkat Pengembalian dan Surplus
2. Ukuran Produktivitas
3. Ukuran Kualitas
4. Ukuran Pelayanan
5. Ukuran Inovasi
6. Ukuran Personalia
1. Neraca
Adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, utang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu tutup buku dan
ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering
disebut dengan Balance Sheet.
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, utang, dan modal.
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomik (economic resources) yang dikuasai oleh perusahaan
dan masih memberikan kemanfaatan dimasa yang akan datang. Utang merupakan pengorbanan
pengorbanan ekonomik (economic sacrifies) untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas
lain dimasa yang akan datang. Adapun yang dimaksud dengan modal pemilik adalah hak residu
atas aktiva setelah dikurangi dengan utang. Mudahnya modal adalah aktiva dikurangi total utang.
2. Laporan Laba-Rugi
Adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan
dalam rentang waktu tertentu. Laporan Laba-Rugi menyajikan pendapatan selama satu periode
dan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada perioda yang sama. Di laporan
Laba-Rugi dilaporkan juga untung (gain) dan rugi (loss).
Yang dimaksud dengan pendapatan (revenue) adalah kenaikan aktiva atau penurunan
kewajiban atau kombinasi keduanya sebagai akibat pe nyerahan produk perusahaan kepada
pelanggan. Adapun biaya (expense) merupakan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban atau
kombinasi ke duanya sebagai akibat penyerahan produk perusahaan kepada pelanggan. Untung
adalah kenaikan aktiva neto yang berasal dari peristiwa insi dental dan bukan penyerahan jasa
kepada pelanggan. Sedangkan rugi adalah penurunan aktiva yang berasal dari peristiwa insidental
dan bukan dari penyerahan jasa kepada pelanggan.
Ciri utama dari sistem pengukuran kinerja berbasis best value ini adalah dirumuskannya
indikator-indikator kinerja komprehensif (na. sional) yang berorientasi pada outcome sebagai
dasar untuk menetapkan indikator kinerja terbaik secara individual bagi daerah dan unit kerja.
Indikator nasional digunakan untuk menilai prestasi organisasi secara keseluruhan sebagai suatu
korporasi dan indikator individual setiap daerah dan unit kerja untuk menilai kinerja atas
pelayanan khusus atas fungsi masing-masing. Jadi indikator kinerja nasional ini berfokus pada
outcome daripada input (biaya pelayanan) serta sebagai pedoman bersama atas kinerja
individual. Setiap otoritas daerah dan unit kerja selanjutnya menetapkan target dengan prioritas
dan tujuan sebagaimana fungsinya masing masing.