1. Finansial Berpedoman
Pengadaan peralatan Rp.xxx Rp xxx pada
Pemeliharaan dan (anggaran) Rp xxx anggaran
perbaikan Rp xxx Rp xxx untuk menilai
Dan sebagainya (anggaran) selisih dg
Rp xxx realisasi
(anggaran
2. Pelanggan
Kepuasan masyarakat Rasio keluhan Data hasil Rasio
(korban bencana masyarakat keluhan= jml
Survey keluhan / jml
kebakaran) kurang dari x%
lapangan korban
PENUTUP
Kebakaran adalah bahaya sangat laten dan selalu terkait dengan kondisi, prilaku dan
budaya masyarakat serta dapat mengakibatkan penderitaan bagi yang terkena atau
mengalaminya. Dalam skala lebih luas dikaitkan dengan pembangunan, bahaya kebakaran
dapat membawa bencana besar dengan akibat yang lebih luas serta secara langsung akan
menghambat kelancaran pembangunan. Oleh karena itu, bahaya kebakaran tersebut harus
diantisipasi dengan berbagai upaya penanggulangan secara menyeluruh, sistematis, efektif
dan berkesinambungan.
Kantor Pemadam Kebakaran adalah instansi yang diberi amanah mencegah dan
menanggulangi kebakaran sedemikian rupa sehingga menurunkan risiko seminim mungkin.
Masyarakat sangat berharap Kantor Pemadam Kebakaran bekerja secara ekonomis, efisien,
dan efektif sehingga setiap saat jasanya diperlukan bisa memberikan pelayanan yang
memuaskan. Namun public servants ternyata mempunyai pola pikir yang tidak sama
sebagaimana harapan masyarakat.Expectation gap ini memang tidak bisa
dihindarkan (unavoidable). Namun, setidaknya dengan sistem pengukuran kinerja yang
akuntabel merespon kebutuhandirect users, kesenjangan ini bisa diminimalisir. Akhirnya,
selamat bekerja para pengelola Kantor Pemadam Kebakaran, semoga bisa benar-benar
menjadi abdi masyarakat.
•••••
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “Loyo, Pelayanan Mobil Pemadam Kebakaran”, Harian Kompas, 18 Oktober 2002
Chaplin, James P. Dictionary of Psychology. New York: Dell Publishing Co., Inc., 1975.
Henley, D., et al. Public Sector Accounting and Financial Control. London: Chapman & Hall. 1993.
Jones, Rowan and Maurice Pendlebury. Public Sector Accounting. 4th Edition. London: Pitman Publishing.
1996.
Kloot, Louise. “Performance Measurement and Accountability in Victorian Local Government”, The
International Journal of Public Sector Management, Vol.12, issue 7, 1999
LAN & BPKP. Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Cetakan Pertama.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. 2000.
Mardiasmo, “Telaah Kritis terhadap Kebutuhan Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah”. Jurnal
Unisia. No.46/XXV/III/2002. hal.299-322.
Parry, Robert W., et al. “The Role of Service Efforts and Accomplishments Reporting in Total Quality
Management: Implications for Accountants”.Accounting Horizons. Vol.8 No.02. June 1994.
pp.25-43
Robertson, Gordon. “Revie Kinerja”. Lokakarya Revie Kinerja. BPKP dan Executive Education, 2002.
Rogers, Steve. Performance Management in Local Government. British: Longman Group UK Ltd, 1990.
Scott, Thomas W. and P. Tiessen. “Performance Measurement and Managerial Teams”, Accounting,
Organizations and Society 24., 1999, p.263-285.
Tim Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.Pengukuran Kinerja Suatu
Tinjauan pada Instansi Pemerintah.Edisi 1. Jakarta: BPKP.2000.