Anda di halaman 1dari 19

INFORMASI

AKUNTANSI PENUH
DALAM
PENENTUAN HARGA
JUAL
.
3.1 Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan
Penentuan Harga Jual
a.Sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi
oleh pengambil keputusan
b.Sebagai dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari
kemungkinan kerugian
c.Memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga
jual melongok struktur biaya pesaing
d.Sebagai dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki
pasar.
3.2 Metode Penentuan Harga Jual
1) Penentuan harga jual normal (normal pricing/cost plus pricing)
Harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu persentase
markup (tambahan di atas jumlah biaya).

HARGA JUAL = TAKSIRAN BIAYA + LABA PENUH YANG DIHARAPKAN

Untuk memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, manajer penentu harga jual perlu
mempertimbangkan:
 Cost of Capital,
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang dilakukan dalam perusahaan, atau
Return yang dapat diharapkan oleh investor suatu perusahaan apabila mereka berinvestasi pada
sekuritas-sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang sebanding.
 Risiko Bisnis
 Capital employed,
Jumlah investasi yang ditanamkan untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa.
a. Cost plus pricing untuk perusahaan Manufaktur
Pendekatan : Full Costing dan Variable Costing

Harga Biaya yang berhubungan


Jual Per = langsung dengan volume + Mark Up
Unit per unit

Laba yang Biaya yang tidak


diharapkan + dipengaruhi langsung
oleh volume produk
Mark Up =
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produk
Full Costing Variabel Costing

1. Biaya berhubungan langsung Biaya produksi Biaya variable


dengan volume produk

2. Biaya tidak langsung


dipengaruhi volume produk Biaya non
produksi Biaya tetap/non
variabel
b. (1). Cost plus pricing untuk perusahaan yang Menjual Waktu

Harga Jual/ = Biaya Tenaga + Mark Up


Waktu Kerja Langsung

Biaya Tidak + Laba yang


Langsung diharapkan
Mark Up =
Per Jam Taksiran Jam Tenaga Kerja Langsung
Atau : per Tahun Anggaran

Biaya Tidak + Laba yang


Langsung diharapkan
% Mark Up =
BTKL Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung
per Tahun Anggaran
Biaya tidak langsung per tahun anggaran terdiri atas :
1. Gaji pengawas dan biaya tenaga kerja tidak langsung lainnya
2. Biaya depresiasi
3. Biaya asuransi
4. Biaya listrik
5. Biaya air
6. Biaya reparasi aktiva tetap
7. Biaya umum

Laba Taksiran Jumlah


Yang Diharapkan = Aktiva pada awal X % Expected ROI
Tahun Anggaran
Taksiran Upah + Biaya Kesejahteraan
Taksiran TKL per Tahun TKL
Biaya TKL =
Per Jam Jam TKL

Jam TKL = Jumlah TKL X Jam Kerja per Tahun


Contoh soal 1:

PD DAYA ADIRA MUSTIKA sebuah bengkel motor mempekerjakan 6 mekanik dan 4 ahli listrik pada bengkelnya.
Kapasitas normal perusahaan 300 hari @ 7 jam kerja per hari. Aktiva yang digunakan sebesar Rp 60.000.000.
Tarif pengembalian investasi yang diharapkan sebesar 25%. Taksiran jam kerja langsung sebagai berikut:
  Upah tenaga kerja langsung
21.000 jam (300 hari x 7 jam x 10 org) @ Rp 1.500 Rp 31.500.000
Biaya kesejahteraan tenaga kerja langsung
- Tunjangan kesehatan : 10 orang x 12 bulan x Rp 50.000 Rp 6.000.000
- Tunjangan kesejahteraan : 10 orang x 12 bulan x Rp 25.000 Rp 3.000.000
Jumlah Biaya Tenaga kerja langsung per tahun Rp 40.500.000
Jumlah jam tenaga kerja langsung (300 hari x 7 jam x 10 orang) 21.000 jam
  Jumlah biaya tidak langsung Rp 16.500.000
Seandainya pada bagian servis mesin terdiri dari pekerjaan ganti oli dan tune up memerlukan 2 orang
mekanik dan 1 orang ahli listrik yang masing-masing bekerja sebagai berikut:
2 Mekanik 1 jam
1 Ahli listrik 1,5 jam
2,5 jam
Maka hitunglah :

a. Biaya tenaga kerja langsung per jam


b. Besarnya Mark up biaya tenaga kerja langsung
c. Harga jual jasa servis mesin
Jawaban soal 1:
a. Biaya tenaga kerja langsung per jam
(Rp 40.500.000 : 21.000 jam) = Rp 1.929
b. Besarnya Mark up biaya tenaga kerja langsung
78%
c. Harga jual jasa servis mesin
Rp 8.585

b.
Biaya Tidak + Laba yang
Langsung diharapkan
% Mark Up =
BTKL Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung
per Tahun Anggaran
16.500.000 + (25% X 60.000.000)
% Mark Up = = 78%
BTKL 40.500.000
c. Harga jual jasa servis mesin
Rp 8.585

Biaya Tenaga Kerja Langsung = 2,5 X 1.929 = 4.823,-


Mark up = 78% X 4.823 = 3.762,- +
8.585,-
b. (2). Cost plus pricing untuk perusahaan yang Menjual Bahan, dan
Suku Cadang
Harga Jual = Harga Beli Bahan + Mark Up

Biaya Tidak + Laba yang


Langsung diharapkan
Mark Up =
Taksiran Nilai Bahan dan Suku Cadang yang
akan dibeli dalam Tahun Anggaran

Jika selain memberikan jasa servis, PD DAYA juga menjual suku cadang di mana aktiva yang
ditanamkan di toko suku cadangnya adalah sebesar Rp 28.000.000 dengan harga beli
bahan dan suku cadang Rp 23.800.000 serta jumlah biaya tidak langsungnya adalah
sebesar Rp 10.000.000 
Maka : Berapa Mark up dari harga beli bahan dan suku cadang ?
Maka :
1. Berapa Mark up dari harga beli bahan dan suku cadang ?
2. Jika seorang konsumen memerlukan 1 liter oli dan filter oli dengan diketahui harga
beli/faktur untuk 1 liter oli Rp 10.000 dan 1 filter oli Rp 8.000 berapa Harga jual bahan dan
suku cadang?
3. Apabila konsumen tersebut melakukan servis dan membeli 1 liter oli beserta 1 filter oli
berapa Harga jual jasa servis mesin dan bahan serta suku cadang ?
2) Penentuan Harga Jual Dalam Cost-Type contract (cost type
contract pricing)
Cost type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli
setuju untuk membeli produk atau jasa yang pada harga yang didasarkan pada total
biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang
dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.

Harga Jual = Total Biaya Sesungguhnya + Laba


3) Harga Jual Pesanan khusus (Special Order Pricing)
Pesanan khusus adalah pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler.
Harga biasanya di bawah harga jual normal bahkan berada di bawah biaya penuh.
Hal yang perlu diperhatikan :
a. Pesanan reguler  dibebani tugas untuk menutup biaya tetap. Oleh karena itu
harga produk/jasanya dapat berada di bawah harga jual normal atau di bawah
biaya penuh asalkan harga tersebut masih berada di atas biaya variable,
sehingga mampu menghasilkan laba kontribusi yang berdampak akan
meningkatkan laba bersih.
b. Jika pesanan khusus tersebut mengakibatkan pengeluaran biaya tetap
(beroperasi di atas kapasitas yang tersedia), maka harga jualnya harus berada di
atas biaya variable ditambah kenaikan biaya tetap
Contoh :
PT CC menurut anggaran untuk berproduksi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000
Kg biaya penuhnya sebesar Rp 3.500.000.000, harga jual produk ditentukan sebesar Rp
4.500 per kg, Biaya tetap sebesar Rp 1.400.000 diperkirakan akan diserap oleh volume
produk sebanyak 100.000 kg yang berasal dari pelanggan regular sedangkan total biaya
variable sebesar Rp 2.100.000.000. Jika misalnya seorang pembeli meminta penawaran
harga produk perusahaan dengan harga Rp 3.400 per kg dalam jumlah pesanan sebanyak
200 kg, maka sebaiknya pesanan tersebut diterima atau ditolak ?
 
Maka :
Dikarenakan pesanan khusus tersebut diperlakukan sebagai pesanan khusus, maka
pesanan tersebut tidak dibebani tanggung jawab untuk menutup biaya tetap karena biaya
tetap akan ditutup dari pesanan regular sebanyak 100.000 kg tersebut. Harga yang diminta
oleh calon pembeli tersebut jika dibandingkan dengan biaya variable untuk menghasilkan
produk tersebut, masih menghasilkan laba kontribusi sebesar :

Harga jual pesanan khusus = ( 200 kg x Rp 3.400) = 680.000


Total biaya variable = ( 200 kg x Rp 2.100 )= 420.000 _
= 260.000
4) Harga Jual produk/jasa yang diatur dengan peraturan
pemerintah
Harga Jual = Taksiran Biaya Produksi + Mark Up
Biaya Non + Laba yang
Produksi diharapkan
Mark Up =
Biaya Produksi

Dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah, biaya
penuhnya dihitung dengan menggunakan full costing saja.

Anda mungkin juga menyukai