SEKTOR PUBLIK
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2
KORNELIS K. BOLEN (NIM: S431708008)
RENI LISTYAWATI (NIM: S431708013)
ZAINAB MASITHA (NIM: S431708015)
Sub Pembahasan
Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas niaya yang paling baik
untuk mencapai target sasaran; dan
Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk dilakukan
penghematan biaya.
Permasalahan teknis
Permasalahan teknis yang dihadapi pada saat
pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
(value for money) organisasi adalah bagaimana
membandingkan input dengan output untuk
menghasilkan ukuran efisiensi yang memuaskan
jika output yang dihasilkan tidak dapat dinilai
dengan harga pasar. Solusi praktis atas masalah
tersebut adalah dengan cara membandingkan
input finansial (biaya) dengan output nonfinansial,
misalnya biaya unit (unit cost statistics).
• Ukuran-ukuran statistik tersebut dapat digunakan oleh masyarakat
pembaca anggaran dan laporan keuangan pemerintah yang bukan
ahli di bidang manajemen keuangan publik sebagai dasar untuk
menilai kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan publik.
Pengukuran Ekonomi
Pengukuran Efisiensi
Pengukuran Efektivitas
Pengukuran Outcome
Estimasi indikator kinerja
Kinerja
tahun lalu Trend
Expert Regresi
Judgement
Pertimbangan dalam membuat
indikator kinerja
• Langkah pertama dalam membuat indikator kinerja ekonomi, efisiensi,
dan efektivitas adalah memahami operasi dengan menganalisis
kegiatan dan program yang akan dilaksanakan.
• Secara garis besar terdapat dua jenis tindakan kebijakan yaitu input
dan proses yang mempunyai tujuan untuk mengatur alokasi sumber
daya input untuk dikonversi menjadi output melalu satu atau beberapa
proses konversi atau operasi. Hasil kebijakan ada tiga jenis, yaitu
keluaran, akibat dan dampak dan distribusi manfaat.
• Keluaran yang diproduksi diharapkan akam memberikan sejumlah
akibat dan dampak positif terhadap tujuan program.
Contoh indikator kinerja di Perguruan Tinggi
Pertimbangan Input
Input Mahasiswa - Latar belakang sosial ekonomi
- Latar belakang budaya
Kemamapuan diri
Hambatan/kesulitan
Prestasi akademik
Tingkat ekspektasi mahasiswa dan orang tua
Sumber Daya - Jumlah dosen
- Fasilitas
Jumlah staf pendukung
Dukungan orang tua mahasiswa
Buku dan perpustakaan
Indikator Proses
Staf - Kualitas dosen
- Tingkat perpindahan dosen
- Sikap dan perilaku para staf
Perkuliahan - Frekuensi temu kelas dan konsultasi
- Rasio dosen
Kurikulum - Mata kuliah utama
- Mata kuliah pilihan
Sistem ujian
Daya Dukung Pendidikan - Forum-forum ilmiah
- Saran olahraga
Organisasi - Manajemen perguruan tinggi
- Organisasi mahasiswa
Mutually - Tingkat ekspektasi dosen
- Tingkat tanggung jawab mahasiswa
- Reward/punishment system
Indikator Output
Mahsiswa - Sikap dan perilaku masasiswa
- Tingkat kehadiran dan ketidak hadiran
pengukuran
NPM dan
kinerja Merancang dan
akuntabilitas Pelaksanaan NPM telah
disesuaikan untuk memenuhi (sistem) menerapkan sistem PMS yang
efektif adalah tugas yang sulit
kebutuhan pemerintahan
dan kompleks yang perlu
yang berbeda, dengan
dinamis, dan untuk
banyak entitas pemerintah di
mempertimbangkan
negara-negara maju yang
kebutuhan dan harapan dari
memiliki elemen sekarang
semua pemangku
diperkenalkan NPM
kepentingan.
Akuntabilitas di pemerintah
daerah disediakan oleh
penggunaan dan publikasi
baik indikator kinerja
keuangan dan non-
keuangan
kerangka teori
Teori institusional dalam berbagai bentuk:
Makalah ini
menggunakan teori
memanfaatkan sosiologi
institusional: kelembagaan baru untuk menjelaskan
Modell
Institutional isomorphism
Hasil wawancara mengenai proses persiapan laporan kinerja,
mayoritas responden (62,5 persen) menunjukkan bahwa referensi
utama dalam pengembangan dan penggunaan indikator kinerja
adalah peraturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat. Sisanya 12,5 persen-25 persen berusaha memperoleh informasi
di tempat lain menggunakan laporan dari pemerintah daerah lain,
serta beberapa laporan yang lebih umum.
cont.
Mimetic isomorphism
Berkenaan dengan praktik manajemen, seperti
Banyak pemerintah daerah memproduksi dan menggunakan LAKIP,
pemerintah daerah tidak semua pada tahap
melihat praktik terbaik yang sama. Sebagian besar pemerintah daerah
menyalin dari organisasi masih dalam tahap implementasi yang sangat
dasar, meskipun beberapa dewan sumber daya
pemerintah lainnya sebagai yang lebih baik telah mencapai tahap yang
cara yang aman dan mudah lebih maju. Dewan dapat belajar dari satu sama
lain untuk meningkatkan kemampuan
untuk mematuhi peraturan. manajemen mereka melalui berbagai jenis
media yang difasilitasi oleh pemerintah pusat.
Cont.
Normative isomorphism
Mayoritas responden menegaskan bahwa sistem
pengukuran kinerja yang mereka adopsi dirancang
oleh konsultan eksternal terutama BPKP dan
Universitas, dengan partisipasi aktif dari tim yang
dibentuk secara internal dan terdiri dari karyawan
pemerintah daerah yang relevan.
Cont.
Peran universitas
Karyawan pemerintah daerah
Universitas lokal memberikan
memiliki kesempatan untuk
kontribusi besar dalam
berbagi pengalaman mereka
membantu pemerintah daerah
tentang pelaksanaan sistem
dengan masalah manajemen
pengukuran kinerja dengan
mereka, termasuk yang terkait
rekan-rekan mereka dari
dengan sistem pengukuran
pemerintah daerah lain di
kinerja.
seluruh bangsa.
Cont.
Akuntabilitas
Pemerintah pusat, melalui rencana Penguatan akuntabilitas keuangan
pembangunan jangka menengah diarahkan untuk meningkatkan
(RPJM) 2005-2010, menyatakan kualitas dan transparansi
bahwa penguatan akuntabilitas pengelolaan keuangan, dan diukur
dan peningkatan kinerja dengan indikator administrasi yang
merupakan prioritas program sehat, pendapat auditor, dan
reformasi birokrasi dalam lima tahun kurang KKN (korupsi, kolusi, dan
ke depan. nepotisme).
Kesimpulan
Pengukuran kinerja telah memainkan peran penting dalam upaya
instansi pemerintah untuk memenuhi permintaan akuntabilitas.
Salah satu perubahan adalah pengenalan sistem pengukuran
kinerja yang dikenal sebagai LAKIP di pemerintah daerah.
Pemerintah pusat menggunakan LAKIP sebagai alat untuk
pendanaan berdasarkan kesesuaian pemerintah daerah dengan
persyaratan pelaporan.
Salah satu kontribusi utama dari penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran konseptual mendalam dan pemahaman
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan dan
penggunaan sistem pengukuran kinerja di negara berkembang
dalam kerangka teori institusional.
Cont.
Meskipun karyawan menganggap isomorfisma koersif sebagai
petunjuk kepatuhan pemerintah daerah dengan LAKIP, banyak
dewan masih tidak melaporkan dan mereka tidak
melakukannya dengan baik. Banyak dewan tidak memiliki
motivasi manajemen, dengan beberapa memilih untuk hanya
meniru (isomorfisma mimetik) apa yang dilakukan orang lain.
Meskipun akuntabilitas dapat dianggap ada di Indonesia,
dengan tekanan isomorfik menciptakan masalah bagi
pemerintah lokal serta indikasi politik dan korupsi.
Thank you