Anda di halaman 1dari 11

PERANAN SUKUK

BAGI INDONESIA
Anggota Kelompok:
1. Fitri Rahmadani

2. Almiftahul Husna

3. Dian Purnita

4. Awanda Erna
PENGERTIAN SUKUK (OBLIGASI
SYARIAH)

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No


32/DSN-MUI/IX/2002, “Obligasi syariah (sukuk) adalah
suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah
berupa hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
PERBEDAAN OBLIGASI KONVENSIONAL DAN
OBLIGASI SYARIAH (SUKUK)
Sukuk Obligasi
Aktivitas bisnis penerbit surat berharga Harus sesuai dengan prinsip syariah. Namun, Tidak dibatasi
penerbit yang non-syariah juga bisa
menerbitkan sukuk asalkan proses
penerbitannya sesuai syariah.
Sifat Instrumen Sertifikat bukti kepemilikan atas suatu aset Instrumen pernyataan utang

Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga, capital gain

Jangka waktu Pendek – Panjang Menengah – Panjang

Underlying Asset Perlu Tidak perlu

Pihak terkait Obligor, SPV, investor Trustee Obligor/issuer,investor

Basis investor Syariah dan konvensional Konvensional

Penggunaan dana Harus sesuai syariah Bebas

Perdagangan di pasar sekunder Penjualan atas kepemilikan aset yang menjadi Mencerminkan penjualan atas surat utang
dasar penerbitan
Biaya Administratif Biaya administratif sama dengan obligasi Biaya administratif sama dengan sukuk,
konvensional, namun ada tambahan biaya namun tanpa biaya untuk Dewan Syariah.
untuk upah Dewan Syariah.
Pungutan OJK 0,05% dari nilai emisi atau maksimal Rp 150 0,05% dari nilai emisi atau maksimal Rp 750
juta juta
Dokumentasi Perlu dokumentasi tambahan yang Relatif lebih ringkas
memaparkan transaksi pembiayaan syariah.
PERKEMBANGAN SUKUK GLOBAL
Berdasarkan data yang diolah dari database IFIS (2010)8, jumlah penerbitan
sukuk secara global telah mencapai angka USD 199,18 milyar per Desember 2010,
dengan nilai outstanding sukuk sebesar USD 116,84 milyar. Meski sempat
mengalami penurunan pada tahun 2008, sebagai akibat dari krisis keuangan dunia,
dan juga sebagai dampak dari pernyataan ulama fiqh, Maulana Taqi Usmani, yang
menyatakan bahwa 85 persen penerbitan sukuk tidak sesuai syariah, tren penerbitan
sukuk pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Pada tahun 2010, berdasarkan Gambar 1, jumlah penerbitan sukuk mencapai


angka USD 52,93 milyar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 77,11 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka USD 29,89
milyar. Ini menunjukkan bahwa pasar sukuk dunia memiliki prospek yang sangat
menjanjikan. Kepercayaan para investor semakin meningkat dari waktu ke waktu.
PERKEMBANGAN SUKUK DI INDONESIA
(MENURUT DATA OJK, 2016)
TAHUN Emisi Sukuk Sukuk Outstanding
Total Nilai Total Total Nilai Total
Jumlah Jumlah
2010 7.915 M 47 6.121 M 32
2011 7.915 M 48 5.876 M 31
2012 9.790 M 54 6.883 M 32
2013 11.994 M 64 7.553 M 36
2014 12.956 M 71 7.105 M 35
2015 14.483 M 80 8.444 M 41
PENAWARAN SUKUK RITEL TAHUN 2018
1. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) akan segera
menerbitkan surat berharga syariah negara ritel atau sukuk negara ritel
(sukri) dalam waktu dekat. Penerbitan ini merupakan salah satu bagian
dari pembiayaan untuk menutup defisit anggaran dalam anggaran
belanja dan pendapatan negara (APBN) tahun 2018.
2. Rencananya, masa penawaran sukuk ritel mulai 21 Febuari hingga 16
Maret 2018. kata Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal
(Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan
Suminto.
3. Tahun 2017 pemerintah hanya berhasil menjual sukuk ritel seri SR-009
senilai Rp 14,03 triliun atau sekitar 70,15% dari target indikatif sebesar
Rp 20 triliun. Rendahnya penjualan sukuk di tahun lalu sejalan dengan
rendahnya imbal hasil yang ditawarkan, yaitu sebesar 6,9%.
4. Padahal pada penerbitan surat utang ritel seri sebelumnya permintaan
investor sangat tinggi. Sebagai contoh, penjualan sukuk ritel seri SR-
008 tahun 2016 mencapai Rp 31,5 triliun atau Rp 1,5 triliun lebih tinggi
dari target indikatif. Saat itu, imbalan hasil yang ditawarkan memang
cukup tinggi mencapai 8,3%.
PERANAN SUKUK BAGI INDONESIA
1. Memperluas alternatif sumber pembiayaan APBN.
Sejalan dengan semakin terbatasnya daya dukung APBN untuk menggerakkan
pembangunan sektor ekonomi secara berkesinambungan dan belum optimalnya pemanfaatan
instrumen pembiayaan lainnya, maka diperlukan instrumen pembiayaan lainnya seperti Surat
Berharga Syariah Negara, atau Sukuk Negara ini.

2. Membiayai pembangunan proyek infrastruktur.


Pembiayaan proyek melalui penerbitan SBSN merupakan salah satu tahapan yang
diharapkan dapat menjadi pendorong tercapainya tujuan pembangunan nasional. Pembiayaan
melalui SBSN atau Sukuk Negara merupakan alternatif sumber pembiayaan APBN yang efektif
dan efisien.

3. Mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN).


Penerbitan Sukuk Negara yang menggunakan underlying asset berupa BMN dapat
semakin meningkatkan tertib administrasi pengelolaan BMN, serta mampu mengoptimalkan
potensi BMN sebagai dasar penerbitan Sukuk Negara.

4. Mendorong Pertumbuhan dan Pengembangan Pasar Keuangan Syariah di Indonesia.


Penerbitan Sukuk Negara diharapkan dapat memenuhi kebutuhan portofolio investasi
lembaga keuangan syariah antara lain perbankan syariah, reksadana syariah dan asuransi syariah.
LANJUTAN...
5. Memperkuat dan meningkatkan peran sistem keuangan berbasis di dalam negeri.
Melalui penerbitan Sukuk Negara diharapkan industri keuangan syariah dapat
turut berpartisipasi dan berperan aktif dalam pembiayaan APBN, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

6. Menciptakan benchmark instrumen keuangan syariah, baik di pasar keuangan syariah


domestik maupun internasional.
Penerbitan Sukuk Negara diharapkan dapat menjadi benchmark acuan bagi
penerbitan sukuk lainnya, baik oleh korporasi maupun entitas lainnya, seperti
pemerintah daerah.

7. Memperluas dan mendiversifikasi basis investor.


Dengan fleksibilitas yang dimilikinya, Sukuk Negara dapat semakin
memperluas basis investor Surat Berharga Negara karena tidak hanya bisa
menjangkau investor syariah, namun juga investor konvensional.

8. Mengembangkan alternatif instrumen investasi


Sukuk Negara diharapkan dapat menjadi alternatif instrumen investasi
syariah di pasar modal dan pasar uang, selain investasi di saham, obligasi dan
reksadana.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Untuk mewujudkan peranan-peranan tersebut, maka ada


beberpa variabel kebijakan yang harus diperhatikan:

1. Pemberian kesempatan bagi pemerintah daerah untuk


menerbitkan sukuk daerah secara langsung.

2. Menjaga kesesuaian syariah sukuk.

3. Peningkatan inovasi dan kualitas produk sukuk.

4. Edukasi dan sosialisasi publik.

Anda mungkin juga menyukai