SUKUK
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti kata obligasi
syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata “sakk”
dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan.
Pasar sukuk tumbuh pesat setelah diresmikannya UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara yang kemudian diikuti oleh penerbitan sukuk negara perdana
(seri IFR) di pasar domestik dengan total nilai penerbitan sebesar Rp 4,67 triliun (Direktorat
Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan, 2018)
Pada tahun 2018, pemerintah pertama kalinya menerbitkan green sukuk sebagai
kontribusi dalam SDGs..
UU No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN oleh pemerintah kemudian dilengkapi dengan aturan-
aturan tambahan, yaitu :
Selain itu, penerbitan SBSN dilakukan melalui proses sebagai berikut: a) Identifikasi
Barang Milik Negara atau proyek yang akan dijadikan sebagai underlying asset. b)
Perumusan struktur SBSN yang meliputi jenis akad, tenor volume, denominasi dan
metode penerbitan. c) Penyusunan dokumen yang terdiri dari dokumen transaksi/hukum,
dokumen syariah dan dokumen pasar modal; d) Pelaksanaan penerbitan/penjualan SBSN
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Karakteristik Sukuk
Risiko Investasi pada Sukuk Syariah: risiko pasar, risiko utama, risiko kredit, risiko likuiditas,
risikoimbalan, risiko re-investasi, risiko nilai tukar, risiko suku bunga, risiko negara, risiko
inflasi
Jenis-jenis Sukuk
Penerbitan Sukuk
Berdasarkan UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995. Proses penawaran umum dapat
dibagi menjadi 2 yaitu:
Pihak-pihak yang terlibat dalam penertiban sukuk: Emiten, Investor Sukuk, Special Purpose
Vechile, Wali Amanat, Penjamin Emisi Efek, Perusahaan Pemeringkat, Credit Enhancer, Tim
Ahli Syariah
Tantangan/Kendala Pengembangan dan Strategi dalam Mengatasi Kendala
SBSN/Sukuk
SISI PENAWARAN
A. Sukuk Negara
Jumlah sukuk negara yang beredar telah mencapai 48 penerbitan pada akhir tahun 2015.
Sebagaimana digambarkan dalam grafik di bawah, nilai penerbitan sukuk negara tahunan
telah meningkat dari Rp33,31 triliun pada tahun 2011 menjadi lebih dari Rp101 triliun
pada tahun 2015 sehingga menunjukkan angka CAGR sekitar 32,20% dalam periode lima
tahun ini. Dalam perkembnagannya pemerintah terus mengembangkan sukuk ini untuk
pembangunan jangka menengah dan jangka panjang.
B. Sukuk Korporasi
jumlah total sukuk korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan relatif terbatas dan
kecil, yakni 87 penerbitan sampai akhir tahun 2015. Dalam beberapa tahun terakhir,
pertumbuhan pasar obligasi korporasi konvensional di Indonesia terus mengungguli
pertumbuhan sukuk korporasi yang mengakibatkan penurunan signifikan dalam
pangsa pasar sukuk korporasi di pasar obligasi.
SISI PERMINTAAN
A. Permintaan Global
Selama beberapa tahun terakhir, permintaan global untuk sukuk Indonesia terus
berkembang dalam hal ukuran dan keragaman basis investor. distribusi investor
secara demografis cukup seimbang, yakni dengan partisipasi investor internasional
mencapai minimal 80% dari semua investor dan tersebar di Asia, Eropa, Amerika
Serikat, dan Timur Tengah.
B. Permintaan Lokal
Permintaan lokal tampaknya terus berkembang dengan basis investor yang lebih luas
membeli penerbitan sukuk lokal terutama sukuk ritel (SR). Secara keseluruhan,
permintaan untuk sukuk SR dan SNI cukup tinggi dengan basis investor yang cukup
besar. Namun, permintaan untuk sukuk jenis lain yang diterbitkan di Indonesia relatif
rendah terutama ketika dibandingkan dengan permintaan obligasi konvensional yang
sejenis.
Pasar Sekunder
Salah satu indikator paling penting dari pasar obligasi nasional yang berhasil adalah
adanya pasar sekunder yang aktif, likuid, dan efisien. Pasar sekunder yang likuid dapat
memperlancar pergerakan uang dalam perekonomian, memberikan harga pasar yang
transparan, memupuk kepercayaan, dan menarik investasi internasional ke dalam negeri.
Peningkatan Kredit
Penerbitan sukuk korporasi dapat dibuat lebih menarik bagi para investor dengan
memberikan peningkatan kredit untuk meningkatkan profil risiko instrumen ini, seperti
agunan/aset yang mendasari serta jaminan untuk memastikan bahwa imbal hasil dari aset
yang mendasari akan digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan sukuk.
Waqf Linked-Sukuk
Sukuk-Linked Waqf