SEJARAH
STANDAR
AKUNTANSI
SYARIAH YANG
BERLAKU DI
INDONESIA
Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik
bank syariah maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK
khusus yang mengatur transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59
sebagai produk pertama DSAK IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan
jempol dan merupakan awal dari pengakuan dan eksistensi keberadaan
akuntansi syariah di Indonesia. PSAK ini disahkan tanggal 1 Mei 2002,
berlaku mulai 1 Januari 2003 atau pembukuan yang berakhir tahun 2003 .
hanya berlaku hanya dalam tempo 5 tahun.
PSAK 59 dikhususkan untuk kegiatan transaksi syariah hanya di
sektor perbankan syariah, ini sangat ironis karena ketika itu sudah mulai
menjamur entitas syariah selain dari perbankan syariah, seperti asuransi
syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah. Maka seiring tuntutan akan
kebutuhan akuntansi untuk entitas syariah yang lain maka komite
akuntansi
syariah
dewan
standar
akuntasi
keuangan
(KAS
DSAK)
syariah
indonesia
(PAPSI)
Bank
Indonesia.
Selain
itu,
Publik.
akuntabilitas
publik
ETAP
yang
yaitu
Entitas
signifikan
serta
yang
tidak
menerbitkan
memiliki
laporan
namun
jika
tidak
praktis
dapat
diterapkan
secara
ETAP
terdiri
dari
30
Bab
dan
daftar
istilah
yang
daerah
untuk
menyusun
laporan
keuangan
dalam
No.
101
pengungkapan
ini
berfungsi
laporan
untuk
keuangan
mengatur
untuk
tujuan
penyajian
dan
umum (general
transaksi
dan
peristiwa
tertentu
diatur
dalam
esensi
nya
mempunyai
prinsip
semangat
Rukun Salam :
a. Subjek : muslam (pembeli) dan muslam ilaih (penjual)
b. Akad (shighat)
c. Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu modal/harga dan muslam fiih (barang yang dipesan)
Syarat Salam :
a. Modal/harga : harus jelas dan terukur, berapa harga barangnya,
berapa uang mukanya dan berapa lama, sampai pembayaran
terakhirnya.
b. Muslam fiih (barang yang dipesan) : harus jelas jenis, ciri-cirinya,
kualitas dan kuantitasnya.
4. PSAK 104 Akuntansi Istishna
Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan dan penjual. Selain itu ada juga istishna
paralel, yaitu suatu bentuk akad istishna antara pemesan dan penjual
kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada penjual, penjual
memerlukan pihak lain sebagai pembeli.
Rukun Istishna :
a. Subjek
shaani
(produsen
atau
penjual)
dan
mustashni
terjadi
murni
kesalahan/kerugian
karena
disebabkan
regulasi
karena
usaha.
Tetapi
jika
kelalain mudharibmaka
dan
menanggung resiko.
Pada akad mudharabah terdapat prinsip persaudaraan yang pada
dasarnya merupakan interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan
para pihak untuk kemanfaatan umum dengan semangat saling tolong
menolong, menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh
manfaat sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan diatas
kerugian orang lain.
6. PSAK 106 - Akuntansi Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi
dana
dengan
ketentuan
bahwa
keuntungan
dibagi
Subjek (aqidani)
Objek (maqud alaihi)
Akad (shighat)
Nisbah bagi hasil
Syarat Musyarakah :
ditentukan
sesuai
kesepakatan.
7. PSAK 107 - Akuntansi Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang tersebut.
Rukun Ijarah :
a. Subjek : mujir (pemberi sewa) dan mustajir (penyewa)
b. Objek
c. Akad (shighat)
Syarat Ijarah :
a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan penyewaan,
b. Barang yang disewakan tidak termasuk kategori haram, dan
c. Harga sewa harus terukur.
8. PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
Asuransi Syariah menurut Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) adalah usaha saling melindungi dan tolongmenolong di antara sejumlah orang, melalui investasi dalam bentuk
aset dan / atau Tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Dari pengertian nya sudah sangat jelas bahwa asuransi syariah
mengaplikasikan
prinsip
persaudaraan(ukhuwah). Ukhuwah
dalam
saling
saling
menolong (taawun),
bersinergi
dan
saling