HUKUM
KEUANGAN
NEGARA
1
MATERI KULIAH
2
Ketentuan Yang Berlaku
3
Ketentuan Yang Berlaku
(Pasal 38 UU 1/2004)
Pengertian Utang Negara
9
INSTRUMEN UTANG NEGARA
1. PINJAMAN
– Pinjaman Luar Negeri
– Pinjaman Dalam Negeri
10
JENIS-JENIS PINJAMAN (PP 10/2011)
DJPPR :
Terselenggaranya pengelolaan Surat
Berharga Negara (SBN) yang terdiri dari Surat
Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN), serta pinjaman dan
hibah yang efektif, transparan, akuntabel, dan
prudent untuk meminimalisasi biaya utang
pada tingkat risiko yang terkendali dalam
rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan
defisit APBN yang berkelanjutan.
Komite Kebijakan Pengelolaan SUN (1/2)
17
Komite Kebijakan Pengelolaan SUN (2/2)
g. Mekanisme APBN
Pengadaan pinjaman dikelola dalam mekanisme APBN
yang dalam pelaksanaannya dituangkan dalam bentuk
program dan kegiatan.
23
PRINSIP: Persyaratan dan Sifat
a. transparan;
b. akuntabel;
c. efisien dan efektif;
d. kehati-hatian;
e. tidak disertai ikatan politik; dan
f. tidak memiliki muatan yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan negara.
• Hibah berasal dari Pemberi Hibah yang diterima secara langsung oleh K/L dan
dibelanjakan secara langsung tanpa melalui pencairan dana dari Kuasa BUN.
• Agar mekanisme penerimaan dan penggunaan hibah oleh K/L sesuai dengan
APBN maka K/L wajib melakukan registrasi, ijin pembukaan rekening, revisi
DIPA dan pengesahan.
• Untuk hibah dalam bentuk uang, K/L dapat membelanjakannya sebelum revisi
DIPA ditetapkan.
Hibah Langsung memiliki ciri-ciri antara lain:
a. perjanjian hibah ditandatangani langsung oleh K/L;
b. pencairan dananya tidak melalui KPPN, namun pengesahannya
akan dilakukan di KPPN;
c. hibah dapat diperoleh secara langsung dari pihak Pemberi Hibah
dalam bentuk uang, barang/jasa, dan surat berharga (khusus BUN);
d. pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan oleh Pemberi Hibah
atau K/L sendiri; dan
e. pengadaan hibah dapat saja dilakukan secara terencana (on
budget), namun pencairan dananya tidak melalui KPPN/BUN (off
treasury).
Sumber Hibah
Hibah bersumber dari:
• dalam negeri; dan
• luar negeri
Hibah dari dalam negeri berasal dari:
a. lembaga keuangan dalam negeri;
b. lembaga non keuangan dalam negeri;
c. Pemerintah Daerah;
d. perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan di wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia;
e. lembaga lainnya; dan
f. perorangan.
Hibah dari luar negeri berasal dari:
g.negara asing;
h.lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa;
i.lembaga multilateral;
j.lembaga keuangan asing;
k.lembaga non keuangan asing;
l.lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia;
dan
m.perorangan.
Penggunaan Hibah
TERBATASNYA
SUMBER
PENDANAAN
DALAM NEGERI
DALAM RANGKA
MEMBIAYAI DAN
AMANAT
MENDUKUNG
PERUNDANG-
KEGIATAN
UNDANGAN
PRIORITAS DALAM
(UU NO.1/2004
RANGKA
DAN UU
MENCAPAI
NO.17/2003)
SASARAN
PEMBANGUNAN
MEKANISME PENERUS PINJAMAN
Perjanjian Manajemen
Pinjaman Utang
Pemberi Pemerintah RI
Pinjaman (DJPU)
1
2 4
Negosiasi Pelaporan
b
3 DJPBN
Manajemen Debitur NPPP 8d
Komitmen (Dit. SMI)
8c GL/CA
Manajemen Penerimaan 8a
8b
5
6a DIPA
Rekanan 4a RKUN
Manajemen DIPA
6b
Manajemen Kas 7
Direct Payment
6c KPPN II
L/C Manajemen
Special Account Pembayaran
Reimbursement
38
Keterangan Bagan
Keterangan Bagan :
1. Pemerintah RI dan Pemberi Pinjaman melakukan perjanjian kerjasama pemberian pinjaman.
2. Selanjutnya perjanjian pinjaman tersebut disampaikan kepada DJPBN cq. Dit. SMI sebagai
bahan dokumen pelaksanaan penerusan pinjaman.
3. Dit. SMI dan debitur melakukan perjanjian penerusan pinjaman.
4. a. Selanjutnya perjanjian penerusan pinjaman dituangkan ke dalam DIPA Dit. SMI
b. Dit. SMI membuat laporan internal sebagai bahan pengawasan pelaksanaan
perjanjian penerusan pinjaman
5. Debitur melakukan kontrak dengan rekanan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan dibiayai dari penerusan pinjaman.
6. a. Debitur mengajukan permohonan pembayaran kegiatan yang dibiayai dari
penerusan pinjaman berdasarkan pengajuan tagihan dari rekanan
b. Dit. SMI menerbitkan SPM atas permohonan pembayaran kegiatan
c. KPPN Jakarta II melaksanakan pencairan dengan 4 cara penarikan dana
yaitu direct payment, L/C, special account, reimbursement
7. Debitur melakukan pembayaran kembali atas pinjaman yang telah diterima ke RKUN
8. a. Debitur menyampaikan laporan kepada Dit. SMI atas kegiatan dan pembayaran
yang telah dilaksanakan.
b. Pelaporan dari RKUN ke Dit. SMI
c. Dit. SMI mengakuntansikan dalam general ledgers dan chart of accounts.
d. Reporting akhir
39
KENDALA PELAKSANAAN PENERUSAN PINJAMAN
PINJAMAN MACET
(POKOK PINJAMAN/BUNGA/DENDA TIDAK DIBAYAR DEBITUR)
40
SUPLEMEN
41
JENIS-JENIS PLN MENURUT PP NO. 2 TAHUN 2006
42
LANJUTAN…
43