Anda di halaman 1dari 16

MODUL 6

Reformasi
Pengelolaan
Keuangan Negara/
Daerah
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA / DAERAH

KB 1 KB 2 KB 3
Reformasi Pengelolaan Reformasi Pengelolaan Pentingnya Reformasi
Keuangan Negara Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan
Daerah
RREFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Peraturan perundang-undangan khususnya yang


mengatur keuangan Negara/daerah sampai kurun waktu yang Kelemahan perundang-undangan
cukup lama masih menggunakan peraturan perundang- dalam bidang keuangan Negara
undangan produk colonial belanda/pemerintahan Hindia menjadi salah satu penyebab terjadinya
belanda. Keuangan Negara masih menggunakan ketentuan beberapa untuk penyimpangan dalam
perundang-undangan yang di susun pada masa pemerintahan pengelolaan keuangan Negara.
colonial hindia belanda yang berlaku berdasarkan aturan  
peralihan undang-undang dasar 1945, yaitu indische
comptabiliteitswet yang lebih di kenal dengan nama ICW
stbl. 1925 No. 448 selanjutnya diubah dan diundangkan
dalam lembaran Negara 1954 No. 6, 1955 No. 49, dan
terakhir undang-undang No. 9 tahun 1968, yang ditetapkan
pertama kali pada tahun 1864 dan mulai berlaku pada tahun
1867, indische bedrijvenwet (IBW).
A.RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
Menurut UU No. 17 Tahun 2003 dalm pengertian
Keuangan Negara, keuangan daerah termasuk bagian
dari Keuangan Negara

B. ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negaramaupun dalam
pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara professional ,terbuka, dan bertanggungjawab.
Dalam Penjelasan UU No. 17 Tahun 2003,asas dalam pengelolaan keuangan negara harus berpedoman
asas-asas umum yang meliputi asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, asas spesialitas, maupun
asas-asas aru sebagai pencerminan best practice ( pentapan- penetapan kaidah yang baik) antara lain
berikut ini.
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil
• Profesionalitas
• Propososionalitas
• Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
• Pemeriksaan keuangan oleh Badan Pemeriksa yang bebas dan
mandiri.
C. KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Dalam Pasal 6 ayat 2(2) UU No. 17 Tahun 2003 di jelaskan bahwa


Presiden dalam melaksanakan pengelolaan keuangan negara dikuasai
kepada:
• Menteri Keuangan selaku pengelola keuangan fiscal dan wakil pemerintah dalam kepemilikannya
kekayaan negara yang dipisahkannya.
• Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementrian/Lembaga yang
dipimpinya.
• Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintah Daerah selaku pengelola keuangan daerah dan
mewakili Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkannya.

Dalam pelaksanaanya terdapat pendelegasian kewenagan karena tidak mungkin semua aspek
pengelolaan keuangan daerah ditangani sendiri oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Bentuk pendelegasian
kewenangan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh :

• Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuanagn Daerah selaku Pejabat Pengelola APBD
• Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang
daerah.
D. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN DAN APBD

Ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN/APBD dalam UU No. 17 Tahun


2003, meliputi penegasan tujuan dan peran penganggaran pemerintah, penegasan peran
DPR/DPRD dan pemerintah dalam penyusunan dan penetapan anggaran, pengintegrasian
sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran, penyempurnaan klasifikasi
anggaran, penyatuan anggaran, dan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah
dalam penyusunan anggaran.

Dalam penyusunan anggaran, ketentuan baru dalam UU No. 17 Tahun 2003 menyangkut belanja
Negara/belanja daerah yang menurut UU tersebut harus dirinci sampai dengan unit organisasi,
fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.
Menurut ketentuan baru dalam pasal 11 ayat (5) dijelaskan rincian belanja Negara menurut
organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian Negara/lembaga pemerintah pusat. Belanja
Negara menurut fungsi, terdiri dari pelayanan umum, pertahanan, ketertiban, dan keamanan,
ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya,
agama pendidikan dan perlindungan sosial.
E. PERTANGGUNG JAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Tujuan umum dari laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan. Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan harus
menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal:

 Aset
 Kewajiban
 Equitas dana
 Pendapatan
 Belanja
 Transfer
 Pembiayaan, dan
 Arus kas.
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambian keputusan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelporan atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya. Secara khusus, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah :

• Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah;
• Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana
pemerintah.
• Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;
• Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
• Menyediakan informasi mengenai cara entitas melaporkan pendanaan aktivitas dan memenuhi
kebutuhan kasnya.
• Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelengaraan kegiatan
pemerintah.
• Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemempuan entitas pelaporan dalam
mendanai aktivitasnya.
•  
Menurut intenational public sector accounting standard, laporan
keuangan public terdiri atas komponen berikut ini:
1. Neraca.
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban,dan ekuitas dana
pada tanggal tertentu.

2. Laporan arus kas.


Berfungsi untuk memberikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi asset
nonkeuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

3. Laporan kinerja keuangan


Merupakan laporan realisasi pendapatan dan belanja yang disusun berdasarkan basis actual.

4. Laporan perubahan ekuitas.


Yaitu laporan yang menunjukan kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.

5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan.


Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam suatu periode laporan.
 
Sesuai dengan keppres No. 2 Tahun 2005 anggota komite konsultatif terdiri dari berikut ini:

1. Direktur jenderal perbendaharaan departemen keuangan.


2. Direktur jenderal bina administrasi keuangan daerah departemen dalam negeri.
3. Direktur jenderal otonomi daerah depatemen dalam negeri.
4. Staf ahli menteri keuangan bidang pemgeluaran Negara.
5. Ketua dewan pimpinan nasional ikatan akuntansi Indonesia.
6. Ketua asosiasi pemerintah provinsi seluruh Indonesia.
7. Ketua asosiasi pemerintah kabupaten seluruh Indonesia.
8. Ketua asosiasi pemerintah kota seluruh Indonesia.
9. Ketua dewan penasihat megister akuntansi universitas Indonesia.
Dalam UU No. 1 Tahun 2004 diatur mengenai beberapa hal mengenai berikut ini:

1. Ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan Negara.


2. Kewenangan pejabat perbendaharaan Negara.
3. Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara/daerah.
4. Pengelolaan uang Negara/daerah.
5. Pengelolaan piutang dan utang Negara/daerah.
6. Pengelolaan investasi dan barang milik Negara/daerah.
7. Penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD
8. Pengendalian internal pemerintah.
9. Penyelesaian kerugian Negara/daerah.
10. Pengelolaan keuangan badan layanan umum.
Dalam pasal 3 UU No. 15 Tahun 2004 dijelaskan bahwa pemeriksaan oleh akuntan public harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan undang-undang dan laporan hasil pemeriksaan wajib disampaikan kepada BPK dan
dipublikasikan kepada public.

  Pemeriksaan terdiri atas berikut ini:


• Pemeriksaan Keuangan

Yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan

• Pemeriksaan kinerja

Yaitu pemeriksaan atas pengelolaan keuangan Negara yang tediri atas pemeriksaan
aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas .

• Pemeriksaan dengan tujuan


tertentu
Kegiatan Belajar 2
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Reformasi dibidang keuangan mencakup reformasi dibidang pengelolaan keuangan
daerah maupun reformasi anggaran daerah. Dalam pengelolaan keuangan daerah,
paradigma baru yang dituntut masyarakat (public) adalah dilakukannya pengelolaan
keuangan daerah yang lebih berorientasi pada kepentingan public (public oriented).

Reformasi keuangan daerah menyangkut berikut ini:

1. Reformasi sistem pembiayaan (financing reform)


2. Reformasi sistem penganggaran (budgeting reform)
3 Reformasi sistem akuntasi (accounting reform)
4. Reformasi sistem pemeriksaan (audit reform)
5. Reformasi sistem manajemen keuangan daerah (financial management
reform).
 
A. PP No. 104 Thun 2000 tentang Dana Perimbangan
Dana perimbangan terdiri dari :
• Bagian Daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Pembangunan
• Dana Alokasi Umum
• Dana Alokasi Khusus

B. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Daerah
Perbedaan Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah antara PP 5/75 dan
PP 6/75 dengan PP 105 Tahun 2000
C. PP No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Dalam
Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

D. PP No. 107 Tahun 2000 Tentang Pinjaman


Pinjaman Daerah dapat bersumber dari :
• Dalam Negeri
• Luar Negeri
E. PP No. 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggung jawaban Kepala Daerah

F. PP No. 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

G. PP No. 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
 
Kegiatan Belajar 3
PENTINGNYA REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Keuangan Daerah memiliki peranan yang sangat penting bagi terlaksananya


fungsi –fungsi pemerintahan daerah.
Seiring dengan pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah,
anggaran daerah diharapkan mampu berperan sebagai instrument kebijakan, serta
instrument manajemen pemerintahan daerah:
1. Sebagai instrument kebijakan,
2. Sementara sebagai instrument manajemen

Peraturan hukum yang mengatur pengelolaan keuangan Negara dan keuangan


daerah, dalam implementasinya ternyata masih banyak dijumpai kendala serta persoalan-
persoalan di daerah. Untuk kedepannya, reformasi pengelolaan keuangan daerah dan
anggaran daerah sebaiknya diarahkan pada perubahan-perubahan (ada di hal. 6.41 10
point.)
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai