Anda di halaman 1dari 34

1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


( CALK )

RSUD STS KABUPATEN TEBO


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan laporan yang tersruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah yaitu basis akrual.
Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi bernasis akrual, menyajikan laporan realisasi
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan tentang
anggaran.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi laporan
keuangan,realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas
suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan
atas sumber daya yang dikelola dengan :
1) Menyediakan informasi mengenai posisi sumberdaya ekonomi, kewajiban,dan ekuitas
pemerintah daerah.
2) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas pemerintah daerah.
3) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi.
4) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggaran yang ditetapkan
5) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi
kebutuhan kasnya.
6) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah daerah untuk membiayai penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan ;dan
7) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelapor dalam
mendanai aktivitasnya.
2

Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:


1) Indikasi sumber daya yang telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran ;dan
2) Idikasi sumber daya yang diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,termasuk batas
anggaran yang ditetapkan dalam RAB.
Untuk memenuhi tujuan umum ini,laporan keuangan Inspektorat menyediakan informasi mengenai
entitas pelaporan dalam hal:
1) Aset;
2) Kewajiban;
3) Ekuitas;
4) Pendapatan-LRA;
5) Belanja;
6) Transfer;
7) Pembiayaan;
8) Saldo anggaran lebih;
9) Pendapatan-LO;
10) Beban;dan
11) Arus kas.
Informasi dalam laporan keuangan tersebut relevan untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan,
namun demikian masih diperlukan informasi tambahan,termasuk laporan non keuangan, untuk
dilaporkan bersama sama dengan laporan keuangan guna memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai aktifitas suatu entitas pelaporan selama satu periode.
a. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada Inspektorat Kab. Tebo dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
b. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
Inspektorat dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan
dan pengendalian atas seluruh Aset, kewajiban, dan ekuitas dana untuk kepentingan
masyarakat.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan tingkat ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Laporan Keuangan RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kab. Tebo terdiri dari:
a.Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset,kewajiban,dan
ekuitas pada tanggal tertentu.pemerintah daerah mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancer
dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang dalam neraca.sedangkan ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah
yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelaporan.
3

b. Laporan Realisasi Anggaran.


Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah daerah yang
menunjukkan ketaatan terhadap BLUD. laporan realisasi anggaran menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan dan menyajikan
unsur-unsur sebagai berikut:
a) Pendapatan-LRA;
b) Belanja;
c) Transfer;
d) Surplus/defisit-LRA;
e) Pembiayaan; dan
f) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
c. Laporan Operasional (LO)
Laporan operasional menyajikan po-pos sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO dari kegiatan opersional;
b) Beban dari kegiatan operasional;
c) Surplus/defisit dari kegiatan non operasional;
d) Pos luar biasa;dan
e) Surplus/defisit-LO.
d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan perubahan ekuitas menyajiakan pos-pos:
a) Ekuitas awal;
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari
dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan mendasar,seperti:
(1) Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya;
(2) Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir
e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas laporan keuangan menyajikan ikhtisar sumber,alokasi dan pemakaian sumber daya
ekonomi yang dikelola pemerintah daerah yang mengambarkan perbandingan antara realisasi
dan anggarannya dalam satu periode pelaporan.
f. Pernyataan Tanggung Jawab Kepala SKPD
Laporan Keuangan RSUD Sultan Thaha Saifuddin yang terdiri dari Neraca Restatement
(penyajian kembali) T.A 2017 dan Neraca T.A 2018, Laporan Realisasi Anggaran 2018, laporan
Operasional (LO) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Catatan atas Laporan Keuangan (Calk)
T.A 2018, sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami.
4

1.2. Dasar Hukum Pelaporan Keuangan


Pelaporan keuangan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang mengatur keuangan daerah, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya yang
mengatur Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
j. Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tebo;
k. Peraturan Bupati Tebo Nomor 41 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Tebo.
l. Peraturan Bupati Tebo Nomor 27 Tahun 2009 tentang Sistem Dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Tebo.
m. Peraturan Bupati Tebo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Tebo.
n. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
o. Peraturan Bupati Tebo Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo
p. Peraturan Bupati Tebo Nomor 33A tahun 2014 Tentang Sistem
Akuntansi Pemerintahan Daerah.
1.3. Komponen Laporan Keuangan
Unsur laporan keuangan ini menggunakan format sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu sebagai berikut:
a. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan
tanggal ekuitas pada tanggal tertentu.setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam
asset lancer dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka
pendek dan jangka panjang dalam neraca.
Setiap entitas pelaporan menggungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup
jumlah-jumlah yang akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas)bulan setelah tanggal
pelaporan.
5

Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:


1. Kas dan setara kas
2. Investasi jangka pendek
3. Piutang Pajak dan bukan pajak
4. Persediaan
5. Investasi jangka panjang
6. Asset tetap
7. Kewajiban jangka pendek
8. Kewajiban jangka panjang
9. Ekuitas
Pengungkapan akan bervariasi untuk setiap posnya
a. Piutang dirinci menurut jumlah piutang pajak,retribusi,penjualan,pihak terkait uang muka
dan jumlah lainya piutang transfer dirinci menurut sumbernya.
b. Persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengatur akuntansi untuk
persediaan.
c. Asset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai dengan standar yang mengatur
tentang asset tetap.
d. Utang transfer dianalisis menurut entitas penerimannya.
e. Dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya.
f. Pengungkapan kepentingan pemerintah daerah dalam perusahaan daerah/lainnya adalah
jumlah penyertaan yang diberikan, tingkat pengendalian dan metode penilaian.
Pos-pos selain yang disebutkan diatas disajikan dalam neraca jika standar akuntansi
pemerintahan mensyaratkan, atau jika penyajian demikian perlu untuk menyajikan secara wajar
posisi suatu keuangan suatu etitas pelaporan.
b. Laporan Realisasi Anggaran.
Laporan realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah daerah yang
menunjukkan ketaatan terhadap APBD.
Laporan realisasi anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsure unsure sebagai berikut:
a. pendapatan-LRA;
b. belanja;
c. transfer;
d. surplus/defisit-LRA;
e .pembiayaan;
f. sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
Laporan realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan dalam
suatu periode laporan.
Laporan realisasi Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam catatan atas Laporan
keuangan.penjelasaan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran
seperti kebijakan fiskal dan moneter,Sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara
anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang
dianggap perlu untuk dijelaskan.
6

c. Laporan Operasional (LO)


laporan financial mencangkup laporan operasional yang menyajikan pos-pos sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
b) Beban dari kegiatan operasional;
c) Surplus/deficit dari kegiatan Non Operasional,bila ada;
d) Pos luar biasa,bila ada;
e) Surplus/deficit-LO.
Penambahan pos-pos,judul dan subtotal disajikan dalam laporan operasional jika standar ini
mensyaratkannya,atau jika diperlukan untuk menyajikan dengan wajar hasil operasi suatu entitas
pelaporan.
Dalam hubungannya dengan laporan operasional,kegiatan operasional suatu entitas pelaporan
dapat dianalisis menurut klasifikasi ekonomi atau klasifikasi fungsi/program untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.penambahan pos-pos dapat diubah apabila diperlukan untuk
menjelaskan operasi dimaksud.faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi materialitas dan
sifat serta fungsi komponen pendapatan-LO dan beban.
Dalam laporan operasiona lyang dianalisis menurut suatu klasifikasi beban,beban-beban
dikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi (sebagai contoh beban penyusutan/amortisasi,beban
alat tulis kantor,beban transportasi dan beban gaji dan tunjangan pegawai),dan tidak
direalokasikan pada berbagai fungsi dalam suatu entitas pelaporan.metode ini sederhana untuk
diaplikasikan dalam kebanyakan entitas kecil Karena tidak memerlukan alokasi beban operasional
pada berbagai fungsi.
Dalam laporan operasional,surplus/defisit penjualan aset nonlancar dan pendapatan/beban luar
biasa dikelompokkan dalam kelompok tersendiri.
d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos.
a) Ekuitas awal
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas,yang antara lain berasal
dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan mendasar,misalnya:
1. koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode periode
sebelumnya;
2. perubahan nilai asset tetap Karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
Disamping itu,suatu entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang
terdapat dalam laporan perubahan ekuitas dalam catatan atas laporan keuangan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan
laporan keuangan entitas lainnya,Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal
sebagai berikut:
a) Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi;
b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi micro
7

c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam pencapaian target;
d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan Akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya;
e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan;
f) Informasi yang diharuskan oleh pernyataan standar akuntansi pemerintahan yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
g) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,yang tidak disajikan dalam
lembar muka keuangan.
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam laporan
realisasi Anggaran, laporan perubahan saldo Anggaran lebih, Neraca, Laporan operasional,
Laporan arus kas, dan laporan perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas Laporan keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan Realisasi anggaran, laporan perubahan saldo
anggaran lebih,neraca, laporan operasional, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.
Kebijakan –kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan meliputi hal-
hal sebagai berikut:
(a) Pengakuan pendapatan LRA dan Pendapatan-LO
(b) Pengakuan belanja
(c) Pengakuan beban
(d) Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian
(e) Investasi
(f) Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud
(g) Kontrak-kontrak kontruksi
(h) Kebijakan kapitalisasi pengeluaran
(i) Kemitraan dengan pihak ketiga
(j) Biaya penelitian dan pengembangan
(k) Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri
(l) Dana cadangan
(m) Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai

1.4. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) ditulis dengan merujuk pada ketentuan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 4 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
dan mengadopsi susunan Catatan atas Laporan Keuangan dalam lampiran E.XXV Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
8

Struktur Catatan atas Laporan Keuangan ini disajikan dalam 7 Bab dengan sistematika sebagai
berikut:
a. Bab I Pendahuluan, memuat uraian dan penjelasan meliputi:
1) Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan.
2) Dasar hukum pelaporan keuangan.
3) Komponen Laporan Keuangan.
4) Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan.
5) Entitas.
6) Pendekatan penyusunan Laporan Keuangan.
b. Bab II Ekonomi Makro, kebijakan keuangan dan indikator pencapaian target kinerja
Inspektorat, memuat uraian dan penjelasan meliputi:
1) Ekonomi makro.
2) Kebijakan pengelolaan keuangan RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kab. Tebo
3) Penyusunan dan penetapan RBA RSUD Kab. Tebo
4) Indikator pencapaian target kinerja RSUD Kab. Tebo
c. Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan, memuat uraian dan penjelasan meliputi:
1) Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja.
2) Hambatan dan kendala dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.
d. Bab IV Kebijakan Akuntansi, memuat uraian dan penjelasan meliputi:
1)Entitas Akuntansi/entitas pelaporan keuangan Inspektorat Kab. Tebo
2) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
3) Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
4)Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan.
5) Penerapan kebijakan akuntansi tertentu.
e. Bab V Penjelasan pos–pos laporan keuangan, memuat uraian dan penjelasan meliputi:
1) Laporan Realisasi Anggaran.
2) Belanja
3) Transfer
4) Pembiayaan
5) Pendapatan L-O
6) Beban
7) Aset
8) Kewajiban
9) Ekuitas Dana
9

f. Bab VI Penjelasasan atas informasi non keuangan, memuat uraian dan penjelasan meliputi:
1) Kedudukan dan bentuk hukum.
2) Organisasi Inspektorat Kabupaten Tebo
g. Bab VII Penutup.
1.5. Entitas
Untuk Tahun Anggaran 2018, entitas dalam RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
yang dicakup dalam Laporan Keuangan RSUD Kabupaten Tebo meliputi:
Program Kegiatan RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
- Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik
- Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
- Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
- Kegiatan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
- Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
- Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
- Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
- Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
- Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
- Kegiatan Penyediaan Jasa Penunjang Tenaga Administrasi
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
- Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional
- Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
- Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
- Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
4. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah
- Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala
- Kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemda
- Kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan
- Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif
- Kegiatan Reviw Laporan Keuangan dan kinerja Pemda
- Kegiatan Evaluasi Lakip Dinas Instansi / SKPD
5. Program Peningkatan Profosionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
- Kegiatan Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
- Kegiatan Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja.
10

1.6. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan


Penyusunan dan pelaksanaan RKA RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan hal tersebut di atas serta memperhatikan kondisi yang ada dalam penerapan
sistem pengelolaan keuangan daerah, terhadap penyusunan dan penyajian Laporan.
Laporan Keuangan Semesteran Pemerintah Kabupaten Tebo T.A 2018 dilakukan beberapa
penyesuaian dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan dan penatausahaan akuntansi dan penyusunan Laporan Keuangan Daerah
dilakukan secara terpusat di Bagian Akuntasi dan Pelaporan Setda Kab. Tebo yang
melaksanakan fungsi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah sekaligus bertindak
selaku entitas pelaporan.
b. Penyelenggaraan pembukuan dilakukan mulai dari tingkat RSUD dan membuat Laporan
Keuangan (sebagai entitas Pelaporan) yang disampaikan kepada Bupati cq. Kabag
Akuntansi dan Pelaporan, kemudian digabungkan menjadi Laporan Keuangan Daerah
oleh Kabag Akuntansi dan Pelaporan Setda Kab. Tebo.
c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pengguna anggaran dalam melakukan
pencatatan akuntansi diharapkan sudah menggunakan sistem pembukuan double entry,
namun hal ini belum berjalan sebagaimana yang diharapkan karena belum ada SKPD
yang melakukan sistem pembukuan double entry. Hal ini terjadi karena keterbatasan
sumber daya manusia yang berlatar pendidikan akuntansi di masing – masing SKPD.
d. Struktur Laporan Realisasi Anggaran disesuaikan dengan struktur APBD yang ketika
disusun berdasarkan persetujuan bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah.
e. Catatan atas Laporan Keuangan juga disusun dengan mempedomani
struktur/sistematika sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar
Akuntansi Pemerintah.
11

BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA

Ekonomi Makro
Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan pada Rencana Kerja RSUD
Tahun 2018 memberikan gambaran Ekonomi Makro Tahun 2018 dan pembiayaan pembangunan
yang diperlukan. Gambaran ekonomi tersebut dicapai melalui berbagai prioritas pembangunan serta
langkah kebijakan yang disusun untuk menghadapi tantangan pembangunan dalam rangka
pencapaian sasaran kinerja Inspektorat Tahun 2018.
2.1 kinerja APBD adalah pengukuran kinerja yang mencakup penetapan indikator kinerja dan
penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan / program sesuai dengan Dengan
diakuinya Akuntansi Pemerintahan didalam disiplin Akuntansi, Akuntansi menjadi lebih
variatif. Jika diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkupnya, Akuntansi dapat dibagi dua,
yaitu Akuntansi Mikro dan Akuntansi Makro.akuntansi Pemerintahan dan akuntansi Bisnis
termasuk dalam Akuntansi Mikro, sementara akuntansi sosial termasuk dalam akuntansi
Makro.
2.2 Kebijakan keuangan dengan menganggarkan kegiatan yang menyentuh dengan
kepentingan-kepentingan terhadap masyarakat dengan kondisi saat sekarang tentunya lebih
baik dari periode sebelumnya, kondisi yang di anggarkan tentunya terealisasi sesuai dengan
kegiatan yang di laksanakan.
2.3 Indikator pencapaian target sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh RSUD Sultan
Thaha Saifuddin Kab. Tebo dalam rangka mewujudkan misi RSUD Sultan Thaha Saifuddin
Kab. Tebo
12

BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Untuk pencapaian target kinerja program/kegiatan berupa pelaporan kinerja disajikan tersendiri
dalam dokumen “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah” (LAKIP) mengacu pada pedoman
yang ditetapkan oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada dokumen LAKIP tersebut
dilaporkan Aspek Akuntabilitas Kinerja, dimana esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada
sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama Tahun 2008, yang di dalamnya
antara lain diuraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan/sasaran strategis,
tingkat efisiensi suatu program melalui perbandingan output dengan inputnya, serta tingkat efektivitas
suatu program melalui perbandingan outcome dengan targetnya.
Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan RSUD Sultan Thaha Saifuddin
Pada Tahun 2018 RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo telah melaksanakan Anggaran secara
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pada Tahun Anggaran 2018.
Pencapaian kinerja yang telah ditargetkan RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo Tahun 2018
tidak terlepas dari adanya dukungan dana yang telah dianggarkan sebesar Rp 19.000.000.000,00
(Sembilan belas milyar rupiah ) dan telah direalisasikan sebesar Rp 17.726.828.213,00 (Tujuh belas
milyar tujuh ratus dua puluh enam juta delapan ratus dua puluh delapan ribu dua ratus tiga belas rupiah).
Berdasarkan Perhitungan RBA Tahun Anggaran 2018 sebagaimana tersebut di atas, kinerja
keuangan RSUD Kabupaten Tebo dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp 19.000.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar
Rp.19.370.551.955,58 atau 102% dari anggarannya. Pada sisi lain, Belanja yang dianggarkan sebesar
Rp 19.000.000,00. direalisasikan sebesar Rp 17,787.430.206,00 atau 92 % dari anggaran.
2. Pendapatan RSUD STS Kabupaten Tebo mulai tanggal 1 januari 2018 di setor ke kas BLUD RSUD
STS Kab. Tebo karena pada tanggal tanggal 27 Agustus 2016 dengan SK no 586 RSUD STS
Kabupaten Tebo di tetapkan sebagai PPK BLUD.
3. Hal ini menunjukkan kinerja keuangan sudah optimal untuk pencapaian kinerja pendapatan. Begitu
pun dari sisi belanja menunjukkan pencapaian kinerja yang positif yakni dapat menekan defisit
anggaran (efisiensi).
13

BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


Entitas pelaporan dalam Laporan Keuangan ini adalah Pemerintah Kabupaten Tebo, yang
merupakan bagian dari Provinsi Jambi. Pemerintah Kabupaten Tebo merupakan daerah pemekaran
dari Kabupaten Bungo Tebo dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Penyelenggaraan pembukuan dilakukan mulai dari tingkat SKPD dan membuat laporan keuangan
(sebagai entitas pelaporan) yang disampaikan kepada Bupati cq Kabag Akuntansi dan Pelaporan serta
digabungkan menjadi Laporan Keuangan Daerah oleh Bidang Akuntansi dan Pelaporan.
4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah daerah yaitu basis akrual.
Namun, dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas,maka LRA disusun
berdasarkan basis kas.
Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada
saat Kas atau Setara Kas diterima atau dikeluarkan.
Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada
saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa memperhatikan saat Kas atau setara Kas
diterima atau dikeluarkan.
4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
a. Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas Umum Daerah.
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netto-nya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
b. Belanja
1) Pengakuan belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum daerah.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran.
2) Pengukuran Belanja
Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto dan diukur berdasarkan nnilai nominal
yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen pengeluaran yang sah.
c. Surplus/Defisit
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam
pos Surplus/Defisit.
14

d. Pembiayaan
1) Pengakuan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening kas BLUD RSUD STS
Kaupaten Tebo.
- Pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari rekening kas umum daerah.
2) Pengukuran pembiayaan
- Pengukuran pembiayaan mengunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang
diterima atau yang akan diterima dan nilai sekarang kas yang dikeluarkan atau yang akan
dikeluarkan.
- Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi kemata uang rupiah
berdasarkan nilai mata uang rupiah pada tanggal transaksi pembiayaan.
e. Aset
Aset diakui pada saat diterima kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Aset
diklasifikasikan menjadi Kas, Investasi Jangka Pendek, Piutang, Persediaan, Investasi jangka
Panjang, aset tetap dan aset lainya.
f. Kewajiban
1) klasifikasi kewajiban
Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan
dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lannya
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek di RSUD Sultan Thaha Saifuddin terdiri atas :
1. Utang perhitungan pihak ketiga (PFK)
2. Pendapatan diterima dimuka
3. Utang beban
4. Utang jangka pendek lainnya.
2) Pengakuan kewajiban
Kewajiban diakui pada saat :
- Dana pinjaman diterima oleh pemerintah
- Dana pinjaman dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan pemerintah daerah
- Pada saat kewajiban timbul
3) Pengukuran kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yang mencerminkan nilai kewajiban
pemerintah daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
g. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek.
Ekuitas Dana Lancar terdiri dari Silpa; Pendapatan yang Ditangguhkan; Cadangan Piutang;
Cadangan Persediaan; dan Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam
Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya, dikurangi dengan Kewajiban Jangka
Panjang.
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang dicadangkan untuk
tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
15

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan
Kebijakan Akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan ini pada dasarnya
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, dengan Pokok-Pokok Kebijakan sebagai berikut:
a.Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan diakui pada saat kas diterima pada Buku Kas Umum ,
serta Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Buku Kas
Umum. Terhadap pembayaran yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran atas pengelolaan
Uang Persediaan/Pengisian Kas, Belanja dicatat pada saat penggunaan Uang
Persediaan/Pengisian Kas tersebut telah disahkan oleh fungsi verifikasi.
b.Laporan Arus Kas
Kas masuk dicatat pada saat kas diterima pada Buku Kas Umum, serta kas keluar dicatat pada
saat Kas dikeluarkan dari Buku Kas Umum.
c. Neraca
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan neraca Mengacu kepada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007. Kebijakan akuntansi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Kas
Kas terdiri dari kas di kas daerah, kas dibendahara penerimaan, kas di Bendahara
Pengeluaran dan Kas di BLUD. Termasuk dalam kategori kas adalah setara kas yang
merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid dan siap dicairkan menjadi kas
dengan jatuh tempo kurang dari tiga bulan tanggal perolehannya.
2) Piutang Pajak dan Retribusi
Piutang dinilai sebesar nilai nominal.
Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. untuk Piutang Retribusi yang
diakui sebagai Piutang bila sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT)..
3) Persediaan
Pencatatan persediaan dilakukan dengan :
a. Metode perpetual, untuk jenis persediaan yang sifatnya continues dan membutuhkan
control yang besar, seperti obat-obatan. Dengan metode perpetual, pencatatan dilakukan
setiap ada persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilai/jumlah persediaan selalu
ter-update.
b. Metode Priodik, untuk persediaan yang penggunannya sulit diidentifikasi, seperti alat
tulis kantor (ATK). Dengan metode ini, pencatatan hanya dilakukan pada saat terjadi
penambahan, sehingga tidak meng-update jumlah persediaan. Jumlah persediaan akhir
diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir priode.
Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First In First Out) harga pokok dari barang-barang
yang pertama kali dibeli akan menjadi harga barang yang digunakan/dijual pertama kali.
Sehingga nilai persediaan akhir dihitung dimulai dari harga pembelian terakhir.
16

4) Aktiva tetap
Aktiva Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode
akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Aktiva tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh
APBD melalui pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan Aset lainnya dan dari
sitaan atau rampasan.
Aktiva tetap terdiri dari :
- Tanah;
- Peralatan dan Mesin;
- Gedung dan Bangunan;
- Jalan, Irigasi dan Jaringan;
- Aset Tetap Lainnya; dan
- Konstruksi (bangunan) dalam Pengerjaan.
Aktiva Tetap dinyatakan dalam Neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Apabila
Aktiva Tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai Aktiva
Tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasi.
Dalam hal penilaian Aktiva Tetap, apabila nilai historis maupun harga perolehan yang
diestimasikan tidak memungkinkan, maka Aktiva Tetap yang bersangkutan sementara
dinyatakan dalam Neraca dengan nilai Rp 0,00 untuk tiap satuan barang.
Aktiva Tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat, berlebih, usang, hilang
dan sebagainya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
Aktiva Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat
aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur berdasarkan nilai
wajar dari harga pasar atau harga penggantinya pada saat diperoleh.
5) Aktiva Lain-Lain
Aktiva Lain-Lain adalah Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aktiva Lancar,
Aktiva Tetap maupun Investasi Permanen.
Aktiva Lain-Lain di antaranya terdiri dari:
- Tagihan Penjualan Angsuran;
- Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate Transfer/BOT);
- Dana cadangan; dan
- Aktiva lainnya.
Aktiva Lainnya yang diperoleh melalui pembelian dinilai dengan harga perolehan. Dalam
hal tagihan penjualan angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah, harga perolehan
merupakan harga nominal dari kontrak.
17

4.5 Penerapan Kebijakan Akuntansi Tertentu


Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan ini pada dasarnya
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Beberapa kebijakan akuntansi yang diberlakukan khusus pada Tahun 2008
adalah belum dicatatnya penyusutan terhadap aset yang dimiliki Pemerintah Daerah. Belum
dicatatnya penyusutan karena terhadap seluruh perolehan aset sebelum Tahun 2006 ke bawah telah
dilakukan appraisal oleh konsultan.
18

BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

Pada Bab ini diuraikan secara rinci mengenai pos-pos yang terdapat dalam Laporan Keuangan,
yaitu pos Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran, serta
pos Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana terdapat dalam Neraca. Serta disajikan penjelasan mengenai
aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana yang tercantum dalam Laporan Arus Kas.
Neraca menggambarkan posisi keuangan RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
mengenai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana pada tanggal 31 Desember 2018, Laporan Realisasi
Anggaran menyajikan gambaran informasi mengenai realisasi Pendapatan, Belanja, Transfer,
Surplus/Defisit dan Pembiayaan komparatif dengan anggarannya dalam Tahun Anggaran 2018 dan
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama Tahun Anggaran 2018, dan saldo Kas dan Setara Kas pada tanggal 31 Desember 2018.
5.1. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset,kewajiban dan
ekuitas pada tanggal tertentu, Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset lancar dan
nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang dalam neraca.
Neraca menyajikan secara komperatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut :
a. kas dan setara kas
b. investasi jangka pendek
c. piutang pajak dan bukan pajak
d. persediaan
e. investasi jangka panjang
f. aset tetap
g. kewajiban jangka pendek
h. kewajiban jangka panjang
i. ekuitas

Rincian atas beberapa pos dalam Neraca dimaksud adalah sebagai berikut :
5.1.1 Aset Rp 8.900.729.969,92
a. Aset Lancar Rp 8.726.129.978,92
Aset Lancar sebesar Rp 8.726.129.978,92 adalah saldo per 31 Desember 2017 yang terdiri
dari:
Per 31 Des 2017 Per 31 Des 2016
No. Uraian
(Rp) (Rp)
1 Kas di Kas Daerah
2 Kas di Bendahara
0,00
Pengeluaran
3 Kas di Bendahara
4 Penerimaan 13.017.236,00 0,00
Kas di BLUD
5 Investasi Jangka Pendek 1.569.512.759,58
6 Piutang Pendapatan 3.471.040.800,00 0,00
7 Penyisihan Piutang (17.355.204,00) 0,00
8 Beban dibayar dimuka 58.216.603,34 0,00
9 Persediaan 3.631.697.784,00 0,00
Jumlah Rp 0,00
Rp 8.726.129.978,92
19

b. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 0,00


Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp 0,00 merupakan saldo Kas di Bendahara
Pengeluaran OPD yang telah disetor kembali ke Kas Daerah
1) Kas di Bendahara Penerimaan Rp 13.017.236,00
Terdiri dari retribusi pelayanan kesehatan dari pasien umum pada tanggal 29 Desember
2017 s/d 1 Januari 2018.
2) Piutang Retribusi Rp 3.471.040.800,00
Terdiri dari retribusi pelayanan kesehatan BPJS bulan November s/d Desember 2017.
3) Persediaan Rp 3.631.697.784,00
Saldo Persediaan per 31 Desember 2017 sebesar Rp 3.631.697.784,00 terdiri dari:
Per 31 Des
Per 31 Des 2017
No. Uraian 2016
(Rp)
(Rp)
1. Persediaan ATK 0,00 0
2. Bahan Makan pasien 8.359.224,00 0
3. Obat dan BHP 3.578.120.160,00 0
4. Persediaan Alat Listrik 0 0
5. Persediaan Benda Pos dan Materai 0 0
6. Cetak 45.218.400,00 0
Jumlah 0,00
3.631.697.784,00

c. Aset Tetap Rp 174.600.000,00


Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2017 senilai Rp 174.600.000,00 terdiri dari:
Per 31 Des 2017 Per 31 Des 2016
No. Uraian
(Rp) (Rp)
1. Tanah 0 0
2. Peralatan dan Mesin 174.600.000,00 0
3. Gedung dan Bangunan 0 0
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0
5. Aset Tetap Lainnya 0 0
6. Konstruksi dalam Pengerjaan 0 0
7. Akumulasi Penyusutan 0 0
Jumlah 174.600.000,00 0

d. Aset Lainnya Rp 0,00


Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dilaporkan sebesar Rp 0,00

5.1.2 Kewajiban Rp 2.405.451.065,00


Kewajiban per 31 Desember 2017 bersaldo Rp 0,00 dengan rincian sebagai berikut:
Per 31 Des 2017 Per 31 Des 2016
No. Uraian
(Rp) (Rp)

1. Kewajiban Jangka Pendek 2.405.451.065,00


0

2. Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0

Jumlah 2.405.451.065,00
0
20

a. Kewajiban Jangka Pendek Rp 2.405.451.065,00


Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2017 bersaldo Rp 2.405.451.065,00 dengan
rincian sebagai berikut:
Per 31 Des
Per 31 Des 2017
No. Uraian 2016
(Rp)
(Rp)
1. Obat 0,00
1.144.741.035,00
Bahan habis pakai medis
2. 1.260.710.030,00 0,00
(BHP)
2.405.451.065,00
Jumlah 0,00

5.1.3 Ekuitas Rp 6.495.278.913,92

Ekuitas Dana per 31 Desember 2017 bersaldo Rp 6.495.278.913,92


5.2. Laporan Realisasi Anggaran
Dalam Catatan atas Laporan Keuangan ini, disajikan informasi rincian pos Belanja sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
sebagai berikut:
Realisasi 2017 Bertambah/ Realisasi
No Uraian Anggaran (Rp) %
(Rp) Berkurang (Rp) 2016 (Rp)
17,484,277,8
a. Belanja Operasi 50,00 17,612,830,206 ,00 (128,552,356,00) 106 0

1,515,722,150,
b. Belanja Modal 174.600.000,00 1,341,122,150 ,00 0,8 0
00
17.787.430.2
Jumlah 19.000.000.000,00 06,00 1.212.569.794,00 0

Berdasarkan tabel di atas anggaran yang disediakan sebesar Rp 19.000.000.000,00 dan direalisasikan
sebesar Rp 17.787.430.206,00 Belanja Modal seluruhnya berada di bawah alokasi anggaran yang
disediakan.
a. BelanjaOperasi Rp 17,612,830,206 ,00
Belanja Operasi dipergunakan untuk pembayaran Belanja Pegawai, Belanja Barang.
Belanja Operasi TA 2017 dianggarkan senilai Rp 17.484.277.850,00 dan direalisasikan
sebesar Rp 17.612.830.206,00 dari anggaran dengan rincian sebagai berikut:
Realisa
Bertambah/
No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi 2017 (Rp) % si 2016
Berkurang (Rp)
(Rp)
4,385,798,479,
1. Belanja Pegawai 3,813,130,000 ,00 00 (572.668.479,00) 115 0

13,227,031,727, 444,116,
2. Belanja Barang 13,671,147,850,00 00 123,00 96,7 0
dan Jasa
17,612,830,206, (128,552,356,
Jumlah 17,484,277,850,00 00 00) 100,7 0

1) Belanja Pegawai Rp 4.385.798.479,00


21

Merupakan kompensasi, dalam bentuk honorarium panitia pelaksana kegiatan, Honorarium


pegawai tidak tetap, uang lembur dan belanja pegawai (BLUD) serta objek sejenis lainnya.
Belanja Pegawai dianggarkan untuk membiayai pengeluaran honorarium PNS dan Non PNS
Jumlah tersebut merupakan realisasi Belanja Pegawai periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31
Desember 2017, terdiri dari:

Realisasi 2017 Bertambah/


No URAIAN Anggaran (Rp) %
(Rp) Berkurang (Rp)

1. Belanja Pegawai
Langsung

Honorarium Panitia 685.355.000,00 670.915..000,00 14.440.000,00


Pelaksana Kegiatan

Honor Lembur Pegawai 2.233.775.000,00 2.835.883.479,00 (602.108.479,00)

.
Honor pegawai tidak 894.000.000,00 879.000.000,00 15.000.000,00
tetap

Jumlah 3.813.130.000,00 4.385.798.479,00 (572.668.479,00)

2) Belanja Barang dan Jasa Rp 13,227,031,727


Merupakan pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua
belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program kegiatan pemerintahan daerah,
dan dirinci menurut objek belanja bahan pakai habis, belanja persediaan bahan/material, belanja
jasa kantor, belanja jasa premi asuransi, belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja cetak dan
pengandaan,belanja sewa, belanja makanan dan minuman, belanja pakaian dinas dan atributnya,
belanja perjalanan dinas, belanja diklat dan pelatihan, sosialisasi dan bimtek PNS,belanja
honorarium non PNS, belanja honorarium PNS dan objek sejenis lainnya.
periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017, terdiri dari:

NO URAIAN Anggaran Realisasi Bertambah %


2017

1. Belanja alat tulis kantor 75.682.100,00 70.450.100,00 5.232.00,00

2. Belanja Alat Listrik dan 93.899.000,00 88.352.300,00 5.546.700,00


Elektronik

3. Belanja Bahan Bakar Minyak 170.000.000,00 158.016.000,00 11.984.000,00


dan Gas

4 Belanja telepon, PDAM, dan 358.544.000,00 346.128.292,00 12.415.708,00


PLN

5. Belanja bahan perlengkapan 74.500.000,00 71.261.000,00 3.239.000,00


pameran dan promosi

6. Belanja surat kabar/majalah 27.400.000,00 27.400.000,00 0

7. Belanja Materai 6.000.000,00 6.000.000,00 0

NO URAIAN Anggaran Realisasi Bertambah %


22

2017

8. Belanja penggantian 330.000.000,00 329.502.934,00 497.066,00


suku cadang kendaraan
dinas bermotor

9. Belanja pajak kendaraan 17.900.000,00 17.888.000,00 12.000,00


bermotor

10 Belanja cetak dan 415.539.100,00 400.024.104,00 15.514.996,00


pengagandan

11 Belanja makan dan 36.400.000,00 33.315.000,00 3.085.000,00


minum rapat

12. Belanja makan dan 1.800.000,00 1.729.400,00 70.600,00


minum tamu

13. Belanja pakaian dinas 150.000.000,00 135.603.000,00 14.397.000,00


dan perlengkapannya
(PDH)

14. Belanja suku cadang 650.000.000,00 582.551.115,00 67.448.885,00


Alkesdan pemeliharaan

15. Belanja pemeliharaan 399.250.000,00 283.931.590,00 115.318.410,00


peralatan kantor

16 Belanja Obat dan BHP 9.953.929.146,00 9.433.074.632,00 520.854.514,00

17 Premi asuransi 82.789.600,00 81.703.130,00 1.086.470,00

18 Belanja bahan bangunan 400.000.000,00 393.000.000,00 7.000.000,00

19 Belan makan pegawai 91.280.000,00 89.148.400,00 2.131.600,00

20 Belanja upah tukang 115.000.000,00 114.500.000,00 1.500.000,00

21 Honor narasumber 55.000.000,00 55.000.000,00 0

22 Belanja makan pasien 693.750.000,00 693.726.050,00 23.950,00


13,671,147,850,
444,116,123,00
00 13,227,031,727 ,00

a. Belanja Modal Rp 174.600.000,00


Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau
pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam keguatan pemerintahan.
Belanja modal antara laian belanja modal untuk perolehan tanah,peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan, belanja jaringan dan irigasi dan belanja modal aset tetap
lainnya serta aset tak berwujud.

Anggaran dan Realisasi Belanja Modal periode 1 Januari 2017 sampai dengan
31 Desember 2017 terdiri dari:
23

1) Belanja Modal Tanah Rp 0.00


Belanja Modal Tanah merupakan pengadaan tanah RSUD Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo selama TA 2017 Tidak ada realisasi pengadaan tanah dari
anggarannya.
2) Belanja Modal Peralatan Mesin Rp 174.600.000,00
Belanja Modal Peralatan dan perlengkapan kantor dianggarkan sebesar Rp
1,515,722,150 ,00 dan direalisasikan sebesar Rp 174.600.000,00
3)Belanja Aset tetap lainya Rp 0,00
Rincian Belanja Modal Peralatan dan perlengkapan kantor sebagai berikut :
Realisasi 2017 Bertambah/
No Uraian Anggaran (Rp) %
(Rp) Berkurang (Rp)

1. Belanja Aset Tetap 0.00 0,00 0,00 0,00


lainya .

Jumlah 0,00
0,00 0,00 0,00

5.3 LO Rp 6.460.254.317,92
Dalam Catatan atas Laporan Keuangan ini, disajikan informasi rincian pos Belanja
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, sebagai berikut:
Bertambah/
No Uraian Saldo 2017(Rp) Berkurang % Saldo2016 (Rp)
(Rp)
1 22.841.592.755,58 0 0
Pendapan LO
2 16.381.338.437,66 0 0
Beban
0 0
Surplus/Defisit LO 6.460.254.317,92

5.4 LPE (laporan Perubahan Ekuitas) Rp 6.459.662.563,92


Laporan Perubahan Ekuitas untuk per 31 Desember 2017 Rp 6.459.662.563,92 adapun
rincian dari Ekuitas sebagai berikut :
No Uraian 2017(Rp) 2016 (Rp)

1 0,00 0,00
Saldo Awal
2 6.460.254.317,92 0,00
Surflus/defisist-LO
3 0,00 0,00
Selisih nilai aset tetap
4 0,00 0,00
Koreksi ekuitas lainnya
Lain-lain (591.754,00) 0,00
5

Ekuitas Akhir 6.459.662.563,92 0,00


24

BAB VI
INFORMASI NON KEUANGAN
Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi RSUD Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo

I.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas :


a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan
dan pencegahan serta melaksanakan rujukan;
b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi :
a. Pelayanan Medis
b. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
c. Pelayanan Asuhan dan Keperawatan
d. Pelayanan Rujukan
e. Pendidikan dan Pelatihan
f. Penelitian dan Pengembangan
g. Pelayanan Administrasi umum dan keuangan

I.2. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi RSUD Sultan Thaha Saifuddin yang merupakan penjabaran terhadap tugas pokok
dan fungsinya adalah sebagai berikut :
a. Direktur;
b. Bagian Umum
c. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
d. Bidang Pelayanan Penunjang Medis dan Nonmedis
e. Kelompok Jabatan Fungsional

 DIREKTUR RSUD STS


Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksanaan pelaksanaan, membina
pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas Rumah Sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada pasal ini, Direktur mempunyai
fungsi :

o Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan di bidang perumah-sakitan.


o Menyusun Rencana Kegiatan Rumah Sakit dengan berpedoman kepada peraturan dan
perundang-undangan untuk pedoman pelaksanaannya.
o Membagi tugas kepada Kepala Bagian dan Kepala Bidang sesuai bidang tugasnya
masing-masing untuk dilaksanakan.
o Memberi petunjuk, bimbingan, dan mengkoordinasikan dengan Bagian dan Bidang dalam
melaksanakan tugasnya masing-masing.
o Mengoreksi hasil kerja Bagian dan Bidang.
o Memeriksa konsep naskah dinas Bagian dan Bidang.
o Memeriksa laporan kegiatan Bagian dan Bidang dan mengkoordinasikan laporan Bagian
dan Bidang untuk disampaikan kepada Bupati atau pihak terkait.
o Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati, Wakil Bupati, Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Propinsi dan Departemen Kesehatan.
o Melaksanakan kepanitiaan dalam rangka kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
Kabupaten Tebo atau instansi terkait.

 KEPALA BAGIAN UMUM


Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Bagian dan membawahi 3 (tiga) sub bagian yang
meliputi kegiatan umum dan kepegawaian, kegiatan keuangan, serta kegiatan perencanaan dan
rekam medis.
Tugas Kepala Bagian Umum meliputi kegiatan umum dan kepegawaian, kegiatan keuangan, serta
kegiatan perencanaan dan rekam medis
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) uraian tugas Bagian Umum
adalah :
o Membuat tata cara kerja dilingkungan bagian umum yang meliputi pendistribusian tugas
kepada bawahan yaitu target kerja dan bimbingan pelaksanaannya.
o Melaksanakan ketatausahaan perkantoran untuk menunjang pelaksanaan rumah sakit.
o Membuat uraian tugas bagi semua pegawai yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan bidang tugasnya.

o Mengadakan rapat secara berkala dilingkungan bagian umum.


o Memeriksa, menyeleksi dan mendisposisikan surat masuk untuk dapat diproses lebih
lanjut.
26

o Menerima dan meneruskan surat yang telah didisposisikan oleh Direktur kepada unit
pengolah untuk dapat diproses lebih lanjut.
o Memantau perkembangan surat-surat yang membutuhkan tindak lanjut sesuai dengan
klasifikasi surat.
o Menyusun barang inventaris dilingkungan Rumah Sakit berdasarkan laporan
bendaharawan barang untuk disahkan Direktur.
o Melaksanakan pengusulan kenaikan pangkat / golongan / jabatan, mutasi, pendidikan, dan
hukuman bagi seluruh pegawai yang berada di semua unit kerja sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku.
o Memberikan penilaian terhadap usulan DP3 untuk seluruh pegawai di semua unit kerja
setiap akhir tahun.
o Memeriksa kebutuhan sarana dan pemeliharaannya dari unit kerja lainnya dengan
mempelajari rencana usulan yang dibuat oleh bawahan serta malakukan penelitian barang
inventaris yang memerlukan pemeliharaan dan perawatan serta menyesuaikan biaya yang
akan dikeluarkan sesuai dengan standar harga besarnya anggaran dan alokasinya.
o Memeriksa dan meneliti rencana laporan pertanggungjawaban keuangan beserta berkas
dan lampirannya dan menyesuaikan dengan data yang ada untuk diajukan kepada atasan
sebagai bahan laporan keuangan.
o Memberi saran dan pertimbangan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
tata usaha sesuai dengan permasalahan sebagai bahan masukan kepada atasan dalam
menentukan kebijakan.
o Membuat laporan kegiatan Bagian Umum untuk diserahkan kepada atasan.
o Menelaah peraturan dan perundang-undangan dibidang Perumah-sakitan dan Pemerintah
Daerah.
o Menyiapkan bahan untuk melaksanakan koordinasi melalui pengumpulan, pengolahan
dan analisa data serta informasi rumah sakit.
o Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan dan koordinasi perencanaan program
rumah sakit.
o Menyiapkan bahan dan pelaksanaan dan koordinasi evaluasi program dan pelaporan
kegiatan rumah sakit.

Bagian Umum membawahi sub – sub bagian meliputi :


a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b.Sub Bagian Perencanaan dan Rekam Medis
c. Sub Bagian Keuangan
Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh kepala Sub Bagian, dan dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Umum.

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian meliputi ketata usahaan, kepegawaian,
kerumah tangga dan perlengkapan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) uraian tugas Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian adalah :
a. Mengagendakan surat masuk dan keluar.
b. Mengatur pendistribusian surat masuk ke unit pengelola sesuai disposisi Direktur
atau Kepala Bagian Umum untuk ditindaklanjuti.
27

c. Membantu pelaksanaan pemeliharaan dan penghapusan arsip surat.


d. Menyusun pelaksanaan pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis
kantor.
e. Menyusun konsep rencana kebutuhan barang inventaris kantor dan pemeliharaan
gedung kantor.
f. Mengatur pelaksanaan keamanan, kebersihan, ketertiban dan keindahan serta
penggunaan fasilitas kantor.
g. Mengatur pelaksanaan penerimaan tamu dan kegiatan protokoler.
h. Mengatur pelaksanaan upacara, peningkatan disiplin dan upacara lainnya.
i. Membantu pelaksanaan pengadaan, penyiapan, pendistribusian, penggunaan,
perawatan barang inventaris dan penghapusan barang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
j. Memberikan pelayanan teknis dibidang ketata usahaan.
k. Membantu menyususn kebutuhan dan penempatan pegawai dilingkungan RSUD
sebagai bahan masukan kepada atasan.
l. Menyusun konsep usulan kepangkatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,
pemindahan, peninjauan masa kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

m. Menyusun permintaan Karpeg, Karis/Karsu, Taspen, Kartu Askes sesuai dengan


ketentuan yang berlaku.
n. Meneliti usulan cuti pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
o. Meneliti bahan usulan pemberhentian dan pensiun serta persiapan masa pensiun
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
p. Menyusun usulan uang perawatan dan pengobatan, rehabilitasi pegawai, uang
duka/tewas dan uang tunggu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
q. Menyusun usulan pemberian tanda penghargaan/tanda jasa pegawai dan pegawai
teladan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
r. Meneliti usulan pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan latihan, tugas belajar,
izin belajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
s. Menyusun usulan pelaksanaan pendidikan latihan prajabatan dan ujian dinas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
t. Membuat usulan daftar penilaian DP3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
u. Menyusun laporan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas.
v. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
w. Menyusun persiapan rencana program kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

 Sub Bagian Perencanaan dan Rekam Medis


28

Tugas Sub Bagian Perencanaan dan Rekam Medis meliputi penyusunan program dan
laporan, rekam medis, hukum, perpustakaan, publikasi, pemasaran sosial dan informasi
rumah sakit.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas Sub Bagian
Perencanaan dan Rekam Medis adalah :
o Mengumpulkan, mengolah data dan mengevaluasi permasalahan di bidang
pencatatan medis RSUD.
o Menyajikan informasi pelayanan kesehatan rumah sakit.
o Mengkonsultasikan rencana kegiatan dan konsep Naskah Dinas kepada Kepala
Bagian Umum
o Membuat Laporan Berkala Bulanan, Triwulan, dan Tahunan Kegiatan Pelayanan
Rumah Sakit.
o Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
o Mengevaluasi hasil kegiatan RSUD untuk mengetahui tentang pemanfaatan
rumah sakit.
o Memberikan saran atau pendapat kepada atasan.

 Sub Bagian Keuangan


Tugas Sub Bagian Keuangan meliputi penyusunan rencana anggaran pendapatan dan
belanja RSUD, perbendaharaan dan verifikasi, akuntansi keuangan, akuntansi manajemen
dan mobilisasi dana.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas Sub Bagian
Keuangan adalah :
o Menyusun konsep rencana target pendapatan dan anggaran belanja sesuai
prioritas kegiatan.
o Mengatur pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyetoran pendapatan
RSUD.
o Menyusun data pendukung pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja.
o Menyusun konsep laporan realisasi pendapatan dan belanja, neraca dan laporan
keuangan RSUD.
o Menyusun konsep usulan calon bendaharawan berdasarkan data dan informasi
serta ketentuan yang berlaku sebagai bahan masukan kepada atasan.
o Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
 BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
(1) Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
membawahi sekurang-kurangnya 4 (empat) instalasi dan 2 (dua) Sub Bidang.
(2) Tugas Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan meliputi pelayanan rawat jalan,
rawat inap, rawat darurat, bedah sentral dan kegiatan bidang pelayanan medis, asuhan dan
pelayanan keperawatan, kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan serta
urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) uraian tugas Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan adalah :
29

a. Menyusun program kerja dilingkungan bidang pelayanan medis dan keperawatan.


b. Mengadakan rapat secara berkala dilingkungan bidang pelayanan medis dan keperawatan.
c. Membuat uraian tugas bagi semua pegawai yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan bidang tugasnya.
d. Menyiapkan dan meneliti surat serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan bidang
pelayanan sebelum disampaikan kepada Direktur.
e. Menyiapkan serta memberikan semua data serta informasi kepada Direktur tentang
kegiatan di lingkungan bidang pelayanan.

f. Memberikan saran, baik diminta ataupun tidak diminta. kepada Direktur mengenai
pembinaan di lingkungan bidang pelayanan.
g. Mengajukan kebutuhan pegawai, peralatan, dan anggaran biaya untuk menunjang
kegiatan dan pelaksanaan tugas serta pengembangan di lingkungan bidang pelayanan.
h. Melaksanakan pembinaan pegawai dan kesejahteraan pegawai di unit kerja bidang
pelayanan sehingga tercapai semangat kerja dan keterampilan yang memadai.
i. Mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab terhadap semua peralatan dan sarana
yang ada di unit kerja bidang pelayanan agar selalu dalam keadaan baik, lengkap dan siap
pakai.
j. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib, disiplin, kebersihan, keamanan,
serta kelancaran tugas di lingkungan bidang pelayanan.
k. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Kepala Bagian, Kepala Bidang lainnya
dalam rangka pembinaan dan pengembangan Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan.
l. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di unit pelayanan fungsional.
m. Selalu mengadakan koordinasi dan kerjasama serta memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan kepala-kepala instalasi yang ada dirumah sakit untuk menjamin
tercapainya tugas pokok Bidang Pelayanan.
n. Mengadakan pertemuan berkala dengan Tenaga Medis, Perawat dan Penunjang Medis
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
o. Melaksanakan kegiatan / tugas lain yang diperintahkan oleh / dengan pengarahan
Direktur

 Sub Bidang Pelayanan Medis.


Tugas Sub Bidang Pelayanan Medis mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan
medis, melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan
pelayanan medis serta pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien.
Mengkoordinasikan semua kebutuhan kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian,
pengembangan serta bimbingan pelaksanaan, pemantauan, pengawasan dan penilaian
pelaksanaan kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
30

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas Sub Bidang
Pelayanan Medis adalah :
o Memfasilitasi kelancaran pelayanan kesehatan.
o Menginventarisir, menyusun kebutuhan pelayanan medis yang diusulkan dari
semua instalasi pelayanan yang berada dibawah bidang pelayanan.
o Mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan medis dengan Sub Bagian terkait.
o Memantau dan mengawasi pemanfaatan alat-alat kesehatan.
o Menerima pengaduan masyarakat tentang pelayanan, mengevaluasi mutu
pelayanan, memberikan saran, baik diminta ataupun tidak diminta. kepada Direktur
mengenai peningkatan pelayanan.
o Menyusun rencana kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga fungsional dan
struktural.
o Melaksanakan inventarisasi jenis-jenis pelatihan tehnis fungsional yang
diperlukan untuk pelayanan rumah sakit.
o Melakukan koordinasi dengan Instalasi dan Bidang Pelayanan Penunjang untuk
pelatihan tenaga medis dan penunjang medis.
o Melakukan koordinasi dengan Sub Bidang Keperawatan untuk pelatihan perawat
dan bidan.
o Melakukan koordinasi dengan Bagian Umum untuk pelatihan administrasi dan
keuangan.
o Menyusun rencana anggaran pendidikan dan latihan bagi pegawai rumah sakit.
o Menyusun rencana pelaksanaan atau petunjuk tehnis penelitian dan
pengembangan pelayanan rumah sakit.
o Menyusun rencana anggaran penelitian dan pengembangan pelayanan rumah
sakit.
o Mengumpulkan dan mengelola data, menyajikan data dalam rangka penelitian
dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
o Memfasilitasi kerjasama dengan pusat pendidikan yang memerlukan lahan
praktek
31

 Sub Bidang Keperawatan.


Tugas Sub Bidang Keperawatan melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan
keperawatan, penyuluhan keperawatan dan menjaga etika dan mutu keperawatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas Sub Bidang
Keperawatan adalah :
a. Melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan.
b. Memberikan bimbingan etika, dan mutu keperawatan.
c. Memberikan penilaian kegiatan keperawatan, dan penyuluhan kesehatan.
d. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru atau tenaga lain yang
akan bekerja di ruang perawatan.
e. Menampung dan menanggulangi usul-usul serta keluhan-keluhan tentang tenaga
perawatan.
f. Menerima laporan rutin dan berkala dari kepala ruangan perawatan tentang pasien,
ketenagaan dan kejadian penting di masing-masing ruangan.
g. Mengupayakan perlengkapan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
ruang perawat.
h. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan secara efektif dan efisien.
i. Menilai mutu pelayanan keperawatan bersama dengan pengawas perawatan secara
berkala atau sewaktu-waktu bila diperlukan agar pelayanan keperawatan dapat
ditingkatkan.
j. Melaksanakan kunjungan keliling secara berkala dan sewaktu ke unit perawatan.
k. Mengupayakan hubungan kerja sama yang baik antara petugas dengan pasien dan
keluarganya.
l. Menyampaikan dan menjelaskan kebijakan sub bidang keperawatan kepada kepala
ruangan rawat.
m. Mengadakan kegiatan penyuluhan di unit pelayanan fungsional.
n. Mengadakan kerjasama yang baik dengan Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala
Ruangan dan Kepala Instalasi lainnya.

 BIDANG PELAYANAN PENUNJANG MEDIS DAN NONMEDIS


Bidang Pelayanan Penunjang Medis dan Nonmedis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang membawahi sekurang-kurangnya 6 (enam) Instalasi dan 2 (dua) Sub Bidang.
Tugas Kepala Bidang Pelayanan Penunjang Medis dan Nonmedis meliputi pelayanan
radiologi, laboratorium, farmasi, gizi, pemulasaran jenazah, pemeliharaan sarana rumah sakit dan
32

kegiatan bidang pelayanan penunjang medis, kegiatan pelayanan penunjang non medis serta
urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) uraian tugas Bidang
Pelayanan Penunjang Medis dan Nonmedis adalah :
a. Menyusun program kerja dilingkungan Bidang Pelayanan Penunjang Medis dan
Nonmedis.
b. Mengadakan rapat secara berkala dilingkungan bidang pelayanan penunjang medis dan
nonmedis.
c. Membuat uraian tugas bagi semua pegawai yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan bidang tugasnya.
d. Menyiapkan dan meneliti surat serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan bidang
pelayanan sebelum disampaikan kepada Direktur.
e. Menyiapkan serta memberikan semua data serta informasi kepada Direktur tentang
kegiatan di lingkungan bidang pelayanan penunjang.
f. Memberikan saran, baik diminta ataupun tidak diminta. kepada Direktur mengenai
pembinaan di lingkungan bidang pelayanan penunjang.
g. Mengajukan kebutuhan pegawai, peralatan, dan anggaran biaya untuk menunjang
kegiatan dan pelaksanaan tugas serta pengembangan di lingkungan bidang pelayanan
penunjang.
h. Melaksanakan pembinaan pegawai dan kesejahteraan pegawai di unit kerja bidang
pelayanan penunjang sehingga tercapai semangat kerja dan keterampilan yang memadai.
i. Mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab terhadap semua peralatan dan sarana
yang ada di unit kerja bidang pelayanan penunjang agar selalu dalam keadaan baik,
lengkap dan siap pakai.
j. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib, disiplin, kebersihan, keamanan,
serta kelancaran tugas di lingkungan bidang pelayanan penunjang.
k. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Kepala Bagian, Kepala Bidang lainnya
dalam rangka pembinaan dan pengembangan Bidang Pelayanan Penunjang Medis dan
Nonmedis.

l. Selalu mengadakan koordinasi dan kerjasama serta memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan kepala-kepala instalasi yang ada dirumah sakit untuk menjamin
tercapainya tugas pokok Bidang Pelayanan Penunjang.
m. Mengadakan pertemuan berkala dengan Tenaga Medis, Perawat dan Penunjang Medis
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Melaksanakan kegiatan / tugas lain yang diperintahkan oleh / dengan pengarahan Direktur
Bidang Pelayanan Penunjang Medis dan Nonmedis terdiri dari :
a. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis
b. Sub Pelayanan Penunjang Non Medis.
33

Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang kepala Sub Bidang, dan dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bidang
Penunjang Medis dan Non Medis.

 Sub bidang Pelayanan Penunjang Medis


Tugas Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis mengkoordinasikan semua kebutuhan
pelayanan penunjang medis, melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan
fasilitas dan kegiatan pelayanan penunjang medis serta pengawasan dan pengendalian
pasien
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas Sub Bidang
Pelayanan Penunjang Medis adalah :
o Menginventarisir semua kebutuhan pelayanan penunjang medis.
o Mengajukan usulan pengadaan bahan dan alat kesehatan habis pakai.
o Melaksanakan pengadaan kebutuhan bahan dan alat habis pakai.
o Mengumpulkan data dan membuat laporan penggunaan bahan dan alat habis
pakai.
34

BAB VII
PENUTUP

Sebagai bagian penutup dari Laporan Keuangan RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
tahun 2018, penyusunan Laporan Keuangan ini telah diupayakan mengacu pada format sesuai
Permendagri nomor 64 tahun 2015.
Laporan Keuangan semesteran tersebut merupakan tekad kami dalam mewujudkan pemerintahan
yang baik (good governance). Dari informasi tersebut terlihat dengan jelas kinerja keuangan RSUD
Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo, sehingga dapat digunakan oleh para stakeholders dan terbuka
untuk diketahui oleh para pengguna laporan ini.
Sebagai akhir kata, kami beserta segenap staf RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
mengharapkan agar Laporan Keuangan semesteran Tahun 2018 ini dapat memenuhi kewajiban
akuntabilitas kami kepada para stakeholders dan sebagai sumber informasi penting dalam pengambilan
keputusan guna peningkatan kinerja, serta dapat dijadikan salah satu acuan oleh Instansi Pemerintah
lainnya dalam mewujudkan akuntabilitas kinerja.

Muara Tebo, 31 Desember 2018


DIREKTUR
RSUD Sultan Thaha Saifudd
KABUPATEN TEBO

Dr. Oktavienni, M.Ked. An, Sp.An


NIP. 19771001 200604 2 014

Anda mungkin juga menyukai