Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

JAWABAN UJIAN TENGGAH SEMESTER


Dosen Pengampu

Oktavie Fresiliasari, S.E., M.Ak.

Nama: Aldila Elfana Fauziza Mala Lorenza


NIM: B.231.20.0224
1. Pengertian Basis Akrual menurut Peraturan Pemerintah Nomer 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah adalah SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial
berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD. Manfaat basis akrual antara lain:
a. Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
b. Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban
pemerintah
c. Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa
layanan, efisiensi dan pencapaian tujuan.
Struktur SAP berbasis akrual (Lampiran I PP 71 tahun 2010):

1) PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;


2) PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
3) PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
4) PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
5) PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
6) PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
7) PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
8) PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pekerjaan;
9) PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
10) PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi dan Peristiwa Luar Biasa
11) PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
12) PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangn Pemerintah menurut PP No 71 Th 2010


tentang SAP :
Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar
sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya mencakup Pendapatan dan Belanja dalam satu
periode pelaporan. Unsur-unsur yang dicakup dalam LRA adalah
Pendapatan LRA, Belanja, Transfer dan Pembiayaan. Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih (SAL) selama tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya dilaksanakan oleh Bendahara
Umum Negara untuk Laporan keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan
Instansi Pelaporan yang menyusun laporan Konsolidasai untuk LKPP.
Laporan Arus Kas (LAK) menyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, Investasi, Pendanaan dan Historis, selain itu juga
memberikan informasi terkait sumber dana, penggunaan, penggunaan,
perubahan Kas dan Setara Kas selama periode suatu akuntansi serta saldo
kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan Operasional menyajikan
ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dikelola oleh
Pemerintah Pusat/Daerah untuk kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan
komponennya terdiri dari pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari
operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit
sebelum pos luar biasa, pos luar biasa dan surplus/defisit-LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Perubahan Ekuitas atau
LPE menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya apakah terjadi kenaikan atau
penurunan sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan selama periode
pelaporan. Komponen LPE sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos
ekuitas awal atau ekuitas tahun sebelumnya, surplus/defisit-LO pada
periode bersangkutan dan koreksi-koreksi yang langsung
menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak
kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan mendasar, misalnya koreksi kesalahan mendasar dari persediaan
yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap
karena revaluasi aset tetap. Neraca merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Kegunaan neraca untuk
menaksir kesehatan keuangan dan meramalkan kondisi arus kas di masa
yang akan datang serta untuk menganalisis fleksibilitas dan likuiditas
keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disebut CaLK
adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu akun yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang
memadai.

3. Catatan Atas Laporan Keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan


susunan sebagai berikut:
A. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target.
B. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan. Informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian penting lainnya.

Sistematika Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menurut Peraturan


Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan urutan sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan
b. BAB II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target
Kinerja APBD
c. BAB III KebijakanAkuntansi
d. BAB IV Penjelasan Pos–Pos Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
e. BAB V Penjelasan atas Informasi – Informasi Non Keuangan Pemerintah
Daerah
f. BAB VI Pengungkapan Laporan Keuangan
g. BAB VII Penutup

4. Perbedaan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dengan Laporan


Operasional (LO).
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) :

a. Berguna untuk mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya


ekonomi, Akuntabilitas dan ketaatan entitas Pelaporan terhadap anggaran
(Par. 5)
b. Memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan
cara menyajikan laporan secara komprehensif (Par. 6)
c. Untuk mengetahui apakah perolehan dan penggunaan sumber daya
ekonomi telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat, sesuai
dengan anggarannya dan peraturan perundang-undangan (Par. 6)
Sedangakan Laporan Operasional (LO) :

a. Menyediakan informasi seluruh kegiatan operasional keuangan entitas


pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan l0, beban, dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.
b. Menyediakan informasi mengenai besarnya beban yang harus ditanggung
oleh pemerintah untuk menjalankan pelayanan.
c. Menyediakan informasi operasi keuangan secara menyeluruh.
d. Menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi pendapatan lo
yang akan diterima.

5. Hubungan antar Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah.


Arah hubungan keuangan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah ke
depan telah ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022
tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
yang merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
yaitu alokasi sumber daya nasional yang efisien dan efektif melalui
hubungan keuangan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah yang
transparan, akuntabel dan berkeadilan guna mewujudkan pemerataan
kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Penyusunan Undang-Undang ini bukanlah bertujuan untuk
resentralisasi, tetapi merupakan upaya untuk penguatan akuntabilitas dan
harmonisasi kebijakan antara pusat dan daerah. Terdapat 4 pilar yang
melandasi penyusunan Undang-Undang ini :

a. Meminimalisir ketimpangan vertikal antara jenjang pemerintahan baik


pusat, provinsi, kabupaten, dan kota, serta ketimpangan horizontal antar
pemerintah daerah pada level yang sama. Untuk itulah terdapat beberapa
perbaikan dalam kebijakan khususnya terkait Transfer ke Daerah dan Dana
Desa (TKDD) untuk meminimumkan ketimpangan tersebut, yaitu dengan
melakukan reformulasi DAU dengan presisi ukuran kebutuhan yang lebih
tinggi di mana DAU untuk masing-masing daerah dialokasikan berdasarkan
Celah Fiskal tidak lagi menambah formula Alokasi Dasar.
b. Mengembangkan sistem pajak daerah dengan mendukung alokasi sumber
daya nasional yang lebih efisien. Kebijakan yang dirumuskan dalam
menguatkan sistem perpajakan daerah yaitu melalui harmonisasi
pengaturan dengan tetap memberikan dukungan terhadap dunia usaha,
mengurangi retribusi atas layanan wajib yang sudah seharusnya menjadi
kewajiban Pemerintah Daerah dengan melakukan rasionalisasi retribusi dari
32 menjadi 18 layanan, menciptakan basis pajak baru melalui sinergi Pajak
Pusat dengan Pajak Daerah berupa konsumsi, properti, dan sumber daya
alam.
c. Mendorong peningkatan kualitas belanja di daerah karena belanja daerah
didanai dari uang rakyat, baik berupa pajak daerah maupun transfer dari
Pemerintah Pusat. Oleh sebab itu, menjadi sebuah keharusan untuk bisa
memberikan dampak yang maksimal bagi kesejahteraan masyarakat di
daerah. Untuk meningkatkan kualitas belanja daerah tersebut, dalam
Undang-Undang ini diarahkan untuk penguatan disiplin penganggaran dan
sinergi belanja daerah, pengelolaan TKDD berbasis kinerja dan TKDD
diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik.
d. Harmonisasi belanja pusat dan daerah, agar dapat menyelenggarakan
pelayanan publik yang optimal sekaligus tetap menjaga kesinambungan
fiskal. Dalam RUU HKPD dirumuskan desain Transfer ke Daerah yang
dapat berfungsi sebagai counter-cyclical policy, penyelarasan kebijakan
fiskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, pengendalian
defisit APBD, dan refocusing APBD dalam kondisi tertentu. Selain itu juga
perlunya sinergi Bagan Akun Standar (BAS) sehingga dapat dilakukan
penyelarasan program, kegiatan, dan output.
Hadirnya Undang-Undang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah ini diharapkan dapat memperbaiki desain
desentralisasi dan juga otonomi daerah yang sudah ada sejak tahun 2001
sehingga bisa berkelanjutan serta akuntabel. Selain itu, Undang-Undang ini
dapat memperkuat peran serta Pemerintah Daerah dalam bersinergi dengan
Pemerintah Pusat untuk bersama-sama mencapai kesejahteraan masyarakat
yang berkeadilan, dari Sabang hingga sampai Merauke, dari Miangas
sampai Pulau Rote.

Anda mungkin juga menyukai