Di susun oleh;
Kelompok 1(satu)
Nama ; 1. Greys Dayanthy 16 401 219
2. Intan Kristina 16 401 135
TAHUN 2019/2020
A. Latar Belakang
Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan memberikan
pengaruh yang besar dalam perubahan sistem akuntansi yang diterapkan oleh
Pemerintah Daerah. Perubahan yang paling mempengaruhi sistem akuntansi dalam
peraturan tersebut adalah perubahan basis akuntansi. Pada PP No. 24 Tahun 2005,
basis akuntansi yang dianut adalah basis kas menuju akrual (Cash Towards Accrual).
Sedangkan pada PP No. 71 Tahun 2010 basis akuntansi yang dianut adalah basis
akrual.Menurut PP No. 71 Tahun 2010 pasal 1 angka 8 dan 9, yang dimaksud dengan
basis kas menuju akrual yaitu basis akuntansi yang mengakui pendapatan, belanja dan
pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang dan ekuitas dana dengan berbasis
akrual. Sedangkan basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pendapatan,
bebam, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporan finansial dengan berbasis akrual, serta
mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
anggaran berdasarkan basis yang digunakan dalam APBD.Oleh karena itu, basis yang
digunakan dalam menyusun APBD masih menggunakan basis kas, maka Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) juga harus disusun berdasarkan basis kas, dimana
pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening
Kas Umum Daerah/Bendahara Penerimaan. Serta belanja, transfer dan pengeluaran
pembiayaan diakui pada sat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum daerah.Selain
basis akuntansi yang berbeda, juga terdapat perbedaan dalam hal laporan yang harus
dibuat oleh Pemerintah Daerah. Dalam PP No. 24 Tahun 2005, Laporan Keuangan
Pokok yang harus dibuat oleh pemerintah daerah adalah Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).Dalam Kerangka Konseptual PP No.71 tahun 2010 paragraf 60, Laporan
Keuangan Pokok yang harus dibuat oleh pemerintah daerah yaitu :
Kategori Laporan Keuangan
Neraca
B. Rumusan Masalah
Sebagai pedoman dari pembahasan makalah ini, berikut rumusan masalahnya :
1. Apa Konsep Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Berbasis Akrual?
2. Bagaimana Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual?
BAB II
PEMBAHASAN
- Neraca
6. Pencatatan
Faktor terakhir yang harus diperhatikan dalam
penyusunan sistem akuntansi adalah pencatatan.
Pencatatan merupakan bagian dari proses akuntansi yang
pengertiannya adalah suatu kegiatan mencatat/merekam
pos – pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh suatu
transaksi/kejadian keuangan setelah adanya pengakuan
dan pengukuran atas transaksi dan kejadian keuangan
tersebut.
5. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
a. Tujuan umum Pelaporan Keuangan
Setiap pelaporan yang dibuat oleh pemerintah daerah mempunyai
tujuan yang akan dicapai, demikian juga pelaporan keuangan.
Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan
prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna
untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk
operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dibutuhkan untuk
operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari
operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian yang
terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi
pengguna mengenai :
Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan
digunakan sesuai dengan anggaran.
Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan
sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang
ditetapkan oleh DPR/DPRD.
b. Tujuan khusus Pelaporan Keuangan
Tujuan khusus dari pelaporan keuangan sesuai dengan
jenis laporannya dapat diuraikan sebagai berikut:
Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi
dan penggunaan sumber daya keuangan yang
disajikan LRA.
Menyediakan informasi mengenai kecukupan
penerimaan periode berjalan untuk membiayai
seluruh pengeluaran yang disajikan dalam LRA dan
LAK.
Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber
daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan
entitas pelaporan serta hasil – hasil yang telah
dicapai yang disajikan dalam Neraca dan LRA.
Menyediakan informasi mengenai bagaimana
entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya
dan mencukupi kebutuhan kasnya yang disajikan
LRA dan LAK.
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan
dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan
sumber – sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang
berasal dari pungutan pajak dan pinjaman yang
disajikan dalam neraca dan LPE.
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi
keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami
kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan
yang dilakukan selama periode pelaporan yang
disajikan dal LPE dan Neraca.
Menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
disajikan dalam LPSAL.
Menyediakan penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan dan
informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi
lain yang diharuskan dan diajukan untuk
diungkapkan didalam standar akuntansi
pemerintahan serta ungkapan – ungkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar yang disajikan dalam CaLK.
Menyediakan penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan dan
informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi
lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk
diungkapkan didalam standar akuntansi
pemerintahan sert aungkapan – ungkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar yang disajikan dalam CaLK.
B. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual
Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian prosedur
mulai dari proses pengumpulan data/bukti transaksi keuangan, pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi komputer. Sistem akuntansi juga
merupakan suatu cara untuk menghasilkan laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan pada tanggal pelaporan kinerja suatu entitas
pada satu periode pelaporan. Laporan keuangan yang dihasilkan terdiri atas
beberapa komponen yang dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu,
kelompok laporan pelaksanaan dan kelompok laporan finansial, serta catatan
atas laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam mengembangkan sistem
akuntansi harus memperhatikan sistem dan prosedur akuntansi serta hubungan
antar komponen laporan keuangan.Sistem dan prosedur akuntansi serta
penyusunan laporan keuangan harus dikembangkan berdasarkan kebijakan
akuntansi yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Kebijakan akuntansi
pemerintah daerah ditetapkan melalui peraturan kepala daerah dan harus
dipastikan tidak ada perbedaan dengan peraturan kepala daerah tentang sistem
dan prosedur akuntansi pemerintah daerah.
1. Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah
Dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan
suatu sistem yang dijadikan acuan dalam setiap proses akuntansi yang
dilakukan, yang sering disebut dengan sistem akuntansi. Sejak terbitnya PP
No. 24 Tahun 2005, pemerintah daerah menerapkan sistem akuntansi
dengan basis kas menuju akrual. Dengan terbitnya PP No. 71 Tahun 2010
yang mewajibkan pemerintah daerah menyajikan laporan keuangan dengan
basis akrual akan mempengaruhi sistem akuntansi yang diterapkan selama
ini.Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen
penting yang harus disiapkan dalam rangka implementasi SAP berbasis
akrual. SAPD sebagai alat untuk mewujudkan prinsip – prinsip dasar yang
telah ditetapkan oleh SAP dan kebijakan akuntansi menjadi serangkaian
prosedur pencatatan dengan menggunakan akuntansi double entry melalui
alat – alatnya berupa buku jurnal, buku besar, neraca saldo dan laporan
keuangan itu sendiri.Dalam penyusunan suatu sistem akuntansi, harus
dibuatkan prosedur rinci mulai dari apa yang harus dilakukan ketika ada
transaksi keuangan, siapa yang melakukan, diunit mana dilakukannya,
kapan dilakukan, kenapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
Prosedur yang disusun harus terstruktur berdasarkan jenis – jenis transaksi
keuangan dan tingkatan unit kerja. Prosedur ini dapat diuraikan dalam
sebuah penjelasan langkah demi langkah yang dijelaskan melalui sebuah
gambaran deskriptif atau bagan alir.Selain itu, prosedur juga telah
memperhitungkan antara biaya dan manfaat serta harus sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku. Seluruh prosedur yang
dibuat harus menjamin optimalisasi ketepatan, keakuratan, serta
akuntabilitas informasi yang disajikan. Intinya SAPD sebagai suatu
pedoman dapat dipahami dan dilaksanakan oleh para petugas khususnya
fungsi akuntansi.
Untuk menyusun SAPD tersebut, perlu memperhatikan beberapa tahapan sebagai
berikut :
1) Identifikasi Prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari
memahami proses bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait
pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan siklus itulah tim penyusun SAPD
mengidentifikasi prosedur – prosedur apa saja yang harus dibuat.
2) Menentukan pihak – pihak terkait
Setelah prosedur – prosedur teridentifikasi, ditentukan pihak – pihak
yang terkait pada masing – masing prosedur. Masing – masing pihak memiliki
peran tersendiri agar prosedur dapat menghasilkan output yang diinginkan.
3) Menentukan dokumen terkait
Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi dokumen – dokumen yang mengalir pada prosedur
sekaligus menentukan pihak – pihak pengguna dokumen tersebut. Dari semua
dokumen tersebut, identifikasi dokumen mana yang valid untuk dijadikan
sebagai dokumen sumber pencatatan jurnal.
4) Menentukan jurnal standar
Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan, tim penyusun menelaah SAP
dan kebijakan akuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut, tim
penyusun menentukan jurnal debet dan kredit yang akan digunakan untuk
mencatat.
5) Menuangkannya dalam langkah teknis
Langkah terakhir dalam penyusunan SAPD adalah menyusun langkah
teknis. Langkah teknis merupakan alur pelaksanaan sistem akuntansi yang
menjelaskan pihak – pihak yang melaksanakan sistem akuntansi, dokumen apa
saja yang diperlukan, dan bagaimana pihak – pihak tersbut memperlakukan
dokumen – dokumen yang terkait. Selain itu, diberikan ilustrasi atau format
pencatatan dalam bentuk penjurnalan akuntansi di setiap bagian alur atau
transaksi yang membutuhkan pencatatan.Pemerintah daerah dapat
mengembangkan sistem akuntansi pemerintah daerah dengan menambahkan
bagan alir dan ilustrasi soal atau transaksi beserta jawabannya.Penerapan
sistem akuntansi berbasis akrual menggunakan bagan akun standar/rekening
yang pengelompokannya agak berbeda dengan sistem akuntansi basis kas
menuju akrual.Pengelompokan akun dalam bagan akun standar ini disesuaikan
dengan jenis laporan yang akan dihasilkan dalam akuntansi berbasis
akrual.Sebagai contoh untuk penyusunan Laporan Operasional (LO), yang
belum ada pada akuntansi berbasis kas menuju akrual, maka pada basis akrual
dibuat pengelompokan tersendiri atas akun – akun pendapatan-LO dan beban.
Terkait dengan bagan akun standar yang digunakan dalam sistem akuntansi
basis akrual, metode pencatatan yang akan digunakan juga akan berbeda dengan basis
kas menuju akrual. Hal ini sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010. Meskipun telah
diwajibkan menyajikan laporan keuangan dengan basis akrual namun laporan
keuangan basis kas seperti Laporan Realiasasi Anggaran tetap harus disajikan.
Dengan demikian, sistem akuntansi berbasis akrual yang akan diterapkan akan
mengamodasi baik basis akrual maupun basis kas dalam satu sistem. Oleh sebab itu,
metode pencatatan yang digunakan dalam sistem akuntansi berbasis akrual untuk
mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas akan langsung berpengaruh
terhadap Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Operasional (LO). Jal ini
membawa konsekuensi dilakukannya dua jenis penjurnalan sekaligus, baik untuk LRA
maupun LO sesuai dengan saat pengakuannya.
Pengakuan saat penerimaan kas maupun pengeluaran kas dilakukan dengan
membuat jurnal pada akun kas untuk proses penyajian Laporan Operasional (LO).
Dengan demikian, terkait penerimaan kas maupun pengeluaran kas untuk proses
penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tidak dapat menggunakan akun kas agar
tidak duplikasi pengakuan kas. Oleh karena itu, untuk mencegah duplikasi pencatatan
akun kas dalam sistem akuntansi berbasis akrual ini akan digunakan akun perubahan
saldo anggaran lebih (perubahan SAL). Akun ini akan menjadi pengganti akun kas
terkait dengan sistem akuntansi yang akan menghasilkan penyajian LRA.
KESIMPULAN
Halim, Abdul. Muhammad Syam Kusufi. Akuntansi Sektor Publik Edisi 4 : Akuntansi
Keuangan Daerah – Jakarta : Salemba Empat, 2012
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2013, Tentang
Penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah.