Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

OLEH:
KELOMPOK 3
ANISA ZERLINA
PUTRI KURNIA SARI
PUTRI MELANI
SAKHILAH PUTRI HASRI
SYIFA NURUL HASANAH
WINNI RALIANI

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2020
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
SELUK BELUK KEUANGAN DAERAH
Akuntansi keuangan daerah adalah akuntansi yang dipakai oleh pemerintahan daerah untuk melakukan
manajemen dan pengelolaan keuangan daerah. Akuntansi keuangan daerah merupakan bagian dari
Akuntansi Sektor Publik. Akuntansi keuangan daerah adalah akuntansi yang masih menganut prinsip
dasar akuntansi pada umumnya. Namun, terdapat beberapa perbedaan dari segi teknis pencatatan dan
lingkup yang dituju. Output akuntansi keuangan daerah berupa laporan keuangan ditujukan kepada
pihak-pihak seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Badan Pengawas Keuangan (BPK),
kreditor, investor, donatur dan pihak berkepentingan lainnya.
Dalam rangka meningkatkan keinformatifan laporan keuangan pemerintah dan untuk menghasilkan
pengukuran kinerja yang lebih baik, serta memfasilitasi manajemen keuangan/ aset yang lebih
transparan dan akuntabel, maka perlu penerapan akuntansi berbasis akrual yang merupakan best
practice di dunia internasional. Pemerintah mengeluarkan Permendagri No. 64 tahun 2013 sebagai
pedoman bagi pemerintah daerah dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual.

Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah:


1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Unsur yang dicakup dalam laporan realisasi anggaran terdiri dari Pendapatan, Belanja, Transfer,
dan Pembiayaan. Adapun definisi masing-masing unsur adalah:
a. Pendapatan adalah semua penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah
yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja terdiri dari
Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Tidak Terduga.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran oleh suatu entitas pelaporan lain, termasuk
dana perimbangan dan dana bagi hasil .
d. Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan
bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil
divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal pemerintah.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan tersebut terdiri dari Saldo anggaran lebih, dikurangi Penggunaan Saldo Anggaran Lebih
sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan dijumlahkan dengan Sisa Lebih atau Kurang
Pembiayaan Anggaran, Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Lain-lain.
3. Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam LO terdiri
dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan akun-akun luar biasa. Adapun definisi masing masing
unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam
tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayarkan kembali.
b. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
c. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi
hasil.
d. Akun Luar Biasa adalah pendapatan atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau
transaksi bukan merupakan operasi biasa,
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
5. Neraca
Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai
berikut:
a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah daerah,
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
c. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah daerah.
6. Laporan Arus Kas (LAK)
LAK menyajikan informasi kas terkait Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan,
dan Transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas
pemerintah daerah selama periode tertentu.Unsur LAK terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas
daerah dari 4 aktivitas:
a. Aktivitas Operasi
Arus kas dari Akun Operasi menunjukan kemampuan operasional pemerintah dalam
menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya dari sumber
pendanaan sendiri (tidak mengandalkan pihak luar). Misalnya penerimaan pendapatan
pemerintah dan pembayaran belanja operasional pemerintah (pegawai, subsidi dll).
b. Aktivitas Investasi
Arus kas dari Aktivasi Investasi menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas sebagaio akibat
dari perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi pemerintah, misalnya aset dan instrumen
investasi.
c. Aktivitas Pembiayaan
Arus kas dari Aktivasi Pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sebagai
akibat dari pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk
memperkirakan hak tagih pemerintah terhadap pihak lain dan hak tagih pihak lain terhadap
pemerintah dimasa depan. Misalnya adalah penerimaan dan pembayaran pinjaman.
d. Aktivitas Transitoris
Arus kas dari Aktivasi Transitoris menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan belanja, dan pembiayaan pemerintah. Misalnya adalah
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang.
7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Catatan Atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan dan pencapaian
target perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan;
c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
penting lainnya;
d. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

CATATAN AKUNTANSI
Konsep dasar yang digunakan dalam prinsip akuntansi adalah persamaan dasar akuntansi, yaitu:

KEKAYAAN = SUMBER - SUMBERNYA


DAERAH
KEW
ASET = AJIBAN + EKUITAS
Sisi kiri = Sisi kanan
Sisi debit = Sisi kredit

Persamaan dasar ini akan mendasari seluruh proses dalam siklus akuntansi, mulai dari pencatatan
transaksi, pengklasifikasian, sampai pada penyusunan laporan keuangan seperti neraca. Secara
garis besar, laporan neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas
pemerintah daerah pada tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa dibuat dalam bentuk
berimbang antara sisi kiri yaitu aset dengan sisi kanan yaitu kewajiban dan ekuitas.
Kekayaan pemerintah daerah bisa berupa aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan
aset lainnya. Dalam hal ini sumber dana untuk memperoleh aset tersebut diklasifikasikan
menjadi dua sumber utama, yaitu dari kewajiban pemerintah daerah dan kekayaan bersih
pemerintah daerah sendiri yang disebut ekuitas.

Berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan


berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, akun dikelompokkan ke dalam tiga kelompok sebagai
berikut :
Akun Neraca : Aset, Kewajiban, dan Ekuitas
Akun Realisasi Anggaran : Pendapatan LRA, Belanja, Pembiayaan
Akun Laporan Operasional : Pendapatan LO dan Beban

Akuntansi Pendapatan
Sesuai amanah PP No. 71 Tahun 2010, disamping Pemda diwajibkan untuk menyusun laporan
keuangan berbasis akrual (LO, Neraca, LPE, dan LAK), Pemda juga diwajibkan menyusun
laporan keuangan berbasis kas (LRA dan LPSAL). Definisi Pendapatan-LRA adalah semua
penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/ Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah. Sedangkan definisi Pendapatan-LO adalah semua hak pemerintah pusat/daerah yang
diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak
perlu dibayar kembali.

Klasifikasi pendapatan menurut PP No. 71 tahun 2010 dan Permendagri No. 64 Tahun 2013
yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Pendapatan Transfer
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

Pencatatan Pendapatan-LRA dalam buku jurnal dibuat dalam konteks pemerintah daerah sebagai
entitas akuntansi anggaran, sedangkan pencatatan Pendapatan-LO dibuat dalam konteks pemda
sebagai entitas akuntansi keuangan.

Akuntansi Piutang
Piutang didefinisikan sebagai hak tagih pemerintah kepada pihak lain yang belum diterima
pembayarannya. Hak tagih tersebut bisa berasal dari kewenangan pemerintah daerah misalnya,
untuk memungut pajak daerah, retribusi daerah, atau hak tagih karena memberikan pinjaman
kepada pihak lain. Piutang disajikan sebagai aset lancar di neraca sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value) dan disertai dengan penyisihannya.

Contoh pencatatan jurnal di buku jurnal finansial saat timbulnya hak tagih (piutang):
Piutang Pajak Daerah xxx
Pendapatan Pajak-LO xxx

Akuntansi Belanja dan Beban


Belanja daerah adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010).
Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yg diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
(Permendagri No. 13 Tahun 2006).

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban (PP
No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri No. 64 Tahun 2013). Menurut Permendagri No. 64 Tahun
2013, belanja dikelompokkan sebagai: Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tak
Terduga.
Belanja akan dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) setelah akun pendapatan dan
beban dilaporkan dalam Laporan Operasional (LO).

Akuntansi Persediaan
Menurut PSAP No. 5 dalam PP No. 71 Tahun 2010, persediaan merupakan aset lancar dalam
bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung
kegiatan operasional pemerintah atau barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam kurun waktu 12 bulan dari tanggal
pelaporan. Persediaan dilaporkan dalam neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK). Pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode
periodik dan perpetual. PSAP No. 5, terdapat 3 alternatif metode kebijakan penilaian persediaan
yang dapat diterapkan, yaitu : Metode FIFO (First in First Out), Metode Rata-Rata Tertimbang
(Average Method) dan Metode Harga Pembelian Terakhir.

Akuntansi Belanja Modal


Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja diakui pada saat terjadinya
pengeluaran dari rekening kas umum daerah. Belanja modal dilaporkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA).

Contoh pencatatan belanja modal pembelian aset tetap secara tunai di buku jurnal sebagai
berikut:
Belanja Modal xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Yang perlu diingat adalah bahwa jika transaksi yang terjadi secara kredit (tidak tunai), maka
TIDAK dicatat jurnal realisasi anggaran, melainkan hanya pencatatan di buku jurnal finansial
atas aset tetap yang diperoleh.

Akuntansi Aset Tetap


Dalam PSAP No. 7 dan PP No. 71 Tahun 2010 serta Buletin Teknis No. 15, aset tetap
didefinisikan sebagai aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Terdapat 3 (tiga) jenis metode penyusutan yang dapat dipergunakan menurut PP No. 71 Tahun
2010, yaitu Garis Lurus (Straight Line Method), Saldo Menurun Ganda (Double Declining
Balance Method) dan Unit Produksi (Unit of Production).
Contoh pencatatan pembelian Mobil Ambulan secara tunai di buku jurnal finansial (LO dan
Neraca):
Mobil Ambulance xxx
RK PPKD xxx

Contoh pencatatan jurnal anggaran (LRA) atas belanja modal pembelian Mobil Ambulan secara
tunai di buku jurnal:
Belanja Modal xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Selanjutnya jika aset tetap tersebut telah digunakan, maka di setiap akhir tahun harus dibuat
jurnal penyusutan aset tetap di buku jurnal finansial.

Contoh pencatatan penyusutan di buku jurnal finansial (LO & Neraca), setiap akhir tahun:
Beban Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx

Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan.
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,
irigasi dan jaringan, serta aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya
membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai pada saat akhir tahun anggaran.

Jurnal untuk mencatat KDP adalah:


Pencatatan Pengakuan KDP
Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx
RK-PPKD xxx
Pencatatan Pengakuan Belanja Modal
Belanja Modal xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Jurnal untuk mereklasifikasi KDP menjadi aset tetap karena telah selesai dibangun:
Aset Tetap xxx
Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx

Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran. Akuntansi penerimaan pembiayaan melekat pada
penerimaan kas dari transaksi aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. Akuntansi
pengeluaran pembiayaan melekat pengeluaran kas atas transaksi aset tidak lancar dan kewajiban
jangka panjang.

Contoh pencatatan penerimaan pembiayaan di buku jurnal:


Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx

Contoh pencatatan pengeluaran pembiayaan di buku jurnal:


Pengeluaran Pembiayaan xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran. Akuntansi penerimaan pembiayaan melekat pada
penerimaan kas dari transaksi aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. Akuntansi
pengeluaran pembiayaan melekat pengeluaran kas atas transaksi aset tidak lancar dan kewajiban
jangka panjang.

Contoh pencatatan penerimaan pembiayaan di buku jurnal:


Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx

Contoh pencatatan pengeluaran pembiayaan di buku jurnal:


Pengeluaran Pembiayaan xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Akuntansi Kewajiban
Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman kepada pihak ketiga,
perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan, kewajiban kepada masyarakat,
alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban
diklasifikasikan menjadi: kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban
diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul dan kewajiban
dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban akan dilaporkan di neraca dan diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Transaksi kewajiban dicatat di buku jurnal finansial.

Contoh jurnal timbulnya kewajiban:


Kewajiban Jangka Panjang xxx
Kas di Kasda xxx

Akuntansi Dana Cadangan


Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang relatif besar
yang tidak bisa dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan merupakan akun yang
dilaporkan di neraca bagian aset. Pembentukan dana cadangan akan dianggarkan dalam
pengeluaran pembiayaan, sedangkan pencairannya akan dianggarkan pada penerimaan
pembiayaan.

Contoh pencatatan pengeluaran pembiayaan pembentukan dana cadangan di buku jurnal LRA:
Pengeluaran Pembiayaan - Pembentukan Dana Cadangan xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Contoh pencatatan dana cadangan di buku jurnal finansial:
Dana Cadangan xxx
Kas di Kasda xxx

Akuntansi Transaksi Non Anggaran


Akuntansi transaksi non anggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan pemerintah. Transaksi
non anggaran (transitoris) akan disajikan di neraca dan dalam laporan arus kas.

Contoh pencatatan penerimaan PFK di buku jurnal finansial:


Kas di Bend. Pengeluaran xxx
Utang PFK xxx

Contoh pencatatan pembayaran utang PFK:


Utang PFK xxx
Kas di Bend. Pengeluaran xxx

Akuntansi Koreksi Kesalahan


Koreksi merupakan tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam
laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Kesalahan pencatatan dapat
terjadi baik di buku jurnal finansial maupun buku anggaran dan setiap koreksi yang dilakukan
perlu diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, kesalahan


menurut sifatnya dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kesalahan tidak berulang dan kesalahan
berulang.
1. Kesalahan yang terjadi pada periode berjalan
Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi lagi.
2. Kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya
Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang.

Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat setiap akhir tahun periode pelaporan di buku jurnal finansial.
Tujuannya yaitu untuk mencatat akun terhutang/accrual, ditangguhkan/defferal, koreksi, dan
ayat jurnal lain yang diperlukan untuk memutakhirkan akun-akun Neraca dan akun-akun
Pendapatan LO dan Beban.
Secara spesifik hal-hal yang perlu dilakukan penyesuaian pada akhir periode antara lain:
1. Nilai akumulasi penyusutan
2. Nilai persediaan
3. Nilai penyisihan piutang
4. Nilai amortisasi aset tetap tak berwujud
5. Reklasifikasi nilai bagian lancar dari piutang jangka Panjang
6. Rekasifikasi nilai bagian lancar dari utang jangka panjang.
7. Dll.

Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk tujuan meng-nolkan seluruh saldo akun-akun
laporan operasional dan laporan realisasi anggaran. Jurnal penutup ada 2, yaitu jurnal penutup
LRA dan jurnal penutup LO. Langkah pertama, membuat jurnal penutup LRA yaitu menutup
jurnal anggaran yang pertama kali dibuat, kemudian menutup akun akun pendapatan, belanja,
transfer dan pembiayaan ke akun surplus/defisit. Kemudian saldo akun surplus/defisit ditutup ke
akun Estimasi perubahan SAL. Langkah kedua, menutup akun-akun pendapatan LO dan beban
ke akun surplus/defisit. Kemudian saldo akun surplus/defisit ditutup ke akun Ekuitas.

Jurnal Penutup LRA


Apropriasi Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Estimasi Pendapatan xxx
Pendapatan-LRA xxx
Belanja xxx
Surplus/ Defisit-LRA xxx
Surplus/ Defisit-LRA xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Jurnal Penutup LO
Pendapatan-LO xxx
Surplus/Defisit- LO xxx
Beban xxx
Surplus/ Defisit- LO xxx

LANGKAH-LANGKAH PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


Dalam mengelola keuangan daerah sangat diperlukan BIMTEK keuangan 2020. Bimbingan
teknis berguna agar setiap perangkat daerah bisa menjalankan pengelolan keuangan yang lebih
efisien dan mengikuti sistem terkini. Pengelolaan keuangan daerah semenjak ditetapkan PP No.
12 Tahun 2019 mencakup pelaksanaan dan penatausahaan, penganggaran dan perencanaan, dan
yang terakhir adalah pertanggung jawaban keuangan daerah. Pelaksanaan dalam tahapan
pengelolaan keuangan lebih kepada menyesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi karena
hadirnya beberapa peraturan pemerintah.

Penganggaran keuangan yang dilakukan unit SKPD sesuai dengan perubahan kebijakan
pemerintah. Yang mana akan lebih mengutamakan kepada aktivitas program kerja yang
dilakukan. Aktivitas program kerja yang telah dibuat juga akan diukur tingkat keberhasilannya.
Dengan diterbitkannya PP No. 12 Tahun 2019 acuan untuk membuat perencanaan dan
penganggaran keuangan menjadi lebih jelas. Setiap SKPD bertanggung jawab penuh atas
keuangan daerah. APBD sendiri mengambil rancangan dari RKA SKPD yang telah dibuat.
Sedangkan bagi PPK atau pejabat pembuat komitmen dapat menentukan seorang bendahara.
Lalu bendahara ini yang akan berperan penting dalam pembuatan anggaran program kerja
daerah.
Di akhir pelaksanaan, PPK berkewajiban untuk memverifikasi kembali anggaran yang telah
dirancang oleh bendahara. Untuk memastikan apakah seluruh anggaran terpakai secara efektif
atau tidak. Bendahara juga bertanggung jawab untuk membuat laporan pertanggung jawaban
yang valid. Agar menghasilkan indikator yang lebih jelas ketika program kerja telah terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai