Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK | MINGGU KE-7

SYALLINE LARASATI PUTRI CHRISTIANTO | 042011333126 | KELAS L

“LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH INDONESIA”

TUJUAN DAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan, atau yang sering disebut sebagai Financial Statement, adalah
dokumentasi yang mencatat informasi tentang situasi keuangan suatu perusahaan selama
periode akuntansi tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang performa
keuangan perusahaan. Di sisi lain, Laporan Keuangan Pemerintah adalah laporan yang
disiapkan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk menjelaskan secara transparan dan
akuntabel penggunaan dana dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Laporan Keuangan memiliki beberapa tujuan, termasuk memberikan informasi
tentang asal-usul dan penggunaan dana keuangan, jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan dan pencapaian hasilnya, cara entitas tersebut
membiayai operasinya dan menjaga kecukupan kasnya, serta memberikan gambaran tentang
posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan serta perubahan yang terjadi dalam posisi
keuangannya.
Laporan Keuangan Pemerintah digunakan oleh berbagai pihak, seperti masyarakat
umum, wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, dan juga oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam memberikan donasi, investasi, atau pinjaman kepada pemerintah. Ini bertujuan
untuk memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik oleh
pemerintah.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN


Standar Laporan Realisasi Anggaran bertujuan untuk menetapkan pedoman
penyusunan Laporan Realisasi Anggaran oleh pemerintah, dengan tujuan utama untuk
menjalankan prinsip akuntabilitas. Laporan ini menggambarkan ringkasan sumber daya
ekonomi yang dikelola oleh pemerintah selama satu periode pelaporan, termasuk bagaimana
sumber daya tersebut dialokasikan dan digunakan. Fungsi utama pelaporan realisasi anggaran
adalah memberikan gambaran tentang pencapaian dan penggunaan anggaran oleh entitas
pelaporan, sehingga kita dapat melihat sejauh mana target yang telah disepakati antara
legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan telah tercapai.
Informasi dalam Laporan Realisasi Anggaran bermanfaat bagi pengguna laporan
untuk mengevaluasi keputusan terkait alokasi sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan
ketaatan pemerintah terhadap anggaran. Selain itu, laporan ini juga membantu dalam
meramalkan sumber daya ekonomi yang akan digunakan untuk mendanai kegiatan
pemerintah di masa depan dengan cara membandingkan laporan dari periode sebelumnya.
Laporan Realisasi Anggaran mencakup informasi tentang pendapatan, belanja, transfer,
surplus/defisit, dan pembiayaan, yang semuanya dibandingkan dengan anggaran dalam satu
periode.
Laporan Realisasi Anggaran diatur oleh Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 dan memiliki empat unsur utama: pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan. Pendapatan adalah penerimaan yang meningkatkan ekuitas dana
dalam satu tahun anggaran, belanja adalah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana dalam
tahun anggaran tersebut dan tidak akan diperbolehkan pembayarannya kembali. Transfer
mencakup penerimaan atau pengeluaran uang antara entitas pelaporan, termasuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil. Sedangkan pembiayaan mencakup penerimaan yang harus
dibayar kembali, baik pada tahun anggaran tersebut atau di masa depan, dan digunakan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran dalam penganggaran pemerintah
daerah.

LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH (SAL)


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) adalah dokumen yang
memberikan informasi tentang bagaimana Saldo Anggaran Lebih (SAL) mengalami
perubahan dari tahun sebelumnya. Laporan ini hanya disiapkan oleh Bendahara Umum
Negara dan entitas yang menyusun laporan keuangan konsolidasi. SAL merupakan saldo
yang timbul dari akumulasi Saldo Lebih Penganggaran (SiLPA) atau Saldo Kurang
Penganggaran (SiKPA) dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk penyesuaian lain yang
diizinkan.
Laporan Perubahan SAL terdiri dari beberapa komponen, termasuk saldo awal SAL,
penggunaan SAL, sisa pembiayaan lebih atau kurang dalam tahun berjalan, koreksi kesalahan
pembukuan tahun sebelumnya, saldo akhir SAL, dan komponen lain-lain. Awalnya, Laporan
Perubahan SAL ditujukan hanya untuk unit yang memiliki fungsi perbendaharaan umum.
Namun, dengan adanya Peraturan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 13 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), Laporan Perubahan SAL yang
sebelumnya hanya dibuat oleh konsolidator Lembaga Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dan Lembaga Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), sekarang juga harus disusun oleh
Badan Layanan Umum. Penyusunan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2010.

LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional adalah salah satu komponen penting yang memberikan
informasi rinci tentang kinerja operasional pemerintah selama periode pelaporan tertentu.
Laporan ini mencakup berbagai aspek dari kegiatan pemerintah yang bersifat operasional,
termasuk pendapatan, belanja, dan hasil-hasil yang telah dicapai. Berikut adalah penjelasan
detail mengenai Laporan Operasional:
1. Pendapatan: Bagian pertama dari Laporan Operasional biasanya mencakup informasi
tentang pendapatan yang diterima oleh pemerintah selama periode tertentu. Pendapatan ini
bisa berasal dari berbagai sumber, seperti pajak, penerimaan dari investasi, pinjaman, hibah,
atau sumber pendapatan lainnya. Laporan ini akan merinci jenis pendapatan, jumlahnya, serta
sumbernya. Pendapatan ini dapat digunakan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan
pemerintah.
2. Belanja: Bagian selanjutnya adalah informasi tentang belanja yang telah dilakukan oleh
pemerintah selama periode tersebut. Belanja ini mencakup berbagai jenis pengeluaran, seperti
belanja pegawai, belanja modal, belanja operasional, dan belanja lainnya. Laporan ini akan
memberikan gambaran rinci tentang bagaimana pemerintah mengalokasikan dana untuk
berbagai program, proyek, dan kegiatan. Belanja operasional digunakan untuk menjalankan
pelayanan publik dan operasional pemerintah.
3. Hasil-Hasil: Bagian ini mencakup pencapaian dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
pemerintah selama periode tersebut. Ini mencakup informasi tentang program dan proyek
yang telah selesai atau masih dalam proses, tujuan yang telah tercapai, serta dampak sosial
atau ekonomi dari kegiatan tersebut. Hasil-hasil ini bisa berupa peningkatan kualitas layanan
publik, penurunan tingkat kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, atau pencapaian lain yang
sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.
4. Analisis Kinerja: Laporan Operasional juga sering mencakup analisis kinerja yang
membantu pemangku kepentingan dalam memahami sejauh mana pemerintah telah mencapai
tujuan-tujuan strategisnya. Analisis ini dapat mencakup perbandingan antara target dan
pencapaian aktual, evaluasi efisiensi penggunaan sumber daya, dan penilaian dampak
program atau proyek terhadap masyarakat dan perekonomian.
5. Informasi Tambahan: Laporan Operasional juga dapat mencakup informasi tambahan yang
relevan, seperti perubahan dalam kebijakan publik, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah,
atau inisiatif yang direncanakan untuk masa mendatang.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Laporan Perubahan Ekuitas adalah bagian dari laporan keuangan yang diperlukan
oleh pemerintah pusat atau daerah untuk menggambarkan perubahan dalam aktiva bersih
selama periode tertentu, berdasarkan prinsip pengukuran tertentu. Ekuitas, menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010, adalah kekayaan bersih pemerintah
yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai hasil dari peristiwa masa lalu yang diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan, baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Aset ini dapat
diukur dalam satuan uang dan termasuk sumber daya non-keuangan yang digunakan untuk
memberikan layanan kepada masyarakat serta sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang harus
diselesaikan dan akan mengakibatkan pengeluaran sumber daya ekonomi pemerintah.
Laporan Perubahan Ekuitas mencantumkan setiap komponen ekuitas, termasuk
ekuitas awal, surplus/defisit dalam periode tersebut, koreksi-koreksi yang dapat menambah
atau mengurangi ekuitas, seperti dampak kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan mendasar, serta ekuitas pada akhir periode. Laporan ini memberikan
gambaran tentang bagaimana modal atau ekuitas pemerintah berubah seiring waktu dan
akibat dari berbagai peristiwa keuangan yang terjadi.

NERACA
Neraca adalah jenis laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu entitas
pelaporan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini mencakup aset, kewajiban, dan ekuitas
entitas tersebut. Dalam Neraca Pemerintah, beberapa komponen yang harus tercantum
minimal mencakup (1) kas dan setara kas, (2) investasi jangka pendek, (3) piutang dari
kegiatan Badan Layanan Umum (BLU), (4) persediaan, (5) investasi jangka panjang, (6) aset
tetap, (7) aset lainnya, (8) kewajiban jangka pendek, (9) kewajiban jangka panjang, dan (10)
ekuitas.
Dalam konteks dana kas BLU yang bukan milik BLU, tetapi diakui sebagai kas dan
setara kas, contohnya adalah dana titipan pihak ketiga, uang jaminan, dan uang muka pasien
rumah sakit. Investasi nonpermanen dalam Neraca Pemerintah mencakup investasi berupa
pemberian pinjaman kepada pihak lain, investasi dalam bentuk dana bergulir, dan jenis
investasi nonpermanen lainnya.

LAPORAN ARUS KAS


Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai
pergerakan dana kas suatu entitas pelaporan selama suatu periode tertentu. Laporan ini
terbagi menjadi empat kategori utama yang mencerminkan sumber dan penggunaan dana kas.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai setiap kategori dalam Laporan Arus Kas:

1. Aktivitas Operasi: Bagian ini mencakup arus kas yang berasal dari aktivitas operasional
utama entitas pelaporan. Ini mencakup penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,
pembayaran kas untuk biaya operasional, gaji, bahan baku, dan aktivitas operasional
sehari-hari lainnya. Aktivitas operasi adalah inti dari operasi bisnis dan mencerminkan
kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dari kegiatan inti mereka.

2. Aktivitas Investasi: Aktivitas investasi mencakup arus kas yang terkait dengan investasi
dalam aset jangka panjang dan aset modal. Ini termasuk penerimaan kas dari penjualan aset,
pembayaran kas untuk akuisisi aset baru, investasi dalam saham atau obligasi, dan aktivitas
investasi lainnya yang mempengaruhi aset jangka panjang entitas.

3. Aktivitas Pendanaan: Bagian ini mencerminkan arus kas yang terkait dengan pendanaan
entitas. Ini mencakup penerimaan kas dari penerbitan saham, pinjaman baru, atau penerimaan
kas dari pihak terkait lainnya. Di sisi penggunaan kas, ini mencakup pembayaran utang,
pembayaran dividen kepada pemegang saham, atau penggunaan kas untuk aktivitas
pendanaan lainnya.

4. Aktivitas Transitoris: Aktivitas transitoris atau aktivitas lainnya adalah kategori yang
mencakup arus kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan.
Ini bisa mencakup transaksi yang tidak terkait dengan operasi inti entitas, seperti perubahan
mata uang asing, penyesuaian terhadap perubahan nilai pasar, atau aktivitas lainnya yang
tidak cocok dengan kategori lainnya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan regulasi yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 2010, Catatan atas Laporan Keuangan merupakan penjelasan atau rincian
yang menggambarkan angka-angka yang ada dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan SAL, Laporan Perubahan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan
Laporan Arus Kas. Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan mencakup:

1. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi: Ini melibatkan
informasi mengenai lokasi dan bentuk hukum entitas, serta wilayah yurisdiksi di mana entitas
tersebut beroperasi. Selain itu, juga mencakup penjelasan tentang jenis operasi yang
dilakukan oleh entitas dan aktivitas utamanya, serta perundang-undangan yang mengatur
operasinya.

2. Kebijakan Fiskal atau Keuangan dan Ekonomi Makro: Bagian ini memberikan
gambaran mengenai kebijakan pemerintah terkait pendapatan, efisiensi belanja, dan
pembiayaan. Juga, mencakup informasi mengenai perbedaan penting dalam realisasi
keuangan dan posisi fiskal saat ini dibandingkan dengan periode sebelumnya atau anggaran.

3. Kebijakan Akuntansi: Ini mencakup kebijakan-kebijakan yang digunakan oleh entitas


dalam mengakui dan mengukur pendapatan, belanja, aset, dan kewajiban. Juga, termasuk
penjelasan mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan, seperti pengakuan
pendapatan-LRA, pengakuan pendapatan-LO, dan kebijakan terkait dengan aset dan
kewajiban.

4. Penjelasan atas Masing-masing Pos dalam Laporan Keuangan: Bagian ini memberikan
rincian lebih lanjut mengenai setiap pos dalam lembar muka laporan keuangan. Misalnya,
rincian mengenai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya, kewajiban
jangka pendek, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas.

5. Informasi yang Diperlukan oleh PSAP yang Belum Disajikan dalam Lembar Muka
Laporan Keuangan: Ini mencakup informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) atau regulasi lainnya, tetapi belum disajikan dalam lembar
muka laporan keuangan.
6. Informasi Lainnya: Bagian ini mencakup informasi tambahan yang dianggap relevan
untuk pengungkapan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan harus memenuhi persyaratan yang diatur oleh
berbagai standar akuntansi pemerintahan dan memberikan wawasan tambahan yang tidak
tersedia di bagian lain laporan keuangan. Ini memastikan penyajian yang wajar dan
transparan dalam pelaporan keuangan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai