Anda di halaman 1dari 14

NAMA :AHMAD ZAEN ZAENURI

FAKULTAS : EKONOMI
PRODI :AKUNTANSTI
KLS :4A

JAWABAN

1}Pengertian Akuntansi Sektor Publik


Pengertian akuntansi sektor publik adalah proses pembukuan, pencatatan, klasifikasi, analisis,
peringkasan, serta komunikasi dan interpretasi semua informasi keuangan pemerintahan yang
dilakukan secara detail dan agregat.Bagian ini juga meliputi pencatatan seluruh transaksi
yang termasuk transfer, disposisi dan penerimaan properti serta dana publik.Jika diulas lebih
rinci, frasa ‘sektor publik’ sendiri memiliki makna sebagai seluruh organisasi yang tidak
dijalankan secara pribadi, namun didirikan, dibiayai dan dioperasikan oleh pemerintah atas
nama publik.Terdapat juga pendapat beberapa ahli terkait pengertian terhadap jenis akuntansi
ini.Pertama, Dwi Ratmono (2015) mendefinisikan akuntansi sektor publik sebagai proses
pengukuran, identifikasi, pencatatan, serta pelaporan seluruh transaksi keuangan dari
pemerintah daerah dengan tujuan untuk mengambil keputusan ekonomi.Selain itu, Erlina dkk
(2015) menjelaskan bahwa akuntansi sektor publik adalah akuntansi yang berguna untuk
mencatat kegiatan ekonomi suatu organisasi nirlaba atau non-profit.Sederhananya, public
sector accounting umumnya digunakan oleh organisasi sektor publik, seperti masjid, rumah
sakit, puskesmas, universitas/sekolah, partai politik, lembaga swadaya masyarakat hingga
pemerintah pusat.

Tujuan Akuntansi Sektor Publik


Nah, setelah Anda tahu pengertian dari apa itu akuntansi sektor publik, selanjutnya Anda juga
perlu tahu apa tujuan dari jenis akuntansi ini.Berguna untuk menunjukkan kepemilikan
transaksi dan kesesuaian transaksi tersebut dengan aturan, hukum, dan regulasi yang
ada.Mengukur kinerja sektor publik saat ini dan memberi informasi untuk mengendalikan
manajemen operasi pemerintah yang efisien dan efektif.Melakukan perencanaan operasi di
masa depan dan menilai efisiensi dan efektivitas pihak yang berwenang.Memastikan legalitas
transaksi serta kesesuaiannya dengan UU, peraturan, dan norma yang berlaku.Membantu
perencanaan dan pengendalian serta membantu melakukan laporan yang tepat waktu dan
objektif.Seorang akuntan sektor publik juga harus membantu organisasi dalam memberikan
dasar dalam mengambil keputusan penting.Memberikan solusi jika ada masalah dalam
organisasi tersebut serta meningkatkan efisiensi manajemen.
2}Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pelaporan
terhadap berbagai transaksi keuangan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam
mengelola anggaran yang dimiliki (public finance).Bentuk pengelolaan dan pencatatan
keuangan ini mendasari timbulnya standar pelaporan keuangan pemerintah untuk pihak-pihak
yang berkepentingan seperti DPR, masyarakat, dan BPK.Tujuannya adalah untuk
membuktikan pertanggungjawabannya terhadap rakyat melalui pencatatan transaksi lewat
laporan keuangan negara.Transparansi pemerintah sangat dituntut karena berkaitan dengan
tanggung jawabnya dalam mengalokasikan pendapatan dan pengelolaan seluruh sumber daya,
baik yang terbatas seperti tenaga kerja dan modal, maupun yang tak terbatas seperti air dan
listrik.

Tujuan Akuntansi Pemerintahan


Berikut ini adalah penjelasan tentang tujuan dari akuntansi pemerintahan:

TujuanAkuntabilitas
Akuntansi pemerintah dibuat untuk memenuhi berkas laporan pertanggungjawaban keuangan
negara yang telah diatur oleh UUD 1945 Pasal 23 ayat 5 di mana negara harus menyajikan
laporan pertanggungjawaban dalam setiap pengelolaan finansial.Karena menjadi amanat
konstitusi, tentu data-data keuangan harus dilaporkan secara akurat oleh pemangku kekuasaa
yaitupemerintahsehinggadapatdipertanggungjawabkan.
TujuanManajerial
Akuntansi pemerintahan bertujuan memastikan segala kebijakan pemerintah bisa berjalan
dengan lancar dengan manajemen yang baik.Tanpa adanya anggaran terencana dan tercatat,
tidak mungkin ada program pemerintah yang berjalan lancar sesuai rencana.Hal ini juga terkait
dengan efektifitas dan efisiensi dari keluarnya anggaran finansial suatu negara.Dengan
adanya akuntansi ini, data-data finansial bisa dilihat – apakah uang yang dibelanjakan tersebut
memangefektifdanefisienuntukmasyarakatatautidak.
TujuanPengawasan(Kontrol)
Akuntansi pemerintah memudahkan \ pemeriksaan keuangan negara, termasuk ke mana
anggaran disalurkan dan berapa uang yang telah dikeluarkan negara.Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan anggaran yang dilakukan oleh unit-unit kerja tertentu
serta mengukur kebutuhan-kebutuhan negara yang bisa dijadikan pedoman dirilisnya
anggaran-anggaran berikutnya.
3}KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BASIS AKRUAL
1.LaporanRealisasiAnggaran
2.LaporanPerubahanSaldoAnggaranLebih
3.LaporanOperasional
4.LaporanPerubahanekuitas
5.Neraca
6.LaporanArusKas
7.CatatanAtasLaporanKeuangan
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan
pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan
yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam suatu periode tertentu.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan hanya disajikan
oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan
konsolidasi.
Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis
akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan
yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu
entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas (LAK) adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Tujuan LAK untuk memberikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode
akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. LAK wajib disusun dan
disajikan hanya oleh unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE menyediakan informasi
mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Laporan
Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan
atas Laporan Keuangan. CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi
yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. CaLK bertujuan
untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih
baik atas informasi keuangan pemerintah.
4.a] jenis pajak
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi sebagai berikut.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Pajak Alat Berat (PAB).
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
Pajak Air Permukaan (PAP).
Pajak Rokok.
Opsen Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
3. Retribusi Tempat Pelelangan;
4. Retribusi Terminal;
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir;
6. Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa;
7. Retribusi Penyedotan Kakus;
8.Retribusi Rumah Potong Hewan;
9. Retribusi Pelayanan ...
 Pajak Hotel.
 Pajak Restoran.
 Pajak Hiburan.
 Pajak Reklame.
 Pajak Penerangan Jalan.
 Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan.
 Pajak Parkir.
 Pajak Air Tanah.
1) Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah (pemda) untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan;
2) Retribusi Jasa Usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemda dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor
swasta; dan
3) Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemda dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

B] Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai berikut.


 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
 Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT).
 Pajak Reklame.
 Pajak Air Tanah (PAT).
 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
Retribusi kabupaten dan kota
 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
 Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
 Retribusi Tempat Pelelangan;
 Retribusi Terminal;
 Retribusi Tempat Khusus Parkir;
 Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa;
 Retribusi Penyedotan Kakus
 Retribusi Rumah Potong Hewan
 Retribusi Pelayanan ...

 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).


 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
 Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT).
 Pajak Reklame.
 Pajak Air Tanah (PAT).
 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
 Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
 Retribusi Tempat Pelelangan;
 Retribusi Terminal;
 Retribusi Tempat Khusus Parkir;
 Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa;
 Retribusi Penyedotan Kakus
 Retribusi Rumah Potong Hewan
 Retribusi Pelayanan ...

C}Tujuan DBH adalah untuk memperbaiki keseimbangan vertikal antara pusat dan
daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Pembagian DBH dilakukan
berdasarkan prinsip by origin. Penyaluran DBH dilakukan berdasarkan prinsip Based on
Actual Revenue.
Dana Alokasi Umum (DAU), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
a. 5. Pada tanggal 1 Januari 2015 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan SKPD Pelangi untuk tahun
2015 adalah Rp 3.650.000.000, sedangkan belanjanya dianggarkan sebesar Rp 3.550.000.000,.
b. Tanggal 2 Januari 2015, BUD menerbitkan SP2D LS Gaji sebesar Rp 90.000.000, dengan rincian
sebagai berikut :
Gaji Pokok 60.000.000
Tunjangan Keluarga 10.000.000
Tunjangan Jabatan 20.000.000
c. Tanggal 2 Januari 2015 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp 20.000.000. Pada
hari yang sama menerbitkan SPM UP, SPM ini diotorisasi dan langsung diserahkan kepada BUD.
Tanggal 2 Januari 2015 BUD menerbitkan SP2D
d. Tanggal 5 Januari 2015 SKPD Pelangi membayar sewa gedung kantor sebesar Rp 60.000.000 untuk
sewa selama 2 tahun dengan mekanisme LS
e. Tanggal 12 Januari 2015 dilakukan pembayaran dengan menggunakan uang UP atas belanja ATK
sebesar Rp 3.000.000
f. Tanggal 13 Januari 2015, SKP terbit dan menyatakan bahwa SKPD Pelangi memiliki pendapatan
pajak hotel Terang sebesar Rp. 80.000.000 dan hotel Cempaka sebesar Rp 25.000.000
g. Tanggal 15 Januari 2015, Hotel Terang membayar pajak hotel langsung ditransfer ke Kas Daerah
sebesar Rp 80.000.000.
h. Pada tanggal 16 Januari 2015 bendahara penerimaan menerima uang dari hotel Cempaka sebesar
Rp 20.000.000 dan menyetorkan uang pajak tersebut ke rekening Kas Daerah pada hari yang sama.
i. Pada tanggal 19 Januari mengajukan pembayaran untuk pembelian kendaraan dinas sebesar Rp
150.000.000.
j. Pembayaran pembelian kendaraan dilakukan melalui LS dan BUD menerbitkan SP2D pada 22
Januari 2014.
k. Pada 24 Januari membeli makan untuk rapat sebesar Rp 1.000.000 dan membayar biaya
pemeliharaan peralatan sebesar Rp 4.000.000 dengan menggunakan uang persedian.
l. Pada 28 Januari membeli printer seharga Rp 2.000.000 dengan menggunakan uang persediaan.
m. Tanggal 29 Januari 2015, SKPD Pelangi menerima pendapatan retribusi parkir sebesar Rp
15.000.000 dan pada tanggal 30 Januari 2015 bendahara penerimaan menyetorkan uang pajak
tersebut ke rekening Kas Daerah.
n. Pada 31 Januari 2015 menerbitkan SKP pajak sebesar Rp 40.000.000 ke hotel Kenanga.
o. Tanggal 31 Januari 2015 dilakukan Stock Opname terhadap persediaan, diketahui persediaan ATK
tersisa sebesar Rp 500.000.
p. Pada tanggal 31 Januari 2015 dibuat jurnal untuk menyesuaikan beban sewa untuk bulan Januari,
beban depresiasi untuk bulan Januari sebesar 12.000.000
JURNAL TRANSAKSI PER JANUARI 2015

TANGGAL AKUN DEBIT KREDIT


1 Estimasi Pendapatan 3.650.000.000
Perubahan SAL 100.000.000
Apropriasi Belanja 3.550.000.000
2 Beban Gaji Pokok 60.000.000
Beban Tunjangan Keluarga 10.000.000
Beban Tunjangan Jabatan 20.000.000
RK PPD 90.000.000
Beban Gaji Pokok 60.000.000
Belanja Tunjangan Keluarga 10.000.000
Belanja Tunjangan Jabatan 20.000.000
Perubahan SAL 90.000.000
2 Kas di Bendahara Pengeluaran 20.000.000
RK PPD 20.000.000
3 Beban Sewa Gedung Kantor 60.000.000
RK PPD 60.000.000
Belanja Sewa Gedung Kantor 60.000.000
Perubahan SAL 60.000.000
12 Beban ATK 3.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 3.000.000
Belanja ATK 3.000.000
Perubahan SAL 3.000.000
13 Piutang Pajak Hotel 105.000.000
Pendapatan Pajak Hotel – LO 105.000.000
15 RK PPD 80.000.000
Piutang Pajak Hotel 80.000.000
Perubahan SAL 80.000.000
Pendapatan Pajak Hotel – LRA 80.000.000
16 Kas di Bendahara Penerimaan 20.000.000
Piutang Pajak Hotel 20.000.000
RK PPD 20.000.000
Kas di Bendahara Penerimaan 20.000.000
Perubahan SAL 20.000.000
Pendapatan Pajak Hotel – LRA 20.000.000
19 No Entry
22 Kendaraan 150.000.000
RK PPD 150.000.000
Belanja Kendaraan 150.000.000
Perubahan SAL 150.000.000
24 Beban Konsumsi Makanan 1.000.000
Beban Pemeliharaan Kendaraan 4.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000.000
Belanja Konsumsi Makanan 1.000.000
Belanja di Pemeliharaan Peralatan 4.000.000
Perubahan SAL 5.000.000
28 Printer 2.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 2.000.000
Belanja Printer 2.000.000
Perubahan SAL 2.000.000
29 Kas di Bendahara Penerimaan 15.000.000
Pendapatan Retribusi Parkir – LO 15.000.000
Perubahan SAL 15.000.000
Pendapatan Retribusi Parkir – LRA 15.000.000
30 RK PPD 15.000.000
Kas di Bendahara Penerimaan 15.000.000
31 Piutang Pajak Hotel 40.000.000
Pendapatan Pajak Hotel - LO 40.000.000

JURNAL PENYESUAIAN PER JANUARI 2015


TANGGAL AKUN DEBIT KREDIT
31 Persediaan ATK 500.000
Beban ATK 500.000
31 Sewa Dibayar Dimuka 57.500.000
Beban Sewa Gedung Kantor 57.500.000
31 Beban Depresiasi 12.000.000
Akumulasi Depresiasi 12.000.000
Neraca Saldo
Untuk Periode 31 Januari 2015

URAIAN DEBIT KREDIT


RK PPD 205.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 10.000.000
Kas di Bendahara Penerimaan 0
Piutang Pajak Hotel 49.00.000
Persediaan ATK 500.000
Sewa Dibayar Dimuka 57.500.000
Printer 2.000.000
Kendaraan 650.000.000
Gedung Kantor 1.000.000.000
Akumulasi Penyusutan 512.000.000
Ekuitas 1.000.000.000
Perubahan SAL 195.000.000
PEndapatan Pajak Hotel – LRA 100.000.000
Pendepatan Retribusi Parkir – LRA 15.000.000
Belanja Gaji Pokok 60.000.000
Belanja Tunjangan Keluarga 10.000.000
Belanja Sewa Gedung Kantor 20.000.000
Belanja ATK 3.000.000
Belanja Kendaraan 150.000.000
Belanja Konsumsi Makanan 1.000.000
Belanja Pemeliharaan Peralatan 4.000.000
Belanja Printer 2.000.000
Pendapatan Pajak Hotel – LO 145.000.000
Pendapatan Retribusi Parkir – LO 15.000.000
Beban Gaji Pokok 60.000.000
Beban Tunjangan Keluarga 10.000.000
Beban Tunjangan Jabatan 20.000.000
Beban Sewa Gedung Kantor 2.500.000
Beban ATK 2.500.000
Beban Konsumsi Makanan 1.000.000
Beban Pemeliharaan Peralatan 4.000.000
Beban Depresiasi 12.000.000
TOTAL 2.187.000.000 2.187.000.000
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Januari 2015

AKUN REALISASI
PENDAPATAN
Pendapatan Pajak Hotel – LRA 100.000.000
Pendapatan Retribusi Parkir – LRA 15.000.000
Total Pendapatan 115.000.000
BELANJA
Belanja Gaji Pokok 60.000.000
Belanja Tunjangan Keluarga 10.000.000
Belanja Tunjangan Jabatan 20.000.000
Belanja Sewa Gedung Kantor 60.000.000
Belanja ATK 3.000.000
Belanja Kendaraan 150.000.000
Belanja Konsumsi Makanan 1.000.000
Belanja Pemeliharaan Peralatan 4.000.000
Belanja Printer 2.000.000
Total Belanja (310.000.000)
Surplus (Defisit) - LRA (195.000.000)

Laporan Operasional
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Januari 2015
AKUN JUMLAH
PENDAPATAN
Pendapatan Pajak Hotel – LO 145.000.000
Pendapatan Retribusi Parkir – LO 15.000.000
Total Pendapatan 160.000.000
BEBAN
Beban Gaji Pokok 60.000.000
Beban Tunjangan Keluarga 10.000.000
Beban Tunjangan Jabatan 20.000.000
Beban Sewa Gedung Kantor 2.500.000
Beban ATK 2.500.000
Beban Konsumsi Makanan 1.000.000
Beban Pemelihraan Peralatan 4.000.000
Beban Depresiasi 12.000.000
Total Beban (112.000.000)
Surplus (Defisit) - LO (48.000.000)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Untuk Periode Yang Berakhir 31 Januari 2015
q.
r.
Ekuitas awal 1.000.000.000
Surplus (Defisit) - LO 48.000.000
Loreksi Pencatatan yang langsung menambah/megurangi 0
ekuitas
Ekuitas akhir 1.048.000.000
NERACA
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Januari 2015

ASET KEWAJIBAN
ASET LANCAR Total Kewajiban
Kas di Bendahara Pengeluaran 10.000.000
Kas di Bendahara Penerimaan 0
Piutang Pajak Hotel 45.000.000 EKUITAS
Persediaan ATK 500.000 Ekuitas 1.048.000.000
Sewa Dibayar di muka 57.500.000 Perubahan SAL 205.000.000
Total Aset Lancar 113.000.000 Total Ekuitas 1.253.000.000
ASET TETAP
Printer 2.000.000
Kendaraan 650.000.000
Gedung Kantor 1.000.000.000
Akumulasi Penyusutan (512.000.0000)
Total Aset Tetap 1.140.000.000
TOTAL ASET 1.253.000.000 Total Kewajiban dan Ekuitas 1.53.000.000

Jumlah SILPA/SIKPA = 195.000.000 , Sesuai


dengan jumlah kas
RK PPKD
= (205.000.000)
Kas di Bendahara Pengeluaran
= 10.000.000

= 195.000.000

Anda mungkin juga menyukai