Anda di halaman 1dari 10

PENCATATAN AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

⮚ Pengertian Akuntansi Sektor Publik


Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan
bahwa Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas
hasilnya. Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) akuntansi adalah
seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran
moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya dari suatu entitas dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (Purposive Activity).
Tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memberikan pelayanan publik dalam rangka
memenuhi kebutuhan publik. Adapun Definisi akuntansi sektor publik menurut Indra
Bastian (2001 :6) adalah "rnekanisrne teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana rnasyarakat di lernbaga-lernbaga tinggi negara dan departernen-departernen di
bawahnya, pernerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial pada proyek-proyek
kerja sarna sektor publik dan swasta."
Di Indonesia, Akuntansi Sektor Publik dapat didefinsikan sebagai: Mekanisme teknik
dan analisis akuntansi pada pengelolaan dana masyarakat di Pemerintah Pusat, Lembaga-
Lembaga Tinggi Negara dan Departemen- Departemen, Badan Layanan Umum, Pemerintah
Daerah, Badan Layanan Umum Daerah, Lembaga Sosial Masyarakat dan Yayasan Sosial,
maupun pada proyek-proyek kerjasama organisasi sektor publik dan swasta. Dalam negara
demokrasi kita mengenal trias politika yang membagi kekuasaan secara formal kedalam
kelompok eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dari pengertian di atas dapat kita katakan bahwa
dalam akuntansi sektor publik, data akuntansi digunakan untuk memberi informasi mengenai
kondisi ekonomi dan keuangan sektor publik kepada pihak eksekutif, legislatif, yudikatif dan
masyarakat.

⮚ Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan
atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam
mengambil keputusan.
Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara umum, didasari pada prinsip akuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup
akuntansi (siklus Akuntansi).
Laporan keuangan sebagai sumber informasi Financial memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap kualitas keputusan yang di hasilkan. Dalam konteks akuntansi sektor publik, jenis
informasi yang diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas pada informasi yang
bersifat financial, sedangkan informasi itu sendiri adalah informasi yang diukur dengan satuan
moneter. Adapun Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan
turbulence. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi faktor
ekonomi (cadangan devisa, dll), politik (ideologi negara,tipe Rezim, dll), kultur (keragaman
RAS, dll) dan demografi (pertumbuhan penduduk, kesehatan masya, dll).
⮚ Tujuan Akuntansi Sektor Publik
Menurut American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) yang dikutip oleh
Mardiasmo (2009:14) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah
untuk: Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi, serta
memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab.
⮚ Kedudukan Akuntansi Sektor Publik Didalam Akuntansi
Dalam akuntansi bisnis data akuntansi digunakan untuk memberikan informasi keuangan
kepada eksekutif perusahaan, pemilik modal, penanam modal, kreditor dan pihak lain yang
berkepentingan dengan perusahaan (Stakeholder). Dalam akuntansi sektor publik, data
akuntansi digunakan untuk memberi informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan sektor
publik kepada pihak eksekutif, legislatif, yudikatif dan masyarakat. Akuntansi sosial merupakan
bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada entitas dalam artian makro, yang melayani
perekonomian nasional seperti neraca pembayaran perkiraan arus dana, perkiraan pendapatan
dan produksi nasional serta neraca nasional.
⮚ Metode Pencatatan Akuntansi Sektor Publik
Terdapat beberapa metode atau teknik pencatatan akuntansi yang dikenal atau biasa dipraktikkan
dalam akuntansi sektor publik ada Lima namun kelimanya tidak saling meniadakan, artinya jika
sudah dipilih satu metode tertentu maka tidak berarti teknik yang lain tidak dapat dilakukan ,
yaitu:
1) Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi anggaran merupakan pencatatan akuntansi atas alokasi anggaran dan estimasi
pendapatan sehubungan dengan pelaksanaan APBN dan APBD. Akuntansi anggaran digunakan
dalam organisasi sektor publik terkait dengan penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
Informasi LRA berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap
anggaran, serta memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan
pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara
komparatif. Adapun tujuan utama akuntansi anggaran adalah untuk pengendalian anggaran dan
tingkat serapan anggaran, ekonomi, efisiensi, dan efektivitas anggaran serta kondisi keuangan
negara.
a.1. Terminologi Dalam Akuntansi Anggaran
Terdapat beberapa terminologi atau istilah terkait dengan transaksi yang spesifik dalam akuntansi
anggaran pemerintah, sebagaimana dibawah ini:

(1) Aprosiasi (Appropriation)


Merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada
presiden/gubernur/bupati/walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang
ditetapkan dalam satu tahun anggaran.

(2) Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment)


Adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari aprosiasi yang disediakan
bagi instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

(3) Encumbrance
Merupakan komitmen atau kewajiban yang terjadi sehubungan dengan dikeluarkannya order
pembelian kepada pihak ketiga atas pengadaan barang dan jasa.

a.2. Pencatatan Akuntansi Dalam Akuntansi Anggaran.


Pada pemerintah pusat, pencatatan akuntansi anggaran dilaksanakan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara dan oleh pimpinan kementerian/lembaga melalui sistem
akuntansi instansi (SAI). Pencatatan akuntansi anggaran pada Bendahara Umum Negara dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pencatatan akuntansi anggaran pada Sistem Akuntansi Kas
Umum Negara (SAKUN) dan Sistem Akuntansi Umum (SAU).

a.2.(1) Pencatatan Akuntansi Anggaran pada Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara
Subsistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN).
Mencatat akuntansi APBN untuk membukukan estimasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan
yang tercantum dalam APBN. Selain pencatatan APBN, Sistem Akuntansi Umum Negara juga
mencatat akuntansi realisasi anggaran dan jurnal penutupan pada akhir periode akuntansi.

a.2.(2)Pencatatan Akuntansi Anggaran pada Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara


Subsistem Akuntansi Umum (SAU) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
SAU dan SAI sama-sama melakukan penjurnalan atas akuntansi DIPA sedangkan SAKUN tidak
mencatat akuntansi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Selain mencatat akuntansi
DIPA, SAU dan SAI juga mencatat akuntansi realisasi anggaran unit kerja bersangkutan, serta
jurnal penutup.
2) Akuntansi Kas (Cash Accounting) Hingga saat ini pun akuntanis kas masih banyak digunakan di
organisasi sektor publik maupun nonprofit. Akuntansi kas mencatat transaksi terkait dengan
penerimaan dan pengeluaran kas serta saldo kas dalam buku kas.
Jadi Akuntasni Basis kas adalah suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana dalam
hal ini setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan jumlah nominal yang diterima, bagi
pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam
periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka
pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah
menambah atau mengurangi kas.

3) Akuntasi Akrual (Accrual Accounting)


Akuntansi akrual mengakui transaksi pada saat terjadinya, yaitu ketika sudah terjadi
perpindahan hak dan kewajiban, bukan berdasarkan diterima atau dikeluarkannya kas. Tujuan
Pengaplikasian akuntansi akrual dalam sektor publik bermanfaat dalam menentukan biaya
pelayanan dan penentuan harga/tarif pelayanan. Tekniknya dipercaya, lebih akrual, komprehensif
dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Pengaplikasian akuntansi akrual dalam sektor bisnis terutama dimaksudkan untuk
membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan sedangkan pada sektor publik untuk
penandingan biaya dengan manfaat.

Basis akrual sepenuhnya ini belum  bisa diterapkan oleh semua entitas akuntansi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas pemerintah adalah basis kas
menuju akrual (Cash Toward Accrual). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan ekuitas dana
dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis kas. Konsekuensi dari penggunaan
basis kas menuju akrual ini adalah di butuhkannya penggunaan jurnal korolari.

Contoh pertama, misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000 secara
tunai. Karena segala pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:
Dr. Belanja Kendaraan          Rp100.000.000
Cr. Kas                                  Rp 100.000.000
Belanja kendaraan merupakan akun nominal yang akan disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, sedangkan kas merupakan akun riil yang akan disajikan dalam Neraca.
Akibatnya,apabila hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan
sebagai bagian aktiva Neraca. Padahal, menurut SAP, Neraca pemerintah harus disajikan dengan
basis akrualatau memperesentasikan semua sumber daya yang dimiliki dan tidak terbatas kas
saja. Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan yaitu jurnal pencatatan sebagai solusi penerapan
basis kas menuju akrual ini. Masih mengacu pada transaksi di atas, maka pencatatan yang
sebaiknya adalah:
Dr. Belanja Kendaraan               Rp. 100.000.000
 Cr. Kas  Rp. 100.000.000         
Jurnal Pencatatan:
Dr. Kendaraan                             Rp. 100.000.000
Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan dalam aset tetap Rp 100.000.000
Dengan adanya jurnal pencatatan, belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas
dan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca telah disajikan dengan basis
akrual karena  mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang
disajikandalam Neraca tidak hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti kendaraan.

Contoh lain, misalnya Pemerintah Daerah melakukan pinjaman kepada Pemerintah Pusat
sebesar Rp 50.000.000 yang akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang dengan bunga
pinjaman 10% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 januari.
Jurnal yang akan dibuat pada akhir tahun berdasarkan basis akrual adalah pengakuan utang
bunga yaitu sebesar Rp5.000.000 (10%xRp50.000.000). Jurnalnya sebagai berikut:
Jurnal Pencatatan:
Dr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga Rp 5.000.000
Cr. Utang bunga Rp 5.000.000

Sedangkan jurnal yang dibuat ketika pembayaran bunga (15 Januari) adalah:

Dr. Belanja bunga                                            Rp 5.000.000
Cr. Kas                                                                            Rp 5.000.000
Dr. Utang bunga                                                 Rp 5.000.000
Cr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga Rp 5.000.000

4) Akuntansi Komitmen (Commitment Accounting)


Akuntansi komitmen mencatat transaksi lebih awal dibandingkan akuntansi akrual dan akuntansi
kas. Suatu komitmen diakui pada saat terjadi komitmen untuk melakukan suatu pengeluaran di
masa datang bukan pada saat barang atau jasa diterima atau dibayar.

5) Akuntansi Dana (Fund Accounting)


Dalam kerangka konseptual Akuntansi Pemerintahan PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan dinyatakan mengenai kemungkinan penggunaan akuntansi dana
untuk tujuan pengendalian. Misal pada program spesifik yang memerlukan pertanggungjawaban
dana program sehingga sumber dan penggunaan dana serta saldo dana program perlu dibuat
secara terpisah. Jadi akuntansi dana adalah memisahkan sumber daya dalam beberapa kategori
dana untuk megidentifikasi sumber dan penggunaan dana. Adapun tujuan akuntansi dana adalah
untuk pengelolaan dan pertanggungjawaban dana, penentuan kondisi finansial, perencanaan,
penganggaran, dan evaluasi kinerja. Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi
sektor publik, yaitu :
a)         Dana yang dapat dibelanjakan (Expendable Fund)
Menurut (Mardiasmo: 2004), Dana yang dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat
nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk
kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi
pemerintahan.
Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang dapat dibelanjakan adalah dana yang
disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi bagian
dari tujuan organisasi sektor publik.

b)        Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund)


Menurut (Mardiasmo: 2004), Dana yang tidak dapat dibelanjakan digunakan untuk
mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba.
Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis.
Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang tidak dapat dibelanjakan adalah dana yang
dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai pendukung dari
expendable fund.
Persamaan Akuntansi Dana dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi, yaitu:
AKTIVA= KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Sedangkan persamaan akuntansi dalam akuntansi keuangan:
AKTIVA= KEWAJIBAN + EKUITAS
  Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan, ekuitas adalah selisih antara aktiva
dan utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang
sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya
kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu
organisasi sektor publik.
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran
(Measurement Focus). Basis akuntansi menentukan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui.
Fokus pengukuran dari entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan.

⮚ Pencatatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur tentang Standar
Akuntansi Pemerintah dijelaskan bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan
aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis akrual untuk Laporan Operasional (LO).
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan
meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas, penyajian informasi yang
diharuskan dan dianjurkan oleh Peraturan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP juga memuat prosedur
yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyaksikan laporan keuangan
baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Dengan adanya SAP maka laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat dipahami, relevan ,handal dan dapat
diperbandingkan). Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan
opini dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para
Stakeholder antara lain : pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (Legislatif), investor, kreditor dan
mesyarakat pada umumnya dalam rangka transparansi dan akuntabilitas Keuangan Negara.

⮚ Analisis Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan Keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
dari suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai (Wide Range Users) dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh
suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.
Komponen-komponen Laporan Keuangan Sektor Publik, laporan keuangan terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran, 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan
Perubahan SAL), 3. Neraca, 4. Laporan Arus Kas (LAK), 5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) ,
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

*****HANGAT dalam Diskusi :


1) Politik Identitas:
Adalah L.A. Kauffman yang pertama kali menjelaskan hakikat politik identitas dengan melacak
asal-muasalnya pada gerakan mahasiswa anti-kekerasan yang dikenal dengan SNCC (the
Student Nonviolent Coordinating Committee), sebuah organisasi gerakan hak-hak sipil di
Amerika Serikat di awal 1960-an.1Siapa sebenarnya yang menciptakan istilah politik identitas
itu pertama kali masih kabur sampai hari ini. Tetapi secara substantif, politik identitas dikaitkan
dengan kepentingan anggota-anggota sebuah kelompok sosial yang merasa diperas dan
tersingkir oleh dominasi arus besar dalam sebuah bangsa atau negara (di Amerika).
Menurut Syafii (2012) Politik identitas di Indonesia lebih bermuatan etnisitas, agama, dan ideologi
politik. RMS (Republik Maluku Selatan), GAM (Gerakan Aceh Merdeka), dan GPM (Gerak an
Papua Merdeka), sebagai misal, adalah perwujudan dari kegelisah- an etnis-etnis ini
terhadap politik sentralistik Jakarta yang dirasa sangat tidak adil, khususnya bagi Aceh dan
Papua. Gerakan DI (Darul Islam) di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan, menggunakan
agama sebagai payung ideologi politik identitas mereka. Kecuali GPM yang masih seperti api
dalam sekam sampai hari ini, gerakan-gerakan politik identitas lain seperti tersebut di atas,
relatif telah dapat diatasi melalui kekerasan senjata atau diplomasi persuasif.
Politik Indonesia kontem- porer. Yang menjadi burning issues dalam kaitannya dengan masalah
politik identitas sejak 11 tahun terakhir ialah munculnya geraka-gerakan radikal atau setengah
radikal yang berbaju Islam di Indonesia (bukan berarti ajaran Islam).
Politik identitas dalam bentuk apa pun tidak akan membahayakan keutuhan bangsa dan negara
ini di masa depan, selama cita-cita para pendiri bangsa tentang persatuan dan integrasi nasional,
semangat Sumpah Pemuda yang telah melebur sentimen kesukuan, dan Pancasila sebagai dasar
filosofi negara tidak dibiarkan tergantung di awangawang, tetapi dihayati dan dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
2) Pengaruh politik dalam penentuan Standart Keuangan Pemerintah:
Pada mulanya akuntansi dipandang sebagai subjek non politik. Keterlibatan politik lebih banyak di
bidang matematik atau astronomi, psikologi, survei, tehnologi komputer, atau statistik
(Solomons, 1978). Perkembangan selanjutnya, pada saat penetapan standar akuntansi dianggap
mempengaruhi perilaku ekonomi. Dengan demikian akuntansi dapat mempengaruhi perilaku
manusia dan proses yang disebut dengan proses politik (Solomons, 1978). Dimulai dengan
Watts (1977) dan Watts and Zimmerman (1978), Study telah berusaha mengembangkan dan
menguji teori-teori berbasis ekonomi dari pengaturan standar yang menggunakan kekuatan
politik. Study ini menjelaskan Pengaruh politik atas penetapan standar sebagai intervensi yang
disengaja dalam proses penetapan standar oleh entitas ekonomi dengan tujuan memengaruhi
hasil proses tersebut untuk meningkatkan nilai atau kekayaan ekonomi entitas atau mencapai
beberapa tujuan yang mementingkan diri sendiri.
Pada mulanya akuntansi dipandang sebagai subjek non politik. Keterlibatan politik lebih banyak di
bidang matematik atau astronomi, psikologi, survei, tehnologi komputer, atau statistik
(Solomons, 1978). Perkembangan selanjutnya, pada saat penetapan standar akuntansi dianggap
mempengaruhi perilaku ekonomi. Dengan demikian akuntansi dapat mempengaruhi perilaku
manusia dan proses yang disebut dengan proses politik (Solomons, 1978). Dimulai dengan
Watts (1977) dan Watts and Zimmerman (1978), Study telah berusaha mengembangkan dan
menguji teori-teori berbasis ekonomi dari pengaturan standar yang menggunakan kekuatan
politik. Study ini menjelaskan Pengaruh politik atas penetapan standar sebagai intervensi yang
disengaja dalam proses penetapan standar oleh entitas ekonomi dengan tujuan memengaruhi
hasil proses tersebut untuk meningkatkan nilai atau kekayaan ekonomi entitas atau mencapai
beberapa tujuan yang mementingkan diri sendiri.
Pendekatan ekonomi politik mengaitkan seluruh penyelenggara politik, baik aspek, proses maupun
kelembagaan dengan kegiatan ekonomi yang harus dilakukan oleh masyarakat maupun yang
diintrodusir oleh pemerintah. Pendekatan ini meletakan bidang politik subordinat terhadap
ekonomi, yaitu bahwa instrumen-instrumen ekonomi seperti mekanisme pasar, harga, dan
investasi dianalisis dengan menggunakan setting sistem politik dimana peristiwa ekonomi
terjadi. Adapun Proses pembentukan standar akuntansi atau sering disebut standar setting
process merupakan proses yang cukup pelik karena melibatkan aspek politik, bisnis, sosial dan
budaya. (Mardiyah, 2002:102) Menjelaskan bahwa Financial Accounting Foundation
menyatakan “Proses penetapan standar akuntansi dapat digambarkan sebagai suatu demokrasi
karena semua peraturan yang dibuat tergantung pada perizinan pembuat peraturan. Proses
penyusunan standar sebagai proses politik karena ada upaya mendidik dalam memperoleh
standar baru.
SELAMAT BELAJAR, DARI JAUH IBU NISFATUL IZZAH HANYA BISA BERDOA
“Sukseslah” bn

Anda mungkin juga menyukai