Anda di halaman 1dari 18

BAB III

KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

TUJUAN PEMBELAJARAN

Memahami konsep dasar Akuntansi Pemerintah Daerah

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

PERTANYAAN PEMANTIK

PEMBAHASAN MATERI

A. Akuntansi Pemerintahan Dalam Ilmu Akuntansi


Akuntansi pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang mengalami
perkembangan sangat pesat seiring dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan good
governance dan clean governance. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik atas
dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas
penggunaan akuntansi dalam emcatat dan melaporkan kinerja keuangan pemerintah.
Akuntabilitas pemerintah didasarkan pada kepercayaan bahwa masyarakat mempunyai
hak untuk mengetahui, hak untuk mendapatkan fakta-fakta secara terbuka dari wakil-
wakil rakyat yang telah mereka pilih. Pelaporan keuangan memainkan peran yang penting
bagi pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas dan pertanggungjawaban kepada publik
dalam suatu lingkungan pemerintahan yang demokratis.
Akuntansi merupakan proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh
pemakai informasi yang bersangkutan. Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan
menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi, yaitu (1) pengidentifikasian,
pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi
kepada (3) pemakai yang berkepentingan.
Dalam perkembangannya akuntansi mengalami perluasan bidang kajian dan
penerapan, antara lain:
 Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan biasanya menyajikan suatu informasi keuangan yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan suatu organisasi atau perusa-
haan, owner, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.
 Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi manajemen menggunakan data historis ataupun suatu data taksiran yang
membantu manajemen dalam operasi sehari-hari serta perencanaan mendatang.
Tujuan utama dari akuntansi manajemen adalah memberikan informasi pengambilan
keputusan yang relevan kepada pihak intern perusahaan.
 Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi biaya lebih menekankan pada pengendalian maupun penetapan biaya,
terutama yang berhubungan dengan biaya produksi. Selanjutnya akuntansi biaya
membantu perusahaan dalam perencanaan dan pengawasan biaya pada aktivitas
perusahaan.
 Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi anggaran merupakan kombinasi kegiatan perencanaan dengan
pengendalian pengoperasian dimasa depan. Akuntansi anggaran memberikan suatu
rencana pengoperasian keuangan untuk suatu periode tertentu, melalui pencatatan dan
meringkas data pelaksanaan dari pengoperasian tersebut. Selain itu, akuntansi
anggaran menganalisa data perbandingan dari operasi sebenarnya dengan rencana
yang telah ditetapkan.
 Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Akuntansi Perpajakan meliputi penyusunan surat pemberitahuan pajak (SPT), dan
mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan
atau mencari alternative pelaksanaan terbaik.
 Akuntansi Pemerintah (Governmental Accounting)
Akuntansi pemerintah termasuk pada akuntansi lembaga-lembaga non-profit atau
institusional accounting, mengkhususkan pada masalah pencatatan pelaporan
transaksi dari unit-unit pemerinta dan organisasi non-profit lainnya.
 Akuntansi Sosial (Social Accounting)
Pada sekarang ini semakin meningkatnya permintaan terhadap jasa profesi untuk
mengukur biaya hidup dan manfaat social, yang sebelumnya tidak dapat diukur.
Akuntansi social menyangkut masalah penggunaan dana-dana kesejahteraan social
dalam masyarakat.
 Akuntansi Internasional (International Accounting)
Akuntansi Internasional berhubungan dengan perdagangan internasional dari
perusahaan-perusahaan multinasional. Biasanya berhubungan dengan bea cukai,
bidang hukum, perpajakan dari tiap-tiap Negara.
 Akuntansi Pendidikan (Educational Accounting)
Akuntansi pendidikan menyangkut pendidikan akuntansi. Seperti mengajar,
penelitian, pemeriksaan akuntansi, serta lainnya yang berhubungan dengan
pendidikan akuntansi.
 Auditing
Auditing menyangkut suatu pemeriksaan pada catatan-catatan akuntansi secara bebas.
Pemeriksaan akuntansi adalah jasa yang biasa diberikan oleh akuntan publik.
Biasanya akuntan mengadakan pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang
mendukung laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan.
 Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem akuntansi merupakan bidang khusus yang menangani perencanaan dan
penerapan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data keuangan. Seorang
akuntan system harus merencanakan suatu sestem yang memiliki unsure memeriksa
dan mencocokan (checks and balances) untuk dapat menjaga harta perusahaan, dan
mempunyai arus informasi yang efisien dan bermanfaat bagi manajemen. Ia juga
memahami penggunaan dan kegunaan dari jenis-jenis alat pemrosesan data (data
processing equipment)
 Akuntansi lembaga nirlaba
Bidang akuntansi yang mengkhususkan diri apda masalah pencatatan dan pelaporan
transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nir laba lainnya.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, bidang-bidang akuntansi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu akuntansi komersial/ perusahaan,
akuntansi sektor publik dan akuntansi sosial. Dalam akuntansi komersial, data akuntasi
digunakan untuk memberikan informasi keuangan kepada manajemen, pemilik modal,
investor, kreditor, dan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Pada
akuntansi sektor publik data dan informasi keuangan yang berasal dari entitas-entitas
nirlaba. Sedangkan pada akuntansi sosial, informasi yang dihasilkan adalah informasi
yang bersifat makro ekonomi, seperti neraca pembayaran negara, APBN dan sejenisnya
yang khusus diterapkan pada lembaga makro yang melayani perekenomian nasional.

Tampilan 1. Tiga Bagian Utama Akuntansi

AKUNTANSI

AKUNTANSI AKUNTANSI AKUNTANSI


KOMERSIAL SEKTOR PUBLIK SOSIAL

Akuntansi Akuntansi
Pemerintah Nirlaba Lainnya

Pusat Daerah

Kota Kabupaten

B. Standar Akuntansi Pemerintah.


Di Indonesia terdapat empat standar akuntansi yang digunakan, yaitu:
1. Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan oleh entitas yang memiliki
akuntabilitas publik signifikan. SAK disusun oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dengan mengadopsi International
Financial Report Standards (IFRS).
2. Standar Akuntansi Keuantan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
SAK ETAP digunakan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan. SAK ETAP diadopsi dari International Financial Report Standards for
Small and Medium-Sized Entities (IFRS for SMEs). SAK ETAP juga disusun oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI).
3. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)
SAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah, baik entitas
syariah maupun entitas konvensional. SAK Syariah disusun oleh Dewan Standar
Akuntansi Syariah menggunakan model pengembangan SAK Konvensional dengan
mengacu kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAP digunakan oleh entitas pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. SAP
disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) yang hasil kerjanya
dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah.
Sesuai UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, SAP ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah (PP nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah).
SAP diterapkan pada lingkup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi
di lingkungan pemerintah pusat/daerah. Saat ini pemerintah daerah mengacu pada
Permendagri No 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah kemudian di perbarui dalam PP No 12 Tahun
2019 tentang Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Saat ini PSAP yang telah ditetapkan oleh KSAP adalah sebagai berikut:
1. PSAP Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan.
2. PSAP Nomor 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran.
3. PSAP Nomor 3 tentang Laporan Arus Kas.
4. PSAP Nomor 4 tentang Catatan atas Laporan Keuangan.
5. PSAP Nomor 5 tentang Akuntansi Persediaan.
6. PSAP Nomor 6 tentang Akuntansi Investasi.
7. PSAP Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap.
8. PSAP Nomor 8 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan.
9. PSAP Nomor 9 tentang Akuntansi Kewajiban.
10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan
Peristiwa Luar Biasa.
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional

C. Ciri Khas Dan Tujuan Akuntansi Pemerintahan


Dengan beragam karakteristik organisasi pemerintahan maka akuntansi
pemerintahan berkembang dengan ciri –ciri khas sebagai berikut:
1. Investasi pada aset yang tidak menghasilkan pendapatan
Pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat memerlukan invenstasi
yang besar dalam aset yang tidak menghasilkan pendapatan seperti gedung sekolah,
jembatan, jalan dan bangunan publik lainnya.
2. Tidak ada pengungkapan laba
Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat , bukan mencari
keuntungan. Dengan demikian dalam laporan keuangan pemerintah tidak terdapat
laporan laba rugi yang mengungkapkan sebuah pencapaian laba.
3. Tidak ada pengungkapan kepemilikan
Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan dan pemerintah
tidak dimiliki oleh individu atau golongan. Dengan demikian tidak akan terdapat
pernyataan atau pengungkapan yang menunjukkan kepemilikan suatu pihak (modal)
sebagaimana yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan.

Akuntansi Pemerintahan mempunyai tiga tujuan pokok yang secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertanggungjawaban, dalam pengertian memberikan infomasi keuangan yang
lengkap, cermat dan dalam bentuk dan waktu yang tepat yang berguna bagi pihak
yang bertanggungjawab terkait kegiaan unit-unit pemerintahan. Dari
pertanggungjawaban tersebut dapat tergambar informasi tentang berbagai tindakan
pemerintah selama periode bersangkutan.
2. Manajerial, dalam pengertian akuntansi pemerntahan juga harus menyediakan
informasi keuangan yang diperluka untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan
dan penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan, dalam pengertian akuntansi pemerintahan juga harus memungkinkan
terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan
efisien.

D. Akuntansi Pemerintahan Daerah


Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi
pemerintah, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan
keuangan daerah. Yang disebut keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
Ruang lingkup keuangan negara yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan yang dikelola langsung
oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Baik
APBN maupun APBD merupakan inti dari akuntansi keuangan pemerintahan. Oleh
karena itu, kedudukan APBN dan APBD dalam penatausahaan keuangan dan akuntansi
pemerintahan sangatlah penting. APBN dan APBD merupakan rencana kegiatan
pemerintah yang dinyatakan dalam satuan uang dan meliputi rencana pengeluaran dan
pemenuhan pengeluaran tersebut.
Akuntansi pemerintah daerah adalah proses akuntansi termasuk didalamnya adalah
proses identifikasi, pengukuran, pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangan
yang terjadi dalam suatu entitias/instansi pemerintah daerah (pemda) seperti kabupaten,
kota ataupun provinsi) yang dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan ekonomi, baik
oleh pihak internal ataupun eksternal.
Data-data akuntansi yang telah diolah menjadi informasi-informasi tentu saja
diperlukan oleh banyak pihak, baik internal ataupun eksternal. Beberapa pihak yang jelas
membutuhkannya antara lain DPRD, Badan Pengawas Keuangan (BPK), investor,
donatur, analisis ekonomi, pemerhati pemda, rakyat, pemerintah pusat, ataupun siapapun
yang dirasa membutuhkan data informasi tersebut.
Sistem pencatatan yang dilakukan dalam akuntansi keuangan daerah tidak jauh
berbeda dengan pencatatan akuntansi lainnya, yaitu perlu mengidentifikasi transaksi
ekonomi, apakah transaksi tersebut bersifat ekonomi atau tidak. Transaksi ekonomi ialah
aktivitas yang ada hubungannya dengan uang. Setelah melakukan pengidentifikasian
langkah selanjutnya ialah pengukuran transaksi ekonomi dengan satuan uang, jadi setiap
transaksi yang ada harus dinyatakan dalam nilai mata uang yang berlaku (rupiah).
Selanjutnya adalah pencatatan transaksi serta pengolahan data menjadi sebuah informasi
yang diperlukan. Informasi tersebut kemudian disusun menjadi sebuah laporan keuangan
pemerintah daerah.

E. Dasar-dasar dan Teknik Akuntansi Pemerintah Daerah


1. Pembukuan Tunggal Dalam Akuntansi Pemerintahan
Ada banyak sistem pencatatan buku, salah satunya adalah sistem pencatatan buku
tunggal (single entry). Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan
satu kali. Transaksi yang mengakibatkan pemasukan kas akan dimasukkan dalam sisi
penerimaan, sedangkan yang mengurangi kas dimasukkan dalam sisi pengeluaran.
Pencatatan semacam itu disebut juga pembukuan.
Sistem tata buku tersebut merupakan sebagian kecil dari akuntansi. Sistem ini
memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Akan tetapi, sistem
ini juga memiliki kelemahan, antara lain kurang lengkap untuk pelaporan karena hanya
dapat melaporkan saldo kas, dan tidak dapat melaporkan utang, piutang dan ekuitas. Juga
sulit untuk melakukan kontrol transaksi, akibatnya sulit menelusuri kesalahan pembukuan
yang terjadi. Pada praktek yang berjalan di Pemerintah Daerah selama hampir 3 dekade,
pencatatan ini dipraktekkan contohnya dalam Buku Kas Umum (BKU).
Contoh pencatatan pada pembukuan tungggal: Pada 10 November 2019, SMK N 6
Surakarta membeli Aset berupa Laptop sebanyak 100 unit dengan harga per unit Rp
10.000.000,00. Pembelian dilakukan secara tunai. Transaksi tersebut akan dicatat pada
buku kas.

BUKU KAS
Tgl Keterangan Pemasukan Pengeluaran Saldo

1-11-2019 Saldo Awal 200.000.000

10-11-2019 Pembelian laptop 100 100.000.000 100.000.000


unit

Saat ini pembukuan tunggal atau yang dikenal dengan pencatatan diterapkan dalam
sistem keuangan desa. Pembahasan lebih dalam tentang penerapan pembukuan tunggal
akan dibahas pada buku Sistem Keuangan Desa.

2. Pembukuan Berpasangan (Double Entry)


Sistem kedua adalah pencatatan double entri atau disebut juga dengan sistem tata
buku berpasangan. Dalam sistem ini pada dasarnya setiap transaksi ekonomi yang terjadi
akan dicatat sebanyak dua kali. Pencatatan dengan menggunakan sistem ini dinamakan
menjurnal. Dalam pencatatan model ini sisi debit ada di sebelah kiri, sedangkan sebelah
kanan untuk sisi kredit. Untuk menjaga keseimbangan antara debit dan kredit kita
menggunakan persamaan:

BELANJA + AKTIVA = EKUITAS + UTANG + PENDAPATAN

Transaksi yang menambah aktiva akan dimasukkan dalam debit, sedangkan mengurangi
aktiva dimasukkan dalam kredit.

F. Sistem Pencatatan Triple Entry


Sistem Triple Entry adalah sistem pelaksanaan pencatatan menggunakan pencatatan
double entry, tetapi ditambah pencatatan pada buku anggaran. Jadi, pada saat pencatatan
double entry dilakukan, PPK SKPD ataupun bagian keuangan/SKPKD juga melakukan
pencatatan transaksi pada buku anggaran, sehingga pencatatan ini berimbas pada sisa
anggaran. Sistem pencatatan triple entry inilah yang dipraktikkan pada akuntansi
pemerintahan
Perbedaan antara single entry, double entry, dan triple entry dapat dilihat pada tabel
berikut:

Uraian Single entry Double Entry Triple Entry

Sistem Tata buku tunggal Tata Buku Double entry dan


berpasangan pencatatan pada
buku anggaran

Transaksi Kas bertambah = Aset bertambah


Penerimaan di debit
Kas Berkurang = Aset Berkurang
pengeluaran di Kredit

Kelebihan  Sederhana
 Mudah Dipahami
Kelemahan  Pelaporan kuranng lengkap dan kurang baik
 Sulit menemukan kesalahan pembukuan

I. Komponen Laporan Keuangan


Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan pemerintah daerah
terdiri atas laporan pelaksanaan anggaran (Budgetary report) dan laporan finansial
(financial report). Laporan pelaksanaan anggaran merupakan laporan keuangan dari
kegiatan pelaksanaan APBN/APBD terkait dengan realisasi pendapatan dan belanja yang
menggunakan basis kas. Laporan finansial merupakan realisasi pencatatan keuangan
pemerintah daerah yang menggunakan basis akrual. Laporan keuangan pemerintah daerah
yang lengkap terdiri atas komponen laporan berikut:

Jenis Laporan Bentuk Laporan SKPD PPKD

Laporan 1. Laporan Realisasi Anggaran Ya Ya


Pelaksanaan 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Tidak Ya
Anggaran (LPSAL)

Laporan 3. Neraca Ya Ya
Finansial 4. Laporan Operasional (LO) Ya Ya
5. Laporan Peruabahan Ekuitas Ya Ya
6. Laporan Arus Kas Tidak Ya
7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) Ya Ya

Menyimak dan menganalisis komponen laporan keuangan pemerintah daerah.


Silakan membentuk kelompok dipandu ketua kelas. Tiap kelompok beranggotakan 4
orang. Unduhlah laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten atau kota tahun
2021 di provinsi kalian. Pastikan tiap kelompok mengunduh laporan keuangan dari
kabupaten yang tidak sama. Kemudian buatlah bagan yang berisi unsur-unsur dari tiap
komponen laporan keuangan pemerintah daerah tersebut. Kemudian presentasikan ke
depan kelas.
Kriteria Penilaian:
1. Kekompakan dan kerja sama
2. Validitas
3. Penampilan
4. Terapkan Profil Pelajar Pancasila dalam dimensi kerja sama, bernalar kritis dan
kreatif.

J. Entitas Pelaporan, Entitas Akuntansi, dan Pengguna Laporan Keuangan


Pemerintah
Dalam tinjauan akuntansi, lembaga-lembaga padapemerintah daerah dibedakan menjadi
Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan
yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan. Entitas pelaporan yang dimaksud terdiri dari:
1. Pemerintah pusat
2. Pemerintah daerah
3. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan, satuan organisasi tersebut wajib menyajikan
laporan keuangan.
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,
kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya sesuai dengan SKPD Pemerintah
Daerah masing-masing antara lain: Sekretariat Daerah; Sekretariat Dewan; Dinas; Badan;
Kantor; Kecamatan; dan Kelurahan

Kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah antara lain:


1. Masyarakat
2. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman
4. Pemerintah

K. Tujuan Umum Pelaporan Keuangan Pemerintah


Tujuan umum pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilia akuntabilitas dan membuat keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, laporan keuangan
menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan,
pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan yang
dituangkan dalam empat laporan keuangan pokok, yaitu: Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Dalam konteks keuangan daerah, tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah
sebagaimana tertual dalam Lampiran 1 Permendari no 64 tahun 2013 adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dikelola, dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas pemerintah daerah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah daerah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggaran yang
ditetapkan;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah daerah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:


1. Indikasi sumber daya yang telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran;
dan
2. Indikasi sumber daya yang diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan dalam APBD.

Pelaporan keuangan oleh entitas pelaporan memiliki beberapa peranan, di antaranya


untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Manajemen
Memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
(stakeholder).
4. Keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity).
Memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah untuk
membiayai suluruh pengeluaran dan apakah generasi yang akan datang ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.

L. Asumsi-asumsi Dasar dalam Pelaporan Keuangan Pemerintah


Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan adalah anggapan yang diterima sebagai suatu
kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri
dari:
1. Asumsi kemandirian entitas.
Setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban
untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacuan antar unit
instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya
asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan
melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh.
2. Asumsi kesinambungan entitas.
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud
melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetery measurement).
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

M. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah


Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi agar laporan keuangan dapat memenuhi
tujuannya. Berikut beberapa hal yang menjadi prasyarat normatif yang diperlukan agar
laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang diinginkan.
1. Relevan
Relevan artinya informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sesuai dengan
maksud/kepentingan para penggunanya, serta berguna dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi dikatakan relevan apabila:
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu
dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu. Informasi disajikan tepat waktu, sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Penyajiannya selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang
ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang tertuang
dalam laporan keuangan dapat diungkapkan denngan jelas agar tidak terjadi
kesalahan dalam penggunaan informasi tersebut.
2. Andal
Laporan keuangan dikatakan andal apabila informasi yang terdapat di dalamnya tidak
menyesatkan dan bebas dari kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi (diuji). Informasi dikatakan andal apabila memenuhi
karakteriskan:
a. Penyajian jujur, seluruh transaksi disajikan secara jujur dan wajar dapat diharapkan
untuk disajikan.
b. Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
berbeda, hasilnya tetap menunjukkan kesimpulan yang tidak jauh berbeda.
c. Netralitas. Informasi diarahkan untuk kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan
Informasi dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan
periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
4. Dapat dipahami
Sedapat mungkin penyajian informasi dalam pelaporan keuangan dapat dipahami oleh
para pengguna. Informasi tersebut dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

Untuk mencapai kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan
keuangan yang relevan dan andal sering kali terdapat beberapa kendala dikarenakan
keterbatasan (limitation) ataupun alasan ketidakpastian. Berikut hal-hal yang
menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah.
1. Materialitas.
Laporan keuangan pemerintah harus memuat informasi yang memenuhi kriteria
materialistis. Suatu informasi dikatakan material apabila kelalaian atau kesalahan
dalam penyajian informasi tersebut akan berpengaruh pada keputusan ekonomi yang
diambil para penggunanya.
2. Pertimbangan biaya dan manfaat.
Biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan/penyajian informasi dalam laporan
keuangan harus lebih kecil dari manfaat yang dapat diperoleh atas informasi tersebut.
Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala
informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya.
3. Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif.
Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dari
laporan keuangan pemerintah

N. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dalam Akuntansi Pemerintahan.


Para pembuat standar akuntansi, penyelenggara akuntanssi dan pelaporan keuangan, serta
para pengguna laporan keuangan hendaknya dapat memahami dan menaati ketentuan atau
prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan. Berikut merupakan delapan prinsip yang
digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah.
1. Basis akuntansi
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan
pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.
Dalam pelaksanaan akuntansi pemerintah daerah digunakan dua basis akuntansi yaitu
Basis Kas dan Akrual Basis.
Akuntansi berbasis kas adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi
keuangan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Fokus pengukurannya pada saldo
kas dan perubahan saldo kas, dengan cara membedakan antara kas yang diterima dan
kas yang dikeluarkan. Lingkup akuntansi berbasis kas ini meliputi saldo kas,
penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah adalah basis kas (cash basis) untuk pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Angaran (LRA).

Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi
atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada saat perolehan. Fokus sistem
akuntansi ini pada pengukuran sumber daya ekonomis dan perubahan sumber daya
pada suatu entitas. Basis akrual (accrual basis) untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas dalam Neraca. Penggunaan basis akrual memiliki manfaat dalam a) Menilai
akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya entitas serta penyebaran sumber daya
tersebut, b) Menilai kinerja, posisi keuangan dan arus kas dari suatu entitas, dan c)
Pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya, atau melakukan bisnis
dengan suatu entitas.

Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas
diterima dari kas pemerintah (Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah) atau
dibayarkan dari kas pemerintah (Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah). Sementara
dalam akuntansi berbasis akrual, transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain
diakui pada saat terjadinya transaksi/peristiwa tersebut, bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayarkan.

2. Prinsip nilai historis (historical cost)


Dalam laporan keuangan, pencatatan aset dan kewajiban berdasarkan nilai
historisnya. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada
saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban tersebut di masa yang akan datan. Nilai
historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih objektif dan
dapat di verifikasi. Apabila tidak terdapat nilai historis dapat digunakan nilai wajar.
3. Prinsip realisasi (realization)
Dalam akuntansi komersial digunakan prinsip yang disebut penandingan antara biaya
dengan pendapatan (matching-cost against revenue principle) pada suatu periode
akuntansi. Berbeda dengan akuntansi komersial, akuntansi pemerintahan
menggunakan prinsip realisasi. Dalam arti pendapatan yang tersedia dan telah
diotorisasikan melalui anggaran pemerintah pada suatu tahun fiskal akan digunakan
(direalisasikan) untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut.
4. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal (substance over form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan transaksi dan peristiwa lain yang
seharusnya disajikan secara wajar, agar transaksi atau peristiwa lain tersebut dapat
dicatat dan disajikan sesuai substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya pada aspek
formalitasnya saja. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/
berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan
jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
5. Prinsip periodisitas (periodicity)
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan, sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber
daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dapat dianjurkan.
6. Prinsip konsistensi (consistency)
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti
bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi
yang lain. Metode akuntansi yang digunakan dapat diubah dengan syarat bahwa
metode baru yang diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik
dibandingkan metode yang lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
7. Prinsip pengungkapan lengkap (full disclosure)
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK).
8. Prinsip penyajian wajar (fair presentation)
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Faktor pertimbangan sehat
bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian
pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau
pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi sementara kewajiban tidak dinyatakan
terlalu rendah, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

Pencatatan keuangan di pemerintahan pada awalnya murni basis kas yang kemudian
dimodifikasi menjadi towards Accrual dan sekarang menjadi dua basis akuntansi yaitu basis
kas dan basis akrual. Hal ini memiliki implikasi terhadap proses pencatatan transaksi
keuangan pemerintah daerah. Penggunaan basis akrual mendorong pencatatan secara
lengkap terhadap perubahan posisi keuangan pemerintah daerah maupun pendapatan dan
belanja daerah sehingga keuangan negara menjadi lebih safety dan terjamin keamanannya.

O. Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan Unsur Laporan Keuangan.


Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi agar dapat menjadi bagian yang
melengkapi unsur dalam laporan keuangan (seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan,
belanja, dan pembiayaan). Berikut kriteria pengakuan yang perlu dipenuhi oleh suatu
kejadian atau peristiwa.
1. Besarnya kemungkinan manfaat ekonomi yang terjadi di masa depan.
2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai/biaya yang dapat diukur atau
diestimasi dengan andal.
3. Adanya pertimbangan terhadap aspek materialitas.

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan menyertakan setiap
pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan
nilai perolehan historis, yang mana pengukuran pos-pos laporan keuangan tersebut
menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing
dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Pengungkapan unsur lapooan keuangan merupakan penyajian unsur-unsur laporan


keuangan pada saat penyaajian laporan keuangan pada akhir periode. Laporan keuangan
menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar
muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan
laporan keuangan entitas lainnya, Catatan atas Laporan Keuangan sekurang- kurangnya
disajikan dengan susunan sebagai berikut:
1. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target
Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi
dalam pencapaian target
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan
3. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
penting lainnya
4. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan
5. Pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya
dengan penerapan basis kas
6. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

A. Asesemen Pengetahuan (Soal Pilihan Ganda)


Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,d atau e.

1. Bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga


yang tidak bertujuan mencari laba disebut ... .
a. Akuntansi nasional
b. Akuntansi pajak
c. Akuntansi Keuangan
d. Akuntansi Pemerintahan
e. Akuntansi Anggaran
2. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk akuntansi pemerintahan, kecuali ...
a. Jumlah daerah otonom
b. Mekanisme pengurusan keuangan negara
c. Sistem pemerintahan
d. Sistem anggaran negara
e. Sistem politik
3. Pengertian akuntansi pemerintahan sebenarnya adalah ... .
a. Penerapan akuntansi dalam pengelolaan bank-bank milik pemerintah
b. Penerapan akuntansi dalam pengelolaan badan usaha milik pemerintah
c. Penerapan akuntansi dalam pengelolaan barang-barang milik pemerintah
d. Penerapan akuntansi dalam dalam pengelolaan keuangan negara, khususnya pada
saat pelaksanaan anggaran negara
e. Semua jawaban diatas tidak ada yang benar
4. Berikut ini karakteristik akuntansi pemerintahan, kecuali ...
a. Pencatatan rugi laba tidak perlu dilakukan
b. Pencatatan kepemilikan pribadi tidak perlu disajikan
c. Akuntansi pemerintahan untuk setiap negara selalu sama.
d. Mekanisme akuntansi pemerintahan tidak dapat dipisahkan dari mekanisme
pengurusan keuangan negar serta sistem anggaran negara.
e. Penggunaan akuntansi dana.
5. Pernyataan di bawah ini manakah yang menunjukkan karakateristik akuntansi
pemerintahan ....
a. Akuntansi pemerintahan sama dengan akuntansi kas
b. Akuntansi pemerintahan tidak mempunyai persamaan akuntansi
c. Pemilikian suatu unit pemerintahan ditunjukkan oleh proporsi dana yang disediakan
oleh distributor
d. Karena tidak bermotif laba, akuntansi pemerintahan tidak dapat menggunakan prinsip
akuntanssi perusahaan komersial.
e. Penggunaan dana pada akuntansi pemerintahan difokuskan pada pembelian aset yang
dapat menghasilkan keuntungan.
6. Karakteristik organisasi pemerintahan yang membedakan dengan organisasi perusahaan
adalah ... .
a. Investasi kedalam organisasi bersifat sukarela
b. Bertujuan mencari keuntungan
c. Berusaha dalam menghasilkan barang dan jasa
d. Struktur organisasi bersifat fleksibel
e. Tidak ada kepemilikan secara langsung terhadap sumber ekonomis yang ada dalam
unit organisasi tersebut
7. Pernyataan berikut benar dalam kaitannya dengan non for profit organization ...
a. Semua kegiatan operasi non for profit organization banyak dipengaruhi oleh
ketetapan hukum, kontrak dan persyaratan
b. Pemanfaatan dana diutamakan dalam pengadaan aset yang seringkali tidak
menghasilkan pendapatan secara langsung.
c. Penentuan beban pemakai jasa lebih berdasarkan cost barang/jasa yang diberikan
d. Barang/jasa yang diberikan lebih bersifat monopolistic.
e. Penentuan beban pemakai jasa berdasarkan permintaan dan penawaran.
8. Dibandingkan dengan unit organisasi perusahaan, manakah dari faktor berikut ini uang
merupakan kesamaan karakteristik antara unit pemerintah dan perusahaan komersial ....?
a. Laba sebagai ukuran prestasi
b. Pemilikan proporsional dengan kontribusi modal
c. Menghasilkan barang dan jasa
d. Kontribusi laba bersifat sukarela
e. Memiliki sistem pertanggungjawaban yang berbeda.
9. Dalam laporan keuangan, pencatatan aset dan kewajiban berdasarkan nilai historisnya.
Hal ini mengharuskan ... .
a. nilai aset di neraca dicantumkan sesuai nilai buku nya
b. nilai kewajiban di neraca disajikan sebesar nilai kekinian
c. nilai aset di neraca dicantumkan sebesar nilai kas atau yang dibayarkan pada saat
memperolehnya
d. nilai aset dineraca disajikan sebesar harga pasar saat penyusunan laporan keuangan
e. nilai kewajiban disajikan sebesar nilai pada saat timbulnya kewajiban tersebut.
10. Laporan keuangan yang baik harus menyajikan informasi -informasi yang relevan. Berkut
ini yang bukan merupakan karakteristik informasi yang relevan adalah ... .
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Informasi memungkinkan pengguna
untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat membantu pengguna
untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian
masa kini.
c. Tepat waktu. Informasi disajikan tepat waktu, sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Penyajiannya selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang tertuang dalam
laporan keuangan dapat diungkapkan denngan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan informasi tersebut.
e. Sedapat mungkin penyajian informasi dalam pelaporan keuangan dapat dipahami oleh
para pengguna. Informasi tersebut dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna

B. Soal Literasi
Gubernur Khofifah komitmen tingkatkan kualitas pelaporan keuangan daerah
Kamis, 9 Februari 2023 16:52 WIB

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan) menghadiri "entry meeting"


pemeriksaan laporan keuangan kementerian lembaga dan Pemerintah Daerah tahun
2022 yang diselenggarakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jakarta, Kamis
(9/2/2023). ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim

Sehingga ke depan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah provinsi Jawa


Timur dalam mengelola dan pertanggungjawabannya akan lebih baik lagi
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
berkomitmen untuk terus melakukan sinergi dengan Bupati dan Wali Kota di wilayah
provinsi setempat guna meningkatkan kualitas pelaporan keuangan daerah.

Mantan Menteri Sosial itu menghadiri entry meeting pemeriksaan laporan keuangan
kementerian lembaga dan Pemerintah Daerah tahun 2022 yang diselenggarakan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jakarta.

"Entry meeting merupakan bentuk komunikasi awal antara BPK selaku pemeriksa
dengan kementerian, lembaga dan Pemerintah Daerah yang akan diperiksa dengan
tujuan untuk mewujudkan kesamaan persepsi terhadap proses dan pelaksanaan
pemeriksaan," kata Khofifah melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya,
Kamis.
Menurut dia, pemeriksaan pendahuluan ini merupakan kesempatan yang sangat baik,
juga bagi Bupati dan Wali Kota, untuk melakukan sebuah sinergi agar laporan
keuangan yang nantinya disampaikan bisa sesuai dengan item yang telah ditentukan.

"Ada empat item dalam pemeriksaan temuan audit atas kepatuhan terhadap opini
laporan keuangan, yaitu standar akuntansi pemerintah, satuan pengawasan internal,
kepatuhan terhadap Undang-undang, serta kecukupan dari pengungkapan," ujarnya.

Khofifah menandaskan, penyerahan surat tugas atas laporan keuangan tahun 2022
akan menguatkan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama seluruh pihak
terkait, khususnya kabupaten/kota, untuk terus meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan tahunan.

"Sehingga ke depan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah provinsi Jawa


Timur dalam mengelola dan pertanggungjawabannya akan lebih baik lagi," ucapnya.
(*)
Sumber: https://jatim.antaranews.com/berita/678819/gubernur-khofifah-komitmen-
tingkatkan-kualitas-pelaporan-keuangan-daerah

Dari kutipan berita diatas berikan deskripsi tentang:


a. Pentingnya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?
b. Apakah laporan keuangan pemerintah daerah merupakan representasi dari
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah oleh kepala Daerah?
c. Apa urgensi standar akuntansi pemeirntah dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah?
d. Bagaimanakah kriteria kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan
daerah?

C. Soal Numerasi

Anda mungkin juga menyukai