Anda di halaman 1dari 131

PERKULIAHAN KE 1

Tujuan Instruksional Umum


1. Menjelaskan manfaat informasi akuntansi.
2. Menjelaskan definisi akuntansi
3. Menjelaskan pemakai informasi akuntansi.
4. Menjelaskan lapangan pekerjaan akuntan.
5. Menjelaskan bidang-bidang akuntasi.
6. Menjelaskan pendidikan dan profesi akuntansi

Pokok Bahasan : Gambaran Umum Akuntansi

Deskripsi Singkat :
Bab ini merupakan pengantar dalam mempelajari
akuntansi. Anda akan dibantu untuk memahami definisi
akuntansi, manfaat dari informasi akuntansi yang dihasilkannya
serta siapa saja yang mempunyai kepentingan dengan laporan
keuangan yang merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk mengukur hasil-hasil yang dicapai oleh suatu perusahaan.

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid1, Yogyakarta, STIE YKPM, 1999, Bab1
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga, 1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab1
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 1

1
BAB 1
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI
Definisi Akuntansi

Pengertian akuntasi menurut American Accounting Assosiation


adalah
“………….proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan
informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut”.

Tujuan utama akuntasi adalah menyajiakan informasi ekonomi


(economic informasi) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity)
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Manfaat Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi digunakan oleh pelbagai pengguna (users)


dengan masing-masing kepentingannya, antara lain :
1. Pemilik dan Calon Pemilik (Investor)
Memerlukan informasi untuk mengetahui hak-haknya yang akan
diperoleh dari hasil operasi perusahaan dan dengan demikian dia
dapat juga memutuskan untuk menambah modal yang
ditanamkan atau menariknya.
2. Kreditor
Informasi Akuntasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan
diberi atau tidaknya kredit yang diajukan oleh debitor serta berapa
jumlah kredit yang daoat diberikan kepadanya.
3. Pemerintah
Membutuhkan informasi keuangan dalam menevaluasi pajak dan
untuk mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi peraturan-
peratutan yang berlaku atau tidak, misalnya sehubungan dengan
upah minimum regional yang berlaku..
4. Karyawan/Federasi Buruh
Membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan kontrak-
kontrak kerja, satau keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
5. Manager Perusahaan.
Untuk melakukan evaluasi hasil operasi yang telah dilakukan
dalam satu periode, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan stategik.

Bidang-bidang Akuntansi
Beberapa bidang spesialisasi dalam akuntansi, antara lain :
1. Akuntansi Keuangan, meliputi kegiatan pencatatan transaksi,
penyusunan laporan-laporan periodik yang sesuai dengan Standart
Akuntansi Keuangan.

2
2. Auditing, meliputi kegiatan pemeriksaan atas catatan-catatan
akuntansi secara bebas. Pemeriksaan akuntan ini meliputi
pemeriksaan terhadap system dan prosedur perusahaan, catatan-
catatan yang mendukung laporan keuangan, serta memberikan
pendapat mengenai “kelayakan dan kewajaran” laporan keuangan
yang bersangkutan.
3. Akuntansi Biaya, merupakan bidang akuntansi yang penekanannya
pada masalah penetapan dan pengendalian biaya, dari saat
produsi siap dimulai sampai dengan barang selesai
diproses/diproduksi.Hasil akhir dari akuntansi adalah “laporan
perhitungan Harga Pokok Produksi”
4. Akuntansi Manajemen, bidang akuntansi yang mengolah kasus-
kasus tertentu yang dihadapi para manajer perusahaan dari
berbagai jenjang organisasi (Intern Perusahaan).
5. Akuntansi Pajak, adalah bidang akuntansi yang mencakup
penyusunan surat pemberitahuan pajak, mempertimbangkan
konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan.
6. Sistem Akuntansi, adalah bidang khusus yang menangani
perencanaan dan penerapan prosedur-prosedur untuk
mengumpulkan dan melaporkan data keuangan.
7. Akuntansi Anggaran, adalah bidang akuntansi yang menyajikan
rencana operasi keuangan untuk periode tertentu, kemudian
membandingkan relalisasi dengan rencana operasi , sehingga
operasi perusahaan dapat dimonitor dan dikendalikan.
8. Akuntansi Internasional, merupakan bidang akuntasi yang khusus
menyangkut masalah-masalah perdagangan perdagangan
internasional dari perusahaan-perusahaan multinasional.
9. Akuntansi Lembaga Nonprofit, adalah bidang akuntasi yang
mengkhususkan pada masalah pencatatan dan pelaporan
transaksi dari unit-unit pemerintah dan organisasi non profit
seperti tempat ibadah, lembaga amal dan lembaga pendidikan.
10. Akuntansi Sosial, adalah bidang akuntansi yang mengukur biaya
dan manfaat social, misalnya mengenai masalah penggunaan
dana kesejahteraan social dalam sebuah kota besar.
11. Akuntansi Pendidik, adalah bidang akuntansi yang menyangkut
ruang lingkup pendidikan.

3
Lapangan Pekerjaan Akuntansi:

Sesuai dengan jasa-jasa akuntas yang diberikan pada


masyarakat, akuntasi dapat dibedakan :

Akuntansi Perseorangan (Private Accounting)


Akuntasi perseorangan adalah bidang spesialisasi yang digeluti
oleh akuntan-akuntan yang bekerja pada perusahaan-perusahaan
tertentu. Akuntan yang bekerja dalam bidang ini disebut Akuntan
Intern. Ada beberapa jasa yang diberikan oleh akuntan-akuntan
tersebut, antara lain :

Controller
Controller adalah seorang kepala bagian akuntansi dari suatu
perusahaan tertentu. Adapun dari controller adalah mengawasi
semua kegiatan dari organisasi yang bersangkutan.

Cost Accountant
Cost accountant adalah akuntan yang berspesialisai mengelola data
biaya produksi. Adapun tugas dari akuntan ini ialah meyeleksi,
memproses, dan melaporkan data biaya produksi.

Internel Auditor
Internal auditor adalah akuntan yang berkewajiban untuk menyelidiki
dan menilai akuntasi dari perusahaan tempat ia bekerja. Internal
auditor akan memeriksa catatan akuntasi dan apabila diperlukan
dapat mengusulkan perubahan system akuntansi perusahaan yang
bersangkutan.Selain itu internal auditor berkewajiban untuk
membawa pihak-pihak pengelola perusahaan dalam pengambilan
keputusan-keputusan.

Tax Specialist
Tax specialist adalah akuntan yang berkewajiban untuk
mempersiapkan pelaporan pajak bagi perusahaan tempat ia bekerja.

Akuntansi Publik (Publik Accounting)


Adalah bidang akuntansi yang dikerjakan oleh akuntan
publik.Akuntan publik adalah akuntan yang mendapat sertifikat dari
pemerintah untuk berprofesi sebagai akuntan publik. Gelar akuntan
peblik selain dicapai dengan pendidikan formal, juga harus dilalui
dengan praktek keahlian seperti yang ditetapkan.
Di Indonesia gelar “akuntan” diatur dalam UU No.34 Tahun
1954 Pasal 2 yang berbunyi :
a. Ijazah yang diberikan oleh suatu universitas negeri atau badan
perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau

4
diakui pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan akuntan pada
perguruan tinggi tersebut telah dilalui dengan baik.
b. Ijasah yang diterima sesudah lulus dalam ujian lain yang menurut
pendapat panitia ahli termasuk dalam pasal 3, guna menjalankan
pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah akuntan.

Pada undang-undang tersebut, pendidikan untuk menjadi


“akuntan” dilakukan melalui Fakultas Ekonomi Negeri yang
mempunyai jurusan akuntansi, antara lain Universitas Indonesia,
Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera. Universitas
Pajajaran, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya dan Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara. Bagi fakultas ekonomi perguruan tinggi
swasta (atau perguruan tinggi tertentu lainnya) gelar akuntan baru
dapat diperoleh apabila mereka telah lulus Ujian Negara Akuntansi
(UNA). Ujian ini diselenggarakan oleh Konsorsium Ilmu Ekonomi
(suatu konsorsium pendidikan tinggi ilmu ekonomi yang dibentuk
dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
tahun 1976).

Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)


Akuntan yang bertugas untuk membantu pembuatan peraturan-
peraturan pajak, memeriksa dan memyelidiki pelaporan pajak dan
membuat rancangan system untuk organisasi yang bersangkutan.

Akuntansi Pendidikan (Accounting Education)


Bidang akuntansi yang digeluti oleh para akuntan yang
mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, seperti
universitas,akademi, dan lain-lain.

Perbedaan Antara Tatabuku Dengan Akuntansi.


Tata buku dalam arti book kepping adalah pencatatan data
perusahaan menurut cara yang telah ditetapkan. Ruang lingkup
pekerjaannya adalah pencatatan transaksi perusahaan, sedangkan
akuntansi (sitem Amerika /anglo-saxon) memiliki cakupan yang lebih
luas, meliputi perencanaan system pencatatan, penyususnan laporan
data yang telah dicatat dan penyampaiaan laporan data yang telah
dicatat, serta menyampaikan interpretasi laporan tersebut.

5
Soal-soal Latihan 1:

1. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan adalah :


a. Manajemen c. kreditur
b. Pemilik d. Debitur

2. Pemerintah membutuhkan informasi akuntansi untuk keperluan,


kecuali :
a. Keputusan kredit
b. Menentukan tingkat upah
c. Menentukan jumlah pajak
d. Memantau ketaatan perusahaan pada peraturan pemerintah.

3. Sebutkan bidang spesialisasi akuntansi?

4. Apa perbedaan antara Auditor internal dengan auditor eksternal ?

5. Sebutkan pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi ?

6
Jawaban Soal-soal Latihan :

1. d

2. a

3. Akuntansi keuangan (financial Accounting)


Pemeriksaaan akuntan (Auditing)
Akuntasni Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Manajemen (management Accounting)
Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Sistem Akuntansi ( Accounting System)
Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi International (International Accounting)
Akuntansi Lembaga non Profit ( Social Accounting)
Akuntansi social (Social Accounting)
Akuntansi Pendidik (Accounting Education)

4. Auditor Internal adalah Internal auditor adalah akuntan yang


berkewajiban untuk menyelidiki dan menilai akuntasi dari
perusahaan tempat ia bekerja. Internal auditor akan memeriksa
catatan akuntasi dan apabila diperlukan dapat mengusulkan
perubahan system akuntansi perusahaan yang
bersangkutan.Selain itu internal auditor berkewajiban untuk
membawa pihak-pihak pengelola perusahaan dalam pengambilan
keputusan-keputusan.sedangkan auiditor eksternal adalah
seseotrang yang berkerja memeriksa catatan akuntansi serta
menyelidiki dan meilai akuntasnsi suatu perusahaan dan
memberikan penilaian kewajaran dari laporan yang dibuat oleh
perusahaan. Ia bukan pekerja pada perusahaan tersebut
(ekstrenal).

5. Investor (pemilik), calon investor, bank, kreditor,


pemerintah,karyawan, serikat buruh dan manajemen.

7
PERKULIAHAN KE 2

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian perusahaan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan bentuk hukum
perusahaan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar.

Pokok Bahasan : Unit Usaha dan Laporan Keuangan

Deskripsi :
Dengan mempelajari bab ini anda dapat memahami dengan jelas perbedaan dari
berbagai jenis perusahaan serta bentuk hukumnya, juga sehubungan dengan
konsep-konsep dasar penerapan akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta, STIE YKPM,
1999, Bab1
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga,
1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab2

8
BAB 2
UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh


seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya
adalah melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia.
Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk
memperoleh laba. Namun demikian, banyak juga kegiatan produksi
yang tidak bertujuan mencari laba, misalnya yayasan sosial,
keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi dapat berupa barang
atau jasa.

Jenis-jenis Perusahaan
Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara
garis besar jenis perusahaan dapat digolongkan :
1. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa.
Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan,
pengacara, tukang cukur, dan lain-lain.
2. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya
memebeli barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan
pengolahan lagi.Contohnya adalah dealer, toko-toko kelontong,
toko serba ada, dan lain-lain.
3. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan
mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian
menjualbahan jadi tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti,
dan lain-lain.

Bentuk Perusahaan
Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk
perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Usaha Perseorangan
Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi
seorang. Seluruh kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi
orang tersebut dan ia bertanggung jawab kepada pihak lain dengan
seluruh kekayaan pribadinya.

2. Usaha Persekutuan Dengan Firma

9
Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang
dengana menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan
memperoleh modal dari orang-orang yang bergabung di dalam
persekutuan.Tiap-tiap oarng yang menjadi anggota firma
bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya terhadap seluruh
hutang kepada pihak ketiga.

3. Usaha Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire


Vennootschap)
Bentuk ini hampir sama dengan firma, hanya didalamnya terdapat
sekutu-sekutu yang memimpin (sekutu komplementer) dan sekutu-
sekutu yang mempercayakan modalnya (sekutu komanditer). Sekutu
komanditer bertanggungjawab kepada sekutu-sekutu komplementer
hanya sebesar kekayaan (modal) yang dipercayakan kepada
persekutuan komanditer.

4. Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan terbatas adalah badan hukum, yaitu badang yang
mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari
pemilik. Pemilik PT adalah para pemegang saham, dan
tanggungjawab terhadap pihak ketiga hanya terbatas sebesar modal
sahamnya.

5. Koperasi
Adalah suatu perkumpulan yang kenggotaannya bersifat murni
pribadi dan tidak dapat dialihkan. Di dalam koperasi tidak ada modal
permanen, karena anggotanya dapat berganti-ganti.Modal koperasi
terdiri dari simpanan pokok, wajib, dan sukarela yang diperoleh dari
anggota-anggotanya.

10
Soal-soal latihan 2 :

1. Dari kegiatan dibawah ini , yang bukan merupakan kegiatan yang


harus dicatat dalam akuntansi perusahaan :
a. Mengembalikan pinjaman bank c. Mengangakat Pegawai
b. Membayar tagihan telepon d. Membeli perabot kantor

2. Adin dan Dira bersepakat untuk memdirikan perusahaan bersama,


bentuk perusahaan yang tidak dapat mereka bentuk adalah :
a. Perusahaan perseorangan
b. Firma
c. CV
d. Perseroan Terbatas

3. Salon kecantikan termasuk :


a. Perusahaan Jasa c. Perusahaan Pabrik
b. Perusahaan dagang d. Perusahaan perseorangan

4. Jelaskan pengertian perusahaan !


5. Apa yang dimaksud dengan perusahaan manufactur, berikan
contohnya ?

11
Jawaban Soal-soal Latihan 2:
1. C
2. A
3. A
4. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang
atau ekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah
melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan
ekonomis manusia.

5. Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan


mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian
menjualbahan jadi tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti,
dan lain-lain.

12
PERKULIAHAN KE 3

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Menjelaskan pengertian harta, hutang dan modal
2. Mahasiswa dapat memasukan transaksi ke dalam persamaan
dasar akuntansi
3. Menyusun laporan keuangan melalui transaksi yang sudah
dimasukan dalam persamaan dasar akuntansi.
4. Menjelaskan hubungan antara neraca, laporan perhitungan
rugi laba dan laporan perubahan modal

Pokok Bahasan : TRANSAKSI DAN PERSAMAAN DASAR


AKUNTANSI

Deskripsi :
Dalam bab ini anda dibantu untuk bernalar dalam
menangani transaksi yang terjadi melalui persamaan dasar
akuntansi. Sehingga bila nantinya anda akan dapat lebih mudah
dapat melakukan pencatatan dengan menggunakan media yang
sesungguhnya digunakan (misalnya Jurnal, Buku besar).

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasr Akuntansi, Jilid1, Yogyakarta, STIE YKPM,
1999, Bab2
2. Niswonger-Fess-Warren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta,Erlangga,
1990, Bab 1
3. RA. Supriyono- L. Suparwoto, Penganta Akuntansi, Yogyakarta, BPFE, Bab1
4. Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta,1999, Bab 3

13
BAB 3
TRANSAKSI DAN PERSAMAAN AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI


Transaksi dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan yang
menyangkut ketiga unsur pokok persamaan akuntansi. Pengaruh dari
perubahan-perubahan itu nampak jelas dalam persamaan dasar
akuntansi, yaitu :

Harta = Utang + Modal

Jadi dapat dikatakan bahwa transaksi adalah peristiwa-peristiwa


atau kejadian-kejadian yang mengakibatkan adanya perubahan atau
pergeseran Harta, utang dan modal.
Berikut ini akan diberikan contoh-contoh penerapan transaksi
kedalam persamaan-persamaan akuntansi :

Transaksi 1
Nona Indira menyerahkan uang tunai sebesar Rp 15.000.000 kedalam
perusahaan yang baru ia dirikan dengan nama Indira Butik. Akibat
dari transaksi ini, harta akan bertambah sebesar Rp 15.000.000,
sedangkan modal juga kan bertambah pada sisi lainnya. Maka
persamaan akan terlihat sebagai berikut :

Harta = Modal

Kas Modal, Indira

1. Rp 15.000.000 Rp 15.000.000

Sesuai dengan konsep kesatuan usaha, maka uang Rp


15.000.000 yang disetor ke “Indira Butik” bukan lagi milik Nona
Indira, tetapi sudah merupakan kekayaan/modal perusahaan “Indira
Butik”

Transaksi 2
“Indira Butik” membeli sebidang tanah untuk kegiatan operasional
perusahaan seharga Rp 10.000.000 secara tunai. Transaksi ini
mengubah komposisi harta, tetapi tidak mengubah jumlah
keseluruhan dari harta, sehingga bentuk
persamaan akan nampak sebagai berikut :

Transaksi Harta =
Modal

Kas + Tanah Modal, Indira


14
1. Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
2. (Rp 10.000.000) Rp 10.000.000
Saldo Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000
Transaksi 3
Pada bulan yang sama “Indira butik membeli benang jahit,benang
obras dan perlengkapan lainnya seharga Rp 200.000 yang akan
dilunasinya dalam waktu dekat. Transaksi ini akan menambah
“perlengkapan” perusahaan dan oleh karena pembelian ini belum
dilunasi, maka akan timbul “utang dagang”. Transaksi tersebut akan
tampak sebagai berikut :

Transaksi Harta = Hutang + Modal

Kas +Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang Modal, Indira


Saldo Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000
3. Rp 200.000 Rp 200.000 _______________
Saldo Rp 5.000.000 Rp 200.000 Rp 10.000.000 Rp 200.000 Rp 15.000.000

Transaksi 4
Pada bulan yang sama perusahaan dapat melunasi utangnya sebesar Rp
100.000.
Akibat dari transaksi ini utang dagang berkurang dan harta berupa kas
berkurang Rp 100.000. Persamaanya nampak sebagai berikut :

Transaksi Harta = Hutang +


Modal

Kas + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal, Indira


Saldo Rp 5.000.000 Rp 200.000 Rp 10.000.000 Rp 200.000 Rp 15.000.000
4. (Rp 100.000) ____________ _______________ (Rp 100.000) _______________
Saldo Rp 4.900.000 Rp 200.000 Rp 10.000.000 Rp 100.000 Rp 15.000.000

Transaksi 5
Dalam bulan ini “Indira Butik “ memperoleh penghasilan dari kegiatan
operasionalnya sebesar 3.000.000. Pendapatan adalah hasil
penjualan barang dan jasa dari perusahaan sedangkan biaya adalah
harta/jasa yang habis dipakai dalam proses memperoleh suatu
pendapatan. Apabila Indira memperoleh pendapatan Rp 3.000.000,
maka modalpun akan bertambah dengan jumlah yang sama. Demilan
sebaliknya bila terjadi biaya. Persamaan dasar akuntansi akan
tampak msebagai berikut :

15
Transaksi Harta = Hutang +
Modal

Kas + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal, Indira


Saldo Rp 4.900.000 Rp 200.000 Rp 10.000.000 Rp 100.000 Rp 15.000.000
5. Rp 3.000.000 ____________ _______________ ____________ Rp 3.000.000
Saldo Rp 7.900.000 Rp 200.000 Rp 10.000.000 Rp 100.000 Rp
18.000.000

Transaksi 6
“Indira Butik memberikan jasa senilai 1.000.000 kepada pelanggan
dan baru akan dibayar bulan depan.Dalam transaksi ini pendapatan
yang belum diterima kasnya akan menimbulkan piutang dagang
(tagihan) pada langganan, sehingga akan nampak salam persamaan
sebagain berikut :
Transaksi Harta = Hutang + Modal

Kas + Piutang + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal


Saldo Rp 7.900.000 Rp 200.000 Rp 10.000.000 Rp 100.000 Rp 18.000.000
6. _____________ Rp 1.000.000 _______________ ____________ _____________ Rp 1.000.000
Saldo Rp 7.900.000 Rp 1.000.000 Rp200.000 Rp 10.000.000 Rp 100.000 Rp 19.000.000

Transaksi 7
Pada Bulan tersebut dibayar biaya listrik Rp 150.000; biaya telepon
Rp 250.000 dan biaya lain-lain Rp 50.000. Biaya-biaya yang terjadi
akan mengurangi kas dan modal perusahaan, maka persamaanya
nampak sebagai berikut :

Transaksi Harta = Hutang + Modal

Kas + Piutang + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal


Saldo Rp 7.900.000 1.000.000 200.000 10.000.000 100.000 19.000.000
7. 150.000
250.000
(450.000) ___________ ___________ ____________ __________ 50.000
Saldo Rp 7.450.000 1.000.000 200.000 10.000.000 100.000 Rp 18.550.000

16
Transaksi 8
Nona Indiara mengambil uang kas sebesar Rp 150.000 untuk
kepentingan pribadinya.Transaksi akan mengurangi kas dan modal.
Perlu diingat bahwa pengambilan pribadi ini bukan merupakan biaya
perusahaan melainkan merupakan pengurang modal Indira.
Persamaan akan berubah sebagai berikut :

Transaksi Harta = Hutang +


Modal

Kas + Piutang + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal


Saldo Rp 7.450.000 1.000.000 200.000 10.000.000 100.000 18.550.000
8. (150.000) (150.000)
Saldo Rp 7.300.000 1.000.000 200.000 10.000.000 100.000 Rp 18.400.000

Apabila transaksi-transaksi perusahaan “Indira Butik”


diringkaskan dalam tabel akan nampak sebagai berikut :

Transaksi Harta = Hutang


+ Modal

Kas + Piutang + Perlengkapan + Tanah = Hutang Dagang + Modal


1 Rp 15.000.000 15.000.000
2 (10.000.000) 10.000.000
3. 200.000 200.000
4. ( 100.000) (100.000)
5. 3.000.000 3.000.000
6. 1.000.000 1.000.000
7. ( 450.000) (150.000)
(250.000)
( 50.000)
8. (150.000) (150.000)
Saldo Rp 7.300.000 1.000.000 200.000 10.000.000 100.000 Rp 18.400.000

17
LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan dari suatu perusahaan perseorangan atau


firma umumnya berupa perhitungan rugi laba, laporan perubahan
modal dan neraca.

Laporan Rugi Laba


Laporan rugi laba adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya
sebuah perusahaan dalam peiode tertentu

Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal adalah ringkasan perubahan modal suatu
perusahaan yang terjadi dalam peride tertentu.

Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang menunjukan posisi harta, utang dan
modal sebuah perusahaan pada tanggal tertentu.

Apabila transaksi-transaksi peruhaan “Indira Butik” dilaporkan


dalam ketiga jenis laporan keuangan tersebut diatas, akan terlihat
sebagai berikut :

18
Indira Butik
Laporan Rugi Laba
Bulan Januari xxxx

Pendapatan Rp 4.000.000

Biaya-biaya Usaha :
Biaya Listrik Rp 250.000
Biaya Telepon Rp 150.000
Biaya lain-lain Rp 50.000

Rp 450.000

Rp 3.550.000

Indira Butik
Laporan Perubahan Modal
Bulan Januari xxxx

Modal, Indira, 1 Januari xxx Rp 15.000.000


Laba bersih Rp 3.550.000
Prive ( Rp 150.000)

Penambahan modal Rp 3.400.000

Modal Indira, 31 Januari xxxx Rp18.400.000

Indira Butik
Neraca
31 Januari xxxx

Aktiva Hutang dan Modal

Kas Rp 7.300.000 Hutang Rp


100.000
Piutang Dagang Rp 1.000.000
Perlengkapan Rp 200.000 Modal Rp
18.400.000
Tanah Rp 10.000.000

Rp18.500.000 18.500.000

19
Soal-soal Latihan 3 :
1. Sumber dari mana kekayaan perusahaan berasal disebut :
a. Harta c. Modal
b. Hutang d. Pasiva

2. Bila selama bulan agustus 2003 harta Tuan Nyoman bertambah


sebesar Rp 50.000.000 dan jumlah hutang bertambah Rp
10.000.000, maka jumlah dan arah perubahan (bertambah atau
berkurang) dari modal, adalah :
a. Bertambah Rp 60.000.000
b. Berkurang Rp 60.000.000
c. BertambahRp 40.000.000
d. Berkurang Rp 40.000.000

3. Bunyi persamaan dasar akuntansi adalah ;


a. M = H + A
b. H = M - A
c. A = H + M
d. A = H - M

4. Suatu daftar harta, utang dan modal suatu perusahaan pada


tanggal tertentu,disebut :
a. Neraca
b. Perhitungan rugi/laba
c. Laporan perubahan Modal
d. Laporan laba ditahan

5. Diantara pos-pos dibawah ini, mana yang tidak mempengaruhi


perhitungan rugi/laba :
a. Pendapatan jasa
b. Biaya gaji
c. Biaya bunga
d. Prive

6. Bila besarnya pendapatan adalah Rp 45.000.0000, beban


sebesar Rp 37.500.000, dan prive pemilik sebesar Rp
10.000.000, maka jumlah laba bersih atau kerugian adalah :
a. Laba bersih Rp 45.000.000
b. Laba bersih Rp 7.500.000
c. Rugi Rp 37.500.000
d. Rugi Rp 2.500.000

7. Neraca menunjukkan
a. Hasil usaha
b. Posisi Keuangan
c. Perubahan modal

20
d. Laba Bersih

8. Perhitungan Rugi laba menunjukkan :


a. Hasil usaha
b. Posisi Keuangan
c. Perubahan modal
d. Laba Bersih

21
Jawaban Soal-soal Latihan 3:
1. d
2. c
3. c
4. a
5. d
6. b
7. b
8. a

22
PERKULIAHAN KE 4

TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian Buku Besar
2. Menjelaskan pengertian rekening
3. melakukan pengelompokkan rekening
4. Memahami bentuk rekening
5. Memahami aturan Pendebit-kreditan rekening
6. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam rekening
7. Menyebutkan macam-macam nama rekening

Pokok Bahasan: PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKU BESAR

Deskripsi Singkat:
Dalam pertemuan ini akan mempelajari tentang buku besar dan rekening –
rekening yang ada di dalam buku besar serta bagaimana aturan pencatatan ke
dalam rekening buku besar. Materi ini sebagai dasar melanjutkan materi
berikutnya yaitu pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal.

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 4
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999,
bab 3

23
BAB 4
PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKU BESAR

BUKU BESAR

Pengertian.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang persamaan
dasar akuntansi yang digunakan untuk menganalisis pengaruh suatu
transaksi keuangan perusahaan terhadap posisi Aktiva, Hutang, dan
Modal pemilik, jadi persamaan dasar akuntansi bukan merupakan
proses pencatatan transaksi melainkan merupakan media untuk
melakukan analisis pengaruh tarnasaksi keuangan. Didalam praktek
akuntansi yang sebenarnya transaksi keuangan perusahaan dicatat
dalam buku catatan akuntansi. Salah satu alat pencatatan transaksi
keuangan perusahaan adalah Buku besar (Ledger) yang diartikan
sebagai sebuah buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan
(account). Buku besar berisi rekening-rekening yang ada didalam
pembukuan perusahaan.
Rekening-rekening yang terdapat di dalam buku besar
digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara
terpisah aktiva, Hutang dan modal pemilik. Di dalam rekening
tersebut transaksi keuangan perusahaan dicatat, misalnya rekening
kas untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan yang
berpengaruh terhadap rekening kas, rekening piutang untuk
mencatat transaksi yang berpengaruh terhadap rekening piutang dan
sebagainya, sehingga dari dari rekaning dapat diketahui transaksi-
transaksi yang terjadi yang mempengaruhi rekening tersebut.

Pengelompokan Rekening.
Dalam bab sebelumnya kita baru mengenal tiga kelompok
rekening yaitu aktiva, hutang ,dan modal pemilik. Rekening modal
pemilik digunakan untuk menampung semua transaksi yang
mempengaruhi modal pemilik yaitu setoran modal, pendapatan, biaya
dan prive. Pendapatan merupakan elemen yang menambah modal
dan biaya merupakan pengorbanan perusahaan dalam rangka
memperoleh pendapatan sebagai pengurang modal, sedangkan prive
adalah pengambilan untuk keperluan pribadi pemilik sehingga
mengurangi modal pemilik.
Dalam praktek sebenarnya, perusahaan mempunyai banyak
sumber pendapatan dan macam-macam biaya yang harus
dikeluarkan. Apabila semua sumber biaya dan macam-macam biaya
digabung dalam pencatatanya ke dalam rekening modal akan
berakibat tidak informatif dan akan mengalami kesulitan dalam
pembuatan laporan keuangan, khususnya laporan Rugi laba yang
hanya melaporkan pendapatan dan biaya, sehingga perlu di pisahkan
kedalam rekening-rekening sendiri yaitu rekening pendapatan

24
digunakan untuk mencatat transaksi pendapatan, rekening biaya
untuk mencatat biaya dan rekening prive untuk mencatat transaksi
pengambilan pribadi pemilik.
Informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi dapat
dibedakan menjadi 6 kelompok informasi atau rekening yaitu Aktiva,
Hutang, Modal pemilik, Pendapatan, Biaya,dan Prive. Keenam
kelompok rekening tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi dua
(2) kelompok rekening dalam pelaporannya, yaitu:
1. Rekening riil, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode
akan dilaporkan pada laporan neraca antara lain aktiva , hutang
dan modal
2. Rekening Nominal, yaitu rekening-rekening yang pada akhir
periode akan dilaporkan dalam laporan Rugi-laba.

Untuk lebih jelasnya pengelompokan rekening dapat dilihat dalam


gambar berikut ini:
Kelompok Rekening:

Aktiva

Rekening Riil
Hutang

Modal

Pendapatan

Biaya Rekening Nominal

Prive

Bentuk Rekening
Bentuk Rekening harus terdiri (3) bagian yaitu:
1. Nama rekening, yang menjelaskan tentang jenis aktiva,
kewajiban, modal, pendapatan atau biaya yang dicatat dalam
rekening tersebut.
2. Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam
perkiraan yang bersangkutan
3. Tempat untuk mencatat pengurangan rekening yang
bersangkutan

25
Berikut ini bentuk-bentuk rekening yaitu:
1. Rekening bentu T
Nama Perkiraan

Sisi Sebelah kiri Sisi Sebelah Kanan

(debit) (kredit)

26
2. Perkiraan Dua Kolom :
Nama Perkiraan : Nomor Perkiraan :

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit

3. Perkiraan Empat Kolom :


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
D K

Aturan Pendebitan dan Pengkreditan


Aturan pendebitan dan pengkreditan adalah aturan yang digunakan
untuk mencatat perubahan aktiva, hutang, modal pemilik,
pendapatan, biaya, prive dalam rekening yang bersangkutan baik
penambahan atau pengurangan yang terjadi pada rekening tersebut.
Aturan pendebitan dan pengurangan suatu rekening pada umumnya
dapat dijelaskan dengan suatu gambar sebagai berikut:

NERACA

AKTIVA HUTANG

Debit Kredit Debit Kredit


Penambahan Pengurangan Pengurangan Penambahan
(+) (-) (-) (+)

MODAL

Debit Kredit
Pengurangan Penambahan
(-) (+)

Rekening Riil atau Neraca.

27
Apabila suatu transaksi yang mengakibatkan suatu rekening aktiva
bertambah, maka rekening yang bersangkutan di debit, sedangkan
suatu transaksi mengakibatkan suatu rekening aktiva berkurang ,
maka rekening tersebut di kredit. Sebaliknya untuk rekening hutang
dan modal, apabila suatu transaksi akan mengakibatkan rekening
hutang dan modal bertambah akan di kredit, sedangkan apabila
mengakibatkan rekening hutang dan modal berkurang akan di debit.

Rekening Perhitungan Rugi laba.


Penerapan aturan pendebitan dan pengkreditan untuk rekening
Nominal yaitu Pendapatan dan biaya didasarkan pada hubungan
dengan rekening modal. Laba bersih atau rugi suatu akan
mempengaruhi penambahan dan pengurangan modal yang berasal
dari kegiatan usaha. Rekening pendapatan akan menambah modal,
oleh karena itu penambahan pendapatan pencatannya di dalam
rekening di sebelah kredit dan pengurangan pendapatan di sebelah
debit. Sedangkan biaya akan mengakibatkan berkurangnya modal
sehingga pencatatannya di rekening di sebelah debit dan
pengurangan biaya dicatat di sebelah kredit. Untuk memperjelas
aturan pendebitan dan pengkreditan rekening pendapatan dan biaya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

REKENING MODAL

Debit Kredit
Pengurangan Modal Penambahan Modal
Rekening-rekening Biaya Rekening-rekening Pendapatan
Kas Modal Brilliant
Debit untuk Kredit untuk Debit Kredit untuk
untuk
penambaha Penguranga Pengurang penambaha
n n an n
(+) (-) (-) (+)

Pada akhir suatu periode akuntansi, saldo rekening


pendapatan dan biaya dilaporkan dalam perhitungan rugi laba.
Secara berkala (biasanya padaakhir tahun) semua rekening
pendapatan dan biaya dipindahkan ke rekening yang
mengikhtisarkannya (rekening R/L). Akibat dari pemindahan saldo ini
dikatakan bahwa rekening-rekening pendapatan dan biaya yang
bersangkutan “dihitung” (closed). Saldo rekening yang
mengikhtisarkan pendapatan dan biaya tersebut merupakan laba
bersih atau rugi bersih untuk periode yang bersangkutan. Saldo ini
kemudian dipindahkan ke rekening modal. Dengan pemindahan ini
berarti rekening tersebut sudah ditutup. Oleh karena penutupan
rekening pendapatan dan biaya dilakukan secara berkala, maka

28
rekening pendapatan dan biaya sering disebut rekening modal
sementara (temporary capital account) atau rekening nominal
( nominal account). Saldo rekening-rekening yang dilaporkan dalam
neraca pada akhir periode akan dipindahkan menjadi saldo awal
rekening yang bersangkutan untuk periode berikutnya. Pemindahan
ini dilakukan secara terus menerus dari tahun ke tahun. Oleh karena
sifatnya yang permanen, rekening-rekening neraca sering disebut
dengan rekening riil (real account).

Rekening Prive
Rekening prive ini digunakan untuk penampung transaksi
pengambilan uang untuk keperluan pribadi pemilik modal. Hal ini
merupakan kebiasaan dalam praktek, terutama apabila pemilik
tersebut bekerja penuh untuk perusahaan atau apabila perusahaan
tersebut merupakan sumber penghasilan utama. Pengambilan ini
dicatat di sebelah kredir rekening Prive (drawing) yang berarti
sebagai pengurangan modal.

Pencatatan Transaksi Dengan Rekening


Suatu tarnsaksi dicatat ke dalam rekening dengan menerapkan
aturan pendebit dan pengkreditan suatu rekening. Oleh karena itu
sebelum melakukan pencatatan kedalam suatu rekening sebaiknya
setiap transaksi selalu dianalisis terlebih dahulu. Urut-urutan yang
harus diikuti untuk meneliti setiap transaksi adalh sebagai berikut:
1. Tentukan pengaruh transaksi terhadap penambahan
(pengurangan) aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan
biaya.
2. Tentukan rekening yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut.
Gunakan bagan rekening untuk menentukan rekening-rekening
yang dipengaruhi oleh transaksi
3. tentukan apakah sebagai akibat adanya transaksi tadi perkiraan
tersebut harus didebit atau dikredit. Gunakan aturan
pendebitan dan pengkreditan. Tentukan jumlah yang harus
didebit dan dikredit.
4. Jumlah debit dan kredit dicatat dalam rekening yang
bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa suatu transaksi paling tidak akan
mempengaruhi dua rekening. Apabila suatu rekening di debit maka
rekening lainnya dikredit, dengan demikian akan terpelihara suatu
keseimbangan debit dan kredit.
Misalnya :
Pada tanggal 1 September 2003 Tuan Brilliant mendirikan sebuah
perusahaan ANGGREK MAS yang bergerak dalam bidang memberikan
pelatihan. Transaksi-transaksi di bawah ini terjadi selama bulan
September 2003:

29
Tanggal 1 September 2003
Tuan Brilliant menyerahkan kas sebesar Rp 15.000.000 sebagai
modal pertamanya.

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 1 September mengakibatkan kas perusahaan
bertambah sebesar Rp 15.000.000 dan modal pemilik bertambah
sebesar Rp 15.000.000. Pencatatan transaksi tersebut ke dalam
rekening buku besar adalah penambahan kas akan dicatat di sebelah
debit rekening kas dan penambahan modal pemilik akan dicatat di
sebelah kredit rekening modal pemilik.

Kas Modal Brilliant


1. 1.
15.000.000 15.000.000

Tanggal 2 September 2003


Perusahaan membeli peralatan kantor perupa meja, lemari kantor
dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka
sebesar Rp 2.000.000 .

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 2 September mengakibatkan rekening peralatan
kantor bertambah dicatat di sebelah debit rekening peralatan kantor
sebesar Rp 5.000.000, mengakibatkan rekening kas berkurang Rp
2.000.000 akan dicatat di sebelah kredit rekening kas serta
mengakibatkan rekening hutang bertambah sebesar Rp 3.000.000 di
catat di sebelah kredit rekening hutang. Pengaruh dari transaksi
diatas terlihat pada gambar berikut ini:

Kas Peralatan Kantor


1. 2. 2.
15.000.000 2.000.000 5.000.000

Hutang
2.
3.000.000

30
Tanggal 5 September 2003
Perusahaan membeli bahan habis pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000

Analisis Transaksi:
Transaksi tersebut mengakibatkan rekening Bahan habis pakai
bertambah dicatat sebelah debit rekening Bahan Habis Pakai sebesar
Rp 500.000 dan kas berkurang dicatat di sebelah kredit rekening kas
sebesar Rp 500.000 tampak sebagai berikut:

Kas Bahan Habis Pakai


1. 2. 5.
15.000.000 2.000.000 500.000
5.
500.000

Transaksi tanggal 7 September 2003


Pembayaran biaya sewa gedung kantor bulan September sebesar
Rp 2.000.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas menyebabkan bertambahnya biaya sewa gedung
dicatat di sebelah debit rekening sewa gedung dan berkurangnya kas
dicatat di sebelah kredit rekening Kas.

Kas Biaya Sewa Gedung


1. 2. 7.
15.000.000 2.000.000 2.000.000
5.
500.000
7.
2.000.000

31
Tanggal 10 September 2003
Membayar hutang atas pembelian peralatan kantor sebesar Rp
1.000.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan hutang berkurang dicatat di sebelah
debit rekening hutang sebesar Rp 1.000.000 dan mengurangi kas
dicatat di sebelah kredit rekening kas sebesar Rp 1.000.000

Kas Hutang
1. 2. 10. 2.
15.000.000 2.000.000 1.000.000 3.000.000
5.
500.000
7.
2.000.000
10.
1.000.000

Tanggal 20 September 2003


Digunakan bahan habis pakai sebanyak Rp 50.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan bertambahnya biaya bahan habis
pakai sebesar Rp 50.000 di catat di sebelah debit rekening biaya
bahan habis pakai dan berkurangnya bahan habis pakai dicatat di
sebelah kredit bahan habis pakai sebesar Rp 50.000

Biaya Bahan Habis pakai Bahan Habis Pakai


20. 50.000 5.
500.000

Bagan Rekening
Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan, Biaya dan Prive adalah kelompok-
kelompok rekening. Tiap kelompok rekening terdiri dari rekening-
rekening yang dapat digambarkan sebagai berikut:

32
KELOMPOK KELOMPOK TERJABAR ELEMEN REKENING
REKENING
Ativa Aktiva Lancar Kas
Surat-surat berharga
Piutang usaha
Persediaan

Investasi Jangka Investasi pada saham


Panjang Investasi pada obligasi
Aktiva Tetap Berwujud Tanah
Bangunan
Mesin-mesin
Kendaraann
Alat-alat perkantoran

Aktiva Tetap Tidak Goodwill


Berwujud Hak paten
Merk dagang
Leasehold

Aktiva Lain-lain Gedung dalam pembangunan


Mesin yang tidak digunakan

UTANG Utang Lancar Utang usaha


Utang bank
Utang Pajak
Pos-pos transitoris & antisipasi
pasif
Utang Jangka Panjang Utang hipotik
Utang obligasi
Utang bank jangka panjang

Pendapatan Pendapatan Usaha Penjualan


Pendapatan jasa

Pendapatan diluar Pendapatan bunga


Usaha Pendapatan dividen

Biaya Biaya Usaha Harga pokok penjualan


Biaya administrasi
Biaya penjualan

33
Biaya Di Luar Usaha Biaya bunga
Modal Pemilik Modal Disetor Modal
Modal Saham Biasa
Agio modal saham biasa

Laba Ditahan Laba ditahan

Prive Prive Prive

AKTIVA
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh
perusahaan dan masih memberikan menfaat dimasa yang akan
datang.
Aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar, investasi, aktiva tetap,
dan aktiva lain-lain.

Aktiva Lancar
Adalah meliputi kas dan sumber-sumber ekonomis lainnya yang
dapat dicairkan menjadi kas, dijual, atau habis dipakai dalam jangka
waktu satu tahun atau selama satu periode akuntansi. Aktiva lancar
meliputi:
1. Kas
Adalah uang tunai (uang kertas dan uang logam) dan alat-alat
pembayaran lainnya yang dapat disamakan dengan uang tunai.

2. Surat-surat berharga
Adalah peneneman uang kas yang sementara menganggur pada
surat-surat berharga, misalnya saham dan obligasi, sebagai
investasi jangka pendek.

3. Piutang usaha
Adalah tagihan kepada pihak luar yang timbul dari aktivitas
penjualan barang atau penyerahan jasa secara kredit. Piutang
usaha ini ada yang dilengkapi dengan dokumen tertulis tentang
kesanggupan membayar disebut piutang wesel, disamping itu ada
jenis piutang yang timbul bukan dari kegiatan usaha. Piutang ini
disebut piutang lain-lain. Contohnya piutang kepada karyawan.

4. Persediaan
Persediaan pada perusahaan dagang meliputi persediaan barang
dagangan dan rupa-rupa bahan pembantu yang berupa bahan
pengepak (packing material) dan bahan pembungkus (emballing
material). Sedangkan persediaan untuk perusahaan pengolahan
terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi.

34
5. Pos-pos transitoris dan antisipasi aktif
Adalah pos-pos yang terjadi sehubungan dengan periodesasi
akuntansi. Periode akuntansi terjadi karena adanya penyusunan
laporan keuangan secara periodik. Penyusunan laporan neraca
menimbulkan dampak khusus terhadap beberapa transaksi:
a. Transitoris aktif, yaitu biaya-biaya yang telah dikeluarkan
kasnya oleh perusahaan tetapi bukan merupakan biaya
pada periode tersebut melainkan biaya periode
berikutnya.
Contoh: Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2002
melakukan pembayaran biaya sewa kantor untuk 2 tahun
sebesar Rp 4.000.000. Pada saat menyusun
laporan keuangan pada 31 Desember 2002 yang menjadi
biaya sewa kantor adalah biaya sewa kantor sebesar Rp
2.000.000 dari bulan Januari sampai desember 2002.
Pengeluaran kas sebesar Rp 2.000.000 untuk Januari
sampai dengan Desember 2003 belum dapat diakui
sebagai biaya biaya sewa kantor tahun 2002 dan diakui
sebagai Persekot biaya atau Biaya yang dibayar dimuka.
b. Antisipasi Aktif, adalah pendapatan-pendapatan yang
seharusnya menjadi pendapatan periode sekarang tetapi
pendapatan itu belum diterima kasnya. Pendapatan ini
disebut Pendapatan yang masih akan diterima atau
Piutang pendapatan.

6. Investasi Jangka panjang


Adalah penanaman diluar perusahaan yang jangka waktunya lebih
dari satu tahun dengan tujuan untuk menguasai perusahaan atau
memperoleh pendapatan tetap, atau memperoleh kenaikan nilai.
Misalnya investasi dalam bentuk saham dan obligasi perusahaan
lain dan investasi tanah yang semata-mata untuk memperoleh
kenaikan harga jualnya.

7. Aktiva tetap berwujud


Adalah sumber-sumber ekonomi berwujud yang perolehannya
sudah dalam kondisi siap untuk dipakai atau denganmembangun
lebih dahulu. Aktiva tetap ini dimaksudkan untuk digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan dan tidak untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan. Aktiva ini dapat dimanfaatkan secara
permanen atau dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Karena
pemanfaatannya lebih dari satu periode akuntansi dan semakin
lama aktiva tersebut akan berkurang manfaatnya karena aus,
rusak dan sebagainya maka kecuali tanah, aktiva tetap ini
dilakukan penyusutan atau depresiasi. Jumlah kumulatif
penyusutan yang sudah diakui dicatat dalam rekening akumulasi

35
penyusutan yang perlakuannya sebagai pengurang harga
perolehan aktiva tetap berwujud. Berikut ini disajikan rekening-
rekening aktiva tetap berwujud dan akumulasi penyusutannya.

36
Rekening Aktiva Tetap Rekening Akumulasi Depresiasi
Mesin Akumulasi depresiasi mesin
Gedung Akumulasi Depresiasi Gedung
Kendaraan Akumulasi depresiasi kendaraan
Alat-alat kantor Akumulasi depresiasi alat-alat
kantor

8. Tanah
Adalah bagian dari bumi yang dimiliki perusahaan dan digunakan
dalam kegiatan normal perusahaan.

9. Gedung dan bangunan


Adalah bangunan-bangunan yang dimiliki perusahaan dan
digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, contoh gedung
kantor, gedung pabrik, gedung garasi, dan lain-lain.

10. Mesin-mesin

Adalah segenap alat-alat yang diguanakan dalam pengolahan


barang yang berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan.

11. Kendaraan
Adalah segala alat-alat transportasi milik perusahaan dan
digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan, sebagai
pengangkut barang atau karyawan.

12. Alat-alat perkantoran


Meliputi perangkat, perabot dan perkakas perkantoran milik
perusahaan yang digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan
normal perusahaan. Untuk perusahaan dagang alat-alat kantor ini
meliputi alat-alat kantor untuk kegiatan administrasi dan alat-alat
untuk toko.

13. Aktiva tetap tidak berwujud


Aktiva ini mencerminkan hak-hak istimewa atau kondisi yang
menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan. Aktiva
ini dapat diperoleh dengan cara membeli dari pihak lain atau
mengembangkan sendiri. Hak patenm adalah aktiva yang dapat
dibeli dari pihak lain. Goodwill yang melekat pada perusahaan
merupakan pengakuan dari pihak lain, seperti Keberhasilan
manajemennya dalam mengelola perusahaan. Terhadap aktiva ini
dikenakan amortisasi yang hampir sama dengan penyusutan atau
depresiasi pada aktiva tetap berwujud.

37
14. Aktiva lain-lain
Aktiva-aktiva yang dikelompokkan kedalam aktiva ini adalah aktiva
yang dimiliki perusahaan tetapi tidak digunakan untuk kegiatan
normal perusahaan. Misalnya gedung masih dalam tahap
pembangunan, tanah yangtidak untuk kegiatan normal
perusahaan, Villa, dan sebagainya.

Hutang
Adalah Klaim atau hak para kreditur terhadap harta yang dimiliki oleh
perusahaan.
Hutang dapat di bedakan menjadi Hutang lancar dan Hutang jangka
panjang, hal ini dikaitkan dengan jangka waktu pelunasannya.

Hutang lancar
1. Hutang usaha
Adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari kegiatan normal
perusahaan. Hutang usaha ini juga dapat dilengkapi dengan
dokumen secara tertulis berisi kesanggupan membayar dari
perusahaan disebut hutang wesel, di samping hutang wesel ada
juga hutang yang tanpa dilengkapi dokumen tertulis dari
perusahaan.

2. Hutang bank
Adalah penarikan pinjaman oleh perusahaan dari bank. Hutang
Bank yang masih kelompok ini adalah hutang bank yang jangk
waktunya maksimal satu tahun.

3. Transitoris pasif
Yaitu penghasilan-penghasilan yang sudah diterima kasnya oleh
perusahaan tetapi belum saatnya diakui sebagai penghasilan
perusahaan karena belum memberikan jasanya.
Contoh: Perusahaan menyewakan ruang kantor kepada pihak lain
selama 3 Tahun dimulai dari 1 januari 2002 sampai dengan 31
Desember 2004. Pada tanggal 1 Januari 2002 pihak penyewa
membayar uang sewa toko tersebut secara keseluruhan sebesar
Rp 15.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2002 pada saat
perusahaan membuat laporan keuangan, penghasilan yang dapat
diakui sebagai penghasilan sewa tahun 2002 adalah sebesar Rp
5.000.000 sedangkan siasanya adalah merupakan pendapatan
diterima dimuka atau hutang pendapatan yang menimbulkan
kewajiban perusahaan kepada pihak penyewa.

38
4. Antisipasi Pasif
Adalah biaya yang sudak diakui sebagai biaya tetapi belum
dibayar oleh perusahaan.
Contoh: Biaya listrik bulan Desember 2002 biasanya akan
dibayarkan pada bulan januari 2003. Maka pada saat perusahaan
menyusun laporan keuangan tahun 2002 biaya listrik sudah
mengakui sebagai biaya tahun 2002 karena perusahaan sudah
menggunakan listrik tersebut tetapi belum dibayar, sehingga
timbul kewajiban bagi perusahaan yaitu hutang listrik.

Hutang Jangka Panjang


Adalah hutang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun
atau meliputi beberapa tahun. Yang termasuk dalam kelompok
hutang jangka panjang adalah:
1. Hutang hipotik
Adalah hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tetap,
misalnya tanah, Gedung, mesin dan sebagainya.
2. Hutang Obligasi
Adalah hutang yang disertai dengan kesanggupan perusahaan
untuk membayar sejumlah uang sebagaimana tercantum dalam
surat hutang tersebut pada saat jatuh tempo. Biasanya
perusahaan mengeluarkan surat obligasi untuk memperoleh dana
dari pihak luar.
3. Utang bank jangka panjang
Adalah Hutang perusahaan kepada bank yang jangka waktu
pelunasannya lebih dari satu tahun.

Pendapatan
Adalah setiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang
timbul karena usaha perusahaan baik yang kegiatan pokok
perusahaan, contohnya adalah pendapatan penjualan atau
pendapatan jasa atau kegiatan di luar usaha pokok perusahaan
contohnya pendapatan bunga deposito dan pendapatan dividen dan
lain-lain.

Biaya
Adalah semua pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan perusahaan
untuk memperoleh pendapatan. Pengorbanan ekonomis dapat berupa
pengurangan aktiva karena terjadi pengeluaran kas atau
penambahan kewajiban karena belum terjadi pengeluaran kas.
Dalam pengelompokan biaya yang dikeluarkan perusahaan tergantu
jenis perusahaan. Perusahaan jasa mengelompokan biaya yang
dikeluarkan ke dalam biaya operasi sedangkan untuk jenis
perusahaan jasa dapat dikelompokkan menjadi:
1. Harga Pokok penjualan, yaitu harga pokok barang yang dijual

39
2. Biaya operasi yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mendukung kegiatan usaha perusahaan. Biasanya usaha ini
dibedakan menjadi biaya pemasaran misalnya biaya iklan, biaya
gaji bagian penjualan dan lain-lain, dan biaya administrasi dan
umum contohnya adalah biaya gaji pimpinan, gaji karyawan
kantor, biaya bahan habis pakai, penyusutan dan lain-lain.

Modal Pemilik
Adalah sisa hak pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan setelah
dikurangi dengan utang-utang perusahaan. Rekening modal
perusahaan dalam neraca tergantung pada jenis perusahaan.Modal
pemilik pada perusahaan perseorangan dan persekutuan , rekening
modal di ikuti dengan nama pemilik, misalnya Modal Brilliant. Modal
pemilik untuk perusahaan persero merupakan setoran pemegang
saham. Pemilik saham adalah pemilik perusahaan dengan cara
membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga modal
pemilik disebut modal saham. Di dalam neraca modal saham
dicantumkan sebesar nilai nominalnya, apabila jumlah modal yang
disetor pemilik lebih besar dari nilai nominal selisihnya akan
ditampung ke rekening agio modal saham sedangkan apabila jumlah
yang disetor pemilik lebih kecil dari jumlah nominal selisihnya akan
ditampung ke rekening Dis agio modal saham.
Modal Sumbangan adalah rekening yang dibentuk untuk
menampung penambahan modal yang berasal dari sumbangan oleh
pihak lain.

Prive
Adalah pengambilan aktiva perusahaan yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan. Rekening ini digunakan untuk menampung pengambilan
pribadi oleh pemilik. Rekening prive terdapat pada perusahaan
perseorangan dan perusahaan persekutuan. Untuk perusahaan
persekutuan rekening prive digunakan untuk menampung transaksi
pengambilan pribadi masing-masing pemilik.

40
Soal –soal latihan 4:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat
memahami materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai
60 keatas maka dapat dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai
mahasiswa dibawah 60 harus mengulangi bab ini.

1. Buku yang berisi informasi transaksi keuangan berupa


penambahan dan pengurangan rekening tertentu adalah:
A. Jurnal
B. Rekening buku besar
C. Buku harian
D. Laporan rugi laba

2. Buku besaradalah:
A. Alat pencatatan transaksi keuangan perusahaan secara urut
waktu berupa pendebitan dan pengkreditan rekening besaerta
informasi yang menyertai transaksi tersebut
B. Merupakan The books of Original Entries
C. Merupakan alat pencatatan transaksi keuangan tentang
penambahan dan pengurangan yang terjadi dalam kelompok
rekening tertentu
D. Tidak ada jawaban yang benar

3. Rekening di bawah ini termasuk aktiva lancar adalah rekening:


A. Mesin
B. Piutang usaha
C. Kendaraan
D. Gedung

4. Rekening di bawah ini yang mempunyai saldo debit adalah:


A. Piutang usaha
B. Utang Usaha
C. Utang obligasi
D. Modal A

4. Rekening yang mempunyai saldo kredit adalah rekening:


A. Kendaraan
B. Piutang usaha
C. Persediaan
D. Hutang wesel

5. Rekening tersebut yang termasuk rekeninh nominal adalah


rekening:
A. Sewa dibayar dimuka
B. Persekot asuransi
C. Pendapatan sewa
D. Akumulasi penyusutan mesin

41
6. Rekening di bawah ini yang termasuk rekening riil adalah
rekening:
A. Biaya sewa
B. Sewa dibayar dimuka
C. Pendapatan bunga
D. Penyusutan gedung

7. Saldo normal rekening modal adalah:


A. Debit
B. Kredit
C. Positif
D. Negatif

8. Kolom debit rekening kas adalah untuk mencatat:


A. Penambahan
B. Pengurangan
C. Penyusutan
D. Akumulasi

10. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar:


A. Setiap transaksi keuangan perusahaan bisa merubah sisi
debit atau sisi kredit persamaan dasar akuntansi ataupun
merubah baik sisi debit dan sisi kreditnya
B. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu
merubah salah satu sisi debit dan sisi kredit persamaan dasar
akuntansi
C. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu
merubah sisi debit persamaan dasar akuntansi
D. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah sisi
kredit
persamaaan dasar akuntansi

42
Jawaban Soal-soal Latihan 4 :
1. B
2. C
3. B
4. A
5. D
6. C
7. B
8. B
9. A
10.A

43
PERTEMUAN KE : 5

TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan definisi jurnal
2. Menjelaskan alasan-alasan melakukan pencatatan transaksi di dalam buku jurnal
3. Menjelaskan bentuk buku jurnal
4. Melakukan pencatatan kedalam buku jurnal
5. Menjelaskan pengertian posting
6. Melakukan posting dari buku jurnal ke rekening buku besar
7. Melakukan penghitungan saldo tiap-tiap rekening
8. Menjelaskan macam-macam kesalahan dalam proses pencatatan tarnsaksi
9. Membuat jurnal koreksi
10. Menjelaskan pengertian dan tujuan pembuatan neraca saldo
11. Menyusun neraca saldo

Pokok Bahasan: BUKU JURNAL, POSTING, DAN NERACA SALDO

Deskripsi Singkat: Pada bab sebelumnya telah dijelaskan


bagaimana cara melakukan pencatatan transaksi ke dalam rekening
dan bagaimana aturan pendebitan dan pengkreditan rekaning,
sehingga diharapkan anda dapat dengan mudah melakukan
pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal karena pencatatan
transaksi di dalam jurnal perlu memahami terlebih dahulu
bagaimana aturan pendebitan dan pengkreditan. Pada praktek
pencatatan transaksi ke dalam buku besar tidak dibenarkan oleh
siklus akuntansi. Prosedur yang benar pencatatan transaksi
dilakukan di dalam buku jurnal Proses pencatatan ke dalam buku
jurnal disebut dengan proses penjurnalan. Informasi yang ada di
buku jurnal kemudian ditransfer ke rekening buku besar melalui
proses posting. Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo
yang berisi saldo-saldo dari rekening-rekening buku besar.

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985,
Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta,
Bab 5
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999, bab 4

44
BAB 5
BUKU JURNAL, POSTING DAN NERACA SALDO

BUKU JURNAL

Buku Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara


kronologis berupa pendebitan dan pengkreditan rekening beserta
penjelasan yang diperlukan dari transaksi tersebut. Jurnal merupakan
catatan akuntansi yang pertama sehingga sering disebut The Books
of Original Entry. Di dalam buku jurnal semua transaksi dicatat
sehingga dari buku jurnal kita dapat mengetahui semua transaksi
yang terjadi di dalam perusahaan. Buku jurnal dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat menampung penjelasan-penjelasan yang
menyertai transaksi tersebut karena buku jurnal merupakan sumber
pencatatan transaksi ke dalam rekening buku besar.
Pencatatan transaksi secara langsung ke rekening buku besar
tidak dibenarkan oleh siklus akuntansi disamping terdapat alasan-
alasan sebagai berikut:
1. Transaksi keuangan menyangkut beberapa elemen yang
harus ditunjukkan pada satu media tertentu. Suatu transaksi
akan mempengaruhi paling sedikit 2 (dua) rekening. Rekening
hanya meliputi informasi tentang transaksi yang mempengaruhi
rekening tersebut. Maka pencatatan tranaksi secara langsung
ke buku besar akan mengaburkan gambaran pengaruh suatu
transaksi terhadap rekening-rekening.
2. Pencatatan tarnsaksi harus mampu menyajikan terjadinya
transaksi secara kronologis. Pencatatan transaksi secara urut
waktu atau kronolis mempermudah dalam penelusuran
terhadap suatu transaksi. Sedangkan di dalam rekenign buku
basar tidak dirancang untuk keperluan semacam itu.
3. Sebuah perusahaan yang besar mempunyai ratusan rekening
. Apabilan pencatatan dilakukan secara langsung ke rekening
buku besar, maka pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh
satu orang. Sedangkan transaksi yang terjadi di dalam
perusahaan pada kenyataannya dalam satu hari dapat
mencapai sepuluh bahkan sampai seratus transaksi, maka tidak
mungkin satu orang dapat menangani semua transaksi
sendirian karena kemampuan yang terbatas pencatatan
transaksi yang demikian banyak akan menimbulkan banyak
kesalahan.
4. Transaksi keuangan harus dicatat lengkap beserta
keterangan dan kondisi yang menyertainya. Rekening Buku
besar tidak dirancang untuk memantau segenap keterangan
dan kondisiyang mengikuti transaksi tersebut karena kolom
keterangan yang disediakan tidak cukup untuk menampung
keterangan yang menyertai transaksi tersebut.

45
5. Pencatatan secara langsung ke dalam buku besar
menimbulkan kesulitan untuk mengidentifikasi terjadinya
kesalahan pencatatan transaksi. Proses identifikasi transaksi
sangat penting untuk dapat menemukan kesalahan saat dan
tempat terjadinya kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut tidak
dapat diidentifikasi dengan pencatatan langsung ke buku besar:
a Lupa melakukan pendebitan dan pengkreditan suatu
transaksi.
b Mendebit dan mengkredit pada rekening yang tidak
sesuai
c Kelebihan dan kekurangan pada saat pencatatan
transaksi
d Kesalahan letak suatu angka pada saat pencatatan
misalnya Rp 123.000 di tulis menjadi Rp 132.000.

Bentuk Jurnal
Bentuk Buku jurnal secara umum dapat ditunjukkan pada gambar
berikut:

JURNAL

Halam
an Jurnal:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Kolom-kolom yang harus ada pada jurnal adalah:


a Halaman Jurnal.
Transaksi keaungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
meliputi jumlah yang banyak sehingg tidak cukup dicatat pada
halaman. Halaman jurnal akan dicatat dalam kolom Ref buku
rekening. Apabila di dalam suatu rekening kolom Ref berisi satu
maka sumber pencatatan rekening buku besar terdapat pada buku
jurnal halaman 1.
b Tanggal.
Tanggal transaksi harus dicatat pada buku jurnal, sebab buku
jurnal berisi semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan
sehingga mempermudah dalam penelusuran suatu transaksi.

46
Penulisan tanggal diawali dengan penulisan tahun di ujung paling
atas. Nama bulan di tulis sekali selama bulan yang sama dan di
ujung atas tiap-tiap halaman.
c Keterangan.
Kolom keterangan merupakan elemen penting yang menampung
nama rekening-rekening yang terkait dalam suatu transaksi
sekaligus pengelompokannya dalam debit atau kredit yang sesuai.
Rekening yang didebit ditulis dekat dengan garis pada kolom
keterangan, sedangkan rekening yang dikredit ditulis di bawah
rekening yang didebit dengan menjorok kedalam paling tidak
sebanyak 5 karakter/spasi. Tiap transaksi harus disertai dengan
keterangan dan kondisi yang menyertai transaksi tersebut.
d Referensi.
Kolom Ref digunakan untuk menampung informasi mengenai
rekening yang terkait dengan transaksi yang baru di catat.
Biasanya kolom referansi diisi dengan nomor kode rekening,
namun pada perusahaan-perusahaan kecil ada yang mengisi
hanya dengan tick mark (√) sebagai tanda bahwa transaksi telah
diposting ke buku besar. Sebelum diposting ke rekening buku
besar kolom Ref di kosongkan.
e Debit dan Kredit.
Kolom debit dan kredit digunakan untuk menulis jumlah rupiah
transaksi. Rekening yang di debit ditulis di kolom debit dan
rekening yang dikredit ditulis di kolom kredit.

Mencatat Transaksi di Buku Jurnal.


Berikut ini contoh pencatatan tarnsaksi ke dalam buku jurnal:

Tanggal 1 September 2003


Tuan Brilliant menyerahkan kas sebesar Rp 15.000.000 sebagai
modal pertamanya.

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 1 September mengakibatkan kas perusahaan
bertambah sebesar Rp 15.000.000 dan modal pemilik bertambah
sebesar Rp 15.000.000. kas bertambah akan didebit dan modal
bertambah akan di kredit.

JURNAL
Halam
an Jurnal: 1

47
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2003
Septembe 1 Kas 101 15.000.000
r
Modal 301 15.000.000
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

Tanggal 2 September 2003


Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan harga
Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 2 September mengakibatkan rekening peralatan
kantor bertambah di sebesar Rp 5.000.000, mengakibatkan rekening
kas berkurang dikredit sebesar Rp 2.000.000 dan serta
mengakibatkan rekening hutang bertambah dikredit sebesar Rp
3.000.000 pencatatan ke dalam buku jurnal terlihat pada gambar
berikut ini:

JURNAL

Halaman
Jurnal: 1

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

48
2003
Septembe 1 Kas 101 15.000.000
r
Modal 301 15.000.000
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

2 Peralatan Kantor 104 5.000.000


Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
(untuk mencatat
pembelian berupa
meja, almari kantor
dengan harga Rp
5.000.000 dengan
membayar uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .

Tanggal 5 September 2003


Perusahaan membeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus,
bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000 secara tunai

49
Analisis Transaksi:
Transaksi tersebut mengakibatkan rekening Bahan habis pakai
bertambah di debit sebesar Rp 500.000 dan kas berkurang di kredit
sebesar Rp 500.000 tampak sebagai berikut:

JURNAL

Halaman Jurnal: 1
Tang Keterangan Ref Debit Kredit
gal
2003
Septembe 1 Kas 101 15.000.000
r
Modal 301 15.000.000
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

2 Peralatan Kantor 104 5.000.000


Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
(untuk mencatat
pembelian berupa
meja, almari kantor
dengan harga Rp
5.000.000 dengan
membayar uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
5 Bahan Habis Pakai 105 500.000
Kas 101 500.000
(Untuk mencatat
pembeli bahan habis
pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin,
dan lain-lain sebesar
Rp 500.000 secara
tunai)

50
Transaksi tanggal 7 September 2003
Pembayaran biaya sewa gedung kantor bulan September sebesar Rp
2.000.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas menyebabkan bertambahnya biaya sewa gedung ,
rekening biaya sewa gedung di debit sebesar Rp 2.000.000 dan
rekening kas berkurang dikredit Rp 2.000.000
JURNAL
Halaman Jurnal: 1
Tang Keterangan Ref Debit Kredit
gal
2003
Septembe 1 Kas 101 15.000.000
r
Modal 301 15.000.000
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

2 Peralatan Kantor 104 5.000.000


Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
(untuk mencatat
pembelian berupa
meja, almari kantor
dengan harga Rp
5.000.000 dengan
membayar uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
5 Bahan Habis Pakai 105 500.000
Kas 101 500.000
(Untuk mencatat
pembeli bahan habis
pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin,
dan lain-lain sebesar
Rp 500.000 secara
tunai)

7 Biaya Sewa Gedung 502 2.000.000


Kas 101 2.000.000
(untuk mencatat
pembayaran biaya
sewa gedung bulan
september)

51
Tanggal 10 September 2003
Membayar hutang atas pembelian peralatan kantor sebesar Rp
1.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan hutang berkurang rekening kas di
debit sebesar Rp 1.000.000 dan mengurangi kas , rekening kas di
kredit sebesar Rp 1.000.000
JURNAL
Halaman
Jurnal: 1
Tang Keterangan Ref Debit Kredit
gal
2003
Sept 1 Kas 101 15.000.000
Modal 301 15.000.000
(untuk mencatat setoran modal
oleh pemilik)

2 Peralatan Kantor 104 5.000.000


Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
(untuk mencatat
pembelian berupa meja,
almari kantor dengan
harga Rp 5.000.000
dengan membayar uang
muka sebesar Rp
2.000.000 .
5 Bahan Habis Pakai 105 500.000
Kas 101 500.000
(Untuk mencatat pembeli
bahan habis pakai Berupa
spidol, penghapus,
bolpoin, dan lain-lain
sebesar Rp 500.000 secara
tunai)
7 Biaya Sewa Gedung 502 2.000.000
Kas 101 2.000.000
(untuk mencatat pembayaran
biaya sewa gedung bulan
september)

10 Hutang 201 1.000.000


Kas 101 1.000.000
(untuk mencatat pembayaran
hutang pembelian peralatan
kantor)

52
Tanggal 20 September 2003
Digunakan bahan habis pakai sebanyak Rp 50.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan bertambahnya biaya bahan habis
pakai sebesar Rp 50.000 rekening Bahan habis pakai di debit dan
berkurangnya bahan habis pakai rekening Bahan habis pakai di kredit
sebesar Rp 50.000
JURNAL
Halaman Jurnal:
1
Tang Keterangan Ref Debit Kredit
gal

53
2003
Sept 1 Kas 101 15.000.000
Modal 301 15.000.000
(untuk mencatat setoran modal oleh
pemilik)

2 Peralatan Kantor 104 5.000.000


Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
(untuk mencatat pembelian
berupa meja, almari kantor dengan
harga Rp 5.000.000 dengan
membayar uang muka sebesar Rp
2.000.000 .
5 Bahan Habis Pakai 105 500.000
Kas 101 500.000
(Untuk mencatat pembeli bahan
habis pakai Berupa spidol,
penghapus, bolpoin, dan lain-lain
sebesar Rp 500.000 secara tunai)
7 Biaya Sewa Gedung 502 2.000.000
Kas 101 2.000.000
(untuk mencatat pembayaran
biaya sewa gedung bulan
september)

10 Hutang 201 1.000.000


Kas 101 1.000.000
(untuk mencatat pembayaran hutang
pembelian peralatan kantor)
20 Biaya bahan habis pakai 501 50.000
Bahan habis pakai 105 50.000
(Untuk mencatat pemakaian bahan
habis pakai)

54
POSTING
Posting adalah proses pemindahan jumlah di kolom debit buku jurnal ke kolom
debit rekening buku besar dan jumlah di kolom kredit buku jurnal ke kolom kredit
rekening buku besar.
Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut:
1. Ambillah, dari buku besar rekening- rekening yang disebut di
dalam buku jurnal di kolom keterangan. Dengan mengambil
contoh transaksi tanggal 1 September 2003 pada perusahaan
Brilliant corp rekening-rekening yang diambil adalah Kas dan
Modal.
2. Masukkan tanggal transaksi yang tertera di buku jurnal ke kolom
tanggal untuk masing-masing rekening
3. Masukkan jumlah rupiah baik yang di debit maupun dikredit ke
masing-masing rekening sesuai debit dan kreditnya.
4. Catatlah keterangan yang singkat di kolom keterangan masing-
masing rekening.
5. Masukkan nonor halaman yang ada di buku jurnal ke kolom Ref
masing-masing rekening.
6. Sebagai tandingan nomor 5, masukkan nomor-nomor rekening di
kolom Ref pada buku jurnal. Langkah terakhir ini digunakan
untuk menandai bahwa jurnal benar-benar telah diposting.

Secara skematis proses posting dapat dilihat pada gambar dibawah


ini:

55
JURNAL UMUM

Halaman : 1

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Septembe 1 Kas 101 15.000.000
r
Modal 301 15.000.000
(untuk mencatat setoran
modal oleh pemilik)

Nama Perkiraan : Kas No. Perkiraan : 101


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
D K
2003
Sept 1 Saldo Awal
(setoran modal) JU 1 15.000.00 15.000.00
0 0

Nama Perkiraan : Modal No. Perkiraan : 301


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
D K
2003
Sept 1 Modal Awal
(setoran modal) JU 1 15.000.00 15.000.00
0 0

56
Saldo Rekening Buku Besar
Saldo rekening buku besar diambil angkanya dari selisih total jumlah
kolom debit dengan total jumlah kolom kredit rekening buku besar.
Sebagai contoh rekening saldo Kas sebesar Rp 9.500.000 pada kasus
bab sebelumnya setelah mengalami beberapa kali posting tampak
sebagai berikut:

Nama Perkiraan : Kas No. Perkiraan : 101


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2003 1 Setoran Tn. 1 15.000.000 2003 2 1 2.000.000
Sept Brillian Sept
Jumlah 5.500.000 5 1 500.000
Saldo kredit
Saldo 9.500.000 7 1 2.000.000
10 1 1.000.000
Jumlah 5.500.000

NERACA SALDO
Setelah proses pencatatan transaksi di dalam buku jurnal dan
pemindahan informasi buku jurnal ke rekening buku besar melalui
proses posting langkah selanjutnya adalah menyusun Neraca Saldo.
Neraca Saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo–saldo
yang menyertainya.

Tujuan dari penyusunan neraca saldo adalah untuk menguji


kesaman jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit neraca saldo.
Adanya kesamaan jumlah kolom debit dan kolom krdit neraca saldo
tidak menjamin bahwa semua saldo tiap-tiap rekening di neraca saldo
menunjukkan jumlah benar karena terdapat kesalahan yang tampak
dalam neraca saldo karena mempengaruhi kesamaan debit dan
kredit neraca saldo dan kesalahan yang tidak tampak pada neraca
saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan
debit dan kredit neraca saldo. Berikut ini kesalahan kesalahan yang
tampak dalam neraca saldo:
1. Kesalahan pada saat penyusunan neraca saldo, seperti:
a Salah dalam penjumlahan salah satu kolom neraca
saldo
b Kesalahan dalam penulisan jumlah saldo rekening
ke neraca saldo
c Kesalahan dalam penulisan saldo debit ke saldo
kredit dan sebaliknya
d Lupa menulis saldo rekening ke dalam neraca saldo

57
2. Kesalahan di dalam menentukan saldo suatu rekening:
a Salah menghitung saldo
b Suatu saldo di catat dalam kolom saldo yang salah
3. Kesalahan pada saat pencatatan transaksi:
a Angka yang salah telah diposting ke dalam suatu
rekening
b Suatu debit telah di bukukan sebagai kredit, dan
sebaliknya
c Ada suatu debit atau kredit yang dihilangkan

Sedangkan kesalahan-kealahan dibawah ini adalah kesalahan


kesalahan yang tidak dalam neraca saldo:
1. Suatu transaksi tidak dicatat dalam Jurnal.
Apabila suatu transaksi tidak dicatat ke dalam buku jurnal
karena lupa tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit
dan kredit neraca saldo akan tetapi jumlah saldo yang ada di
dalam neraca saldo salah.
2. Suatu tarnsaksi dicatat dalam jurnal dengan satuan uang
yang salah.
Misalnya suatu transaksi pembayaran biaya sewa sebesar Rp
450.000 di tulis sebesar Rp 45.000. Kesalahan ini tidak akan
mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo.
3. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali.
Pencatatan suatu transaksi lebih dari satu kali tidak akan
mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo
tetapi mengakibatkan saldo rekening dilaporkan lebih besar
dari jumlah yang sebesarnya.
4. Suatu transaksi dicatat dalam jumlah jurnal pada
rekening yang salah.
Kesalahan dalam pencatatan transaksi dengan cara
mencatat pada rekening yang tidak semestinya tidak akan
mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo
akan tetapi mengakibatkan suatu rekening dilaporkan lebih
besar dan rekening lainnya dilaporkan terlalu kecil dari yang
sebesarnya.

Untuk menghidari terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat


berakibat fatal, maka suatu ketelitian bekerja sangat diperlukan oleh
para pemegang pembukuan (book keepers). Suatu langkah
pencegahan yang lebih baik adalah sebagai berikut:
a Menganalisis elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh
sesuatu transaksi, apakah itu aktiva, hutang, modal,
pendapatan dan biaya
b Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen

58
c Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya
dilakukan, apakah sesuatu tambahan pada elemen tertentu
harus dicatat pada sisi debet ataukah pada sisi kredit.
d Menguji kebenaran posting yang dilakukan, dengan
membandingkan angka-angka pada jurnal dengan yang yang
tercantum padarekening.
e Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit
dengan keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal.
f Menyusun daftar rekening pada neraca saldo secara urut sesuai
dengan nomor tiap-tiap rekening.
g Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang
memisahkan posisi ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya
serta tanda koma yang menunjukkan pecahan desimal,
sehingga tidak terjadi kesalahan meletakkan tanda tersebut.

Berikut ini adalah contoh Neraca Saldo Perusahaan Brilliant Per 31


Desember 2002. Angka–angka dan jumlah saldo rekening tidak ada
kaitannya dengan pembahasan soal sebelumnya:

PT BRILLIANT
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2002

No Rek Nama Rekening Debit Kredit


101 Kas Rp 25.500.00
102 Piutang Usaha 1.500.000
103 Premi Asuransi Dibayar di 850.000
Muka
104 Bahan Habis Pakai 500.000
105 Perangkat Kantor 7.000.000
106 Kendaraan 20.000.000
201 Utang Usaha Rp 4.350.000
202 Utang Bank 8.000.000
301 Modal Tuan Brilliant 23.500.000
302 Prive Tuan Brilliant 3.000.000
401 Pendapatan Jasa 35.000.000
402 Pendapatan Sewa 3.000.000
501 Biaya Gaji 8.500.000
502 Biaya Sewa 5.000.000
503 Biaya Air, Telepon & Listrik 1.500.000
504 Biaya lain-lain 500.000
73.850.000 73.850.000

Jurnal Koreksi

59
Di dalam pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan proses
pemindahan ke rekening buku besar kemungkinan terjadi kesalahan
sangatlah besar. Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut
diperlukan perlakuan-perlakuan yang khusus bukan hanya sekedar
menghapus dengan menggunakan karet penghapus atau korektor
(tip-ex, stipo, dan lain-lain, karena langkah tersebut justru tidak
diperbolehkan dan akan menimbulkan kecurigaan terjadinya
kecurangan-kecurangan.
Ada 4 macam kesalahan yang kemungkinan terjadi:
1. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasinya
kesalahan ini adalah transaksi tersebut belum dicatat di buku
jurnal. Untuk mengatasi kesalahan ini, cukup segera dilakukan
penjurnalan atas transaksi yang bersangkutan, dengan
memberikan keterangan seperlunya agar kesalahan tersebut
dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan
pembukuan perusahaan.
2. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diposting. Untuk
mengatasi kesalahan ini, cukup segera dilakukan posting ke
rekening buku besar yang bersangkutan.
3. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau dengan jumlah
rupiah yang salah dan diketahui sebelum dilakukan posting ke
buku besar. Untuk jenis kesalahan ini, perlu dilakukan koreksi
pada buku jurnal. Prosedur yang dianjurkan untuk melakukan
koreksi kesalahan ini adalah sebagai berikut:
a Pada nama rekening yang salah, atau jumlah rupiah yang salah
buatlah sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta
yang relatif menyolok, sehingga kesan tersebut segera dapat
dilihat.
b Diatas nama rekening atau jumlah rupiah yang salah dan telah
bergaris tersebut, bubuhkan nama rekening atau jumlah rupiah
yang seharusnya yang salah cukup dicoret.

Tanggal September 2003


Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, lemari kantor
dengan harga Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp
2.000.000 keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

60
2003
Septembe 2 Peralatan Kantor 104 5.000.000
r
Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
(untuk mencatat
pembelian berupa meja,
lemari kantor
5.500.000 dengan harga
Rp 5.000.000 dengan
membayar uang muka
sebesar Rp 2.000.000 .

4. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau jumlah rupiah yang


salah dan diketahui sesudah jurnal itu diposting ke buku besar.
Untuk jenis kesalahan ini, harus di selenggarakan suatu jurnal
koreksi. Fungsi jurnal koreksi ini adalah untuk:
a Menetralkan kesalahan
b Mencatat transaksi seperti yang seharusnya.

Contoh:
Tanggal September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor
dengan harga Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp
2.000.000 keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000

Analisis Transaksi:
Kesalahan penjurnalan transaksi diatas mengakibatkan:
a Rekening Peralatan kantor kurang di debit Rp 500.000
b Rekening Hutang kurang di kredit Rp 500.000
Jurnal koreksi yang harus dibuat untuk menetralkan kesalahan
tersebut adalah dengan mendebit rekening kas Rp 2.000.000,
rekening hutang di debit Rp 3.000.000 dan rekening Peralatan
kantor di kredit Rp 5.000.000. langkah selanjutnya membuat jurnal
untuk mencatat transaksi yang benar yaitu mendebit rekening
Peralatan kantor Rp 5.500.000 rekening Kas di kredit Rp
2.000.000 dan rekening Hutang di kredit Rp 3.500.000. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam jurnal dibawah ini:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

61
2003
Septembe 2 Kas 101 2.000.000
r
Hutang 201 3.000.000
Peralatan kantor 104 5.000.000

Peralatan kantor 104 5.500.000


Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.500.000

Jurnal koreksi diatas harus diposting sehingga saldo rekening –


rekening akan terpengaruh.

62
Soal –soal latihan 5:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat
memahami materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai
60 keatas maka dapat dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai
mahasiswa dibawah 60 harus mengulangi bab ini.

1. Buku yang berisi informasi


A. Tanggal terjadinya transaksi
B. Tanggal didirikan perusahaan
C. Tanggal posting transaksi
D. Tanggal pembuatan bukti transaksi

2. Kolom Ref pada kolom jurnal berisi:


A. Kode rekening
B. Halaman rekening
C. Halaman jurnal
D. Kode jurnal

3. Kolom Ref pada rekening buku besar berisi:


A. Kode rekening
B. Halaman rekening
C. Halaman jurnal
D. Kode jurnal

4. Kekeliruan dalam penjurnalan transaksi penerimaan kas dari


penjualan tunai sebagai penerimaan piutang dapat dikoreksi
dengan jurnal:
A. Debit kas, kredit piutang
B. Debit kas, kredit penjualan
C. Debit piutang, kredit penjualan
D. Debit piutang, kredit kas

5. Berikut ini manakah yang merupakan pengertian posting yang


paling benar:
A. Pemindahan saldo debit dan kredit dari halaman satu buku
jurnal ke halaman berikutnya buku jurnal
B. Pemindahan saldo dari rekeing satu ke rekening lainnya dalam
buku besar
C. Pemindahan saldo rekening buku besar ke dalam sisi debit
atau kredit buku jurnal
D. Pemindahan saldo dari kolom debit jurnal ke dalam sisi debit
rekening dan pemindahan saldo dari kolom kredit jurnal ke
dalam sisi kredit rekeningn buku besar

63
6. Neraca saldo berisi:
A. Semua rekening yang ada di bagan perkiraan
B. Semua rekening yang ada saldonya
C. Semua rekening yang ada di buku besar
D. Semua rekening yang bersaldo nol

7. Transaksi pembelian peralatan sebesar Rp 5.000.000 dengan


membayar uang muka sebesar Rp 3.000.000 akan dicatat di dalam
jurnal:
A. Peralatan debit, kas kredit, utang kredit
B. Peralatan debit, kas debit, utang kredit
C. Peralatan debit, kas kredit, utang debit
D. Peralatan kredit, Kas debit, utang kredit

8. Transaksi penyetoran kas sebagai modal pertama sebasar Rp


10.000.000 dicatat di dalam jurnal:
A. Kas debit, Modal debit
B. Kas debit, Modal kredit
C. Kas kredit, Modal debit
D. Kas kredit, Modal kredit

9. Tujuan pembuatan neraca saldo adalah:


A. Untuk menguji kesamaan sisi debit dan sisi kredit dalam
buku besar
A. Memrupakan salah satu laporan yang harus dibuat dalam
proses akuntansi
B. Merupakan ringkasan dari buku besar sehingga
mempermudah penyusunan laporan keuangan
D. Jawaban A dan C benar

10. Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang tidak


mempengaruhi keseimbangan sisi debit dan kredit nerca saldo:
A. Adanya transaksi yang tidak dicatat dalam buku besar
2. terdapat kesalahan dalam jumlah rupiah
yang dicatat dalam buku besar
C. Adanya pendebitan atau pengkreditan dalam rekening
yang salah
D. Semua jawaban benar

64
Jawaban soal latihan 5:
1. A
2. A
3. C
4. C
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. D

65
PERTEMUAN KE : 6

TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mahasiswa dapat memahami maksud dari jurnal penyesuaian
dan rekening-rekening yang perlu disesuaikan.
2. Memahami tujuan dan proses pencatatan jurnal penyesuaian.
3. Mahasiswa memahami proses dan langkah yang harus
dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

Pokok Bahasan: AYAT JURNAL PENYESUAIAN

Deskripsi :materi dalam pokok bahasan ini meliputi tujuan


pembuatan jurnal penyesuian , dan rekening-rekening apa saja yang
harus dibuat jurnal penyesuaiannya, sehingga mahasiswa dapat
mengerti proses pembuatan jurnal penyesuaian.

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985,
Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta,
Bab 5
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999, bab 4

BAB 6

66
AYAT JURNAL PENYESUAIAN

Cash Basis dan Accrual Basis


Didalam pencatatan transaksi dikenal 2 metode pencatatan,
yaitu metode kas (cash basis) dan metode akrual (accrual basis).
Metode kas merupakan pencatatan transaksi yang mencatat
pendapatan dan biaya setelah pendapatan maupun biaya benar-
benar telah diterima per kas atau telah dibayar per kas. Sehingga
tidak dikenal perkiraan piutang pendapatan maupun utang biaya.
Sedangkan dalam metode akrual, transaksi dicatat berdasarkan saat
terjadinya. Sehingga pendapatan maupun biaya akan diakui pada
saat terjadinya, oleh karena itu akan timbul perkiraan piutang dan
utang. Sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia, dengan metode
akrual akan dihasilkan laporan keuangan yang mempertemukan
semua pendapatan dan biaya dalam periode yang sama.

Penyesuaian Rekening
Penyesuaian pada prinsipnya juga merupakan transaksi, hanya
saja transaksi tersebut bersifat khusus dan hanya dilakukan pada
akhir periode menjelang penyusunan laporan keuangan. Biasanya hal
ini disebabkan oleh dokumen-dokumen sumber yang pada akhir
periode belum dibuat, sehingga transaksi tersebut belum tercatat
dalam perkiraan yang bersangkutan. Oleh karena itu perkiraan-
perkiraan tersebut perlu disesuaikan dengan suatu jurnal yang
disebut jurnal penyesuaian. Sesuai dengan siklus akuntansi , jurnal
penyesuaian dibuat setelah pembuatan neraca saldo.
Adapun perkiraan-perkiraan yang perlu disesuaikan adalah :
1. Biaya dibayar dimuka
2. Pendapatan diterima dimuka
3. Biaya yang masih harus dibayar
4. Pendapatan masih harus diterima
5. Penyusutan aktiva tetap
6. Kerugian piutang

Pencatatan Jurnal Penyesuaian


1. Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang terjadi atas
pembelian suatu barang atau jasa. Pencatatan biaya ini
dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. dicatat sebagai persekot biaya
b. dicatat sebagai biaya
Contoh : transaksi pada perusahaan angkuatan Bromo
pada 2 Februari 1986, dibayar premi asuransi Rp
120.000,- untuk periode 2 Februari 1986 – 2 Februari
1987. Maka jurnal dan jurnal penyesuaiannya ialah :

67
Dicatat sebagai persekot biaya.
Jurnal 2 Februari 1986 :
Persekot asuransi Rp 120.000,-
Kas Rp 120.000,-

Jurnal penyesuaian :
Biaya asuransi Rp 120.000,-
Persekot asuransi Rp 120.000-

Dicatat sebagai biaya.


Jurnal 2 Februari 1986 :
Biaya asuransi Rp 120.000,-
Kas Rp 120.000,-

Jurnal penyesuaian :
Persekot asuransi Rp 120.000,-
Biaya asuransi Rp 120.000,-

2. Pendapatan diterima dimuka


Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang
telah diterima sebelum barang/jasa yang bersangkutan
diberikan.
Pencatatan pendapatan ini ada 2 cara :
a. diakui sebagai pendapatan
b. diakui sebagai pendapatan diterima dimuka

Contoh : transaksi pada perusahaan Bromo pada 26


Februari 1986, diterima sewa kendaraan Rp300.000,-
untuk pemakaian tanggal 27,28 Februari dan 1 Maret
1986. Maka jurnal dan jurnal penyesuaiannya ialah :
Dicatat sebagai pendapatan.
Jurnal 26 Februari 1986 :
Kas Rp 300.000,-
Pendapatan jasa Rp 300.000,-

Jurnal penyesuaiannya 28 Februari 1986 :


Pendapatan jasa Rp 100.000,-
Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 100.000,-

68
Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
Jurnal 26 Februari 1986 :
Kas Rp 300.000,-
Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 300.000,-

Jurnal Penyesuaiannya 28 Februari 1986 :


Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 200.000,-
Pendapatan jasa Rp 200.000,-

3. Biaya masih harus dibayar


Biaya masih harus dibayar adalah biaya yang sudah
terjadi dalam periode laporan keuangan namun belum
dicatat / dilunasi, karena belum jatuh tempo.
Contoh : transaksi pada 10 Februari 1986, perusahaan
angkutan Bromo meminjam uang dari bank Rp
20.000.000,- dengan bunga 16% pertahun dibayar
dibelakang tiap 1 Agustus dan 1 Februari.
Maka jurnal penyesuaian 28 Februari :
Biaya bunga Rp 160.000,-
Biaya bunga masih harus dibayar Rp 160.000,-
Adapun perhitungan bunganya =18/360 * 16% *Rp
20.000.000,-
= Rp 160.000,-

Perkiraan biaya bunga dan biaya bunga masih harus


dibayar :

Biaya bunga

28/02 Rp160.000,-

Biaya bunga masih harus dibayar

28/02 Rp 160.000,-

69
4. Pendapatan masih harus diterima
Pendapatan masih harus diterima adalah pendapatan
yang terjadi dalam periode laporan keuangan, namun
jumlah tersebut belum diterima karena belum jatuh
tempo.
Contoh : transaksi pada 3 Februari 1986 pada
perusahaan angkutan Bromo yang menyewakan ruangan
untuk garasi mobil kepada Tn. Edi selama 6 bulan
dengan harga kontrak Rp 180.000,-. Uang kontrak akan
dibayar pada tanggal 3 Agustus 1986. (Laporan
keuangan dibuat tanggal 28 Februari 1986).

Jurnal penyesuaian :
Pendapatan sewa masih harus diterima Rp 30.000,-
Pendapatan sewa Rp
30.000,-
Keterangan : sampai tanggal 28 Februari 1986
perusahaan telah memberikan jasa kepada Tn.Edi
selama 1 bulan. Pendapatan sewa dari Tn.Edi belum
saatnya diterima. Menurut metode akrual pendapatan
sewa ini harus tetap diakui pada saat terjadinya. Karena
belum saatnya diterima, dicatat sebagai “pendapatan
sewa masih harus diterima” di sisi debit sebesar 1/6 * Rp
180.000,- = Rp 30.000,- .

Perkiraan pendapatan sewa dan pendapatan sewa


diterima dimuka terlihat sebagai berikut :

Pendapatan sewa masih harus diterima

28/02 Rp 30.000,-

Pendapatan sewa

28/02 Rp 30.000,-

70
5. Penyusutan aktiva tetap

Penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan


aktiva tetap dalam periode-periode yang menikmati jasa
aktiva tetap tersebut. Maka periode-periode yang
menimati jasa tadi harus dibebani dengan biaya yang
disebut “biaya penyusutan aktiva tetap”. Biaya ini secara
terus-menerus akan mengurangi harga perolehan aktiva
tetap sampai umur ekonomisnya habis, yang harus
diakumulasikan dalam perkiraan “akumulasi penyusutan
tetap”. Perkiraan dicatat pada sisi debit neraca yang
mengurangi aktiva yang bersangkutan.
Berikut ini akan dijelaskan metode penyusutan yang
paling sederhana yaitu metode garis lurus. Penyusutan ini
dapat dihitung dengan cara :
( Harga perolehan – nilai sisa ) / umur ekonomis
Keterangan :
Harga perolehan adalah harga beli aktiva ditambah
semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva
tersebut, sampai aktiva itu siap digunakan. Nilai sisa
adalah taksiran harga jual aktiva tetap apabila habis
disusutkan. Umur ekonomis adalah umur penggunaan
aktiva tetap yang paling ekonomis.

Contoh :
Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan angkutan
Bromo yang seluruhnya mempunyai harga perolehan Rp
70.000.000,- , taksiran umur ekonomis selama 5 tahun
dengan nilai sisa Rp 10.000.000,- (laporan keuangan
dibuat tanggal 28 Februari 1986).

Jurnal penyesuaian 28/02/1986 =


Biaya penyusutan kendaraan Rp1.000.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 1.000.000,-
Penjelasan :
biaya penyusutan kendaraan pertahun =
( Rp 70.000.000,- - Rp 10.000.000,- ) / 5 tahun =
Rp 12.000.000,-
biaya penyusutan kendaraan untuk 1 bulan =
Rp 1.000.000,-

71
Perkiraan biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan
kendaraan adalah :

Biaya penyusutan kendaraan

28/02 Rp 1.000.000,-

Akumulasi penyusutan kendaraan

28/02 Rp 1.000.000,-

Penyajian perkiraan kendaraan dan akumulasi


penyusutan kendaraan di neraca pada 28 Februari 1986
sebagai berikut:

Kendaraan Rp 70.000.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan (Rp 1.000.000,-)

Rp 69.000.000,-

6. Kerugian piutang
Kerugian piutang adalah taksiran jumlah piutang yang
tidak tertagih. Oleh karena itu pada setiap akhir periode
akuntansi ditaksir besarnya kerugian piutang. Taksiran
ini tidak dapat secara langsung mengurangi piutang yang
bersangkutan, tetapi dilakukan dalam perkiraan
“penyisihan piutang yang diragukan”.
Dalam akuntansi dikenal beberapa cara untuk
menentukan besarnya taksiran , salah satu yang paling
sederhana adalah berdasarkan “prosentase tertentu dari
penjualan atau saldo piutang pada akhirperiode laporan
keuangan”.
Contoh :
Pada tanggal 28 Februari 1986 perusahaan angkutan
Bromo mempunyai saldo piutang dagang Rp 100.000,- .
Perusahaan menetapkan bahwa dari saldo piutang
sebesar Rp 100.000,- tersebut tidak dapat ditagih
sebesar 10%. Kerugian piutang pada 28 Februari
tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Kerugian piutang = 10% * Rp 100.000,-
= Rp 10.000,-

72
Jurnal penyesuaian pada 28 Februari adalah :
Kerugian piutang Rp 10.000,-
Penyisihan piutang yang diragukan Rp 10.000,-
Perkiraan piutang dan penyisihan piutang yang diragukan
sebagai berikut :

Kerugian piutang

28/02 Rp 10.000,-

Kerugian piutang yang diragukan

28/02 Rp 10.000,-

Penyajian perkiraan piutang dagang dan penyisihan


piutang yang diragukan di neraca pada 28 Februari 1986 adalah :
Piutang dagang Rp 100.000,-
Penyisihan piutang yang diragukan (Rp 10.000,-)

Rp 90.000,-

73
Soal-Soal Latihan 6 :

1. Suatu metode pencatatan transaksi yang


mencatat pendapatan maupun biaya setelah pendapatan dan
biaya benar-benar telah diterima atau dibayar perkas, disebut
metode:
metode kas
metode akrual
metode kas dan metode akrual

Berikut ini adalah perkiraan yang perlu disesuaikan,kecuali


biaya dibayar dimuka
pendapatan diterima dimuka
jawaban a dan b salah

Pencatatan untuk biaya dibayar dimuka,ada 2 cara,kecuali :


dicatat sebagai persekot biaya
dicatat sebagai biaya
dicatat sebagai biaya masih harus dibayar

4. Taksiran harga jual aktiva tetap bila habis disusutkan, disebut :


a. harga perolehan
b. nilai sisa
c. umur ekonomis

5. Pada penyusutan aktiva tetap , periode-periode yang menikmati


jasa aktiva harus dibebani dengan biaya yang disebut dengan
biaya
biaya perolehan
biaya penyusutan aktiva tetap
biaya nilai sisa

74
Jawaban Soal-soal Latihan 6:
1. a
2. c
3. c
4. b
5. b

75
PERTEMUAN KE : 7

TIK:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan
untuk membuat laporan keuangan , khususnya dengan bantuan
neraca lajur.
2. Mahasiswa dapat membuat laporan keuangan dengan bantuan
neraca lajur

Pokok Bahasan: NERACA LAJUR

Deskripsi :Materi yang dikemukakan dalam pokok bahasan Neraca


Lajur ini meliputi pengertian neraca lajur, perbedaan antara neraca
saldo sebelum dengan sesudah penyesuaian (pada neraca saldo),
mahasiswa dapat mengklasifikasi rekening-rekening mana yang
harus dimasukkan ke dalam kolom neraca, kolom laba-rugi, serta
membedakan posisi antara saldo laba atau saldo rugi pada kolom
neraca dan kolom laba-rugi.

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985,
Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta,
Bab 5
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999, bab 4

BAB 7

76
NERACA LAJUR

Pengertian neraca lajur


Neraca lajur adalah suatu lembaran kertas berlajur / berkolom yang
digunakan dalam kegiatan dalam kegiatan akuntansi secara manual.
Adapun kegunaan dari neraca lajur adalah untuk mempermudah
penyusunan laporan keuangan.Neraca lajur berisi semua informasi
untuk laporan keuangan seperti saldo-saldo perkiraan sebelum jurnal
penyesuaian , perkiraan-perkiraan jurnal penyesuaian dan saldo-saldo
perkiraan setelah jurnal penyesuaian.
Dalam praktek penyelenggaraan akuntansi secara manual, laporan
keuangan justru disusun terlebih dahullu sebelum keseluruhan tahap
penyesuaian rekening diselesaikan, yang dimaksudkan sebagai sarana
uji kebenaran. Dalam akuntansi secara manual dapat dilakukan dengan
cara membuat neraca lajur. Neraca lajur memuat 6 bagian pokok yaitu :
(1) neraca saldo, (2) penyesuaian, (3) neraca saldo setelah
penyesuaian, (4) laporan perhitungan laba-rugi, (5) laporan perubahan
modal/laba ditahan, (6) neraca.

7.2 Bentuk umum neraca lajur:


Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca saldo setelah Laba Rugi Neraca
penyesuaian
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

Lajur neraca saldo

Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah


sama persis dengan neraca saldo. Jadi sebenarnya dengan
menggunakan neraca lajur, neraca saldo dapat langsung dibuat pada
neraca lajur , tidak perlu dibuat secara terpisah.

Lajur jurnal penyesuaian


Lajur ini berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian
yang telah dibuat akan menyesuaikan perkiraan-perkiraan neraca saldo
yang sudah ada. Untuk perkiraan baru yang timbul akan dituliskan
dibawah perkiraan-perkiraan neraca saldo tersebut.

Lajur neraca saldo setelah jurnal penyesuaian


Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo akan
memperkirakan semua perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam

77
lajur ini, yang nantinya akan terlihat pada laporan keuangan. Untuk
perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak dipengaruhi oleh jurnal
penyesuaian, langsungdipindah ke lajur ini, tetapi bagi perkiraan yang
dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus dihitung saldo perkiraan
yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini.
Lajur ini pada akhirnya harus dijumlahkan ke-2 sisinya . Sehingga
kebenaran dan ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin.

Lajur Rugi-Laba
Lajur rugi-laba berisi semua perkiraan nominal, yang merupakan
perkiraan yang akan dikelompokkan atau akan dimasukkan dalam
laporan perhitungan rugi-laba. Selanjutnya kolom debit dan kredit
dalam lajur rugi-laba dijumlahkan.Bila sisi kredit lebih besar sisi
debitnya, maka perusahaan akan mendapat laba. Sebaliknya, bila sisi
debit yang lebih besar dari sisi kredit, maka perusahaan menderita
kerugian.

Lajur Neraca
Lajur neraca berisi semua perkiraan riil, yang merupakan perkiraan
yang akan
dikelompokkan dalam neraca.

PERTEMUAN KE : 8

78
TIK:
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat jurnal penutup
2. Menjelaskan tujuan pembuatan jurnal enyesuaian kembali
3. Membuat jurnal penyesuaian kembali.

Pokok Bahasan: JURNAL PENUTUP dan


JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI

Deskripsi Singkat: Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana


melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan rekening buku
besar. Pada bab ini mahasiwa dapat membuat jurnal penutup dan jurnal
penyesuaian kembali dengan dasar aturan pendebitan dan pengkreditan
suatu rekening.

Bahan Bacaan:
1. Sugiarto, Dasar-Dasar Akuntansi 1,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 5
2. Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, , Jakarta, Rineka Cipta, Bab 6
3. Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,
1999, bab 6

79
BAB 8
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PENYESUAIAN
KEMBALI

JURNAL PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa Rekening-
rekening Buku besar pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 6
kelompok dasar rekening yaitu aktiva, hutang, modal, pendapatan,
Biaya dan prive. Keenam kelompok rekening tersebut dapat
dibedakan lagi menjadi 2 yaitu Rekening Riil (aktiva, hutang, modal)
dan Rekening nominal. Rekening (pendapatan, biaya , prive). Dari
kedua kelompok rekening tersebut rekening nominal ini sifatnya
sementara dan digunakan untuk menampung transaksi yang berupa
penambahan dan pengurangan modal. Pada akhir periode rekening-
rekening tersebut harus di pindahkan ke rekening tetap yaitu
rekening modal. Proses pemindahan dari rekening nominal ke
rekening modal disebut proses penutupan buku dengan cara
membuat jurnal penutup.
Fungsi jurnal penutup adalah untuk me-nol-kan saldo rekening-
rekening sementara agar dapat digunakan untuk melakukan
pencatatan transaksi pada periode berikutnya. Untuk melakukan
melakukan penutupan buku diperlukan rekening yang dapat
menampung data-data yang terdapat pada yang terdapat dalam
rekening-rekening pendapatan dan biaya yaitu disebut rekening R/L.
Tahapan dalam melakukan penutupan buku:
1. Semua rekening pendapatan didebit sebesar masing-masing
saldo akhirnya. Rekening R/L di kredit dengan jumlah saldo
akhir rekening-rekening tersebut.
2. Semua rekening biaya di kredit sebesar masing-masing saldo
akhirnya dan rekening R/L didebit sebesar sejumlah saldo
akhir rekening-rekening tersebut.
3. Selisih antara jumlah sisi debit dan sisi kredit rekening R/L di
pindahkan ke rekening modal. Apabila perusahaan
memperoleh laba Rekening R/L di debit dan di kredit rekening
Modal. Apabila perusahaan mengalami kerugian Rekening R/L
di kredit dan rekening Modal di debit.
4. Rekening prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan rekening
modal di debit dengan jumlah yang sama.

Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Persekutuan


Prosedur penutupan buku pada perusahaan perseorangan dan
perusahaan persekutuan hampir sama. Perbedaan yang ada pada

80
prosedur penutupan rekening R/L ke rekening modal pemilik karena
harus mengalokasikan rekening R/L ke masing-masing modal sekutu.
Penutupan rekening prive pada perusahaan persekutuan adalah
untuk setiap prive sekutu ke rekening modal sekutu.

Prosedur penutupan buku untuk perusahaan persekutuan


tampak pada gambar brikut ini:

Pendapatan

xxx xxx R/L


xxx
(1) Modal
xxx xxx xxx
Biaya xxx
(3)
xxx xxx (2)

Prive
(4)
xxx xxx

Berikut ini adalah kasus pentutupan buku untuk perusahaan persekutuan.


Contoh:
Persekutuan ABC adalah persekutuan yang didirikan oleh Tuan A,
Tuan B, dan Tuan C. Komposisi modal pada saat pendirian
persekutuan adalah sebagai berikut:

Anggota Modal Rasio


Persekutuan pembagian R/L
A 25.000.000 25%
B 25.000.000 25%
C 50.000.000 50%
Total 100.000.000 100%

Pada periode 2002 persekutuan memperoleh pendapatan sebesar Rp


50.000.000 dan biaya-biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 30.000.000.
Sepanjang periode akuntansi tersebut, Tuan A menggunakan kas
untuk keperluan pribadi sebesar Rp 500.000.
Penutupan buku yang diselenggarakan persekutuan ABC adalah sebagai berikut:

81
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2003
Desember 3 Pendapatan 50.000.000
1
R/L 50.000.000
(untuk menutup rekening
pendapatan)

3 R/L 30.000.000
1
Macam-macam biaya 30.000.000
(untuk menutup rekening
biaya)

3 R/L 20.000.000
1
Modal A 5.000.000
Modal B 5.000.000
Modal C 10.000.000
(untuk menutup rekening
R/L)

3 Modal A 500.000
1
Prive A 500.000
(untuk menutup
rekening prive)

82
Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Perseroan
Pada perusahaan perseroan , rekening modal pemilik adalah rekening
pemegang saham. Modal pemilik dalam perseroan memiliki sifat
sebagai berikut:
1. Dua rekening permanen, terdiri dari:
a Modal Saham Biasa dan Modal Saham Prioritas (sesuai
dengan jenis saham) digunakan untuk mencatat investasi
modal oleh para pemilik, yang disebut pemegang saham.
b Laba Ditahan, untuk mencatat penutupan seluruh
rekening pendapatan, biaya dan dividen.
2. Satu rekening temporer, Dividen, menggantikan rekening prive.
Rekening ini digunakan untuk mencatat pembagian laba ke
pemegang saham. Dalam perusahaan perseroan, para pemilik
tidak diijinkan untuk mengambil aktiva perusahaan untuk
keperluan pribadi. Mereka hanya berhak untuk menerima
dividen dari pembagian laba apabila sudah disetujui oleh rapat
umum pemegang saham (RUPS) dan diumumkan.

Prosedur penutupan buku perusahaan perseroan dapat penulis


gambarkan sebagai berikut:

Pendapatan

xxx xxx R/L


xxx xxx
(1) Laba di tahan
xxx xxx
Biaya xxx
(3)
xxx xxx (2)

Dividen

xxx xxx
(4)

83
Berikut ini adalah proses penutupan buku perusahaan perseroan .
Contoh :
PT Abadi Jaya memperoleh penghasilan untuk periode 2002 sebesar
Rp 100.000.000 dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 35.000.000.
Dividen yang dibayarkan pada periode 2002 sebesar Rp 15.000.000.
Jurnal penutupan bukunya adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Des 3 Pendapatan 100.000.000
1
R/L 100.000.000
(untuk menutup rekening
pendapatan)

3 R/L 35.000.000
1
Macam-macam biaya 35.000.000
(untuk menutup rekening
biaya)

3 R/L 65.000.000
1
Laba di tahan 65.000.000
(untuk menutup rekening
R/L)

3 Laba ditahan 15.000.000


1
Dividen 15.000.000
(untuk menutup
rekening dividen)

Jurnal Penyesuaian Kembali


Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal yang di buat setelah
dilakukan penyusunan neraca saldo setelah penutupan kembali.
Jurnal penyesuain kembali sifatnya optional artinya boleh dilakukan
atau tidak . Apabila dilakukan jurnal penyesuaian kembali ini
dilakukan pada hari pertama pada periode berikutnya, misalnya
perusahaan melaukan penutupan buku dan penyusunan laporan
keuangan periode pada tanggal 31 Desember 2002 maka jurnal
penyesuaian kembali dibuat pada tanggal 1 Januari 2003.
Beberapa penyesuaian harus di lakukan kembali sebelum
dilakukan pencaattan untuk periode berikutnya dilakukan .
penyesuaian kembali dapat dilakukan dengan cara membalik jurnal
penyesuaian yang ditelah dibuat pada saat proses penyusunan
laporan keuangan akhir periode. Hal ini dilakukan apabila suatu
transaksi berkaitan dengan periode berikutnya. Tujuan pembuatan

84
jurnal penyesuaian kembali adalah agar pencatatan transaksi
dilakukan secara konsisten.
Sebagai contoh : Pembayaran gaji karyawan biasa dilakukan peda
tanggal 5 tiap bulannya. Pada tanggal 31 Desember merupakan akhir
periode tahun yang bersangkutan dan perusahaan akan menyusun
laporan keuangan perusahaan. Pada akhir periode akuntansi
perusahaan harus mengakui adanya biaya gaji karena menggunakan
jasa kaeyawan, akan tetapi pembayaran di lakukan pada 5 januari
periode berikutnya. Apabila gaji karyawan selama satu bulan sebesar
Rp 4.500.000 Maka pada tanggal 31 Desember perusahaan akan
membuat jurnal penyesuaian berikut ini sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2002
Des 31 Biaya gaji 50 3.774.194
3
Utang biaya gaji 20 3.774.194
3
(untuk mencatat
biaya gaji dari
tanggal 6 desember
sampai dengan
tanggal 31
desember 2002)

Jurnal penyesuaian diatas mengakibatkan rekening biaya gaji


bertambah dan timbul utang biaya gaji, maka pada tanggal 1 januari
2003 perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian kembali dengan
mendebit rekening utang biaya gaji dan mengkredit rekening biaya
gaji.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Januari 1 Utang biaya gaji 50 3.774.194
3
Biaya gaji 20 3.774.194
3
(untuk membalik
jurnal penyesuaian
kembali)

Setelah dilakukan jurnal penyesuaian kembali maka saldo biaya gaji


dan utang biaya gaji menjadi nol sehingga pada saat terjadi
pembayaran biaya gaji pada tanggal 5 Januri 2003 perusahaan
mencatat pembayaran gaji sebagai berikut:

85
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2003
Januari 5 Biaya gaji 50 4.500.000
3
Kas 20 4.500.000
3
(untuk pembayaran
biaya gaji karyawan)

Apabila tidak dilakukan penyesuaian kembali maka jika pada saat


pembayaran gaji pada tanggal 5 Januari jurnal yang dibuat adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Januari 5 Biaya gaji 50 725.806
3
Utang biaya gaji 20 3.774.194
3
Kas 10 4.500.000
1
Untuk mencatat
pembayaran gaji

Jurnal pencatatan tarnsaksi di atas akan menyulitkan pemegang


buku karena pemegang buku harus melihat pencatatan pada periode
sebelumnya.

86
Soal-soal latihan 8:
Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat
memahami materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai
60 keatas maka dapat dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai
mahasiswa dibawah 60 harus mengulangi bab ini.

1. Tujuan dibuatnya jurnal penutup adalah:


a. Me-nol-kan saldo rekening-rekening nominal
b. Me-nol-kan saldo rekening-rekening riil
c. Menghitung saldo prive pemilik
d. Menghitung laba bersih perusahaan

2. Manakah rekening dibawah ini yang ditutup ke rekening R/L:


a. Persekot asuransi
b. Piutang usaha
c. Biaya sewa
d. Modal

3. Rekening-rekening di bawah ini yang tidak perlu ditutup ke rekening


R/L adalah:
a. Biaya gaji
b. Biaya listrik dan air
c. Biaya sewa
d. Kas

4. Jurnal penutup yang di buat untuk menutup rekening


Biaya sewa sebesar Rp 3.000.000 adalah:

a. R/L Rp 3.000.000
Biaya sewa Rp 3.000.000

b. Biaya sewa Rp 3.000.000


R/L Rp 3.000.000

c. Biaya Sewa Rp 3.000.000


Modal Rp 3.000.000

d. Modal Rp 3.000.000
Biaya sewa Rp 3.000.000

87
5. Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup pendapatan
sebesar Rp 15.000.000 adalah:
a. Pendapatan Rp 15.000.000
R/L Rp 15.000.000

b. R/L Rp 15.000.000
Pendapatan Rp 15.000.000

c. Pendapatan Rp 15.000.000
Modal Rp 15.000.000

d. Modal Rp 15.000.000
Pendapatan Rp 15.000.000

6. Rekening Pendapatan pada saat penutupan buku di tutup ke


rekening:
a. Modal
b. Kas
c. HPP
d. R/L

7. Rekening biaya pada saat penutupan buku ditutup ke rekening:


a. HPP
b. Modal
c. R/L
d. Prive

8. Rekening Prive pada perusahaan Persekutuan pada saat


penutupan buku ditutup ke rekening:
a. Modal
b. Kas
c. HPP
d. R/L

9. Rekening Dividen pada perusahaan perseroan terbatas pada


penutupan buku ditutup ke rekening:
a. Modal saham disetor
b. Kas
c. Prive
d. Laba ditahan

10. Rekening di bawah ini yang termasuk rekening nominal adalah:


a. Kas
b. Piutang
c. Persediaan
d. Biaya gaji

88
Jawaban soal-soal latihan 8:
1. A
2. C
3. D
4. A
5. B
6. D
7. C
8. A
9. D
10. D

89
PERTEMUAN MINGGU KE : 9

TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang
dagangan
2. Menjelaskan setiap elemen yang diperhitungkan dalam penentuan harga
pokok penjualan dan laba kotor penjualan
3. Membuat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang
4. Membuat Neraca lajur dan laporan keuangan untuk sebuah perusahaan
dagang yang menggunakan metode persediaan periodik.
5. Membuat Jurnal Penutup pada perusahaan dagang.

Pokok Bahasan : AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG

Diskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan dipelajari siklus akuntasni


untuk perusahaan dagang. Dalam banyak hal catatan-catatn dan prosedur –
prosedur akuntansi dalam perusahaan dagang tidak berbeda dengan
perusahaan jasa. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa semua
transaksi harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara periodik dibukukan
ke dalam rekening-rekening di buku besar. Pada akhir periode saldo-saldo dari
semua rekening dihitung dan dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat
bantu menyusun laporan keuangan, dimana terlebih dahulu dibuat jurnal
penyesuaian. Kemudian dapat disusun laporan keuangan dan tahap akhir
adalah membuat jurnal penutup dan neraca saldo setelah tutup buku.

Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi 1, Yogjakarta, STIE YKPN,
1999, Bab 7
2. Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi terjemahan,
Jakarta, Erlangga, 1990, Bab 4
3. Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,
1999, bab 4
4. Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 7.8.9
&10
5. Sugiarto, Dasar-Dasar Akuntansi 1,Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
6. Waygandt, Kieso, Accounting Principles, Fourth Edition, Canada, John
Wiley & Sons, Inc,1996 Chapter 5

90
BAB 9
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Pengukur Prosedur –prosedur akhir


Laba Rugi periode
 Pendapatan  Jurnal penyesuaian
Penjualan
 Penyusunan Neraca
 Harga Pokok Lajur
Penjualan
 Penyusunan Laporan
 Laba Kotor Keuangan
 Biaya Operasional  Pembuatan Jurnal
 Laba Bersih penutup pada Akhir
Periode

KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG


Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan
dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan
konsep penanding (matching principle) laba bersih (Rugi) suatu
perusahan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk
memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang
bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost)
barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama
periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang laku dijual
disebut dengan harga pokok penjualan. Misalkan dalam suatu toko
elektronik, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya
yang dikeluarkan untuk membeli televisi, radio, kulkas, mesin cuci
dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu periode.
Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya
yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko
seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan
biaya telpon.

91
GAMBAR 9.1 : Kegiatan Perusahaan Jasa dan Dagang

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996

Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan


dagangan adalah perusahaan pertama menjual jasa sedangkan
perusahaan yang kedua menjual barang dagangan. Karena adanya
barang secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan
dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan.
yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan
membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali
kepada pelanggan

92
Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada
Gambar 9.2

Pandapatan
Penjualan

HPP Laba Bruto

Biaya Laba
Operasional Bersih

AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN

Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet


rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening
pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan
untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah
penjualan.
Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau
dapat dilakukan secara kredit.

PENJUALAN TUNAI
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada
akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat
sebagai berikut :

Kas Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000

(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)

Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu


kredit bank misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap
sebagai penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual
disetor ke bank bersama dengan diterima uang kontan dan cek yang
diterima dari pelanggan. Secara berkala bank membebankan ongkos
jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa
ini didebet ke perkiraan beban.

93
PENJUALAN KREDIT
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan
secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa
waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada
rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya
adalah :

Piutang Dagang Rp 10.000.000


Penjualan Rp 10.000.000
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)

Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan


barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual
peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang dikredit
adalah rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan.
Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh
bank misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara
berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut
sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini
menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu kredit
tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa
pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit
tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit
bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan
pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15
Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos
sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000.
Transaksi tersebut dapat dicatat :

10 Januari Piutang Dagang Rp 5.000.000


Penjualan Rp 5.000.000
( Penjualan dgn menggunakan American Express)

15 Janauri Kas Rp 4.875.000


Beban Penagihan Kartu Kredit Rp 125.000
Piutang dagang Rp 5.000.000

( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan


yang dilaporkan tanggal 10 Januari)

94
RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN

Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan


oleh pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau
karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan
diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual tersebut
(potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan
menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota
kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan.

Gambar 1.3
Nota Kredit

Sumber :Accounting Principles, Fourth Edition,1996

Nota kredit itu menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan


serta alasan pengkreditan tersebut.
Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas
penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun
seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah
berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau
piutang dagang.

95
Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan
penjualan ini pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih
(net Sales), dan jumlah retur dan potongan penjualan tidak akan
diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan disebabkan oleh
potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan
pengembalikan barang (angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan
kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah transaksi seperti ini
diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan
memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan
potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk
mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung
mendebet perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan
( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula dilakukan
secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai kredit ke
piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena
rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal
dari transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk
pengembalian barang tersebut adalah :

Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000


Piutang Dagang Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)

Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang


dikembalikan ataupun karena potongan harga, maka retur dan
potongan penjualan didebet dank as dikredit

POTONGAN PENJUALAN

Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat


pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas,
sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar
dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya
dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari
perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin
yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan
2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi
tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30
(n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau
keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah
tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal
n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus
dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan
yang tertulis pada faktur.

96
Gambar 9.3 : Faktur Penjualan

Sumber : Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi,1994

Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui


apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya
perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang
dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara
kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi
penjualan ini adalah :

20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000


Penjualan Rp 10.000.000

(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan


syarat 2/10,n/30)

97
Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon
akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika
pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari
atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19
Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal
pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah :

30 Januari Kas Rp 9.800.000


Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan
2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur)


sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan
pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai
contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada
tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30,
pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga
Rp 2.000.000, maka harga faktur brutoatas barang yang jadi dibeli
adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan
demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp
8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19
Januari maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x
Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat adalah :

19 Januari Kas Rp 7.840.000


Potongan tunai penjualan Rp 160.000
Piutang dagang Rp 8.000.000
(untuk mencatat penerimaan piutang dengan
potongan 2%)

Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari,


maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan,
maka ia harus membayar penuh sebeesar Rp 8.000.000. Jurnal yang
dilakukan adalah :

21 Januari Kas Rp 8.000.000


Piutang Dagang Rp 8.000.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)

98
Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba
adalah :

PT Amazon
Laporan Rugi-Laba (sebagian)

Penjualan …………………………………………………… Rp 10.000.000


Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000
Potongan Penjualan Rp 160.000
Rp 410.000
Penjualan bersih …………………………………………. Rp 9.590.000

HARGA POKOK PENJUALAN

Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga
Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara
menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus
memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga
pembelian bersih.

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY)

Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang


disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode
normal kegiatan perusahaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode
akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan
akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu
pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam
laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh
pada penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode
persediaan periodik dan metode persediaan perpetual.

Metode Persediaan Periodik


Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak
didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening
pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada
reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.
Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat
tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui

99
perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan
fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan
keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan
penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat
disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik
atau periodik.

Metode Persediaan Perpetual


Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok
penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini
catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan
besarnya persediaan yang ada.

Gambar 9.4 : Sistem Pencatatan Persediaan

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996

100
Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :

Harga Pokok Penjualan :


Persediaan barang, 1 Januari Rp 10.000
Pembelian Rp 530.000
Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000
Potongan pembelian Rp 10.600
Pembelian bersih Rp 499.400
Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400
Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember Rp 60.000
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400

PERSEDIAAN AWAL
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik
periode yang lalu

PEMBELIAN
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic,
maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet
rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah
rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh
harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap
akhir peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang
dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi
ini dicatat :

5 Januari Pembelia Rp 530.000


Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan
dengan termin (2/10,n/30)

Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat


pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang
yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari
untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva
yang bersangkutan.

101
RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN
Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi
pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli
dari pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa
pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok
menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak
dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk
mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan
Potongan pembelian.
Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000
yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :

6 Januari Hutang Dagang Rp 20.000


Retur Pembelian Rp 20.000
(untuk mencatat pengembalian barang )

Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan


mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan
menyukai rekening retur dan potongan pembelian, karena dari
rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi
selama periode.
Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan
terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan
pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor,
sehingga dapat diketuhi pembeelian bersih.

POTONGAN TUNAI PEMBELIAN


Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat
pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya
memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu
yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai,
maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai
pembelian.
Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5
Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10,
n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan
barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari.
Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua
hutangnya. Maka jurnalnya adalah :

14 Januari Hutang dagang Rp 530.000


Potongan pembelian Rp 10.600
Kas Rp
519.400
(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas
pembelian

102
barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%)

103
POTONGAN RABAT
Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat
potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan
semacam ini disebut RABAT. Rabat tidak dama dengan potongan
tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena
perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam
syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima
berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan
dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar
Rp100.000 dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya
menjadi Rp 70.000 ( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat tidak
dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun
penjual.

BIAYA ANGKUT
Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai
pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke
gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut,
ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila
biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco
gudang pembeli ( FOB Destination).

Biaya Angkut bagi Pembeli


Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka
biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke
perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa
perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos
Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan
pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli.
Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya
angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam
perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya
angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih
dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet
pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari
Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp
5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30)
ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual
sebesar Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya
adalah :

15 Januari Pembelian Rp 5.050.000


Hutang dagang Rp 5.050.000
(mencatat pembelian barang dagangan dengan
franco gudang pembeli)

104
Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga
untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah
penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon
Co. membayar hutang tanggal 20 Januari , maka perhitungannya
adalah :

Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah


dibayar lebih dulu oleh penjual Rp
5.050.000
Dasar menghitung potongan Rp 5000.000
Tarif potong 2%
Jumlah potongan (5.000.000 x 2%) Rp 100.000
Jumlah pembayaran Rp 4.950.000

Amazon akan menjurnal :

20 Januari Hutang dagang Rp 5.050.000


Kas Rp 4.950.000
Potongan pembelian Rp 100.000

Biaya Angkut bagi penjual


Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya
angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar
oleh penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini
dilaporkan dalam perhitungan rugi laba sebagai biayapenjualan.

PERSEDIAAN AKHIR
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan
metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik
persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian
dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat
ditentukan harga pokok persediaan akhir periode.

LABA KOTOR
Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto
dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :

Penjualan bersih Rp 9.590.000


Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
Laba Kotor Rp 9.140.600

105
BIAYA OPERASIONAL

Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa


kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup
membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan
dan biaya umum.
Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan
dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya
penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian
penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan
[eralatan gudang dan beban iklan.
Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan
digolongkan sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji
pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya
umum.
Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat
diindentifikasi ke perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam
perkiraan biaya penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa.

LABA DARI OPERASIONAL


Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari
operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi
modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk
menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan.
Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut
kerugian dari operasi.

106
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


NERACA SALDO
31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah)
Rekening Saldo
Debet Kredit
Kas Rp 9.500
Piutang dagang 16.100
Persediaan barang dagangan 36.000
Asurasni Dibayar dimuka 3.800
Gedung 80.000
Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 16.000
Utang Dagang 20.400
Modal, Mutiara 83.000
Prive, Mutiara 15.000
Penjualan 480.000
Retur dan Potongan penjualan 12.000
Potongan tunai penjualan 8.000
Pembelian 325.000
Retur dan potongan pembelian 10.400
Potongan tunai pembelian 6.800
Biaya angkut pembelian 12.200
Biaya angkut penjualan 7.000
Biaya iklan 16.000
Biaya sewa 19.000
Biaya gaji 40.000
Biaya rupa-rupa 17.000
Total 616.600 616.600

Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan


Metode Pisik
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
2. Penyusunan Neraca Lajur
3. Penyusunan Laporan Keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode

107
PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu
perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan
penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana,
namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua
hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi
tentang :
1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)

Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik


rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk
mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian
pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan
persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku
besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan
barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat
memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-
saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan
atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada
akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh
melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan
perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai
dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode
akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini
kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal
penyesuaian.

HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan


Akhir

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat


harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang
menggunakan persediaan periodic adalah :

108
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx
Persediaan Barang Dagangan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening persediaan awal ke dalam


rekening Harga Pokok Penjualan)

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx


Pembelian Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening pembelian ke rekening Harga


Pokok Penjualan)

Persediaan Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk mencatat saldo persediaan akhir )

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang


berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut
pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai
Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan
juga kerekening Harga Pokok Penjualan.

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx


Biaya Angkut Pembelian Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam rekening


Harga Pokok Penjualan)

109
Retur dan Potongan Pembelian Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Retur dan Potongan Pembelian


ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Potongan Tunai Pembelian Rp xxxx


Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Potongan tunai pembelian ke


dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan


ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan
akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode
dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang
bersangkutan.

Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian


pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan
Desember 2002 (dalam ribuan ):

1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000


2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000

110
Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat
Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002
adalah (dalam ribuan ) :

JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Jumlah
D K
02
Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp 36.000
Persediaan Barang 36.000
Dagangan

31 Harga Pokok Penjualan 325.000


Pembelian 325.000

31 Harga Pokok Penjualan 12.200


Biaya Angkut Pembelian 12.200

31 Retur dan Potongan Pembelian 10.400


Harga Pokok Penjualan 10.400

31 Potongan tunai pembelian 6.800


Harga Pokok Penjualan 6.800

31 Persediaan barang dagangan 40.000


Harga Pokok Penjualan 40.000

31 Biaya Asuransi 2.000


Asuransi dibayar dimuka 2.000

31 Biaya Depresiasi Gedung 8.000


Akum. penyusutan gedung 8.000

31 Biaya Gaji 5.000


Hutang gaji 5.000

31 Biaya sewa 4.000


Hutang sewa 4.000

111
NERACA LAJUR

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


NERACA LAJUR
PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2002

Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca saldo Laba Rugi Neraca


setelah
penyesuaian
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas 9.500 9.500 9.500
Piutang dagang 16.100 16.100 16.100
Persediaan barang 36.000 40.000 36.000 40.000 40.000
dagangan
Asr. Dibayar 3.800 2.000 1.800 1.800
dimuka
Gedung 80.000 80.000 80.000
Akum Dep. Gedung 16.000 8.000 24.000 24.000
Utang Dagang 20.400 20.400 20.400
Modal, Mutiara 83.000 83.000 83.000
Prive, Mutiara 15.000 15.000 15.000
Penjualan 480.000 480.000 480.000
Retur & Pot. 12.000 12.000 12.000
penjualan
Pot. tunai 8.000 8.000 8.000
penjualan
Pembelian 325.000 325.000
Retur & pot. 10.400 10.400
pembelian
Pot. tunai 6.800 6.800
pembelian
Bi. angkut 12.200 12.200
pembelian
Bi. angkut 7.000 7.000 7.000
penjualan
Biaya iklan 16.000 16.000 16.000
Biaya sewa 19.000 4.000 23.000 23.000
Biaya gaji 40.000 5.000 45.000 45.000
Biaya rupa-rupa 17.000 17.000 17.000
Total 616.600 616.600

Harga Pokok 36.000 10.400


Penjualan 325.000 6.800
12.200 40.000 316.000 316.000
Biaya Asuransi 2.000 2.000 2.000
Biaya Dep. gedung 8.000 8.000 8.000
Hutang gaji 5.000 5.000 5.000
Hutang sewa 4.000 4.000 4.000
Saldo Laba 449.400 449.400 616.400 616.400 454.000 480.000 162.400 136.400
26.000 - - 26.000
480.000 480.000 162.400 162.400

112
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka


penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah
karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan
telah tersedia di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun
laporan keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara
penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA :

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


NERACA
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
AKTIVA PASSIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar :


Kas Rp 9.500 Utang Dagang Rp 20.400
PiutangDagang 16.100 Utang Gaji 5.000
Persediaan Barang dagangan 40.000 Utang Sewa 4.000
Asuransi Dibayar Dimuka 1.800 Jumlah Kewajiban Lancar 29.400
Jumlah Aktiva Lancar 67.400

Aktiva Tak Lancar MODAL :


Modal Mutiara 94.000
Gedung 80.000
Akum. Dep Gedung 24.000
Jumlah Aktiva Tak Lancar 56.000
Jumlah Aktiva 123.400 Jumlah Passiva 123.400

113
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
LABA RUGI
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Penjualan Rp 480.000
Kurangi :
Retur dan potongan penjualan Rp 12.000
Potongan tunai penjualan Rp 8.000
Rp 20.000
Penjualan bersih Rp 460.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan 1 Jan 2002 Rp 36.000
Pembelian Rp 325.000
Retur dan pot. Pembelian Rp 10.400
Potongan pembelian Rp 6.800
Rp 17.200
Pembelian bersih Rp 307.800
Biaya angkut pembelian Rp 12.200
Harga pokok Barang Tersedia untuk dijual Rp 356.000
Persediaan 31 Desember 2002 Rp 40.000
Harga Pokok Penjualan Rp
316.000
Laba Kotor Penjualan Rp 144.000
Biaya-biaya Operasi :
Biaya Angkut penjualan Rp 7.000
Biaya Iklan Rp 16.000
Biaya sewa Rp 23.000
Biaya gaji Rp 45.000
Biaya Asuransi Rp 2.000
Biaya Depresiasi Gedung Rp 8.000
Biaya Rupa-rupa Rp 17.000
Jumlah biaya operasional Rp 118.000
Laba Bersih Rp
26.000

PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA


LABA RUGI
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Modal, Mutiara 1 Januari 2002 Rp 83.000
Laba 31 Desember 2002 Rp 26.000
Prive, Mutiara ( Rp 15.000 )
Modal, Mutiara 31 Desember 2002 Rp 94.000

114
AYAT JURNAL PENUTUP

Ayat jurnal penutup dicatat segera dalam buku harian setelah jurnal
penyesuaian. Semua perkiraan Nominal sementara ditutup dan
saldonya menjadi nol.
Ayat jurnal penutup untuk perusahaan dagang Mutiara :

PENUTUPAN REKENING-REKENING PENDAPATAN

Penjualan Rp 20.000.000
Retur dan Potongan Pembelian Rp 12.000.000
Potongan Tunai Pnjualan Rp 8.000.000

(Untuk memindahkan saldo rekening-rekening pengurang penjualan


ke rekening penjualan)

Penjualan Rp 460.000
Rugi Laba Rp 460.000

(Untuk memindahkan saldo rekening Penjualan neto ke rekening Rugi Laba)

115
Apabila perusahaan memiliki rekening-rekening pendapatan yang
lain, seperti rekeing pendpatan sewa, maka rekening tersebut juga
harus ditutup ke rekening Rugi Laba dengan jurnal :

Pendapatan sewa Rp xxxxx


Rugi-Laba Rp xxxxx
( Untuk memindahkan saldo rekening-rekening pendapatan lainnya ke
rekening Laba Rugi)

PENUTUPAN REKENING-REKENING BIAYA

Rugi-Laba Rp 434.000
Harga Pokok Penjualan Rp316.000
Biaya Angkut penjualan Rp 7.000
Biaya Iklan Rp 16.000
Biaya sewa Rp 23.000
Biaya gaji Rp 45.000
Biaya Asuransi Rp 2.000
Biaya Depresiasi Gedung Rp 8.000
Biaya Rupa-rupa Rp 17.000

( Untuk memindahkan saldo rekening-rekening biaya ke Rugi - Laba )

116
PENUTUPAN REKENING RUGI – LABA
Semua rekening pendapatan dan biaya ditutup , maka rekening
tersebut tidak memiliki saldo lagi (saldonya nol rupiah). Tahap
berikutnya adalah menutup rekening Rugi-Laba ke rekening Modal
dengan jurnal penutup :

Rugi-Laba Rp 26.000
Modal. Mutiara Rp 26.000
(untuk memindahkan saldo rekening Rugi-Laba ke rekening Modal)

PENUTUPAN REKENING PRIVE

Pada perusahaan perseorangan saldo rekening prive pada akhir


tahun harus ditutup ke rekening modal dengan jurnal penutup :
Modal Mutiara Rp 15.000
Prive, Mutiara Rp 15.000

(untuk memindahkan saldo rekening Prive ke rekening Modal)

NERACA SALDO SETELAH TUTUP BUKU

Dengan selesainya pembuatan ayat jurnal penutup, maka tahap


terakhir dalam siklus akuntasni perusahaan dagang adalah membuat
neraca saldo setelah tutup buku. Tujuan dan proses penyusunan
neraca saldo setelah tutup buku pada perusahaan dagang tidak
berbeda dengan penyusunan neraca saldo setelah tutup buku pada
perusahaan jasa.

117
Soal-soal Latihan 9:

1. Jika barang dagangan dijual secara kredit Rp 1.000.000 kepada


seorang pelanggan dengan franco gudang penjual 1/10, /30 dan
penjual tersebut telah membayar lebih dahulu ongkos angkutnya
sebesar Rp 50.000, maka jumlah potongan atas pembayaran yang
lebih dini adalah :
a. Rp 0
b. Rp 5.000
c. RP 10.000
d. Rp 10.500

2. Jumlah persediaan barang dagangan yang tertera pada lajur neraca


dalam neraca lajur adalah :
a. Persediaan pada awal periode berjalan
b. Persediaan pada akhir periode berjalan
c. Harga Pokok penjualan selama periode berjalan
d. Tidak ada jawaban yang benar

3. Laba kotor diperoleh dari :


a. Biaya operasional dikurang laba bersih
b. Pendapatan penjualan ditambah biaya operasional
c. Pendapatan penjualan dikurang HPP
d. Biaya operasional ditambah HPP

4. Penjualan kredit Rp 750.000 pada tanggal 13 Juni, (2/10,n/30),


pada tanggal 16 Juni diterima retur penjualan dari penjualan tgl 13
Juni sebesar Rp50.000. Pada tgl 23 Juni diterima pembaran, maka
uang yang akan diterima adalah sebesar :
a. Rp 700.000
b. Rp 686.000
c. Rp 685.000
d. Rp 650.000

5. Jika penjualan sebesar Rp 400.000, HPP Rp 310.000, dan biaya


operasional Rp 60.000. Maka laba bersihnya sebesar :
a. Rp 30.000
b. RP 90.000
c. Rp 340.000
d. Rp 400.000

118
Jawaban Soal-soal Latihan 9:
1. b
2. a
3. c
4. b
5. a

119
PERTEMUAN MINGGU KE : 10

TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan dalam akuntansi yang secara
potensial dapat diganti computer dan yang tidak mungkin diganti
dengan computer
2. Menjelaskan perangkat keras dan lunak serta konsep cara kerja
computer
3. Menjalankan paket program computer akuntansi (accounting software)
standar yang bany6ak digunakan dalam praktek

Pokok Bahasan : AKUNTANSI DENGAN KOMPUTER

Diskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan membahas langkah-langkah


dalam siklus akuntansi yang pengerjaannya dapat dilakukan dengan
computer. Juga diberikan wawasan tentang bagaimana memandang akuntansi
sebagai bidang pengetahuan dengan pekembangan teknologi informasi.

Bahan Bacaan :

1. Al. Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta, STIE YKPM,


1999 Bab 9
2. Sujarwono, Akuntansi Pengantar, Yogyakarta, BPFE, 1996, Bab 11

120
BAB 10
AKUNTANSI DENGAN KOMPUTER

Tujuan mempelajari akuntansi adalah untuk memahami konsep


proses dan bukan untuk mempelajari sistem itu sendiri, karena
perangkat sistem akuntansi dapat berubah sesuai dengan kemajuan
teknologi.
Secara ringkas konsep proses akuntansi adalah : masukan,
proses, keluaran.
Ditinjau dari sudut pengolahan data, pengolahan data akuntansi
bersifat terstruktur, sistematis, logis dan matematis. Sifat semacam
inilah yang merupakan makanan empuk bagi komputer dan dalam
hal inilah akuntansi mengalami perubahan yang luar biasa baik dalam
cara pengolahan data, pengertian maupun konsep akuntansi.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMPUTER


Komputer adalah sebuah mesin yang dapat diprogram untuk
mengerjakan operasi atau tugas tertentu sesuai dengan kebutuhan
pemakai. Suatu operasi atau tugas harus dapat diterjemahkan dalam
bentuk operasi yang dapat dimengerti oleh komputer.Ditinjau dari
urutan pengerjaan tugas, operasi komputer dibagi menjadi 3 proses
utama, yaitu : masukan, proses dan keluaran. Sedangkan dilihat dari
perangkat yang membentuk suatu system komputer, ada 3
komponen utama yaitu perangkat lunak, perangkat keras, dan
perangkat manusia.
Sekarang ini hampir tidak lagi dijumpai penggunaan mesin ketik
di kantor-kantor. Perusahaan ataupun kantor lebih menggunakan
komputer untuk membantu kelancaran operasinya, termasuk untuk
pengolahan data akuntansinya. Bahkan dalam perusahaan besar,
akuntansi menjadi subsistem dalam system informasi manajemen.
Dimasa mendatang mungkin tidak akan lagi dijumpai system
akuntansi manual. Jika demikian halnya, harus ada pendekatan baru
untuk dalam pengajaran akuntansi agar tidak tergelincir untuk
cenderung menguasai hal-hal yang sangat teknis, sementara ada
hal-hal teknis tadi pada prakteknya akan digantikan fungsinya oleh
komputer. Karakteristik pemprosesan data akuntansi yang telah
disebutkan dimuka, khususnya akuntansi keuangan, telah banyak
mengundang perusahaan perangkat lunak untuk mengembangkan
program umum akuntansi (general accounting program) yang cukup
canggih dan banyak dijual di pasar bebas, seperti DecEasy
Accounting dan Peachtree.

121
Perangkat Pembentuk Sistem Komputer
Perangkat yang membentuk system komputer ada 3 :
1) Perangkat keras ( Hardware)
Perangkat keras adalah komponen fisik sebuah komputer
yang mengerjakan operasi tertentu. Perangkat keras ada
3 alat utama yaitu:
a. Masukan (input device). Pada input device ini,
program dan data biasanya disimpan dalam media masukan seperti
disk, tape, kertas khusus, dsb.Sedangkan untuk data yang masih
berupa dokumen sumber ke dalam media masukan diperlukan
kegiatan yang disebut data entry.
b. Proses (processing device). Processing device ini sering disebut
Central Processing Unit (CPU) dan merupakan otak komputer.Pada
processing unit ini data, program dan alat dalam system komputer
dikendalikan melalui suatu bahasa operasi yang dirancang khusus,
sehingga komputer mampu mengerjakan tugas sesuai dengan
programnya. Pada CPU ada 3 bagian utama yaitu main memory unit
(yang berfungsi untuk menyimpan sementara data dan program yang
akan diproses), arithmetic-logic unit / ALU (yang berfungsi melakukan
operasi aritmetis dan logis), dan control unit(yang berfungsi untuk
mengkoordinasikan semua alat, mengurutkan dan mengendalikan
langkah-langkah operasi sesuai dengan program).
c. Keluaran ( output device). Setelah data diolah, maka informasi yang
dihasilkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
informasi. Alat keluaran berupa printer, layar monitor, terminal .
2). Perangkat Lunak (software)
Pengertian perangkat lunak menunjuk kepada program
dan alat bantu yang bersifat menambah kemampuan
komputer sebagai alat untuk melaksanakan tugas.
Program adalah instruksi dalam bahasa mesin atau
yang dapat dibaca oleh komputer, sehingga kalau
operator menjalankan komputer dan menekan tombol
tertentu maka komputer akan mengerjakan
tugasnya.Sedangkan program yang dirancang untuk
tujuan tertentu disebut program aplikasi, yang dapat
dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan khusus
pula.

3). Perangkat manusia(peopleware)


Perangkat manusia adalah mereka yang terlibat dalam
perancangan dan pengoperasian system komputer untuk suatu
organisasi tertentu . Perangkat ini antara lain analis system,
programmer, operator dan teknisi.

122
Data dan Informasi
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan istilah data dan
informasi. Pengertian data harus dibedakan dengan informasi. Data
merupakan bahan mentah untuk memproduksi informasi; tanpa data
tidak akan dapat dihasilkan informasi. Untuk menjadi informasi data
harus diproses untuk disajikan sesuai dengan kebutuhan pemakai
tertentu. Untuk dapat disebut sebagai informasi, suatu informasi
harus mempunyai makna tertentu bagi pemakainya.

Kualitas Informasi
Kualitas informasi berkaitan dengan intensitas informasi
dalam memenuhi kebutuhan pemakai. Kualitas informasi dan
kepuasan dalam menggunakan informasi biasanya ditentukan
oleh hal-hal berikut :
1. Ketelitian. Informasi harus bebas dari kesalahan dan bias
karena kesalahan, yang dapat mengurangi nilai informasi.
2. Bentuk. Informasi harus disajikan dalam format yang
paling sesuai dengan permintaan pemakainya.
3. Tempat. Informasi mempunyai nilai yang tinggi kalau
informasi tersimpan dalam bentuk yang mudah diperoleh
kembali pada saat dibutuhkan.
4. Tepat waktu. Informasi harus tersedia tepat pada saat
dibutuhkan.
5. Relevansi. Informasi harus berkaitan dengan tujuan
diperolehnya informasi, yang berkaitan dengan masalah
peringkasan informasi.
6. Reliabilitas. Informasi harus dapat diandalkan, yang
biasanya berkaitan dengan sumber dan cara pengolahan
informasi tersebut.

Program Komputer Untuk Akuntansi


Kebutuhan informasi yang berkaitan dengan akuntansi
sangat banyak dan bervariasi, tergantung pada kompleksitas
operasi perusahaan. Untuk kebutuhan akuntansi pada
umumnya, perusahaan dapat menggunakan program
standar(general accounting software) yang dijual dalam bentuk
paket program.

123
Berikut ini akan dijelaskan 2 contoh program komputer untuk
akuntansi :
 DacEasy Accounting 3.0
DacEasy Accounting adalah system yang lengkap
mengelola dan mencatat transaksi-transaksi yang terjadi
pada setiap perusahaan, baik perusahaan dagang
maupun jasa. Dac Easy Accounting terdiri dari 7 fungsi
utama yaitu : inventori barang dan jasa, pengajuan
rekening /faktur, piutang dagang, order pembelian dan
penerimaan, hutang dagang, buku besar serta
penyusunan anggaran dan peramalan.
Untuk mengamankan informasi dalam system akuntansi,
DacEasy Accounting menyediakan option kontrol untuk
password pengaman.
Program ini dijalankan pada komputer IBM PC, XT atau AT
yang kompatibel. Untuk penggunaan harus menggunakan
MS DOS versi 2.00 atau yang lebih tinggi dan minimum
mempunyai RAM 256 kilobyte.Juga diperlukan printer 80
kolom yang mampu mencetak karakter condesed (17
CPI). Sebuah harddisk sangat dianjurkan untuk
penanganan dan penduplikasian data yang cepat dan
mudah. DacEasy Accounting dapat beroperasi untuk
perusahaan kecil yang menggunakan 2 disk drive atau
satu drive dengan densitas tinggi (1.2 Megabyte).

 MYOB Accounting Plus 9.X


Program yang dibuat oleh MYOB Limited Australia ini telah
dipakai dibeberapa negara dan direkomendasikan untuk
berbagai jenis perusahaan. Program ini mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan dengan software lain
yang sejenis, yaitu : mudah digunakan, cocok untuk
situasi dan kondisi bisnis di Indonesia, membuat laporan
keuangan secara otomatis dan lengkap, kemampuan
menampilkan data secara cepat dan mudah, system
sekuriti yang mamadai, Laporan keuangan dapat
diaktifkan dengan Microsoft Excel maupun Microsoft Word
tanpa melalui proses expor-impor.
Kelengkapan fasilitas program ini antara lain :
General Ledger, Chequebook, sales, time billing,
purchases, payroll, inventory dan card file. MYOB
dilengkapi dengan fasilitas password yang melekat pada
data akuntansi bukan pada program MYOB. Sehingga jika
perusahaan mempunyai beberapa data akuntansi, maka
perusahaan dapat membuat beberapa password sesuai
dengan banyaknya data .

124
Contoh paket program komputer akuntansi lainnya yang
cukup dikenal dan dapat dibeli di toko komputer yang
menjual software adalah :
 Program ACCPAC, dibuat oleh Computer Associates
 Program ACT 1 Series, dibuat oleh Cougar Mountain
Software
 Program Business Works PC, dibuat oleh Manzanita
Software Systems
 Program DacEasy Accounting, dibuat oleh Daceasy
 Program PACIOLI 2000, dibuat oleh M.USA Business
Systems, Inc
 Program PeachtreeComplete II, dibuat oleh Peachtree
Software
Paket-paket tersebut tidak dapat dengan sendirinya
langsung digunakan karena sifat program tersebut yang umum.
Untuk memenuhi kebutuhan tertentu harus ditentukan lebih
dahulu spesifikasi khusus yang diinginkan, seperti kode
rekening, banyaknya rekening, nama rekening, jurnal yang
akan dipakai, dsb.

Komputerisasi Proses Akuntansi


Bila dipelajari sifatnya, proses akuntansi yang dimulai dari
penjurnalan sampai kepada laporan adalah bersifat
matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan
dalam persamaan akuntansi), sistematis (karena urutan
pengerjaannya jelas), dan logis (karena unsur pertimbangan
tidak terlibat lagi), biasanya menjadi objek komputerisasi.

125
126
Dengan system komputer, maka langkah yang paling
kritis adalah analisis transaksi. Karena kalau langkah ini salah
maka hasil pengolahan data yang dilakukan oleh komputer
selanjutnya juga akan ikut salah. Yang menjadi persoalan
adalah siapa orang yang tepat untuk melakukan data entry.
Hanya operator tertentu yang diotorisasi yang dapat
melakukan tugas entry data. Untuk menjalankan program
dan entry data, operator tersebut diberi kode khusus
(password) agar dapat membuka file akuntansi dan
melakukan “pencatatan” transaksi tertentu. Cara ini
merupakan salah satu langkah pengaman bila terjadi
kesalahan maupun penyalahgunaan informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal
yang terdiri atas keyboard, layar monitor dan printer. Dalam
hal mikrokomputer, semua perangkat komputer menjadi satu
kesatuan dan berdiri sendiri sebagai suatu system. Walaupun
dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam
siklus akuntansi menjadi tidak ada lagi, namun konsep dalam
system akuntansi manual tetap diperlukan . Perlu dicatat
bahwa pelaporan keuangan tidak dapat digantikan oleh
komputer, karena yang dapat digantikan adalah proses
pengolahan datanya. Oleh karena itu bagian akuntansi yang
mengolah data dengan komputer disebut bagian electronic
data processing (EDP).

Keuntungan Komputerisasi Data Akuntansi


Berikut ini adalah beberapa keuntungan dilakukannya
komputerisasi data akuntansi :
 Kecepatan proses. System komputer dapat menghasilkan
informasi keuangan relatif cepat dibandingkan dengan system
manual, karena komputer dapat melakukan beberapa pekerjaan
secara bersamaan dengan kecepatan yang tinggi.
 Volume output yang dihasilkan lebih banyak.
 Pencegahan kekeliruan. Tingkat ketelitian dan kepatuhan
komputer jauh lebih tinggi daripada manusia.
 Posting dilakukan otomatis. Pekerjaan pembukuan dan
pelaporan keuangan dapat dicetak setiap saat sehingga
memudahkan si pemakai laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan.
 Pencetakan dokumen dapat lebih banyak. Pencetakan
dokumen dapat dilakukan berulangkali dalam waktu relatif singkat
dengan tingkat ketelitian tinggi dan terinci.
 Pengamanan data yang terjamin. Program dilengkapi
password yang memungkinkan hanya karyawan tertentu yang dapat
mengakses data akuntansi.

127
Sistem Informasi Manajemen
Komputer tidak hanya dapat mengolah data akuntansi, tetapi
juga data lainnya dalam rangka menghasilkan informasi untuk
pengambilan keputusan terutama keputusan manajerial.

Kalau ditinjau dari kepentingan manajemen dalam


pengendalian perusahaan secara keseluruhan yang didukung oleh
informasi, baik secara kualitatif dan kuantitatif, maka sistem
informasi akuntansi mungkin hanya merupakan subsistem dari
sistem yang lebih luas yaitu sistem informasi manajemen (SIM). SIM
berkepentingan dalam penyediaan informasi secara menyeluruh dan
terintegrasi dalam membantu pangambilan keputusan bagi berbagai
tingkatan manajemen pada perusahaan.Dengan demikian, data yang
tersimpan dalam sistem komputer harus meliputi seluruh data yang
diperlukan, yang keseluruhannya akan membentuk basis data (data
base), yang kemudian dapat diolah menjadi berbagai informasi
manajemen sesuai kebutuhan.

128
Soal-soal Latihan 10 :
Ditinjau dari sudut pengolahan data, data akuntansi bersifat :
a. terstruktur,sistematis, otomatis, logis
b. logis, sistematis, terstruktur, matematis
c. ringkas,logis, sistematis

2. Dilihat dari perangkat yang membentuk


sistem komputer, maka ada 3 perangkat yaitu :
a. CPU, layar monitor, printer
b. Perangkat keras, perangkat lunak, perangkat manusia
c. CPU, hardware, software

3. Komponen fisik komputer yang mengerjakan operasi tertentu,


disebut
CPU
Hardware
Software

4. Program dan data yang biasanya disimpan dalam media seperti


disk, tape, disebut
program aplikasi
input device
data entry

5. Pada unit ini, data, program, dan alat dalam sistem komputer
dikendalikan dengan suatu bahasa operasi khusus, yang
disebut unit :
input device
processing device
software

6. Unit yang terdapat pada CPU , yang berfungsi untuk


menyimpan sementara data dan program yang akan diproses,
adalah unit :
main memory unit
arithmatic-logic unit
control unit

7. Alat keluaran berupa printer, layar monitor, terminal, berada


pada unit :
a. output device
b. control unit
c. processing device

129
8. Program yang dirancang untuk tujuan tertentu disebut
a. Program aplikasi
b. Software
c. Data entry

9. Laporan keuangan dapat diaktifkan dengan Microsoft Excel


maupun Microsoft Word, tanpa melalui proses expor-impor,
berada pada program aplikasi :
a. MYOB Accounting Plus 9x
b. DacEasy Accounting
c. Peachtree Complete II

10. Bagian akuntansi yang mengolah data dengan komputer


disebut bagian:
a. electronic data processing ( EDP)
b. processing unit
c. input unit

130
Jawaban soal-soal latihan 10:

1. B
2. B
3. B
4.
5. B
6. B
7. A
8. A
9. A
10. A

131

Anda mungkin juga menyukai