Anda di halaman 1dari 6

3.

2 Memahami jenis-jenis profesi akuntansi (bidang-bidang spesialisasi akuntansi,


pentingnya etika profesi)

A. Profesi Akuntansi
Profesi Akuntansi adalah pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi.
Termasuk bidang pekerjaan akuntansi publik, intern, keuangan/dagang, akuntansi
pemerintah & akuntansi pendidikan. Seseorang yang bekerja di bidang akuntansi dan
memiliki keahlian di bidang akuntansi maka disebutnya akuntan.
B. Keahlian yang Dimiliki Akuntan
1. Teori akuntansi
2. Akuntansi biaya
3. Pengauditan
4. Sistem akuntansi
5. Perpajakan
6. Sistem informasi manajemen
7. Akuntansi keuangan
8. Ekonomi perusahaan

C. Macam-Macam Profesi Akuntasi


1. Akuntansi Publik 
Profesi yang berhubungan dengan akuntansi publik dikenal dengan istilah akuntan
publik. Bidang pekerjaan yang utama bagi akuntan publik adalah pemeriksaan
laporan keuangan yang telah dibuat (auditing). Pemeriksaan laporan keuangan ini
dilakukan secara independen untuk menilai kewajaran laporan keuangan
sesuai standar akuntansi keuangan yang disusun oleh pihak manajemen perusahaan
bagi para investor, kreditur, dan pihak eksternal lainnya.
Hasil pemeriksaan akuntan publik ini dituliskan dalam sebuah laporan yang disebut
laporan hasil pemeriksaan akuntan. Ada lagi hal yang dikerjakan oleh akuntan publik,
yaitu akuntansi perpajakan  yang banyak dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi
peraturan perpajakan yang berlaku dan menekan tarif pajak seminimum mungkin.
Akuntan publik juga menangani akuntansi manajemen dengan memberikan
pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi
perusahaan yang memakai jasanya.
2. Akuntansi Internal Perusahaan/Lembaga
Akuntan internal perusahaan dikenal juga dengan istilah akuntansi umum yang
memiliki tanggung jawab dalam pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan
manajemen, dan penyusunan laporan keuangan umum yang terdiri dari neraca, rugi-
laba, perubahan modal, aliran kas. Akuntansi umum berhubungan dengan konsep
dasar akuntansi yang menghasilkan data yang dasar (basic data) bagi ruang lingkup
akuntansi. Akuntansi biaya menganalisis biaya perusahaan untuk membantu
manajemen dalam pengawasan biaya terutama penekanan biaya pemasaran.
Penganggaran dilakukan oleh perusahaan untuk menetapkan sasaran penjualan dan
laba serta merencanakan pencapaian sasaran itu secara rinci. Kegiatan ini selalu
memerhatikan data masa lalu dalam laporan keuangan karena anggaran dipakai
untuk mengawasi kegiatan operasional perusahaan melalui perbandingan fakta
dengan anggaran. Perancangan fungsi sistem informasi
akuntansi mengidentifikasikan kebutuhan informasi bagi pihak internal maupun
eksternal.
Pemeriksaan internal juga dilakukan oleh akuntan internal perusahaan yang bertugas
mengevaluasi sistem akuntansi dan manajemen. Tugas pokok akuntan internal
antara lain membantu pihak manajemen sesuai manfaat akuntansi manajemenuntuk
memperbaiki tingkat efesiensi operasi dan menjamin seluruh stakeholders telah
melaksanakan prosedur dan rencana yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen
yang sesuai tujuan laporan keuangan.
3. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah bekerja di berbagai lembaga pemerintahan seperti BUMN /
BUMD, inspektorat jenderal, kementrian, dan lembaga pemerintah lainnya. Para
akuntan ini harus mengikuti aturan kerja yang diterapkan di masing-masing
departemen atau lembaga.
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik ini adalah pengajar dalam bidang akuntansi yang
mengajarkan siklus akuntansi, melakukan penelitian, pengembangan akuntasi,
mengajar dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi. Biasanya akuntan
pendidik ini memiliki pendidikan khusus yang berhubungan dengan pendidikan
dengan gelar sarjana pendidikan yang berfokus pada akuntansi.
Tenaga pengajar akuntansi bekerja di institusi pendidikan dengan jam kerja yang
fleksibel sehingga biasanya akuntan pendidik ini tidak semata-mata mengajar, tetapi
merangkap pekerjaan lain seperti membuka praktik untuk melayani kebutuhan
masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkan keahliannya.
Setelah mengetahui tentang macam macam akuntansi dan profesi dalam akuntansi
mungkin bisa menjadikan pencerahan bagi para pembaca yang masih ragu untuk
menentukan program studi yang akan dipilih untuk kuliah di perguruan tinggi.
D. Bidang-bidang Spesialisasi Akuntansi
Bidang spesialisasi akuntansi merupakan cabang ilmu yang lebih sempit dibanding
dengan akuntansi. Perkembangan jaman dan teknologi menuntut adanya spesialisasi
dalam bidang akuntansi. Hal ini tentu harus adanya pengkhususan di bidang ilmu
akuntansi itu sendiri. Pengkhususan ini akan membantu agar lebih berfokus pada satu
jenis ilmu tertentu. Sehingga anda akan bisa memeperoleh pekerjaan sesuaindengan
spesialisasi yang anda miliki.  Berikut 10 bidang spesialisasi akuntansi yang wajib
dipahami.
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang berfokus pada
pencatatan transaksi perusahaan dan secara periodik menyajikannya dalam laporan
keuangan. Artinya, akuntansi keuangan berfokus kepada penyusunan laporan
keuangan secara umum. Dalam membuat laporan keuangan oleh akuntansi
keuangan harus memperhatikan prinsip akuntansi yang diterima secara umum
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
2. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Akuntansi Pemeriksaan merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang menguji dan
memeriksa secara bebas tentang kebenaran dan kewajaran dari pernyataan
penyusun laporan,dimana laporan yang diperiksa tersebut tetap merupakan
tanggung jawab dari penyusun laporan. Pemeriksaan dapat dilakukan pada laporan
keuangan,kegiatan operasional perusahaan,dan juga atas kepatuhan terhadap
peraturan yang mengikat perusahaan. Auditor melakukan pemeriksaan terhadap
kewajaran dan kebenaran laporan keuangan secara independen dan objektif.
Laporan Keuangan diperiksa oleh Auditor guna memastikan apakah laporan
keuangan tersebut disusun sesuai dengan prinsip akuntansi.
3. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Biaya merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang memfokuskan
kegiatannya pada pencatatan dan penyajian informasi biaya operasional. Informasi
dari Akuntansi Biaya digunakan untuk melakukan perencaan dan pengendalian biaya
operasional serta menentukan harga pokok produksi secara tepat oleh manajemen.
Informasi dari Akuntansi Biaya biasanya tidak dipublikasikan ke masyarakat.
4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
mengkhususkan diri pada pengembangan dan penafsiran informasi akuntansi untuk
membantu manajemen dalam menjalankan perusahaan. Informasi yang dihasilkan
oleh akuntansi manajemen dapat berasal dari kombinasi berbagai informasi dari
bidang akuntansi lainnya. Informasi ini digunakan untuk melakukan prediksi apa
yang akan diambil dimasa mendatang.
5. Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Akuntan yang bekerja sebagai Akuntansi Pajak maka akan memiliki tugas untuk
menjalankan peraturan perpajakan,perencanaan pajak, pelaksanaan administrasi
perpajakan,atau mewakili perusahaan sebagai wajib pajak dihadapan kantor pajak.
Akuntan dalam akuntansi perpajakan sangat berfokus pada hal-hal yang terkait
dengan perpajakan.
6. Akuntansi Internasional (International Accounting)
Akuntansi Internasional merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang diterapkan
pada perusahaan yang memiliki ruang lingkup aktivitas mencakup lebih dari satu
negara. Jadi,akuntansi internasional mencakup permasalahan transaksi dengan pihak
luar negeri. Perusahaan Internasional seperti Uniliver,Nestle menggunakan
akuntansi internasional.
7. Akuntansi Lembaga Nirlaba (Non-Profit Accounting)
Akuntansi Lembaga Nirlaba merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang diterapkan
pada organisasi-organisasi yang mana aktivitasnya tidak untuk mencari keuntungan.
Contoh dari organisasi yang tidak mencari keuntungan adalah yayasan sosial dan
lembaga pendidikan.
8. Akuntansi Pemerintahan/Sektor Publik (Government Accounting)
Akuntansi Pemerintahan/Sektor Publik merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
diterapkan pada instansi-instansi pemerintahan.
9. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem Akuntansi merupakan bidang spesialiasi akuntansi yang menfokuskan
kegiatannya pada pembuatan sistem akuntansi. Di zaman teknologi modern
ini,sistem akuntansi cenderung mengacu kepada sistem akuntansi yang
terkomputerisasi.
10. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi Anggaran merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang menitikberatkan
kegiatannya pada perencanaan kegiatan perusahaan. Hasil perencanaan tersebut
menjadi bahan perbandingan antara anggaran yang direncanakan dan hasil kerja yang
dicapai.
E. Etika Profesi
Berbicara mengenai pentingnya etika profesi, dalam bidang akuntansi etika profesi
sangatlah penting. Mengapa ? Karena etika profesi berisi ketentuan mengenai apa yang
baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh profesi itu
dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Suatu profesi memerlukan etika
dikarenakan suatu profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Dimana
keahlian yang dikerjakan dan dihasilkan itu harus berpedoman dengan sebuah etika.
Etika itu sendiri seperti yang sudah dijelaskan pada artikel
sebelumnya adalah seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh
sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
Tujuan penerapan etika dalam profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya
dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
1. Kredibilitas
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa
Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi. 
3. Kualitas Jasa
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Dalam kongres tahun 1973 IAI menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia,
yang saat itu diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengatur
standar mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan akuntan. Standar mutu ini penting untuk
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Setelah mengalami
perubahan, maka tahun 1998 Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan delapan prinsip
etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI baik di pusat maupun di daerah. Seperti
yang tercantum pada buku Mulyadi, 2001 Kode etik akuntan Indonesia memuat
delapan prinsip etika sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting
dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung
jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. 
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung
jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat,
dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit,
pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Atas kepercayaan yang diberikan publik
kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka
untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dengan integritas setinggi mungkin.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah
pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten
dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi
menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan
didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan
yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai