Anda di halaman 1dari 16

MODUL 1

Ruang Lingkup Akuntansi

KEGIATAN BELAJAR 1

Prinsip-prinsip dan Praktik-praktik Akuntansi

Akuntansi sendiri sering disebut dengan "bahasa bisnis", karena akuntansi adalah sebuah sistem
informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi para pemangku kepentingan (stakeholders)
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah entitas (satuan akuntansi, misalnya perusahaan).
Adanya perkembangan perusahaan yang pesat mengakibatkan semakin bertambah kompleksnya
bahasa perusahaan. Akuntansi digunakan untuk mencatat dan menafsirkan data ekonomi agar dapat
digunakan oleh pengelola, investor (pemegang saham dan kreditur), calon investor, pemerintah dan
lembaga lamnya untuk pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang baik harus dadasarkan pada
informasi yang handal dan relevan, dengan demikian distribusi dan alokasi sumber-sumber daya
ekonomi yang langka dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.

Akuntansi mempunyai hubungan erat dengan proses pencatatan, pemilihan dan pengikhtisaran
data transaksi entitas (unit ekonomi), serta penafsiran hasilnya. Data tersebut sebagian besar
mencakup masalah keuangan dan dinyatakan dalam bentuk rupiah. Akuntansi juga mencakup
masalah pelaporan dan penafsiran data. Berdasarkan definisi tersebut secara tersirat diharapkan
para akuntan mempunyai wawasan yang luas mengenai lingkungan sosial ekonomi.

A. SIFAT-SIFAT INFORMASI AKUNTANSI


Informasi akuntansi terutama berisi data keuangan dari transaksi perusahaan yang diungkapkan
dalam satuan uang. Transaksi itu sendiri merupakan peristiwa ekonomi yang mempengaruhi kondisi
keuangan dari suatu entitas. Pencatatan data transaksi dapat dilakukan dengan pensil, pena atau
dengan berbagai jenis mesin atau komputer. Catatan transaksi saja kurang bermanfaat untuk
dijadikan dasar suatu keputusan.
B. PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN
Akuntansi menyediakan teknik untuk mengumpulkan data ekonomi dn ampakamya kepada berbagai
pihak yang memerlukannya. Penanaman modal membutuhkan informasi tentang posisi keuangan
dan masa depan perusahaan. Kreditur dan supplier perusahaan akan menilai sehat tidaknya
keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang diberikan kepada perusahaan.
Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna
keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi karyawan juga
berkapentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja. Para
akademisi memerlukan data akuntansi untuk tujung penelitian dan pendidikan. Pihak yang paling
tergantung dan paling tersangkut dengan hasil akhir akuntansi adalah pengelola perusahaan
(manajemen), yaitu pihak yang bertanggang jawab di dalam mengarahkan jalannya perusahaan.

C. HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN BIDANG LAIN


Seseorang yang berkecimpung dalam bidang pemasaran, keuangan, produksi, personalia dan
sebagainya tidak perlu ahli dalam bidang akuntansi. Akan tetapi pekerjaan mereka akan lebih
berhasil bila mereka memahami dengan baik prinsip-prinsip akuntansi. Setiap tingkat jabatan dalam
perusahaan akan selalu mempunyai hubungan dengan masalah akuntansi. Semakin tinggi tingkat
kedudukan seseorang, semakin besar kebutuhan untuk memahami konsep dan istilah akuntansi.
D. PROFESI AKUNTAN
Akuntan adalah suatu profesi yang dapat dibandingkan dengan profesi hukum, dokter ataupun
insinyur. Faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan ini antara lain karena:
1. jumlah perusahaan publik (PT Terbuka) maupun perusahaan nonpublik semakin banyak dan
semakin berkembang;
2. semakin kompleksnya transaksi suatu badan usaha (transaksi leasing, kerja sama operasi,
bangun operasional transfer, transaksi derivatif, transaksi perdagangan berjangka dll);
3. semakin kompleksnya bidang usaha perusahaan (bidang teknologi informasi, riset dsb);
4. semakin banyaknya peraturan perpajakan yang semakin rumit;
5. semakin banyaknya perundang-undangan yang dikenakan pada badan usaha.

E. BIDANG SPESIALISASI AKUNTANSI


Seperti halnya ilmu sosial lain, akuntansi juga mengenal spesialisaii yang timbul karena adanya
kemajuan teknologi, perekonomian dan sebagainya. Bidang spesialisasi akuntansi antara lain
meliputi akuntansi keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, sistem akuntansi,
akuntansi sosial, akuntansi pemerintahan, dan sebagainya.
1. Akuntansi Keuangan
Bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau
organisasi dan penyusunan berbagai laporan keuangan berkala dari hasil pencatatan
tersebut. Laporan keuangan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya
digunakan pemilik perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan dan manajer atau dipakai
manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham.
2. Auditing
Auditing adalah suatu proses pemeriksaan independen terhadap suatu laporan keuangan.
Tugas dan fungsi akuntan publik (auditor) dalam melaksanakan pemeriksaan, yaitu
memeriksa laporan keuangan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang
mendukung catatan akuntansi dan laporan keuangan serta memberikan pendapat mengenai
kewajaran atas laporan keuangan yang diperiksa tersebut. Laporan keuangan dikatakan
wajar kalau disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Sebetulnya
bidang ilmu auditing ini merupakan disiplin tersendiri terpisah dari ilmu akuntansi, namun
auditing memiliki hubungan crat dengan akuntansi keuangan. Seorang auditor harus ahli
dalam akuntansi keuangan. Tanpa menguasai Standar Akuntansi Keuangan, auditor tidak
akan mampu menjalankan pemeriksaan.

3.Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penentuan dan
pengendalian biaya. Bidang ini terutama bersangkutan dengan biaya produksi pada
perusahaan "manufaktur", tetapi dewasa ini biaya distribusi memperoleh perhatian yang
semakin meningkat. Salah satu fungsi utama dari akuntan biaya adalah mengumpulkan dan
menafsirkan data biaya (baik biaya sesungguhnya maupun biaya yang akan terjadi) bagi
manajemen untuk tujuan pengendalian bidang perencanaan biaya

4. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen (mencakup juga akuntansi biaya) menggunakan biaya historis dan
biaya taksiran guna membantu manajemen di dalam menjalankan kegiatan dan
perencanaan. Bidang ini berhadapan dengan masalah khusus yang dihadapi oleh setiap
jenjang manajemen dari suatu organisasi.
5. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan menekankan pada penyusunan laporan keuang berdasarkan
peraturan perpajakan dan perencanaan transaksi deng mempertimbangkan efek
pembayaran pajak (perencanaan perpajakan atau tax planning).

6. Sistem Akuntansi Sistem


akuntansi adalah bidang yang menyangkut masalah perancangan prosedur, metode, dan
teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan. Akuntan yang mengkhususkan
dalam bidang ini akan merancang sistem dan prosedur yang dapat melindungi kekayaan
perusahaan dan menjamin dapat dipercayai laporan keuangan dengan biaya yang relatif
murah. Prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan sistem akuntansi
adalah bahwa biaya penyusunan sistem harus lebih rendah daripada manfaat sistem
tersebut.

7. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran menyajikan rencana kegiatan keuangan untuk suatu periode, melalui
catatan dan ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan sesungguhnya
dengan rencananya. Bila terjadi selisih antara realisasi dan anggaran maka selisih ini harus
dianalisis dan dicari sebab- sebab terjadinya selisih tersebut, sehingga dapat diambil
tindakan perbaikan.

8. Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik mencakup wilayah yang lebih luas yak wilayah publik, meliputi
lembaga-lembaga publik (badan pemerintah seperti pemerintah dacrah maupun pusat,
perusahaan milik negara sepen BUMN, organisasi politik dan sosial, serta organisasi nirlaba
lain yang fok pada pelayanan publik.
9. Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan ini menekankan pada pencatatan dan pelaporan transaksi dari
lembaga pemerintah atau lembaga sosial seperti rumah sakit, organisasi politik, masjid,
sekolah dan sebagainya. Suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam bidang ini adalah
adanya peraturan perundangan yang mengikat unit-unit organisasi tersebut di atas.
Sebagaimana dengan akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan akuntansi pemerintahan
harus menggunakan standar akuntansi pemerintahan.
10. Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial merupakan bidang terbaru dalam akuntansi dan sulit untuk dijelaskan
dengan singkat. Ada kecenderungan dari masyarakat meminta profesi akuntan untuk
mengukur biaya sosial dan manfaatnya yang sebetulnya dikatakan sulit dilaksanakan.

11. Tata Buku dan Akuntansi


Sering orang bingung membedakan istilah tata buku dan akuntansi, Hal ini terjadi karena
memang keduanya berhubungan erat. Tata buku adalah pencatatan data perusahaan
dengan cara-cara tertentu. Pemegang buku mungkin bertanggung jawab terhadap seluruh
penyelenggaraan pencatatan dari suatu perusahaan atau mungkin hanya bertanggung jawab
terhadap sobagian kecil saja seperti pada masalah pencatatan piutang. Sebagian besar
pekerjaan dalam tata buku menyangkut masalah tulis menulis saja dan secara bertahap
telah dapat dicapai dengan menggunakan komputer.
F. PERANAN AKUNTANSI DALAM MASYARAKAT
Pengetahuan tentang hasil kegiatan masa lalu merupakan hal yang berguna untuk perencanaan
di masa mendatang. Perbandingan antara pelaksanaan yang lalu dengan kegiatan sekarang
dapat menunjukkan adanya perkembangan yang baik ataupun perkembangan yang tidak
menguntungkan. Sebagai contoh kenaikan volume penjualan barang atau jasa merupakan
indikasi yang menguntungkan. Tetapi jika kenaikan ini disertai dengan kenaikan biaya yang
relatif besar tentu saja hasilnya akan merugikan. Faktor- faktor relevan yang menyebabkan hasil
yang merugikan ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan untuk kegiatan mendatang.

Dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya, manajemen sering mendasarkan diri pada data
akuntansi. Sebagai contoh, manajemen perlu mengetahui berapa jumlah utang yang harus
dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar. Semua ini dapat diketahui dari
catatan akuntansi.

G. KONSEP DASAR AKUNTANSI

Standar Akuntansi Keuangan disusun oleh profesi akuntansi yang ada di negara yang
bersangkutan. Di Indonesia organisasi profesi ini dikenal dengan nama IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia) yang setiap empat tahun sekali menyelenggarakan kongres untuk memilih ketua dan
pengurus IAI.

1. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)


Konsep kesatuan usaha didasarkan pada anggapan bahwa penerapan akuntansi dilakukan
pada unit individu ekonomi dalam masyarakat atau dikenal dengan istilah entitas. Entitas ini
mencakup seluruh bentuk organisasi badan usaha (seperti perusahaan perseorangan, firma,
perseroan, koperasi, perusahaan negara, dan sebagainya); unit pemerintahan (seperti
pemerintah dacrah, kecamatan, proyek, sekolah, universitas, rumah sakit, dan sebagainya),
dan lembaga-lembaga sosial yang lain (seperti mesjid, gereja, klub sepak bola, organisasi
politik, organisasi sosial) dan sebagainya. Entitas dianggap berdiri sendiri terlepas dari para
pemiliknya atau siapa pun juga. Dengan demikian suatu entitas dianggap dapat melakukan
transaksi, dapat memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukum yang lain.

2. Prinsip Harga Pokok (Cost)


Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi tersebut
terjadi. Entitas atau badan usaha tidak akan mengubah catatan harga beli dari barang
tersebut, biarpun mungkin harga barang atau jasa di pasar berubah. Misalnya tanggal 1 Mei
perusahaan membeli sebidang tamah dengan harga 50 juta rupiah. Tanah tersebut akan
dicatat dengan harga 50 juta nupiah, biarpun setelah transaksi pembelian harga tanah
berubah menjadi 60 juta rupiah. Cara pencatatan ini menggunakan prinsip historical cost
(harga historis).
Penentuan harga pokok yang terjadi dan penghasilan yang diperoleh merupakan hal yang
fundamental dalam akuntansi. Dalam transaksi antara pembeli dan penjual kedua belah
pihak selalu berusaha untuk menentukan harga yang paling menguntungkan dan hanya
harga yang telah disepakati merupakan harga yang cukup objektif untuk tujuan akuntansi.
3. Dasar Akrual
Dasar ini digunakan untuk menentukan kapan suatu transaksi harus dicatat (diakui).
Misalnya perusahaan anda membeli mobil, dalam hal ini anda akan dihadapkan pada
permasalahan kapan seharusnya transaksi pembelian mobil tersebut dicatat.

4. Kelangsungan Usaha
Kelangsungan usaha dari suatu entitas dijamin akan berlangsung terus, sehingga dapat
melakukan transaksi di masa yang akan datang.

H. AKTIVA, UTANG, DAN MODAL


Unsur dasar suatu laporan keuangan terdiri atas tiga macam yaitu aset atau kekayaan, hutang
atau kewajiban dan ekuitas atau modal pemilik. Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh
perusahaan dikenal dengan istilah aktiva sedangkan hak atau sumber aktiva tersebut berasal
disebut ekuitas (hak milik).

Aktiva = Ekuitas
Ekuitas atau hak milik dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur
(disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau
ekuitas pemilik). Dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi demikian:

Aktiva = Utang + Ekuitas


Utang biasanya ditempatkan sebelum ekuitas, sebab hak dari para kreditur akan mendahului hak
para pemilik. Untuk menekankan hak kepemilikan (para) pemilik perusahaan kadang-kadang
utang dipindahkan ke sisi lain dari persamaan, sehingga menghasilkan persamaan sebagai
berikut:

Aktiva - Utang = Ekuitas


Persamaan di atas menekankan bahwa hak sisa yang ada di perusahaan apabila perusahaan
dilikuidasi adalah menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan. Ekuitas ini dalam akuntansi juga
sering disebut dengan istilah aktiva neto (net assets). Semua transaksi perusahaan mulai dari
yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks dapat dinyatakan pengaruhnya
terhadap tiga elemen dasar dari persamaan akuntansi tersebut.

I. TRANSAKSI DAN PERSAMAAN AKUNTANSI

Transaksi yang mengakibatkan perubahan aktiva, utang dan modal pada persamaan akuntansi dapat
digambarkan dalam contoh-contoh sebagai berikut: Misalkan Pak Hudowo mendirikan usaha
transportasi yang diberi nama "Usaha Angkutan Hudowo" yang selanjutnya disingkat" "UA Hudowo".
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan pertama (Oktober) dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

Transaksi (a)

Pak Hudowo mengambil Tabungan pribadinya sebesar Rp8 juta guna dipakai untuk menjalankan
kegiatan usahanya. Akibat dari transaksi ini akan menambah aktiva perusahaan berupa kas dan di
lain pihak akan menambah modal dengan jumlah yang sama. Sesudah transaksi tersebut terjadi
persamaan akuntansi pada "UA Hudowo" akan tampak sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas

Kas = Modal Hudowo

(a) Rp8.000.000,00 = Rp8.000.000,00

Perlu dicatat di sini bahwa persamaan tersebut adalah persamaan untuk usaha Hudowo yaitu
perusahaan angkutan "UA Hudowo". Dengan demikian harta rumah tangga pribadi Hudowo tidak
ikut dicantumkan dalam persamaan ini. Dalam hal ini perusahaan diperlakukan sebagai entitas
tersendiri, memiliki aktiva berupa kas 8 juta rupiah dan memiliki ekuitas berupa modal sebesar 8 juta
rupiah pula.
KEGIATAN BELAJAR 2

Laporan Akuntansi

A NERACA

Neraca adalah daftar sistematis dari aktiva, utang dan modal tanggal tertentu, yang biasanya dibuat
pada akhir bulan atau akhir tahun Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun
berdasarkan urutan tertentu. Aktiva biasanya disusun berdasarkan urutan likuiditas yaitu cepat
tidaknya aktiva atau harta tersebut dijadikan uang tunai a dipakai dalam kegiatan usaha. Atas dasar
ini aktiva dapat dibedakan menisk aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Utang juga diurutkan
berdasarkan likuiditasnya, yaitu cepat tidaknya utang tersebut akan dilunasi. . (likuiditas dan
solvabilitas), dan kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar
(fleksibilitas).

B. LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi digunakan untuk membuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan
untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang
dialami suatu perusahaan. Melalui laporan ini diharapkan pembaca laporan dapat mengetahui
sebab- sebab perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi. Melalui laporan laba rugi dapat
diperoleh informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan sumber-
sumber utama dari pendapatan perusahaan. Sumber informasi dari laporan laba rugi ini adalah
berasal dari transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan modal atau ekuitas, terkecuali untuk
transaksi setoran dan pengambilan modal.

C. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (MODAL)

Laporan perubahan ekuitas atau modal menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk periode
tertentu, dapat untuk periode waktu satu bulan, satu kuartal, satu semester atau satu tahun. Melalui
laporan perubahan modal dapat diperoleh sebab-sebab terjadinya penambahan atau pengurangan
(perubahan) modal selama periode tertentu. Perubahan modal positif yang berasal dari laba lebih
baik dari pada perubahan yang berasal dari setoran modal. Mengapa? Coba anda renungkan. Di lain
pihak modal dapat berkurang karena diambil oleh pemilik (prive) atau karena perusahaan menderita
rugi.

D. LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas diwajibkan dibuat oleh perusahaan sejak tahun 1994 bersamaan dengan
diterbitkannya Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Dengan menggunakan laporan arus
kas pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan
kas di masa mendatang. Laporan arus kas ini dibandingkan dengan laporan keuangan yang lain, lebih
objektif, karena laporan arus kas ini bebas dari pengaruh kebijakan akuntansi yang dipilih
manajemen. Dengan demikian daya banding laporan arus kas antar perusahaan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan daya banding neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal.
Dimaksudkan dengan arus kas adalah arus masuk atau arus keluar dari kas (uang dan rekening giro)
atau setara kas (investasi jangka pendek yang berisiko kecil). Arus kas dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu:

1. Arus dari kegiatan operasional

2. Arus kas dari kegiatan investasi

3. Arus kas dari kegiatan pembiayaan

E. HUBUNGAN ANTARA NERACA, LAPORAN LABA RUGI, LAPORAN PERUBAHAN MODAL DAN
LAPORAN ARUS KAS

Bila diamati, ternyata terdapat hubungan tertentu antara ke empat jenis laporan keuangan
tersebut. Dalam laporan Laba Rugi terdapat laba sebesar Rp73.500,00. Jumlah laba ini kemudian
dicantumkan dalam Laporan Perubahan Modal. Dalam Laporan Perubahan Modal, terdapat jumlah
Modal, Hudowo per 31 Oktober 200x sebesar Rp7.948.000,00. Jumlah modal ini kemudian
dicantumkan sebagai pos modal dalam Neraca. Laba sebesar Rp73.500,00 dicantumkan dalam
Laporan Arus Kas dalam bagian Arus Kas yang berasal dari aktivitas operasi, jumlah laba ini kemudian
disesuaikan (dikurangkan) dengan kenaikan aktiva lancar atau penurunan utang lancar dan ditambah
dengan penurunan aktiva lancar atau kenaikan utang lancar yang semua datanya diambil dari
perbedaan neraca akhir dan neraca awal. Dalam neraca awal bulan semuanya bersaldo nol, sebab
perusahaan baru berdiri. Arus kas dari (untuk) aktivitas investasi dapat dihitung dan perbedaan saldo
aktiva non lancar, sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan dapat dihitung dari perbedaan saldo
awal dan saldo akhir utang non lancar dan akuntansi modal. Kenaikan (penurunan) kas bersih akan
sama dengan jumlah saldo kas neraca akhir (Rp2.553.000,00) dikurangi dengan saldo kas awal (Rp0).
MODUL 2

Siklus Akuntansi

KEGIATAN BELAJAR 1

Pencatatan Transaksi

Aktiva = Utang + Ekuitas atau A =U+E

Selama perusahaan berjalan, ekuitas (modal) perusahaan akan bertambah bila perusahaan
memperoleh Pendapatan (P) dan akan berkurang kalau perusahaan menyerap Beban ( B) atau biaya,
maka Laba (L) selama periode tertentu akan sama dengan P - B. Dengan demikian ekuitas
perusahaan pada akhir periode pertama akan sama dengan ekuitas awal periode ditambah laba
untuk periode tersebut dan dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut:

El = E0 +L

Bila selama periode akuntansi ada setoran atau pengambilan modal, maka ekuitas selain dipengaruhi
laba, juga akan bertambah bila ada setoran modal dan akan berkurang bila ada pengambilan (prive)
modal. Misalkan M merupakan selisih antara setoran dan pengambilan modal selama periode
akuntansi (biasanya pemilik lebih banyak mengambil daripada menyetor), persamaan ekuitas dapat
dikembangkan menjadi:

E1 = E0 +L- M

Pada akhir periode akuntansi pertama, persamaan dasar akuntansi akan m

A11=U1+E1

atau, kalau E1 diganti dengan E0,bmaka persamaan ini akan menjadi:

A1=U1+E0+(P- B)

Persamaan di atas menggambarkan laporan keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi:

L=P-B menggambarkan laporan laba rugi (income statement)

E1=E0+L-M menggambarkan laporan perubahan ekuitas (equity statement)

A1=U1+E1 menggambarkan neraca atau laporan posisi keuangan (balance sheet atau financial
position statement)

Laporan arus kas (cash flow statement) yang menggambarkan sebab- sebab perubahan kas ( satu
elemen dari aktiva) tidak diwakili dalam persamaan ini. Walaupun setiap transaksi dapat dicatat
dengan melalui persamaan akuntansi dasar di atas, namun bentuk pencatatan tersebut tidak praktis
digunakan di dalam praktik akuntansi sesungguhnya. Transaksi perusahaan selama periode tertentu
akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya yang
jumlahnya dapat mencapai ratusan. Agar informasi harian dapat tersedia pada saat dibutuhkan, dan
laporan keuangan dapat disusun setiap saat, maka perlu dibuat catatan yang terpisah untuk setiap
pos. Sebagai contoh, perlu diadakan catatan khusus untuk mencatat penambahan dan pengurangan
bahan habis pakai dan catatan lain lagi untuk mencatat penambahan dan pengurangan alat-alat
angkutan. Jenia catatan tradisional yang digunakan untuk tujuan ini disebut dengan ak (rekening
atau perkiraan). Suatu kelompok akun yang berkaitan yans merupakan satu unit disebut buku besar
(general ledger). Dengan demik kumpulan akun dari suatu perusahaan discbut dengan buku besar.

A AKUN

Akun (account) adalah catatan formal akuntansi yang digunakan untuk nengikhtisarkan transaksi
yang terjadi selama periode akuntansi. Bentuk ang paling sederhana terdiri atas tiga bagian: (1)
judul, yang menunjukkan ama dari pos yang dicatat dalam akun; (2) ruang (tempat) untuk mencatat
menambahan jumlah dari pos tersebut dalam unit rupiah (uang); (3) ruang untuktuk mencatat
pengurangan jumlah dari pos tersebut juga dalam unit rupiah. Bentuk akun di bawah ini dikenal
dengan akun T karena bentuknya yang mirip dengan huruf T.

B. SALDO NORMAL AKUN

Jumlah pertambahan yang dicatat dalam suatu akun biasanya sama dengan atau lebih besar
daripada jumlah pengurangannya. Oleh sebab itu saldo akun normalnya adalah positif dan jarang
sekali yang mempunyai saldo negatif. Sebagai contoh, total debet (pertambahan) dari akun aktiva
biasanya lebih besar daripada jumlah kreditnya (pengurangannya), dengan demikian akun aktiva
normalnya akan mempunyai saldo debet. Tetapi mungkin jumlah saldo akun sama dengan nol, bila
saja jumlah debet dan kreditnya sama.

C. BUKU JURNAL

Pencatatan transaksi secara langsung ke dalam akun sulit dilakukan dalam praktik sehari-hari, selain
itu dalam praktik jumlah akun cukup banyak sehingga sulit untuk melacak bila terjadi suatu samping
itu, bila kita ingin memperoleh informasi tentang transaksi yang terjadi pada tanggal tertentu, kita
sulit untuk mencarinya ke dalam akun- akun yang ada. Untuk mengatasi hal ini, sebelum transaksi
dicatat ke dalam akun, terlebih dulu transaksi tersebut dicatat di dalam buku jurnal. Sesuai dengan
namanya, buku jurnal adalah catatan kejadian keuangan (transaksi) yang dilakukan secara urut
waktu (kronologis). Dalam buku jurnal, transaksi sudah dianalisis dengan menentukan pengaruhnya
(debet dan kredit) terhadap akun-akun yang terkait.

Pencatatan dalam buku jurnal ini juga sejalan dengan persamaan akuntansi, yaitu setiap transaksi
akan di debet dan di kredit dalam jumlah yang sama. Buku jurnal dikenal dengan istilah buku catatan
pertama.

D. PROSES POSTING

Setelah transaksi dicatat dalam buku jurnal, proses selanjutnya adalah memisahkan dan
mengikhtisarkan jumlah rupiah masing-masing transaksi yang ada pada buku jurnal ke akun buku
besar yang sesuai. Proses atau kegiatan memindahkan informasi dari buku jurnal ke akun disebut
dengan istilah posting atau pembukuan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada waktu mengadakan posting atau pembukuan adalah:

1. Mencatat tanggal transaksi.

2. Menuliskan keterangan singkat mengenai transaksi.


3. Menuliskan pada kolom "F" atau "R" halaman buku jurnal yang memuat transaksi yang
dipindahkan.

4. Mencatat jumlah rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu sebelah debet dan kredit.

Kapan dan bagaimana melakukan posting?

Pertanyaan mendasar adalah apakah posting perlu dilakukan setiap kali terjadi transaksi atau
menunggu sampai cukup banyak transaksi dalam jurnal, baru kemudian di-posting dan apakah
posting dilakukan secara berurutan berdasarkan transaksi atau berdasarkan akun. Biasanya transaksi
selama satu periode tertentu (misalnya satu minggu atau satu bulan) di jurnal terlebih dahulu
seluruhnya, baru dilakukan posting. Orang yang menjumal transaksi tidak harus sama dengan orang
yang melakukan posting. Di sinilah fungsi jurnal sebagai pembagian kerja. Posting biasanya dilakukan
berdasarkan urutan rekening. Maksudnya dalam melakukan posting, khusus akun tertentu di-posting
terlebih dahulu secara keseluruhan baik jumlah yang di debet maupun yang di kredit. Misalnya akun
yang menyangkut kas dalam suatu periode (satu bulan) di- posting terlebih dahulu secara
keseluruhan, kemudian dilanjutkan ke akun piutang usaha, begitu seterusnya untuk akun-akun yang
lain sampai semua transaksi dalam buku jurnal di-posting seluruhnya. Cara ini dimaksudkan agar
tidak perlu membolak-balik akun yang sama yang belum di-posting dan sekaligus untuk lebih
menghemat waktu. Namun apabila perusahaan sudah menerapkan sistem akuntansi dengan
komputer, begitu transaksi dicatat dalam jurnal langsung dibukukan ke dalam akun dan langsung
dapat diketahui jumlah saldo dari setiap akun yang ada.

E. DAFTAR SALDO (TRIAL BALANCE)

Dalam menyusun daftar saldo, kedudukan saldo juga harus ditunjukkan. Dengan kata lain saldo
debet dan kredit dalam neraca harus dipisahkan schingga dapat diketahui berapakah total saldo
debet dan berapakan total saldo kredit. Jumlah rupiah total kedua saldo harus sama (seimbang).
Kalau tidak seimbang terjadi suatu kekeliruan atau kesalahan dalam proses pencatatan pada akun
tertentu atau terjadi kesalahan dalam memasukkan akun tertentu atau mencatat pada kolom yang
seharusnya. Misalnya kesalahan dalam menjumlah, akun yang jumlahnya seharusnya bersaldo
kredit, dicatat pada akun yang bersaldo debet.

Kesalahan yang tidak dapat ditemukan melalui daftar saldo

Keseimbangan debet dan kredit dalam daftar saldo tidak menjamin bahwa proses akuntansi mulai
dari jurnal sampai dengan daftar saldo telah benar. Ada beberapa kesalahan dalam jurnal dan
kesalahan dalam pembukuan tidak menyebabkan ketidakseimbangan dalam daftar saldo. Beberapa
kesalahan yang tidak terdeteksi oleh daftar saldo antara lain:

1. Pencatatan dalam jurnal dengan akun yang salah, misalnya seharusnya di debet pada akun
Kas dengan jumlah Rp100.000, tetapi didebet pada akun Piutang dengan jumlah yang sama.

2 Pencatatan dalam jurnal dengan jumlah yang salah baik pada sisi debet maupun pada sisi
kreditnya

3. Pembukuan pada akun yang salah, tetapi dengan jumlah yang benar.

4 Pembukuan pada jumlah yang salah baik pada sisi debet maupun pada sisi kredit
F. DAFTAR AKUN ATAU KODE REKENING (CHART OF ACCOUNTS)

Jumlah akun pada suatu perusahaan yang besar, biasanya jumlahnya amat banyak dan amat
bervariasi, sehingga kalau suatu akun tidak diber kode tertentu akan menyulitkan di dalam pencarian
dan penyimpanan akun ke tempat semula. Selain itu pemberian kode yang baik juga akan
memudahkan pengolahan data dan penyusunan laporan keuangan.

G. HUBUNGAN ANTARA AKUN DENGAN LAPORAN KEUANGAN

Pada akhir periode, seluruh akun dijumlah dan dihitung saldonya. Akun- akun ini merupakan bahan
dasar yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Akun pendapatan dan beban
digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, akun ekuitas dan prive digunakan untuk menyusun
laporan perubahan modal, akun aktiva, utang dan ekuitas dipakai sebagai dasar untuk menyusun
neraca, serta akun kas dipakai untuk menyusun laporan arus kas.
KEGIATAN BELAJAR 2

Jurnal Penyesuaian (Adjustment journal)

A. DASAR TUNAI DAN DASAR AKRUAL


Dalam praktik akuntansi terdapat dua metode, yaitu metode pencatatan akuntansi
yang didasarkan pada dua basis (asas) yaitu: asas kas (cash basis) dan asas waktu
himpun (accrual basis).

1. Asas Kas atau Asas Tunai (Cash Basis)


Bila kita menggunakan asas tunai (cash basis), pendapatan diakui (dicatat atau
dilaporkan) pada saat kas diterima. Dengan kata lain, pendapatan yang belum
diterima uangnya belum dapat diakui (dilaporkan) sebagai pendapatan. Sejalan
dengan itu, biaya baru dicatat atau diakui apabila biaya tersebut dībayar atau
sudah direalisasikan (uangnya telah dikeluarkan). Biaya yang masih terutang
atau ditangguhkan bukanlah merupakan biaya. Pengakuan pendapatan dan
biaya selama periode akuntansi didasarkan pada arus kas masuk dan arus kas
keluar. Selisih antara kas masuk dan kas keluar ini digunakan untuk menentukan
hasil kegiatan usaha perusahaan (laba atau rugi). Dengan demikian neraca
perusahaan akan terdiri atas kas dan ekuitas saja. Cara ini banyak diterapkan
pada perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan nonformal dan usaha jasa
profesional yang relatif kecil (seperti praktik dokter, pengacara, notaris, kantor
akuntan, klinik, bidan dan sebagainya). Namun metode asas tunai ini tidak
dapat digunakan untuk mengukur laba atau rugi secara wajar.

2. Asas Waktu (Accrual Basis)


Prinsip yang digunakan dalam asas waktu atau asas himpun adalah bahwa laba
bersih perusahaan harus diukur secara wajar/layak, ketika seluruh pendapatan
untuk periode tersebut telah terjadi dan seluruh biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut diperhitungkan dalam menentukan laba perusahaan
tersebut. Asas ini mengakui pendapatan (mencatat/ melaporkan) pada saat
pendapatan diperoleh (earned) yang umumnya pada saat penjualan terjadi.
Sebab pada saat penjualan berlangsung sudah terjadi pemindahan hak atas
barang yang dijual dan jumlah transaksinya sudah dapat diukur secara jelas dan
objektif. Di lain pihak biaya diakui (dicatat/ dilaporkan) pada saat jasa diterima
dan digunakan untuk menghasilkan pendapatan atau pada saat aktiva
digunakan atau utang diakui untuk menghasilkan pendapatan.

Proses pembandingan/pemadanan (matching principle) pendapatan dari suatu


periode dengan biaya untuk periode yang sama, tidak mengindahkan apakah
uangnya telah diterima/dibayar atau belum. Demikian pula dapat terjadi pada
perusahaan yang memperoleh laba tetapi kasnya berkurang, atau sebaliknya
perusahaan mengalami kerugian, tetapi kasnya bertambah. Untuk memberikan
gambaran yang jelas, berikut ini diberikan contoh perbedaan laba yang
disebabkan karena adanya perbedaan metode akuntansi yang digunakan.
B. PERLUNYA PENYESUAIAN
Daftar saldo pada akhir periode akuntansi terdiri atas daftar akun-akun beserta
jumlah saldonya sebagaimana tampak pada buku besar. Saldo-saldo tersebut
merupakan hasil ikhtisar transaksi-transaksi yang terjadi selama periode akuntansi.

Timbul pertanyaan; apakah saldo akun-akun dalam buku besar telah mencerminkan
keadaan sesungguhnya pada saat penyusunan laporan keuangan. Jawaban atas
pertanyaan tersebut dapat Anda simpulkan dari prosedur akuntansi yang telah
Anda pelajari. Sebagaimana diketahui transaksi perusahaan dicatat pada saat
transaksi tersebut terjadi, dan selanjutnya diikhtisarkan ke dalam buku besar.

Misalnya selama tahun 20xx, pada bulan April, Mei dan September perusahaan
membeli bahan habis pakai masing-masing Rp200.000.00. Rp300.000,00 dan
Rp250.000,00 tunai.

C. HAL-HAL YANG MENYEBABKAN PERLUNYA PENYESUAIAN


Di atas Anda telah memahami mengapa sebelum menyusun laporan keuangan
Anda harus mengetahui akun-akun yang perlu disesuaikan atau ada kemungkinan
memerlukan penyesuaian. Sebetulnya setiap akun mungkin saja disesuaikan atau
memerlukan penyesuaian, namun biasanya hanya ada beberapa akun tertentu yang
biasanya perlu disesuaikan. Untuk dan mengetahu akun-akun apa saja yang harus
disesuaikan, Anda han mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya
penyesuaian. Beberapa bentuk tramsaksi rutin yang menimbulkan penyesuaian
adalah:
1.Pengalokasian harga perolehan aktiva jangka pendek: pencatatan harga
penslehan aktiva jangka pendek (persekot biaya) perlu dibedakan antara periode
akuntansi sekarang dengan periode sebelumnya. Sebagai contoh harga perolehan
terhadap aktiva bahan habis pakai, persekot asuransi dan persekot sewa harus
dipisahkan berapa yang telah digunakan dalam periode sckarang dan berapa yang
menjadi bagian periode sebelumnya.
2 Pengalokasian pendapatan yang diterima di muka: pendapatan yang telah dicatat
karena uangnya telah diterima terlebih dahulu, perlu antara periode sekarang dan
periode sebelumnya. Sebagai contoh: uang muka dari pelanggan surat kabar atau
tabloid, perlu dipisahkan antara berapa yang masuk sebagai pendapatan bulan ini
(periode ini) dan berapa yang merupakan pendapatan bulan depan (periode
berikutnya).
3. Pengalokasian harga perolehan dari aktiva jangka panjang (aktiva tetap) bila
perusahaan membeli aktiva jangka panjang, misalnya perusahaan membeli sebuah
kendaraan, pada hakikatnya yang dibeli adalah manfat dari kendaraan tersebut,
bukan fisiknya. Jadi dalam hal ini substansi manfaatnya lebih diutamakan bukan
substansi hukum atau kepemilikannya. Tentu saja makin lama manfaat dari
kendaraan tere akan berkurang. Alokasi harga perolehan ini dicatat dengan
mendebet akun Depresiasi Kendaraan dan mengkredit akun Akumulasi Depresiasi
Kendaraan. Anda mungkin bertanya mengapa di kredit pada akun akumulasi
depresiasi kendaraan, tidak pada akun kendaraan. Sebetulnya karena akun
Akumulasi Depresiasi Kendaraan merupakan lawan dari akun Kendaraan. Artinya
akun Akumulasi Depresiasi dalam neraca harus dikurangkan dari akun Kendaraan
(akun lawannya). Cara ini lebih banyak dipakai, karena neraca dapat menyajikan
informasi yang lebih jelas, yaitu pemakai laporan keuangan (neraca) dapat
mengetahui berapa harga perolehan suatu aktiva tetap dan berapa jumlah (nilai)
yang telah di depresiasi.

4. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya). Penyesuaian biaya terutang


merupakan jumlah yang telah terjadi, tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
Sebagai contoh: biaya gaji pegawai perusahaan sesudah hari pembayaran terakhir
dalam periode akuntansi. Biaya gaji untuk hari pembayaran (waktu pembayaran)
terakhir dalam suatu periode sampai dengan tanggal neraca biasanya belum dicatat
olch perusahaan, Umumnya perusahaan mencatat biaya gaji pada saat gaji tersebut
dibayar. Sebagai akibat dari adanya biaya gaji yang belum dicatat, maka perlu
dilakukan penyesuaian pada tanggal neraca.

5. Pendapatan yang tertagih (bertambahnya pendapatan): penyesuaian pendapatan yang


tertagih timbul karena adanya pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan tetapi belum
dicatat. Sebagai contoh, perusahaan memiliki ORI (Obligasi Pemerintah RI) nominal
Rp100.000,00 bunga 12% dibayar setiap tanggal 1 November. Transaksi tersebut
menggambarkan bahwa setiap tanggal 1 November perusahaan akan menerima bunga
sejumlah 12% x Rp100.000,00 = Rp12.000,00. Bila perusahaan akan menyusun laporan
keuangan per 31 Desember, maka pendapatan yang telah diperoleh (menjadi haknya),
tetapi belum dicatat yaitu pendapatan untuk 1 November sampai 1 Desember. Pendapatan
bunga dan hak atas bunga tersebut harus dicatat melalui jurnal penyesuaian.

Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidk mencerminkan saldo yang sesungguhnya
pada saat tersebut. Hal i disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang setiap saat berjalas
terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk mencetaknya. Agar akun-akun dalam
daftar saldo dapat langsung disesuaikan terlebih dahulu.

Transaksi-transaksi kontinu yang biasanya selalu memerlukas penyesuaian setiap akhir periode
akuntansi dapat diikhtisarkan sebagai berikut

a. Alokasi harga perolehan dari persekot biaya, seperti bahan habis pakai, persekot sewa, dan
persekot biaya yang lain, penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan beberapa
bagian persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian yang masih merupakan
persekot. Dalam akuntansi dikenal dengan istilah pos-pos defferal (transitoris)

b. Alokasi pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka pendapatan sewa, uang muka
penjualan dan uang muka pendapatan yang lain. Penyesuaian ini diperlukan untuk memisahkan
beberapa bagian Uang Muka Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dan beberapa bagian
yang masih tetap merupakan uang muka. Pos-pos seperti ini juga disebut dengan pos-pos defferal.

C. Alokasi harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian dilakukan untuk mengakui adanya
biaya yang terjadi kain perusahaan menggunakan aktiva tetap yang manfaatnya semakin menurun.
Penurunan manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi (penyusutan).

d. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi karena sudah terjadi biaya
dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian di
sini digunakan untuk mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat bertambahnya utang biaya.
Pos-pos ini dikenal dengan istilah pos- akrual (antisipasi).
e. Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini timbul karena
perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan tetapi belum dicatat sampai dengan
tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian ini dimaksudkan untuk mencatat bertambahnya
pendapatan di satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak lain. Pos-pos ini disebut dengan pos-
pos akrual (antisipasi)

Setelah penyesuaian-penyesuaian tersebut dicatat dan dibukukan, maka buku besar telah siap
untuk disajikan sebagai elemen laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai