Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FARADIBA AZZAHRA

KELAS : AKP 7B
NIM : 2005151005

1. AKUNTANSI SEBAGAI BAHASA BISNIS

Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, pengolahan, pelaporan, dan


penyajian transaksi keuangan. Beberapa pihak sering menyebut akuntansi sebagai bahasa
bisnis. Karena akuntansi dipandang penting untuk memajukan bisnis atau perusahaan.
Akuntansi sebagai bahasa bisnis Menurut Hery sebagai bahasa bisnis, akuntansi dipakai
untuk mengomunikasikan informasi kepada stakeholders atau pemangku kepentingan.
Lewat bahasa ini, para stakeholders dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan.
Teori Akuntansi Pendekatan Konsep dan Analisis Hery (2017), sebagai bahasa bisnis,
akuntansi juga memiliki simbol, istilah, dan kata yang terkadang hanya bisa dipahami
oleh mereka yang mempelajarinya. Sebagai contoh istilah debit dan kredit, akun
(perkiraan), jurnal penutup, buku besar, jurnal pembalik, neraca saldo, jurnal umum,
kertas kerja, dan sebagainya. Akuntansi sebagai bahasa bisnis juga memiliki aturan atau
ketentuan yang harus diikuti, agar stakeholders mampu memahami informasi yang
disampaikan. Misalnya ketentuan soal persamaan dasar akuntansi, saldo normal, proses
penyesuaian, mekanisme pembuatan jurnal penutup, pengakuan pendapatan serta beban,
pengakuan bunga, dan lain-lain. Kesimpulannya, akuntansi merupakan bahasa bisnis
yang di dalamnya juga berisi simbol, istilah, kata, prosedur, dan ketentuan yang hanya
dapat dipahami oleh mereka yang mempelajarinya.
LINK: https://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Akuntansi-sebagai-
Bahasa-Bisnis/a3abfb32023fc352e71e3a487b66fe9f094a1e1a
2. AKUNTANSI SEBAGAI JASA
Akuntansi merupakan proses pencatatan, perhitungan, serta pelaporan atau penyajian
transaksi keuangan. Bisa juga akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan konsep dan
teknik untuk mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam sebuah unit usaha.
Definisi akuntansi juga bisa dilihat dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang
pemakai jasa, dan proses kegiatannya. Berikut uraiannya: Definisi akuntansi dari sudut
pandang pemakai jasa Menurut Mujairimi dalam buku Pengantar Akuntansi 1:
Berdasarkan SAK ETAP (2017), dilihat dari sudut pandang pengguna jasanya, berikut
definisi akuntansi: "Akuntansi merupakan suatu disiplin yang menyediakan informasi
untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu entitas."
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:
a. Membuat perencanaan, pengawasan, serta pengambilan keputusan ekonomi oleh
manajemen.
b. Sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada investor, pemilik, kreditur,
pemerintah, maupun pihak lain yang membutuhkan informasi keuangan.
Dikutip dari buku Pengantar Akuntansi (Perusahaan Jasa, 2021) karya Suripto, definisi
akuntansi sebagai jasa ini menekankan pada penyediaan
Informasi keuangan. Selain membuat perencanaan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban,
informasi keuangan itu juga digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Artinya
para pemakai jasa akuntansi bisa menggunakan informasi keuangan untuk mengambil
keputusan lebih lanjut mengenai usaha yang dijalankan.
LINK: https://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Definisi-Akuntansi-
dari-Sudut-Pandang-Pemakai-Jasa-dan-Proses-Kegiatan/
2c610971715247abbb6b52165fda2c2f207b1cec
3. AKUNTANSI SEBAGAI PROSES
Akuntansi Sebagai Proses Pengidentifikasian
Akuntansi didefinisikan sebagai "proses mengidentifikasi, mengkomunikasikan informasi
keuangan sebagai bahan mempertimbangkan berbagai pilihan bagi pengguna untuk menarik
kesimpulan (Statement of Basic Accounting Theory, 1966), Harahap (2012). Berdasarkan
pengertian tersebut maka akuntansi dipahami sebagai proses penyiapan informasi keuangan
(laporan keuangan) kepada pihak yang membutukannya. Selain definisi tersebut, beberapa
ahli memiliki pemahaman yang berbeda tentang interpretasi akuntansi, ada yang
mengartikan akuntansi sebagai seni, komunikasi, bahasa, dil. Namun., pengertian ini bersifat
normatif, yang membatasi akuntansi hanya pada sektor-sektor besar. Definisi normatif ini
dianggap sebagai pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat dianggap dan perlu
diuji secara empiris untuk memiliki landasan teori yang kuat. Suwardjono (2012:1)
menyatakan bahwa praktik akuntansi dipengaruhi ole berbagai faktor lingkungan seperti
sosial, ekonomi, politik, dil. Hal in menvebabkan praktik akuntansi di suatu wilayah atau
sektor berbeda atau tidak sama dengan yang lain. Perbedaannya terletak pada pengakuan
perusahaan besar dan perusahaan kecil. Sari (2013) menjelaskan bahwa sektor usaha kecil
tidak memisahkan unit/kepemilikan usaha dari kepemilikan pribadi. Jadi ketika berbicara
tentang akuntansi yang memiliki pengakuan berbeda, maka memberikan definisi tau makna
yang berbeda pula.
LINK: https://www.studocu.com/id/document/universitas-telkom/akuntansi/akuntansi-
sebagai-proses-pengidentifikasian/44740763
4. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktek
akuntansi. Dengan teori akuntansi positif, pembuat kebijakan bisa memprediksi
konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan dan praktek akuntansi. Teori
akuntansi positif berusaha menguraikan apa dan bagaimana praktek akuntansi
dilakukan berdasarkan pengalaman yang dapat diuji secara empiris. Teori akuntansi
positif juga menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan,
pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang
paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu di masa mendatang. Teori akuntansi
positif dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam
menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut.
LINK: http://repository.unsada.ac.id/1107/3/BAB%20II.pdf

5. Teori Akuntanasi Normatif


Teori normatif adalah tentang bagaimana akuntansi dipraktekan. Teori normatif sering
disebut juga Teori Apriori (bersifat deduktif) karena bukan hasil dari penelitian empiris
dan berjalan dari sebab ke akibat. Sistem deduktif sering disamakan dengan
normatif.Teori normatif dihasilkan melalui proses semi penelitian yaitu tanpa adanya
pengujian terhadap teori akuntansi yang telah dikemukakan "apakah dapat menjelaskan
praktik akuntansi yang telah berlaku atau tidak tidak. Hipotesis yang ada dalam teori ini
ialah bagaimana akuntansi dipraktekkan, dan cenderung disusun untuk menghasilkan
postulat akuntansi. Teori normatif fokus pada preskripsi (norma):
Teori normatif berkonsentrasi pada :
a. Penciptaan True Income (Laba Sesungguhnya)
Adanya pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba, namun tidak
ada yang mencapai kesepakatan.
b. Decision Usefulness (Pengambilan Keputusan)
Tujuan dasar akuntansi adalah membantu proses pengambilan keputusan dengan cara
menyediakan data akuntansi yang relevan. Data akuntansi sangat dibutuhkan oleh semua
pemakai.
Teori normatif ini didasarkan pada anggapan bahwa :
- Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran.
- Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
- Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
- Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi).
- Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Hasil akhir dari teori akuntansi normatif ialah suatu pernyataan yang mengharuskan dalam
praktik akuntansi.
Contohnya : Teori akuntansi normatif akan menghasilkan pernyataan bahwa aset
tetap harus dinilai, dicatat dan dilaporkan dalam neraca atas dasar biaya historis.
Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam penelitian akuntansi karena
pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai
dalam praktik sehari-hari. Sehingga mengakibatkan munculnya anjuran untuk
memahami secara deskriptif mengenai fungsi sistem akuntansi dalam praktik nyata.
LINK: https://www.kompasiana.com/riaapriandini/5fc7bf7143b45b0fd35be552/
theory-normative#google_vignette

Anda mungkin juga menyukai