Anda di halaman 1dari 115

BAB I

PENGANTAR TEORI AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI

A. PENGANTAR
Teori akuntansi yang dibahas di materi ini adalah teori akuntansi keuangan bukan
teori akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan membahas tentang bagimana prosedur,
metoda, dan teknik pencatatan transaksi keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan
pelaporan keuangan yang telah ditetapkan. Standar akuntansi memberi pedoman
(pendefinisian, pengukuran, penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen–elemen atau
pos–pos laporan keuangan) perlakuan akuntansi terhadap suatu kejadian.
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak terjadi begitu saja
secara ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan dikembangkan secara sengaja
untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dan praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (sosial, ekonomi, politis). Karena itu, struktur dan praktik akuntansi akan
berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya (perbedaan muncul dikarenakan
struktur dan praktik tersebut disesuaikan dengan kondisi negara, tempat dimana akuntansi
tersebut dijalankan).
Dalam bab ini teori akuntansi akan membahas perlakuan–perlakuan dan model–
model alternatif yang dapat menjadi jawaban atas masalah – masalah yang dihadapi dalam
praktik akuntansi. Praktik yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu
landasan teori yang baik. Karena itu praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar
penalaran.

B. PENGERTIAN AKUNTANSI
Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi.
TEORI
 Teori menurut Webster‟s Third New International merupakan suatu susunan yang
saling berkaitan tentang hipotesis, konsep, dan prinsip yang membentuk kerangka
acuan untuk bidang yang dibahas.
 Menurut Hendriksen, (1999) teori adalah sebagai penalaran logis dalam bentuk
sperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of broad principles) yang memberikan
Kerangka referensi umum untuk mengevaluasi praktik akuntansi dan memberikan
pedoman dalam mengembangkan praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
1
Teori umumnya berkenaan dengan suatu ketentuan yang telah teruji namun bersifat
dinamis. Sehingga kebenaran teori adakalanya tidak kekal karena setelah adanya teori
hasil penemuan yang baru dengan sendirinya teori dengan konsep lama akan gugur. Teori
tersebut berkaitan dengan seperangkat konsep ideal yang dinamis dan berlaku umum.
AKUNTANSI
Sedangkan akuntansi merupakan alat atau media untuk mencatat dan menghasilkan
suatu informasi bagi pemakai laporan akuntansi.

Kedua unsur tersebut sangat diperlukan dalam praktis bisnis. Teori sebagai landasan
dalam operasional sedangkan akuntansi sebagai penerapan konsep teori sesuai dengan
kondisi dimana akuntansi tersebut dipraktikkan.
Karena pada mulanya dinyatakan bahwa akuntansi adalah seni (art) mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas atas peristiwa atau kejadian yang dilakukan sedemikian
rupa dalam bentuk uang, atau paling tidak sifat keuangan dan menginterprestasikan
hasilnya dalam laporan keuangan. Akuntansi sebagai bidang pengetahuan keterampilan,
keahlian dan kerajinan yang menuntut praktik untuk menguasainya. Akuntansi menuntut
pertimbangan (judgement) dalam penerapannya. Pertimbangan harus dituntun oleh
pengalaman dan pengetahuan (profesionalisme).
Dalam pendekatan lain, untuk dapat mengidentifikasikan akuntansi sebagai
pendekatan komunikasi, seperti yang diungkapkan oleh :
 American Accounting Association (AAA, 1960), menyatakan bahwa, Akuntansi adalah
proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi untuk
membantu pemakai dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang benar.
 Sementara itu, menurut APB opinion No. 4 tahun 1970, menyatakan bahwa, Akuntansi
adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang diharapkan bermanfaat
bagi pengambil keputusan ekonomi.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, bahwa akuntansi tersebut tidak hanya berkaitan
dengan pencatatan dan penyajian laporan keuangan saja, tetapi bagaimana informasi yang
disajikan tersebut, dapat digunakan bagi pemakai dan mempunyai nilai kepercayaan yang
tinggi. Hal ini, hanya dapat tercipta bila dalam informasi tersebut melibatkan akuntan,
terutama dalam proses pengauditan atas laporan keuangan yang dihasilkan untuk
kepentingan para pemakai laporan keuangan.
2
Menurut suwardjono :

Harahap (1993:2), menyatakan bahwa teori akuntansi adalah susunan konsep,


definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang
menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi
dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan
muncul. Teori Akuntansi adalah bidang akuntansi yang membahas proses pemikiran atau
penalaran. Struktur akuntansi dan seperangkat konsep-konsep sebagai hasil proses
pemikiran dan pemilihan konsep (kerangka acuan konseptual).
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila sampai sekarang banyak terdapat
interpretasi yang berbeda terhadap teori dan praktik akuntansi. Belkaoui (1986) dan
penulis lain, menggambarkan beberapa sifat akuntansi :
1. Akuntansi sebagai ideologi
Akuntansi dianggap sebagau suatu ideologi bahwa akuntansi ini alat untuk
mengestimasi keadaan dan struktur sosial, ekonomi, dan politik kapitalis. Akuntansi
merupakan ideologi dari masyarakat kapitalis yang menjembatani pemakaian teknik-
teknik tertentu untuk mengeksploitasi kekayaan demi kepentingan kelompok elit
tertentu, atas beban kerugian pada masyarakat luas dan karyawan. Akuntansi ini
didesain dan dikembangkan dalam masyarakat barat yang dilandasi oleh ideologi
kapitalisme. Dalam akuntansi konvensional jelas bahwa laporan keuangan disusun
dengan maksud untuk memberikan informasi kepada pemilik modal tentang investasi
dan tindakan ekonomi yang dilakukan oleh lembaga ekonomi. Sasarannya adalah agar
kekayaan, resources yang dimilikinya bisa terus bertambah, berkembang dengan
return yang tinggi. Sasaran ini sejalan dengan ideologi kapitalisme yang ingin

3
memupuk kekayaan dalam dirinya dan menjadikan pihak lain sebagai peripheral dan
tunduk pada kepentingannya.
2. Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi adalah bahasa perusahaan yang dapat berbicara (berkomunikasi) sendiri
tentang suatu perusahaan / organisasi yang dilaporkannya. Akuntansi sering dianggap
sebagai media atau sarana bahasa untuk menyampaikan informasi karena manajemen
harus mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dan diolahnya kepada pihak lain,
seperti pemegang saham, investor, pelanggan maupun pemerintah. Sehingga
akuntansi tersebut memiliki simbol dan tata aturan tertentu secara sistematis.
3. Akuntansi sebagai catatan historis
Akuntansi telah dianggap sebagai wahana untuk memberikan gambaran sejarah
organisasi dan transaksi yang dilakukan dengan lingkungannya pada masa lalu. Teori
ini menganggap akuntansi sebagai kegiatan pencatatan transaksi suatu perusahaan.
Hal ini didasarkan pada anggapan konservatisme, objektivitas, konsistensi dan
observasi tindakan akuntan masa lalu. Catatan ini merupakan gambaran terhadap
kegiatan manajemen dalam mengelola kekayaannya secara teratur sesuai dengan
ketentuan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Transaksi yang lalu itu dicatat,
dibukukan, dan dilaporkan melalui laporan keuangan. Data dan laporan historis inilah
yang dijadikan dasar untuk dianalisis dan dengan menggunakan transaksi tertentu
dapat dijadikan alat prediksi keuangan untuk memahami kemungkinan-kemungkinan
yang akan timbul di masa yang akan datang.
4. Akuntansi sebagai Realitas ekonomi saat ini
Akuntansi dianggap dapat memberikan gambaran realitas ekonomi perusahaan pada
saat ini. Sehingga laporan akuntansi dianggap menggambarkan situasi ekonomi pada
saat sekarang sehingga mestinya sistem akuntansi harus menggunakan harga saat ini
atau current value.
5. Akuntansi sebagai sistem informasi
Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses yang menghubungkan
sumber data melalui channel komunikasi dengan para penerima informasi. Teori ini
memandang akuntansi sebagai sesuatu yang berorientasi tindakan seperti
mengkomunikasikan pengaruh inflasi terhadap kebutuhan para pemakai dan pengaruh
inflasi terhadap perilaku manajer dan investor dalam mengambil keputusan ekonomi.

4
Akuntansi memiliki siklus yang disebut dengan Accounting cycle, yang memproses
bukti informasi menjadi bentuk-bentuk informasi yang kita kenal dengan laporan
keuangan yang dapat dipergunakan masyarakat untuk proses pengambilan keputusan.
6. Akuntansi sebagai komoditas
Output akuntansi dalam bentuk informasi adalah merupakan produk dari suatu
“pabrik” yang dalam konteks ini pabrik tersebut adalah “sistem akuntansi”. Output ini
dibutuhkan masyarakat karena memberikan manfaat yang besar terutama bagi para
pemakainya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Atas
dasar teori ini akuntansi dipandang mempengaruhi kesejahteraan atau kemakmuran
kelompok tertentu dalam masyarakat. Sehingga produk yang dihasilkan dari akuntansi
dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk semua pemakai, secara akurat, wajar
dan transparan.
7. Akuntansi sebagai sistem pertanggungjawaban
Akuntansi dapat dijadikan sebagai media untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan suatu perusahaan atau lembaga kepada principal. Dengan adanya
akuntansi, sumber-sumber kekayaan yang dikelola dapat ditelusuri, dapat diketahui
arus masuk dan keluarnya, serta hasil yang diperoleh dari transaksi yang terjadi
beserta posisi masing-masing kekayaan pada suatu tanggal tertentu dan hasil usahanya
suatu periode. Gambaran ini semua tercakup dalam laporan keuangan yang berfungsi
baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
8. Akuntansi sebagai teknologi
Akuntansi adalah teknologi perangkat lunak. Akuntansi tidak ditujukan untuk
menerangkan dan meramalkan perilaku variabel-variabel sosial/ekonomis tertentu
melainkan untuk mengendalikan variabel-variabel itu guna memperbaiki status
ekonomis karenanya status sosial dari pelakunya. Wujud yang lebih konkret dari
akuntansi sebagai perangkat lunak adalah bahwa akuntansi merupakan disiplin
rekayasa informasi dan pengendalian keuangan.

C. SIFAT DASAR AKUNTANSI


Teori akuntansi itu lahir dari praktik akuntansi, yaitu tujuan dibuatnya laporan
keuangan. Disini dirumuskan apa sebenarnya tujuan laporan keuangan yang diinginkan
oleh para pemakainya. Berdasarkan tujuan itu, ditarik (reduced) apa yang disebut dengan

5
postulat dan konsep. Dari postulat dan konsepini maka dirumuskan prinsip atau ciri dasar
akuntansi yang menjadi dasar penyajian informasi akuntansi.
Dalam APB (Accounting Principal Board) Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat
dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan) sebagai berikut :
1. Accounting Entity
Akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai
suatu entity yang terpisah dari badan yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau
menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan
pemiliknya.
2. Going Concern
Banyak yang salah mengartikan going concern dalam akuntansi. Akuntansi tidak
hanya bisa melaporkan entitas / perusahaan yang terus menerus beroperasi saja,
perusahaan yang akan bangkrut bisa melaporkan laporannya. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang akan bangkrut belum tentu kedepannya juga akan bangkrut.
3. Measurement
Akuntansi sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi dan kewajiban beserta
perubahannya yang terjadi akibat operasi perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur
nilai suatu aset, kewajiban, modal, hasil dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu
akan memiliki kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu.
Metode pengukuran yang dipakai ada beberapa macam. Dalam prinsip diatur alat
ukurnya adalah moneter.
4. Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu
atau periode tertentu.
5. Monetary Unit
Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau
uang.
6. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa
melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Akan tetapi terletak pada
faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak atau kewajiban perusahaan
atau belum.
7. Exchange Price
6
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga
pertukaran yang diperoleh dari harga pasar (harga pertemuan antara penjual dan
pembeli).
8. Approximation
Dalam akuntansi tidak akan terhindarkan dengan yang namanya penafsiran-penafsira,
baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dan sebagainya.
9. Judgment
Dalam penyusunan laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan- pertimbangan
akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalamannya. Misalnya
Judgment tentang memilih standar akuntan FIFO, LIFO, metode garis lurus dan
sebagainya.
10. General Purpose
Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan ditujukan kepada
pemakai secara umum, bukan pemakai yang khusus.
11. Interrelated Statement
Neraca, daftar laba rugi dan laporan arus kas mempunyai hubungan dan saling
berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu bentuk kontrol agar tidak mudah
dalam melakukan rekayasa begitu saja tanpa memperhatikan hubungan dari satu pos
ke pos yang lainnya.
12. Substance Over Form
Akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan
ekonomis suatu kejadian dari pada bukti legalnya. Misalnya dalam akta notaris telah
disetor penuh , tetapi kenyataannya belum maka transaksi tersebut belum bisa dicatat.
13. Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap
pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Arti penting disini
adalah jika informasi tersebut mempengaruhi para pengambil keputusan.

Disamping sifat-sifat tersebut, ada beberapa penulis lain mengungkapkan sifat-sifat


lain yang terkandung dalam akuntansi keuangan seperti :
1. Laporan historis
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi
2. Clasification
7
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar
akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya.
3. Summarization
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dikelompokkan dan diikhtisarkan
menurut metode tertentu sesuai pola yang sudah ada dalam akuntansi.
4. Measurement Basis
Dalam akuntansi ada bermacam-macam pengukuran seperti harga pokok, harga pasar,
harga yang terndah antara harga pokok dengan harga pasar, harga realisasi.
5. Veryfiability
Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-bukti
dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6. Conservatism
Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti. Dalam keadaan
seperti itu laporan keuanganmenginformasikan dengan cara memilih angka yang
kurang menguntungkan bagi entitas.
7. Tehnical Terminology
Istilah yang ada dalam akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi harus dipahami
para pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang
lain.

D. AKUNTANSI: KAPITALISME, KAMERA


Banyak pihak yang salah dalam mempersepsikan fungsi akuntansi. Ibarat kamera
akuntansi ini bersifat netral yang menangkap semua transaksi yang ada di dalam
perusahaan serta memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan seperti
neraca, Laba Rugi, arus kas dan perubahan modal. Informasi yang dikeluarkan oleh
akuntansi semestinya tidak bisa dirubah, apabila terjadi perubahan maka itu dianggap
sebagai penyimpangan yang populer dengan nama earning management. Jadi akuntansi itu
pasif bukan aktif. Dia hanya mampu memberikan informasi sesuai objek yang memang
merupakan bidangnya, karena sesungguhnya manusia dan manajemenlah yang bisa
memprediksi dan mengambil keputusan.
Dari sisi lain Akuntansi memang bisa mempengaruhi seseorang setelah seseorang
tersebut menerima informasi akuntansi. Sehingga bisa dikatakan perilaku seseorang
terpengaruhi oleh informasi tersebut. Pada hakikatnya akuntansi itu adalah mengukur dan
8
melaporkan informasi tentang harta atau kekayaan. Dalam ideologi kapitalisme harta
merupakan bukti kemakmuran, keberhasilan hidup sehingga pemupukan harta merupakan
sasaran dan tujuan hidup. Ideologi kapitalisme pemrakarsa penciptaan dan pendistribusian
harta diberikan kepada pemilik modal bukan kepada negara atau kepada kaum pekerja.
Sehingga kapitalis berhasil bukan saja menjadi produser harta, tetapi dia berusaha terus
menerus untuk menjadi penguasa dalam memupuk harta sehingga semua kemampuannya
diusahakan untuk menjaga peranannya ini.

E. SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi atau disebut proses akuntansi konvensional digambarkan oleh
Smith dan Skousen pada gambar 1.2 sebagai berikut :
Gambar 1.1 elemen Pengolahan Data

Transaksi disetujui
(Tertulis/Lisan)

Transaksi dilaksanakan

Transaksi dicatat
(Manual/mekanis EDP)

Catatan Transaksi
secara kronologis

Catatan diklasifikasikan

Informasi dilaporkan

9
Gambar 1.2 elemen Pengolahan Data
Laporan Keuangan Reversing Entries

Neraca Lajur
Buku
Transaksi
Jurnal Penutup

Jurnal Penyesuaian
dicatat
Neraca percobaan
/ saldo

dirangkum
dibukukan
Jurnal Buku besar
/ Ledger

1. Transaksi
Merupakan setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan. Setip transaksi harus
mempunyai bukti (evidence). Bukti dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Corroborative evidence
Merupakan seluruh dokumen yang sah termasuk dokumen seperti cek, faktur,
kontrak, hasil rapat, konfirmasi, pernyataan, hasil tanya jawab, laporan
pengamatan dan hasil inspeksi.
b. Underlying Accounting Data
Merupakan seluruh catatan dalam bentuk buku-buku, jurnal, neraca lajur, laporan
keuangan dan lain-lain yang dijadikan sebagai tempat mencatat transaksi sampai
penyajian laporan keuangan.
Dari segi lain bukti dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Temporary file : kwitansi, kas bon, faktur
b. Permananent file : akta notaris, daftar tugas, struktur organisasi, hasil rapat dan
pedoman akuntansi.
Dari segi kekuatannya (kompetensi) bukti dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Bukti yang diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan (bukti yang paling
kuat)

10
b. Bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan (perusahaan dengan SPI yang kuat
lebih kompeten)
c. Bukti yang diperoleh langsung oleh akuntan melalui pemeriksaan fisik,
pengamatan, dan perhitungan sendiri lebih kuat dari pada bukti yang diperoleh
secara tidak langsung.
2. Buku Harian Jurnal
Merupakan gabungan dari sistem pembukuan belanda dan amerika. Dalam
menggunakan jurnal perusahaan dapat menempuh dua cara berikut :
a. Perusahaan hanya memiliki 1 jenis jurnal yaitu general ledger/ general jurnal
(untuk mencatat semua jenis transaksi).
b. Perusahaan menggunakan 2 jenis jurnal :
 Jurnal khusus : berfungsi untuk mencatat jurnal yang transaksinya sejenis dan
yang paling banyak ditemukan di perusahaan tersebut.
 Jurnal umum (serba-serbi)
3. Buku Besar (Ledger)
Buku besar sering disebut juga dengan perkiraan, akun, item, pos, dan lain-lain. Buku
ini adalah tempat menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui
jurnal. Jadi semua yang ada di jurnal dipindahkan/diposting ke buku besar.
Klasifikasi perkiraan sebagai berikut :
a. Klasifikasi menurut laporan keuangan
1. Aset
2. Hutang
3. Modal
4. Biaya
5. Pendapatan
b. Klasifikasi menurut perlakuan jurnal
1. Perkiraan aset dan biaya dapat dikelompokkan dalam satu golongan (apabila
perkiraan ini bertambah sebelah debet dan berlaku sebaliknya.
2. Perkiraan hutang, modal dan penghasilan dikelompokkan dalam satu golongan
(apabila perkiraan ini bertambah sebelah kredit dan berlaku sebaliknya.
c. Dilihat dari segi pemecahannya perkiraan dibagi 2 :
1. Perkiraan kontrol
2. Perkiraan pembantu
11
Contoh : perkiraan piutang yang dapat dibagi menjadi piutang A, piutang B dll.
d. Lain-lain
Sering juga kita mengenal perkiraan netral (perkiraan yang tidak sampai disajikan
laporan keuangan hanya dipakai pada saat proses akuntansi).
 Nominal account
 Real account
 Mixed account : perkiraan yang terdapat di laporan laba rugi dan neraca
misalnya perkiraan persediaan.
4. Neraca Lajur (Worksheet)
Neraca lajur 10 lajur / kolom :
a. Neraca percobaan
b. Neraca saldo
c. Jurnal penyesuaian
d. Laba Rugi
e. Neraca
5. Laporan Keuangan
Unsur laporan keuangan :
a. Neraca (laporan keadaan masa kini)
b. Laba rugi (laporan keadaan masa lalu)
c. Laporan arus kas (menggambarkan keadaan yang akan datang)
d. Perubahan modal

F. NN

12
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI

A. AKUNTANSI DAN DOUBLE ENTRY


Untuk mempelajari sejarah akuntansi kita harus dapat membedakan anatara 3 hal
berikut ini :
1. Praktik Akuntansi
2. Sejarah metode pencatatan double entry
3. Sejarah perkembangan ilmu akuntansi

1. PRAKTIK AKUNTANSI
Pada hakikatnya, para ahli akan sepakat apabila dikatakan bahwa fungsi akuntansi atau
praktik pencatatan diartikan sebagai pencatatan kejadian yang berhubungan dengan
bisnis sudah dimulai lama, sejak, adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan sejak
adanya kehidupan sosial ekonomi manusia.
2. SEJARAH METODE PENCATATAN DOUBLE ENTRY
Akuntansi konvensional di beberapa literatur menyebutkan bahwa akuntansi itu lahir
dari seorang pendeta italia yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya Summa de Aritmatica,
Geometrica Proportioni et Proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 di Venice.
Sistem double entry accounting telah disepakati mula-mula ditemukan oleh Lucas
Pacioli. Awal mulanya akuntansi merupakan catatan-catatan yang disimpan sebagai
bagian dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-tuan tanah biasanya
mengumpulkan pajak dari penduduk dan dana ini dipergunakan untuk kegiatan-
kegiatan negerinya dan untuk kepentingan pribadi. Laporan tentang pengutipan pajak
itu disusun oleh staf-staf tuan tanah tadi sebagai pedoman baginya atau sebagai bahan
yang dapat diperiksa oleh penduduk. Risalahnya mencerminkan praktik-praktik yang
berlaku di venesia, yang kemudian dikenal sebagai metode venesia atau metode italia.
Pendapat ini sudah banyak dibantah oleh berbagai hasil penelitian lain yang
menyatakan bahwa akuntansi maupun double entry accounting, jauh sebelum itu sudah
berkembang di tempat lain. Dan akhirnya Lucas Pacioli mengaku sendiri kalau
melakukan penjiplakan dari bahan manuscript asli dari Venice.

13
Dalam upaya untuk menunjukkan bahwa model berpasangan telah berkembang
dengan cara yang sangat mirip dengan ilmu pengetahuan yang lazim, Cushing
menggambarkan secara garis besar rangkaian tahap-tahap perkembangan sebagai
berikut :
1. Sekitar abad ke enambelas sedikit perubahan dibuat dalam teknik pemubukuan.
Perubahan yang nyata adalah pengenalan jurnal khusus untuk mencatat tipe-tipe
transaksi yang berbeda.
2. Evolusi praktik laporan keuangan periodic terjadi pada abad enambelas dan
tujuhbelas. Pada masa tersebut juga terjadi evolusi personafikasi akun dan transaksi
sebagai upaya untuk membuat aturan debit dan kredit menjadi masuk akal.
3. Penerapan system berpasangan diperluas dalam tipe organisasi lain.
4. Penggunaan akun sediaan yang terpisah untuk tipe barang yang berbeda terjadi
dalam abad ke tujuh belas.
5. Dimulia dengan East India company dalam abad ke tujuhbelas dan pertumbuhan
korporasi yang berkelanjutan setelah revolusi industri, akuntansi memperoleh
status yang lebih baik, dicirikan oleh kebutuhan akan akuntansi kos, dan suatu
kepercayaan pada konsep kesinambungan (continuity), periodisasi (periodicity),
dan akrual.
6. Metode perlakuan asset tetap yang dikembangkan sebelum abad ke delapan belas.
 Asset dibawa keperiode pada kos pemerolehan, selain antara
pendapatanpembayaran (revenue) dan penerimaan.
 Akun asset, yang berisi catatan pengeluaran awal dan pengeluaran lain dan
penerimaan (termasuk penerimaan dari penjualan bagian asset) ditutup pada
tanggal neraca dan selisih antara total debit dan total kredit di bawa ke periode
berikutnya sebagai saldo akun.
 Asset dinilai kembali, naik atau turun, pada tanggal neraca, nilai hasil
penilaian kembali dibawa ke periode berikutnya dan perbedaan
saldonya(termasuk untung atau rugi penilaian kembali dibawa ke akun profit
dan loss)
7. Sampai dengan awal ke sembilanbelas, depresiasi kekayaan, diperlakukan sebagai
barang dagangan yang tidak terjual. Dalam paruh ke dua dari abad ke sembilan
belas, depresiasi dalam industri kereta api di pandang tidak perlu jika kekayaan
tersebut tidak mengalami kondisi yang memburuk. Meskipun tidak banyak
14
digunakan, Saliero pada tahun 1915, membuktikan adanya metode depresiasi
berikut garis lurus, metode menurun, sinking fund dan metode anuitas, dan metode
kos unit. Hanya setelah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi sesuatu yang
umum.
8. Akuntansi Kos hadir dalam abad ke sembilanbelas sebagai akibat revolusi industri.
Akuntansi kos dimulai pada perusahaan-perusahaan tekstil abad lima belas.
9. Perkembangan teknik akuntansi untuk pembayaran di muka dan akrual untuk
memungkinkan dilakukan komputasi profit periodic terjadi pada paruh ke dua abad
kesimbilan belas.
10. Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh kedua abd kesembilan belas dan
abad ke dua puluh.
Pada abad ke duapuluh terjadi perkembangan metode-metode akuntnasi yang
menyangkut isu-isu kompleks, dari masalah komputasi earning perlembar saham,
akuntansi untuk komputasi bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka
panjang dan pensiun, sampai maslah akuntansi yang krusial untuk produk baru dari
rekayasa keuangan.
3. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
Sejarah perkembangan ilmu akuntansi akan dijelaskan di bawah ini.

Sejarah Awal Akuntansi


Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya
sistem pembukuan berpasangan. Ada berbagai scenario yang dihasilkan oleh usaha-usah
tersebut. Sebagian besar scenario tersebut mengakui bahwa system pencatatan telah ada
dalam berbagai peradaban sejak kurang lebih tahun 3000 BC. Diantaranya adalah peradaban
Kaldea-Babilonia, Astria, dan Samaria, yang merupakan pembentuk system pemerintah
pertama di dunia, pembentuk system bahasa tulisan tertua membentuk “poros tempat
berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen”, peradaban China, dengan akuntansi
pemerintahan yang memainkan peran kunci dan canggih selama Dinasti Chao (1122-256
BC) peradaban Yunani, dimana Zenon, manajer serta Appolonius, memperkenalkan sistem
akuntansi pertanggung jawaban yang luas pada tahun 256 BC, dan peradaban Roma, dengan
hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan,
dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat kekayaan yang dinyatakan warga negara.
Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada jaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai
15
factor diantaranya penemuan system penulisan, pengenalan angka arab dan system decimal,
penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang murah, meningkatnya
literasi dan adanya medium pertukaran yang baku. A Litleton menyebutkan tujuh prakondisi
dan timbulnya pembukuan yang sistimatis :
1. Seni menulis. Karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan.
2. Arimetika. Karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian
komputasi sederhana.
3. Kekayaan Pribadi. Karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta
tentang kekayaan, dan hak atas kekayaan.
4. Uang. Yaitu (perantara dalam perekonomian), karena pembukuan tidak diperlukan
kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator umum ini.
5. Kredit. Yaitu (transaksi yang belum selesai), karena dorongan untuk membuat
catatan tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat
kejadian.
6. Perniagaan. Karena pertukaran yang hanya bersifat local tidak cukup memberi
tekanan (volume usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang
berbeda-beda ke dalam suatu system.
7. Modal. Karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak
mungkin.

Masing–masing peradaban kuno yang disebutkan di atas mencakup prasyarat tersebut,


sehingga mendorong kehadiran berbagai bentuk pembukuan. Yang masih terhilang adalah
scenario tentang sejarah akuntansi dari informasi yang terisolasi dalam risalat pembukuan
yang mula-mula. Salah satu skenario yang masuk akal adalah sebagai berikut: Apabila
kita akan menelusuri asal mula sejarah sains (akuntansi) yang penting ini, secara alamiah
kita akan menganggap bahwa penemuan pertama akuntansi adalah oleh para pedagang,
dan tidak ada orang yang memiliki klaim yang lebih utama daripada bangsa Arabia,
Bangsa Mesir, yang selama beberapa abad menguasai perdagangan dunia, menurunkan
gagasan pertama tentang perdagangan dari hubungan mereka dengan orang-orang yang
jujur ini, dan konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertama dari perakuntanan,
yang dalam cara perdagangan yang alamiah, dikomunikasikan kepada semua kota
Mediterania. Ketika kekaisaran barat diserang oleh bangsa Barbar, dan semua Negara
16
yang telah disusunnya, mengambil kesempatan untuk menyatakan kemerdekaan,
perniagaan segera hilang setelah kemerdekaan, dan segera Italia yang pernah menjadi
pusat dunia, menjadi pusat perdagangan, yang merupakan puing-puing kekaisaran timur
oleh Turki, yang tidak pernah dimasuki oleh orang-orang yang berbakat atau aturaan-
aturan seni perdagangan, bukan merupakan penyumbang kecil. Bisnis pertukaran, yang
oleh Lombard dikaitkan dengan kota-kota perdagangan Eropa, memperkenalkan metode
pencataan akun, dengan cara berpasangan, yang saat sekarang memperoleh nama
pembukuan Italia.
Pembukuan Italia ini menjadi berhasil baik seiring dengan perkembangan
perdagangan Republik Italia dan penggunaan metode berpasangan dalam abad keempat
belas. Buku pertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh
Massari dari Genoa, Pembukuan berpasangan ini mendahului Paciolo kurang lebih dua
ratus tahun Raumond de Rover menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Italia
sebagai berikut:
Pencapaian besar pedagan-pedagang Italia, kira-kuira antara 1250 dan 1400, adalah
menggabungkan elemen-elemen yang beragam menjadi suatu system klasifikasi yang
terintegrasi di mana lacinya di sebut akun dan semua transaksi dimasukkan dengan
prinsip berpasangan. Namun, tidak dapat diasumsikan bahwa keseimbangan pembukuan
merupakan tujuan utama akuntansi abad pertengahan. Sebalinya, paling tidak di Italia,
pedagang-pedagang telah mulai menggunakan akuntansi sebagai alat pengendalain
manajemen sejak 1400. Mereka belumlah semaju kita sekarang ini, bahkan masih jauh
dari mewujudkan potensi-potensi pembukuan berpasangan. Namun, mereka telah
memulai dengan mengembangakn dasar-dasar akuntansi biaya (cost), dengan
memperkenalkan pembalikan dan penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti akrual
(accruals) dan tangguhan (deferred), dan dengan memberi perhatian pada audit neraca.
Hanya dalam analisis laporan keuangan saja pedagang-pedagang pada masa itu membuat
kemajuan kecil. Adalah, wajar untuk menyebut bentuk dasar akuntansi berpasangan yang
belum sempurna telah ada dalam peradaban Inca Kuno dalam tahun 1577.

B. PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI


Perkembangan ilmu Akuntansi diawali dengan revolusi industri tahun 1776 yang
terjadi di benua Eropa. Terutama di Inggris, akibat revolusi ini menjalar ke benua
Amerika, sehingga mampu mengubah persepsi terhadap pentingnya peranan laporan
17
keuangan. Yaitu melalui ilmu akuntansi, dimana manajemen dapat melakukan rekayasa
untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan kepentingan perusahaannya. Hal ini
sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan dan
teknologi akhirnya berpengaruh juga terhadap perkembangan ilmu akuntansi.
Perkembangan ini (dimulai sejak sekitar tahun 1930-an, saat Amerika mengalami
krisis berat). Setelah melalui berbagai upaya untuk mengatasi krisis tersebut, terutama
dalam memberikan pedoman praktik akuntansi bagi entitas bisnis. Akhirnya USA
membentuk SEC (Security Exchange Commission) yang banyak membantu mendorong
terciptanya suatu prinsip akuntansi.
Setelah dunia bisnis berkembang demikian pesatnya, karena semakin besarnya
perusahaan dan ekspansi, serta pengelolaan yang memerlukan manajemen ilmiah yang
melibatkan banyak karyawan dan pihak terkait. Akhirnya pihak berkepentingan (seperti,
pegawai, banker, pemerintah, organisasi asosiasi) merasa perlu untuk membuat suatu
model pelaporan keuangan yang dapat dipercaya dan akurat, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Pada mulanya, pencatatan dalam akuntansi hanya untuk
kepentingan tertentu saja, akhirnya berkembangan sedemikian rupa sebagaimana diuraikan
pada tabel di bawah ini.

TABEL 1.1
PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI DAN PRAKTIKNYA DI USA
Tahun Perkembangan Ilmu Akuntansi
1775 Mulai dikembangkan sistem pembukuan, yaitu tata buku tunggal (single
entry) dan tata buku berpasangan (double entry bookepping).
1800-an 1800-an Laporan posisi keuangan (neraca) mulai dibuat dan dirasakan
sebagai suatu hal yang penting sebagai informasi bagi para pemakai
terkait.
1825 Pemeriksaan keuangan (audit keuangan) mulai dikenal dan dipraktikkan
1850 Laporan Laba Rugi dianggap yang paling penting, dan menggantikan
posisi Neraca. Demikian pula ilmu pengauditan berkembang pesat
hingga sekarang.
1900 Di USA mulai dikenalkan Sertifikasi Profesi, dengan sistem ujian
nasional. Akuntansi harus memuat informasi berkaitan dengan pajak,
akuntansi biaya (cost accounting) dan elemennya.
1925 Terjadi perkembangan ilmu akuntansi semakin pesat, antara lain:
 Akuntansi pemerintahan dan pengawasan dana pemerintah.
 Teknik-teknik analisis biaya.
 Penyeragaman laporan keuangan.
 Perumusan Norma-norma Pemeriksaan Akuntan (NPA).
 Sistem akuntansi mulai beralih dari konvensional ke sistem EDP,
yaitu dengan dikenalkannya sistem punch card record.
 Adanya Akuntansi khusus untuk Perpajakan.
1950-1975 Periode ini, merupakan periode yang paling pesat perkembangannya,
18
yaitu:
 Penggunaan komputer untuk pengolahan data.
 Perumusaan PABU di Indonesia/GAAP di USA.
 Penggunaan analisis Cost Revenue.
 Jasa-jasa Perpajakan, Konsultan Pajak dan Perencanaan Pajak.
 Akuntansi Manajemen, sebagai bagian dari bidang khusus akuntan
manajemen.
 Munculnya jasa-jasa manajemen; sistem perencanaan dan
pengawasan, serta perencanaan manajemen, berkembang pesat.

1975-1990 Akuntansi sebagai ilmu, dan akuntan sebagai pelaksana semakin


berkembang, hal ini ditandai
dengan perkembangan berikut.
 Timbulnya ilmu manajemen, yang lebih komplit, mencakup proses
dan upaya-upaya untuk mengatasi kekurangannya.
 Semakin canggihnya sistem informasi, meliputi hal:
- Model-model organisasi.
- Perencanaan organisasi.
- Teori pengambilan keputusan.
- Analisis cost benefit.
- Manajemen perubahan.
 Metoda pengwasan menggunakan teknologi komputer dan
cybernatics.
 Total System Review mulai dikenal dan dipakai.
 Berkembanganya akuntansi sosial, sumber daya manusia,
keprilakuan, dan akuntansi lingkungan yang non profit.
 Muncul kajian, berkaitan dengan prilaku manusia, perencanaan
menyeluruh, hubungan antarlembaga dan person menjadi penting
dan tim kerja.
1990-sekarang  Elemen laporan keuangan semakin banyak dan variasi (isu
lingkungan, mutu dan penjaminan).
 Teknologi informasi semakin penting dan mengikat (internet, sistem
informasi dan on line system).
 Berkembangnya sistem akuntansi konvensional dan sistem syariah.
 Sistem sertifikasi menjadi hal yang mutlak bagi akuntan.
 Setiap akuntan yang terregister harus meng-update kemampuannya
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan profesi.

C. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA


Sedangkan di Indonesia, perkembangan ilmu akuntansi dan praktiknya dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu, masa kolonial dan masa kemerdekaan. Kedua
masa tersebut diikhtisarkan sebagai berikut.
TABEL 1.2
PERKEMBANGAN ILMU DAN PRAKTIK AKUNTANSI DI INDONESIA
Tahun Masa Perkembangan Ilmu Akuntansi

1602-1799 Kolonial-VOC Pembukuan sudah dipakai, dibuktikan dengan Instruksi


Gubernur Jenderal VOC tahun 1642 yang mengharuskan
pengurusan pembukuan untuk semua unit pemerintah
Belanda.
19
1800-1942 Penjajahan  VOC dibubarkan tahun 1799.
Belanda  Banyak perusahaan Belanda berdiri, dengan system
pencatatan debit/kredit. Misalnya Perusahaan Amphion
Socyteit di Batavia.
 Segmen usaha besar dikuasai oleh Belanda menggunakan
sistem pembukuan debit/kredit Belanda.
 Segmen usaha menengah dan kecil, dikuasai oleh etnis
keturunan Cina, India, dan Arab. Dengan sistem
pembukuan:
- Cina; Sistem Hokkian (Amoy), Kanton, Hokka, Tio Tjoe
atau Sistem Swatow, dan Sistem Gaya Baru (new system).
- India; Sistem pembukuan Bombay.
- Arab; Sistem pembukuan Hadramaut.
 Pada masa ini, lahir akuntan pertama asli orang
Indonesia, yaitu Dr. Butari, Ak. yang meraih gelar di
Negeri Belanda.
1942-1945 Penjajahan  Diadakan kursus pembukuan pola Belanda oleh Jepang,
Jepang dengan pengajarnya al. J.E.de I„duse, Ak., Dr. Butari, Ak.,
J.D. Masie, dan R.S. Koesoemo Poetro.
 Jepang mengajarkan dengan huruf Kanji, namun tidak
mengalami perubahan yang berarti.
1945- Masa  Sistem tata buku berlaku adalah tata buku (sistem Belanda),
yang diajarkan di SMEP, SMEA dan SMA, hingga tahun
sekarang Kemerdekaan
1950-1980-an.
 Tahun 1980-an Pemerintah RI, atas bantuan dari Bank
Dunia, mengakhiri dualisme sistem ini. Yaitu, upaya
harmonisasi sistem akuntansi dari Amerika, dengan
didirikannya PPA (Pusat Pengembangan Akuntansi) di
beberapa universitas negeri, seperti UI, UGM, UNPAD dan
USU.
 Didirikannya IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), tanggal 23
Desember 1957. Berhasil menerbitkan PAI (Prinsip
Akuntansi Indonesia) tahun 1973, yang disahkan pada
Kongres III tanggal 2 Desember 1973.
 Tahun 1984, PAI disempurnakan dengan membatasi pada
akuntansi keuangan.
 Komite PAI menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI dan
Interpretasinya, tahun 1986.
 Komite PAI mengganti PAI 1984 menjadi SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) tahun 1994, yang mengadopsi
pernyataan IASC (International Accounting Standard
Committee) , terdiri dari 35 PSAK, (pertama kali Indonesia
mempunyai PSAK yang bersifat wajib dilaksanakan hingga
sekarang).
 Perolehan gelar Akuntan, semula secara otomatis pada
tujuh universitas terkemuka tersebut , seperti; UI, UGM,
UNPAD, USU, UNAIR, STAN, dan UNHAS telah
dihapuskan dan harus menempuh jalur UNA (Ujian
Nasional Akuntan), tingkat dasar, terampil, dan mahir,
sebagai pengganti kursus ujian tata buku (bond A dan bond
B pola Belanda). Tertuang dalam UU No. 34/1954 tentang
Pemakaian Gelar Akuntan.
 September 1997, dilakukan pertamakali USAP bagi mereka

20
yang bergelar akuntan, dan akan membuka KAP (kantor
akuntan publik). Dan diterbitkannya Kode Etik IAI.
 Selajutnya, ketentuan UNA dihapuskan dan perolehan gelar
akuntan, harus melalui PPAk (Pendidikan Profesi Akuntan)
pada PTN/PTS yang memenuhi persyaratan untuk
menyelenggarakan kegiatan tersebut. PPAk ini ditempuh
untuk masa minimal satu tahun (dua semester), dan hanya
untuk lulusan S1 Prodi/Jurusan Akuntansi.
 CPA, gelar akuntan yang besifat regional/internasional
(2009-sekarang).
 CA (Chartered Accountant), Akuntan berregister, gelar
akuntan yang bersifat regional, terutama untuk kawasan
Asia Tenggara (2013-sekarang).

D. NN

21
BAB III
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

A. SIFAT DAN ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Teori akuntansi bersifat umum, komprehensif, terbuka, dan dinamis terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, teori akuntansi dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan nilai (judgment value) dalam praktik akuntansi.
Sehingga sebagai dasar pertimbangan nilai dalam praktik maka teori akuntansi dapat
digunakan sebagai acuan atau pedoman bila dalam praktik belum dirumuskan masalahnya
dalam pernyataan standar akuntansi. Adanya fenomena baru dalam perkembangan
akuntansi, seperti masalah kekayaan intelektual dan perdagangan dunia maya (internet).
Meskipun, pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) adalah bersifat wajib untuk
dilaksanakan dalam praktiknya, namun tidak jarang belum adanya pernyataan secara
khusus berkaitan dengan praktik akuntansinya. Sehingga upaya untuk mengatasi masalah
ini adalah dengan menggali kerangka konseptual, ataupun konsep teori yang relevan dan
dapat diterapkan secara langsung dalam penyajian dan penyusunan laporan keuangan.
Karena pada dasarnya teori akuntansi tersebut, berkembang secara dinamis, dan
mempunyai elemen tingkatan sesuai dengan tujuan pelaporan yang akan disajikan kepada
pemakai.
Elemen struktur teori akuntansi Merupakan elemen yang saling terkait yang menjadi
pedoman pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik (standar) akuntansi.
gambar hierarki elemen struktur akuntansi

1. Tujuan laporan keuangan

2a. Postulat Akuntansi 2b. Konsep Teoritis Akuntansi

3. Prinsip Dasar Akuntansi

4. Standar Akuntansi

22
Isi Elemen struktur teori akuntansi :
1. Rumusan tujuan laporan keuangan
Rumusan tujuan laporan keuangan yang diperoleh dari para pemakai laporan
keuangan sebagai struktur paling atas dan merupakan tujuan akhir yang akan dicapai
dalam praktik akuntansi. Adalah menyajikan informasi baik yang bersifat kuantitatif
maupun yang bersifat kualitatif, terhadap data/informasi yang wajib maupun data
pendukung yang bersifat sukarela. Baik untuk informasi umum dan khusus dalam
laporan keuangan (financial statement) untuk kepentingan pemakai. Bahwa laporan
keuangan merupakan hasil akhir (output) dari serangkaian kegiatan pencatatan,
pengklasifikasian, penyajian dan pengungkapan atas aktivtas bisnis manajemen. Oleh
karena itu, laporan keuangan ini harus mengacu pada standar akuntansi berterima
umum. Sebab elemen yang ada dalam laporan keuangan tersebut bersifat standard baku.
Hal ini berbeda dengan pelaporan keuangan (financial report), karena pelaporan
keuangan ini merupakan laporan keuangan plus laporan lainnya yang bersifat opsional
atau pelengkap informasi, seperti laporan segmen usaha, laporan kontijensi, dan laporan
lainnya.
2. Rumusan tentang postulat akuntansi yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan,
menggambarkan lingkungan akuntansi, politik, sosiologi, dan hukum tempat akuntansi
beroperasi. Arti lain postulat akuntansi merupakan pernyataan yang dapat
membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah diterima
karena kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan mewujudkan) tujuan laporan
keuangan, yang , menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum dari
suatu lingkungan dimana akuntansi itu beroperasi.
Alasan awal yang diakui kebenarannyaatau dijadikan aksiomatis berupa hipotesis atau
asumsi pokok dalam lingkungan praktik akuntansi. Postulat/dalil disebut juga
pernyataan atau aksioma yang terbukti dengan sendirinya. Dalil adalah keterangan yang
dijadikan bukti atau alasan untuk kebenaran
3. Konsep teoritis akuntansi
Yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan sifat-sifat akuntansi yang mengarah pada
sifat dan jenis informasi yang disusun untuk kelompok atau pemakai tertentu. Konsep
teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri
23
atau disebut juga aksioma yang juga sudah diterima umum karena kesesuaiannya
dengan (untuk menopang dan mewujudkan) tujuan laporan keuangan yang
menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang disajikan sesuai kebutuhan dan
penekanannya (pemakainya) yang berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh
adanya pengakuan pada pemilikan pribadi.
Hal ini berkaitan dengan anggapan-anggapan lingkungan dan sifat satuan akuntansi.
Dalil dan konsep ini teoritis ini diperolah dari tujuan yang telah dinyatakan dalam
laporan keuangan di atas. Merupakan pernyatan yang sudah diakui kebenarannya, dan
bersifat umum sebagai pedoman dasar dalam menjelaskan suatu kejadian atau
fenomena.
4. Prinsip (sifat) Dasar Akuntansi
menjelaskan tentang prinsip dasar akuntansi sebagai pedoman umum yang didasarkan
pada dalil dan konsep teoritis. Prinsip ini merupakan landasan yang harus dijalankan
dalam praktik akuntansi secara konsisten. Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau
sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh outputnya, termasuk laporan
keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi dan konsep
teoritis akuntansi yang merupakan sifat dan kualitas dasar dari akuntansi keuangan
yang menjadi dasar dalam pengembangan standar, teknik atau prosedur akuntansi yang
dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
5. Teknik Akuntansi
merupakan kumpulan pelaksanaan dan kegiatan yang merupakan aturan khusus dan
berasal dari prinsip akuntansi untuk mengakui transaksi dan kejadian khusus yang
dihadapi dalam kesatuan akuntansi (entitas bisnis). Teknik ini tergantung dari situasi
dan kebijakan akuntansi yang ditempuh oleh manajemen dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari
prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan
pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian-kejadian tertentu
yang dialami suatu lembaga (entity), organisasi atau perusahaan.
Jadi, keempat tingkatan tersebut merupakan rangkaian yang membentuk Teori
Akuntansi, dari hirarki dasar hingga hirarki tertinggi. Oleh karena itu, Teori Akuntansi
tersebut dalam perumusannnya harus didasarkan atas metoda ilmiah. Karena tanpa adanya
metoda ilmiah tersebut maka Teori Akuntansi akan sulit untuk dikembangkan, terutama

24
berkaitan dengan masalah praktik akuntansi dalam bisnis. Sehingga segala hal yang
berkaitan dengan praktik akuntansi harus dapat dideskripsikan secara jelas dan objektif.

B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Tujuan
dari laporan keuangan itu sendiri adalah untuk memberikan informasi keuangan kepada
para pemakainya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan Pelaporan Keuangan menurut konsepsi FASB yang disusun atas dasar kondisi
lingkungan ekonomi sosial di Amerika :
1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor
dan kreditur untuk dasar pengambilan keputusan investasi dan pemberian keputusan.
2. Memberikan informasi posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-
sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal kekayaan tersebut (siapa pihak yang
mempunyai hak atas atas kekayaan tersebut)
3. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (earning power)
4. Memberikan informasi yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang-hutangnya.
5. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pembiayaan
perusahaan.
6. Memberikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam meramalkan aliran
kas masuk ke perusahaan.

C. SIFAT POSTULAT AKUNTANSI


1. POSTULAT AKUNTANSI
Berikut ini kolaborasi elemen masing-masing postulat, konsep teoritis dan prinsip
(sifat) dasar akuntansi. Postulat akuntansi terdiri atas :
a. Postulat Entity
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Konsep ini disebut
dengan Firm Oriented. Dari sisi lain yaitu sisi dari kepentingan ekonomi dari

25
beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan admistrasi
lembaga tadi pengertian ini disebut dengan user oriented.
 Postulat entitas menurunkan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah
objek, peristiwa dan atribut peristiwa yang harus dimasukkan dalam laporan
keuangan.
 Entitas akuntansi adalah mendefinisikan sebagai unit ekonomi yang bertanggung
jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administrative atas unit.
 Entitas akuntansi juga dapat diartikan dalam kerangka kepentingan ekonomi
berbagai pemakai.
Implikasinya :
 Dibedakan antara transaksi bisnis dan individu
 Mengakui tanggung jawab pelayanan manajemen pada pemegang saham.
 Pengetrapan segmen perusahaan (seperti) divisi atau beberapa perusahaan
seperti konsolidasi perusahaan yang saling terkait)
 Akuntansi sumber daya manusia, sosio ekonomi, kos modal akan semakin
mudah masuk dalam laporan keuangan.
b. Postulat Going Concern (Kelangsungan Usaha)
Postulat Kelangsungan Usaha atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa
entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan proyek, komitmen, dan
aktivitas yang sedang berjalan.
Implikasinya :
o Jika entitas memiliki kehidupan yang terbatas, maka laporan yang sesuai akan
menspesifikasi data terminal dan sifat likuidasi.
o Menjustifikasi penilaian asset dengan dasar non likuidasi dan menyediakan dasar
untuk akuntansi depresiasi
o Harapan tentang manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat
ke depan dan memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.
c. Postulat unit of Measure (unit Pengukur)
Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran dan
proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan
moneter. Postulat unit of Measure menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur
dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai dalam
akuntansi adalah moneter.
26
Implikasinya
o Akuntansi terbatas untuk memprediksi informasi yang dinyatakan dalam satuan
moneter, tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi lain yang relevan
namun bersifat non moneter
o Postulat unit mengukur menganggap bahwa daya beli uang adalah stabil
sepanjang waktu atau perubahannya tidak signifikan.
d. Postulat Accounting Period
Laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejateraan
perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodic.
Implikasinya :
o Panjangnya periode waktu dapat bervariasi, tetapi hokum pajak Penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan, dan praktik bisnis
tradisional menggunakan periode normal satu tahun.
o Penggunaan akrual dan tangguhan dalam pembuatan posisi keuangan perusahaan

2. KONSEP TEORITIS AKUNTANSI


Konsep teori akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian
atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan ksesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi
bebas yang dikarakteritikan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.
a. Teori Propriatery/Kepemilikan.
Menurut teori propriatery, entitas sebagai “agen perwakilan atau susunan melalui
wirausahawan individual atas pengoperasian pemegang saham. Pemisahan
kepemilikan antara pemilik dengan pemegang saham atau investor. ” Tujuan utama
teori propriteray adalah untuk menetukan dan menganalisa kekayaan bersih pemilik,
dengan persamaan akuntansi :
Asset – Utang = Ekuitas Pemilik
Implikasinya :
 Asset dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam keperntingan
atau kesejahteraan pemilik.
 Revenue dan expense dianggap meningkat atau menurun secara berturut-turut
dalam kepemilikam yang bukan berasal dari investasi pemilik atau penatikan
modal jadi pemilik.
27
 Bunga, pajak income sebagai expense, laba per lembar saham, dividen perlembar
saham.
 Hanya pemegang saham biasa yang merupakan bagian dari kelompok Proprietary
dan pemegang saham preferred tidak termasuk didalamnya (dividen preferen
dikurangkan ketika menghitung earning pemilik)
 Saham biasa dan saham preferen termasuk dalam ekuitas pemilik (deviden tidak
dikurangkan ketika menghitung erning pemilik)
b. Teori Entitas / The Entity Theory
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari
pihak yang menyediakan modal pada entitas. Unit bisnis bukan pemilik, merupakan
pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Suatu yang terpisah dan
berbeda investor dan hak pemilik maupun kreditur, lebih tepatnya perusahaan
berbebtuk perseroan. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah :
Asset = Ekuitas
Asset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
 Asset adalah pertumbuhan hak perusahaan
 Ekuitas adalah sumber asset dan terdiri dari utang dan ekuitas pemegang saham.
Implikasinya :
 Baik kreditor dan pemegang saham saham adalah pemilik ekuitas, meskipun
mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, control resiko, dan
likuidasi.
 Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi
dann keuangan perusahaan.
 Income merupakan peningkatan dalam ekuitas pemegang saham setelah klaim
pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh bunga jangka panjang, dan pajak
penghasilan ) telah terpenuhi
 Teori entitas menyetujui pengadopsian penilaian sedian LIFO ketimbang FIFO,
karena penilaian LIFO dapat mencapai penentuan income yang lebih baik.
 Definisi umum revenue sebagai produk perusahaan dan expenses sebagai barang
dan jasa yang dikonsumsi untuk mendapatkan revenue.
c. Teori Dana / The Fund Theory

28
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas,
tetapi kelompok asset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang
mengatur penggunaan asset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas
sumber daya . Persamaan akuntansinya adalah :
Asset = Restriksi Asset
Asset = Pembatasan Aset
Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian asset dan penggunaan asset yang
telah dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian rertriksi hukum dan ekonomi
pada penggunaan asset. Sehingga teori dana berorientasi asset dalam pengertian
bahwa focus utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan asset secara
memadai. Laporan sumber dan penggunaan dana bukan neraca atau laporan
keuangan merupakan tujuan pelaporan keuangan.
Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba, rumah
sakit, universitas, Unit kota, dan pemerintahan. Dana adalah entitas fiscal dan
akuntansi independent dengan pencatatan serangkaian akunkas dan atau sumber
daya lain yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban, cadangan, dan ekuitas
yang terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan
tertentu sesuai dengan aturan khusus, restriksi atau limitasi.
Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang menggunakan
dana untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan (sinking funds),
akuntansi untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau
divisional, pemisahan asset dalam asset lancer atau tetap, dan konsolidasi.
Dalam persamaan tersebut unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset. Dan
penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan pembatasan ekonomi
secara hukum terhadap penggunaan aset. Yang menjadi fokus perhatiannya di dalam
teori ini adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada laporan
sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari mana dana
perusahaan dan kemana penggunaan dana perusahaan.
Karena dalam organisasi seperti ini fokusnya adalah penggunaan aset yang
harus dikontrol sesuai penggunaannya yang ditetapkan oleh organisasi tersebut.
d. The Enterprise Theory
Dalam konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan
pihak yang terlibat atau memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung
29
dengan perusahaan (entity) misalnya pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah,
kreditor, regulator, pegawai, langganan, dan pihak yang berkepentingan lainnya.
Menurut teori ini, akuntansi jang hanya mementingkan informasi bagi pemilik
entity, tetapi juga pihak lainnya yang juga memberikan kontribusi langsung dan
tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan.
e. Residual Equity Theory
Ini merupakan bagian dari entity theory atau bisa juga disebut sebagai
gabungan antara entity dengan proprietory theory. Yang menjadi sorotan itu residual
equity bukan semua pemilik, residual entity itu hanya pemegang saham biasa atau
common stockholder. Residual equity dari pemegang saham umum tergambar dari
perubahan nilai aset, laba, laba ditahan dan perubahan dari pemilik saham lainnya.
Diluar itu, dianggap pihak luar yang diperlakukan sebagai kreditor. Persamaan
akuntansinya :
Aset - Liabilities – Prefered Equities = Residual Equity
Liabilities dan Prefered stockholder dianggap sebagai specific equities yang
merupakan outsider. Tetapi dalam situasi khusus misalnya dalam hal terjadinya
likuidasi, residual equity adalah kreditor dan pemegang saham preferen karena
secara hukum mereka yang diutamakan pembayarannya dalam hal terjadi likuidasi.
Kemungkinan jika dana tidak cukup pemegang saham biasa akan hilang.
f. Comander Theory
Bukan teori entity atau proprietory theory yang perlu dijadikan pusat perhatian atau
sebagai pemilik perusahaan, tetapi cukup melihat commander-nya atau mereka yang
memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan kontrol ekonomi atas resorsis
yang efektif terhadap suatu lembaga. Penekanan informasi menurut teori ini adalah
pertanggungjawaban atau stewardship. Bagaimana mereka yang dipercayai
mengelola kekayaan yang diamanahkan kepadanya.
g. The Investor Theory
Pusat perhatiannya adalah investor, yaitu mereka yang tergolong pemilik specific
equities (kreditor) dan residual equities (pemegang saham). Persamaan
akuntansinya:
Asset = specific equities + residual equities
specific equities ini dianggap sama dengan kreditor dan pemegang saham prefered
stock sedangkan sisanya adalah pemegang saham biasa. Teori ini hampir sama
30
dengan residual equty theory hanya saja perbedaannya kalau residual equty theory
fokusnya pemegang saham biasa saja sedangkan dalam Investor Theory ini fokusnya
para investor. Biasanya kebutuhan para investor adalah untuk peramalan tentang
kesanggupan perusahaan untuk mendapatkan kas di masa yang akan datang.
Staubus, kas yang akan diterima investor di masa yang akan datang tergantung pada:
1. Kemampuan perusahaan untuk melakukan pengeluaran kas
2. Keinginan manajemen untuk membayar investor
3. Prioritas pembayaran terhadap klaim investor.
Sehingga dalam teori ini peranan laporan arus kas sangat penting untuk memenuhi
kepentingan informasi investor dalam proses pengambilan keputusan.
h. Amanah (Accountability) atau Ibadah Theory
Akuntansi atau laporan keuangan harus bisa memenuhi kebutuhan dalam
menjelaskan kepada semua pihak bahwa entitas telah memenuhi atau sejauh mana
memenuhi tanggungjawabnya kepada Tuhan dan kepada pihak yang diperintahkan
Tuhan sesuai tujuan dan maksud yang ditetapkan syariat. Teori ini yang dipakai
akuntansi syariah. Sebenarnya hampir sama dengan enterprice theory, tetapi harus
disebut Eslamic enterprice theory.

3. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari
tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik
akuntansi. Untuk lebih memahami dan membandingkan apa sebenarnya yang dapat
dimasukkan sebagai prinsip akuntansi, berikut dikemukakan seperangkat konsep-
konsep dasar menurut beberapa sumber :
a. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan 2 asumsi :
1. Dasar Akrual : dalam meyusun laporan keuangan pengakuan transaksi didasarkan
pada kejadian atau peristiwa.
2. Kelangsungan Usaha : laporan keuangan disusun berdasarkan bahwa entity yang
dimaksud akan terus akan terus melanjutkan usahanya dengan asumsi tidak ada
likuidasi.
b. APB Statement No.4 memberikan 9 prinsip dasar akuntansi :
1. Prinsip Kos / The Cost Principle

31
merupakan dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang,
jasa, biaya, harga pokok dan ekuitas. Dengan kata lain setiap perkiraan dinilai
berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehannya. APB Statement
No.4 mendefinisikan Kos adalah jumlah, diukur dalam uang, kas uang
dibelanjakan atau property lain yang ditransfer, penerbitan modal saham, jasa
yang diberikan atau uang yang terjadi, sebagai imbalan atas barang atau jasa yang
diterima, atau seharusnya diterima. Kos dapat diklasifikasikan sebagai belum
terpakai (unexpired) adalah asset yang dapat digunakan untuk menghasilkan
revenue di masa mendatang dan telah terpakai (experid) adalah pengurang
revebue atau dibenbankan sebagai pengurang laba ditahan.
Prinsip kos dijustifikasi oleh postulat kelangsungan usaha yang
mengasumsikan bahwa entitas akan meneruskan aktivitasnya secara tidak
terbatas, sehingga mengelimiasi perlunya menggunakan nilai sekarang atau nilai
likuiditas untuk penilaian asset. Prinsip kos lemah pada validitas postulat unit
pengukur, yang mengasumsikan bahwa daya beli dolar adalah stabil, merupakan
keterbatasan utama untuk menerapkan prinsip kos, pada kenyataannya adanya
inflasi.
2. Prinsip Revenue / The Revenue Principle
Prinsip Revenue Menspesifikasi :
 Sifat dan Komponen-komponen revenue
 Pengukuran Revenue
 Waktu Pengukuran Revenue
 Sifat dan Komponen-Komponen Revenue :
Pada umumnya revenue telah ditafsirkan sebagai :
1. Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa.
2. Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan,
3. produk perusahaan yang dihasilkan dan penciptaan barang atau jasa oleh
perusahaan selama periode waktu tertentu.
Terdapat dua pandangan tentang komponen revenue :
a. Pandangan revenue yang komprehensif (secara luas) adalah semua
perubahan dalam asset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil revenue
dan keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan asset tetap dan
investasi.
32
b. Pandangan yang lebih sempit tentang revenue hanya memasukkan hasil
yang berasal dari aktivitas penghasil revenue (kegiatan produksi) dan tidak
memasukkan Penghasilan investasi dan keuntungan dan kerugian dari
pelepasan asset tetap.
 Pengukuran Revenue
Revenue diukur dalam pengertian nilai pertukaran produk atau jasa
dalam sebuah transaksi yang lugas. Terdapat dua interpretasi revenue yang
muncul dari konsep revenue ini :
1. Potongan tunai (cash discount) dan berbagai pengurangan dalam harga
tetap, seperti kerugian piutang yang tidak tertagih memerlukan penyesuaian
untuk menghitung ekuivalen kas bersih yang sesungguhnya atau nilai
diskonto sekarang atau klaim uang dan secara konsekuen harus dikurangkan
ketika harus menghitung revenue.
2. Untuk transaksi nonkas, nilai pertukaran sama dengan nilai pasar yang
wajar barang/jasa yang diberikan atau yang diterima, mana yang lebih
mudah dan jelas dalam menghitungnya.
 Waktu Pengukuran Revenue
Secara umum revenue akan diakui secara :
1. Accrual basis
Pengakuan revenue harus dilaporkan selama kegiatan produksi, pada akhir
produksi, pada saat penjualan barang atau pada saat penagihan piutang :
a. Revenue Umumnya diakui selama kegiatan produksi dalam hal sebagai
berikut :
 sewa, bunga, dan komisi dianggap diakui sebagai revenue
berdasarkan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya yang
menjelaskan tentang kenaikan bertahap dari klaim kepada pelanggan.
 Pemberian jasa individual atau kelompok professional atau jasa yang
seperti konsultan, akuntan, appraisal, dokter, notaris, pengacara dan
lain-lain. Mungkin lebih baik menggunakan dasar akrual dalam
penerapan pengakuan pendapatan.
b. Revenue dari kontrak jangka panjang diakui dengan dasar kemajuan
konstruksi atau persentase penyelesaian. Persentase penyelesaian dapat
dihitung dengan cara :
33
 Taksiran para ahli
 Jumlah biaya yang sudah dikeluarkan dibandingkan dengan taksiran
biaya seluruh obyek.
c. Revenue atas “cost plus fixed contracts lebih baik diakui dengan dasar
akrual. Kontrak yang dibuat berdasarkan fee yang tetap ditambah biaya-
biaya tertentu.
d. Perubahan asset karena pertumbuhan (accretion) akan menimbulkan
peningkatan revenue sebagai contoh, ketika umur minuman keras atau
anggur, tanaman kayu, atau ternak menjadi dewasa, revenue akresi
didasarkan pada penilaian sediaan yang sebanding, meskipun belum ada
transaksi.
2. Critical Even Basis
Untuk pengakuan revenue dipicu oleh peristiwa krusial dalam silklus
operasi. Kejadian kritis tersebut dapat berupa :
a. Saat terjadinya penjualan, digunakan apabila:
 Harga produk diketahui secara pasti
 Pertukaran telah selesai dengan pengitiman barang, sehingga sudah
diketahui biaya yang sudah dikeluarkan
 Dari segi realisasi, penjualan tersebut dianggap sebagai kejadian
penting
b. Penyelesaian Produksi / proyek
Bisa digunakan dalam situasi pasar stabil dan harga komoditas juga
stabil.
c. Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan.
Dapat dilakukan apabila penjualan yang akan dilakukan dan penilaian
yang akurat tidak dapat dilakukan pada barang yang akan diserahkan
tersebut.
3. The Matching Principle / Prinsip Penandingan
Prinsip penandingan mengatakan bahwa expense (beban) harus diakui pada
periode yang sama dengan revenue, yaitu revenue diakui dalam periode
tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan beban yang terkait kemudian
diakui.

34
Hubungan antara revenue dan expense tergantung pada satu dari empat
kriteria :
a. Pengurangan langsung biaya terhadap hasil seperti pada harga pokok
penjualan mengurangi penjualan.
b. Pengurangan langsung kos yang telah terpakai dengan periodenya
(sebagai contoh, gaji direktur untuk periode tertentu).
c. Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat (sebagai contoh,
depresiasi)
d. Menjadikan expense semua kos lain dalam periode terjadinya, kecuali
jika dapat ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa
mendatang Seperti biaya promosi.
Kos yang belum terserap (yaitu, asset) yang tidak memenuhi salah satu dari
empat criteria untuk menjadikannya expense pada periode berjalan dapat
dibebankan pada periode mendatang dan dapat diklasifikasikan dalam
kategori yang berbeda sesuai penggunaan yang dalam penerapan prinsip
penandingan.
3. Harga Pokok Barang yang Dijual
Hal-hal yang termasuk dalam harga pokok penjualan adalah bahan mentah, upah
langsung, dan biaya overhead. Untuk menghitung harga pokok penjualan
dilakukan 2 tahap :
 Penilaian persediaan / penentuan harga pokok produksi yang dikeluarkan
untuk membuat produk itu
 Penentuan pendapatan dengan mengurangi harga pokok produksi dari hasil
penjualan
Dalam menentukan nilai persediaan problem yang harus diputuskan adalah biaya
mana yang termasuk dianggap sebagai product cost atau period cost. Biaya yang
dianggap sebagai product cost apabila biaya yang dikeluarkan itu memberikan
keuntungtan dimasa yang akan dating., sedangkan periodic cost adalah biaya
yang dikeluarkan hanya memberikan manfaat pada periode itu, oleh karena itu
harus dibebankan pada pendapatan periode itu.
Dalam menghitung biaya produksi ada 2 konsep :
a. Absorbtion costing (full costing)
b. Direct costing (variable costing)
35
Biaya Operasi
Biaya operasi biasanya dibagi 2 :
1. Biaya penjualan / biaya distribusi / biaya pemasaran
2. Biaya umum dan administrasi
Biaya Penyusutan
Asset yang bisa digunakan lebih dari satu periode biasanya dikapitalisasi atau
unexpired cost dan jumlah ini dialokasi secara sistematis selama masa
manfaatnya.
Depreciation : penyusutan aktiva tetap berwujud
Depletion : penyusutan untuk aktiva sumber-sumber alam
Amotization : penyusutan untuk aktiva tidak berwujud
4. The Objectivity Principle / Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat realibilitas/kepercayaan
kepada prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas
maksimum adalah sangat sulit, sehingga akuntan menggunakan prinsip
objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang
digunakan. Prinsip objektivitas ini memiliki interpretasi yang berbeda-beda :
1. Objektivity merupakan realitas yang dikemukakan pihak luar yang independen
(bebas) dari orang yang merasakannya.
2. Objektivity dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diperiksa yang
didasarkan pada bukti.
3. Ukuran objektif dianggap sebagai hasil konsensus diantara kelompok tertentu
yang mengamatinya atau mengukurnya. Dengan demikin Objektivity akan
tergantung pada ukuran dari kelompok tertentu tersebut.
4. Tingkat Objektivity dapat diukur melalui penentuan batas atau limit tertentu.
5. The Consistency Principle / Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya
dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Artinya bahwa
prosedur, prinsip akuntansi yang sama harus diterapkan dalam periode itu.
Kegunaan prinsip ini adalah agar laporan keuangan itu dapat diperbandingkan.
Prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaan mengubah prosedur akuntansi
ketika hal tersebut dapat dibenarkan dengan perubahan keadaan, atau jika

36
prosedur alternative lebih baik. Menurut APB opinion No. 20 ada 3 jenis
perubahan :
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi
2. Perubahan dalam estimasi akuntansi
3. Perubahan dalam entitas pelaporan
Perubahan ini harus terefleksi dalam akun dan dilaporakan dalam laporan
keuangan secara retroaktif untuk perubahan dalam entitas akuntansi, secara
prospektif untuk perubahan dalam estimasi akuntansi, dan secara umum dan
segera untuk perubahan dalam prinsip akuntansi.
6. The Disclousure Principle / Prinsip Pengungkapan Penuh
Laporan keungan harus disajikan secara penuh (full), wajar (fair), dan cukup
(adequate). Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan agar
didesaian dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi
yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi
yang memadai untuk membuat laporan keuangan dan tidak menyesatkan bagi
rata-rata investor.
Adequate : informasi yang minimum harus disajikan
Fair : aturan etis tentang perlakuan yang sama kepada semua pemakai
laporan keuangan
Full : menyangkut kelengkapan penyajian informasi
Menurut Skiner ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar laporan keuangan
disebut Full Disclousure :
 Penjelasan / Rincian tentang kebijakan dan metode akuntansi, terutama bila
diperlukan pertimbangan dalam penerapan metode akuntansi.
 Informasi tambahan untuk membantu analisa investasi atau untuk
mengindikasikan hak berbagai pihak yang memiliki klaim atas pelaporan
entitas.
 Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan dan metode akuntansi yang
digunakan dan dampak perubahan tersebut.
 Aset, Utang, Kos, dan Revenue yang timbul dari transaksi dengan pihak lain
yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau karyawan
yang memiliki hubungan khusus dalam entitas pelaporan.

37
 Aset, Utang yang masih bersifat contigency dan yang mengandungKomitmen
tertentu.
 Transaksi keuangan atau transaksi operasi lainnya yang terjadi setelah tanggal
neraca yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan entitas.
7. The Conservatism Principle / Prinsip Konservatisme
Prinsip Konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua atau lebih
teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang
paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham.
8. The Materiality Principle
Prinsip materialitas menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak
memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat,
apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum
atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan. Suatu jumlah material tidak semata-
mata, karena alasan besarnya jumlah. factor-factor lain meliputi serangkaian hal-
hal berikut ini harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan tentang
materilitas. Antara lain :
a. Sifat Item, apakah item :
 Merupakan factor yang menentukan perhitungan net income
 Sifatnya Tidak biasa atau luar biasa
 Peristiwa atau kondisi bersyarat.
 Dapat ditentukan berdasarkan fakta dan keadaan yang ada
 Diharuskan oleh undang-undang atau regulasi.
b. Dari segi Jumlah dihubungkan dengan angka tertentu :
 Laporan keuangan secara keseluruhan.
 Total akun-akun yang dibentuk dari akun yang terpisah,
 Item-item terkait
 Jumlah yang terkait dalam tahun sebelumnya atau jumlah yang diperkirakan
dimasa yang akan datang.
9. The Uniformity dan Comparability Principle / Prinsip Keseragaman dan
Komparabilitas
Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang sama untuk
perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah mencapai
komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang
38
tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan
yang berbeda dengan kata lain agar laporan keuangan dari berbagai perusahaan
yang berbeda dapat diperbandingkan.
Dengan adanya keseragaman ini maka diharapkan :
1. Mengurangi perbedaan penggunaan prosedur akuntansi dan ketidaklengkapan
praktik akuntansi
2. Memungkinkan perbandingan yang berarti bagi pengguna laporan keuangan.
3. Memperbaiki kepercayaan pengguna para laporan keuangan / meningkatkan
keyakinan pemakai laporan keuangan.
4. Mendorong intervensi pemerintah dan regulasi praktik akuntansi
Pendukung utama fleksibilitas mengklaim bahwa :
1. Penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk menunjukkan item yang
sama yang terjadi dalam berbagai kasus menimbulkan risiko penyembunyian
perbedaan-perbedaan penting diantara kasus tersebut.
2. Komparbilitas merupakan tujuan yang tidak praktis, hal tersebut tidak dapat
dicapai dengan mengadopsi aturan-aturan perusahaan yang tidak
menggunakan pencatatan yang memadai untuk situasi factual yang berbeda.
3. Perbedaan dalam keadaan”atau “ variable-variabel keadaan meminta perlakuan
yang berbeda, sehinggga pelaporan perusahaan dapat merespon keaadaan
tempat transaksi dan peristiwa terjadi
c. Prinsip Akuntansi menurut Prinsip Akuntansi 1984
1. Kesatuan Akuntansi
2. Kesinambungan
3. Periode Akuntansi
4. Pengukuran Dalam Nilai Uang
5. Harga Pertukaran

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan :


1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Materialitas
4. Keandalan (reliable) : bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material
5. disajikan secara jujur
39
6. substansi mengungguli bentuk
7. Netralitas
8. Pertimbangan sehat (karena adanya ketidakpastian)
9. Kelengkapan
10. Dapat diperbandingkan : antar periode & antar perusahaan

4. TEKNIK AKUNTANSI
Teknik akuntansi adalah adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip
akuntansi memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas
akuntansi. Akuntansi dipraktikan dalam suatu kerangka yang implicit. Rerangka ini
dikenal sebagai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU), istilah ini sebenarnya
digunakan untuk menunjuk seperangkat pedoman resmi dan kebiasaan-kebiasaan dunia
usaha yang dianggap berlaku dalam lingkungan (Negara) dan waktu tertentu.
Soewarjono dalam bukunya teori akuntansi berpendapat prinsip akuntansi berterima
umum cukup tepat sebagai pedanan generally accepted accounting principles (GAAP).
Di Amerika Istilah generally accepted accounting principle timbul dan digunakan
melalui proses atau riwayat yang bertahap khususnya tentang pemakaian kata generally
accepted, karena itu istilah GAAP tersebut sebenarnya mempunyai konotasi sebagai
prinsip akuntansi berterima umum di Amerika dan bukannya istilah yang generic
(berlaku universal) meskipin selalu ditulis dengan huruf kecil. Di Amerika yang
dimaksud dengan GAAP adalah konsep-konsep, prinsip-prinsip dan praktik-praktik
akuntansi tertentu yang secara otoritatif di dukung berlakunya sebagai suatu pedoman
(mempunyai substansi authoritative support) walaupun tiap jenis prinsip atau praktik
tersebut mempunyai tingkat keotoritatifan yang berbed. Struktur GAAP tersebut terdiri
dari beberapa tingkat (level). Makin ke atas dan ke kanan tingkat otoritatifnya makin
lemah. Berikut ini diuraikan secara ringkas ini tiap tingkat bangunan GAAP tersebut :
 Foundation (fondasi) yang berupa konsep dasar dan prinsip-prinsip umum
(akuntansi) seperti kelangsungan hidup, substansi mengungguli bentuk, netralitas,
dasar akrual, konservatisme, materialitas).
 Tingkat Pertama (first floor). Tingkat ini berisi pengumuman atau ketentan resmi
yang diterbitkan oleh badan otoritatif. Pengumuman resmi ini biasanya berupa
pernyataan standar, interpretasi, dan suplemen. Otoritas penerbitan ini kuat karena
ketentuanyang termuat dalam pengumuman resmi tersebut telah dirancang dan
40
dibahas melalui prose dan prosedur formal sebelum diterbitkan. Prosedur yang
biasanya dilakukan oleh badan yang berwenang ini adalah:
1. Membentuk komisi yang terdiri atas beberapa ahli yang dianggap dapat mewakili
kepentingan pihak yang akan menggunakan pedoman yang akan disusun.
2. Komisi mempelajari sumber-sumber acuan dan literature tentang subjek yang
akan ditentukan dan melakukan riset lapangan .
3. Menerbitkan notulen atau memorandum diskusi tentang permasalahan yang
timbul dan alternative pemecahannya untuk mendapatkan tanggapan dari
masyarakat.
4. Melakukan dengar pendapat umum
5. Berdasarkan komentar dan pendapat yang dikumpulkan dalam langkah 3 dan 4,
komite akan membuat rancangan pernyataan resmi (disebut dengan exposure
draf) dan menyebarluaskan rancanagan tersebut untuk mendapatkan tanggapan
atas komentar public.
 Tingkat kedua (second floor). Kalau suatu perlakuan akuntansi tidak diatur dalam
ketentuan resmi yang diterbitkan dalam tingkat pertama, sumber acuan untuk
menentukan perlakuan akuntansi tertentu yang dapat diambilkan dari tingkat kedua
atau tingkat berikutnya. Kalau terdapat perbedaan atau konflik perlakuan maka harus
dipertimbangkan dan dipilih perlakuan yang menggambarkan substansi transaksi
yang lebih baik. Penerbitan-penerbitan pada tingkat kedua ini memberi pedoman
akuntansi yang lebih sempit aplikasinya karena hanya menyangkut industri tertentu
dan biasanya bersifat agak teknis dan procedural.
 Tingkat ketiga (third Floor). Tingkat ini berisi publikasi badan resmi yang
berwenang yang tidak termasuk dalam kategori resmi karena tidak disusun
berdasarkan prosedur resmi seperti penerbitan pada tingkat pertama. Penerbitan ini
lebih merupakan petunjuk aplikasi ketentuan yang diatur dalam penerbitan resmi
dalam tingkat pertama yang berupa pernyataan standar atau interpretasi.
 Tingkat keempat (fourth floor). Kalau perlakuan akuntansi tertentu tidak dapat
dicarikan acuannya dalam ketiga tingkatan yang ada di bawahnya maka sumber-
sumber atau literature akuntnasi lainnya dapat dignakan sebagai acuan .

41
BAB IV
TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

A. TEORI AKUNTANSI
Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi teori akuntansi :
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun
standarnya
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak
adanya standar resmi
3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan laporan keuangan
5. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan
Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan keguanan teori akuntansi:
1. Memberikan kerangka rujukan untuk sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi
2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru
Teori adalah susunan konsep, definisi dan dalam yang menyajikan pandangan yang
sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara variabel yang satu dengan
yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Teori menurut Kenneth S. Most merupakan suatu pernyataan sistematik mengenai
peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena. Teori akuntansi
adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan yang sistematik tentang prinsip dan
metodologi yang membedakannya dengan praktik. Karenanya teori adalah penjelasan,
tetapi tidak semua penjelasan itu teori. Dia menambahkan bahwa teori akuntansi memiliki
3 dimensi :
1. Reductionism
Bahwa teori dimulai dari asumsi-asumsi dimana teori tidak langsung merujuk ke objek
yang diobservasi (yang dipersepsikan) dan bukan pula pernyataan yang dapat diuji
kebenarannya, tetapi merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena.
Merupakan sejenis alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati
2. Instrumentalism

42
Bahwa teori merupakan sebuah instrumen atau alat menghitung yang akan digunakan
untuk menilai pernyataan tentang suatu observasi. Peranan teori disini adalah
menjelaskan dan meramalkan
3. Realism
Teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan suatu
kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena atau objek.
Godfrey et.al (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefinisikan dalam berbagai
cara misalnya, teori adalah sistem deduktif, yaitu berupa pernyataan yang mengurangi
generalisasi, yang lain menganggap bahwa teori adalah suatu susunan ide yang digunakan
untuk menjelaskan sesuatu.
Teori itu lahir dari proses penelitiandengan asumsi, prinsip, teknik tertentu. Asumsi
penelitian ilmiah menurut model konvensional yang kita pakai selama ini adalah sebagai
berikut :
1. Alam ini teratur
2. Pengetahuan atau kebenaran hanya diketahui dari fenomena alam
3. Pengetahuan lebih kuat dari ignorance
4. Semua fenomena alam memiliki penyebab yang berasal dari alam itu sendiri
5. Tidak ada kebenaran tanpa bukti objektif
6. Ilmu pengetahuan lahir dari pengalaman
Sue (2003) menyebutkan teori bisa memiliki level atau tingkatan, tingkatan teori :
Level Jenis teori Fokus
1 Metaphor Theory Menggambarkan dan membumikan pengalaman
manusia dalam kehidupannya sehingga
terstruktur, sistematis, teratur dan dapat
dipahami
2 Differentiation Theory Memotong-motong pengalaman dengan
menyandingkan, membedakan, mengontraskan
misalnya: hadir absen publik swasta, objektif,
subjektif, atas bawah, luar dalam dan sebagainya
3 Conceptualization Theory Menghubungkan unit dan struktur melalui
praktik, menjelaskan melihat bagaimana dunia
bekerja dirumuskan dalam bentuk sederhana
4 Context Bound Theorizing Menjelaskan konteks untuk lebih tersusun dari
of settings suatu unit spesifik: kegiatan, proses dan kejadian
5 Context free “grand” Menjelaskan secara metanarrative aspek-aspek
Theorizing (structures) kehidupan sosial yang banyak , ini merupakan
dunia ideas, abstract, beyond history and society

Beberapa pandangan tentang teori


43
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan dalam
bentuk dalil-dalil (postulat) yang disimpulkan dari fenomena dan disajikan dalam kalimat-
kalimat pendek yang berlaku secara umum. Teori biasanya diambil dari riset-riset
sehingga pada suatu kesimpulan yang dapat berlaku secara umum. Objek penelitian adalah
fenomena sosial dan ekonomi. Teori dapat dinilai teori yang confirm dan masih berlaku
apabila sepanjang teori tersebut dapat mempertahankan diri dari kritikan dan verifikasi.
Poper memperkenalkan pandangan falsification view yaitu apapun yang dilakukan dalam
dunia ilmiah tidak akan mampu memberikan pernyataan yang absolut karena yang bisa
dilakukan oleh peneliti dan ilmiawan hanya percobaan-percobaan, trial and error. Suatu
teori bisa benar dalam kurun waktu tertentu dan belum tentu benar dalam kurun waktu
yang lainnya. Menurut Lee D. Parker Allah Knows The True : hanya Tuhan yang
mengetahui yang benar, peneliti hanya mampu mendekati kebenaran hakikiitu. Menrut
Kuhn (1970) siklus ilmu dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pre science
2. Perkembangan berbagai pemikiran
3. Munculnya paradigma yang dominan
4. Muncul anomali
5. Timbul krisis ilmu
Berdasarkan pernyataan tersebut, semestinya ilmu itu harus melihat dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan dan evolusi dari interaksi pemakai laporan keuangan dan situasi
bisnis. Pemakai laporan keuangan menentukan tujuan laporan keuangan. Karena mereka
inilah yang diminta pendapatnya untuk apa mereka menggunakan laporan keuangan.

B. TEORI DAN PEMBUAT KEBIJAKAN AKUNTANSI


Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijaksanaan akuntansi.
Hubungan ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Teori Akuntansi Faktor Politik Kondisi Ekonomi

Pembuatan
Kebijaksanaan Akuntansi

Fungsi Audit kesesuaian


Praktik Akuntansi praktik dengan prinsip
Akuntansi (fungsi kontrol)

Arus Utama Pemakaian Data


Arus Sekunder Akuntansi dan
44 Laporan
Hal ini membuktikan bahwa kita harus mempelajari teori akuntansi untuk dapat
merumuskan kebijaksanaan akuntansi yang tepat. Lambat atau cepat, struktur akuntansi
mestinya mengikuti evolusi perkembangan masyarakat. Dimana perkembangan tersebut
tentu akan memengaruhi konsep, postulat akuntansi, prinsip dasar akuntansi (lebig bersifat
jangka panjang) dan akhirnya tehnik atau standar (metode pencatatan) akuntansi (lebih
bersifat jangka pendek).
Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan
sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin terjadi di masa yang
akan datang. Oleh sebab itu, setiap negara harus memiliki dan merumuskan teori
akuntansinya sendiri bukan mengambil alih sepenuhnya susunan teori negara lain yang
tidak sesuai dengan kondisi dan fenomena ekonomi sosial yang ada di negaranya.
Hadibroto (Media Akuntansi 1998) menekankan pentingnya teori akuntansi. Menurutnya
ada sinyal elemen yang berkembang yang menganggap bahwa seolah teori akuntansi tidak
dibutuhkan. Alasannya yang mendasari adalah bahwa akuntansi bukan merupakan disiplin
ilmu yang dapat menjelaskan semua gejala-gejala akuntansi di dalam praktiknya akan
tetapi bersifat teknis dan prosedural dia sama seperti mesin yang tidak memerlukan insiatif
baru.
Pandangan tersebut keliru, aliran Positive Accounting Theory yang dipakai oleh
Watts dan Zimmerman menjelaskan bahwa teori bukan aturan untuk memilih prosedur
akuntansi satu dengan lainnya, teori akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai
praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatar belakangi
penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi seperti mengapa perusahaan satu
menggunakan metode depresiasi dipercepat sementara satunya dengan depresiasi garis
lurus.

C. SIFAT DAN TEORI AKUNTANSI


Dari penjelasan diatas maka teori akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut. Teori
akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan
variabel lainnyadalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan
meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi
sebagai suatu susunan prinsip umum akan dapat :
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi dinilai
45
2. teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi,
sosial, teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepatnya.
Tepatlah kesimpulan Ahmed Belkaoli yang menyatakan bahwa tidak ada teori akuntansi
yang lengkap pada setiap kurun waktu. Dengan demikian, teori akuntansi harus juga
mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda.
Dalam perumusan teori akuntansi tidak dapat hanya mengandalkan teori akuntansi saja,
harus menggunakan literatur akuntansi dan disiplin ilmu yang lain yang relevan. Namun,
teori akuntansi merupakan instrumen terpenting dalam menyusun dan menverifikasi
prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyususnan laporan keuangan untuk disajikan
kepada para pemakainya.

D. PERIODISASI TEORI AKUNTANSI


Godfrey et.al (1992) membuat periodisasi teori akuntansi :
No Nama periodisasi teori Keterangan
1 Pre-theory period (1492- Peragallo mengemukakan bahwa tidak ada teori
1800) akuntansi yang dirumuskan sejak Pacioli sampai
pada awal abad ke-19. Kalaupun ada hanya sebatas
saran-saran atau pernyatan-pernyataan yang belum
dapat digolongkan sebagai teori
2 General Scientific Period Sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya
(1800-1955) baru berupa penjelasan praktik akuntansi. Sudah ada
kerangka kerja untuk menjelaskan dan
mengembangkan praktik akuntansi. Akuntansi
dikembangkan berasarkan metode empiris
(mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-
hari) bukan pada logika. Contoh laporan AAA pada
tahun 1938 serta laporan AICPA tentang a Statement
of Accounting Principle.
3 Normative Period (1956- Teori Akuntansi Mencoba Merumuskan Norma-
1970) Norma Atau Praktik Akuntansi Yang Baik. Kalau
Periode Sebelemnya Menekankan Pada “APA”
Yang Terjadi Dalam Periode Ini “Bagaimana
Seharusnya” Dilakukan. Periode Ini Muncul Kritik
Terhaap Konsep Hystorical Cost Dan Pendukung
Adanya Conceptual Framework. Terbitan Laporan
Periode Ini : An Inquiry into the Nature of
Accounting oleh Goldberg (1965), AAA
menerbitkan A Statement of Basic Accounting

46
Theory
4 Specific Scientific Period Periode ini disebut positive era. Disini akuntansi
(1970-sekarang) tidak cukup hanya dengan sifat normative, tetapi
harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai
subjektif jadi harus diuji secara positif. Tujuan dari
pendekatan teori akuntansi positif untuk
menerangkan dan meramalkan praktik akuntansi.
Contoh penggunaan teori positif adalah hipotesis
bonus plan. Manajemen yang remunerasinya
didasarkan pada bonus akan berusaha
memaksimalkan pendapatannya melalui pendekatan
akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga
bonusnya tinggi sehingga menuju arah creative
accounting.

E. METODE PERUMUSAN (KONSTRUKSI) TEORI


Rangkumam berbagai pendapat tentang metode perumusan teori. Dari berbagai
pendapat dan praktik, Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literatur dikenal
beberapa metode berikut ini :
No Metode Keterangan
1 Metode deskriptif Teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan
(pragmatic) “APA”. Metode ini akuntansi dianggap sebagai seni
yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya
perumusan teori akuntansi harus bersifat
menjelaskan (menjelaskan dan mnganalisis praktik
yang ada dan diterima sekarang, yang diamati
perilaku akuntan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansi). Contoh : buku paul grady : inventory of
general accepted accounting principle for business
enterprises, APB statement no 4, tokoh skinners dan
ijri
2 Psycological pragmatic Diamati reaksi dari pemakai laporan keunangan
terhadap output akuntansi (laporan keunangan).
Bidang ini disebut behavioral accounting
3 Metode Normatif Teori akuntansi mencoba menjawab “APA YANG
SEMESTINYA”. Disini akuntansi dianggap sebagai
norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli
apakah berlaku atau dipraktikkan sekarang atau
tidak. Disebut dengan normative accounting
research atau normative acounting theory
4 Metode Positive (1970-an) Metode yang diawali dari suatu teori atau model
47
ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum.
Dirumuskan problem penelitian untuk mengamati
perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam
teori. Kemudian dilakukan pengembangan teori
untuk menjelaskan fenomena tadi dengan dilakukan
penelitian secara terstruktur. Metode ini digolongkan
sebagai “ilmiah” karena menggunakan peraturan
yang terstruktur dan data empiris yang objektif dan
model statistik matematik yang bersifat logik.dalam
penggolongan lain disebut metode kuantitatif,
metode kualitatif.

F. PENDEKATAN DALAM PERUMUSAN TEORI


Godfrey et.al (1992) dalam mengaitkan antara teori dan kenyataan dikenal tiga
hubungan dalam struktur teoritis :
1. Syntactis
Teori dirumuskan dalam bentuk hubungan logis (syllogism), hubungan dalam bentuk
aturan seperti aturan bahasa, aturan matematik dan sebagainya. Syllogism tidak
diaksudkan menyatakan kebenaran, tetapi hanya menjelaskan hubungan logis, seperti :
Premis 1 : seluruh perkiraan aktiva bersaldo debet
Premis 2 : biaya sewa bersaldo debet
Kesimpulan : biaya sewa adlah aktiva
Tidak seluruhnya struktur syllogism itu menjamin kebenaran, hanya menggambarkan
dunia kenyataan dalam bentuk bahasa ilmiah atau teori.
2. Semantic
Teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata. Hubungan ini
dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasioanal. Semantic
menyangkut hubungan kata, tanda atau simbol dari kenyataan sehingga teori itu lebih
mudah dipahami, realistik dan berarti. Misalnya persamaan akuntansi
Aktiva = Utang + Modal
3. Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Hubungan pragmatis itu berkaitan dengan
pengaruh kata-kata, simbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki
kemampuan mempengaruhi perilaku orang.
Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang menentukan kebenaran :

48
1. Dogmatic
Suatu teori dapat dinyatakan benar apabila pihak yang menyampaikannya memiliki
wewenang untuk menyampaikan kebenaran itu dan tidak perlu diuji lagi. Keyakinan
pada kebenaran ini hanya didasarkan pada kepercayaan, keyakinan atau iman
seseorang. Contoh : AAA, FASB, IAI
2. Self evident
Kebenaran dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan, pengalaman. Misalnya
akuntansi menggunakan satuan nilai uang atau ukuran moneter.
3. Scientific
Kebenaran dibuktikan oleh suatu metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan
seterusnya berulang secara terus menerus.
Menurut Belkaoui tentang pendekatan dalam perumusan teori akuntansi sebagai
berikut:
a. Pendekatan informal :
1. Pragmatis, praktis,nonteoritis
Perumusan akuntansi didasarkan pada keadaan dan praktik lapangan. Yang
menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan
persoalan secara praktis. Prinsip akuntansi yang dipakai adalah didasarkan pada
kegunaannya bagi para pemakai laporan keuangan dan dan rellevansinya dengan
proses pengambilan keputusan.
2. Otoriter
Perumusan teori akuntansi yang terutama dipergunakan oleh organisasi
profesional, yang menerbitkan pernyatan-pernyataan yang mengatur praktik
akuntansi.
b. Pendekatan teoritis
1. Deduktif
Perumusan teori dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan
prinsip akuntansi) dan selanjutnya dari rumusan diambil kesimpulan logis tentang
teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Dari dalil umum ke dalil
khusus.pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana
dirumskan dahulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip
dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.
2. Induktif
49
Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran
khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam
atau berulang (onformasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan
prinsip akuntansi). Tahap yang dilalui adalah:
a. Mengumpulkan semua observasi
b. Analisis dan golongkan observasi berdasarkan hubungan yang berulang-ulang
dan sejenis, seragam, mirip
c. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan
hubungan yang berulang-ulang tadi
d. Kesimpulan umum diuji kebenarannya
Tidak seperti pendekatan deduktif, pendekatan ini kebenaran dan kepalsuan dalil
tidak bergantung pada dalil lainnya melainkan melalui pengujian empiris.
3. Etik
Perumusan teori akuntansi ini didasrkan pada konsep kewajaran(fairness),
keadilan (justice), ekuitas (equity), dan kenyataan (truth). Patillo menyebutkan
dalam metode ini standar dasarnya etika, metodenya logis dan conherent dan
pengujian terakhir atas rumusan teorinya didasarkan pada penerapannya di
lapangan. Dimensi yang diutamakan dalam perumusan teori ini dari sudut
etikanya, tanpa menyebut bahwa pendekatan lain tidak beretika.
4. Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori ini adalah dampak sosial
dari teknik akuntansi. Sehingga yang menjadi perhatian bukan hanya pemakai
langsung akuntansi tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan ini
sebagai embrio social responsibility accounting, yang seoalah perluasan konsep
etik dimana yang menjadi fokus utamnya adalah kesejahteraan seluruh
masyarakat bukan hanya pemilik.
5. Ekonomi
Perumusan teori akuntansi ini menekankan pada kontrol perilaku indikator makro
ekonomi yang menghasilkan perumusan teknik akuntansi. Dalam pemilihan
teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional mislnya
teknik LIFO lebih menrik daripada FIFO pada masa inflasi.
6. Selektif

50
Jika dalam perumusan teori akuntansi tidak hanya menggunakan satu pendekatan,
tetapi berbagaii pendekatan amaka disebut dengan selektif.

G. PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI DI INDONESIA


Sampai saat ini indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan
teori maupun standar akuntansinya sendiri, masih tetap menggunakan standar akuntansi
amerika atau terakhir dari IASC (International Accounting Standard Committee) atau
IFRS sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air. Standar akuntansi keuangan
maupun standar pemeriksaaan masih mengadopsi dari IASCdengn berbagai modifikasi
minor. Upaya yang baru dilakukakn adalah perumusan prinsip akuntansi indonesia, namun
belum menyentuh dasar teori akuntansinya. Belkaoui selalu menyarankan agar setiap
negara memiliki teori akuntansi sendiri. Karena akuntansi lahir dari kondisi, lingkungan,
dan situasi ekonomi dan situai sosial yang ada disuatu negara yang tentu akan berbeda
dengan negara lainnya. Yang mengakibatkan ketidaktepatan penggunaan teori akuntansi.

51
BAB V
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

A. PERUMUSAN TUJUAN
Akuntansi terlahir dengan tujuan tertentu yaitu memberikan jasa bagi penggunanya
berupa informasi keuangan yang dapat dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan yang harus diwujudkan oleh ilmu akuntansi yang dijadikan sebagai dasar utama
dalam merumuskan teori akuntansi adalah perumusan tujuan laporan keuangan. Profesi
akuntansi melakukan berbagai upaya untuk membahas, merumuskan standar, prinsip
akuntansi dan tujuan laporan keuangan ini.
Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tujuan laporan keuangan, pada april
1971 presiden AICPA yaitu Marshall S. Amstrong telah menunjuk tim perumus tujuan
laporan keuangan yang dikenal dengan Trueblood Committee. Tim tersebut merupakan
bukan tim pertama yang dibentuk untuk tujuan tersebut.

B. TUJUAN AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN


Berikut ini ada beberapa versi rumusan tujuan laporan keuangan :
1. Menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia)
Pada tahun 1984 PAI menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan :
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercayai mengenai aktiva dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan
b. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercayai mengenai perubahan
dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) perusahaan yang timbul dari
kegiatan untuk memperoleh laba
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya tentang perubahan dalam aktiva dan
kewajiban perusahaan , seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan
investasi
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi
mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan
2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
52
Menurut SAK No 1 tujuan laporan keuangan :
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan
b. Laporan keuangan yang disusun untuk memenuhi tujuan bersama para pemakai,
akan tetapi laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutukan
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu
dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan
c. Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggung jawaban manajemen
(stewardship) atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya, yang dapat membantu
dalam mengambil keputusan tentang keputusan menahan atau menjual investasi
mereka di perusahaan, mengangkat atau mengganti manajemen (adopsi dari IASC)
3. Menurut ASOBAT
A Statement Of Basic Accounting Theory, ada 4 tujuan akuntansi :
a. Membuat keputusan yang terkait dengan kekayaan yang terbatas dan untuk
menetapkan tujuan
b. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumberdaya manusia dan faktor
produksi lainnya
c. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan
d. Membantu fungsi dan pengwasa sosial
4. Menurut APB Statement No 4
Tujuan laporan keuangan
APB statemen no 4 :

Tujuan khusus Tujuan umum Tujuan kualitatif

Menyajikan laporan Memberikan informasi a. Relevance


a. Posisi keuangan a. Sumber ekonomi b. Understandability
b. Hasil usaha b. Kewajiban c. Veryfiability
c. Perubahan posisi c. Kekayaan bersih d. Neutrality
keuangan secara d. Proyeksi laba e. Timeliness
wajar sesuai GAAP e. Perubahan harta dan f. Comparability
kewajiban g. Completness
f. Informasi relevan

53
5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan menurut PSAK:
 Dapat dipahami
 Relevan
 Matrealitas
 Keandalan (reliable) : bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material
& disajikan secara jujur
Termasuk dalam pengertian ini :
- substansi mengungguli bentuk
 Netralitas
 Pertimbangan sehat (karena adanya ketidakpastian)
 Kelengkapan
 Dapat diperbandingkan : antar periode & antar perusahaan
Kendala informasi yang relevan dan andal :
 Tepat waktu
 Keseimbangan antara biaya dan manfaat
 Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif
 Penyajian wajar
6. Menurut laporan Trueblood Committee
Tujuan utama laporan keuangan “memberikan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusa”. Tujuan ini digambaran oleh belkaoui (1985) :

54
1. pengambilan keputusan
I dasar

II pengguna 2. Pemakai 3. Pemakai 11. Organisasi 12. Masyarakat


umum Lainnya

III informasi 4. kemampuan 5. pertanggung


Yang dibutuhkan mencari laba jawaban

IV sifat informasi 6. fakta dan


taksiran

V Laporan
7. neraca 8. laba rugi 9. kegiatan 10. ramalan
Keuangan
keuangan keuangan

7a. Siklus yang 8a. Siklus 9a. Konsekuensi


VI Saran khusus tidak sempurna sempurna kas

7b. Nilai 8b. perubahan 9b. pertimbangan


sekarang nilai minimal
7c.Ketidakpastian
10. prediksi
& waktu

Laporan komite Trueblood menjelaskan 7 sifat dan kualitas laporan keuangan :


1. Relevan dan matrealitas
2. Formalitas dan kenyataan diatas formalitas
3. Tingkat kepercayaan
4. Bebas dari prasangka subjektif
5. Dapat dibandingkan
6. Konsistensi
7. Dapat dipahami

Tujuan laporan keuangan entitas syariah,


IAI menyusun Tujuan laporan keuangan entitas syariah (2006) :
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu tujuan lainnya:
55
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan beban
c. Informasi membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investassi yang diperoleh penanam modal
dan pemilik dana

C. PENYUSUNAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI KEUANGAN


OLEH FASB
Gambar dibawah ini adalah kerangka konseptual akuntansi keuangan menurut FASB

Tujuan SFAC
No 1 dan 4

Elemen SFAC Kualitatif


no 3 karakteristik
SFAC No 2

Laporan arus Pengukuran SFAs


Kriteria keuangan & No 33
pengakuan pelaporan keuangan (eksperimental)

Laporan arus dana & Laporan posisi


Laporan Laba likuidasi keuangan

 Ditingkat paling atas merupakan penjelasan tentang tujuan laporan keuangan. SFAC No
1 : tujuan laporan keuangan perusahaan dan SFAC No 4 : tujuan laporan keuangan
untuk organisasi nonprofit.
 Tingkat kedua disebut fundamental : SFAC No 2 (ciri kualitatif dari informasi
akuntansi) dan SFAC No 3 (elemen laporan keuangan)
 Tingkat tiga : menggambarkan pedoman operasional yang digunakan dalam menyusun
dan menerapkan prinsip akuntansi
 Tingkat empat (display)

56
1. Tujuan laporan keuangan untuk lembaga yang mencari laba
a. Laporan keuangan harus memberikan informasi dalam memutuskan secara rasional
penggunaan investasi, kredit dan keputusan lainnya
b. Laporan keuangan harus memberikan informasi untuk menilai jumlah, waktu dan
prospek penerimaan kas.
c. Laporan keuangan harus memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi
perusahaan, klaim terhadap kekayaan, pengaru transaksi, kejadian dan keadaan lain
d. Laporan keuangan harus memberikan informasi tentang prestasi keuangan
perusahaan selama satu periode
e. Laporan keuangan harus memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan
mendapatkan dan membelanjakan kas, pinjaman dan pengembaliannya
f. Laporan keuangan harus memberikan informasi bagaiamana manajemen
mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik
g. Laporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan
direksi dalam pengambilan keputusan.
2. Tujuan laporan keuangan untuk organisasi yang bukan mencari laba
a. Laporan keuangan harus dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan alokasi sumber-sumber kekayaan
b. Laporan keuangan untuk menilai jasa dan kemampuan organisasi untuk memberikan
jasa
c. Laporan keuangan untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan menilai
investasinya
d. Laporan keuangan harus memeberikan informasi terhadap sumber kekayaan,
kewajiban, kekayaan bersih dan perubahannya
e. Laporan keuangan harus dapat menyajikan prestasi organisasinya
f. Laporan keuangan harus dapat menyajikan kemampuan organisasi membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
g. Laporan keuangan harus memuat penjelasan dan penafsiran manajemen
Ciri-ciri perusahaan yang bukan mencari laba :
1. Sumber dana yang diterima dari donatur tidak dimasukkan untuk dibayar kembali
kepada pemberi dana
2. Bekerja bukan untuk menghasilkan barang atau jasa untuk mendapatkan laba

57
3. Tidak ada hak pemilik yang dapat dijual, ditransferdibayar kembali, atau diyakini
mempunyai hak atas kekayaan organisasi apabila timbul likuidasi
Perbedaan perusahaan yang mencari laba dengan perusahaan yang bukan mencari laba:
No Perusahaan yang mencari laba Perusahaan yang bukan mencari laba
1 Memiliki indikator prestasi Tidak Memiliki indikator prestasi
2 Ada mekanisme persaingan di Tidak mengalami mekanisme persaingan di pasar
pasar

D. KONSEP DASAR LAPORAN KEUANGAN MENURUT TRUEBLOOD


COMMITTEE
Konsep dasar mencakup :
1. Sifat-sifat kualitatif
2. Definisi tentang elemen laporan keuangan

Sifat kualitatif menggambarkan kriteria untuk :


a. Memilih alternatif prinsip akuntansi dan metode pelaporan yang digunakan
b. Persyartan pengungkapannya
Sifat-sifat kualitatif :
a. Kualiats utama
1. Relevance
2. Reliability
3. Veryfiabiality
4. Completness
b. Kualitas sekunder
1. Comparability
2. Consistency
3. Pertimbangan cost benefit

58
BAB VI
STANDAR AKUNTANSI

A. DEFINISI DAN SUMBER STANDAR AKUNTANSI


Akuntansi memiliki kerangka konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan tehnik-
tehniknya, yang berarti bahwa laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar
(prinsip, teknik) akuntansi dan praktiknya yang sudah diterima oleh umum dimana hal
tersebut menentukan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Standar
tersebut disebut standar akuntansi. Standar akuntansi di indonesia pada awalnya adalah
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) yang diganti menjadi Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Sedangkan di USA berlaku General Accepted Accounting Principles
(GAAP), kemudian Accounting Principle Board Statement (APBS) dan terakhir menjadi
FASB Statement. SAK/GAAP merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun
laporan keuangan yang akan diterima oleh umum.
GAAP telah merumuskan bahwa Standar Akuntansi merupakan sekumpulan konsep,
standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap
dapat berterima umum dalam menyusun, menyajikan dan menginterprestasikan laporan
keuangan dalam lingkungan tertentu (Godzali, 2003:120). Definisi berterima umum adalah
dengan menggambarkan kondisi yang mendasari praktik akuntansi keuangan sehingga
dapat berterima umum. Misalnya standar tidak akan dipermasalahkan apabila pengguna
telah mengimplementasikan standar tersebut dalam penyajian laporan keuangannya. Dan
apabila standar dinilai tidak mampu untuk mengakomodasi perkembangan dan kemajuan
teknologi informasi dan bisnis, maka standar tersebut perlu evaluasi dan penyesuaian
sesuai dengan perkembangan tersebut.
Dalam menilai subjek masalah dari standar, Edey membagi persyaratan-persyaratan
standar menjadi empat tipe utama :
1. Tipe 1 : para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat apa yang mereka
lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi (kebijakan
akuntansi) yang mereka gunakan
2. Tipe 2 : ditujukan pada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian laporan-
laporan akuntansi
3. Tipe 3 : meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik dimana
pengguna mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangannya sendiri
59
4. Tipe 4 : mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi
(penilaian) aktiva dan penentuan laba yang telah disetujui
Belkoui (1985) mengungkapkan alasan pentingnya standar akuntansi :
1. Standar menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan kegiatan
perusahaan pada para pengguna informasi keuangan. Diharapkan memiliki sifat jelas,
konsisten, andal dan dapat diperbandingkan
2. Standar memberikan pedoman dan aturan bagi akuntan publik agar mereka dapat
melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen dan dapat mengabdikan keahliannya
dan kejujurannya dalam mengaudit dan membuktikan validitas laporan keuangan.
3. Standar memberikan database pada regulator (pemerintah) tentang berbagai informasi
penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan dan regulasi
ekonomi.
4. Standar yang dapat menarik perhatian dari para ahli dan praktisi dibidang teori dan
standar akuntansi.
Dalam penyusunan standar akuntansi ada 3 kemungkinan :
1. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan / mekanisme pasar
2. Diserahkan kepada swasta / profesi
3. Diserahkan kepada pemerintah
Jadi dapat disimpulkan bahwa standar akuntansi adalah sebagai pedoman umum
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan secara wajar dan merupakan
pernyataan resmi berkaitan dengan masalah akuntansi tertentu. Standar akuntansi
mencakup peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi
(Standard Setting Body). Lembaga resmi yang ada di indonesia adalah Dewan Standar
Akuntansi Keuangan yang berada dibawah naungan IAI, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite Pensahan Standar Akuntansi
Keuangan indonesia dan akhirnya ditetapkan dan disahkan dalam kongres IAI. Sedangkan
di USA lembaga resminya adalah FASB (Financial Accounting Standard Board) yang
bebas dari pengaruh profesi secara langsung, dimana lembaga sebelumnya adalah AICPA.

B. HUBUNGAN STANDAR AKUNTANSI DENGAN PERANGKAT PERATURAN


LAINNYA
Tujuan penetapan standar :
1. Pendekatan ketepatan penyajian
60
2. Pendekatan konsekuensi ekonomi
Profesi akuntan memiliki kaitan erat dengan FASB yang diatur dalam kode etik GAAP,
dalam kode etik AICPA :
1. Rule 203
2. Rule 204
Hubungan SAK indonesia dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi “laporan akuntan harus
menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Prinsip
Akuntansi Keuangan Indonesia”.
Hubungan FASB dengan SEC (Security Exchange Commission) sangat erat “prinsip,
standar dan praktik yang dikeluarkan oleh FASB dianggap oleh SEC sebagai prinsip yang
didukung dan berlaku sebaliknya”.
Penyusunan standar akuntansi (GAAP) adalah wewenang FAF (Financial Accounting
Foundation) yang mempunyai 2 wewenang :
1. GASB (Governmental Accounting Standard Board) yang didirikan pada 1984. Dewan
ini menyusun standar untuk lembaga pemerintah
2. FASB (Financial Accounting Standard Board) didirikan pada tahun 1973. Dewan ini
menyusun dan mengeluarkan standar akuntansi dalam bentuk FASB statement dan
interpretation

C. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI USA


Pihak yang ikut serta menyusun standar akuntansi di amerika :
1. Kantor Akuntan Big 8
2. AICPA (American Institute of Certified Publik Accountants) – akuntan publik
3. FASB – lembaga penyusun standar akuntansi
4. GASB – lembaga penyusun standar akuntansi untuk pemerintah
5. SEC – badan pengawas pasar modal
6. AAA (American Accounting Association) – organisasi akademis
7. FEI (Financial Executives Institute) – para eksekutif keuangan
8. The institute of Management Accounting dulu namanya NAA (National Association of
Accountant) – organisasi akuntan manajemen
9. Dll

61
D. PERUMUSAN STANDAR AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT
FASB mempunyai 7 anggota fulltime (3 orang praktisi akuntansi profesional (CPA),
2 orang dari industri, 1 orang akademisi dan 1 orang pemerintah). Fungsi FASB untuk
membentuk dan mengembangkan standar-standar akuntansi dan pelaporan keuangan
sebagai pedoman dan pendidikan bagi publik, termasuk penerbit laporan keuangan,
auditor dan pemakai laporan keuangan. FASB juga membentuk konsep-konsep akuntansi
yang luas serta standar-standar bagi pelaporan keuangan selain itu juga menyediakan
pedoman mengenai implementasi standar-standar tersebut.
Umumnya perlu waktu selama 2 tahun untuk membentuk dan menerbitkan standar
akuntansi keuangan. Sampai pada tahun 1990, FASB telah mengeluarkan 160 SAFS.
Organisasi yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan penyusunan berbagai standar
akuntansi keuangan AS adalah SEC.

E. PERKEMBANGAN PIHAK YANG MENYUSUN STANDAR AKUNTANSI


Belkaoui (1985) memberikan 3 fase proses perumusan standar akuntansi :
1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Manajemen dianggap memiliki peranan yang besar dalam merumuskan standar
akuntansi. Pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen dimana kekuasaan
manajemen dalam mengontrol dan menyajikan laporan keuangan besar sehingga
standar akuntansi banyak yang muncul dari manajemen.
2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)
Perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada fase ini keluar Securities
Acts yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk
campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA menerbitkan Accounting Reserch
Bulletin dan AAA melakukan penelitian dan penerbitan tentang kerangka teori
akuntansi.
3. Fase Politisi (1973-sekarang)
FASB lahir pada masa ini, yang merupakan akibat dari peleburan dari unsur politik,
bisnis, akademisi dan lembaga formal.

F. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA


Penyusunan standar akuntansi di Indonesia pada dasarnya mengacu pada model
Amerika Serikat (Anglo Saxon) dengan melakukan proses adaptasi (modifikasi). Sejak
62
didirikan pada tanggal 23 Desember 1957, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah
menyelenggarakan sebanyak 8 (delapan) kali kongres. Kongres ini merupakan pemegang
kadaulatan tertinggi, karena kongres memiliki kewenangan sebagai berikut.
a. Menetapkan anggaran dasar/rumah tangga, pedoman pokok garis besar haluan dan
program kerja IAI.
b. Memberikan penilaian atas setuju tidaknya pertanggungjawaban pengurus pusat, dewan
pertimbangan profesi dan dewan penasehat tentang amanat yang diberikan oleh kongres
sebelumnya.
c. Menetapkan kebijakan maupun metoda akuntansi yang dipakai.
Akuntan berhasil menetapkan suatu kesepakatan yang merumuskan tentang peran
dan pentingnya profesi akuntan untuk suatu entitas. Dalam proses penyusunannya, terjadi
beberapa perubahan dan penyempurnaan Komite/Dewan SAK. Komite ini bertugas untuk
merumuskan suatu standar akuntansi sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Saat ini di Indonesia, ada 3 (tiga) kelompok standar akuntansi keuangan yang telah
dihasilkan, yaitu PSAK sektor bisnis, PSAK untuk LKS (lembaga keuangan syariah) dan
SAP (standar akuntansi pemerintahan) untuk instansi pemerintah baik pusat maupun di
daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Jadi secara keseluruhan sekarang terdapat 2
Kerangka Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan (konvensional dan syariah)
65 PSAK (58 PSAK untuk entitas bisnis konvensional dan 9 PSAK untuk entitas bisnis
syariah) dan 7 ISAK.
Proses penyusunan SAK :
1. Due Process Prosedur Penyusunan SAK
2. Due Process Prosedur Penyusunan Interpretasi SAK
3. Due Process Prosedur untuk pencabutan standar atau interpretasi standar yang sudah
tidak relevan

G. PENYUSUNAN METODE AKUNTANSI DI INGGRIS


Inggris, skotlandia, Wales dan Irlandia yang merupakan 4 negara bagian dari United
Kindom (UK), Britania Raya, Dan Irlandia. Perkembangan akuntansi di UK, ketentuan
hukum dilaksanakan secara fleksibel dan diterapkan kasus per kasus sehingga
rekomendasi profesional tidak berlaku wajib secara keseluruhan. Badan-badan akuntansi
utama di UK :
1. The Institute of Chartered Accountants in England and Wales
63
2. The Institute of Chartered Accountants of Ireland
3. The Institute of Chartered Accountants of Scotland
4. The Association of Certified Chartered Accountants (ACCA)
5. The Institute of Cost and Management Accountants
6. The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy
Profesi akuntan di UK terpecah disebabkan karena selama bertahun-tahun banyaknya
proposal yang dibuat oleh masing-masing organisasi yang kemudian dibentuklah
Consultative Committe pada tahun 1970. Komite ini mengarahkan aktivitas dalam
penyusunan standar akuntansi dan memiliki hak veto atas standar keuangan yang
diusulkan dan sampai saat ini tugas komite ini membantu profesi akuntansi dalam
memberikan arahan ke semua lembaga tentang isu-isu yang ada kaitannya dengan
perpajakan, undang-undang perusahaan dan membahas semua hal usulan MEE.
Perusahaan bentuk PT baik yang dimiliki pribadi dan publik diakui oleh UK, dan
semua perusahaan yang berbentuk PT harus diaudit oleh akuntan independen dan anggota
dari 4 badan akuntansi sektor swasta pertama diatas. Ada 2 sumber standar akuntansi di
UK yaitu company act dan standar profesi akuntansi. 5 prinsip akuntansi dasar yang
tercantum langsung dalam perundang-undangan :
1. Matching concept dan beban berdasarkan akrual
2. Penilaian akun aktiva dan kewajiban individual
3. Penerapan prinsip konservatisme (dalam pengakuan realisasi laba, semua kewajiban,
dan kerugian yang diketahui)
4. Wajib menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten
5. Anggapan prinsip kelangsungan usaha dapat diterapkan pada entitas yang bersangkutan
Undang-undang perusahaan di UK mengimplikasikan semua peraturan EC yang
berhubungan dengan akuntansi. Dalam perkembangannya, UK sedikit mirip dengan
perkembangan yang ada di amerika yaitu dimulai dari rekomendasi sampai pada
pembentukan Accounting Standard Steering Commite (ASSC) yang kemudian diberi
nama Accounting Standard Board (ASB). ASB diberi wewenang untuk mengeluarkan
standar akuntansi dimana memiliki seorang ketua, seorang direktur teknis yang bekerja
fulltime dan 7 anggota part time. Dalam pengoperasiannya, ASB mirip pendahulunya
yaitu AASC dan FASB di amerika.
Perbedaan standar akuntansi di UK dengan amerika :

64
1. Menilai semua aset berdasarkan biaya historis, current cost atau digabungkan 2 sistem
tersebut
2. Diperbolehkan dalam Revaluasi tanah dan bangunan berdasarkan harga pasar
3. Beban depresiasi dan amortisasi harus sesuai dengan basis pengukuran yang dipakai
aset tersebut
4. Pengukuran persediaan, metode the lower of cost or net realizable value digunakan
secara luas.

H. PERUBAHAN PENERAPAN AKUNTANSI


Kewajiban akuntan untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi dalam berbagai organisasi seperti BEI, BAPEPAM-LK, Bank Indonesia,
Departemen Keuangan Direktur Jenderal Pajak dan lain-lain, serta tidak hanya di
organisasi profesi saja. Kepatuhan ini harus dilihat juga dari segi konsistensinya. Prinsip
akuntansi juga membuka peluang bagi akuntan untuk memilih berbagai alternatif standar
akuntansi yang sama-sama dibenarkan. Meskipun nanti adakalanya perusahaan ingin
mengubah standar akuntansinya, yang terpenting adalah akuntansi tersebut tetap pada
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip tersebut membatasi praktik akuntansi yang
berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Sehingga memungkinkan prinsip
akuntansi umum yang berlaku disuatu negara pasti berbeda dengan negara lainnya.
Tidak semua informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berupa fakta, ada
informasi yang diukur berdasarkan taksiran (seperti nilai buku aktiva tetap, kerugian
piutang) dan ada informasi yang pada tanggal penyajian laporan keuangan berasal dari
transaksi yang belum selesai secara tuntas misalnya contingent liability atau utang
bersyarat.

I. PERUBAHAN AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI KONSISTENSI


Perubahan yang dimaksud adalah adanya perubahan penerapan prinsip akuntansi
dalam satu periode berbeda dengan periode dengan periode sebelumnya. Bagi auditor,
keadaan ini harus dilaporkan dalam laporan dengan menambahkan paragraf penjelasan
yang dicantumkan setelah paragraf pendapat. Perubahan yang dimaksud berupa :
1. Perubahan dalam entitas
2. Laporan setelah terjadi penggabungan kepentingan
3. Koreksi kesalahan penerapan dalam prinsip
65
4. Perubahan dalam prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari perubahan dalam estimasi
akuntansi
5. Perubahan dalam penyajian kas

J. PERUBAHAN AKUNTANSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI KONSISTENSI


Perubahan dalam estimasi akuntansi
Taksiran akuntansi biasanya dilakukan seperti dalam hal :
1. Menentukan masa manfaat dan nilai sisa aktiva
2. Pembentukan Penyisihan untuk jaminan (warranty cost)
3. Penyisihan piutang yang tidak tertagih
4. Penyisihan keusangan persediaan
Taksiran akuntansi berubah seiring dengan adanya suatu peristiwa baru terjadi dan
pengalaman serta informasi baru diperoleh. Bentuk Perubahan akuntansi ini diperlukan
dalam keadaan yang berubah sehingga mempengaruhi daya banding dari laporan
keuangan, akan tetapi tidak melibatkan standar konsistensi. Perubahan tersebut tidak
memiliki pengaruh terhadap perubahan prinsip akuntansi. Jika perubahan tidak mengubah
prinsip konsistensi, maka tidak diperlukan penjelasan mengenai perubahan tersebut.
Namun jika perubahan tersebut ada pengaruh materialnya, maka laporan keuangan
memerlukan pengungkapan yang dituangkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Perubahan yang dimaksud berupa :
1. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi
2. Perubahan dalam klasifikasi dan reklasifikasi
3. Transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda
4. Perubahan akuntansi yang diperkirakan berdampak material di masa yang akan datang
5. Periode standar konsistensi

66
BAB VII
LAPORAN KEUANGAN NERACA

A. PENGANTAR
Output dari proses akuntansi adalah laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan
arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri
dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan
sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi
dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.

B. JENIS LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan utama menurut
SAK hanya 3 :
1. Daftar neraca
2. Laba rugi
3. Laporan arus kas
Sebelum dikenal dengan laporan keuangan, dahulu dikenal dengan laporan sumber dan
penggunaan dana, dana diartikan sebagai berikut :
1. Dana diartikan sebagai kas
2. Dana diartikan sebagai aktiva cepat
67
3. Dana diartikan sebagai monetery assets
4. Dana diartikan sebagai aktiva lancar
5. Dana diartikan sebagai modal kerja (aktiva lancar dikurangi utang lancar)
6. Dana diartikan sebagai keseluruhan aktiva
Jenis laporan keuangan lain yang diberikan oleh orang-orang sebagai pendukung dari
laporan utama :
1. Daftar laba ditahan
2. Daftar perubahan modal
3. Daftar perhitungan harga pokok
Laporan keuangan terdiri dari:
 Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada
jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
 Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
 Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat
dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
 Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang
mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan
kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk
meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu
batang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap
praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.

C. ISI DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN


Unsur-unsur laporan keuangan :
1. Laporan Neraca / balance sheet (posisi keuangan) :
Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang
menunjukkan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat
tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.

68
Yang Menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Posisi
yang digambarkan atau komponen laporan neraca :
a. AKTIVA (ASET) :
Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Menurut APB Statement (1970:132) aset merupakan kekayaan ekonomi perusahaan,
yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Pengakuan AKTIVA
aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di
masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal. Penilaian didasarkan pada nilai tukar, nilai
perolehan yang disebut dengan nilai historical cost. Selain historical cost, Nilai yang
sering dipakai dalam penilaian aktiva :
1. Book value
2. Replacement cost
3. Selling price
4. Net realizable value
Klasifikasi aktiva yg dimiliki perusahaan yang secara umum diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Aktiva tetap berwujud (Fixed Asset)
meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dipakai
secara aktif dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa kegunaan relatif
permanen. Aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa kegunaan yang terbatas
harus didepresiasi selama masa kegunaan dan disajikan dalam neraca sebesar
nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasinya). Yang
termasuk dalam golongan aktiva ini adalah bangunan, mesin dan alat-alat pabrik
mebel, alat-alat kantor kendaraan dan alat-alat transport alat kerja bengkel aktiva
sumber alam. aktiva tetap berwujud yg mempunyai masa kegunaan tak terbatas
disajikan di dalam neraca sebesar harga perolehan.
2. aktiva tetap tidak berwujud (Intangible Assets).
Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud meliputi hak-hak preferensi (istimewa) yg
dijamin oleh undang-undang kontrak perjanjian-perjanjian dan mempunyai masa
manfaat dalam waktu relatif permanen.
69
b. KEWAJIBAN :
Merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. FASB memberikan definisi
kewajiban sebagai berikut :
“….kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang
yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau
memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat
suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi. ”
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa kewajiban memiliki 3 sifat utama yaitu ;
1. kewajiban itu benar ada
2. kewajiban itu tidak dapat dihindarkan
3. kewajiban yang mewajibkan perusahaan telah terjadi.
Beberapa istilah penting dalam kewajiban :
1. Contractual liabilities
2. Constructive obligation
3. Equitable obligation
4. Contingent liabilities
5. Deferred credit (ada 2, prepaid revenue dan deferred revenue)
6. Executory contract
Pengakuan KEWAJIBAN
kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal. Biasanya didiskontokan (dinilai berdasarkan present
value – untuk jangka panjang), nilai pertukaran atau sejumlah nilai nominal.

Kewajiban jika dikategorikan sesuai dengan jangka waktu maka terdapat


kewajiban jangka pendek (Current liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long-
term liabilities). Menurut Harnanto (1991:59) hutang jangka panjang adalah semua
hutang yang jatuh tempo pembayaran melampaui batas waktu satu tahun sejak
tanggal neraca atau pembayaran tidak akan dilakukan dalam periode siklus operasi
perusahaan tetapi lebih panjang dari batas waktu tersebut. Hutang obligasi, hutang
70
hipoteik, hutang bank (kredit investasi) merupakan contoh-contoh dari hutang
jangka panjang.
Dalam kegiatan operasi perusahaan hutang jangka panjang merupakan salah
satu sumber permodalan yang mengandung resiko karena memiliki komitmen untuk
melakukan pembayaran sesuai jumlah yang disepakati meski perusahaan dalam
keadaan rugi sekalipun, sehingga hutang dapat saja menanggung resiko melebihi
jumlah modal sendiri. Hal ini dipertegas oleh Harnanto (1991:304) bahwa semakin
besar proporsi hutang di dalam struktur permodalan perusahaan akan semakin besar
pula kemungkinan terjadi ketidak mampuan untuk membayar kembali hutang
beserta bunga pada tanggal jatuh temponya. Pernyataan tersebut berarti bahwa bagi
para kreditur, kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan di dalam
perusahaan untuk dipertaruhkan pada resiko kerugian juga semakin besar.
Sedangkan bagi para pemilik khusus pemegang saham biasa ada hutang di
dalam perusahaan merupakan pula suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan
rugi yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan. Tetapi resiko itu juga
diimbangi ada harapan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi
(rentabilitas) sebagai akibat penggunaan modal asing. Akan tetapi perlu diingat
bahwa proporsi hutang/modal asing yang berlebihan akan berakibat pada
fleksibilitas manajemen untuku beralih pada aktivitas yang profitable akan tertutup
dan menghadapi banyak hambatan/rintangan.
c. EKUITAS :
Hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Kategori
modal bagi tiap perusahaan dapat berbeda, dalam perusahaan perseorangan harus
dibedakan antara modal dari setoran pemilik dengan modal dari pendapatan karena
dividen dibagi dari laba ditahan bukan laba yang disetor. Modal disetor (contributed
capital) terdiri atas Modal Statuter : jumlah batas kewajiban pemilik dan dinilai
sesuai dengan harga pari/nominal, Agio saham, Modal donasi, Modal dari
pengeluaran kembali treasury stock, dan Stock option.
Sedangkan dalam perusahaan perseroan terdiri dari modal setor dan modal dari
pendapatan (retained Earnings).
Penilaian terhadap transaksi modal berdasarkan harga pasar, dan dalam
pencatatannya harga pari dengan nilai jualnya harus dipisahkan.
2. Laporan Rugi Laba (kinerja) :
71
Ukuran kinerja : LABA, unsur yang berhubungan langsung dengan laba :
a. PENGHASILAN : kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi : Pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains)
PENDAPATAN : Timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan
dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga,
dividen, royalti, dan sewa. Dengan kata lain pendapatan merupakan arus masuk atau
peningkatan aset lainnya dari suatu entitas ATAU pengurangan kewajiban (ATAU
gabungan keduanya) selama periode tertentu, yang diperoleh dari penjualan barang,
penyediaan jasa atau aktifitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
KEUNTUNGAN : mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan
yang biasa. Dengan kata lain merupakan peningkatan aset bersih yang berasal dari
transakti peripheral atau insidental suatu entitas dan dari transaksi lainnya, kegiatan
lainnya, dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas tersebut selama satu
periode KECUALI yang berasal dari pendapatan atau investasi dari pemilik.
Pengakuan PENGHASILAN
penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di
masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
b. BEBAN : penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
BEBAN meliputi : arus keluar atau penggunaan aset lainnya ATAU timbulnya
kewajiban (ATAU kombinasi keduanya) selama satu periode mulai dari penyerahan
atau produksi barang, pemberian jasa atau aktifitas lain yang merupakan operasi
utama perusahaan. KERUGIAN dan beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas biasa, misalnya beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan.
KERUGIAN : penurunan nilai aset bersih yang berasal dari transaksi yang bersifa
peripheral atau insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lain serta dari
peristiwa lain dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas tersebut selama satu
periode kecuali yang termasuk beban atau distribusi kepada pemilik.mencerminkan
72
pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak
timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa.
Pengakuan BEBAN
beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan
yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal.
3. Off Balance Sheet
Transaksi off balance sheet merupakan transaksi yang terjadi didalam perusahaan
dimana jika menurut aturan (aturan prinsip akuntansi maupun aturan lainnya) tidak
dimasukkan dalam neraca atau belum boleh dicatat dalam proses akuntansi. Transaksi
ini biasanya transaksi yang terkait dengan kas atau transaksi keuangan lainnya yang
belum terealisasi, misalnya :
a. Giro, yang belum jatuh tempo kas bon
b. Hak untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya plafond kredit yang belum
digunakan
c. Hak menukarkan aset lainnya yang lebih menguntungkan instrumen modal
perusahaan lainnya
Konsep off balance sheet ini yang bertentangan dengan prinsip akuntansi Banyak
disalahgunakan oleh masyarakat, seperti bunga yang belum diterima tetapi sudah di
acrrue selalu dicantumkan off balance sheet, meskipun menurut definisi aset sudah
boleh diakui sebagai aset. SAK khusus perbankan menyebutkan bahwa bunga dari
kredit yang tergolong macet hanya dicatat off balance sheet.
PSAK No 31 masa penyajian dan pengungkapan yang dikhususkan untuk bank :
a. Neraca : menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan karakteristik
dan disusun berdasarkan likuiditasnya
b. Laporan laba rugi : laporan ini mengelompokkan pendapatan dan beban menurut
karakteristiknya dan disusun dalam bentuk multiple step yang menggambarkan
pendapatan dan beban berasal dari kegiatan utama bank dan nonoperasional.
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan ekuitas : menyajikan peningkatan dan penurunan kekayaan bank
pada periode bersangkutan
e. Catatan atas laporan keuangan
4. Bentuk neraca
73
Neraca didasarkan pada likuiditas perkiraaanya (aktiva, kewajiban dan modal).
Bentuk neraca yang disajikan ada 3 bentuk :
a. Neraca Staffel / report form => vertikal
b. Neraca skontro / T-account form
c. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan / financial Position form
 pertama dicantumkan AL – HL = MK
 kedua dicantumkan MK + AT & lainnya – HJP = Modal pemilik
5. Penyajian Neraca Menurut Standar SAK
Penyajian neraca mencerminkan dari klasifikasi lazim pos neraca :
a. Aktiva diklasifikasikan menurut urutan likuiditas
b. Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo
c. Modal diklasifikasikan berdasarkan sifat kekelan
Sedangkan untuk perkiraan lawan (offset/contra account) atas pos neraca tertentu
disajikan sebagai unsur pengurangan pos tersebut.
6. Keterbatasan neraca
Pada awal mulanya pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan yang besar
kepada neraca, yang kemudian perhatiannya teralihkan oleh laporan laba rugi sebagai
alat penilai perusahaan. Akan tetapi, belakangan ini kembali terpusat pada neraca lagi
khususnya pada likuiditas, leverage dan ROE/ ROA. Kelemahan dari neraca sendiri
adalah ketidakmampuannya menyajikan informasi current value dari aset yang dimiliki
perusahaan.

D. LAPORAN PERIODIK YANG DIWAJIBKAN SEC


Menurut SEC (badan pengawas pasar modal di amerika) perusahaan go public wajib
secara periodik laporan keuangannya dilaporkan. Laporan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Form 10-K : laporan tahunan 3 bulan atau 90 hari setelah akhir tahun buku
2. Form 10-Q : laporan keuangan kuartal 45 hari setelah akhir kuartal
3. Form 8 – K : laporan 15 hari setelah kejadian tertentu dilaksanaka, seperti :
f. Perubahan dalam hal pengawasan perusahaan
g. Pembelian atau penjualan aset yang besar
h. Bangkrut atau mengalami dampak bangkrut
i. Perubahan akuntan pemeriksa
j. Kejadian lain yang dianggap penting oleh para pemegang saham
74
Laporan tahunan yang disusun perusahaan go public:
1. Neraca yang sudah diaudit 2 tahun terakhir
2. Laporan laba rugi 3 tahun terakhir
3. Laporan keuangan penting selama 5 tahun terakhir (penjualan, laba operasi, laba per
lembar saham, jumlah aktiva, utang jangka panjang, saham (biasa & istimewa),
dividen per lembar saham, dan informasi penting lainnya yang terkait dengan data
keuangan yang dianggap perlu)
4. Penjelasan manajemen
5. Ikhtisar informasi keuangan tiap kuartal di tahun tersebut
6. Data penting (segmen industri, kegiatan perusahaan domestik, luar negeri dan
penjualan ekspor)

E. CATATAN DAN PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN (NOTES TO


FINANCIAL)
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan, bagian-bagian
tersebut adalah :
1. Kebijaksanaan akuntansi
2. Penjelasan perkara di pengadilan jika ada, kewajiban contingent, laba rugi
contingent dan komitmen yang tidak biasa.
3. Rencana penggabungan usaha, penjelasan transaksi yang tidak biasa
4. Penjelasan tentang jenis saham, program pemberian saham kepada pegawai, dividen
saham dll.
5. Jumlah penyusutan, biaya riset dan pengembangan
6. Penjelasan pos penting (umur piutang, perencanaan persediaan, aktiva tetap,
pembelian barang, penjualan, dan biaya produksi)
7. Penjelasan pajak penghasilan, komposisi, restitusi, perkara di majelis perpajakan)
Selain notes to financial ada footnote yaitu catatan kaki yang dibuat di halaman neraca
paling bawah, yang dibuat dengan maksud untuk menambah disclousure.

F. DASAR PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN :


1. Biaya historis : aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas/setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada
saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari
75
kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu (mis: pajak penghasilan), dalam
jumlah kas/setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban
dalam pelaksanaan usaha yang normal. (kelemahan dan kelebihan ada di diktat hal 55)
2. Biaya kini (current cost) : aktiva diinilai dalam jumlah kas/setara kas yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas /setara kas yang tidak didiskontokan yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
3. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/setllement value) : Aktiva dinyatakan dalam
jumlah kas /setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjuual aktiva dalam
pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah
kas/setara kas yang tidak didikontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal
4. Nilai sekarang (present value) : aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di
masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar
arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha
normal.

G. PERISTIWA KEMUDIAN
Merupakan transaksi atau kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca sebelum
laporan keuangan dikeluarkan atau diumumkan. Peristiwa kemudian ini ada kemungkinan:
1. Menimbulkan penyesuaian terhadap laporan keuangan
2. Memerlukan disclousure (pengungkapan)
3. Tidak memerlukan apa-apa

H. PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DI PASAR MODAL


Elemen pengungkapan yang diterapkan BAPEPAM-LK dan tim lain di indonesia.
Kriteria penjelasan :
1. Umum
2. Ikhtisar data keuangan penting
a. Informasi keuangan selama 5 tahun atau sejak mulai berdirinya jika kurang dari 5
tahun
76
b. Laporan tahunan wajib
3. Laporan dewan komisaris dan direksi
a. Laporan dewan komisaris
b. Laporan dewan direksi
4. Profil perusahaan
5. Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
6. Good corporate governance
7. Informasi keuangan

77
BAB VIII
LAPORAN LABA RUGI

A. DEFINISI LABA
Laba akuntansi merupakan selisih dari pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut
SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan
yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai kinerja
manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang
dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, (IAI, 2009) menyatakan, Penghasilan (income) adalah
kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. Dalam paragraf lain (07) selanjutnya disebutkan
bahwa: penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains).
Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut
dengan laba komprehensif. Jadi laba merupakan kenaikan asset, yang dihasilkan dari
pendapatan setelah dikurangi dengan beban atau biaya.
Menurut Fisher (1912) dan Bedford (1965) menyatakan bahwa pada dasarnya ada
tiga konsep laba yang umum digunakan sebagai berikut:
1. Phsycal income, yang menunjukan konsumsi barang/jasa yang dapat memenuhi
kepuasan dan keinginan individu.
2. Real income, yang menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh adanya kenaikan cost of living.
3. Money income, yang menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber-sumber ekonomi
yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup (cost of living).
Menurut Mitchel dalam Bedford (1965), perbedaan antara laba ekonomi dan laba
akuntansi disebabkan oleh perbedaan konsep yang melandasinya. Hick (1946) secara
spesifik menyebutkan bahwa laba ekonomi (economic income) adalah jumlah maksimum
yang dapat dikonsumsi selama satu minggu tanpa harus mengurangi jumlah kemakmuran
pada awal periode. Laba akuntansi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan
barang/jasa.

78
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja
perusahaan selama satu periode.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pedapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
d. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk biaya
historis.
e. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan
dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

B. LABA AKUNTANSI
Keunggualan dan kelemahan laba akuntansi :
No Keunggulan Kelemahan
1 teruji dalam sejarah di mana pemakai gagal mengakui kenaikan nilai aset yang
laporan keuangan masih mempercayai belum direalisasi dalam satu periode
bahwa laba akuntansi masih karena prinsip biaya historis dan realisasi.
bemanfaat untuk membantu
pengambilan keputusan ekonomi.
2 diukur dan dilaporkan secara objektif yang didasarkan pada prinsip biaya
dan dapat diuji kebenarannya historis mempersulit perbandingan
(verifiable) laporan keuangan karena kemungkinan
terjadinya perbedaan metoda
perhitungan biaya dan metoda alokasi.
3 dipandang bermanfaat untuk tujuan yang didasarkan pada prinsip realisasi,
pengendalian terutama biaya historis, dan koservatisme dapat
pertanggungjawaban manajemen menghasilkan data yang menyesatkan
dan tidak relevan (Belkauoi, 1993).

Tujuan pelaporan laba adalah memberikan informasi keuangan yang dapat


menunjukkan kinerja/prestasi perusahaan (earning management) dalam menghasilkan laba
(earning per share). Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh
karena itu, informasi tentang laba perusahaan sangat penting bagi investor dan pembuat
keputusan (decision maker) yang dapat digunakan sebagai berikut, yaitu:
1. indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan
dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital);
2. pengukur prestasi manajemen;
3. alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara;
4. dasar kompensasi dan pembagian bonus;

79
5. alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan;
6. dasar untuk kenaikkan kemakmuran; dan
7. dasar pembagian dividen.

C. KONSEP PENGUKURAN DAN PENGAKUAN LABA


Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan
disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran laba sangat tergantung pada besarnya
pendapatan dan biaya. Oleh karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep
penghimpunan dan realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Sehingga dalam
pengukuran dan pengakuan laba tersebut akan serupa dan konsisten dengan pengukuran
dan pengakuan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya basic concept yang sama.
Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (2009)
dinyatakan bahwa, Penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi
di masa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban
yang telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan
diterima. Imbalan tersebut umumnya berupa kas atau nilai setara kas yang diterima atau
yang akan diterima. Sehingga dalam bentuk fisik pendapatan tersebut, seyogyanya harus
benar-benar terjadi, dan telah diterima secara nyata oleh manajemen. Bukan berdasarkan
estimasi maupun pendapatan yang akan diterima, atau belum direalisasikan.
Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba:
1. Pendekatan Transaksi (transaction concept)
Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aset atau laibilitas (laba) terjadi
hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal
timbul karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aset/laibilitas dengan pihak
luar perusahaan. Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar
untuk mengakui pendapatan. Bahwa pendapatan dari hasil transaksi harus diakui bila
seluruh kondisi di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat
kepemilikan barang atau jasa kepada pembeli,
b. perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang
atau jasa yang dijual,
c. jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal,

80
d. besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepada perusahaan tersebut, dan
e. biaya yang terjadi atau akan terus terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat
diukur secara andai (PSAK, 23/2009, 13).
Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan.
Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perubahan nilai dari pemakaian
atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan diubah
menjadi aktiva baru. konsep atau pendekatan ini sama dengan konsep realisasi
pendapatan.
2. Pendekatan Kegiatan (event concept)
Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Pendekatan ini
merupakan perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan
kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran. Perbedaannya adalah
bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang mengukur transaksi
dengan pihak luar. Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/
kegiatan dalam arti luas, tidak dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun
demikian keduanya gagal menunjukan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini
disebabkan dua pendekatan tersebut di dasarkan pada hubungan struktural yang sama
yang tidak ada dalam dunia nyata.
3. Pendekatan Pemeliharaan Modal (capital maintenance concept)
Laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat dipertahankan. Dalam konsep
pemeliharaan modal, kapital disini dimaksudkan sebagai kapital dalam arti kekayaan
bersih dalam artian luas dan dalam berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai
kelompok kekayaan tanpa memperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Atas
dasar konsep kapital tersebut sebagai tingkat kemakmuran, maka laba merupakan aliran
kemakmuran yang dapat di konsumsikan (dinikmati) selama satu periode, tanpa
mengurangi tingkat kemakmuran sebelumnya. Pengukuran terhadap kapital sangat
dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital dan skala pengukuran. Perbedaan
terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang akan
diperoleh.
a. Nilai atau satuan unit pengukur
Nilai menunjukan preferensi seseorang terhadap barang tertentu karena adanya
manfaat yang diharapkan dari barang tersebut. Nilai bersifat subyektif dan sulit
81
diukur, maka harga pasar dianggap sebagai nilai yang objektif untuk mengukur suatu
barang (obyek) tersebut. Secara umum nilai kapital dapat diukur dengan
menggunakan biaya historis, current cost maupun replacement cost.
b. Jenis Kapital
Kapital secara umum diartikan sebagai aset bersih (netto) yaitu selisih antara jumlah
laibilitas. Laba dapat dihitung dari selisih antara kapital awal dan kapital akhir. Pada
dasarnya pengertian kapital dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu finansial dan
fisik.
c. Skala Pengukuran
Skala menunjukan seberapa besar informasi yang dihasilkan oleh sejumlah angka
tertentu. Skala pengukuran dalam akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu skala
nominal dan skala daya beli konstan:
1. Skala Nominal
Skala pengukuran nominal adalah sejumlah rupiah (nominal) yang telah terjadi
dan dicatat dalam akuntansi tanpa memperhatikan perubahan daya
2. Skala Daya Beli Konstan
Untuk memperoleh nilai atas dasar skala daya beli konstan, unit moneter diubah
dengan menggunakan indeks tertentu (misalnya indeks harga)
Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir
periode dengan tingkat kemakmuran pada awal periode [ Laba = total aktiva neto (akhir
periode)- kapital yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba ini
disebut dengan konsep mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital
maintenance concept).
Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net-worth) atau aktiva
neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran tertentu.
pengukuran terhadap sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital, dan
skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan
perbedaan besarnya laba yang diperoleh.

D. HUBUNGAN RUGI LABA DENGAN NERACA


E. KONSEP MATCHING
Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan
dijual untuk mendapatkan revenue. Konsep ini dimaksudkan adalah untuk mencari dan
82
menemukan dasar hubungan yang tepat dan rasional anatara pendapatan dan biaya.
Pendapatan merupakan hasil yang akan dituju oleh perusahaan, sementara biaya yang
dikeluarkan adalah dalam upaya untuk memperoleh pendapatan tersebut sesuai dengan
konsep upaya dan hasil. Namun terkadang muncul masalah berkaitan dengan upaya
penandingan ini. Masalah utama tersebut adalah menandingkan antara pendapatan dan
biaya, yaitu untuk menentukan dasar yang paling tepat, antara biaya dan pendapatan yang
berhubungan langsung.
Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai sarana untuk
dapat melacak dan dasar pembebanannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan
melihat kondisi yang ada, seharusnya dasar penandingan yang paling penting adalah
landasan kelayakan (reasonableness) bukan pada alasan hubungan fisiknya. Menurut teori
matching concept, maka biaya harus dibebankan sesuai dengan pengakuan dan periode
penghasilan. Berdasarkan waktu pengeluaran / pembebanan biaya dan prinsip matching
dikenal 2 konsep :
1. Direct atau product matching
2. InDirect atau period matching

F. DEFINISI HASIL (Revenue), BIAYA DAN LABA


REVENUE
- Menurut Committe on Terminology, revenue merupakan hasil dari penjualan barang
atau jasa yang dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima jasa.
- APB mendefinisikan revenue sebagai kenaikan gross di dalam aset dan penurunan
gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari
kegiatan mencari laba.
- FASB, revenue merupakan arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu entitas
atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya selama periode
tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
BIAYA
- Menurut Committe on Terminology, biaya merupakan semua biaya yang telah
dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.

83
- APB mendefinisikan biaya sebagai penurunan gross dalam aset atau kenaikan gross
dalam kewajiban yang diakui dan diilai menurut prinsip akuntansi yang diterima
berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan.
- FASB, biaya merupakan arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya
kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh
pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
LABA
- Menurut Committe on Terminology, laba merupakan jumlah yang berasal dari
pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau
penghasilan operasi.
- APB mendefinisikan laba sebagai kelebihan (defisit) penghasilan diatas biaya selama
satu periode akuntansi.
- FASB, laba merupakan perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama
satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang
berasal bukan dari pemilik.

G. PENGAKUAN PENGHASILAN
Pengakuan pendapatan ada 4 waktu :
No Pengakuan Pendapatan Kriteria Keterangan
Selama kegiatan produksi Penetapan harga berdasarkan Akrual: kontrak jangka
(pendapatan diakui selama kontrak atau persyaratan panjang dilihat dari
1 kegiatan produksi, meskipun tertentu menggunakan harga tingkat pertumbuhan
belum selesai dan berdasarkan pasar yang ada pada tingkatan (accretion)
% penyelesaian) produksi tertentu.
Pada saat produksi (cocok Harga jual didasarkan pada Logam mulia, produk
2 untuk industri pertambangan harga pasar atau nilai wajar pertanian dan jasa
dan pertanian) tertentu.
Pada saat penjualan (dasar yang Harga yang telah ditetapkan Misalnya; barang
3
paling jelas dan objektif) pada produk itu. dagangan
Pada saat penagihan kas Harga wajar pada saat transaksi Misalnya: penjualan
atau akad ditambah beban angsuran, pertukaran aset,
4
tambahan (bunga maupun dll
marjin) yang disepakati.

H. BENTUK PENYAJIAN LABA RUGI


Bentuk pennyajian laporan laba rugi :
84
1. Current Operating Income (konsep laba periodik)
Semua pendapatan yang berasal dari kegiatan normal dimasukkan dalam laporan laba
rugi, sedangkan pos yang berasal dari kegiatan lain dimasukkan dalam laporan laba
ditahan. Konsep ini mengukur tingkat prestasi manajemen berasal dari kegiatan normal.
2. All Inclusive Income (laba komprehensif)
Semua pendapatan yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan isidentil dimasukkan
dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan ditahan.
Pos luar biasa
Merupakan pos yang memiliki sifat jarang sekali terjadi dan tidak biasa. APB
mendefinisikan pos luar biasa ini sebagai kejadian atau transaksi yang memengaruhi
secara materiil yang tidak diperkirakan terjadi berulang kali dan tidak dianggap
merupakan hal yang berulang dalam proses operasi yang biasa dari suatu perusahaan.
Dikatan luar bisa jika memenuhi syarat berikut :
1. Unusual Nature (bersifat tidak biasa)
2. Infrequency of accurence (tidak sering terjadi)

I. INCOME SMOOTHING – CREATIVE ACCOUNTING


Teori Efficiency Market Hipotesis (EMH) menyebutkan bahwa laporan keuangan
dapat mempengaruhi pasar modal. Pentingnya informasi laporan keuangan membuat pihak
manajemen untuk mengubah laporan laba rugi, suatu perusahaan dinilai memiliki prestasi
baik apabila laba yang ada stabil atau tidak terjadi banyak fluktuasi di labanya dari satu
periode ke periode lain. Upaya menstabilkan laba disebut dengan income smoothing. Cara
dalam melakukan income smoothing :
1. Mengatur waktu kejadian transaksi
2. Memilih prinsip atau metode alokas
3. Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari operasi
normal
Ada beberapa pendapat yang mencoba membahas teknik perataan laba tersebut sebagai
berikut.
1. Beidelman (1973), perataan laba yang dilaporkan dapat didefinisikan sebagai usaha
yang disengaja untuk meratakan laba atau memfluktuasikan tingkat laba sehingga pada
saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan. Dalam hal ini perataan laba
menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi abnormal
85
laba dalam batas-batas yang diijinkan dalam praktik akuntansi dan prinsip manajemen
yang wajar. Selanjutnya dia mengungkapkan ada dua alasan yang unik untuk
melakukan alasan perataan laba, yaitu:
Alasan pertama didasarkan pada pola laba periodik yang stabil dan dapat mendukung
tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan pola laba berfluktuasi.
Alasan kedua berkaitan dengan upaya meratakan kemampuan untuk mengantisipasi
pola fluktuasi laba periodik dan kemungkinan mengurangi korelasi
kembalian yang diharapkan perusahaan (firm„s expected
return)dengan kembalian porto folio pasar (return of market
portfolio).
2. Heyworth (1953), menyatakan bahwa motivasi yang mendorong dilakukannya teknik
perataan laba adalah untuk memperbaiki kinerja hubungan dengan kreditur, investor
dan karyawan, serta meratakan siklus usaha melalui proses psikologis.
3. Barnes, et. Al (1976) yang membedakan tiga dimensi perataan laba, yaitu:
a. Perataan laba melalui terjadinya peristiwa dan akan pengakuan peristiwa.
Artinya manajemen dapat menentukan waktu terjadinya transaksi aktual sehingga
pengaruh transaksi tersebut terhadap laba yang dilaporkan cenderung rata sepanjang
waktu. Teknik ini disebut pula dengan istilah real income.
b. Perataan melalui alokasi (classification smoothing). Jika angka-angka dalam
laporan rugi laba selain laba bersih merupakan obyek laba, maka manajemen dapat
dengan mudah mengklasifikasikan unsur-unsur dalam laporan laba rugi sehingga
mengurangi variasi laba setiap periodenya.
c. Perataan melalui alokasi sepanjang periodik. Atas dasar terjadi dan diakuinya
peristiwa tertentu, oleh manajemen yang memiliki media pengendalian tertentu
dalam penentuan laba periodik yang dapat terpengaruh oleh adanya kualifikasi
peristiwa tertentu. Teknik ini disebut pula dengan istilah articial smoothing.

J. PERUBAHAN AKUNTANSI
Perubahan prinsip akuntansi tidak hanya memengaruhi laba rugi periode berjalan, tetapi
juga periode yang lalu. Perubahan akuntansi ada 3 :
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi
2. Perubahan dalam taksiran
3. Perubahan dalam pelaporan entitas
86
K. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut PAI sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan bersifat historis
2. Laporan keuangan bersifat umum
3. Proses penyusunan Laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi
daripada bentuk hukumnya
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai
laporan diasumsikan memahami bahasa teknis tersebut
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan
umumnya diabaikan.
L. n

87
BAB IX
AKUNTANSI KAS DAN LAPORAN ARUS KAS

A. PENGANTAR
Laporan keuangan yang dibuat harus dapat memberikan informasi sejauh mana
manajemen dalam mengelola sumberdaya yang dipercayakan oleh para pemilik, fungsi
tersebut merupakan untuk tujuan stewardship function yang paling dominan dari laporan
keuangan. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
Pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan
(integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Para
pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak tergantung pada
aktivitas perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk perusahaan, seperti
yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan
alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan
utama (revenue-producing activities). Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan
usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk membagikan dividen kepada para investor.
Pernyataan ini mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas.

B. TUJUAN LAPORAN ARUS KAS


Setelah keluarnya FASB Statement No. 95 (USA), setiap perusahaan wajib
melaporkan arus kas (Cash Flow Statement) menggantikan laporan perubahan modal kerja
dengan konsep fund. Di indonesia sendiri laporan perubahan modal kerja masih berlaku.
Sampai saat ini PAI tahun 1986 masih mengandalkan laporan posisi keuangan ini sebagai
bagian dari laporan utama selain neraca dan laporan laba rugi. Penyajian laporan arus kas
dimulai pada tahun buku 1 januari 1995 sesuai dengan PSAK No. 2.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya. Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang
88
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan
(financing) selama suatu periode akuntansi.
Laporan arus kas membantu para investor, kreditor dan pemakai lainnya, antara lain :
1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas dimasa yang akan datang
2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas
4. Menilai pengaruh investasi
Kas yang dimaksudkan dalam laporan ini adalah kas yang bersifat jangka pendek dan
surat-surat berharga yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
2. Tanggal jatuh temponya dekat, risikonya kecil terhadap perubahan nilai yang
disebabkan perubahan terhadap bunga.
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam laporan arus kas, masing-masing
didefinisikan sebagai berikut:
 Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
 Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
 Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
 Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal
revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan .
 Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
 Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

C. PENGELOMPOKAN DALAM LAPORAN ARUS KAS


Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi/dikelompokkan menurut :
1. Aktivitas operasi,
2. Investasi dan
89
3. Pendanaan/ Pembiayaan.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu
aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan
bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi
dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
1. Aktivitas operasi
Merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Kegiatan ini mencakup
kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Jumlah arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya
perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari
aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
Arus Kas Masuk
a. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b. penerimaan kas dari royalti, fee, komisi dan pendapatan lain (bunga atau dividen;
c. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan
premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya;
d. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan.
Arus Kas Keluar
a. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
b. pembayaran kas kepada karyawan;
c. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi;
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
salah satu dari metode berikut ini :

90
a. metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b. metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual
dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan,
dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau
pendanaan
2. Investasi
Kegiatan yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi merupakan perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
Arus Kas Masuk
a. penerimaan kas dari pinjaman luar
b. perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
c. penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva produktif, aktiva tak berwujud
dan aktiva jangka panjang lain;
Arus Kas Keluar
a. pembayaran hutang perusahaan dan pembelian kembali surat hutang perusahaan
b. pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka
panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap
yang dibangun sendiri;
c. pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri.
d. pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk
tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;
3. Pendanaan/Pembiayaan
Merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah komposisi modal
dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul
91
dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim
terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
Arus Kas Masuk
a. penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
b. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya o
pelunasan pinjaman
Arus Kas Keluar
a. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan
b. pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
c. Pembayaran hutang kepada kreditor

D. ISI DAN BENTUK LAPORAN ARUS KAS


2 bentuk penyajian laporan arus kas :
1. Direct Method
Arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross/bruto), baru dilanjutkan
dengan kegiatan investasi dan pendanaan/pembiayaan.
Perusahaan dianjurkan oleh PSAK untuk melaporkan arus kas dari aktivitas
operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi
yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan
dengan metode tidak langsung.
Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik :
1. dari catatan akuntansi perusahaan; atau
2. dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam
laporan laba rugi untuk:
 perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;
 pos bukan kas lainnya; dan
 pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
2. Indirect Method
92
Dalam metode ini net income disesuaikan (reconsile) dengan menghilangkan :
a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi / penangguhan (deferral)
b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pendanaan yang
tidak mempengaruhi kas

E. PELAPORAN ARUS KAS ATAS DASAR ARUS KAS BERSIH


Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berikut ini
dapat disajikan menurut arus kas bersih:
1. penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas
tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan; dan
2. penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan
volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan
dengan dasar arus kas bersih:
 penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu tetap;
 penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya; dan
 pemberian dan pelunasan kredit.

Arus Kas dalam Valuta Uang Asing


Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang
yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing
tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas anak perusahaan di luar
negeri dijabarkan berdasarkan kurs transaksi pada tanggal arus kas.
Pos Luar Biasa
Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklasifikasi sebagai aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya dan diungkapkan secara terpisah.
Bunga dan Dividen
Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing harus
diungkapkan tersendiri. Masing-masing harus diklasifikasi secara konsisten antar periode
sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
Pajak Penghasilan

93
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan
diklasifikasi sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat
diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.
Perolehan dan Pelepasan (Disposal) Anak perusahaan dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan anak perusahaan atau unit
bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai aktivitas
investasi.
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan
perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis lainnya selama satu periode: (a)
jumlah harga perolehan atau pelepasan; (b) bagian nilai perolehan atau pelepasan yang
dibayarkan dengan kas dan setara kas. (c) jumlah kas dan setara kas pada anak perusahaan
atau unit bisnis yang diperoleh atau dilepaskan; dan (d) jumlah aktiva dan kewajiban
selain kas atau setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau
dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
Transaksi bukan Kas
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas
harus dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan
sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua
informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.

CONTOH LAPORAN ARUS KAS


Wiloyo Service Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009
Arus kas dari aktivitas operasi
Kas yang diterima dari pelanggan Rp. 7.500.000
Dikurangi :
pembayaran kas untuk beban dan pembayaran Rp. 4.600.000
kepada kreditor
Arus kas dari aktivitas operasi Rp. 2.900.000
Arus kas dari aktivitas investasi
Pembayaran kas untuk pembelian tanah (Rp.20.000.000)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Kas yang diterima sebagai investasi pemilik Rp.25.000.000
Dikurangi : penarikan kas oleh pemilik Rp. 2.000.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan Rp. 23.000.000
Saldo kas pada 31 Desember 2009

94
BAB XI
AKUNTANSI INFLASI, MODEL PENILAIAN DAN PENENTUAN LABA

A. PENGANTAR
Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen
selaku pengelola bisnis untuk kepentingan publik khususnya investor dan kreditor.
Laporan keuangan memberikan informasi yang disajikan oleh akuntansi keuangan dalam
rangka menilai kinerja perusahaan. Informasi yang disajikan pada laporan keuangan ini
disusun berdasarkan standar yang sudah ditetapkan dan prinsip-prinsip yang sudah baku.
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga umum atas semua barang dan jasa di dalam
suatu perekonomian. Tekanan inflasi merupakan suatu peristiwa moneter yang dapat
dijumpai pada hampir semua negara-negara di dunia yang sedang melaksanakan proses
pembangunan. Sebagai negara berkembang yang masih terus menjalankan pembangunan,
Indonesia mengalami inflasi dari tahun ke tahun.
Banyak study mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan bahwa
inflasi bukan semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan
fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini disebabkan karena struktur ekonomi
negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga,
goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen (akibat
faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan sebagainya), atau
hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, misalnya memburuknya term
of trade, utang luar negeri , dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan fluktuasi harga di
pasar domestik.
Pengukuran yang selama ini digunakan dalam akuntansi adalah metode Historical
Cost. Historical Cost adalah menurut pendapat ini cost principle atau disebut juga
acquisition cost adalah dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang , jasa ,
biaya, harga pokok, dan ekuitas. Dengan perkataan lain, setiap perkiraan dinilai
berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan (Sofyan Syafri Harahap: 2011).
Metode historical cost ini menunjukkan bahwa laporan keuangan bersifat historis, yaitu
merupakan laporan keuangan atas kejadian yang telat lewat. Akuntansi juga disusun
berdasarkan prinsip unit moneter, hal ini berarti akuntansi hanya memberikan data
kuantitatif dan moneter. Akuntansi hanya memberikan data yang sifatnya material.

95
Sedangkan inflasi yang terjadi merupakan suatu kejadian yang akan datang, yang di
pengaruhi dari kejadian sebelumnya.
Inflasi yang terjadi di suatu negara akan membawa dampak terhadap laporan
keuangan yang disajikan karena informasi yang ada menjadi tidak relevan dan tidak sesuai
dengan keadaan pasar yang sesungguhnya. Serta prinsip stable monetary unit yaitu
kesatuan moneter dianggap stabil. Hal ini tidak berlaku pada kenyataannya karena kita
ketahui bahwa dimana saja di dunia ini tingkat inflasi nya akan berubah. Di Indonesia
pada tahun 1956 tingkat inflasi tertinggi sampai 650%, pada tahun 1999 saja tingkat
inflasinya mencapai 9,35%. (Sofyan Syafri Harahap:2011).
Permasalahan-permasalahan inilah, yang memicu banyaknya kritik terhadap
kegunaan laporan keungan sebagai pemberi informasi khusunya pada masa inflasi. Pada
saat inflasi, informasi-informasi yang disajikan pada laporan keuangan hanya sia-sia saja
karena informasi yang disajikan tidak sesuai dengan apa yang ada pada kenyataannya. Hal
ini juga yang memicu munculnya akuntansi inflasi.
Akuntansi inflasi adalah akuntansi yang berupaya untuk menyusun laporan keuangan yang
memuat dampak dari inflasi atau penurunan nilai beli uang pada laporan keuangan
sehingga laporan keuangan menunjukkan satuan mata uang pada tingkat harga yang
berlaku saat itu bukan lagi harga historis.

B. PERUBAHAN DARI KONSEP STABLE MONETARY UNIT


Salah satu dalam prinsip akuntansi menyebutkan bahwa kesatuan moneter itu
dianggap stabil (stable monetary unit). Dalam realita, tidak ada satu pun dari valuta yang
memiliki nilai stabil.
Deflasi
Inflasi
 Di negara maju 1-3 %
 Negara sedang berkembang > 5 % - ratusan atau ribuan %
Ini menunjukkan konsep stable monetary unit hanya ada dalam asumsi, yang tidak pernah
ditemukan dalam realitanya. Konsep ini dipakai hanya untuk memudahkan perumusan
teori dan asumsi akuntansi keuangan. Karena pada saat masa inflasi, informasi yang
disajikan memberikan informasi yang sia-sia. Oleh karena itu, muncul ide menggunakan
akuntansi non konvensional lainnya seperti current value accounting, replacement value
accounting, net realizable value accounting. Namun ada alternatif lain yang moderat yaitu
96
dengan masih bisa menggunakan historical cost accounting dan harus dibuatkan informasi
atau laporan suplemen yang memuat dampak inflasi tersebut terhadap laporan keuangan.

C. AKUNTANSI INFLASI
Pengertian Inflasi dan Tingkatan Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Beberapa definisi inflasi dari para ahli :
1. Menurut Nopirin (1987:25) adalah `Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus selama peride tertentu.
2. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603) Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan
harga secara umum.
Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:

Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) :Price level (year t-l)

Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi


menjadi tiga bagian yaitu:
a. Merayap {Creeping Inflation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat
dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
b. Inflasi menengah {Galloping Inflation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam
waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang artinya harga-harga
minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
c. Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah dengan ditandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali
dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja.

97
Metode Pengukuran Inflasi
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada
beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,
1987:25) antara lain:
a. Consumer Price Index (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam
membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CPI= (Cost of market basket in given year : Cost of market basket in base year) x 100%
b. Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index
Index yang lebih menitik beratkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah
(raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan
indeks CPI.
c. GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI,
dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan
GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

Faktor - faktor yang mempengaruhi Inflasi


Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998 : 587), ada beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya inflasi:
a. Demand Pull Inflation
Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi
produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan
pennintaan agregat.
b. Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi
dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif.
Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya dipengaruhi
oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :
a) Domestic Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secara
umum di dalam negeri.
98
b) Imported Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang

Akuntansi Inflasi
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi sama dengan metode penentuan
laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang
digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat
dalam laporan keuangan. Dalam menyusun laporan keuangan pada masa inflasi juga
diperlukan metode-metode. Menurut Johnson, metode pengukuran aktiva dan kewajiban
dapat dibagi :
1. The Entry Value System dari harga umum yang terdiri dari :
a. Historical cost
b. General price level
c. Replacement cost
d. Reproduction cost
2. The Exit Value System harga pasar atau current market value yang terdiri dari :
a. net realizable value
b. selling price
c. expected value

Pada akuntansi inflasi, metode–metode di atas digunakan dalam menyusun laporan


keunagan pada saat inflasi adalah :
a. General Price Livel
Keuntungan General Price Level Adjustment (GPLA) adalah :
1. Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan
2. Meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antarperiode
3. Membantu pemakai laporan menilai arus kas di masa yang akan datang secara lebih
baik
4. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-
angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan
Kelemahannya adalah :
1. Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak
bisa disamakan
99
2. GPLA tidak bermakna bagi perusahaan
3. Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
4. Rasio itu adalah indikator mentah
b. Current Cost Accounting
Menurut Edgar Edward dan Philip Bell (1961), yang dibutuhkan oleh manajer adalah
bagaimana mereka mengalokasiakan sumber-sumber ekonomi yang ada untuk
memaksimalkan laba. Manajer biasanya menghadapi masalah :
1. Berapa jumlah aktiva yang harus dimiliki pada suatu tanggal tertentu
2. Bagaimana seharusnya bentuk aktiva
3. Bagaiman aktiva itu didanai
Untuk menjawab ini mereka mengusulkan perhitungan business profit, yang memliki
dua komponen :
1. Current Operating Profit
2. Realizable Cost Saving ( Holding Gain)
Beberapa bentuk Current Cost :
a. Replacement Cost
nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau
menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti
ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, seperti persediaan, aktiva tetap.
Aktiva tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai
yang sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa
inflasi sering terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif.
Pada masa inflasi nilai dari replacemet value ini lebih besar dari general price level.
Metode ini dikritik dalam hal :
 Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-angka yang timbul
tidak didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.
 Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan
pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih
rendah dari beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari
historical cost.
 Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini,
karena hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini
dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasi
100
 Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.
Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah
diterapkan dalam akuntansi inflasi.
b. Reproduction cost
harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi
seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin
mempengaruhi aktiva yang dibuat itu. Secara umum apa yang berlaku pada metode
replacement cost berlaku juga pada metode reproduction cost.
c. Net Realizable Value
merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjualan. Pada masa inflasi nilai dari
net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak
mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level.
Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual
aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.
d. selling Price
Di sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga
laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada
net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.
e. Expected Value
Metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau
lebih kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan
gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.

D. MONETARY NON MONETARY ITEMS


Monetary Item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit
uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan
jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan
datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net realizable
value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai
sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk
mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di masa yang
akan datang. Contohnya : deposito , valuta asing , atau klaim valuta asing, dan lain-lain.

101
Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut
kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan
nilai sekarang. Misalnya aktiva tetap, lahan. Dalam metode current value harga baru itu
yang dicoba digambarkan dengan harga sekarang.contohnya adalah biaya dibayar dimuka.

E. MODEL AKUNTANSI
Ada delapan model akuntansi dalam penilaian aktiva dan penentuan laba yaitu:
1. pengukuran menurut unit uang :
a. Historical Cost Accounting
b. Replacement Cost Accounting
c. Net Realizable Value Accounting
d. Present Value Accounting
2. Pengukuran menurut Uint Tenaga Beli (GPL / General Price Level)
a. GPL Historical Cost Accounting
b. GPL Replacement Cost Accounting
c. GPL Net Realizable Value Accounting
d. GPL Present Value Accounting

Namun yang akan dibahas pada bab ini hanya tiga model akuntansi saja, yaitu :
a. Historical Cost Accounting
b. Replacement Cost Accounting
c. Net Realizable Value Accounting

1. Atribut yang akan dinilai


a. Dalam Model Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah uang
atau kas atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar
sejumlah hutang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan
aktiva itu.
b. Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalah uang kas
atau sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis
saat sekarang atau jumlah hutang yang akan dibebankan untuk memperolah aktiva
tersebut.

102
c. Dalam model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau
sejenisnya yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang
yang harus dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.
d. Dalam model Present Value atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus
kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus
kas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali hutang.
Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai berikut :
 Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (historical cost), masa kini (replacement cost
dan net realizable value), dan masa yang akan datang (present value).
 Jenis transaksi : historical cost dan replacement cost merupakan transaksi perolehan
atau pembebanan hutang, net realizable value dan present value menyangkut
penjualan aset dan pembayaran hutang.
 Sifat kejadian awalnya : historical cost didasarkan pada kejadian yang sebenarnya,
present value berdasarkan kejadian yang diharapkan, dan replacement cost dan net
realizable value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotesis (anggapan).
2. Unit Of Measure
Ada dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :
a. Unit Moneter (Uang)
Dalam model ini yang menjadi unit pengukuran adalah unit uang.
b. Unit Daya Beli (Purchasing Power)
Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu
berbeda apabila waktunya berbeda.

F. PENILAIAN DAN PERBANDINGAN MODEL AKUNTANSI


Dalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi tersebut, model
Present Value sengaja tidak diikutkan karena beberapa kelemahan sebagai berikut.
a. Sukarnya menaksir penerimaan kas di masa yang akan datang.
b. Pemilihan tingkat diskonto yang sangat bervariasi
c. Alokasi arbitrer dari taksoran arus kas dalam menilai aset
d. Alokasi arbitrer dan taksiran arus kas dari masing-masing aktiva secara individual
Dalam menilai dan membandingkan model-model ini maka yang menjadi dasar penilaian
adalah.
1. Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu (timing error)
103
Timing error timbul akibat perubahan nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu,
tetapi dicatat, diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yang lain. Yang sebaiknya
adalah bahwa setiap kejadian dalam periode itu dicatat dan dilaporkan sesuai pada
periode itu.
2. Kesalahan akibat alat ukur ( measuring unit errors)
Kesalahan akibat alat ukur ini terjadi apabila laporan keuangan tidak disajikan dengan
menggunakan dan mempertimbangkan tenaga beli dari mata uang tersebut. Idealnya
tenaga beli uang harus ikut menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun laporan
keuangan.
3. Kesulitan dalam penafsiran (interpretability)
Laporan keuangan harus dipahami tanpa salah pengertian. Dalam menafsirkan laporan
keuangan kita harus memahami masalah pengertian dan penggunaanya. Dengan
perkataan lain, agar model akuntansi dapat dipahami maka kita harus menggunakan
rumus :
“Jika…………………, maka………………….” atau (if……….them).
Dengan rumus ini maka para pembaca lapoiran keuangan akan memahami arti
serta kegunaanya. Akuntansi memiliki alat ukur yang menghasilkan ukuran
tertentu, misalnya model akuntansi yang menggunakan unit sebagai alat ukur
berarti hasilnya adalah bahwa itu dinyatakan dalam jumlah rupiah (Number of
Dollars = NOD).
Demikian juga jika kita gunakan konsep Historical Cost dengan “ukuran tenaga
beli umum”, akan tetap menghasilkan jumlah rupiah (Number of Dollars).
Sementara itu, apabila konsep Current Value yang diukur dengan tenaga beli
umum, akan menghasilkan ukuran barang atau Command of Goods (COG)
4. Relevansi
Informasi akuntansi harus relevan artinya harus bermanfaat bagi pemakainya
khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, karena
model akuntansi yang ada masih memiliki makna yang masih kabur seperti masalah
NOD dan COG tadi, sulit bagi pembaca menjadikan informasi akuntansi itu relevan
tanpa menguasai ilmu akuntansi lebih mendalam.

G. METODE PENGUKURAN HARGA WAJAR (FAIR VALUE)

104
Metode Pengukuran Harga Wajar (Fair Value) telah berlaku di Amerika sesuai dengan
statement NO. 157 tentang Fair Value Measurement.
“Statement ini mendifinisikan fair value , menentapkan kerangka untuk mengukur nilai
yang wajar (fair value) sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, dan
memperluas pengungkapan tentang pengukurna fair value. Statement ini diterapkan dalam
kerangka dasar akuntansi yang membutuhkan atau mengizinkan pengukuran fair value.
Dewan standar sebelumnya telah memutuskan melalui pengumuman bahwa fair value
adalah metode pengukuran yang relevan. Oleh karena itu, statement ini tidak meemerlukan
metode pengukuran fair vale yang baru. Namun, untuk sebagian entitas penerapan fair
value ini akan mengubah praktik yang berlaku sekarang.
Tambahi alasan
H. ILUSTRASI BEBERAPA ALTERNATIF MODEL AKUNTANSI
Untuk memberikan gambaran yang jelas antara beberapa alternative model
akuntansi ini kita misalkan PT Sipangko Jaya yang didirikan pada tanggal 21 Maret 2005
akan memasarkan produk baru yang disebut ESTIMA. Modal berjumlah Rp 30.000,-,
utangnya Rp 30.000,-, dengan bunga 10 %. Pada tanggal 1 Januari PT Sipangko Jaya
memulai kegiatannya dengan membeli 6.000 unit ESTIMA dengan harga Rp 10,- per unit.
Pada tanggal 1 Mei perusahaan menjual 5.000 unit dengan harga Rp 15,- per unit.
Sementara itu, perubahan tingkat harga selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Januari 1 Mei 1 Desember 1
Replacement Cost 10 12 13
Net Realizable Value - 15 17
General Price Level Index 100 130 156

1. Alternatif dengan Melihat Sudut “Unit of Money”


Alternatif yang kita bahas disini adalah menyangkut kesalahan yang timbul karena
waktu. Untuk itu, model yang akan kita bahas adalah:
1. Historical Cost Accounting
2. Replacement Cost Accounting
3. Net Realizable Value Accounting
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi untuk ketiga model itu adalah sebagai berikut:
PT Sipangko Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005

105
Keterangan Historical Replacement Net Realizable
Cost Value Value
Hasil 75.000 92.000
Harga Poko Penjualan 50.000 60.000 73.000
Laba Kotor 25.000 15.000 19.000
Bunga 10% 3.000 3.000 3.000
Laba Operasi 22.000 12.000 16.000
Realisasi holding gain and loss sudah 10.000 10.000
termasuk
Holding gain and loss yang tidak dihitung/ tidak 3.000 3.000
direalisasi dihitung
General Price level gain and loss tidak tidak dihitung tidak dihitung
dihitung
Laba bersih 22.000 25.000 29.000

PT Sipangko Jaya
Neraca
31 Desember 2005
Keterangan Historical Replacement Net Realizable
Cost Value Value
Harta :
Kas 72.000 72.000 72.000
Persediaan 10.000 13.000 17.000
Total Harta 82.000 85.000 89.000

Utang & Modal :


Kewajiban 30.000 30.000 30.000

Modal :
Modal Saham 30.000 30.000 30.000
Laba ditahan Realisasi 22.000 22.000 22.000
Belum realisasi - 3.000 7.000
Total laba ditahan 22.000 25.000 29.000
Total Modal Setor 52.000 55.000 59.000
Total Utang & Modal 82.000 85.000 89.000

Analisis perbedaan akibat waktu


HC RC NRV
Total Laba Laba yang Kesalahan Laba yang Kesalahan Laba yang Kesalahan
dilaporkan dilaporkan dilaporkan
29.000 22.000 7.000 25.000 4.000 29.000 0

2. Alternatif Dengan Menggunakan Model Akuntansi yang Diukur Dengan Unit


Tenaga Beli Umum
Dalam model ini yang kita bahas adalah:
1. General Price Level Adjusted Historical Accounting

106
2. General Price Level Adjusted Replacement Cost Accounting
3. General Price Level Adjusted Net Realizable Value Accounting

PT Sipangko Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2005
Keterangan GPLA GPLA GPLA
HC RC NRVA
Hasil 90.000 90.000 107.000
Harga Pokok Penjualan 78.000 72.000 85.000
Laba Kotor 12.000 18.000 22.000
Bunga 10% 3.000 3.000 3.000
Laba Operasi 9.000 15.000 19.000
Real Realized Holding Gain and Loss termasuk (6.000) (6.000)
Real Unrealized Holding Gain and Loss tidak dihitung (2.600) (2.600)
General Price Level Gain and Loss 1.800 1.800 1.800
Laba Bersih 10.800 8.200 12.200

PT Sipangko Jaya
Neraca Menurut General Price Level
Per 31 desember 2005
Keterangan GPL GPL GPL
HC RC NRVA
Aktiva:
Kas 72.000 72.000 72.000
Persediaan 15.600 13.000 17.000
Total Aktiva 87.600 85.000 89.000
Pasiva:
Obligasi 30.000 30.000 30.000
Modal 46.800 46.800 46.800
Laba Ditahan:
Realized 9.000 9.000 9.000
Unrealized (0) (2.600) 1.400
Laba/Rugi GPL 1.800 1.800 1.800
Total Pasiva 87.600 85.000 89.000

Analisis Tipe Kesalahan Masing-masing Model


Timing error Interpretation
Measureng- NOD COG
No Accounting Model Operating Holding Unit Error Relevance
(Number (Command of
Profit Gains
of dollars) Goods)
Historical-cost
1 Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak
accounting

107
Ya Ya Ya
2 Replacement-cost Ya Hilang Ya
Laba Rugi Harta Harta

Ya
Ya
Net-realizable-value Aktiva Aktiva
3 Hilang Hilang Ya Laba Rugi
accounting Moneter dan Moneter
dan Utang
Utang

General price-level-
4 adjusted historical cost Ya Ya Hilang Ya Ya Ya
accounting

General Price-level-
5 adjusted replacement- Ya Hilang Hilang Hilang Ya Ya
cost accounting

General Price-level-
6 adjusted net-realizable- Hilang Hilang Hilang Hilang Ya
value accounting

BAB XII
TREN DALAM AKUNTANSI

A. TREN AKUNTANSI
Mega tren akuntansi akan menghadapi persoalan sebagai berikut :
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas
2. Perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya
3. Perlunya mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang lebih relevan
Tren disini dijadikan sebagai arah yang dituju oleh akuntansi yang sesuai dengan
perkembangan tuntutan masyarakat menuju suatu sifat yang lebih bernuansa sosial, etis,
lebih relevan dan bertanggungjawab. Masyarakat pada dasarnya menginginkan akuntansi
108
yang memberikan informasi yang adil dan benar yang hakikatnya adalah
pertanggungjawaban. Buku megatrends 2010 yang ditulis oleg patrice aburdune (2005),
ada 7 megatrends :
1. Kekuatan spritual
2. Munculnya kapitalisme yang sadar
3. Pemimpin lahir dari level tengah
4. Bisnis spiritualisme
5. Konsumen berbasis nilai
6. Gelombang solusi kesadaran
7. Boomnya investasi pada perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial

B. BEBERAPA TOPIK BARU DALAM AKUNTANSI


Perkembangan terakhir dari akuntansi yang sampai sekarang masih menjadi bahan
riset dan perkembangan bidang akuntansi yang menjadi tren antara lain :
1. Akuntansi internasional / Akuntansi global
2. Akuntansi islam
3. Akuntansi sumberdaya manusia
4. Triple entry accounting system
5. Employee reporting
6. Value added reporting
7. Akuntansi perilaku
8. Multidiciplines paradigma
9. Akuntansi dan pembangunan berkelanjutan
10. Kegagalan efficien market hypothesis (EMH)
11. Krisis akuntansi

Beberapa penjelasan sebagai berikut :


1. Akuntansi internasional / Akuntansi global
Ada 3 kemungkinan dari definisi akuntansi internasional :
a. Akuntansi yang dianggap hanya menyangkut proses penyusunan laporan
konsolidasi dari perusahaan induk dengan perusahaan cabang yang berada di
berbagai negara.

109
b. Akuntansi yang menekankan pada upaya mempelajari dan mencoba memahami
perbedaan akuntansi di berbagai negara.
c. Kerangka konsep akuntansi yang ada di dunia, yang berlaku di semua negara.
2. Akuntansi islam
Akuntansi islam ini sebagai emerging model dengan basis relativism yang didasarkan
pada hukum syariah. Akuntansi islam bukan mengenai agama, ia sejajar dengan ilmu
akuntansi kapitalis. Akuntansi kapitalis dibangun atas dasar filsafat matrealisme/
sekularisme hasil pemikiran manusia tanpa campur tangan Allah, sedangkan
akuntansi islam dibangun diatas dasar pemikiran manusia yang mengindahkan
hukum-hukum Allah.
3. Akuntansi sumberdaya manusia
Akuntansi sumberdaya manusia merupakan proses mengidentifikasikan dan
mengukur data tentang sumber daya manusia dan menyampaikan informasi ini kepada
mereka yang berkepentingan. Akuntansi ini mencoaba mencatat pengeluaran untuk
sumberdaya manusia sebagai investasi atau aktiva bukan sebagai biaya (terkecuali
pengeluaran minor tertentu yang dikelompokkan langsung sebagai biaya).
4. Triple entry accounting system
Dulu kita mengenal yang namanya single entry, double entry maka sekarang ditambah
satu lagi yaitu Triple entry. Model ini merupakan perkembangan dari model double
entry, dimana bukan saja transaksi yang memengaruhi pos-pos pada sisi aktiva dan
pasiva yang dilaporkan, tetapi juga force atau power yang menyebabkannya. Sehingga
laporan neraca misalnya menyajikan Wealth = capital = force.
Force account yang mencatat beberapa faktor antara lain perubahan harga, perubahan
jumlah, atau perubahan volume terhadap arus hasil dan biaya.
Ada 3 jenis laporan yang ada dalam laporan triple entry :
d. Wealth statement
e. Capital statement
f. Force statement
Model ini berupaya untuk menambah informasi kepada pembaca khususnya pihak
manajemen dan para pengambil keputusan yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan. Sistem ini juga menjelaskan margin variance, volume variance dan
efficiency variance.
5. Employee reporting
110
Merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat informasi yang relevan bagi
karyawan atau serikat pekerja. Laporan ini berkembang di negara USA dan eropa.
Purdy dan Belkaoui (1985) menyebutkan hal yang mendesak dan terdorongnya
perlunya employee reporting :
a. Tekanan semakin besar akan perlunya disclousure
b. Praktik dan masalah yang berkaitan dengan hubungan perburuhan
c. Munculnya perdebatan tentang demokratisasi perusahaan
d. Perkembangan dinegara lain akan perlunya informasi yang dimaksud
Informasi penting yang terkandung dalam employee reporting :
a. Jumlah pegawai
b. Lokasi tempat bekerja
c. Umur karyawan
d. Jam kerja
e. Biaya tenaga kerja
f. Program pensiunan
g. Program jaminan sosial, kecelakaan kerja, kesehatan, hari tua
h. Pelatihan dan pendidikan atau adanya career path
i. Pengakuan terhadap serikat pekerja
j. Daftar karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin dll.
6. Value added reporting (VAR)
Value added reporting atau laporan pertambahan nilai berkaitan juga dengan human
resources accounting dan employee reporting terutama dalam hal informasi yang
disajikannya. Laporan ini masih menjadi wacana akademik saja. Value added
reporting sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan utama, neraca, laba rugi, dan arus kas. Semua laporan utama gagal
memberikan informasi (belkaoui, 1995) :
a. Total produktivitas perusahaan
b. Share dari setiap stakeholder atau anggota tim yang ikut dalam proses manajemen
yaitu: pemegang saham, kreditor, pegawai dan pemerintah.
VAR berusaha mengisi kekurangan ini ditambah dengan memberikan informasi
tentang kompensasi yang diberikan kepada pegawai yang dapat digunakan baik oleh
pegawai maupun yang berkepentingan lainnya. Jika laporan keuangan konvensional
lebih menenkankan pada laba, maka VAR lebih menekankan pada upaya meng-
111
generate kekayaan atau nilai tambah. Value added adalah kenaikan nilai kekayaan
yang digenerate atau dihasilkan dengan penggunaan aset produktif dari seluruh
sumber-sumber kekayaan perusahaan oleh seluruh tim yang ada.
Laporan ini sebenanrnya modifikasi dari laporan laba rugi, sehingga pada dasarnya
dapat disusun dengan menggunakan laporan laba rugi tersebut. Step penyusunan
laporan VAR :
Langkah 1 :
Dihitung laba ditahan = penjualan – biaya – pajak – dividen
Penjualan Rp xxx
Dikurangi :
Pembelian barang dan jasa Rp xxx
Penyusutan Rp xxx
Biaya karyawan Rp xxx
Biaya bunga Rp xxx
Dividen Rp xxx
pajak Rp xxx
Total pengurangan Rp xxx
Laba ditahan Rp xxx

Langkah 2 :
Laporan pertambahan nilai
Penjualan Rp xxx
Dikurangi : Pembelian barang dan jasa Rp xxx
Pertambahan nilai kotor Rp xxx
Pertambahan nilai ini dirinci sbb : Rp xxx
Penyusutan
Biaya karyawan
Biaya bunga Rp xxx
Dividen Rp xxx
pajak Rp xxx
Total pertambahan nilai Rp xxx

Beberapa keunggulan dan kelemahan VAR :


No Keunggulan No Kelemahan
1 Dinilai objektif, informasi yang 1 Tidak semua pihak yang terlibat
absah yang dijadikan sebagai dasar senang dalam bekerjasama

112
perhitungan reward
2 Pertambahan nilai kotor berguna 2 Kemungkinan manajemen salah
untuk mengetahui angka tanggap seolah ingin
reinvestasi memaksimasi, padahal sikap ini
menimbulkan inefisiensi
3 Menjebatani kepentingan 3 Kesalahan dalam penafsiran
akuntansi dan ekonomi menimbulkan kepalsuan pendapat
4 Pertambahan nilai bersih menjadi
dasar distribusi kekayaan bukan
pertambahan nilai kotor

7. Akuntansi perilaku (behavioral accounting)


Perhatian dari akuntansi perilaku adalah adanya budaya yang mempengaruhi peran
atau hasil dari interaksi antara informasi akuntansi dengan perilaku konsumennya atau
penyajiannya. Sehingga dalam akuntansi ini, sorotan utamanya merupakan dampak
dari informasi akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya.
Hal tersebut dapat digunakan untuk melihat reaksi manusia terhadap informasi
akuntansi yang diberikan. Siegel Ramanauskas, dan Marconi (1989) 3 bagian besar
dampak akuntansi perilaku :
a. Pengaruh perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan penggunaan sistem
akuntansi.
b. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia
c. Metode untuk meramalkan dan strategi untuk mengubah perilaku manusia
Dalam bisnis global tentunya cross culture tidak akan terhindarkan. Perusahaan yang
ingin memasuki pasar bangsa atau negara lain mau tidak mau harus mengikuti kultur
dari bangsa tersebut agar usahanya tersebut berhasil dinegara tersebut.
8. Multidiciplines paradigma
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat mengakibatkan semakin
munculnya paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan dan
keterkaitan satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lainnya. Ilmu ekonomi
merupakan bagian dari ilmu sosial yang berkembang menjadi berbagai disiplin ilmu
seperti : ilmu ekonomi mikro dan makro, ilmu manajemen, pembangunan, pemasaran,
produksi, keuangan. Ilmu manajemen berkembang lagi menjadi akuntansi, bussines
113
policy, budgeting, planning, operating research, information system. Akuntansi
sendiri berkembang menjadi ilmu akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen, teori
akuntansi, sejarah akuntansi, akuntansi internasional, sistem akuntansi, controllership,
sistem pengawasan manajemen, auditing dan sebagainya.
9. Akuntansi dan pembangunan berkelanjutan
Akuntansi ini yang membahas masalah akuntansi dan pembangunan berkelanjutan
yang ada di dunia serta penjelasan perlunya alat ukur untuk memudahkan para
pengambil keputusan dalam memanaje masalah pembangunan, lingkungan dan aspek
sosial ekonomi.
 Akuntansi sebagai alat ukur
Akuntansi memiliki perangkat penting dalam mengamankan pembangunan yang
ada di bumi. Karena akuntansi sebagai satu instrumen measurement of quality,
maka akuntansi dapat dijadikan sebagai alat yang dapat mencatat, mengukur dan
melaporkan posisi kejadian, dampak industri kepada masyarakat yang dalam hal ini
sebagai pengawasan terhadap pembangunan yang ada.
 Perlunya akuntansi lingkungan
Akuntansi lingkungan diperlukan karena pada pembangunan yang ada perlu
diperhitungkan dampak dari pembangunan tersebut sehingga pembangunan
berkelanjutan tetap bisa berjalan dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya.
 Kesulitan pengukuran
Kelemahan utama dari akuntansi adalah adanya ketidak kesepakatan dalam
menentukan kriteria pengukuran. Beberapa lembaga sudah banyak memberikan
konsep pengukuran dan penyajian masalah ari pengukuran ini.
 Penyajian
Penyajian laporan keuangan yang disyaratkan oleh SEC adalah untuk melaporkan
hal-hal yang bertalian dengan masalah lingkungan, social cost dan benefit lainnya.
10. Kegagalan efficien market hypothesis (EMH)
Teori ini menyatakan bahwa pasar akan menyesuaikan diri dengan setiap informasi
baru yang dikeluarkan mengenai saham. Dalam teori ini yang dibahas bukan
bagaimana mencatat transaksi tetapi :
a. Hubungan antara pengumuman informasi akuntansi kepada publik dan reaksi pasar
terhadap informasi yang dilihat dari indikator harga saham di bursa
b. Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga pasar
114
Sumber: Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi (Edisi Revisi 2011). Jakarta:
Rajawali

115

Anda mungkin juga menyukai