Anda di halaman 1dari 24

Akhtharu Nisyan Bil

Qur’an(Bahaya Melupakan Al-


Qur’an)
Pendidikan Agama Islam 5
Anggota Kelompok 7
01 02
Mutiara Syarifah Ratna Intan Sari
Npm 10221041 Npm 10122027

03 04
Silvia Aulia Agustina Sri Maesin Muawaroh
Npm 10221246 Npm 11211371

2
Pembahasan

Zalim dan hina ( Q.S Ali-imran ayat 112 & Q.S As-Sajdah ayat 22)

Bersahabat dengan setan (Q.S Az-Zukhruf ayat 36 & Q.S Al-Furqan ayat 29)

Lupa terhadap diri sendiri (Q.S Al-Hasyr ayat 19)

Fasiq (Q.S Al-Baqarah ayat 26-27, & Q.S Ar-Rad ayat 19-20)

Nifaq (Q.S An-Nisa ayat 61,62,63 & Q.S An-Nur ayat 49-50)

- Mengakibatkan kesulitan didunia dan di akhirat

3
01 Zalim dan Hina

4
Zalim dan Hina
Q.S Ali-Imran ayat 112
‫ِبَح ْبٍل ِّم َن ِهّٰللا َو َح ْبٍل ِّم َن الَّناِس َو َبۤا ُءْو ِبَغ َض ٍب ِّم َن ِهّٰللا َو ُض ِرَبْت َع َلْيِهُم اْلَم ْسَكَنُةۗ ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َك اُنْو ا َيْكُفُرْو َن‬ ‫ُض ِرَبْت َع َلْيِهُم الِّذَّلُة َاْيَن َم ا ُثِقُفْٓو ا ِااَّل‬
‫ٰذ ِلَك ِبَم ا َع َص ْو ا َّو َك اُنْو ا َيْعَتُد ْو َن‬ ‫ْقُتُلْو َن اَاْلْنِۢب ۤا َغْي ٍّۗق‬
‫َي َء ِب ِر َح‬ ‫ِبٰا ٰي ِت ِهّٰللا َو َي‬

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali
(perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu
karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu
karena mereka durhaka dan melampaui batas.

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menetapkan kehinaan dan kerendahan kepada mereka. Dimana saja
berada, mereka tidak akan merasa aman, kecuali yang berpegang teguh pada tali (agama) Allah. Adapun maksud dari tali
(agama) Allah adalah dengan jaminan perlindungan Allah, berupa perjanjian berlakunya dengan jaminan untuk mereka,
pemberlakuan jizyah serta penerapan hukum-hukum islam terhadap mereka. Tali perjanjian dengan manusia yakni jaminan
keamanan dari manusia untuk mereka sendiri, seperti terhadap orang yang memiliki perjanjian perdamaian atau
persekutuan, diberi jaminan keamanan oleh salah seorang dari kaum muslimin, meski hanya seorang wanita.

5
Zalim dan Hina
Q.S As-Sajdah ayat 22
‫َو َم ْن َاْظ َلُم ِمَّم ْن ُذ ِّك َر ِبٰا ٰي ِت َر ِّبٖه ُثَّم َاْع َر َض َع ْنَهۗا ِاَّنا ِم َن اْلُم ْج ِر ِم ْيَن ُم ْنَتِقُم ْو َࣖن‬
“Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling
darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada para pendosa..”

Tidak ada yang lebih zhalim daripada orang yang Allah ceritakan, terangkan ayatayat Nya kepadanya,
kemudian setelah itu dia tidak peduli, mengingkari, berpaling dan melupakannya, seakan-akan dia tidak mengetahuinya.
Apabila kita lari dari keadilan yang ditunjukkan oleh Allah maka tempat untuk kita adalah kezaliman karena kita telah
meletakkan sesuatu tidak pada posisi yang sepatutnya menurut apa yang dikehendaki Allah. Ketergantungan kita kepada
makhluk, bukan kepada Allah, akan melahirkan suatu kehinaan.

6
Bersahabat dengan
02
setan

7
Bersahabat dengan setan
Q.S Az-Zukhruf ayat 36
‫َو َم ْن َّيْعُش َع ْن ِذ ْك ِر الَّرْح ٰم ِن ُنَقِّيْض َلٗه َشْيٰط ًنا َفُهَو َلٗه َقِرْيٌن‬

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), kami adakan baginya syaitan (yang
menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa barang siapa yang berpura-pura buta dan lalai, serta berpaling dari
peringatan Allah, maka akan lemahnya penglihatan atau lemahnya mata hati. Disaat mata hati menjadi lemah, maka syaitan
akan menjadi teman yang akan menyertai.

8
Bersahabat dengan setan
Q.S Al-Furqan ayat 29

‫َلَقْد َاَض َّلِنْي َع ِن الِّذْك ِر َبْع َد ِاْذ َج ۤا َء ِنْۗي َو َك اَن الَّش ْيٰط ُن ِلِاْل ْنَس اِن َخ ُذ ْو اًل‬

“Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan setan
memang pengkhianat manusia.”

Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang kafir itu berkata, "Seseorang telah menyesatkan aku dari ajaran Al-Qur'an dan
dari beriman kepada Muhammad setelah petunjuk itu datang kepadaku." Adalah kebiasaan setan menipu manusia dan me-
malingkannya dari kebenaran dan tidak mau menolong manusia yang telah disesatkannya itu. "Sungguh, dia si fulan tadi,
telah menyesatkan aku dari peringatan Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Semestinya aku tersadar,
beriman, membacanya, menghayatinya dan mengamalkannya, tapi aku lalai dan terkesima dengan kehidupan duniaku. Dan
setan memang pengkhianat manusia.” Dia berusaha dengan tipu muslihat yang sangat halus untuk menyingkirkan manusia
dari jalan yang benar".

9
Lupa terhadap
03
diri sendiri

10
Lupa terhadap diri sendiri
Q.S Al- Hasyr ayat 19
‫ٰۤل‬
‫َو اَل َتُك ْو ُنْو ا َك اَّلِذ ْيَن َنُسوا َهّٰللا َفَاْنٰس ىُهْم َاْنُفَس ُهْۗم ُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰف ِس ُقْو َن‬

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri
sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.”

Ayat ini menegaskan agar manusia tidak melupakan Allah dan meninggalkan-Nya, karena jika seseorang melupakan
Allah, maka Allah akan menjadikan mereka melupakan diri mereka sendiri. Orang-orang yang melakukan hal ini disebut
sebagai orang-orang yang fasik, yang terjatuh dalam kesalahan dan kesesatan. Ini adalah peringatan agar manusia
senantiasa mengingat dan taat kepada Allah agar tidak tersesat dari jalan yang benar.

11
04 Fasiq

12
Fasiq
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fasik berarti tidak peduli terhadap perintah
Tuhan, buruk kelakukan, jahat, berdosa besar. Secara terminologi, fasik berarti seseorang yang
menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakannya. Dalam agama Islam, pengertian dari fasik
adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Secara etimologi, fasik berasal dari
bahasa Arab al-Fisq atau al-Fusuq, yang berarti keluarnya sesuatu dari sesuatu yang lain dalam keadaan
rusak.

13
Fasiq
Q.S Al-Baqarah ayat 26

۞ ‫ِاَّن َهّٰللا اَل َيۡس َتۡح ـٖۤى َاۡن َّيۡض ِر َب َم َثاًل َّم ا َبُع ۡو َض ًة َفَم ا َفۡو َقَهاؕ​ َفَاَّم ا اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا َفَيۡع َلُم ۡو َن َاَّنُه اۡل َح ـُّق ِم ۡن َّرِّبِهۡمۚ​ َو َاَّم ا اَّلِذ ۡي َن َڪ َفُر ۡو ا َفَيُقۡو ُلۡو َن َم اَذ ٓا‬
‫َاَر اَد ُهّٰللا ِبٰهَذ ا َم َثاًل ۘ ُيِض ُّل ِبٖه َڪ ِثۡي ًرا َّو َيۡه ِد ۡى ِبٖه َك ِثۡي ًراؕ​ َو َم ا ُيِض ُّل ِبٖۤه ِااَّل اۡل ٰف ِس ِقۡي َۙن‬

“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-
orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, "Apa maksud Allah
dengan perumpamaan ini?" Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, 1 dan dengan itu banyak
(pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang
fasik,.”

14
Fasiq
Q.S Al-Baqarah ayat 27
‫ٰۤل‬
‫اَّلِذ ْيَن َيْنُقُضْو َن َع ْهَد ِهّٰللا ِم ْۢن َبْع ِد ِم ْيَثاِقٖۖه َو َيْقَطُعْو َن َم ٓا َاَم َر ُهّٰللا ِبٖٓه َاْن ُّيْو َص َل َو ُيْفِس ُد ْو َن ِفى اَاْلْر ِۗض ُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰخ ِس ُرْو َن‬

“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang
diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi”
Surat Al-Baqarah ayat 26-27 berisi tentang perumpamaan yang diberikan oleh Allah SWT. Ayat 26 menjelaskan bahwa
Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang
beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan,
"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?‘’ Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah
kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka
bumi. Mereka itu-lah orang-orang yang rugi

15
Fasiq
Q.S Ar-Rad ayat 19
‫َاَفَم ْن َّيْع َلُم َاَّنَم ٓا ُاْنِز َل ِاَلْيَك ِم ْن َّر ِّبَك اْلَح ُّق َك َم ْن ُهَو َاْع ٰم ۗى ِاَّنَم ا َيَتَذَّك ُر ُاوُلوا اَاْلْلَباِۙب‬

“Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang
yang buta? Hanya orang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.”

Q.S Ar-Rad ayat 20

‫الَّلِذ ْيَن ُيْو ُفْو َن ِبَع ْهِد ِهّٰللا َو اَل َيْنُقُضْو َن اْلِم ْيَثاَۙق‬

“(yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian.”

16
Fasiq
Q.S Ar-Rad ayat 19-20

Usai menjelaskan balasan bagi manusia yang memenuhi dan yang abai atas seruan-seruan-Nya, Allah lalu membandingkan
antara orang yang mengetahui kebenaran dengan yang tidak. Bila dibandingkan, maka apakah orang yang mengetahui
bahwa apa (Al-Qur'an) yang diturunkan tuhan kepadamu itu adalah kebenaran, lalu dia beriman kepadanya, sama dengan
orang yang buta mata hatinya dan enggan beriman kepadanya' tentu tidak sama. Hanya orang berakal saja'yang biasa Al-
Qur'an sebut dengan ulul albab'yang dapat memahami perbandingan tersebut dan mengambil pelajaran darinya. Ulul albab
yaitu orang yang senantiasa memenuhi janji dengan sesama manusia yang dikukuhkan dengan nama Allah dan tidak
melanggar perjanjian tersebut.

17
05 Nifaq
Mengakibatkan kesulitan didunia dan akhirat

18
Nifaq
Secara gramatikal bahasa Arab, kata nifaaq merupakan mashdar (kata jadian) dari tsulatsi
mazid biharfin wahid, yaitu naafaqa, yunaafiqu, munaafaqah, dan nifaaq yang berarti memasukkan
sesuatu dengan mengeluarkan yang lain. Sedangkan kata munafiq adalah kata sifat atau isim fa’il dari
kata naafaqa yang menunjukkan orang yang menyandang sifat tersebut. Sedangkan makna nifaq secara
terminologi adalah menampakkan Islam dengan menyembunyikan kekufuran.

19
Nifaq
Q.S An-nisa ayat 61
‫َو ِاَذ ا ِقْيَل َلُهْم َتَع اَلْو ا ِاٰل ى َم ٓا َاْنَز َل ُهّٰللا َو ِاَلى الَّر ُسْو ِل َر َاْيَت اْلُم ٰن ِفِقْيَن َيُص ُّد ْو َن َع ْنَك ُص ُد ْو ًد ۚا‬

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada
Rasul,” (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu.

Q.S An-nisa ayat 62


‫َفَك ْيَف ِاَذ ٓا َاَص اَبْتُهْم ُّمِص ْيَبٌةۢ ِبَم ا َقَّد َم ْت َاْيِد ْيِهْم ُثَّم َج ۤا ُءْو َك َيْح ِلُفْو َن ِباِهّٰللۖ ِاْن َاَر ْدَنٓا ِآاَّل ِاْح َس اًنا َّو َتْو ِفْيًقا‬

“Maka bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) disebabkan perbuatan tangannya
sendiri, kemudian mereka datang kepadamu (Muhammad) sambil bersumpah, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak
menghendaki selain kebaikan dan kedamaian.”

20
Nifaq
Q.S An-nisa ayat 63
‫ٰۤل‬
‫ُاو ِٕىَك اَّلِذ ْيَن َيْع َلُم ُهّٰللا َم ا ِفْي ُقُلْو ِبِهْم َفَاْع ِر ْض َع ْنُهْم َو ِع ْظُهْم َو ُقْل َّلُهْم ِفْٓي َاْنُفِس ِهْم َقْو اًل ۢ َبِلْيًغ ا‬

“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas
pada jiwanya.”

Q.S An-nur ayat 49


‫َو ِاْن َّيُك ْن َّلُهُم اْلَح ُّق َيْأُتْٓو ا ِاَلْيِه ُم ْذ ِع ِنْيَن‬

“Maka bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) disebabkan Tetapi, jika kebenaran di
pihak mereka, mereka datang kepadanya (Rasul) dengan patuh.

21
Nifaq
Nifak adalah suatu perbuatan yang lahir dan batinnya tidak sama. Secara lahiriah beragama
Islam, namun jiwanya atau batinnya tidak beriman. Munafik adalah orang yang melakukan perbuatan
nifak, yaitu orang yang secara lahiriah mengaku beriman kepada Allah, mengaku beragama Islam, bahkan
dalam beberapa hal kelihatan seperti berbuat dan bertindak untuk kepentingan Islam, tetapi sebenarnya
hatinya mempunyai maksud lain yang tidak didasari iman kepada Allah.

22
Nifaq
Q.S An-nur ayat 50
‫ٰۤل‬
‫ࣖ َاِفْي ُقُلْو ِبِهْم َّمَر ٌض َاِم اْر َتاُبْٓو ا َاْم َيَخ اُفْو َن َاْن َّيِح ْيَف ُهّٰللا َع َلْيِه ْم َو َر ُسْو ُلٗه ۗ َبْل ُاو ِٕىَك ُهُم الّٰظ ِلُم ْو َن‬

“Apakah (ketidakhadiran mereka karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena)
takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.”

23
Terimakasih

24

Anda mungkin juga menyukai