Anda di halaman 1dari 5

Soal:

4. Jelaskan ayat-ayat tindak pidana dalam pidana Islam?

Jawaban:

1. Ayat tentang perzinaan (Q.S An-Nur:2)


‫َالَّز اِنَيُة َو الَّز اِنْي َفاْج ِلُد ْو ا ُك َّل َو اِحٍد ِّم ْنُهَم ا ِم اَئَة َج ْلَدٍةۖ َّو اَل َتْأُخ ْذ ُك ْم ِبِهَم ا َر ْأَف ٌة ِفْي ِد ْيِن ِهّٰللا ِاْن ُكْنُتْم ُتْؤ ِم ُن ْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَي ْو ِم‬
‫ْؤ ِمِنْيَن‬ ‫ٌة ِّم َن اْل ُم‬ ‫َذ اَبُهَم ا َطۤا ِٕى َف‬ ‫َهْد َع‬ ‫ِۚر َو ْلَيْش‬ ‫اٰاْل ِخ‬
Artinya: “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari
keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah
dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sebagian orang-orang yang beriman”.
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang Islam yang berzina baik
perempuan maupun laki-laki yang sudah akil balig, merdeka, dan tidak muhsan
hukumnya didera seratus kali dera, sebagai hukuman atas perbuatannya itu.
Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya juga menjelaskan hukuman pelaku zina
muhsan. Berikut haditsnya:
‫ُخ ُذ وا َع ِّني ُخ ُذ وا َع ِّني َقْد َجَعَل ُهَّللا َلُهَّن َس ِبياًل اْلِبْك ُر ِباْلِبْك ِر َج ْلُد ِم اَئٍة َو َنْفُي َس َنٍة َو الَّثِّيُب ِبالَّثِّيِب َج ْلُد ِم اَئٍة َو الَّرْج ُم‬
Artinya: “Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah
memberi jalan keluar (hukuman) untuk mereka (pezina). Jejaka dan perawan yang
berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan
duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam." (HR Muslim).
2. Ayat tentang menuduh berzina (Q.S An-Nur:4)
‫ٰۤل‬
‫َو اَّلِذ ْيَن َيْر ُم ْو َن اْلُم ْح َص ٰن ِت ُثَّم َلْم َيْأُتْو ا ِبَاْر َبَع ِة ُش َهَد ۤا َء َفاْج ِل ُد ْو ُهْم َثٰم ِنْيَن َج ْل َد ًة َّو اَل َتْقَبُل ْو ا َلُهْم َش َهاَد ًة َاَب ًد ۚا َو ُاو ِٕى َك ُهُم‬
‫ۙ اْلٰف ِس ُقْو َن‬
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik (berzina)
dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan
puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Mereka itulah orang-orang yang fasik”.
Tafsir ayat tersebut adalah orang-orang yang melontarkan tuduhan keji kepada
pribadi-pribadi yang bersih, baik dari kaum lelaki maupun kaum wanita, tanpa ada
empat orang saksi yang adil yang menyertai mereka (para penuduh), maka deralah
mereka dengan cambuk sebanyak 80 kali, dan janganlah kalian terima persaksian
mereka selamanya.dan mereka itu adalah orang-orang yang keluar dari ketaatan
kepada Allah SWT.
3. Ayat tentang pencurian (Q.S Al-Maidah:38)
‫َو الَّساِر ُق َو الَّساِر َقُة َفاْقَطُع ْٓو ا َاْيِدَيُهَم ا َج َز ۤا ًۢء ِبَم ا َك َسَبا َنَك ااًل ِّم َن ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َع ِز ْيٌز َحِكْيٌم‬
Artinya: “Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan
dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana”.
4. Ayat tentang perampokan (Q.S Al-Maidah:33)
‫ٰۤز‬
‫ِاَّنَم ا َج ُؤا اَّلِذ ْيَن ُيَح اِر ُبْو َن َهّٰللا َو َر ُسْو َلٗه َو َيْس َع ْو َن ِفى اَاْلْر ِض َفَس اًدا َاْن ُّيَقَّتُل ْٓو ا َاْو ُيَص َّلُبْٓو ا َاْو ُتَقَّط َع َاْي ِد ْيِهْم َو َاْر ُج ُلُهْم‬
‫ِّم ْن ِخ اَل ٍف َاْو ُيْنَفْو ا ِم َن اَاْلْر ِۗض ٰذ ِلَك َلُهْم ِخ ْز ٌي ِفى الُّد ْنَيا َو َلُهْم ِفى اٰاْل ِخَرِة َع َذ اٌب َع ِظ ْيٌم‬
Artinya: “Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan di bumi hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan
kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian
itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar”.
Pada ayat ini, Allah SWT menjelaskan hukuman bagi perampok dan pengganggu
keamanan umum, yang acap kali juga disertai pembunuhan. Dalam kaitan ini
ditetapkan bahwa hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya,
yaitu orang-orang yang tidak berdosa dan tidak bersalah, dan membuat kerusakan di
bumi, balasannya tidak ada lain hanyalah dibunuh bila membunuh atau disalib bila
membunuh dan mengambil harta, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang
bila mengambil harta, tetapi tidak membunuh, atau diasingkan dari tempat
kediamannya bila hanya menakut-nakuti. Ketetapan hukuman yang demikian itu
merupakan kehinaan bagi mereka di dunia yang disebabkan perilaku mereka, dan di
akhirat mereka pasti akan mendapat azab yang besar.
5. Ayat tentang pemabuk:
a. (Q.S Al-Maidah:90)
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَّنَم ا اْلَخ ْم ُر َو اْلَم ْيِس ُر َو اَأْلْنَص اُب َو اَأْلْز اَل ُم ِر ْج ٌس ِم ْن َع َمِل الَّشْيَطاِن َفاْج َتِنُبوُه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.
b. (Q.S An-Nisa:43)

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتْقَر ُبوا الَّص اَل َة َو َأْنُتْم ُس َك اَر ٰى َح َّتٰى َتْع َلُم وا َم ا َتُقوُلوَن َو اَل ُج ُنًبا ِإاَّل َعاِبِر ي َس ِبيٍل َح َّتٰى َتْغ َتِس ُلوا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi”.

c. (Q.S Al-Baqarah:219)

‫َيْس َأُلوَنَك َع ِن اْلَخ ْم ِر َو اْلَم ْيِس ِرۖ ُقْل ِفيِهَم ا ِإْثٌم َك ِبيٌر َو َم َناِفُع ِللَّناِس َوِإْثُم ُهَم ا َأْك َبُر ِم ْن َنْفِع ِهَم اۗ َو َيْس َأُلوَنَك َم اَذ ا ُيْنِفُق وَن ُق ِل‬
‫اْلَع ْفَو ۗ َك َٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهَّللا َلُك ُم اآْل َياِت َلَع َّلُك ْم َتَتَفَّك ُروَن‬

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir”.

6. Ayat tentang pemberontak (Q.S Al-Hujurat:9)


‫َو ِاْن َطۤا ِٕىَفٰت ِن ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن اْقَتَتُلْو ا َفَاْص ِلُحْو ا َبْيَنُهَم ۚا َفِاْۢن َبَغ ْت ِاْح ٰد ىُهَم ا َع َلى اُاْلْخ ٰر ى َفَق اِتُلوا اَّلِتْي َتْبِغ ْي َح ّٰت ى َتِفْۤي َء ِآٰلى‬
‫َاْم ِر ِهّٰللاۖ َفِاْن َفۤا َء ْت َفَاْص ِلُحْو ا َبْيَنُهَم ا ِباْلَع ْد ِل َو َاْقِس ُطْو اۗ ِاَّن َهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم ْقِسِط ْيَن‬
Artinya: “Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap
(golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga
golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil.
Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil”.
Inti dari surah tersebut ialah, bahwa Islam merupakan agama yang membawa
kedamaian dan menyerukan pada penganutnya untuk senantiasa mentranformasikan
Islah (perdamaian) dalam kehidupan. Islam tidak sekalipun menginginkan
penganutnya menjadi sumber perselisihan dan hilangnya kerukunan. Islam bahkan
memerintahkan kepada penganutnya agar senantiasa mengedepankan islah sebagai
solusi utama jika mendapati perselisihan.
7. Ayat tentang murtad (Q.S Al-Baqarah:217)
‫َيْس َٔـُلْو َنَك َع ِن الَّش ْهِر اْلَحَر اِم ِقَتاٍل ِفْيِۗه ُقْل ِقَتاٌل ِفْيِه َك ِبْيٌرۗ َو َص ٌّد َع ْن َس ِبْيِل ِهّٰللا َو ُك ْفٌۢر ِبٖه َو اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم َو ِاْخ َر اُج َاْهِل ٖه‬
‫ِم ْنُه َاْك َبُر ِع ْنَد ِهّٰللاۚ َو اْلِفْتَنُة َاْك َبُر ِم َن اْلَقْتِل ۗ َو اَل َيَزاُلْو َن ُيَق اِتُلْو َنُك ْم َح ّٰت ى َي ُر ُّد ْو ُك ْم َع ْن ِد ْيِنُك ْم ِاِن اْس َتَطاُع ْو اۗ َو َم ْن َّيْر َت ِد ْد‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫ِم ْنُك ْم َع ْن ِد ْيِنٖه َفَيُم ْت َو ُهَو َك اِفٌر َفُاو ِٕىَك َح ِبَطْت َاْع َم اُلُهْم ِفى الُّد ْنَيا َو اٰاْل ِخَرِةۚ َو ُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِۚر ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن‬
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan
haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi
menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang
masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya)
dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka
tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu,
jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
Inti dari ayat tersebut ialah, bahwa orang-orang yang murtad seluruh amalan baiknya
akan terhapus. Dan jika ia mati, maka ia akan mati dalam kekafiran, dan ia akan kekal
di dalam neraka.
8. Ayat tentang pembunuh (Q.S Al-Maidah:32)
‫ْن َاْج ِل ٰذ ِلَك ۛ َك َتْبَنا َع ٰل ى َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َاَّنٗه َم ْن َقَتَل َنْفًس ۢا ِبَغْيِر َنْفٍس َاْو َفَس اٍد ِفى اَاْلْر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَتَل الَّناَس َجِم ْيًع ۗا َو َم ْن‬
‫َاْح َياَها َفَك َاَّنَم ٓا َاْح َيا الَّناَس َجِم ْيًعاۗ َو َلَقْد َج ۤا َء ْتُهْم ُرُس ُلَنا ِباْلَبِّيٰن ِت ُثَّم ِاَّن َك ِثْيًرا ِّم ْنُهْم َبْع َد ٰذ ِلَك ِفى اَاْلْر ِض َلُم ْس ِرُفْو َن‬
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau
bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-
akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami
telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas.
Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi”.
Dan untuk hukumannya, dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah:178, yaitu:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم اْلِقَص اُص ِفى اْلَقْتٰل ۗى َاْلُحُّر ِباْلُحِّر َو اْلَع ْبُد ِباْلَع ْب ِد َو اُاْلْنٰث ى ِب اُاْلْنٰث ۗى َفَم ْن ُع ِفَي َل ٗه ِم ْن َاِخ ْي ِه‬
‫َش ْي ٌء َفاِّتَباٌع ۢ ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َاَد ۤا ٌء ِاَلْيِه ِبِاْح َس اٍن ۗ ٰذ ِلَك َتْخ ِفْيٌف ِّم ْن َّرِّبُك ْم َو َر ْح َم ٌةۗ َفَمِن اْع َتٰد ى َبْع َد ٰذ ِلَك َفَلٗه َع َذ اٌب َاِلْيٌم‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan)
qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan. Tetapi
barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan
baik, dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu
adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah
itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih”.
Ketentuan hukum yang demikian itu, yaitu kebolehan memaafkan pembunuh dan
diganti dengan diat atau tebusan, adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu supaya
tidak ada pembunuhan yang beruntun dan permusuhan dapat dihentikan dengan
adanya pemaafan. Barangsiapa melampaui batas setelah itu dengan berpura-pura
memaafkan pembunuh dan menuntut diat, tetapi setelah diat dipenuhi masih tetap
melakukan pembunuhan terhadap pembunuh, maka ia telah berbuat zalim dan akan
mendapat azab yang sangat pedih kelak di akhirat. Ayat ini mengisyaratkan bahwa
pemaafan itu tidak boleh dipaksakan, sekalipun memaafkan lebih bagus daripada
menghukum balik dengan hukuman yang setimpal.

Anda mungkin juga menyukai