Anda di halaman 1dari 4

Hikmah Pernikahan Dalam Islam – Nikah disyariatkan Allah swt melalui Al Quran dan Sunah Rasul-

nya. Oleh karena itu bila sudah mampu maka menikahlah. Karena dengan menikah akan
menjauhkan kita dari hal yang dosa. menikah memiliki banyak sekali manfaat dan hikmah di
dalamnya. selain itu, didalam agama islam pernikahan atau nikah sangat lah dianjurkan. bagi yang
belum menikah tentu ada baiknya jika mengetahui terlebih dahulu hikmah apa saja yang ada di dalam
sebuah pernikahan, sehingga bila telah mengetahui hikmah pernikahan maka kita akan semakin
mantap dalam rangka melaju menuju perkawinan.

Pernikahan mengandung hikmah yang sangat besar untuk keberlangsungan hidup manusia,
diantaranya sebagai berikut : Hikmah Pernikahan Dalam Islam.
a. Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, dalam ikatan suci
yang halal dan di ridhai Allah swt. dengan bersatunya dua insan dalam pernikahan maka kedua insan
tersebut sudah menjadi pasanga yang halal, dan ingatlah bahwa membina pernikahan/rumah tangga
adalah beribadah, dengan berumah tangga maka kedua insan tersebut bisa menghindari perbuatan
dosa.
b. Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan. Dengan hubungan yang telah halal maka
tentunya pasangan suami istri menginginkan seorang penerus atau anak. Dengan pernikahan maka
anak yang kelak dimilikinya memiliki nasab yang jelas, berbeda dengan anak yang lahir diluar
pernikahan maka banyak kerugiannya dan nasabnya tidak bisa mengikut ke bapaknya.

c. Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan zina. Dengan menikah maka 2 orang yang
berlainan jenis telah menjadi halal dan setiap yang dilakukan diantara keduanya telah halal dan
diridhoi oleh allah swt, sehingga keduanya akan terhindar dari perbuatan dosa.

d. Terjalinnya kerjasama antara suami dan istri dalam mendidik anak dan menjaga kehidupannya. Di
dalam pernikahan tentulah pastinya dibutuhkan kerjasama diantara suami istri ini akan menimbulkan
chemistry diantara kedua nya dan akan lebih mendekatkan keduanya.

e. Menjalin silaturahim antar keluarga besar pihak suami dan pihak istri. Menikah tidak hanya
menyatukan 2 insan tp juga menyatukan 2 keluarga besar dari masing-masing pihak, sehingga
tentunya bertambah pula lah sanak dan saudara kita. seperti yang kita ketahui, dengan menjalin
silaturahim maka banyak manfaat yang akan kita terima, seperti menambah umur dan menambah
rezeki.

itulah ke 5 poin dari hikmah di dalam sebuah pernikahan. semoga tentunya tulisan ini akan
ebrmanfaat dan bisa menambah wawasan kita semua. Dari semua bahasan diatas diharapkan kita
akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di esok hari, begitupun dengan kondisi di rumah tangga
yang kita jalani akan menjadi sebuah keluarga yang bahagia selamanya.
Saat ini kita hidup dalam zaman yang amat sangat terbuka. Bahkan karena terlalu terbukanya
pergaulan dalam masyarakat, nilai-nilai agama pun mulai ditinggalkan. Lihat saja sekarang,
dengan mudah kita dapat menemukan berbagai kemaksiatan di sekitar kita. Bahkan hal-hal yang
menjurus pada perbuatan zina terpampang di sekitar kita.
Anak-anak muda zaman sekarang seakan-akan berlomba dalam hal ini. Begitu banyak gadis-gadis
yang mempertontonkan kemolekan tubuhnya secara bebas, hubungan dengan lawan jenis yang
melewati batas, dan banyak lagi hal-hal yang membuat perzinahan seakan-akan menjadi sesuatu
yang wajar-wajar saja. Ditambah lagi dengan lemahnya iman dan ilmu agama yang dimiliki,
membuat perzinahan semakin merajalela.
Padahal, jelas-jelas islam telah melarang kita untuk melakukan perbuatan zina. Jangankan
melakukannya, mendekati saja kita sudah tidak boleh. Tentunya perintah untuk tidak mendekati
dan melakukan perbuatan zina bukanlah tanpa sebab. Perbuatan zina merupakan sebuah
perbuatan yang keji, yang dapat mendatangkan kemudharatan bukan hanya kepada pelakunya,
namun juga kepada orang lain.
Banyak sekali dalil-dalil baik dari Al Quran maupun hadist yang melarang perbuatan zina ini. Dalil-
dalil yang berisi larangan untuk melakukan perbuatan zina diantaranya adalah:
Dalil Dari Al Quran:

َّ ‫الزانِي‬
ُ‫الزانِ َية‬ َّ ‫اج ِلدوا َو‬ ْ َ‫ل ف‬ َُّ ‫احدُ ك‬ ِ ‫ل َج ْلدَةُ ِمئَةَُ ِم ْنه َما َو‬ ُ َ ‫ِين ِفي َرأْفَةُ ِب ِه َما تَأْخ ْذكم َو‬ ُِ ‫د‬
َُّ ‫اّللِ تؤْ ِمنونَُ كنت ُْم ِإن‬
ِ‫ّللا‬ َُّ ‫طائِفَةُ َعذَابَه َما َو ْليَ ْش َه ُْد ْاْل ِخ ُِر َو ْاليَ ْو ُِم ِب‬ َ َُ‫ْالمؤْ ِمنِينَُ ِمن‬
‫الزا ِني‬َّ ‫ل‬ ُ َّ ُ‫الزا ِن َيةُ م ْش ِر َكةُ أ َ ُْو زَ ا ِنيَة‬
ُ َ ُ‫إل َين ِكح‬ َّ ‫ل َو‬ ُ َ ‫ل َين ِكح َها‬ ُ َّ ‫َوح ِر َُم م ْش ِركُ أ َ ُْو زَ انُ ِإ‬
َُ ‫ْالمؤْ ِمنِينَُ َعلَى ذَ ِل‬
‫ك‬
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. Laki-laki
yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik;
dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki
musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin,” (an-Nuur: 2-3).

ُ ‫الزنَى ت َ ْق َربوُاْ َو‬


َ‫ل‬ ِ ُ‫احشَةُ َكانَُ إِنَّه‬
ِ َ‫ساء ف‬
َ ‫سبِيلُ َو‬
َ
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)

َُ‫ل َوالَّذِين‬ َُّ ُ‫َر ِإلَها‬


ُ َ َُ‫ّللاِ َم َُع يَ ْدعون‬ َُ ‫ل آخ‬ َُ ‫ّللا َح َّر َُم الَّ ِتي النَّ ْف‬
ُ َ ‫س َي ْقتلونَُ َو‬ َُّ ‫ل‬ ُِ ‫ل ِب ْال َح‬
ُ َّ ‫ق ِإ‬ ُ َ ‫َو‬
َُ‫ل َو َمن يَ ْزنون‬ َُ ‫أَثَاماُ يَ ْلقَُ ذَ ِل‬
ُْ ‫ك يَ ْف َع‬
ُْ ‫ضا َع‬
‫ف‬ َ ‫م َهاناُ فِي ُِه َويَ ْخل ُْد ْال ِقيَا َم ُِة يَ ْو َُم ْالعَذَابُ لَهُ ي‬
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu,
dalam keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69).

‫ي أَيُّ َها َيا‬ َُ ‫َك ْالمؤْ ِمنَاتُ َج‬


ُُّ ‫اءك ِإذَا النَّ ِب‬ َُ ‫ل أَن َعلَى ي َبا ِي ْعن‬ ُ َّ َُ‫اّللِ ي ْش ِر ْكن‬
َُّ ‫شيْئاُ ِب‬ َ ‫ل‬ ُ َ ‫يَ ْس ِر ْقنَُ َو‬
ُ َ ‫ل يَ ْزنِينَُ َو‬
‫ل‬ ُ َ ‫ن يَ ْقت ْلنَُ َو‬ ُ َ ‫ن بَيْنَُ يَ ْفت َ ِرينَهُ بِب ْهتَانُ يَأْتِينَُ َو‬
َُّ ‫ل أ َ ْو َلدَه‬ َُّ ‫ن أ َ ْيدِي ِه‬َُّ ‫ل َوأ َ ْرج ِل ِه‬ُ َ ‫َو‬
َُ ‫صين‬
‫َك‬ ِ ‫ن َم ْعروفُ ِفي َي ْع‬ َُّ ‫ن َوا ْست َ ْغ ِف ُْر فَ َبا ِي ْعه‬ َُّ ‫ّللاَ لَه‬
َُّ ‫ن‬ َُّ ‫ّللاَ ِإ‬
َُّ ُ‫َّر ِحيمُ غَفور‬
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji
setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak
akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan
kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia
mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12).
Dalil dari Hadist Rasulullah saw:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang yang
Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada
mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang
miskin yang sombong,” (HR Muslim [107]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah saw. bersabda, “Tidaklah berzina
seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan mukmin,”
Masih diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka
keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan mendung. Jika ia meninggalkan zina maka
kembalilah keimanan itu kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para
sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya
telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang
laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri
tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).
Kandungan Dalil tentang Zina
Dari dalil-dalil tersebut, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang larangan zina dalam
islam. Ksimpulan yang dapat kita ambil diantaranya adalah:
1. Kerasnya pengharaman zina. Zina adalah seburuk-buruk jalan dan sejelek-jelek perbuatan.
Terkumpul padanya seluruh bentuk kejelekan yakni kurangnya agama, tidak adanya wara’, rusaknya
muru’ah (kehormatan) dan tipisnya rasa cemburu. Hingga engkau tidak akan menjumpai seorang
pezina itu memiliki sifat wara’, menepati perjanjian, benar dalam ucapan, menjaga persahabatan, dan
memiliki kecemburuan yang sempurna kepada keluarganya. Yang ada tipu daya, kedustaan, khianat,
tidak memiliki rasa malu, tidak muraqabah, tidak menjauhi perkara haram, dan telah hilang
kecemburuan dalam hatinya dari cabang-cabang dan perkara-perkara yang memperbaikinya. (lihat
Raudhatul Muhibbin [360]).
2. Ancaman yang keras terhadap pelaku zina. Dan hukuman bagi pezina dikhususkan dengan
beberapa perkara:
a. Kerasnya hukuman
b. Diumumkannya hukuman
c. Larangan menaruh rasa kasihan kepada pezina
3. Hukuman bagi pezina yang belum menikah adalah dicambuk seratus kali dan diasingkan selama
satu tahun. Dan hukuman bagi pelaku zina yang telah menikah adalah dirajam sampai mati.
Rasulullah saw. telah merajam sebanyak enam orang di antaranya adalah Mu’iz, wanita al-
Ghamidiyah dan lain-lain.
4. Adapun berzina dengan wanita yang masih mahram mewajibkan hukuman yang
sangat keras, yakni dibunuh.
Ibnul Qayyim berkata dalam Raudhatul Muhibbin (374), “Adapun jika perbuatan keji itu dilakukan
dengan orang yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dari para mahramnya, itu adalah
perbuatan yang membinasakan. Dan wajib dibunuh pelakunya bagaimanapun keadaannya. Ini adalah
pendapat Imam Ahmad dan yang lainnya.”
5. Zina ada beberapa cabang, seperti zina mata, zina lisan, dan zina anggota badan. Disebutkan
dalam hadits Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menetapkan atas setiap Bani
Adam bagiannya dari zina yang tidak bisa tidak pasti ia mendapatinya. Zina mata adalah melihat, zina
lisan adalah berbicara, hati berangan-angan serta bernafsu dan kemaluan membenarkan atau
mendustakannya.”

Anda mungkin juga menyukai