Anda di halaman 1dari 31

Larangan berbuat zina

Berikut ini akan kami sampaikan beberapa Firman Allah SWT dan hadits yang shahih tentang larangan
berbuat zina, semoga dengan penjelasan ini kita bisa mengamalkannya dan kita terhindari dari
perbuatan zina.

Firman Allah :

َ ‫َوََسآءََس ِب ْي‬،ً‫الزنىَاِنَّهَكانََفاحِ شة‬


32:‫َالسراء‬.ً‫ل‬ ّ َ‫وََلََت ْقربُوا‬

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu
jalan yang buruk. [QS. Al-Israa’ : 32]

َ‫َوََ ْلي ْشه َْد‬،‫للَِوََاْلي ْو َِمَاْلخِ ِر‬


َ ‫ِنَ ُك ْنت َُْمَتُؤْ مِ نُ ْونََ ِبا‬
َْ ‫ْنَللاََِا‬َِ ‫يَ ِدي‬ َْ ِ‫لَواحِ دََ ّم ْن ُهماَمِ ائةََج ْلدةََ ََّوَلََتأ ْ ُخ ْذ ُك َْمَ ِب ِهماَرأْفةََف‬ ََّ ‫يَفاجْ ِلد ُْواَ ُك‬ َّ ََ‫لزانِي َةَُو‬
َْ ِ‫الزان‬ َّ ‫ا‬
ْ
َ.َ‫َو ُح ّرمََذلِكََعلىَال ُمؤْ مِ نِيْن‬،‫لَزانََا َْوَ ُم ْش ِرك‬ َّ ُ
َ ِ‫الزانِي َةَلََي ْن ِك ُحهآَا‬ ً ً
َّ َ‫لَزانِي َةَا َْوَ ُم ْش ِرك َةَ ََّو‬ َّ َُ ‫يَلََي ْن ِك‬
َ ِ‫حَا‬ ْ
َّ ‫َا‬.َ‫عذاب ُهماَطآئِفةََ ّمنََال ُمؤْ مِ نِيْن‬
َْ ِ‫لزان‬
3-2:‫النور‬

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu (menjalankan) agama
Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari kiamat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (2) Laki-laki yang berzina tidak mengawini
melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak
dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas orang-orang yang mukmin. (3) [QS. An-Nuur : 2-3]

َ ََ‫نَاْلم ْوتََُا َْوَيجْ عل‬


ََّ ‫للاَُل ُه‬
َ‫ن‬ ََّ ‫تَحتّىَيتوفّ ُه‬ َِ ‫ُنَفِىَاْلبُي ُْو‬ َْ ‫َفا‬،‫نَا ْربع َةًَ ّم ْن ُك ْم‬
ََّ ‫ِنَش ِهد ُْواَفا ْم ِس ُك ْوه‬ ََّ ‫نَنّسآئِ ُك َْمَفاسْت ْش ِهد ُْواَعل ْي ِه‬ َْ ِ‫يَيأْتِيْنََاْلفاحِ شةََم‬
َْ ِ‫وََالّت‬
16-15:‫َالنساء‬.‫ِنَللاََكانََت َّوابًاَ َّرحِ ْي ًما‬ ََّ ‫َا‬،‫صلحاَفاع ِْرض ُْواَع ْن ُهما‬ ْ ‫ِنَتاباَوََا‬ َْ ‫َفا‬،‫ذنَيأْتِينِهاَمِ َْن ُك َْمَفاذُ ْوهُما‬ َِ َّ‫َوََال‬.ً‫ل‬ َ ‫س ِب ْي‬

Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi
diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka
kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah
memberi jalan yang lain kepadanya. (15) Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji
diantara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan
memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. (16) [QS.An-Nisaa’ : 15-16]
ََُ‫فَل َه َُاْلعذاب‬ َْ ‫َيُضع‬.‫لَذلِكََيَْلقََاثا ًما‬
َْ ‫نَيَّ ْفع‬
َْ ‫َوََم‬،‫قَوََلََي ْزنُ ْون‬ َّ ‫لََّ ِباْلح‬
َ ِ‫للاَُا‬ َْ ‫للاَِاِلـ ًهاَاخرََوََلََي ْقتُلُ ْونََالنَّ ْفسََالَّ ِت‬
َ ََ‫يَح َّرم‬ َ ََ‫وََالَّ ِذيْنََلََي ْدع ُْونََمع‬
َ.‫للاَُغفُ ْو ًراَ َّرحِ ْي ًما‬
َ ََ‫َوََكان‬،‫للاَُسيّاتِ ِه َْمَحسنات‬ َ َ‫ل‬َُ ‫لًَصا ِل ًحاَفاُولئِكََيُب ّد‬ َ ‫نَتابََوََامنََوََعمِ لََعم‬ َْ ‫لََّم‬ َ ِ‫َا‬.‫ي ْومََاْلقِيم َِةَوََي ْخلُ َْدَفِ ْي َِهَ ُمهانًا‬
70-68:‫الفرقان‬

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barangsiapa
yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (yakni) akan dilipat
gandakan ‘adzab untuknya pada hari qiyamat dan dia akan kekal dalam ‘adzab itu dalam keadaan
terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka mereka itu
kejahatan mereka digandi Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. [QS. Al-Furqaan : 68]

َِ ‫َفم‬.َ‫ْرَملُ ْومِ يْن‬


َ.َ‫نَابْتغىَورآءَذلِكََفاُولئِكََ ُه َُمَاْلعد ُْون‬ ِ ‫لََّعلىَا ْزو‬
َُ ‫اج ِه َْمَا َْوَماَملكتََْايْمانُ ُه َْمَف ِانَّ ُه َْمَغي‬ ُ ‫وََالَّ ِذيْنََ ُه َْمَ ِلفُ ُر ْو ِج ِه َْمَح ِف‬
َ ِ‫َا‬،‫ظ ْون‬
7-5:‫المؤمنون‬

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang
mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik
itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. [QS Al-Mukminuun: 5-7]

Hadits Nabi SAW :

َُ ‫انَوََالنَّ ْف‬
َ‫س‬ َّ ََُ‫َالثَّيّب‬.َ‫لََّبِاِحْدىَثلث‬
َِ ‫الز‬ َ ِ‫لَللاََِا‬ َُ ‫س ْو‬ َ ََّ‫ل‬
ُ ‫للاَُوََانّىَر‬ َْ ‫َلََيحِ لََد َُمَا ْم ِرئََ ُم ْسلِمََي ْشه َُدَا‬:‫لَللاََِص‬
َ ِ‫نَلََاِلهََا‬ َُ ‫س ْو‬ َْ ‫ع‬
ُ ‫َقالََر‬:َ‫نَع ْب َِدَللاََِقال‬
1302َ:3َ‫َمسلم‬.‫قَلِلجماع َِة‬ ْ َُ ‫ار‬ ْ
ِ ‫اركََُ ِل ِد ْينِ َِهَال ُمف‬ َّ
ِ ‫سَوََالت‬ ْ
َ ِ ‫بِالنَّف‬

Dari Abdullah (bin Mas’ud) ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal darah orang Islam yang
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa aku utusan Allah, kecuali dengan salah satu
dari tiga sebab : 1. Orang yang sudah menikah melakukan zina, 2. Karena membunuh orang, dan 3.
Orang yang murtad meninggalkan agamanya, memisahkan dari jamaah kaum muslimin”. [HR. Muslim
juz 3, hal. 1302]

ََ‫َر ُجل‬:َ‫لََّ ِباِحْ دىَثلث‬


َ ِ‫للاَِا‬
َ َ‫ل‬ َُ ‫س ْو‬
ُ ‫نَ ُمح َّمدًاَر‬ َ ََّ‫ل‬
ََّ ‫للاَُوََا‬ َْ ‫َلََيحِ لََد َُمَا ْم ِرئََ ُم ْسلِمََي ْشه َُدَا‬:‫لَللاََِص‬
َ ِ‫نَلََاِلهََا‬ َُ ‫َقالََرسُ ْو‬:َْ‫نَعائِشةََرضَقالت‬ َْ ‫ع‬
ْ
َُ ‫ساَفيُقت‬
َ‫َابوَداود‬.‫لَبِها‬ ً ‫لَن ْف‬ ْ
َُ ُ ‫َا َْوَيقت‬،‫ض‬ ْ
ِ ‫صلبََُا َْوَيُ ْنفىَمِ نََال ْر‬ ْ
َُ ‫س ْو ِل َِهَف ِانَّ َهَُيُقت‬
ْ ُ‫لَا َْوَي‬ ِ ‫َوََر ُجلََخرجََ ُمح‬،‫زنىَب ْعدََاِحْ صانََف ِانَّ َه َُي ُْرج ُم‬
ُ ‫اربًاَِللََِوََر‬
4353َ:‫َرقم‬،126َ:4

Dari Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal darah orang Islam yang bersaksi
bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah, kecuali salah satu dari
tiga sebab : 1. Orang yang berzina padahal ia sudah menikah, maka ia harus dirajam, 2. Orang yang
murtad keluar dari agamanya dan memerangi Allah dan Rasul-Nya, maka orang itu dibunuh, atau disalib,
atau dibuang dari negerinya, dan 3. Atau karena dia membunuh seseorang, maka dia dibalas bunuh”.
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 126, no. 4353]

ََُ‫َوََلََي ْشرب‬.َ‫قَوََهُوََ ُمؤْ مِ ن‬


َُ ‫قَحِ يْنََيس ِْر‬
َُ ‫َّار‬ َُ ‫َوََلََيس ِْر‬.َ‫الزانِىَحِ يْنََي ْزنِىَوََهُوََ ُمؤْ مِ ن‬
ِ ‫قَالس‬ َّ َ‫َلََي ْزنِى‬:َ‫للاَِصَقال‬
َ ََ‫س ْول‬ َْ ‫ع‬
ََّ ‫نَا ِبىَهُريْرةََا‬
ُ ‫نَر‬
76َ:1َ‫َمسلم‬.َ‫اْلخ ْمرََحِ يْنََي ْشربُهاَوََهُوََ ُمؤْ مِن‬

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berzina seorang yang berzina
ketika dia berzina itu dalam keadaan iman. Dan tidaklah mencuri seorang pencuri ketika mencuri itu
dalam keadaan iman. Dan tidak pula meminum khamr (seorang peminum khamr) ketika meminumnya
itu dalam keadaan iman. [HR. Muslim juz 1, hal. 76].

َُ ‫الزانِىَحِ يْنََي ْزنِىَوََهُوََ ُمؤْ مِ نََوََلََي ْشربََُاْلخ ْمرََحِ يْنََي ْشربََُوََهُوََ ُمؤْ مِ نََوََلََيس ِْر‬
َ‫ق‬ َّ َ‫َلََي ْزنِى‬:َ‫للاَِصَقال‬
َ ََ‫س ْول‬ َْ ‫ع‬
ََّ ‫نَابِىَهُريْرةََا‬
ُ ‫نَر‬
ُ
13َ:8َ‫َالبخارى‬.َ‫اسَاِل ْي َِهَفِيْهاَابْصاره َْمَوََهُوََ ُمؤْ مِن‬ َّ ً ُ ْ
َُ ‫قَوََهُوََ ُمؤْ مِ نََوََلََينت ِهبََُن ْهب َةَي ْرف َُعَالن‬ُ
َ ‫حِ يْنََيس ِْر‬

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berzina seorang yang berzina ketika
ia berzina dalam keadaan beriman. Dan tidaklah meminum khamr ketika ia meminumnya dalam
keadaan beriman. Dan tidaklah mencuri ketika ia mencuri dalam keadaan beriman. Dan tidaklah pula
orang yang merampok harta yang orang-orang melihatnya, ia dalam keadaan beriman”. [HR. Bukhari juz
8, hal. 13]

َ:4َ‫َابوَداود‬.َُ‫َفاِذاَاِ ْنقطعََرجعََاِل ْي َِهَاْ ِليْمان‬.‫َفكانََعل ْي َِهَكالظلَّ َِة‬.َُ‫لَخرجََمِ ْن َهَُاْ ِليْمان‬


َُ ‫الر ُج‬ َُ ‫س ْو‬
َّ َ‫َاِذاَزنى‬:‫لَللاََِص‬ َْ ‫ع‬
ُ ‫َقالََر‬:َ‫نَابِىَهُريْرةََقال‬
4690َ:‫َرقم‬،222

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang berzina maka iman keluar
darinya. Maka ia wajib menjaga diri (dari berbuat zina), dan apabila dia berhenti (dari berbuat zina)
maka iman kembali kepadanya”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 222, no. 4690]

ُ ‫للاَُي ْومََاْلقِيام َِةَوََلََيُز ّك ْي ِه َْمَوََلََي ْن‬


ََ‫َشيْخََزانََوََملِك‬:َ‫ظ َُرَاِل ْي ِه َْمَوََل ُه َْمَعذابََا ِليْم‬ َ َ‫َثلثةََلََيُكلّ ُم ُه َُم‬:‫لَللاََِص‬
َُ ‫س ْو‬ َْ ‫ع‬
ُ ‫َقالََر‬:َ‫نَابِىَهُريْرةََقال‬
102َ:1َ‫مسلم‬.َ‫ست ْك ِبر‬ َْ ‫كذَّابََوََعائِلََ ُم‬

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga golongan yang Allah tidak mau berbicara
dengan mereka pada hari kiamat. Tidak membersihkan mereka, tidak mau melihat kepada mereka, dan
bagi mereka siksa yang pedih : 1. Orang tua yang berzina, 2. Raja (pemimpin) yang suka berdusta dan 3.
Orang fakir yang sombong”. [HR. Muslim juz 1, hal. 102]
َ‫َابنَحبانَفى‬.‫الزانِىَوََاْلِما َُمَاْلجائ َُِر‬
َّ َ‫خ‬ َُ ‫ْرَاْل ُم ْختا‬
َّ ‫لَوََال‬
َُ ‫ش ْي‬ َُ ‫فَوََاْلف ِقي‬
َُ َّ‫عَاْلحل‬
َُ ‫َاْلبيَّا‬:ُ‫للا‬ ُ ‫َا ْربعةََيُ ْب ِغ‬:َ‫س ْولََللاََِصَقال‬
َ َ‫ض ُه َُم‬ ُ ‫ن َر‬ َْ ‫ع‬
ََّ ‫نَابِىَهُريْرةََا‬
5558َ،368َ:12َ‫صحيحه‬

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Empat golongan yang Allah benci kepada
mereka : 1. Pedagang yang banyak bersumpah, 2. Orang fakir yang sombong, 3. Orang tua yang berzina,
dan 4. Pemimpin yang dhalim”. [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, juz 12, hal. 368, no. 5558].

َ ََ‫الرباَفِىَق ْريةََفق َْدَاحل ْواَبِا ْنفُ ِس ِه َْمَعذاب‬


َ.ِ‫للا‬ ّ ََ‫الزناَو‬ ْ ُ ‫ىَت‬
ّ ََ‫َاِذاَظهر‬:َ‫طعمََوَقال‬ ََّ ‫نَت ُ ْشترىَالث َّ ْمرَة َُحت‬
َْ ‫للاَِصَا‬
َ َ‫ل‬َُ ‫َنهىَرسُ ْو‬:َ‫ْنَعبَّاسََقال‬
َِ ‫نَاب‬
َِ ‫ع‬
2261َ:‫َرقم‬،43َ:2َ‫الحاكمَفىَالمستدركَوقالَصحيحَالسناد‬

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW melarang menjual buah sehingga bisa dimakan, dan beliau
bersabda, “Apabila zina dan riba sudah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan
jatuhnya siksa Allah pada diri mereka sendiri”. [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak, ia berkata shahih
sanadnya juz 2, hal. 43, no 2261].

َ‫ي؟‬ ََّ ‫َا‬:ُ‫َقُ ْلتََُل َه‬:َ‫َقال‬،‫نَتجْ علََِللََِنِدًّاَوََهُوََخلقك‬


ٌّ ‫َث ََُّمَا‬.َ‫ِنَذلِكََلعظِ يْم‬ َْ ‫َا‬:َ‫ع ْندََللاِ؟َقال‬َِ َ‫بَاعْظ َُم‬ َِ ‫َايََالذَّ ْن‬:‫س ْولََللاََِص‬ ُ ‫َسأ ْلتََُر‬:َ‫نَع ْب َِدَللاََِقال‬
َْ ‫ع‬
90َ:1َ‫َمسلم‬.َ‫ارك‬ ِ ‫ج‬ َ ‫ة‬
َ ‫ْل‬
‫ي‬ ‫ل‬
ِ ‫ح‬ َ ‫ِي‬
َ ‫ن‬‫ا‬‫ز‬ُ ‫ت‬َ َ
‫ن‬ْ ‫ا‬َ َ
‫م‬
َّ ُ ‫ث‬َ: ‫ال‬
َ ‫ق‬ َ‫؟‬ ‫ي‬ ‫ا‬َ
ٌّ َّ َ
‫م‬ ُ ‫ث‬َ:َُ‫ت‬ ْ
‫ل‬ ُ ‫ق‬ َ ،‫ال‬‫ق‬ َ. ‫ك‬
َ ‫ع‬ ‫م‬ َ ‫م‬
َ ‫ع‬‫ط‬ْ ‫ي‬َ َ
‫ن‬ْ ‫ا‬ َ ‫ة‬
َ ‫اف‬‫خ‬ ‫م‬َ ‫ك‬
َ ‫د‬ ‫ل‬ ‫و‬ َ ‫ل‬
َ ُ ‫ت‬‫ق‬ْ ‫ت‬َ ْ
َ
‫ن‬ ‫ا‬َ َ
‫م‬
َّ ُ ‫ث‬َ: ‫ال‬
َ ‫ق‬

Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, “Dosa apa yang paling
besar di sisi Allah?”. Beliau menjawab, “Kamu menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia yang
menciptakanmu”. Saya berkata, “Sungguh yang demikian itu sangat besar dosanya”. Saya bertanya lagi,
“Kemudian apa ?”. Beliau menjawab, “Kamu membunuh anakmu karena takut dia ikut makan
bersamamu”. Saya bertanya lagi, “Kemudian apa ?”. Beliau menjawab, “Kemudian kamu berzina dengan
istri tetanggamu”. [HR. Muslim juz 1, hal. 90]

ََ‫َفقال‬.‫س ْولُ َهَُف ُهوََحرامََاِلىَي ْو َِمَاْلقِيام َِة‬ُ ‫للاَُوََر‬َ َُ‫الزنا؟َقالُ ْواَح َّرم َه‬ ّ َ‫َماَتقُ ْولُ ْونََفِى‬:‫صحابِ َِه‬ ْ ‫لَللاََِصَِل‬ َُ ‫َقالََرسُ ْو‬:َ‫ْنَاْلسْو َِدَقال‬ َِ ‫نَاْلمِ ْقدا َِدَب‬
َِ ‫ع‬
َ:‫َماَتقُ ْولُ ْونََفِىَالس َِّرقةِ؟َقالُ ْوا‬:َ‫َفقال‬:َ‫َقال‬،ِ‫اره‬ ‫ج‬ َ َ
‫ة‬
ِ ِ ْ ِ ‫أ‬‫ر‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ب‬َ ‫ِي‬
َ ‫ن‬‫ز‬ْ ‫ي‬َ َ
‫ن‬ْ ‫ا‬َ َ
‫ن‬ْ َ
ِ‫ِ م‬َ
‫ه‬ ‫ي‬
ْ ‫ل‬‫ع‬ َ َ
‫ر‬
ُ ‫ْس‬‫ي‬ ‫ا‬ َ ‫ة‬
َ‫ْو‬
‫س‬ ‫ن‬َ َ
‫ر‬ ْ
‫ش‬
ِ ِ ِ ُ َّ ‫ع‬‫ب‬ َ ُ
َ
‫ل‬ ‫ج‬ ‫الر‬َ ‫ِي‬
َ ‫ن‬ ‫ز‬ْ ‫ي‬َ َ
‫ن‬ْ ‫ل‬ َ: َ
‫ه‬
ِِ ْ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ص‬‫ل‬ َ
ِ ‫ص‬ َِ َ
‫للا‬َ ُ
َ
‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬
ُْ ‫ر‬
َ:‫َرقم‬،226َ:9َ‫َاحمد‬.‫ارَِه‬ ِ ‫ج‬ َ ْ
َ
‫مِن‬َ ‫ق‬
َ ‫ْر‬ِ ‫س‬ ‫ي‬َ َ
‫ن‬ْ ‫ا‬َ ْ
َ
‫مِن‬ َ ‫ْه‬‫ي‬ ‫ل‬‫ع‬ َ َ
‫ر‬
ُ ‫ْس‬ ‫ي‬‫ا‬َ ‫ات‬
َ ‫ْي‬ ‫ب‬‫ا‬ َِ َ
‫ة‬ ‫ر‬ ‫ش‬ ‫ع‬ َ َ
‫ن‬ْ ِ‫م‬ َ ُ
َ
‫ل‬ ‫ج‬ُ ‫الر‬
َّ َ ‫ق‬
َ ‫ْر‬
ِ ‫س‬ ‫ي‬َ َ
‫ن‬ْ ‫ل‬ َ: ‫ال‬
َ ‫ق‬ َ. ‫ام‬
َ ‫ر‬ ‫ح‬ َ ‫ي‬
َ ‫ه‬
ِ ‫ف‬ َُ َ
‫ه‬ ُ ‫ل‬‫و‬ْ ‫س‬
ُ ‫ر‬ َ ‫و‬
َ َُ َ
‫للا‬ َ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫ر‬
َّ ‫ح‬
23915

Dari Miqdad bin Aswad, ia berkata, Rasulullah SAW bertanya kepada para shahabatnya, “Apa yang
kalian katakan tentang zina?”. Para shahabat menjawab, “Zina adalah sesuatu yang Allah dan Rasul-Nya
telah mengharamkannya, maka zina itu haram sampai hari kiamat”. Rasulullah SAW bersabda kepada
para sahabatnya, “Sungguh seorang laki-laki berzina dengan sepuluh perempuan itu lebih ringan
(dosanya) daripada dia berzina dengan seorang istri tetangganya”. Miqdad berkata : Lalu Rasulullah SAW
bertanya lagi, “Apa yang kalian katakan tentang mencuri?”. Para shahabat menjawab, “Sesuatu yang
Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya, maka mencuri itu haram”. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya seorang laki-laki mencuri dari sepuluh rumah (orang lain) itu lebih ringan dosanya
daripada ia mencuri dari rumah tetangganya”. [HR. Ahmad, juz 9, hal. 226, no. 23915]
Adapun tentang hukuman berbuat zina menurut Islam bisa dilihat di artikel blog ini dengan judul
"Hukuman Zina Dalam Islam", semoga bermanfaat.

Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh
seseorang berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ً ‫الزناََۖإِنَّ َه َُكانََفاحِ ش َةًَوساءََس ِب‬


َ‫يل‬ ّ ِ َ‫ولََت ْقربُوا‬

“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan
yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]

Para ulama menjelaskan bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Janganlah kamu mendekati zina”,
maknanya lebih dalam dari perkataan : “Janganlah kamu berzina” yang artinya : Dan janganlah kamu
mendekati sedikit pun juga dari pada zina [1]. Yakni : Janganlah kamu mendekati yang berhubungan
dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai berzina. [2]

Faahisah ً‫ = فاحِ ش َة‬maksiat yang sangat buruk dan jelek

َ ً ِ‫ = وساءََسب‬karena akan membawa orang yang melakukannya ke dalam neraka.


Wa saa’a sabiila ‫يل‬

Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa zina termasuk Al-Kabaa’ir (dosa-dosa besar)
berdasarkan ayat di atas dan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman [3] darinya. Lalu iman itu berada di atas
kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu kepadanya” [Hadits
shahih riwayat Abu Dawud no. 4690 dari jalan Abu Hurairah]

Berkata Ibnu Abbas. : “Dicabut cahaya (nur) keimanan di dalam zina” [Riwayat Bukhari di awal kitab
Hudud, Fathul Bari 12:58-59]
Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan
berzina seorang yang berzina ketika dia berzina padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan meminum
khamr ketika dia meminumnya padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan mencuri ketika dia mencuri
padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan merampas barang yang manusia (orang banyak) melihat
kepadanya dengan mata-mata mereka ketika dia merampas barang tersebut pada dia seorang mukmin”
[Hadits shahih riwayat Bukhari no. 2475, 5578, 6772, 6810 dan Muslim 1/54-55]

Maksud dari hadits yang mulia ini ialah :

Pertama : Bahwa sifat seorang mukmin tidak berzina dan seterusnya.

Kedua : Apabila seorang mukmin itu berzina dan seterusnya maka hilanglah kesempurnaan iman dari
dirinya”[4]

Di antara sifat “ibaadur Rahman” [5] ialah : ‘tidak berzina’. Maka apabila seorang itu melakukan zina,
niscaya hilanglah sifat-sifat mulia dari dirinya bersama hilangnya kesempurnaan iman dan nur
keimannya. [6]

Setelah kita mengetahui berdasarkan nur Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa zina termasuk ke dalam Al-Kabaair (dosa-dosa besar) maka akan lebih besar lagi dosanya
apabila kita melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa?

Kalau zina itu dilakukan oleh orang yang telah tua, maka dosanya akan lebih besar lagi berdasarkan
sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat
dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat
pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang
sombong” [Hadits shahih riwayat Muslim 1/72 dari jalan Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti diatas]
Demikian juga apabila dilakukan oleh orang yang telah nikah atau pernah merasakan nikah yang shahih
baik sekarang ini sebagai suami atau istri atau duda atau janda, sama saja, dosanya sangat besar dan
hukumannya sangat berat yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu didera sebanyak seratus kali
kemudian di rajam sampai mati atau cukup di rajam saja. Adapun bagi laki-laki yang masih bujang atau
dan anak gadis hukumnya didera seratus kali kemudian diasingkan (dibuang) selama satu tahun. Dengan
melihat kepada perbedaan hukuman dunia maka para ulama memutuskan berbeda juga besarnya dosa
zina itu dari dosa besar kepada yang lebih besar dan sebesar-besar dosa besar. Mereka melihat siapa
yang melakukannya dan kepada siapa dilakukannya.

Kemudian, kalau kita melihat kepada siapa dilakukannya, maka apabila seorang itu berzina dengan isteri
tetangganya, masuklah dia kedalam sebesar-besar dosa besar (baca kembali haditsnya di fasal kedua
dari jalan Ibnu Mas’ud). Dan lebih membinasakan lagi apabila zina itu dilakukan kepada mahramnya
seperti kepada ibu kandung, ibu tiri, anak, saudara kandung, keponakan, bibinya dan lain-lain yang ada
hubungan mahram, maka hukumannya adalah bunuh. [7]

Setelah kita mengetahui serba sedikit tentang zina [8], dan dosanya, hukumannya di dunia di dalam
syari’at Allah dan adzabnya di akhirat yang akan membawa para penzina terpanggang di dalam neraka,
sekarang tibalah bagi kami untuk mejelaskan pokok permasalahan di dalam fasal ini yaitu hamil di luar
nikah dan masalah nasab anak. Dalam fasal ini ada beberapa kejadian yang masing-masing berbeda
hukumnya, maka kami berkata:

[Disalin dari kitab Menanti Buah Hati Dan Hadiah Untuk Yang Dinanti (Diringkasg dari pembahasan
pembuka HAMIL DI LUAR NIKAH DAN MASALAH NASAB ANAK, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat,
Penerbit Darul Qolam Jakarta, Cetakan I – Th 1423H/2002M]

_______

Footnote

[1]. Tafsir Al-Qurthubiy, Juz 10 hal. 253

[2]. Tafsir Ruhul Ma’aaniy Juz 15 hal. 67-68 Al-Imam Al-Aluwsiy Al-Baghdadi. Tafsir Bahrul Muhith Juz 6
hal. 33.

[3]. Yang dimaksud “kesempurnaan iman dan cahayanya” baca syarah hadits ini di Faidlul Qadir Syarah
Jami’ush Shagir 1/367 no. 660
[4]. Lihat syarah hadits ini di Fathul Bari no. 6772 Syarah Muslim Juz.2 hal.41-45 Imam An-Nawawi.
Kitabul Iman oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal.239, 240

[5]. Tafsir Ibnu Katsir surat Al-Furqan ayat 68

[6]. Lihatlah tentang permasalahan zina, kerusakannya, hukumannya, dosanya, siksanya di kitab
Jawaaabul Kaafiy, hal. 223 -239 dan 240 – 249 oleh Al-Imam Ibnul Qayyim

[7]. Tafsir Ibnu Katsir surat An-Nisaa ayat 22

[8]. Keluasan masalah zina dapat dibaca dan diteliti di kitab-kitab fiqih dan syarah hadits.

Allah berfirman :

ّ ِ َْ‫ولََت ۡقربُوَا‬
َ ‫ٱلزنىََۖإِنَّ َه َُۥَكانََفـحِ ش َةًَوساءََسبِي‬
٣٢(ًَ‫ل‬

dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu
jalan yang buruk.(Al Isro’ 32).

Surat Al Furqoon 68-70

٦٨(َ‫لَذٲلِكََي ۡلقََأثا ًما‬ َۡ ‫قَولََي ۡزنُونََۚومنَي ۡفع‬ َِّ ‫لَبِ ۡٱلح‬ ََّ ََ‫ٱّللَإِلـ ًهاَءاخرََولََي ۡقتُلُونََٱلنَّ ۡفسََٱلَّتِىَح َّرم‬
ََّ ِ‫ٱّللَُإ‬ ََِّ ََ‫يُضـعفََۡل َهَُ )وٱلَّذِينََلََي ۡدعُونََمع‬
٦٩(َ‫وراَ َّرحِ ي ًماَ ) ۡٱلعذابََُي ۡومََ ۡٱلقِيـم َِةَوي ۡخلُ َۡدَفِيهِۦَ ُمهانًا‬ ً ُ‫ٱّللَُغف‬
ََّ ََ‫ٱّللَُسيِّـَٔاتِ ِه َۡمَحسنـتََۗوكان‬ َُ ‫لًَصـ ِل ًحاَفأ ُ ْولـ ِٕٮكََيُب ِ ّد‬
ََّ َ‫ل‬ َ ‫لَمنَتابََوءامنََوع ِملََعم‬ ََّ ِ‫إ‬
٧٠(

68. dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),

69. (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu,
dalam Keadaan terhina,

70. kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

َ‫ٱّللَِو ۡٱلي ۡو َِمَ ۡٱۡلخِ ِرََۖو ۡلي ۡشہ َۡدَعذاب ُہما‬


ََّ ِ‫ٱّللَإِنَ ُكنت َُۡمَت ُ ۡؤمِ نُونََب‬ َِ ‫لَوٲحِ دََ ِ ّم ۡن ُہماَمِ اْئةََج ۡلدةََۖولََت ۡأ ُخ ۡذ ُكمَبِ ِہماَر ۡأفةََفِىَد‬
ََِّ َ‫ِين‬ ََّ ُ‫ٱج ِلدُوَاَْك‬ َّ ‫ٱلزانِي َةَُو‬
ۡ ‫ٱلزانِىَف‬ َّ
ۡ ۡ
٢(ََ‫طا ِٕٮفةََ ّمِنََٱل ُمؤمِ نِين‬
2. perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.(Annur 2).

Hukuman tersebut untuk laki-laki atau perempuan yang berzina dan belum mempunyai istri atau suami.
Untuk yang sudah bersuami atau beristri maka harus dihukum Rajam hingga meninggal dunia, sebab
banyak hadist sahih yang menerangkan hal itu.

Ibnu Mas’ud berkata :

‫ي؟‬ َّ َ‫قلت‬.‫يَالذّنبَاعظمَعندللاَ؟َقالَانَتجعلَللَندّاَوهوَخلقك‬
ّ ‫انَذلكَلعظيمَقلتَث َّمَا‬ َّ ‫سألتَرسولللَصلىَللاَعليهَوسلمَا‬

‫ي؟َقالَانَتزانيَبحليلةَجارك‬
ّ ‫قلتَث َّمَا‬.‫َانَتقتلَولدكَخشيةَانَيعطمَمعك‬:َ‫قال‬

Aku bertanya kepada Rosulullah Saw. : “dosa apakah yang lebih berat disisi ALLAH .” Rosul bersabda :
“hendaklah kamu menjadikan sekutu pada ALLAH di saat Dialah yang menciptakanmu. Aku berkata :
“sesungguhnya hal itu memang berat. Aku berkata: “lantas apalagi ? ” Rosul menjawab : “hendaklah
kamu membunuh anakmu, lantaran kamu takut makan bersamamu.” Aku berkata : “ lantas apalagi ?”.
rosul bersabda : “hendaklah kamu berzina dengan tetanggamu.” ( HR. Bukhori, Muslim, Annasa’i,
Ahmad dan Attirmidzi).

Rosulullah bersabda :

َ‫ليزنىَالزانىَحينَيزنىَوهوَمؤمنَوليسرقَالسرقَالسارقَحينَيسرقَوهوَمؤمنَولَيشربَالخمرحينَيشربها‬
‫(زادالنسائ)َفاذفعلَذلكَخلعَربقةَاليمانَمنَعنقهَفانَتابَتابَللاَعليه‬.‫وهومؤمن‬

Tidak akan berzina seorang dalam keadaan beriman di waktu melakukan perzinaan. Dan tidak akan
mencuri seseorang dalam keadaan beriman di waktu mencuri. Dan tidak akan minum khomer seseorang
di waktu beriman di waktu meminumnya.
Imam Annasa’i menambahkan sebagai berikut : “bila seseorang melakukan hal itu berarti melepaskan
tali keimanan dari lehernya (dia menjadi kafir). Bila bertaubat maka ALLAH akan menerima taubatnya.”
(HR. Abu Dawud dan Attirmidzi)

Rosulullah bersabda :

‫مامنَذنبَبعدالشركَاعظمَعندللاَمنَنتفةَوضعهارجلَفىَرحيمَليحلَله‬

Tidak ada dosa yang lebih berat sesudah sirik disisi ALLAH dari seorang laki-laki yang menaruh air mani di
rahim wanita yang tidak halal baginya. (HR. Ibnu Abidunya)

Rosulullah bersabda :

‫انَالسمواتَالسبعَوالرضينَالسبعَليلعنَالشيخَالزنىَوانَفروجَالنارليؤذىَاهلَالنارَنتنَريحها‬

Sesungguhnya tujuh pertapa langit dan tujuh bumi mengutuk kepada orang tua yang berzina dan
sesungguhnya bau busuk kemaluan pelacur akan menyakitkan penduduk neraka. (HR. Al Bazzar)

Ali ra. Berkata ; pada hari kiamat, ada orang-orang mengalami bau busuk yang dikirimkan kepada
mereka berupa angin kencang, sehingga orang yang baik maupun jahat akan menghirup baunya.
Kejadian seperti ini telah menyebar dikalangan mereka, lantas ada suara yang memanggil ; “ apakah
kamu mengetahui angin yang berbau dan menyakitimu ini ?” mereka menjawab ; “ demi ALLAH kami
tidak mengetahuinya, hanya saja angin itu telah mengamuk di kalangan kita.” Lalu dikatakan kepada
mereka ; “ sesungguhnya angin yang berbau busuk itu adalah bau kemaluan dari orang yang berzina,
dimana mereka mati

dengan kesukaan mereka berzina, belum bertaubat.”

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
َ‫َوالـِلّسانََُ ِزناَهَُ ْالـكل َُم‬،َ‫ع‬ َِ ‫َو ْاۡلُذُن‬،َ‫انَ ِزناهُـمـاَالنَّظ َُر‬
ِ ْ َ‫انَ ِزناهُـمـا‬
َُ ‫ال ْستِمـا‬ َِ ‫َف ْالعيْن‬:ََ‫ص ْيبُـ َهَُمِ نََالـ ِ ّزناَ ُمد ِْركََذلِكََلََمـحَالـة‬ َِ ‫ُكـتِبََعلـىَاب‬
ِ ‫ْنَآدمََن‬
ّ
ُ‫جَوََيُـكـ ِذبُـ َه‬ ْ
َُ ‫قَذلِكََالف ْر‬ َّ ْ ْ
َُ ‫َويُص ِ ّد‬،َ‫َوالقلبََُيـ ْهوىَويتمنى‬،َ‫لَ ِزناهاَالـ ُخطى‬ ْ َُ ْ‫الرج‬ ْ ْ ْ
َُ ‫َواليـ َُدَ ِزناهاَالبط‬،
ّ ِ ‫َو‬،َ‫ش‬

Telah ditentukan atas anak Adam (manusia) bagian zinanya yang tidak dapat dihindarinya : Zina kedua
mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan
adalah dengan meraba atau memegang (wanita yang bukan mahram, Pen.), zina kaki adalah melangkah,
dan zina hati adalah menginginkan dan berangan-angan, lalu semua itu dibenarkan (direalisasikan) atau
didustakan (tidak direalisasikan) oleh kemaluannya.

TAKHRIJ HADITS

Hadits ini shahîh, diriwayatkan oleh :

1. Al-Bukhâri, no. 6243.

2.Muslim, no. 2657 (21),lafazh ini miliknya.

Dalam lafazh lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

َ،َ‫ي‬ َْ ‫سَتـمنَّىَوت ْشت ِه‬ َُ ِ‫َ ْالـم ْنط‬:‫ان‬


َُ ‫َوالنَّـ ْف‬،َ‫ـق‬ َِ ْ‫َف ِزناَ ْالعيـ‬:َ‫َأدْركََذلِكََلََمـحالـة‬،َ‫الزنا‬
َِ ‫َو ِزناَاللّـِس‬،َ‫َالنَّظ َُر‬:‫ن‬ َّ ‫ْنَآدمََح‬
ّ ِ ََ‫ظ َه َُمِ ن‬ َِ ‫نَاللّٰـهََكـتبََعلىَاب‬
ََّ ِ‫إ‬
ُ‫قَذلِكََ ُكلَّـ َهَُويُـك ِذّبُـ َه‬َُ ‫جَيُص ِ ّد‬
َُ ‫ـر‬ْ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬ .

Allâh telah menulis atas anak Adam bagiannya dari zina, maka pasti dia menemuinya: Zina kedua
matanya adalah memandang, zina lisannya adalah perkataan, zina hatinya adalah berharap dan
berangan-angan. Dan itu semua dibenarkan dan didustakan oleh kemaluannya.[1]

MAKNA KOSA-KATA

َ‫ ُكتِب‬: yaitu َ‫قُ ّدِر‬, yakni ditetapkan dan ditakdirkan.

ُ‫ص ْيبُ َه‬


ِ ‫ ن‬: bagiannya.

َ‫ ُمد ِْركََذلِكََلََمحالة‬: pasti dilakukan sesuai dengan takdirnya.

َ‫ش‬ ْ ‫ ا ْلب‬: memegang atau mengambil dengan paksa secara zhalim.


ُ ‫ط‬
‫ ا ْلق ْلبََُي ْهوىَويتم َّنى‬: hati menginginkan terjadinya sesuatu yang disukai dan jiwa berangan-angan untuk
mewujudkan keinginan syahwat.

SYARAH HADITS

Definisi Zina

Secara bahasa (etimologi), zina mempunyai beberapa pengertian, diantaranya: fujur (kekejian) dan
dhayyiq (penyempitan). Mereka mengatakan “zana zuna’an”, artinya masuk dan sempit. Kata ini juga
digunakan sebagai sebutan untuk perbuatan selain persetubuhan dengan wanita yang bukan istrinya.

Zina juga digunakan sebagai kata yang mengandung arti menyetubuhi wanita tanpa akad syar’i. Inilah
yang dimaksud oleh keumuman nash yang menyinggung tentang zina.

Adapun menurut istilah syari’at, cukup banyak definisi zina yang dikemukakan oleh para Ulama, dan
semua definisi tersebut tidak jauh berbeda. Namun, definisi yang terbaik, zina adalah menyetubuhi
wanita di kemaluan tanpa akad nikah yang sah.[2]

Dalam hadits ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Telah ditentukan atas anak
Adam (manusia) bagian zinanya yang tidak dapat dihindarinya…”, yakni bahwasanya manusia pasti
melakukan zina yang tidak mungkin dapat dihindarinya, kecuali orang-orang yang Allâh jaga darinya.
Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan contoh-contohnya:

• Zina mata adalah memandang, yaitu bahwasanya seseorang jika melihat atau memandang wanita yang
bukan mahramnya, maka ini termasuk zina mata, apalagi menonton tayangan wanita yang terbuka
auratnya, atau film porno, atau melihat majalah porno, dan yang lainnya.

• Zina telinga adalah mendengar, yaitu seseorang mendengar suara wanita dan menikmatinya, maka ini
adalah zina telinga.

• Zina lisan yaitu dengan membicarakan sesuatu yang diharamkan Allâh Azza wa Jalla .

• Juga tangan, zinanya adalah memegang, yaitu perbuatan dengan tangan seperti menyentuh wanita
yang bukan mahramnya atau menciumnya, dan yang semisalnya.
• Zina kaki adalah melangkah, yaitu seseorang berjalan ke tempat-tempat maksiat (tempat pelacuran),
atau mendengar suara wanita kemudian dia berjalan ke arahnya, atau melihat wanita kemudian dia
berjalan ke arahnya, maka ini adalah zina kaki.

• Zina hati adalah menginginkan dan condong untuk mewujudkan keinginan syahwat terhadap wanita.

Lalu semua itu dibenarkan (direalisasikan) atau didustakan (tidak direalisasikan) oleh kemaluannya, yaitu
jika seseorang berzina dengan kemaluan –wal ‘iyâdzu billâh- maka dia telah merealisasikan zina anggota
tubuhnya. Adapun jika dia tidak berzina dengan kemaluannya, menyelamatkan dan menjaga dirinya,
maka dia tidak merealisasikan zina anggota tubuhnya tersebut.

Hadits ini menunjukkan larangan terikat dengan wanita (yang bukan mahramnya); yaitu dengan
suaranya, memandang kepadanya, menyentuhnya, berjalan ke arahnya, dan juga keinginan dan angan-
angan terhadapnya. Karena itu semua termasuk jenis zina, wal ‘iyâdzu billâh. Maka hendaklah manusia
yang berakal dan menjaga harga dirinya berhati-hati terhadap anggota tubuhnya agar tidak terikat
dengan wanita.

Jika seseorang merasa dalam dirinya perkara tersebut, maka wajib baginya mejauhinya, karena setan
mengalir dalam diri anak adam seperti aliran darah. Dan memandang adalah salah satu panah beracun
dari panah-panah setan. Terkadang ada seseorang yang melihat wanita dan dia tidak tertarik pada
awalnya, tetapi pada pandangan kedua dan ketiga akhirnya dia jadi terikat dengan wanita tersebut, wal
‘iyâdzu billâh. Hingga dia tidak mengingat apapun kecuali wanita tersebut, di saat duduk, berdiri, tidur
dan bangun dia selalu mengingat wanita tersebut. Akhirnya perbuatannya tersebut menghasilkan
kejelekan dan fitnah.Nas-alullâh al’âfiyah, wallâhul muwaffiq.[3]

JANGAN DEKATI ZINA!!

Kepada seluruh kaum Muslimin dan Muslimah, pemuda dan pemudi, serta para remaja, terlebih lagi
yang sudah nikah, ingat! Jangan dekati zina dan jangan main api! Jauhi jalan-jalan yang bisa
menghantarkan kepada perbuatan zina. Saya ingatkan juga kepada para penuntut ilmu, jangan sekali-
kali meremehkan perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat lainnya. Sekecil apapun dosa dan maksiat pasti
akan mendatangkan pengaruh buruk kepadamu, baik bagi urusan duniamu maupun akhiratmu.
Jangan dekati zina! Karena perbuatan zina ini adalah perbuatan yang buruk, keji, jorok, dan kotor serta
moral yang rusak. Zina akan membawa kepada kehinaan, menyebabkan kerusakan, serta mendatangkan
adzab di dunia, di kubur, dan di akhirat nanti.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

ً ‫الزناََۖ ِإنَّ َه َُكانََفاحِ ش َةًَوساءََس ِب‬


َ‫يل‬ ّ ِ َ‫ولََت ْقربُوا‬

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang
buruk. [al-Isrâ’/17:32].

Allâh Azza wa Jalla menyebutkan, ‫ِـزنـى‬ ّ ‫“ ولََت ْقرَبُواَال‬dan janganlah kamu mendekati zina!” Allâh tidak
ْ ‫“ ولََت‬Jangan berzina!” Kenapa demikian ? Karena Allâh Azza wa Jalla hendak menutup
berfirman, ‫ـزنُ ْـوا‬
rapat jalan-jalan yang membawa kepada perbuatan zina.

Allâh Azza wa Jalla melarang mendekati jalan-jalan menuju zina, apapun bentuknya. Misalnya dengan
menonton tayangan yang mengumbar aurat,[4] membaca majalah-majalah atau buku-buku porno,
khalwat (berduaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram), berpacaran, tinggalnya seorang laki-
laki di rumah bersama pembantu perempuannya atau bentuk-bentuk khalwat lain walaupun asalnya
berniat baik seperti mengantarkan seorang wanita ke tempat tertentu, mengumbar pandangan, sering
teleponan dengan perempuan atau sebaliknya, ber-sms-an, chatting, facebook, whatsapp, bbm dan
beragam sarana lainnya yang akhirnya akan menjerumuskan manusia kepada perzinaan. Na’udzubillâhi
min dzalik! Nas-alullâha as-Salâmah wal-‘âfiyah.

Kemudian Allâh Azza wa Jalla menyebutkan :

ً ‫ِإنَّ َهَُكانََفاحِ ش َةًَوساءََس ِب‬


َ‫يل‬

(Zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk
Al-Hafizh Ibnu Katsir t dalam Tafsirnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lafazh ‘al-fâhisyah’
adalah ‘dzanban azhîman’, yaitu dosa yang besar.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

َ‫اْلثْمََسيُجْز ْونََ ِبماَكانُواَي ْقت ِرفُون‬ ََّ ‫اْلثْ َِمَوباطِ ن َهََُۚ ِإ‬
ِ ْ ََ‫نَالَّذِينََي ْك ِسبُون‬ ِ ْ ََ‫وَذ ُرواَظاهِر‬

Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang
mengerjakan (perbuatan) dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. [al-
An’âm/6:120].

Maksud dari firman Allâh Azza wa Jalla , yang artinya,“tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang
tersembunyi”, yakni perbuatan maksiat, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun sembunyi-
sembunyi. Sebagian ahli tafsir menafsirkan bahwa “dosa yang tampak” maksudnya berzina dengan
pelacur. Dan yang “tersembunyi” maksudnya berzina dengan kekasih, teman perempuan, dan pacar.
Dikatakan oleh Ikrimah bahwa “dosa yang nampak” adalah menikahi mahram (misalnya, menikahi kakak
atau adik perempuan, atau ibu).[5]

Zina adalah jalan yang paling jelek! Zina adalah perbuatan yang kotor, moral yang paling buruk, serta
akhlak yang paling rendah dan jelek!

Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata, “Wahai orang yang tertipu dengan angan-angan! (Ingatlah)
sesungguhnya Iblis dilaknat dan diusir dari tempat kemuliaan dengan sebab membangkang (perintah
Allâh Azza wa Jalla ) yaitu tidak mau sujud sekali saja (kepada Adam). Kemudian Adam dikeluarkan dari
Surga disebabkan satu suapan yang ia makan (dari pohon yang dilarang). Dan tertahannya orang yang
membunuh untuk masuk ke dalam Surga (sesudah ia melihatnya) dengan sebab satu tapak tangan darah
yang ia tumpahkan. Diperintahkan untuk membunuh pezina dengan sejelek-jelek pembunuhan dengan
sebab ia memasukkan (kemaluaan) sepanjang jari ke dalam (kemaluan) wanita yang tidak halal
baginya…”[6]

AGAMA ISLAM SECARA TEGAS MELARANG ZINA!


Zina adalah perbuatan keji atau kotor yang membawa kepada kebinasaan. Zina merupakan perbuatan
yang benar-benar keji dan jorok, dan hal ini diakui oleh setiap orang yang berakal, juga oleh sebagian
besar jenis binatang.

Bahkan di kalangan monyet pun tidak menerima perbuatan zina yang kotor dan hina ini. ‘Amr bin
Maimun al-Audi Radhiyallahu anhu berkata :

ْ ‫…رأيْـتََُفِـيَ ْالـجا ِهلِـيَّـ َِةَق‬


‫َاِجْ تمعََعليْهاَقِردةََق َْدَزنتََْفـرجـ ُم ْوهـا‬،ًَ ‫ِـردَة‬

Aku menyaksikan di zaman Jahiliyyah dulu ada seekor monyet yang berzina. Lantas berkumpullah
monyet-monyet lainnya untuk melemparinya dengan batu (dirajam)…[7]

ANTARA ZINA DAN IMAN

Ketahuilah bahwa perbuatan zina adalah suatu perbuatan yang sangat memalukan, menjijikkan dan
moral yang paling rusak. Perbuatan zina menurunkan kadar keimanan seorang muslim, hingga seperti
akan keluar dari hatinya.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ ْ َ‫َفإِذاَا ْنقلعََرجعََإِل ْي َِه‬،َ‫اْليْمـانََُكانََعل ْي َِهَكالظـلَّـ َِة‬


َُ‫اْليْمـان‬ ِ ْ َُ ‫لَخرجََمِ ْن َه‬
َُ ‫الر ُج‬
َّ َ‫إِذاَزنى‬

Apabila seseorang berzina maka imannya akan keluar di atasnya seolah-olah sebuah naungan. Jika ia
kembali (bertaubat), maka imannya akan kembali.[8]

Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu mengatakan:

ّ ِ َ‫ي‬
‫الزنا‬ َْ ِ‫انَف‬ ِ ْ َ‫عَمِ ْن َهَُنُ ْو َُر‬
َِ ‫اْليْم‬ َُ ‫يُ ْنز‬
Dicabut nur (cahaya) keimanan dalam perbuatan zina.[9]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

ََ‫َولََي ْشربََُ ْالـخ ْمرََحِ يْـنََي ْشـربُـهاَوهُوََ ُمؤْ مِن‬،ََ‫قَوهُوََ ُمؤْ مِ ن‬ َُ ‫ْـر‬ َُ ‫َّار‬
ِ ‫قَحِ يْـنََيس‬ ِ ‫قَالس‬ َُ ‫ْـر‬
ِ ‫َولََيس‬،ََ‫يَوهُوََ ُمؤْ مِ ن‬ ْ ‫يَحِ يْـنََي‬
َْ ‫ـزنِـ‬ َّ َ‫ي‬
َْ ‫الزانِـ‬ ْ ‫لََي‬
َْ ‫ـزنِـ‬
َ‫اسَ ِإل ْي َِهَفِـيْـهاَأبْصار ُه َْمَحِ يْـنََيـ ْنـت ِهبُهاَوهُوََ ُمؤْ مِ ن‬ ْ ‫َولََيـ ْنـت ِهبََُنُـ ْهبـ َةًَذاتََشرفََي‬،
َُ َّ‫ـرف َُعَالن‬

Tidaklah berzina seorang pezina, ketika berzina ia dalam keadaan beriman, tidaklah seorang pencuri,
ketika ia mencuri dalam beriman, tidaklah seorang peminum khamr, ketika ia meminumnya ia dalam
keadaan beriman, tidaklah seorang yang menjarah suatu jarahan yang berharga yang disaksikan oleh
manusia, ketika ia menjarahnya dalam keadaan beriman.[10]

FAWA-ID HADITS

1. Zina tidak hanya terbatas pada kemaluan, namun pandangan, pembicaraan, dan pendengaran juga
disebut zina sebab semua itu dapat mengundang zina yang sebenarnya. Oleh karena itu, beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Yang membenarkan atau mendustakannya adalah kemaluan”.

2. Laki-laki dan wanita harus menundukkan pandangan (lihat an-Nûr/24:30-31).

3. Pandangan adalah panah beracun dari panah-panah iblis.

4. Bila seseorang sering memandang wanita bisa merubah hatinya, akalnya, ibadahnya, dan lainnya.

5. Sesungguhnya perbuatan zina selalu diawali dengan pandangan, pembicaraan, dan sentuhan.

6. Haram memandang ke dalam rumah seseorang tanpa izin.

7. Zina adalah perbuatan keji, kotor, dan moral yang rusak.

8. Zina yang harus dihukum hadd, hanya zina dengan kemaluan.

9. Sejak zaman azali (dahulu kala), Allâh mengetahui takdir-takdir manusia. Tidak ada sedikitpun yang
menyalahi Ilmu-Nya dan Ilmu Allâh meliputi segala sesuatu.

10. Allâh memberikan kemampuan kepada hamba-Nya untuk menahan diri dari sesuatu yang telah Allâh
haramkan baginya.
11. Hadits ini merupakan bimbingan Nabi untuk meninggalkan zina, menjauhi segala hal yang
mendorong untuk melakukannya, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dapat menjurus kepada
zina, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :

ً ‫الزناََۖ ِإنَّ َه َُكانََفاحِ ش َةًَوساءََس ِب‬


َ‫يل‬ ّ ِ َ‫ولََت ْقربُوا‬

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang
buruk. [al-Isrâ’/17:32].

12. Semua jalan atau sebab yang membawa kepada perzinaan wajib ditutup dan dilarang.

MARAAJI’:

1. Al-Qur’ânul-Karîm.

2. Kutubus-Sittah.

3. Syarh Shahîh Muslim, Imam an-Nawawi.

4. Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhish Shâlihîn, Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly.

5. Syarh Riyâdhish Shâlihîn, Syaikh Shalih al-‘Utsaimin.

6. Jangan Dekati Zina, Yazid bin ‘Abdul-Qadir Jawas.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XVI/1434H/2013. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah
Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-
858196]

_______

Footnote

[1]. Shahîh, HR al-Bukhâri, no. 6243, 6612; Muslim, no. 2657; Abu Dawud, no. 2151; Ahmad, II/276; dan
lainnya.

[2]. Ada juga yang mendefinisikan, menyetubuhi kemaluan yang kosong dari kepemilikan atau syubhat.
Disini tidak termasuk zina bila seorang tuan pemilik (majikan) menyetubuhi hamba sahaya wanita yang
ia beli atau diperoleh dari peperangan. Wallâhu a’lam.
[3]. Syarh Shahîh Muslim (XVI/206), karya Imam an-Nawawi dan Syarh Riyâdhish-Shâlihîn (VI/358-359),
karya Syaikh al-‘Utsaimin, dan Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhish-Shâlihîn (III/144), dengan sedikit
tambahan penjelasan.

[4]. Tayangan televisi dewasa ini, 90% adalah tayangan yang tidak bermanfaat, mengumbar aurat, berisi
kekerasan, pornografi, dan kemaksiatan lainnya, bahkan dalam acara berita sekalipun. Wallâhul-
Musta’aan!

[5]. Tafsîr Ibni Katsir, III/323.

[6]. Fawâ-idul-Fawâ-id, hlm. 389.

[7]. Shahîh, HR al-Bukhâri, no. 3849.

[8]. Shahîh, HR Abu Dawud, no. 4690 dan al-Hakim, I/22. Dishahîhkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh
adz-Dzahabi, juga dishahîhkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 509.

[9]. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, lihat Fat-hul-Bâri, XII/58.

[10]. Shahîh, HR al-Bukhâri, no. 2475, 5578, 6772; Muslim, no. 57; Abu Dawud, no. 4689; at-Tirmidzi, no.
2625; Ibnu Majah, no. 3936; dan lainnya, dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu.

Zina adalah sebuah hubungan badan antara laki-laki dan perempuan tanpa memiliki ikatan yang sah
dalam sebuah pernikahan. Dilakukan secara sadar serta tanpa adanya unsur syubhat. Zina merupakan
perbuatan yang sangat tercela dan pelakunya mendapatkan sanksi atau hukuman yang sangat berat,
baik hukum cambuk maupan rajam karena alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan
akal.

Hukum Zina

Zina oleh agama adalah perbuatan melanggar hukum yang tentu saja dan sudah seharusnya diberikan
hukuman maksimal, mengingat akibat yang ditimbulkannya sangatlah buruk, lagi pula mengundang
kejahatan , dan dosa. segala bentuk hubungan kelamin diluar ketentuan agama adalah perbuatan yang
membahayakan dan mengancam keutuhan masyarakat disamping sebagai perbuatan yang sangat nista.
Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Isra Ayat 32

‫ولَتقربواَالزنىَإنهَكانَفاحشةَوساءَسبيل‬

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan
suatu jalan yang buruk.”
Berdasarkan ayat diatas, setiap ummat islam dilarang mendekati perbuatan zina. Al-Qur’an dan sunnah
secara tegas menjelaskan hukum bagi pelaku zina baik yang belum menikah (ghairu muhsan) yakni
didera seratus kali. Sementara bagi pelaku zina yang sudah menikah (muhsan) dikenakan sanksi rajam.
Rajam secara bahasa berarti melempari batu, sedangkan menurut istilah, rajam adalah melempari
dengan batu pada pezina muhsan sampai menemui ajalnya. Dasar hukum didera atau cambuk adalah
firman Allah dalam surah An-Nur ayat 2.

َ‫اّللَو ْالي ْو َِمَاآلخِ َِرَو ْلي ْشه َْدَعذاب ُهما‬


ََِّ ِ‫نَ ُك ْنت َُْمَتُؤْ مِ نُونََب‬
َْ ‫ّللاَ ِإ‬ َِ ‫لَواحِ دََمِ ْن ُهماَمِ ائةََج ْلدةََولَتأ ْ ُخ ْذ ُك َْمَبِ ِهماَرأْفةََفِيَد‬
ََِّ َ‫ِين‬ َّ ‫الزانِي َةَُو‬
ََّ ُ‫الزانِيَفاجْ ِلدُواَك‬ َّ
ْ
َ‫طائِفةََمِنََال ُمؤْ مِ نِين‬

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”

Adapun dasar penetapan hukum rajam adalah hadis Nabi Muhammad SAW:

‫َجلدَمائةَونفيَسنةَوالثيبَبالثيبَجلدَمائةَوالرجم‬,‫حذوَعنيَحذوَعنيَقدَجعلَللاَلهنَسبيلَالبكرَبالبكر‬

“Ambillah dariku! Ambillah dariku! Sungguh Allah telah memberi jalan kepada mereka. Jejaka yang
berzina dengan gadis dijilid seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Dan orang yang telah
menikah melakukan zina didera seratus kali dan dirajam.” (HR. Muslim)

Macam-Macam Zina

Pelaku zina dikategorisasikan dalam dua macam, yaitu pezina muhsan dan gairu muhsan.

Zina Muhsan, adalah orang yang sudah baliq, berakal, merdeka, dan sudah pernah bercampur dengan
pernikahan yang sah. Para ulama sepakat bahwa hukuman terhadap pezina muhsan adalah dirajam
yaitu dikubur sampai batas pundak dan dilempari dengan batu sampai meninggal. Didasarkan atas hadis
Nabi Muhammad SAW.
“Ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah saw. Ketika beliau sedang berada di dalam masjid.
Laki-laki itu memanggil-manggil Nabi seraya mengatakan, “Hai Rasulullah aku telah berbuat zina, tapi
aku menyesal.” Ucapan itu di ulanginya sampai empat kali. Setelah Nabi mendengar pernyataan yang
sudah empat kali diulangi itu, lalu beliau pun memanggilnya, seraya berkata, “Apakah engkau ini gila?”
Tidak, jawab laki-laki itu, Nabi bertanya lagi, “Adakah engkau ini orang yang muhsan?” “Ya!” jawabnya.
Kemudian, Nabi bersabda lagi, “Bawalah laki-laki ini dan langsung rajam oleh kamu sekalian.” (HR.
Bukhari Muslim )

Zina Ghairu Muhsan, adalah perawan atau perjaka yang melakukan hubungan badan. Bagi mereka
adalah dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Berdasarkan firman Allah SWT dalam
Surah An-Nur Ayat 2 dan Hadis Nabi SAW yang artinya:

“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, dideralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan
janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum)
Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukum mereka
disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.” (Q.S. an-Nur /24:2)

Hukuman di atas adalah hukum agama yang secara prakteknya tidak diberlakukan di negara Indonesia
karena dasar negara kita adalah pancasila. Yang perlu digaris bawahi adalah ketika had (hukuman) zina
belum dilaksanakan di dunia, maka kelak di akhirat akan dimintai pertanggung jawaban atas hal yang
serupa. Jadi, meski hukuman cambuk dan rajam bukanlah vonis di negara ini, setidaknya sebagai
seorang muslim harus tahu hukum tersebut agar bisa menjadi rem bagi diri sendiri untuk tidak
mendekati zina dan kelak di akhirat tidak dimintai pertanggung jawaban atas hukuman tersebut.

Pengertian Zina, Macam-Macam Zina, Hukum Zina Serta Dampak Akibat Perbuatan Zina Terlengkap

By Si ManisPosted on May 10, 2017

Pengertian Zina, Macam-Macam Zina dan Contohnya, Hukum Zina, Hukuman Bagi Pelaku Zina Serta
Dampak Akibat Perbuatan Zina Terlengkap – Zina adalah melakukan hubungan badan antara laki-laki
dan perempuan tanpa adanya suatu ikatan pernikahan yang sah menurut syariat agama tanpa adanya
paksaan dan dilakukan secara sadar. Zina adalah perbuatan persetubuhan antara laki-laki dan
perempuan yang tidak terikat oleh suatu hubungan pernikahan atau perkawinan. Secara umum, zina
tidak hanya melakukan persetubuhan namun juga segala aktivitas seksual yang dapat merusak
kehormatan manusia. Dalam QS. Al-Isra’: 32, Allah SWT berfirman:

ً ‫الزناََۖ ِإنَّ َه َُكانََفاحِ ش َةًَوساءََس ِب‬


َ‫يل‬ ّ ِ َ‫ولََت ْقربُوا‬

Artinya: ” Dan janganlah kamu mendekati (zina); sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
Dan suatu jalan yang buruk”.

Yang dimaksud dengan perbuatan mendekati zina yang dilarang adalah melakukan perbuatan yang
dapat mengundang syahwat lawan jenis yang bukan muhrim seperti berpacaran, menonton video
porno, melihat anggota badan lawan jenis dengan penuh nafsu, berpakaian tidak menutupi aurat dan
lain sebagainya.

Menurut Imam Ghazali, Zina adalah perbuatan keji (dosa besar) yang tampak, sedangkan zina
tersembunyi adalah mencium, menyentuh kulit, dan memandang dengan syahwat. Rasulullah Saw
bersabda : “Kedua mata itu (bisa) melakukan zina, Kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, Kedua kaki
itu (bisa) melakukan zina, Dan Kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh kemaluan”. (H.R.
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu hurairah).

Dalam agama islam, pelaku perzinahan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pezina muhsan dan ghairu
muhsan. Pezina muhshan adalah pezina yang telah memiliki pasangan sah atau sudah menikah. Penzina
ghayru muhshan adalah pezina yang belum pernah menikah atau tidak memiliki pasangan yang sah.

Contents [hide]

1 Macam-Macam Zina

1.1 Zina Al-Laman


1.2 Zina Muhsan

1.3 Zina Gairu Muhsan

2 Hukum Zina

3 Akibat Perbuatan Zina

3.1 Dampak Bagi Pelaku Zina

3.2 Dampak Bagi lingkungan

4 Hikmah Pelarangan Zina

Macam-Macam Zina

Zina Al-Laman

Zina Al-Laman adalah zina yang umumnya dilakukan dengan mengunakan panca indera, seperti:

Zina mata (ain) adalah zina ketika seseorang memandang lawan jenisnya dengan perasaan senang.

Zina hati (qalbi) adalah zina ketika memikirkan atau mengkhayalkan lawan jenis dengan perasaan
senang dan bahagia.

Zina ucapan (lisan) adalah zina ketika membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan perasaan senang.

Zina tangan (yadin) adalah zina ketika dengan sengaja memegang bagian tubuh lawan jenis diikuti
dengan perasaan senang dan bahagia terhadapnya.

Zina luar adalah zina yang diperbuat antar lawan jenis yang bukan muhrim dengan melibatkan alat
kelamin.

Zina Muhsan

Zina Muhsan adalah zina yang dilakukan oleh orang yang telah menikah atau telah memiliki suami atau
istri.

Zina Gairu Muhsan

Zina ghairu muhsan adalah zina yang dilakukan oleh mereka yang belum pernah menikah.
Hukum Zina

Dalam islam, perbuatan zina sangatlah diharamkan dan termasuk dalam dosa besar. Dalam QS. Al-
Furqan:68-69, Allah SWT berfirman:

‫لَذلِكََي ْلقََأثا ًما‬


َْ ‫نَي ْفع‬ َِّ ‫لَ ِب ْالح‬
َْ ‫قَولََي ْزنُونَََۚوم‬ ََّ ََ‫ّللاَ ِإل ًهاَآخرََولََي ْقتُلُونََالنَّ ْفسََالَّتِيَح َّرم‬
ََّ ‫ّللاَُ ِإ‬ ََِّ ََ‫والَّذِينََلََي ْدعُونََمع‬

‫فَل َهَُ ْالعذابََُي ْومََ ْالقِيام َِةَوي ْخلُ َْدَفِي َِهَ ُمهانًا‬
َْ ‫يُضاع‬

Artinya:”Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya)(68),
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam
keadaan terhina (69)”

Hukuman untuk pelaku zina menurut agama Islam, yaitu:

Jika pelakunya sudah menikah melakukannya secara sukarela (tidak dipaksa atau tidak diperkosa),
mereka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam.

Jika pelakunya belum menikah, maka mereka didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan selama
setahun.

Seperti yang diriwayatkan dalam hadist dan surah berikut ini:

“Ada seorang laki-laki yang datang kepada rasulullah S.A.W. Ketika dia sedang berada di dalam masjid.
Laki-laki itu memanggil-manggil rasulullah seraya mengatakan, “Hai rasulullah aku telah berbuat zina,
tetapi aku menyesal.” Ucapan itu diulanginya sampai empat kali. Setelah rasulullah mendengar
pernyataan yang sudah empat kali diulangi itu, lalu dia pun memanggilnya, seraya berkata, “Apakah
engkau ini gila?” “Tidak.”, jawab laki-laki itu. Nabi bertanya lagi, “Adakah engkau ini orang yang
muhsan?” “Ya.”, jawabnya. Kemudian, rasulullah bersabda lagi, “Bawalah laki-laki ini dan langsung rajam
oleh kamu sekalian.” – HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”-  QS. An-Nur 24:2

“Ambillah dariku! Ambillah dariku! Sungguh Allah telah memberi jalan kepada mereka. Jejaka yang
berzina dengan gadis didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Dan orang yang telah
menikah melakukan zina didera seratus kali dan dirajam.” – H.R. Muslim dari Ubadah bin Samit

Akibat Perbuatan Zina

Dampak akibat perbuatan zina tidak hanya terjadi bagi pelaku namun juga bagi lingkungan.

Dampak Bagi Pelaku Zina

Dapat memupuk dosa yang menghilangkan sikap wara’ atau menjaga didi dari perbuatan dosa bagi
pelakunya.

Dapat merusak martabat pelaku di hadapan Allah dan dihadapan masyarakat sehingga pelaku zina tidak
memiliki rasa malu lagi.

Pelaku zina akan kekal dalam kemiskinan dan tidak akan merasa cukup dengan apa yang mereka miliki.

Pelaku zina akan dicampakkan oleh Allah SWT.

Pelaku zina terputus tali silaturrahmi, menjadikan sifat zhalim, durhaka pada orang tua, mendapatkan
nafkah atau pekerjaan yang haram, serta tersia-siakan keluarga dan keturunannya.

Pelaku zina akan rusak masa depannya.

Pezina akan mendapatkan aib berkepanjangan.

Pelaku zina dapat memicu pertengkaran, permusuhan, sampai pada dendam.

Pelaku zina dapat terjangkit penyakit berbahaya seperti AIDS dan Gonorhea.

Dampak Bagi lingkungan

Eksploitasi seksual bagi anak yang masih di bawah umur.

Adanya pornografi dan porno aksi dalam masyarakat serta banyaknya bisnis dalam bidang pornoisme.

Banyak wanita akan kehilangan harga diri sehingga para wanita tidak ragu lagi dalam mengumbar aurat
sehingga membuat tidak nyaman dalam melakukan aktifitas dalam masyarakat.
Maraknya pelecehan seksual.

Munculnya wabah penyakit berbahaya kelamin seperti HIV/ AIDS DI masyarakat.

Meningkatnya perbuatan Aborsi

Risiko melahirkan bayi yang cacat.

Meningkatkan kehancuran rumah tangga.

Tumbuhnya kejahatan human trafficking (penjualan orang).

Pemicu dendam dan permusuhan.

Hikmah Pelarangan Zina

Dengan adanya pelarangan zina, maka ada hikmah bagi kita diantaranya:

Menjaga keturunan dari ketidakjelasan nasab karena zina.

Menjaga kesucian dan martabat manusia.

Terhindar dari hukuman berat yang didapat bagi pelaku zina.

Terhindar dari penyakit kelamin seperti HIV/ AIDS.

Terhindar dari kejahatan akibat perzinaan seperti pengguguran janin dan bunuh diri.

Assalamualikum warahmatullah hiwabarakatu

َِ ‫يَونُس ِّل َُمَعلىَخي‬


َِ ‫ْرَاْۡلن‬
َ‫امَس ِّيدِناَ ُمح َّمدََوعلىَا ِل َِهَوصحْ ِب َِهَأجْ م ِعيْنََأ َّماَب ْع ُد‬ َْ ‫َونُص ِّل‬.‫انَواْ ِْلسْل َِم‬ َ َِ‫ْلح ْم َُد‬
َِ ‫للَََِ ِْلم‬

Teman-teman yang saya cintai, hamba Allah yang insyaallah dimuliakan oleh Allah SWT marilah kita
mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmad-Nya lah kita bisa berkumpul
di tempat ini yang insyaallah juga di mulaikan oleh Allah SWT.
Dan semoga Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW
serta para sahabat-sahabatnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan ilmu dan pengetehuan saya tentang “Macam-Macam
Zina dan Hukumnya di Dalam Islam”

Saat kita mendengar kata zina hal pertama yang pasti terpikirkan oleh kita adalah perbuatan seksual
yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum terikat oleh ikatan pernikahan. Namun
sebenarnya yang dimaksud dengan zina adalah segala perbuatan yang kita lakukan dan mengandung
unsur zina.

Kalau begitu perbuatan apa saja yang masuk kedalam macam-macam zina? Sebuah hadits dari Abu
Hurairah r.a bahwa Rasullullah SAW telah bersabda yang artinya:

“kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu(bisa) melakukan zina, kedua kaki itu(bisa)
melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin”.(Hadis sahih
diriwatkan oleh Imam Bukhari dan Ibnu Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah). Dan

“Setiap bani Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua matapun berzina,dan zinanya adalah
melalui penglihatan, dan kedua tangan berzina, zinanya adalah menyentuh. Kedua kaki berzina, zinanya
adalah melangkah-menuju perzinahan. Mulut berzina, zinanya adalah mencium.hati dengan keinginan
dan berangat-angan. Dan kemaluannya lah yang membenarkan atau menggagalkannya.” (Hadis riwayah
Bukhari)

Dari hadits- hadits diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis zina yaitu:

1. Zina Mata

2. Zina Tangan
3. Zina kaki

4. Zina mulut

5. Zina hati

a) Zina Mata

Adalah zina yang dilakukan saat muslim/muslimah memandang lawan jenisnya, menatap matanya dan
berlama-lama bertatapan dengannya.

b) Zina Tangan

Adalah zina yang dilakukan oleh dua orang yang bergandengan tangan dengan yang bukan mahramnya.

c) Zina kaki

Yaitu zina yang terjadi saat salah seorang muslim/muslimah melangkahkan kakinya menuju perzinahan.

d) Zina Mulut

zina ini tidak hanya saat muslimin/muslimah berciuman dengan yang bukan mahramnya tapi juga saat
seorang muslimin/muslimah membicarakan lawan jenisnya.

e) Zina Hati
Hampir sama dengan pikiran, yaitu saat muslim/muslihan berangan-angan atau memikirkan tentang
lawang jenisnya.

Memang, kelima zina ini termaksud macam-macam zina kecil namun, jangan peranah menyepelekan
hal-hal kecil karena dari hal kecil akan berangkan menuju hal yang besar. Ya, macam-macam zina kecil
inilah yang akan memberangkatkan kita menuju zina yang besar. Nauzibillahimindzalik.

Pada hari yg mendekati akhir zaman ini banyak sekali kasus yang berkaitan dengan perzinahan. uniknya
para pelaku zina kebanyakannya adalah anak-anak remaja, mereka beranggapan bahwa hal-hal ini sudah
menjadi hal yang krusial atau sudah biasa.''Ah, sudah biasa. Lagian tidak akan terjadi apa-apa kok kan
Cuma liat-liatan dan pegangan tangan doang'' sudah bisa diprediksi, pasti jawaban yang akan diberikan
kebanyakan remaja sekarang adalah seperti ini.

Padahal mereka tau bahwa Allah sangat membenci orang-orang yang mendekati zina, apalagi sampai
melakukannya. Dijelaskan dalam QS Al-Araaf ayat 32

َ‫الزناَإِنَّ َهَُكانََفاحِ ش َةًَوساءََسبِي ًل‬


ّ ِ َ‫ولََت ْقربُوا‬

artinya:

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah berbuatan yang keji dan jalan yang
buruk. ”(QS Al-Araaf ayat 32)

Dalam surah ini dipaparkan dengan jelas bahwa Allah SWT sangatlah membenci orang-orang yang
mendekati zina, karena zina adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. Maka dari itu
janganlah kita berani-berani mendekati zina apa lagi sampai melakukannya.

Didalam islam disebutkan bahwa zina adalah suatu dosa yang besar dan Semua umat islam percaya,
meyakini dan sepakat bahwa semua kegiatan yang mendekati zina adalah suatu perbuatan yang buruk.
Allah berfirman:
‫لَذلِكََي ْلقََأثا ًما‬
َْ ‫نَي ْفع‬ َِّ ‫لَ ِب ْالح‬
َْ ‫قَولََي ْزنُونََوم‬ ََّ ََ‫ّللاَ ِإل ًهاَآخرََولََي ْقتُلُونََالنَّ ْفسََالَّتِيَح َّرم‬
ََّ ‫ّللاَُ ِإ‬ ََِّ ََ‫والَّذِينََلََي ْدعُونََمع‬

artinya:

“Dan orang-orang yang tidah menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali dengan(alasan)yang benar dan tidak berzina” (Al-Furqan 68)

Nah, dari surah ini jelas sekali bahwa zina adalah dosa besar urutan ketiga setelah musyrik dan
membunuh. Dan Imam Al-Qurthubi mengmentari“Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada dosa yang lebih
besar setelah kufur selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.

Jadi, wahai para remaja jangan sampai kita mendekatkan diri kepada perbuatan zina karena itu adalah
dosa yang besar, kita tidak mau kan di benci oleh Allah SWT?? apa lagi sampai masuk neraka.
Nauzubillahimindzalik!

Lantas apa yang harus kita lakukan untuk menghindari hal-hal tersebut? tenang saja, saat ada masalah
pastilah ada solusi yang mengiringinya. Karena Allah itu tidak akan membiarkan hambanya menghadapi
masalah tanpa memberikan solusinya. Ya, banyak sekali hal-hal yang bisa kita lakukan untuk
menghindari hal-hal tersebut. Yaitu:

Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Membaca Al-Quraan dan mengkaji atau memahami maknanya dengan baik

Menghindari tempat-tempat maksiat yang dapat menjerumuskan kita kepada perbuatan-perbuatan zina

Berteman denga orang-orang soleh, karena merekalah yang akan mengingatkan kita akan bahaya-
bahaya berzina

Membaca buku-buku tentang keislaman, karena saat kita tahu banyak dan mengerti tentang islam
insyallah kita tidak akan mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bisa menjerumuskan kita kepada hal-
hal yang bertentangan dengan ajaran islam
Menambah ilmu pengetahuan dengan menghadiri kemajelis-majelis taklim dan kegiatan keagamaan
lainnya agar kita menjadi lebih dekat kepada Allah SWT dan mengerti lebih jauh tentang apa saja yang
boleh dan tidak boleh di dalam islam.

Jadi, wahai kaum muslimin dan muslimah, teman-teman, ikhwat dan akhwat yang insyaallah dimuliakan
oleh Allah SWT marilah kita sebagai kaum muda penerus bangsa menjunjung tinggi ilmu agama dan
mejauhkan diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita kepada perbuatan dosa khusunya zina,
kiranya jangan sekalipun kita mendekatinya apalagi sampai melakukannya, ingatlah bahwa Allah sangat
membenci orang-orang yang mendekati zina. Maka jadilah orang yang dicintai oleh Allah SWT bukan
orang yang dibenci oleh Allah SWT.

Dan saya menghimbau kepada teman-teman yang masih sering khilaf dan yang tanpa sadar melakukan
perbuatan yang menjurus kepada perbuatan zina ayo kita insaf dan mendekatkan diri kepada Allah SWT!
dan yang sampai sekarang yang Alhamdulillah masih kuat imannya dan belum pernah mendekati zina.
Jangan! Jangan pernah sakali-sekali kamu mendekatinya teruslah memantapkan iman dan ketakwaanmu
kepada Allah SWT. karena iman dan ketakwaanmu lah yang akan menyelamatkan mu dari panasnya api
neraka. Semoga kita selalu di dalam lindungan-Nya, amin.

Wassaalamualikum warahmatullahi wabarakatu

Anda mungkin juga menyukai