Anda di halaman 1dari 3

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Jual beli pulsa dibolehkan berdasarkan dalil umum bolehnya jual beli, karena jual beli pulsa
ini bisa dikategorikan ke dalam jual beli jasa, dimana jasa ini biasanya tidak berwujud benda.
Maka dengan membeli pulsa, kita sama saja membeli jasa dari profider (telkomsel, indosat,
dan selainnya) yang jasanya berupa mengantarkan sms atau menyambungkan kita kepada
nomor lain yang hendak kita tuju. Dan jumlah jasa yang bisa kita gunakan sesuai dengan
nominal pulsa yang kita miliki, dimana tarif dari setiap jasa yang disediakan sudah diketahui
dan disepakati bersama sebelum seseorang membeli pulsa. Wallahu a’lam

HASIL KEPUTUSAN FORUM BAHTSUL MASA`IL NU NGAWI TIMUR Ke – IVRabu


Kliwon, 29 Oktober 2008Di Madin Miftahus Salam, Ds. Bendo, Kec. Padas - Ngawi

assalamualaikum....maaf mau tanya para asatidz/zah;


1.gmn menurut kaca mata fiqh ttg jual beli pulsa??
2.termasuk akad apakah???
Sebelumnya Terima kasih...

Diskripsi Masalah:...Dalam transaksi jual beli pulsa, pembeli pulsa –misalnya– membeli


pulsa isi ulang (untuk Sim Card-nya Simpati) pada suatu Counter dengan isi pulsa Rp. 5000,-.
Sedangkan pembeli harus membayar kepada penjual dengan uang Rp. 7000,-. Pada
kenyataannya, transaksi tersebut dengan teknis yang telah dilakukan server, yang pada
akhirnya saldo counter yang semula Rp.100.000,- berkurang Rp. 6000,-, sehingga sisanya
tinggal Rp.94.000;-. (PP.Al-Amnaniyah, Talok)Pertanyaan:

a. Akad apakah yang berlangsung antara pembeli Voucher dengan Counter, padahal
pengadaan pulsa dilakukan langsung oleh pihak perusahaan Celluler ?

Jawaban:

Transaksi tersebut termasuk aqad jual beli, yang mana pembeli langsung membeli Voucher
atau pulsa elektic lewat Counter, selanjutnya Counter memesan pulsa pada celluler agar
mengirimkan pulsa pada pembeli lewat nomor tertentu, namun transaksi ini
sebenarnya termasuk dalam ijarah manfaat atau bai’ul manfaat.

Maraji’ kutubiyah (Referensi Kitab):

) 109 :‫ ص‬،3 : ‫ ( ج‬- ‫إعانة الطالبين‬

‫نعم يرد عليه بيع حق الممر فإنه تمليك منفعة بعوض معلوم وهو بيع ال إجارة‬.

‫ه‬qq‫نى وعلم من قول‬qq‫ارة مع‬qq‫و إج‬qq‫ط فه‬qq‫يغته فق‬qq‫وأجيب عنه بأنه ليس بيعا محضا بل فيه شوب إجارة وإنما سمي بيعا نظرا لص‬
‫تمليك منفعة أن مورد اإلجارة المنفعة سواء وردت على العين كآجرتك هذه الدابة بدينار أو على الذمة كألزمت ذمتك حملِ ْي‬
‫ا‬qq‫ وأم‬،‫عنها‬ ‫إلى مكة بدينار وال يجب قبض األجرة في المجلس في الواردة على العين وتصح الحوالة بها وعليها واالستبدال‬
‫لم في‬qq‫ا س‬qq‫الواردة على الذمة فيشترط فيها قبض األجرة في المجلس وال تصح الحوالة بها وال عليها وال االستبدال عنها ألنه‬
‫المنافع فتجري فيها أحكام السلم‬.
b. Menurut perspektif fikih, apakah status pihak perusahaan Voucher dan Counter saat
pengisian pulsa berlangsung dengan bantuan server ?

Jawaban :

Status perusahaan Voucher sebagai muwakkil, sedangkan counter sebagai wakil-nya.

Maraji’ kutubiyah (Referensi Kitab):

Dari 628524812xxx : Assalamu,alaikum,.saya hadi di banjarmasin,.saya mau nanya,.


bagaimana hukum nya orang yang jual-beli fulsa, apakah ini termasuk riba, klu yang gesek
ada bendanya,. cuma yang lain dari itu,.seperti m-tronik,. apakah boleh..

Jawaban:

Hadi di Banjarmasin, aqad jual beli (‫ ) َع ْق ُد ا ْلبَ ْي ِع‬dalam Islam baru dipastikan sah jika memenuhi
tiga rukun aqad yakni :

1. dua pihak yang beraqad (‫ )اَ ْل َعا ِهدَا ِن ا ْل َعاقِدَا ِن‬yaitu penjual dan pembeli
2. benda atau jasa yang diaqadkan dalam jual beli (‫)اَ ْل َم ْعقُ ْو ُد بِ ِه‬
3. ijab qabul (‫اب َوا ْلقَبُ ْو ُل‬
ُ ‫)اَ ِإل ْي َج‬

ْ َ‫ ) ِمنَ األ‬dan
Pulsa telepon baik yang biasa maupun yang elektronik adalah benda (‫شيَا ِء اَ ِو ا ْل َما َّد ِة‬
faktanya dapat dijual atau dibeli dengan bukti dapat berfungsinya pesawat telepon atau hand
phone (HP) atau internet setelah pulsanya dibeli (jika pra bayar) atau setelah utang pulsanya
dibayar (jika pasca bayar). Sehingga sekali lagi, dengan bukti tersebut pulsa telepon adalah
benda yang dapat didagangkan dan memenuhi rukun aqad jual beli yang kedua : ‫اَ ْل َم ْعقُ ْو ُد ِب ِه‬.

Dalam akivitas jual beli tidak akan pernah terjadi riba, sebab justru antara transaksi jual beli
dan riba tidak akan pernah terjadi dalam waktu yang bersamaan. Inilah yang ditunjukkan oleh
pernyataan Allah SWT : )275 : ‫ َوأَ َح َّل هَّللا ُ ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا (البقرة‬, yang memastikan bahwa realitas
jual beli adalah halal dan realitas riba adalah haram sehingga jika dalam jual beli terjadi riba
maka mustahil Allah SWT menghalalkannya. Begitu juga jika riba adalah sama dengan jual
beli maka mustahil Allah SWT mengharamkan riba tapi menghalalkan jual beli dan inilah
klaim manusia yang dibantah oleh Allah SWT karena mereka menganggap jual dan riba
adalah sama saja :

ُ ‫الربَا َوأَ َح َّل هَّللا‬


ِّ ‫س َذلِ َك ِبأَنَّ ُه ْم قَالُوا إِنَّ َما ا ْلبَ ْي ُع ِم ْث ُل‬ ِّ َ‫الَّ ِذينَ يَأْ ُكلُون‬
َّ ‫الربَا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَت ََخبَّطُهُ ال‬
ِّ ‫ش ْيطَانُ ِمنَ ا ْل َم‬
)275 : ‫ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا (البقرة‬
 

Jadi jual beli pulsa yang biasa maupun yang elektronik adalah halal dan sama sekali tidak ada
hubungan apa pun dengan riba. [Ust. Ir. Abdul Halim]

Anda mungkin juga menyukai