oleh:
Kelompok 9 Tasawuf Dan Psikoterapi 5C
Irma Yanti (NIM 1171040068)
Mega Amelia (NIM 1171040090)
Syafira Istihanah Hazmi (NIM 1171040146)
Segala puji bagi Allah swt. Yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad saw.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik serta saran dari para pembaca, semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nama Al-Hallaj muncul dan menjadi buah bibir para sufi dan ulama
semasanya. Al-Hallaj adalah seorang sufi yang terkenal dari abad ke-9/3 H.
Terkenalnya al-Hallaj karena pahamnya tentang al-Hulul’ yaitu tentang pengalaman
batiniyah dengan Tuhan yang diungkapkan kepada masyarakat luas.
1
B. Rumusan Masalah
1. Siapa Al-Hallaj?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Siapa Al-Hallaj
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Biografi Al-Hallaj
Pada abad ketiga Hijriah, tasawuf pernah di gemparkan seorang tokoh yang
bernama Husain bin Mansur bin Muhammad, yaitu al-Hallaj. Ucapannya yang terus
terang dalam menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, tentang hubungan
Ali bin Abi Thalib dengan Nabi Muhammad dan mengenai teori Nur Muhammad,
yang katanya dijadikan Tuhan sebagai inti segala kejadian..1
Pada usia 18 tahun, ia menikah dengan anak perempuan dari Abu Ya’qub al-
Aqta dan memisahkan diri dari gurunya. Kemudian ia melaksanakan ibadah Haji dan
menetap di Mekkah satu tahun dan kembali ke Baghdad dan bergru pada al-Junaid al-
baghdadi, seorang sufi ternama pada saat itu. Setelah itu ia berpergian dari satu negeri
1
Prof.Dr.H Abubakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi & Tasawwuf, (Solo: Ramadhani, 1996),263
2
Idries Shah, Mahkota Sufi Menembus Dunia Ekstra Dimensi, (Surabaya: Risalah Gusti, 1964)196
3
ke negeri lainnya. Al-Hallaj juga diberi gelar al-Syafii, al-Mutham, al-Asrar, al-
Ghaibubi dan al-Munbahar.3
Disamping hal itu, al-Hallaj merupakan seorang sufi yang ahli dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Banyak buku yang telah ditulisnya baik dalam bidang
tafsir, politik, psikologi maupun akidah. Namun, ia lebih banyak menulis dari sisi
Tasawuf. Karya terkenal al-Hallaj ialah al-Tawassin. Buku ini ditulis dalam bahasa
3
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),116
4
Arab dengan bentuk prosa lirik dan nada sebelas pasal, dan menguraikan teorinya
tentang kewalian. 4
4
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),117
4. Kitab Al-Abl wa al-Fana
5. Kitab Al-Ushul wa al-Furu'5
Yang lebih konteks adalah kontak Al-Hallaj dengan sesama ahli kimia filsafat
Hermetik Hellenistik. Tidak hanya tentang kimia filsafat yang sangat ia kuasai,
bahwa beliau juga banyak memiliki kenalan dokter di ahwaj dan belajar langsung
tentang kedokteran sampai ia mahir.
C. Pemikiran-Pemikiran Al-Hallaj
Di baghdad, Al-Hallaj ingin menggemakan suaranya dihadapan semua orang
dengan semangat mudanya. Ia menjelajahi kota demi kota, mesjid demi mesjid,
menyampaikan hadis qudsi di depan publik, aforisma pendek imperatif tentang
moralitas agama, uang dia klaim disusun oleh tuhan di dalam hatinya ketika ia
melatih kesadaran diri dan yang dia ucapkan dengan kalimat orang pertama.
5
Nurnaningsih Nawawi, Pemikiran Sufi Al-Hallaj Tentang Nasut Dan Lahut, (Makassar: Al-Fikr,
2013),578-579
6
Al-Hallaj berkata dengan lantang atas Nama Tuhan yang satu, dengan
menjadikan kehendaknya sesuai dengan perintah hukum, dia hanya merasakan
perintah tuhan dalam kesadarannya, sebagai sumber persepsinya, dalam setiap
keadaan mistiknya, dan dia langsung mengek
spresikannya dengan menghadirkan ruh ilahi abadi, yang diartikulasikan untuknya
dan untuk semua manusia perintah takdir pada hari azali dalam perjanjian.
Didalamnya, Al-Hallaj mengkobinasikan dua tesis teologi, yaitu dari ibn Kullab dan
Muhasibi( yang kelak akan dipakai kembali oleh asyari untuk. Melawan mu’tazilah)
tentang kesederhanaan yang diciptakan oleh firman ilahi dan ibn hanbal, pada
kemungkinan aktulisasi dan kedatangan substansial Firman ilahi yang tak terciptakan,
yang diucapkan oleh bibir umat sejati.
Itu tidak hanya bermakna bahwa ia bermain bahasa, dan mengucapkan kata
yang mengandung makna atau bahwa dia berkhutbah seperti Muhasibi menjelaskan
moral untuk menarik perhatian dibalik perbuatan kita yang benar benar murni ikhlas,
dia tidak hanya mengajar seperti sufi lain untuk membedakan antara stimulus
khawatir, namun dia menyadari perbedaan Merek dengan sebuah kharisma,
kehendak tersembunyi ilahi.
Sebab di ahwaz dia tidak berkhutbah pada yang bukan penganut, agar mereka
percaya, tetapi pada penganut agar mereka meneliti batin akan kehadiran ilahi yang
telah ia ajarkan.
Sampai akhirnya beliau di tangkap karena dianggap menyelewengkan
perkataan dan kebohongan karena keajaiban-keajaiban yang ia miliki. Dan telah
dikisahkan bahwa ia diketahui berkhotbah untuk mendapatkan hal hal politis dari
keluarga rosul yang karena itu ia telah dimutuk dalam nahiyat al jabal. 6
1. Konsep Hulul
Hulul, menurut al-Tusi dalam al-Luma’, sebagai yang dikutip oleh Harun
Nasution, ialah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia
tertentu untuk mengambil tempat didalamnya, setelah sifat kemanusiannya lenyap.
Kata al-haqq yang dimaksud oleh al-Hallaj adalah kata yang sering digunakan
oleh para sufi, yang berarti al-Khaliq, lawan dari kata makhluq. Al-Hallaj
menggambarkan uluhiyah (ketuhanan)dengan tajrid dan tanzih dan tidak terlintas
pada dirinya bahwa mengetahui Allah di tanzihkan merupakan sesuatu diluar
kemampuan manusia. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa seseorang yang
berketuhanan akan mendapatkan hakikat gambar Tuhan yang diberikan Allah setelah
6
Dewi Candra Ningrum, Al-Hallaj Sang Sufi Syahid, (Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2008)
8
melalui usaha keras (riyadhah dan mujahaddah) dan hidup zuhud. Karena Allah
menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan bentuk-Nya. 7
2. Nur Muhammad
Menurut ajaran Al-Hallaj jika kebatianan seseorang sudah bersih suci dalam
menempuh menempuh perjalanan dalam hidup kebatianan, akan naik tingkat
hidupnya itu dari suatu maqam ke maqam yang lain, misalnya Muslim, Mu’min,
Salihin, Muqarrabin. Muqarrabin adalah orang yang paling dekat dengan Tuhan.
Kemudia di atasa tingkat Muqarrabin itu tiba pada puncak, sehingga dapat bersatu
dengan Tuhan. Tidak bisa lagi dibedakan atau dipisahkan antara “Asyik dengan
Ma’syuknya. Jika ketuhanan itu sudah menjelma di tubuh dirinya, maka tidaklah lagi
kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak Tuhan. “Ruh Allah” sudah meliputi
dirinya, seperti Isa yang telah meliputi akan Isa anak Maryam. Maka apa yang
dikehendakinya akan terjadi.
7
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),118
8
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),122
Bagaimana sifat persatuan itu? Kadangkala dikatakannya sebagai persatuan
Khamar (tuak, arak) dengan air. Dan kadangpula seperti persatuan api dengan besi
ketika di bakar sehingga merah. Di sinilah dasar perkataannya: Ana’l haqq” (sayalah
kebenaran itu). Karena kebenaran adalah salah salah satu dari nama tuhan. Dan kat-
katanya juga: “Wa ma fil-jubbati illal-Lah”. (Dan tidak ada yang dalam jubah,
melainkan Allah).
XXXVI
9
Prof.Dr. Hamka, Tasauf, Perkembangan Dan Pemurniannya, (Jakarta: PT Pustaka, 1983), 120-121
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama Al-Hallaj adalah Abu al-Mughit Al-Husin Al-Mansyur bin Muhammad
al-Baidhawi lahir di Thur, dekat Baida di Persia pada tahun 244 H/858 M. Al Hallaj
adalah cucu dari seorang majusi penyembah api atau dari silsilah sahabat Abi Ya’qub,
sahabat Rasulullah. Sebelum usia 12 tahun ia telah menghafal Al-Quran.
11
B. Saran
Sebagaimana telah kami uraikan diatas, mengenai Al-Hallaj. Dari uraian
tersebut diharapkan bisa menambah pengetahuan kita tentang Al-hallaj. Akan tetapi,
masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Besar harapan kami terhadap
kritik dan saran serta bimbingan khususnya dari dosen agar makalah ini lebih baik
lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, N. (2013). Pemikiran Sufi Al-Hallaj Tentang Nasut Dan Lahut. Al-Fikr Jurnal
Pemikiran Islam, 578-579.
Rusli, R. (2013). Tasawuf dan Tarekat Studi Pemikiran Dan Pengalan Sufi. Jakarta:
RajaGrafindo.
Shah, I. (1964). Mahkota Sufi Menembus Dunia Ekstra Dimensi. Surabaya: Risalah Gusti.
13