Anda di halaman 1dari 17

AL-HALLAJ

diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tasawuf Tokoh

Dosen Pengampu: Dr. Cucu Setiawan, S. Psi.I, M.Ag

oleh:
Kelompok 9 Tasawuf Dan Psikoterapi 5C
Irma Yanti (NIM 1171040068)
Mega Amelia (NIM 1171040090)
Syafira Istihanah Hazmi (NIM 1171040146)

PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. Yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad saw.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada berbagai


pihak yang telah terlibat dalam penyelesain makalah ini sebagai tugas kelompok dari
mata kuliah Tasawuf Tokoh yang berjudul “Al-Hallaj”.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik serta saran dari para pembaca, semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.

Bandung, 17 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Biografi Al-Hallaj ............................................................................................................ 3
B. Riwayat Pendidikan Al Hallaj .......................................................................................... 5
C. Pemikiran-Pemikiran Al-Hallaj........................................................................................ 6
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nama Al-Hallaj muncul dan menjadi buah bibir para sufi dan ulama
semasanya. Al-Hallaj adalah seorang sufi yang terkenal dari abad ke-9/3 H.
Terkenalnya al-Hallaj karena pahamnya tentang al-Hulul’ yaitu tentang pengalaman
batiniyah dengan Tuhan yang diungkapkan kepada masyarakat luas.

Menurut al-Hallaj “Ana al-Haqq” berarti pengalaman kesatuannya dengan


Tuhan mendapat pertentanggan dari sebagian masyarakat, namun adapula yang
membelanya karena kekagumannya pada pemahamannya. Namun karena
pemikirannya tentang “Ana al-Haqq” tersebut mengantarkan al-Hallaj ke tiang
gantung yang mengakhiri hidupnya.

Menurut sebagian ulama Islam, kematian al-Hallaj di putuskan dengan alasan


bid’ah, karena islam tidak dapat menerima pandangannya tentang bahwa manusia
tidak dapat bersatu dengan Tuhan dan kebenaran al-haqq adalah salah satu nama
Allah. Maka dari itu, Al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi yang
semasa dengan al-Hallaj cukup terkejut dengan pernyataannya saat itu, karena mereka
meyakini bahwa seoranng sufi seharusnya tidak boleh mengungkapkan pengalaman
batiniyahnya kepada orang lain. Kaum sufi berpandangan bahwa al-Hallaj tidak
mampu menyembunyikan rahasia Illahi. Selain itu ia menciptakan karya-karya yang
dihasilkan selama dipenjara, ia banyak menulis sampai mencapai 48 buah buku.

1
B. Rumusan Masalah
1. Siapa Al-Hallaj?

2. Bagaimana Riwayat Pendidikan Al-Hallaj?

3. Bagaimana Pemikiran Al-Hallaj?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Siapa Al-Hallaj

2. Untuk mengetahui Riwayat Pendidikan Al-Halaj

3. Untuk mengetahui Pemikiran Al-Hallaj

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Biografi Al-Hallaj
Pada abad ketiga Hijriah, tasawuf pernah di gemparkan seorang tokoh yang
bernama Husain bin Mansur bin Muhammad, yaitu al-Hallaj. Ucapannya yang terus
terang dalam menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, tentang hubungan
Ali bin Abi Thalib dengan Nabi Muhammad dan mengenai teori Nur Muhammad,
yang katanya dijadikan Tuhan sebagai inti segala kejadian..1

Al-Hallaj terkenal dengan nama Manshur, sebenarnya ini adalah nama


ayahnya, seorang majusi kuno.2 Nama lengkap Al-Hallaj ialah Abu al-Mughit Al-
Husein Al-Mansyur bin Muhammad al-Baidhawi, ia dilahirkan di Thur, dekat Baida
di Persia pada tahun 244 H/858 M. Al Hallaj adalah cucu dari seorang majusi
penyembah api atau dari silsilah sahabat Abi Ya’qub, sahabat Rasulullah. Pada tahun
280 H/873 M sampai 304 H/897 M dia belajar tasawuf kepada guru sufi, seperti Sahl
ibn Abd Allah al-Tsutsuri dan Amr ibn Usman al-Makki al-Junaid, selanjutnya ia
mengajak orang lain hidup zuhud dan bertasawuf.

Pada usia 18 tahun, ia menikah dengan anak perempuan dari Abu Ya’qub al-
Aqta dan memisahkan diri dari gurunya. Kemudian ia melaksanakan ibadah Haji dan
menetap di Mekkah satu tahun dan kembali ke Baghdad dan bergru pada al-Junaid al-
baghdadi, seorang sufi ternama pada saat itu. Setelah itu ia berpergian dari satu negeri

1
Prof.Dr.H Abubakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi & Tasawwuf, (Solo: Ramadhani, 1996),263
2
Idries Shah, Mahkota Sufi Menembus Dunia Ekstra Dimensi, (Surabaya: Risalah Gusti, 1964)196

3
ke negeri lainnya. Al-Hallaj juga diberi gelar al-Syafii, al-Mutham, al-Asrar, al-
Ghaibubi dan al-Munbahar.3

Apa yang Al-Hallaj lakukan dalam perjalanan perjalanannya tersebut benar


benar orisinil. Dalam berpakaian ia menolak untuk memakai suf dan lebih memilih
caftan militer berlengan panjang, yang membuat para polisi terpesona dan juga lebih
nyaman, atau pemakaian muraqqa perca milik para pengemis yang berkelana.

Al-Hallaj menunaikan ibadah haji yang ketiga dan mulai memberikan


pelajaran berdasarkan pandangan sufistik pada suatu rumah yang berada di Baghdad.
Dari ajarannya tibul anggapan masyarakat tentang al-Hallaj seorang ahli sihir, gila
atau orang yang diberikan karamah.

Al-Hallaj kembali ke Baghdad pada tahun 296 H/908 M, dan ia mendapatkan


banyak murid di kota ini. Ia dituduh menyimpang oleh Mu’tazilah dan pernah
ditangkap dua kali oleh keamanan dinasti Abassiyah, disiksa didepan mata Ibn Isa
penguasa tahun 301 H/913 M dan di penjara selama delapan tahun. Setelah diadili,
perdana menteri hamid meminta agar ia dibunuh, tapi atas kebijaksanaan hakim al-
Makki Abu Amr pelaksanaan eksekusinya ditunda. Pada 18 Dzulkaidah 309H ia
dibunuh dengan cara disalib.

Penyaliban al-Hallaj ini melahirkan semacam mitologi pada pengikutnya yang


fanatik bahwa kematiannya bukanlah disalib, melainkan yang disalib itu adalah orang
yang mirip dengannya. Hampir sama dengan kasus Isa al-Masih.

Disamping hal itu, al-Hallaj merupakan seorang sufi yang ahli dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Banyak buku yang telah ditulisnya baik dalam bidang
tafsir, politik, psikologi maupun akidah. Namun, ia lebih banyak menulis dari sisi
Tasawuf. Karya terkenal al-Hallaj ialah al-Tawassin. Buku ini ditulis dalam bahasa

3
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),116

4
Arab dengan bentuk prosa lirik dan nada sebelas pasal, dan menguraikan teorinya
tentang kewalian. 4

B. Riwayat Pendidikan Al Hallaj


Sebelum usia 12 tahun ia telah menghafal Al-Quran. pendidikan Sufi
ditekuninya sekitar abad 873-897 M. Pada usia 16 tahun ia mulai menekuni pelajaran
Sufisme selama 2 tahun dengan Gurunya yang terkenal dengan nama Sahl bin
Abdullah Al Tusturi dan dua tahun kemudian ia pergi ke Basrah berguru kepada
Amru Bin Usman AI Makki.

Pada tahun 264/578 M di Bagdad ia belajar pada seorang guru “AI-Junaid Al


Baghdadi” Al Hallaj yang senang belajar dan mengembara sehingga ia bisa
berkenalan dan belajar pada sufi-sufi terkenal seperti di Masin China, india dan Asia
tenggara hingga turkistan dan mesir dan saat itupun ia mendapatkan bermacam-
macam gelar misalnya di Bagdad (Al Mustalam), di India (Mugis) dan di Turkistin
(AlMuqith).

Di Bashra ia menikahi ummu al-Husain, putri ya’qub al-Aqta'i, seorang sufi.


Dari pernikahannya ia memiliki tiga orang anak, dua orang laki-laki dan satu orang
perempuan. Al Hallaj juga ada hubungan kekerabatan dengan Ali Bin Abi Thalib.
Meskipun ia tetap memimpin kehidupan sufi sunni. Al Hallaj juga banyak
meninggalkan karya-karyanya pada beberapa bidang tetapi semuanya hilang, yang
tertinggal hanya kepingan-kepingan posa dan syair yang berserakan, ibn Nadhim
sebagai seorang ahli riwayat telah mencatat karya-kuryu tulis (kitab-kitab) Al-Hallaj,
namun hanya 46 buah yang dapat ditemukan, yaitu di antaranya:
1. Al-Akuf al-Muhaddatsah wal at-Azaliyah wa ai-Asma al-Kulliyah
2. Kitab Al-Wa al-Tauhid
3. Kitab Madh al Nabi wa al Hatsal al-A'la

4
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),117
4. Kitab Al-Abl wa al-Fana
5. Kitab Al-Ushul wa al-Furu'5

Al-Hallaj banyak sekali mendatangi tokoh tokoh penting yang berbincang


tentang segala hal yang sangat penting seperti kepolotikan bahkan rahasia rahasia
tertentu yang tidak diketahui oleh banyak kalangan. Maka dari itu tidak aneh jika Al-
Hallaj di anggap penyusup yang sedang mencari tahu akan kebenaran oleh bangsa
arab.

Sejak tinggal di Baghdad, Al-Hallaj kembali menemukan baik dilingkungan


orang orang terpelajar maupun di istana adanya dua sayap yang sama dengan ahwaj.
Inflitrasi elemen syiah ke dalam seluruh infrastruktur kpsa kata kuttah Syiah serta
adopsi mereka terhadap filsafat Hellenistik dalam berbagai bidang intelektual. Kita
yakin karena lingkungan keilmuan ahwazi dan perluasannya di baghdad inilah yang
dapat menjelaskan bentuk sastra dan gaya tulisan Hallaj.

Yang lebih konteks adalah kontak Al-Hallaj dengan sesama ahli kimia filsafat
Hermetik Hellenistik. Tidak hanya tentang kimia filsafat yang sangat ia kuasai,
bahwa beliau juga banyak memiliki kenalan dokter di ahwaj dan belajar langsung
tentang kedokteran sampai ia mahir.

C. Pemikiran-Pemikiran Al-Hallaj
Di baghdad, Al-Hallaj ingin menggemakan suaranya dihadapan semua orang
dengan semangat mudanya. Ia menjelajahi kota demi kota, mesjid demi mesjid,
menyampaikan hadis qudsi di depan publik, aforisma pendek imperatif tentang
moralitas agama, uang dia klaim disusun oleh tuhan di dalam hatinya ketika ia
melatih kesadaran diri dan yang dia ucapkan dengan kalimat orang pertama.

5
Nurnaningsih Nawawi, Pemikiran Sufi Al-Hallaj Tentang Nasut Dan Lahut, (Makassar: Al-Fikr,
2013),578-579

6
Al-Hallaj berkata dengan lantang atas Nama Tuhan yang satu, dengan
menjadikan kehendaknya sesuai dengan perintah hukum, dia hanya merasakan
perintah tuhan dalam kesadarannya, sebagai sumber persepsinya, dalam setiap
keadaan mistiknya, dan dia langsung mengek
spresikannya dengan menghadirkan ruh ilahi abadi, yang diartikulasikan untuknya
dan untuk semua manusia perintah takdir pada hari azali dalam perjanjian.
Didalamnya, Al-Hallaj mengkobinasikan dua tesis teologi, yaitu dari ibn Kullab dan
Muhasibi( yang kelak akan dipakai kembali oleh asyari untuk. Melawan mu’tazilah)
tentang kesederhanaan yang diciptakan oleh firman ilahi dan ibn hanbal, pada
kemungkinan aktulisasi dan kedatangan substansial Firman ilahi yang tak terciptakan,
yang diucapkan oleh bibir umat sejati.

Doktrinnya, seruan untuk menyembah Tuhan Islam yang satu, menekankan


pada realisasi bertahap kehadiran Dia dalam hati. Didapat dengan menginggalkan
perbuatan yang baik, khususnya kesedihan asketisme, pada ibadah-ibadah kononik
reguler. Dengan demikian dia mengajak pendengarannya untuk intropeksi dengan
membaca hati mereka. Karena itulah ia dinamai Hallaj ( tukang sortir kesadaran)
yang pada itu dia di terima di Ahwaz.

Itu tidak hanya bermakna bahwa ia bermain bahasa, dan mengucapkan kata
yang mengandung makna atau bahwa dia berkhutbah seperti Muhasibi menjelaskan
moral untuk menarik perhatian dibalik perbuatan kita yang benar benar murni ikhlas,
dia tidak hanya mengajar seperti sufi lain untuk membedakan antara stimulus
khawatir, namun dia menyadari perbedaan Merek dengan sebuah kharisma,
kehendak tersembunyi ilahi.

Sebab di ahwaz dia tidak berkhutbah pada yang bukan penganut, agar mereka
percaya, tetapi pada penganut agar mereka meneliti batin akan kehadiran ilahi yang
telah ia ajarkan.
Sampai akhirnya beliau di tangkap karena dianggap menyelewengkan
perkataan dan kebohongan karena keajaiban-keajaiban yang ia miliki. Dan telah
dikisahkan bahwa ia diketahui berkhotbah untuk mendapatkan hal hal politis dari
keluarga rosul yang karena itu ia telah dimutuk dalam nahiyat al jabal. 6

1. Konsep Hulul

Diantara konsep pemikiran al-Hallaj yang paling terkenal adaalah al-Hulul


dan wahdat al-Syuhud yang kemudian melahirkan konsep wahdat al-Wujud yang
disampaikan oleh Muhyi al-Din Ibn Arabi.

Hulul, menurut al-Tusi dalam al-Luma’, sebagai yang dikutip oleh Harun
Nasution, ialah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia
tertentu untuk mengambil tempat didalamnya, setelah sifat kemanusiannya lenyap.

Al-Hallaj pernah mengaku bersatu dengan Tuhan (hulul). Dalam keadaan


bersatu dengan Tuhan, ia menyatakan ana al-Haqq (saya adalah Tuhan). Namun
bukan berarti dirinya mengaku sebagai Tuhan. Dalam karya al-Hallaj, Kitab tawassin,
seperti yang dikutip oleh A.J. Arberry dia sendiri melukiskan bahwa dirinya minimal
sebagai sinyal tanda Tuhan, dan akwan-kawan dan guru-gurunya di anggapnya
sebagai iblis dan Fir’aun.

Kata al-haqq yang dimaksud oleh al-Hallaj adalah kata yang sering digunakan
oleh para sufi, yang berarti al-Khaliq, lawan dari kata makhluq. Al-Hallaj
menggambarkan uluhiyah (ketuhanan)dengan tajrid dan tanzih dan tidak terlintas
pada dirinya bahwa mengetahui Allah di tanzihkan merupakan sesuatu diluar
kemampuan manusia. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa seseorang yang
berketuhanan akan mendapatkan hakikat gambar Tuhan yang diberikan Allah setelah

6
Dewi Candra Ningrum, Al-Hallaj Sang Sufi Syahid, (Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2008)

8
melalui usaha keras (riyadhah dan mujahaddah) dan hidup zuhud. Karena Allah
menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan bentuk-Nya. 7

2. Nur Muhammad

Mengenai konsep ini, al-Hallaj mengemukakan segala bentuk nur/cahaya


kenabian berasal dari cahaya Muhammad. Tetapi ia temukan pada Isa bukan
Muhammad satu contoh ideal bagi orang yang sangat dekat dengan maqam Tuhan
sehingga roh Allah menyatu pada dirinya. Pendapat ini menegaskan bahwa dalam Isa
terdapat dua roh; Pertama, roh Tuhan yang kekal dan tidak mengalami binasa dan
perubahan, dan kedua, roh manusia yang baru berlaku padanya hukum-hukum alam
dan kerusakan. Al-Hallaj berpendapat bahwa Isa sebagai khalifah Allah yang pernah
menyaksikan wujud-Nya.8

3. Kesatuan Segala Agama

Menurut ajaran Al-Hallaj jika kebatianan seseorang sudah bersih suci dalam
menempuh menempuh perjalanan dalam hidup kebatianan, akan naik tingkat
hidupnya itu dari suatu maqam ke maqam yang lain, misalnya Muslim, Mu’min,
Salihin, Muqarrabin. Muqarrabin adalah orang yang paling dekat dengan Tuhan.
Kemudia di atasa tingkat Muqarrabin itu tiba pada puncak, sehingga dapat bersatu
dengan Tuhan. Tidak bisa lagi dibedakan atau dipisahkan antara “Asyik dengan
Ma’syuknya. Jika ketuhanan itu sudah menjelma di tubuh dirinya, maka tidaklah lagi
kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak Tuhan. “Ruh Allah” sudah meliputi
dirinya, seperti Isa yang telah meliputi akan Isa anak Maryam. Maka apa yang
dikehendakinya akan terjadi.

7
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),118
8
Prof. Dr. H. Ri’san Rusli, M.A, Tasawuf dan Tarekat studi pemikiran dan pengalaman Sufi, (Jakarta:
PT Raja Grapindo, 2013),122
Bagaimana sifat persatuan itu? Kadangkala dikatakannya sebagai persatuan
Khamar (tuak, arak) dengan air. Dan kadangpula seperti persatuan api dengan besi
ketika di bakar sehingga merah. Di sinilah dasar perkataannya: Ana’l haqq” (sayalah
kebenaran itu). Karena kebenaran adalah salah salah satu dari nama tuhan. Dan kat-
katanya juga: “Wa ma fil-jubbati illal-Lah”. (Dan tidak ada yang dalam jubah,
melainkan Allah).

Setengah dari perkataannya:

XXXVI

“Ana man ahwa wa man ahwa anaa


Nahnu Ruhani hallalna badana
Fa iza abshartani abshartahu
Wa idza abshartahu abshartana”.
(Sayalah orang yang saya rindui
Dan orang yang saya rindui ialah saya
Kami dua jiwa bersatu di satu badan.
Kalau engkau lihat Aku engkau lihat Dia.
Bila engkau lihat Dia, terlihat engkaulah Kami).9

9
Prof.Dr. Hamka, Tasauf, Perkembangan Dan Pemurniannya, (Jakarta: PT Pustaka, 1983), 120-121

10
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nama Al-Hallaj adalah Abu al-Mughit Al-Husin Al-Mansyur bin Muhammad
al-Baidhawi lahir di Thur, dekat Baida di Persia pada tahun 244 H/858 M. Al Hallaj
adalah cucu dari seorang majusi penyembah api atau dari silsilah sahabat Abi Ya’qub,
sahabat Rasulullah. Sebelum usia 12 tahun ia telah menghafal Al-Quran.

pendidikan Sufi ditekuninya sekitar abad 873-897 M. Pada usia 16 tahun ia


mulai menekuni pelajaran Sufisme selama 2 tahun dengan Gurunya yang terkenal
dengan nama Sahl bin Abdullah Al Tusturi dan dua tahun kemudian ia pergi ke
Basrah berguru kepada Amru Bin Usman AI Makki.Pada tahun 264/578 M di Bagdad
ia belajar pada seorang guru “AI-Junaid Al Baghdadi” Al Hallaj yang senang belajar
dan mengembara sehingga ia bisa berkenalan dan belajar pada sufi-sufi terkenal
seperti di Masin China, india dan Asia tenggara hingga turkistan dan mesir dan saat
itupun ia mendapatkan bermacam-macam gelar misalnya di Bagdad (Al Mustalam),
di India (Mugis) dan di Turkistin (AlMuqith).

Konsep pemikiran Al-Hallaj yang terkenal ada 3, yaitu 1).Konsep Hulul,


menurut al-Tusi dalam al-Luma’, sebagai yang dikutip oleh Harun Nasution, ialah
paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia tertentu untuk
mengambil tempat didalamnya, setelah sifat kemanusiannya lenyap. 2). Nur
Muhammad, Mengenai konsep ini, al-Hallaj mengemukakan segala bentuk
nur/cahaya kenabian berasal dari cahaya Muhammad. 3). Kesatuan Segala Agama,
Menurut ajaran Al-Hallaj jika kebatianan seseorang sudah bersih suci dalam
menempuh menempuh perjalanan dalam hidup kebatianan, akan naik tingkat
hidupnya itu dari suatu maqam ke maqam yang lain.

11
B. Saran
Sebagaimana telah kami uraikan diatas, mengenai Al-Hallaj. Dari uraian
tersebut diharapkan bisa menambah pengetahuan kita tentang Al-hallaj. Akan tetapi,
masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Besar harapan kami terhadap
kritik dan saran serta bimbingan khususnya dari dosen agar makalah ini lebih baik
lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aceh, A. (1996). Pengantar Sejarah Sufi & Tasawwuf. Solo: Ramadhani.

Candraningrum, D. (2008). Al-Hallaj (Sang Sufi Syahid). Yogyakarta: Fajar Pustaka.

Hamka. (1983). Tasauf, Perkembangan Dan Pemurniannya. Jakarta: PT Pustaka.

Nawawi, N. (2013). Pemikiran Sufi Al-Hallaj Tentang Nasut Dan Lahut. Al-Fikr Jurnal
Pemikiran Islam, 578-579.

Rusli, R. (2013). Tasawuf dan Tarekat Studi Pemikiran Dan Pengalan Sufi. Jakarta:
RajaGrafindo.

Shah, I. (1964). Mahkota Sufi Menembus Dunia Ekstra Dimensi. Surabaya: Risalah Gusti.

13

Anda mungkin juga menyukai