Anda di halaman 1dari 4

Allah Memiliki Sifat, Bukan Berarti Sama Dengan Sifat makhlukNya

Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya Allah adalah Dzat yang maha sempurna. Dialah
Allah yang memiliki sifat-sifat yang agung dan Maha tinggi. Allah subhanahu wa taala
berfirman:


Dan milik Allah lah sifat yang tinggi[1]

Dengan ayat agung inilah, kita diwajibkan untuk menetapkan sifat-sifat bagi Allah yang telah
disebutkan olehNya dalam Al quran maupun yang telah disebutkan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dalam haditsnya.

Dalam kesempatan ini, kami tidak membahas sifat-sifat Allah secara terperinci. Namun yang
akan kita bahas adalah bagaimana kita menetapkan sifat Allah dengan tidak menyamakannya
dengan sifat Makhluk.

Ketahuilah bahwasanya tidak ada dari satu makhlukpun yang serupa dengan sifat-sifat Allah
subhanahu wa taala. Walaupun antara nama sifat makhluk dan sifat Allah sama bukan berarti
hakikat dari sifat keduanya adalah sama. Allah subhanahu wa taala menegaskan bahwasanya
sifatNya tidaklah sama dengan sifat MakhlukNya. Allah berfirman:

Tidak ada yang serupa dengannya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat[2]

Begitu pula, kita tidak boleh menanyakan bagaimana sifat Allah, karena tidak ada penyebutan
bentuk sifat Allah dalam Al quran maupun hadits. Jikalau syariat islam tidak pernah
menyebutkan bentuk sifat Allah dalam Al Quran maupun hadits, maka kita harus diam
tawaqquf karena ini termasuk perkara ghaib yang mana kita tidak mengetahuinya. Allah
taala berfirman:

Dan janganlah kamu mengikuti perkara yang tidak kamu ketahui ilmunya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggung jawabannya oleh
Allah[3]

Kita ambil contoh dari sifat Allah taala.

1- Mata Allah.
Allah taala telah menyebutkan dalam Al quran bahwasanya Ia memiliki mata. Allah
berfirman:


Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan mata Kami dan petunjuk wahyu Kami. Dan
janganlah kamu membicarakan kepadaKu tentang orang orang yang dzalim. Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang akan ditenggelamkan[4]



:



Telah menceritakan kepada kami Aliy bin Nashr dan Muhammad bin Yuunus An-Nasaaiy
secara makna, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yaziid
Al-Muqri : Telah menceritakan kepada kami Harmalah, yaitu Ibnu Imraan : Telah
menceritakan kepadaku Abu Yuunus Sulaim bin Jubair maulaa Abu Hurairah, ia berkata :
Aku mendengar Abu Hurairah membaca ayat ini : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya hingga firman-Nya taala : Maha
Mendengar lagi Maha Melihat (QS. An-Nisaa : 58). Ia (Abu Hurairah) berkata : Aku
melihat Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam meletakkan ibu jarinya pada telinganya, dan
jari telunjuknya ke matanya. Abu Hurairah berkata : Aku melihat Rasulullah shallallaahu
alaihi wa sallam membaca ayat itu seraya meletakkan kedua jarinya tersebut. Ibnu Yuunus
berkata : Berkata Al-Muqri : Yaitu, sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha
Melihat, yaitu Allah mempunyai pendengaran dan penglihatan.
Abu Daawud berkata : Hadits ini merupakan bantahan terhadap sekte Jahmiyyah
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4728; dishahihkan sanadnya oleh Al-Albaaniy dalam
Shahih Sunan Abi Daawud 3/156].

Hadits di atas merupakan penunjukkan yang jelas dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam
(dan juga para perawi hadits dari kalangan shahabat dan ulama setelahnya) bahwasannya
Allah taala benar-benar mempunyai mata secara hakiki, bukan dalam arti majaz seperti
persangkaan sebagian orang. Adapun perkataan Abu Daawud bahwa hadits tersebut
merupakan bantahan terhadap sekte Jahmiyyah, hal itu dikarenakan mereka menafikkan sifat
dzaatiyyah ini dari Allah taala.[5]

Maka dengan dasar inilah kita tetap menyatakan bahwasanya Allah memiliki mata. Akan
tetapi, mata Allah berbeda dengan mata makhlukNya.
Syaikh Ibnu utsaimin rahimahullah- dalam taqriibnya mengatakan :

Dan ketahuilah bahwasanya persamaan dalam nama dan sifat tidak berarti mengharuskan
yang dinamai dan disafati itu adalah sesuatu yang sama. Dan ini telah diisyaratkan oleh dalil
(quran dan hadits), akal, dan kenyataan[6]

Ketahuilah bahwasanya Allah melihat dan mendengar, dan kita tidak mengingkari hal
tersebut. Dan ketahuilah pula, bahwasanya manusia juga melihat dan mendengar. Akan kah
kita meniadakan pendengaran dan penglihatan Allah?? Begitu pula halnya dengan wajah dan
mata Allah. Allah memiliki wajah dan mata, begitupula manusia memiliki wajah dan mata.
Akankah kita meniadakan wajah dan mata Allah?? Sudah menjadikan keharusan dan
kewajiban bagi kita untuk menetapkan wajah dan mata Allah secara hakiki.

Allah berfirman:

Sesungguhnya Allah maha melihat lagi maha mendengar[7]

Allah juga berfirman dalam menetapka penglihatan dan pendengaran manusia:



Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari setets air mani yang bercampur kemudian
Kami hendak mengujinya, maka kami menjadikannya bisa mendengar dan melihat[8]
Maka Allah membedakan antara penglihatan Allah dan manusia begitupula pendengaran
Allah dan manusia. Akan tetapi Allah tetap menetapkan sifat keduanya. Walapun namanya
sama (sama-sama bernamakan pendengaran dan penglihatan). Begitupula halnya dengan
mata dan wajah Allah.

Begitu pula, sebagaimana yang kita saksikan bahwasanya gajah memiliki tubuh dan
kekuatan, begitupula semut memiliki tubuh dan kekuatan. Akan tetapi tubuh dan
kekuatannya tentulah berbeda. Ini adalah sifat antar makhluk (sesama makhluk). Yang mana
sifat keduanya berbeda, terlebih lagi antara sifat Allah dan makhluk. Tentulah jelas berbeda.

Allah memiliki wajah bukan berarti seperti wajah wajah makhluk. Sehingga tidak perlu
ditolak sifat wajah Allah. Allah memiliki mata tidak seperti mata makhluk, sehingga tidak
perlu ditolak sifat mata Allah.
Karena sesama makhluk pun sifat sifat mereka berbeda. Kenapa harus ditolak. Manusia
punya wajah bukan seperti wajah monyet. kenapa harus ditolak wajah manusia? dan manusia
punya mata bukan seperti mata semut. Kenapa harus ditolak mata manusia??

sehingga nama yang sama tidak mengharuskan sifat yang sama. Sama sama wajah dan mata
akan tetapi antara sifat yg satu dengan yang lain tentulah berbeda.

Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry

Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)

Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel


yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.

Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman
Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

[1] QS An Nahl : 60
[2] QS As Syuro: 11
[3] QS Al Isra : 36
[4] QS Hud : 37
[5] http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/07/sifat-mata-bagi-allah.html
[6] Taqriib tadmuuriyyah hal 20 cetakan Ibnul jauzy
[7] QS An Nisa: 58
[8] QS Al Insan: 2

Anda mungkin juga menyukai