Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan Aceh menyusun Laporan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh sebagai gambaran kondisi lingkungan hidup
Provinsi Aceh terkini. Tekanan terhadap lingkungan akibat perubahan media
lingkungan (air, udara dan lahan/hutan) dari kegiatan manusia dan respon atau
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh, kabupaten/kota dan masyarakat
dalam menanggulangi permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di Aceh.
Diharapkan informasi ini menjadi bahan pertimbangan utama bagi penyusunan
kebijakan dan perencanaan pembangunan, baik di tingkat Pemerintah Aceh
maupun Kabupaten/Kota.
Tersusunnya laporan IKLH Provinsi Aceh tahun 2018 atas kerjasama yang baik
antara DLHK Aceh dengan Kabupaten/Kota, dan instansi terkait lainnya. Untuk
itu diucapkan terima kasih atas kerjasamanya, sehingga laporan IKLH Provinsi
Aceh Tahun 2018 dapat tersusun.
J o n i, ST, MT
Pembina
NIP. 19710610 200112 1 003
Halaman
I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------ 1
1.1 Latar Belakang ----------------------------------------------------- 1
1.2 Tujuan -------------------------------------------------------- 3
1.3 Ruang Lingkup ------------------------------------------------------ 3
Pengukuran kualitas lingkungan yang dilakukan selama ini berbentuk parsial yaitu
berdasarkan media yang meliputi air, udara, dan lahan sehingga sulit untuk
menilai kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah bertambah baik atau
sebaliknya. Salah satu cara untuk mereduksi banyak data dan informasi adalah
dengan menggunakan indeks. Studi-studi tentang indeks lingkungan telah banyak
dilakukan terutama oleh perguruan tinggi di luar negeri, seperti Yale University
dan Columbia University. Studi tersebut menghasilkan Environmental
Sustainability Index (ESI), dan Virginia Commonwealth University yang
menghasilkan Environmental Quality Index (EQI). Salah satu studi yang menarik
adalah yang dipublikasikan pada tahun 2008 oleh Yale University dan Columbia
University yang berkolaborasi dengan World Economic Forum dan Joint
Research Center of the European Commission. Studi tersebut menghasilkan
indeks yang disebut sebagai Environmental Performance Index (EPI), dan
berdasarkan indeks tersebut Indonesia menempati urutan ke 102 dari 149 negara
dengan nilai 66,2.
1
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
ini, indeks bermakna sebagai sarana pembanding atau komparasi, dimana suatu
subjek relatif terhadap subjek lainnya. Indeks kualitas lingkungan hidup pada
dasarnya memiliki 2 (dua) fungsi utama, yaitu : (1) Mendukung pembuatan
kebijakan atau pengambilan keputusan, (2) Mempermudah komunikasi dengan
publik.
IKLH sebagai suatu indikator awal mungkin sudah dapat dijadikan sebagai alat
ukur perkembangan kualitas lingkungan di Indonesia, namun indeks ini
memerlukan penyempurnaan lebih jauh agar sejalan dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan. Penyempurnaan bukan saja pada aspek metodologi
namun juga pada aspek kriteria dan ukuran yang lebih komprehensif dan
konsisten dengan prinsip pembangunan berkelanjutan atau prinsip-prinsip
ekonomi hijau.
Dalam fungsinya sebagai pendukung kebijakan, indeks ini dapat membantu dalam
menentukan skala prioritas baik dipandang dari aspek isu atau tema maupun lokus
untuk pelaksanaan aksi. Prioritas tersebut disesuaikan dengan derajat
permasalahannya yang diindikasikan dengan angka indeks. Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup juga dapat dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan
program-program pengelolaan lingkungan. Fungsi kedua dari indeks sebagai
"bahasa" komunikasi untuk publik yang sangat penting. Melalui indeks, semua
pihak memiliki ukuran yang sama sehingga dapat dilihat tingkat pencapaian, baik
untuk kecenderungannya berhasil atau sebaliknya.
2
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan perhitungan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup yang berkelanjutan dan series setiap tahunnya. Melalui data
yang tersedia maka dilakukan perhitungan sederhana Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup di Provinsi Aceh. Sebenarnya telah ada Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
versi baru (IKLH baru) yang menggabungkan keseluruhan jenis indeks kualitas
lingkungan dari semua matra yang mencakup udara, air, hutan, flora, fauna,
kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan. Namun karena ketersediaan
data yang sangat terbatas maka kerangka IKLH yang diadopsi Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Aceh adalah yang dikembangkan oleh Virginia
Commonwealth University (VCU), BPS dan KLH dengan menggunakan kualitas
air sungai, kualitas udara, dan tutupan hutan sebagai indikator. Adapun
pembobotan untuk setiap indikator terdiri dari 30 % untuk pencemaran air, 30 %
untuk pencemaran udara, dan 40 % untuk tutupan hutan.
1.2 Tujuan
3
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Sebagai pembanding atau target untuk setiap indikator adalah standar atau
ketentuan yang berlaku berdasarkan peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh
pemerintah, seperti ketentuan tentang baku mutu air dan baku mutu udara ambien.
4
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
BAB II
INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP ACEH
Kualitas Lingkungan Hidup saat ini dapat diukur secara kuantitatif dengan
menggunakan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang diadopsi dari
beberapa sumber diantaranya Environmental Performance Index (EPI) yang
dikembangkan oleh sebuah pusat studi di Yale University. Tiga indikator yang
menjadi dasar penilaian IKLH di Indonesia saat ini mencakup aspek udara, air
sungai dan tutupan hutan. Sebenarnya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup versi
baru (IKLH baru) merupakan istilah baru yang menggabungkan keseluruhan jenis
indeks kualitas lingkungan dari semua matra yang mencakup udara, air, hutan,
flora, fauna, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan. IKLH versi baru
ini dikembangkan dengan cara menggabungkan semua komponen indeks yang
mencakup Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), Indeks Kualitas Air (IKA),
Indeks Tutupan Hutan (ITH), Indeks Keanekaragaman Hayati (IKH), Indeks
Kesehatan Masyarakat (IKM), dan Indeks Kesehatan Lingkungan(IKL).
5
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
umum, sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dapat dikatagorikan
atas 2 kelompok, yakni:
a. Sumber air permukaan, yang dapat diperoleh dari sungai, danau, embung,
telaga dan tidak termasuk air laut. Air tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan
sehari-hari seperti air minum, MCK, perairan sawah dan perikanan;
b. Sumber air tanah, dimanfaatkan melalui proses penggalian atau pengeboran.
Pemanfatan air ini biasanya hanya untuk keperluan rumah tangga dan
industri.
Maka dari itu diperlukan sebuah konsep dan metode untuk mengetahui tingkat
kualitas air sungai tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menghitung kualitas
air sungai dengan cara menghitung Indeks Pencemaran Air (IPA). Kualitas air
sungai merupakan salah satu parameter perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH) (KLHRI, hal. 7, 2013). Perhitungan Indeks Pencemaran Air (IPA)
dilakukan berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115
Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dimana pedoman ini
juga mengatur tatacara perhitungan IPA.
Daerah Aceh juga dilingkupi oleh 119 pulau, 35 gunung dan 73 sungai penting
(BPS, 2018). Berdasarkan data dari Dinas Pengairan Aceh (2013), Aceh memiliki
paling sedikit 638 sungai yang tersebar di pelosok daerah dengan panjang
maksimum 235 km dan panjang minimum 2 km dengan debit maksimum 968,54
m3/detik dan debit minimum 0,01 m3/detik. Sebanyak 45 sungai merupakan
sungai yang melintasi kabupaten dan kota di Aceh. Selain itu, terindikasi di
6
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
sepanjang aliran sungai telah banyak didirikan bangunan dan berbagai jenis usaha
industri. Hal ini tentunya bisa membuat kualitas air sungai tersebut menjadi
menurun. Dinas Lingkungan Hidupdan Kehutanan (DLHK) Aceh dan Institusi
Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Aceh, selaku salah
satu ujung tombak pengelola lingkungan di Provinsi Aceh, telah melakukan
perhitungan IPA beberapa sungai di Provinsi Aceh. Khusus DLHK Aceh, tahun
2016 pelayanan informasi status mutu air dilakukan melalui kegiatan pemantauan
kualitas air sungai dengan sumber dana APBA. DLHK Aceh tidak mengambil
pada semua sungai di Aceh namun hanya pada sungai-sungai prioritas saja yang
terindikasi tercemar. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data
sumber pencemaran air di daerah serta mengevaluasi penaatan terhadap standar
baku mutu sesuai dengan ketentuan dalam peraturan. Perhitungan Indeks
Pencemaran Air (IPA) di Provinsi Aceh tidak dilakukan oleh 23 Kabupaten/Kota
di Aceh, namun hanya dilakukan di 13 (tiga belas) yakni Kabupaten Aceh Timur,
Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Besar,
KabupatenPidie, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh
Barat Daya, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh
Jaya, Kota Banda Aceh dan Kota Sabang (lihat Tabel 2.1).
7
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas indeks kualitas air Aceh senilai 66,85 yang artinya
berada dalam kondisi “cukup”.
Udara merupakan campuran berbagai macam komponen gas nitrogen 78% dan
oksigen 21% serta karbondioksida 0,035%. Udara yang mempunyai kandungan
tersebut tergolong dalam udara bersih. Sementara udara yang tercemar
mempunyai kadar bahan pencemar baik dalam bentuk gas maupun padat melebihi
yang terdapat di lingkungan alam.
8
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Tabel 2.2 Data Kualitas Udara di 17 Kabupaten/Kota.
REFERENCE Index
NO2 SO2 EU INDEX EU
Udara
Index
Rerata Rerata (Index
No Kab/Kota Udara 2018
NO2 SO2 Annual
A B C1 C2 A B C1 C2 NO2 SO2 NO2 SO2 IKLH
model
EU-Ieu)
1 Banda Aceh 13,90 3,00 5,70 7,00 21,61 13,18 8,29 11,23 7,40 13,58 40 20 0,19 0,68 0,43 81,56
2 Kab. Aceh Besar 13,25 2,86 3,26 2,75 11,03 5,34 5,00 3,94 5,53 6,33 40 20 0,14 0,32 0,23 92,93
3 Kab. Pidie 16,50 4,85 1,46 4,70 8,08 5,17 10,94 10,69 6,88 8,72 40 20 0,17 0,44 0,30 88,67
4 Kab. Pidie Jaya 14,75 8,40 5,80 2,50 12,83 9,17 4,64 5,22 7,86 7,96 40 20 0,20 0,40 0,30 89,03
5 Kab. Bireuen 3,71 3,65 7,10 8,40 25,46 3,21 8,45 3,46 5,72 10,15 40 20 0,14 0,51 0,33 87,50
Kota
6 Lhokseumawe 10,18 7,28 7,69 6,93 8,15 9,81 19,80 15,07 8,02 13,20 40 20 0,20 0,66 0,43 81,65
Kab. Aceh
7 Timur 7,65 11,90 5,80 6,80 9,63 15,34 4,92 3,93 8,04 8,45 40 20 0,20 0,42 0,31 88,23
8 Kota Langsa 9,60 2,01 10,10 9,00 5,85 3,03 8,25 8,05 7,68 6,29 40 20 0,19 0,31 0,25 91,49
Kab. Aceh
9 Tamiang 1,69 7,30 4,10 4,70 3,50 11,67 4,51 6,50 4,45 6,54 40 20 0,11 0,33 0,22 93,38
Kab. Bener
10 Meriah 10,55 10,05 9,70 4,10 3,08 10,45 8,01 4,15 8,60 6,42 40 20 0,22 0,32 0,27 90,67
Kab. Aceh
11 Tengah 10,95 9,25 5,16 8,15 13,86 4,58 10,74 5,24 8,38 8,60 40 20 0,21 0,43 0,32 87,79
12 Kab. Aceh Jaya 4,50 2,70 2,70 0,31 5,47 5,28 4,00 15,85 2,55 7,65 40 20 0,06 0,38 0,22 93,16
13 Kab. Aceh Barat 7,45 6,60 2,60 5,95 4,65 11,14 11,84 11,53 5,65 9,79 40 20 0,14 0,49 0,32 88,03
Kab. Nagan
14 Raya 9,20 2,55 1,51 3,05 10,18 9,89 3,88 6,69 4,08 7,66 40 20 0,10 0,38 0,24 92,09
Kab. Aceh Barat
15 Daya 12,30 2,45 3,45 0,60 18,74 21,91 7,16 6,27 4,70 13,52 40 20 0,12 0,68 0,40 83,51
Kab. Aceh
16 Selatan 16,20 4,82 2,50 3,35 4,02 4,53 13,82 2,92 6,72 6,32 40 20 0,17 0,32 0,24 92,11
Kota
17 Subulussalam 3,36 2,00 2,80 3,10 18,59 21,82 18,92 9,26 2,81 17,15 40 20 0,07 0,86 0,46 79,79
Rerata 6,18 9,31 40,00 20,00 0,15 0,47 0,31 88,33
9
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Merujuk pada tabel 2.2 diatas, maka hasil dari pemantauan kualitas udara di Aceh
menunjukkan bahwa kualitas udara di Aceh sebesar 88,33 atau dengan kata lain berada
dalam kondisi “sangat baik”.
Provinsi Aceh memiliki kawasan hutan alam terbesar yang tersisa di pulau
Sumatra. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor SK.859/MENLHK/SETJEN/PLA.2/11/2016 tentang Perubahan Kedua
Atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.865/MENHUT-II/2014 tentang
Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Aceh bahwa kawasan hutan dan
konservasi perairan Aceh seluas ± 3.557.916 Ha meliputi Kawasan Suaka Alam
(KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA); Kawasan Hutan Lindung (HL);
Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT); Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP)
dan Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK). Adapun indeks
kualitas tutupan hutan di Aceh dapat di lihat pada tabel 2.3. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai Indeks Tutupan Hutan di Aceh adalah 56,48 atau
berada dalam kondisi”kurang”.
10
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Luas Luas Index
Tutupan
No Kabupaten/Kota Wilayah Tutupan Tutupan
Hutan (%)
(Ha) Hutan (Ha) Hutan
15 Gayo Lues 551,552,04 429,471,04 77,87% 87,40
16 Langsa 21,873,05 3,976,71 18,18% 32,44
17 Lhokseumawe 13,641,40 9,98 0,07% 15,77
18 Nagan Raya 346,128,02 152,014,47 43,92% 56,14
19 Pidie 313,978,04 186,680,60 59,46% 70,45
20 Pidie Jaya 95,669,96 53,949,44 56,39% 67,63
21 Sabang 12,329,21 3,227,03 26,17% 39,80
22 Simeulue 183,195,54 106,307,67 58,03% 69,13
23 Subulussalam 118,074,49 38,420,97 32,54% 45,66
5683506,89 3112191,09 54,76% 56,48
11
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, IKLH juga menjadi ukuran utama untuk Sasaran Pokok
Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019.
12
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Indeks
Indeks Indeks
No Kab/Kota Tutupan IKLH
Udara Air
Hutan
13 Kab. GayoLues - - 87,40 87,40
14 Kab. Aceh Tamiang 93,38 60,00 43,55 65,64
15 Kab. Nagan Raya 92,09 68,00 56,14 72,08
16 Kab. Aceh Jaya 93,16 64,67 73,16 77,00
17 Kab. BenerMeriah 90,67 - 66,57 78,62
18 Kab. Pidie Jaya 89,03 - 67,63 78,33
19 Kota Banda Aceh 81,56 60,00 15,70 52,42
20 Kota Sabang - 64,00 39,80 51,90
21 Kota Langsa 91,49 - 32,44 61,96
22 Kota Lhokseumawe 81,65 - 15,77 48,71
23 Kota Subulussalam 79,79 - 45,66 62,73
Indeks Provinsi Aceh 88,33 66,85 56,48 69,14
Berdasarkan table diatas, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh adalah
sebesar 69,14 atau berada dalam kondisi “cukup”.
Perbandingan IKLH Aceh tahun 2016s/d 2018 dapat dilihat pada tabel 2.5. untuk
indeks kualitas air terdapat penurunan sedikit namun statusnya masih sama seperti
tahun 2017. Untuk indeks kualitas udara juga mengalami penurunan walaupun
status indeksnya tidak berubah. Untuk Indeks Kualitas Tutupan Lahan mengalami
penurunan indeks walaupun masih berada dalam katagori ‘kurang’.Hal ini harus
menjadi perhatian bagi semua stakeholder di Aceh, utamanya DLHK Aceh, dalam
melakukan pengelolaan hutan. Sementara secara keseluruhan, IKLH Aceh
mengalami penurunan dari segi jumlah namun dari segi katagori tetap ‘cukup’.
13
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Tabel 2.5. Data Perbandingan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Aceh Tahun 2016 s.d 2018
14
Indek s Kualitas Lingk ungan Hidup (IKLH) Aceh Tahun 2018
Penjelasan Indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh
- Informasi Kinerja
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup Daerah
(IKPLHD) Aceh
yang berisikan
data dari
Kab/Kota se Aceh
1
2. Meningkatnya Lihat Point B - RPJMA; Bidang Tata
Indeks Kualitas - Renstra; Lingkungan dan
Udara - HasilPemantauan Pengendalian
Passive Sampler Pencemaran
yang berada di DLHK Aceh;
Kab/Kota di Aceh
Bidang
Pengendalian
Kerusakan
Lingkungan
3. Meningkatnya Lihat Point B - Renstra DLHK Aceh
Luas Area yang - Statistik
Dikonservasi Kehutanan Aceh
2
dimana:
(Ci/Lij) M adalah nilai maksimum dari Ci/Lij
(Ci/Lij) R adalah nilai rata-rata dari Ci/Lij
Evaluasi terhadap PIj adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi baku mutu atau kondisi baik, jika 0 <PIj ≤ 1
2. Tercemar Ringan, jika 1 <PIj ≤ 5,0
3. Tercemar Sedang, jika 5 <PIj ≤ 10
4. Tercemar Berat, jikaPIj> 10
Pada prinsipnya nilai PIj > 1 mempunyai arti bahwa air sungai tersebut tidak memenuhi baku peruntukan air, dalam hal ini mutu air kelas II.
Penghitungan indeks kualitas air dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setiap lokasi dan waktu pemantauan kualitas air sungai dianggap sebagai satu sampel;
2. Hitung indeks pencemaran setiap sampel untuk parameter TSS, DO, BOD, COD, Total Phosphat, E. Coli dan Total Coliform;
3. Melakukan normalisasi dari rentang nilai 0% - 100% (terbaik -terburuk) jumlah sampel dengan nilai PIj > 1, menjadi nilai indeks dalam skala 0 – 100
(terburuk –terbaik)
Setiap provinsi/kabupaten/kota diwakili oleh satu sungai yang dipilih berdasarkan criteria sebagai berikut:
1. Sungai tersebut lintas provinsi/kab/kota, atau
2. Sungai prioritas untuk dikendalikan pencemarannya.
3
Pemantauan setiap sungai paling sedikit dilakukan empat kali setahun pada tiga lokasi sehingga setidaknya ada 12 sampel (data) kualitas air sungai
setiap tahunnya.
dimana :
IPU = Indeks pencemaran udara
IPNO2 = Indeks pencemar NO2
IPSO2 = Indeks pencemar SO2
Perhitungan indeks kualitas udara model EU adalah membandingkan nilai rata-rata tahunan terhadap standar EU Directives, apabila angkanya melebihi
1 (satu) maka berarti melebihi standar EU, begitu pula sebaliknya apa bila sama dan dibawah 1 (satu) artinya memenuhi standar dan lebih baik.
Selanjutnya rata-rata hasil pemantauan untuk parameter SO2 dan NO2 dibandingkan dengan Referensi EU mendapatkan Index Udara Model (Ieu).
Index Udara model EU dikonversikan menjadi indeks IKLH melalui persamaan sebagai berikut :
4
3. Penjelasan Luas Area Yang Dikonservasi
Berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan hutan terbagi atas hutan primer dan hutan sekunder. Hutan primer adalah hutan yang belum
mendapatkan gangguan atau edikit sekali mendapat gangguan manusia. Sedangkan hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh melalui
suksesisekunder alami pada lahan hutan yang telah mengalami gangguan berat seperti lahan bekas pertambangan, peternakan, dan pertanian
menetap. Untuk menghitung indeks tutupan hutan yang pertama kali dilakukan adalah menjumlahkan luas hutan primer dan hutan sekunder untuk
setiap provinsi. Lebih penting lagi adalah setiap luas lahan harus memiliki proporsi luas hutan yang sama untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidupnya. Dengan demikian, perhitungan indeks merupakan perbandingan luas hutan dibandingkan luas wilayah administrasinya. Angka persentase
yang diwajibkan adalah 30% berdasarkan UU 41/99 Kehutanan. Nilai indeks didapatkan dengan formula:
Dimana :
ITH = Indeks Tutupan Hutan
LTH = Luas Tutupan ber-Hutan
LKH = Luas Wilayah Provinsi
5
5. Rentang Nilai IKLH
Secara konsepsi, perhitungan indeks termasuk Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) memiliki sifat komparatif yang berarti nilai satu provinsi
relatif terhadap provinsi lainnya. Dalam perspektif IKLH, angka indeks ini bukan semata-mata peringkat, namun lebih kepada suatu dorongan upaya
perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam konteks ini para pihak di tingkat provinsi terutama pemerintah provinsi dapat menjadikan IKLH sebagai
titik referensi untuk menuju angka ideal, yaitu 100. Semakin jauh denganangka 100, mengindikasikan harus semakin besar upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan(lihat tabel 2). Selain komparatif terhadap provinsi lainnya, angka indeks nasional dapat menjadi
acuan, apabila angka indeks provinsi berada dibawahnya (lebih kecil) artinya ada dalam kategori upaya yang harus terakselerasi sedangkan apabila
diatasnya (lebih besar) artinya ada dalam kategori pemeliharaan.
Pembagian kategori penjelasan kualitatif ini didasari pada sebaran angka dalam perhitungan Indeks (lihat gambar 1). Pembagian ini masih dapat
disempurnakan lagi seiring upaya pencapaian dalam membangun IKLH yang ideal. Kategorisasi penjelasan kualitatif ini dapat juga dijadikan dasar
pembuatan kebijakan dengan penggunaan bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami sebagai bahasa komunikasi, terutama bagi publik. Sebagai
contoh, Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan D.I. Yogyakarta berada dalam katagori waspada. Hal ini dapat dijadikan bahasa bersama dari
seluruh pemangku kepentingan untuk berbuat sesuai dengan proporsi dan kemampuan masing-masing untuk memperbaiki kualitas lingkungan
hidup. Sebaliknya pada posisi teratas, yaitu Provinsi Papua Barat dengan kategori sangat baik harus berada pada posisi mempertahankan dan juga
selalu berupaya untuk meningkatkan pada posisi unggul.
6
Tabel 2 Rentang Nilai IKLH Gambar 1 Struktur IKLH Tabel 3 Indikator Parameter IKLH
IKLH
Unggul X > 90
Sangat Baik 82 < X ≤ 90
Baik 74 < X ≤ 82
Cukup 66 ≤ X ≤ 74
Kurang 58 ≤ X < 66
Sangat Kurang 50 ≤ X < 58
Waspada X < 50
C. KENAPA IKLH?
1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan indicator awal yang dijadikan sebagai alat ukur perkembangan kualitas lingkungan hidup.
Indeks ini merupakan modifikasi dari EPI (Environmental Performance Index) yang merupakan gambaran atau indikasi awal yang memberikan
kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan periode tertentu.
2. Penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup terkai terat dengan kebutuhan sasaran pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam
Rencana Pembangunan Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden No. 43 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 yang
memuat sasaran dan arah kebijakan yang terkait dengan Isu Strategis 25 berupa Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayatidan Kualitas
Lingkungan Hidup. PadaTahun 2015 ditargetkan angka sebesar 64,5 (dari nilai maksimum 100). Selain itu dalam Rancangan Teknokratik Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, IKLH juga menjadi ukuran utama untuk Sasaran Pokok Pembangunan Nasional
RPJMN 2015-2019, sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 4.
7
Table 4 Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019
NO PEMBANGUNAN BASELINE 2014 SASARAN 2019
1 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 15,5% 26%
2 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 63,0 – 64,0 66,5 – 68,5
3 Tambahan Rehabilitasi Hutan 2 juta Ha (dalam dan 750 ribu Ha (dalam
luar kawasan) kawasan)
Sumber: RPJMN 2015-2019, KLHK (2015).
3. IKLH merupakan salah satu sasaran strategis Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan yang tertuang dalam Lampiran Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.39/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Tahun 2015-2019;
4. Peraturan Presiden (Perpres ) No. 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2015 mensyaratkan bahwa IKLH harus meningkat ke angka
64,50. Sementara Peraturan Presiden No. 2 Tahun2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015-2019 tentang
perbaikan kualitas lingkungan hidup menetapkan target kualitas lingkungan hidup berada pada posisi 66,5-68,5 pada tahun 2019. Untuk
mencapai target ini, tentu diperlukan aksi nyata dari semua pemangku kepentingan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, dan
5. Tujuan penyusunan IKLH:
- Memberikan informasi kepada para pengambil keputusan di tingkat pusat dan Pemerintah Aceh tentang kondisi lingkungan di Aceh sebagai
bahan evaluasi kebijakan pembangunan bekelanjutan dan berwawasan lingkungan, dan
- Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada public tentang pencapaian target program-program Pemerintah Aceh di bidang pengelolaan
lingkungan hidup.
8
D. TARGET IKLH ACEH
Target IKLH provinsi Aceh bisa di lihat pada tabel 5 Penentuan angka target di dasarkan pada trend masing-masing indeks dan total indeks semua dari tahun
2013 – 2016 (lihat tabel 7), khususnya nilai indek spade tahun 2017 yang dijadikan baseline untuk target sampai dengan tahun 2022. Target IKLH Aceh
(termasuk target masing-masing indeks-nya) hanya meningkat sebesar 0,5 digit per tahun, hal ini juga mengingat IKLH nasional yang hanya menargetkan
naik sebesar 1 (satu) digit per tahunnya (lihat tabel 6). Jika melihat rentang penilaian IKLH maka katagori IKLH Provinsi Aceh berada dalam posisi sangat
kurang – kurang, sementara untuk IKLH nasional berada dalam rentang kurang – cukup. Untuk bias meningkatkan IKLH Aceh setidaknya perlu
memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah kegiatan-kegiatan yang langsung berkenaan untuk meningkatkan Indeks tersebut. Disamping kegiatan
yang sudah berjalan seperti pengujian kualitas udara ambien, kualitas udara, pengendalian pencemaran dan daya dukung dan daya tamping sungai, perlu
juga di dukung dengan kegiatan-kegiatan yang baru untuk percepatan peningkatan IKLH diantaranya:
- Kegiatan Prokasih (program kali bersih) di kabupaten/kota;
- Pembangunan IPAL Komunal untuk kawasan perumahan dan pasar;
- Sosialisasi pencemaran air, udara dan tanah untuk masyarakat, industry dan kegiatan usaha lainnya;
- Pengadaan alat penangkap methane di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kabupaten/kota;
- Pengadaan alat-alat daur ulang sampah untuk masyarakat;
- Melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor di kabupaten/kota;
- Pemasangan online monitoring (onlimo) system disungai-sungai prioritas di Aceh, dan
- Rehabilitasi sempadan sungai.
9
Tabel 5 Target IKLH Aceh Tahun 2017 – 2018 (asumsi kenaikan setiap indeks sebesar 0,5/tahun)
Kondisi Awal Kondisi
2018 2019 2020 2021 2022
(2017) Akhir
Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH) Indeks 56,43 56,69 57,25 57,95 58,25 58,75 59,25
Indeks air
Indeks 57.12 57,5 58 58,5 59 59,5 60
Indeks udara Indeks 56.8 57 57,5 58 58,5 59 59,5
Indeks kualitas tutupan lahan
Indeks 55,63 56 56,5 57 57.5 58 58,5
(Indeks Tutupan Hutan/ITH)
Tabel 6 Target IKLH Aceh Tahun 2017 – 2018 (asumsi kenaikan setiap indeks sebesar 1 digit/tahun atau sama dengan target IKLH
nasional yang naik 1 digit per tahun)
Kondisi Awal Kondisi
2018 2019 2020 2021 2022
(2017) Akhir
Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH) Indeks 56,43 56,9 57,9 58,9 59,9 60,9 61,9
10
Tabel 7 Target IKLH nasional
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Indeks 64,5 65,5 66,5 67,5 68,5 69
(IKLH)
Tabel 8 Trend Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Aceh Tahun 2013 - 2018
11
12
Indeks Pencemaran Air Provinsi Aceh Tahun 2018
HASIL Ci/Lix Ci/Lix Baru
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
13 Kr. Tamiang Jembatan Sekerak 64 6,43 2,45 19 0,110 600 2000 1,28 1,61 0,82 0,76 0,55 0,60 0,40 1,54 0,05 0,82 0,76 0,55 0,60 0,40 0,67 1,54 1,19 Cemar Ringan
14 Kr. Tamiang Jembatan Sekerak 56 5,08 1,9 18 0,060 600 1100 1,12 1,27 0,63 0,72 0,30 0,60 0,22 1,25 0,16 0,63 0,72 0,30 0,60 0,22 0,55 1,25 0,96 Memenuhi Baku Mutu
15 Kr. Tamiang Jembatan Sekerak 61 5,6 3,39 18 0,060 140 1700 1,22 1,40 1,13 0,72 0,30 0,14 0,34 1,43 0,12 1,27 0,72 0,30 0,14 0,34 0,62 1,43 1,10 Cemar Ringan
16 Kr. Tamiang Jembatan Sekerak 55 7,32 1,9 17 0,157 170 200 1,10 1,83 0,63 0,68 0,79 0,17 0,04 1,21 -0,03 0,63 0,68 0,79 0,17 0,04 0,50 1,21 0,92 Memenuhi Baku Mutu
17 Kr. Tamiang Jembatan Kota Lintang 65 6,23 2,52 21 0,070 600 2100 1,30 1,56 0,84 0,84 0,35 0,60 0,42 1,57 0,06 0,84 0,84 0,35 0,60 0,42 0,67 1,57 1,21 Cemar Ringan
18 Kr. Tamiang Jembatan Kota Lintang 61 5,1 2,11 20 0,060 900 1700 1,22 1,28 0,70 0,80 0,30 0,90 0,34 1,43 0,16 0,70 0,80 0,30 0,90 0,34 0,66 1,43 1,12 Cemar Ringan
19 Kr. Tamiang Jembatan Kota Lintang 52 5,12 3,18 18 0,090 210 2800 1,04 1,28 1,06 0,72 0,45 0,21 0,56 1,09 0,16 1,13 0,72 0,45 0,21 0,56 0,62 1,13 0,91 Memenuhi Baku Mutu
20 Kr. Tamiang Jembatan Kota Lintang 49 6,57 1,9 17 0,060 90 110 0,98 1,64 0,63 0,68 0,30 0,09 0,02 0,98 0,04 0,63 0,68 0,30 0,09 0,02 0,39 0,98 0,75 Memenuhi Baku Mutu
21 Kr. Tamiang Jembatan Alur Manis 57 5,77 3,66 20 0,080 400 1700 1,14 1,44 1,22 0,80 0,40 0,40 0,34 1,28 0,10 1,43 0,80 0,40 0,40 0,34 0,68 1,43 1,12 Cemar Ringan
22 Kr. Tamiang Jembatan Alur Manis 62 4,90 1,90 19 0,060 600 1400 1,24 1,23 0,63 0,76 0,30 0,60 0,28 1,47 0,18 0,63 0,76 0,30 0,60 0,28 0,60 1,47 1,12 Cemar Ringan
23 Kr. Tamiang Jembatan Alur Manis 46 5,29 2,81 18 158,490 140 2100 0,92 1,32 0,94 0,72 792,45 0,14 0,42 0,92 0,14 0,94 0,72 15,49 0,14 0,42 2,68 15,49 11,12 Cemar Berat
24 Kr. Tamiang Jembatan Alur Manis 54 6,54 1,9 18 0,060 140 170 1,08 1,64 0,63 0,72 0,30 0,14 0,03 1,17 0,04 0,63 0,72 0,30 0,14 0,03 0,43 1,17 0,88 Memenuhi Baku Mutu
25 Kr. Tamiang Peukan Seureway 52,5 6,53 4,44 20,5 0,100 400 2000 1,05 1,63 1,48 0,82 0,50 0,40 0,40 1,11 0,04 1,85 0,82 0,50 0,40 0,40 0,73 1,85 1,41 Cemar Ringan
26 Kr. Tamiang Peukan Seureway 67,5 4,55 1,9 19 0,060 900 1200 1,35 1,14 0,63 0,76 0,30 0,90 0,24 1,65 0,20 0,63 0,76 0,30 0,90 0,24 0,67 1,65 1,26 Cemar Ringan
27 Kr. Tamiang Peukan Seureway 42,5 6,12 3,26 18 0,090 240 2800 0,85 1,53 1,09 0,72 0,45 0,24 0,56 0,85 0,07 1,18 0,72 0,45 0,24 0,56 0,58 1,18 0,93 Memenuhi Baku Mutu
28 Kr. Tamiang Peukan Seureway 55,5 6,31 1,9 18 0,060 170 210 1,11 1,58 0,63 0,72 0,30 0,17 0,04 1,23 0,06 0,63 0,72 0,30 0,17 0,04 0,45 1,23 0,92 Memenuhi Baku Mutu
2 Kabupaten Aceh Timur
Krueng Peureulak (Pemantauan Prov) 0,59 Memenuhi Baku Mutu
29 Kr.Peureulak Iembatan Besi Asamera
11 4,89 2,00 16 0,070 170 2100 0,22 1,22 0,67 0,64 0,35 0,17 0,42 0,22 0,18 0,67 0,64 0,35 0,17 0,42 0,38 0,67 0,54 Memenuhi Baku Mutu
Desa Kliet (Hulu)
Kr.Peureulak Dekat Pompa Air Irigasi
30 17 4,87 2 16 0,070 200 2500 0,34 1,22 0,67 0,64 0,35 0,20 0,50 0,34 0,18 0,67 0,64 0,35 0,20 0,50 0,41 0,67 0,55 Memenuhi Baku Mutu
Desa Teumpeun
31 Kr.Peureulak Jembatan Besi Pasar
Perlak Desa Tanjung 25 4,62 2 16 0,07 140 2100 0,50 1,16 0,67 0,64 0,35 0,14 0,42 0,50 0,20 0,67 0,64 0,35 0,14 0,42 0,42 0,67 0,56 Memenuhi Baku Mutu
Tualang
32 Kr.Peureulak Jembatan Baja Beusa
Desa Beusa Merano 26 5,82 2,59 17 0,070 750 1400 0,52 1,46 0,86 0,68 0,35 0,75 0,28 0,52 0,10 0,86 0,68 0,35 0,75 0,28 0,51 0,86 0,71 Memenuhi Baku Mutu
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
3 Kabupaten Pidie
Krueng Geumpang (Pemantauan Prov) 0,62 Memenuhi Baku Mutu
34 Kr. Geumpang Desa Bangkeih (Hulu) 51 5,55 2 16 0,07 400 1100 1,02 1,39 0,67 0,64 0,35 0,40 0,22 1,04 0,12 0,67 0,64 0,35 0,40 0,22 0,40 0,67 0,55 Memenuhi Baku Mutu
35 Kr. Geumpang Desa Bangkeih (Hulu) 23,5 8,4 2 17 0,049 400 780 0,47 2,10 0,67 0,68 0,25 0,40 0,16 0,47 -0,12 0,67 0,68 0,25 0,40 0,16 0,34 0,68 0,54 Memenuhi Baku Mutu
36 Kr. Geumpang Jembatan Besi Desa 41 6,18 2 16 0,07 780 1400 0,82 1,55 0,67 0,64 0,35 0,78 0,28 0,82 0,07 0,67 0,64 0,35 0,78 0,28 0,46 0,78 0,64 Memenuhi Baku Mutu
Bangkeih
Kr. Geumpang Jembatan Besi Desa
37 26 7,62 2 17 0,044 600 1700 0,52 1,91 0,67 0,68 0,22 0,60 0,34 0,52 -0,05 0,67 0,68 0,22 0,60 0,34 0,41 0,68 0,56 Memenuhi Baku Mutu
Bangkeih
38 Kr. Geumpang Jembatan Besi Lhok 38 5,7 2,00 16 0,07 900 1700 0,76 1,43 0,67 0,64 0,35 0,90 0,34 0,76 0,11 0,67 0,64 0,35 0,90 0,34 0,50 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Turue
39 Kr. Geumpang Jembatan Besi Lhok
18 7,79 2 17 0,107 900 2000 0,36 1,95 0,67 0,68 0,54 0,90 0,40 0,36 -0,07 0,67 0,68 0,54 0,90 0,40 0,52 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Turue
40 Kr. Geumpang
Desa Alue Meunasah 36 6,11 2 16 0,07 600 1400 0,72 1,53 0,67 0,64 0,35 0,60 0,28 0,72 0,07 0,67 0,64 0,35 0,60 0,28 0,44 0,67 0,56 Memenuhi Baku Mutu
41 Kr. Geumpang
Desa Alue Meunasah 16 7,9 2 17 0,067 110 140 0,32 1,98 0,67 0,68 0,34 0,11 0,03 0,32 -0,08 0,67 0,68 0,34 0,11 0,03 0,29 0,68 0,52 Memenuhi Baku Mutu
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
59 Kr. Sabee Desa Panggong (Hulu) 22 6,18 2 16 0,17 400 1100 0,44 1,55 0,67 0,64 0,85 0,40 0,22 0,44 0,07 0,67 0,64 0,85 0,40 0,22 0,47 0,85 0,69 Memenuhi Baku Mutu
60 Kr. Sabee Desa Panggong (Hulu) 31 7,15 2 16 0,07 210 1100 0,62 1,79 0,67 0,64 0,35 0,21 0,22 0,62 -0,01 0,67 0,64 0,35 0,21 0,22 0,35 0,67 0,53 Memenuhi Baku Mutu
61 Kr. Sabee Jmbatan Gantung 0,38 1,49 0,67 0,64 1,20 1,10 0,42
19 5,97 16 0,24 1100 2100 0,38 0,09 0,67 0,64 1,40 1,21 0,42 0,74 1,40 1,12 Cemar Ringan
Gumtha 2
Kr. Sabee Jmbatan Gantung 0,56 1,77 0,67 0,64 0,35 0,20 0,34
62 Gumtha
28 7,09 16 0,07 200 1700 0,56 -0,01 0,67 0,64 0,35 0,20 0,34 0,36 0,67 0,54 Memenuhi Baku Mutu
2
Kr. Sabee Intake PDAM Ranto 0,56 1,45 0,67 0,64 1,20 0,90 0,42
63 Panyang Ke. Krueng 28 5,80 2 16 0,24 900 2100 0,56 0,10 0,67 0,64 1,40 0,90 0,42 0,69 1,40 1,10 Cemar Ringan
Sabee
Kr. Sabee Intake PDAM Ranto 0,66 1,59 0,67 0,64 0,35 0,14 0,34
64 Panyang Ke. Krueng 33 6,34 2 16 0,07 140 1700 0,66 0,06 0,67 0,64 0,35 0,14 0,34 0,37 0,67 0,54 Memenuhi Baku Mutu
Sabee
Kr. Sabee Dekat panglong kayu 0,48 1,27 0,67 0,68 1,35 0,60 0,28
65 desa Datar Luas Kec. 24 5,07 2 17 0,27 600 1400 0,48 0,16 0,67 0,68 1,65 0,60 0,28 0,67 1,65 1,26 Cemar Ringan
Krueng Sabe
Kr. Sabee Dekat panglong kayu 0,72 1,61 0,67 0,64 0,35 0,17 0,42
66 desa Datar Luas Kec. 36 6,43 16 0,070 170 2100 0,72 0,05 0,67 0,64 0,35 0,17 0,42 0,38 0,67 0,54 Memenuhi Baku Mutu
Krueng Sabe 2
Kr. Sabee Kaude Krueng Sabee Kec. 0,45 1,28 0,67 0,68 1,20 0,78 0,34
67 22,5 5,12 2 17 0,24 780 1700 0,45 0,16 0,67 0,68 1,40 0,78 0,34 0,67 1,40 1,09 Cemar Ringan
Krueng Sabee (Hilir)
Kr. Sabee Kaude Krueng Sabee Kec. 0,69 1,64 0,67 0,68 0,35 0,20 0,22
68 34,5 6,56 2 17 0,07 200 1100 0,69 0,04 0,67 0,68 0,35 0,20 0,22 0,36 0,68 0,54 Memenuhi Baku Mutu
Krueng Sabee (Hilir)
Kr. Teunom Jembatan Gantung Desa 0,22 1,64 0,67 0,64 0,35 0,60 0,28
69 Alue Jong Kec. Pasie 11 6,55 2 16 0,07 600 1400 0,22 0,04 0,67 0,64 0,35 0,60 0,28 0,43 0,67 0,56 Memenuhi Baku Mutu
Raya (Hulu)
Kr. Teunom Desa Turi Peuraya Kec. 0,28 1,72 0,67 0,68 0,35 0,78 0,34
70 14 6,87 2 17 0,07 780 1700 0,28 0,01 0,67 0,68 0,35 0,78 0,34 0,47 0,78 0,64 Memenuhi Baku Mutu
Pasie Raya
Kr. Teunom Desa Timplueng Kec. 0,32 1,70 0,67 0,68 0,35 0,90 0,42
71 16 6,80 2 17 0,07 900 2100 0,32 0,02 0,67 0,68 0,35 0,90 0,42 0,51 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Pasie Raya
Kr. Teunom Jembatan Besi Desa Paya 0,38 1,71 0,67 0,68 0,35 0,90 0,24
72 19 6,84 2 17 0,07 900 1200 0,38 0,01 0,67 0,68 0,35 0,90 0,24 0,48 0,90 0,72 Memenuhi Baku Mutu
Baroe Kec. Teunom
Kr. Teunom Desa Alue Ambang Kec. 0,47 0,98 0,67 0,68 0,35 1,10 0,42
73 23,5 3,92 2 17 0,07 1100 2100 0,47 0,98 0,67 0,68 0,35 1,21 0,42 0,72 1,21 0,99 Memenuhi Baku Mutu
Teunom (Hilir)
6 Kabupaten Bireuen
74 Kr. Peusangan Desa Suka Tani Kec. Juli 0,32 1,44 0,67 0,64 0,35 0,78 0,34
16 5,76 2 16 0,07 780 1700 0,32 0,10 0,67 0,64 0,35 0,78 0,34 0,48 0,78 0,65 Memenuhi Baku Mutu
(Hulu)
75 Kr. Peusangan Jembatan besi desa 0,48 1,48 0,73 0,68 0,35 0,60 0,28
simpang Jaya Kec. Juli 24 5,91 2,2 17 0,07 600 1400 0,48 0,09 0,73 0,68 0,35 0,60 0,28 0,46 0,73 0,61 Memenuhi Baku Mutu
76 Kr. Peusangan Bendungan Intake PDAM 1,02 1,60 0,82 0,68 0,35 0,78 0,28
51 6,40 2,45 17 0,07 780 1400 1,04 0,05 0,82 0,68 0,35 0,78 0,28 0,49 0,82 0,67 Memenuhi Baku Mutu
Desa Beunyot Kec. Juli
77 Kr. Peusangan Jembatan Besi Desa Kubu 0,36 1,46 0,86 0,68 0,35 1,10 0,34
18 5,84 2,59 17 0,07 1100 1700 0,36 0,10 0,86 0,68 0,35 1,21 0,34 0,59 1,21 0,95 Memenuhi Baku Mutu
Kec. Peusangan
78 Kr. Peusangan Desa Tingkeum Manyang 0,77 1,51 1,10 0,72 0,35 0,60 0,34
38,5 6,02 3,3 18 0,070 600 1700 0,77 0,08 1,21 0,72 0,35 0,60 0,34 0,55 1,21 0,94 Memenuhi Baku Mutu
Kec. Kutablang (Hilir)
7 Kota Sabang
Memenuhi Baku
Danau Aneuk laot (Pemantauan Prov) 0,93
Mutu
79 Danau Aneuk Laot Inlet Danau (saluran
sumber air Gunung).
Lingkungan Putro Ijo 15 5,08 2 16 0,410 210 280 0,30 1,27 0,67 0,64 2,05 0,21 0,06 0,30 0,16 0,67 0,64 2,56 0,21 0,06 0,72 2,56 1,88 Cemar Ringan
Desa Aneuk Laot Kec.
Suka Karya
80 Danau Aneuk Laot Inlet Danau (saluran
sumber air Gunung).
Lingkungan Putro Ijo 24 8,58 2,6 16 0,070 1100 2100 0,48 2,15 0,87 0,64 0,35 1,10 0,42 0,48 -0,13 0,87 0,64 0,35 1,21 0,42 0,56 1,21 0,94 Memenuhi Baku Mutu
Desa Aneuk Laot Kec.
Suka Karya
81 Danau Aneuk Laot Tengah Danau
Lingkungan Putroe Ijo
Gampong Danau Aneuk
11 5,1 2 16 0,07 90 170 0,22 1,28 0,67 0,64 0,35 0,09 0,03 0,22 0,16 0,67 0,64 0,35 0,09 0,03 0,32 0,67 0,52 Memenuhi Baku Mutu
Laot Kec. Suka Karya
HASIL Ci/Lix Ci/Lix Baru
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
91 Danau Laut Tawar Desa Pante Menye Kec. 0,68 1,29 0,69 0,68 0,95 0,60 0,34
Bintang (Alur Masuk ke 34 5,17 2,06 17 0,19 600 1700 0,68 0,15 0,69 0,68 0,95 0,60 0,34 0,57 0,95 0,78 Memenuhi Baku Mutu
Danau)
92 Danau Laut Tawar Desa Pante Menye Kec. 2 0,40 2,01 0,67 0,64 0,35 0,90 0,42
Bintang (Alur Masuk ke 20 8,02 16 0,07 900 2100 0,40 -0,09 0,67 0,64 0,35 0,90 0,42 0,48 0,90 0,72 Memenuhi Baku Mutu
Danau)
93 Danau Laut Tawar Mata Air Desa Kelitu Kec. 0,32 1,45 0,67 0,64 0,35 0,90 0,42
Bintang (Alur yang 16 5,78 2 16 0,07 900 2100 0,32 0,10 0,67 0,64 0,35 0,90 0,42 0,51 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Mengalir ke Danau)
94 Danau Laut Tawar Mata Air Desa Kelitu Kec. 2 0,24 1,73 0,67 0,64 0,35 0,90 0,40
Bintang (Alur yang 12 6,93 16 0,07 900 2000 0,24 0,01 0,67 0,64 0,35 0,90 0,40 0,49 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Mengalir ke Danau)
95 Danau Laut Tawar Intake PDAM Desa 0,28 1,47 0,85 0,72 0,15 0,60 0,34
14 5,87 2,55 18 0,030 600 1700 0,28 0,09 0,85 0,72 0,15 0,60 0,34 0,46 0,85 0,68 Memenuhi Baku Mutu
Mendale Kec. Bayakan
96 Danau Laut Tawar Intake PDAM Desa 2 0,48 2,11 0,67 0,64 0,35 1,10 0,48
24 8,42 16 0,070 1100 2400 0,48 -0,12 0,67 0,64 0,35 1,21 0,48 0,54 1,21 0,93 Memenuhi Baku Mutu
Mendale Kec. Bayakan
97 Danau Laut Tawar Tengah Danau Desa 15 7,85 2,7 18 0,07 780 2100 0,30 1,96 0,90 0,72 0,35 0,78 0,42 0,30 -0,07 0,90 0,72 0,35 0,78 0,42 0,52 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Dedalu Kec. Lut Tawar
98 Danau Laut Tawar Tengah Danau Desa 2 0,36 1,62 0,67 0,68 0,35 0,90 0,34
18 6,47 17 0,070 900 1700 0,36 0,04 0,67 0,68 0,35 0,90 0,34 0,50 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Dedalu Kec. Lut Tawar
99 Danau Laut Tawar Desa Balee Bawah Kec. 0,20 1,44 0,84 0,72 0,35 1,10 0,48
Lut Tawar (Outlet Danau) 10 5,75 2,52 18 0,070 1100 2400 0,20 0,10 0,84 0,72 0,35 1,21 0,48 0,62 1,21 0,96 Memenuhi Baku Mutu
100 Danau Laut Tawar Jembatan Besi Desa Bale 21,5 6,09
2
17 0,070 1100 2400 0,43 1,52 0,67 0,68 0,35 1,10 0,48 0,43 0,08 0,67 0,68 0,35 1,21 0,48 0,58 1,21 0,95 Memenuhi Baku Mutu
Bawah
9 Kabupaten Aceh Utara
101 Krueng Keureuto Gp. Teungoh Seuleumak 0,95 1,63 0,77 0,68 0,35 0,40 0,22
47,5 6,53 2,3 17 0,070 400 1100 0,95 0,04 0,77 0,68 0,35 0,40 0,22 0,41 0,77 0,61 Memenuhi Baku Mutu
Kec. Matang Kuli (Hulu)
102 Krueng Keureuto Gp. Teungoh Seuleumak 24 7,10 2 16 0,160 140 1700 0,48 1,78 0,67 0,64 0,80 0,14 0,34 0,48 -0,01 0,67 0,64 0,80 0,14 0,34 0,43 0,80 0,64 Memenuhi Baku Mutu
Kec. Matang Kuli (Hulu)
103 Krueng Keureuto Jembatan Besi Desa
Parang Sikureueng Kec. 18 6,2 2,63 17 0,070 780 1700 0,36 1,55 0,88 0,68 0,35 0,78 0,34 0,36 0,07 0,88 0,68 0,35 0,78 0,34 0,52 0,88 0,72 Memenuhi Baku Mutu
Matang Kuli
104 Krueng Keureuto Jembatan Besi Desa
Parang Sikureueng Kec. 26 6,7 2 16 0,038 780 2100 0,52 1,68 0,67 0,64 0,19 0,78 0,42 0,52 0,03 0,67 0,64 0,19 0,78 0,42 0,45 0,78 0,64 Memenuhi Baku Mutu
Matang Kuli
105 Krueng Keureuto Jembatan Besi Gampong
Keude Lhoksukon 18 6,2 2,63 17 0,07 600 1400 0,36 1,55 0,88 0,68 0,35 0,60 0,28 0,36 0,07 0,88 0,68 0,35 0,60 0,28 0,48 0,88 0,71 Memenuhi Baku Mutu
Kec.Lhoksukon
108 Krueng Keureuto Jembatan Besi Gampong
Keude Lhoksukon
58 6,5 2 16 0,067 600 1400 1,16 1,63 0,67 0,64 0,34 0,60 0,28 1,32 0,04 0,67 0,64 0,34 0,60 0,28 0,43 0,67 0,56 Memenuhi Baku Mutu
Kec.Lhoksukon
HASIL Ci/Lix Ci/Lix Baru
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
109 Krueng Keureuto Desa Meunasah Asan 15 6,11 3,32 18 0,070 780 1400 0,30 1,53 1,11 0,72 0,35 0,78 0,28 0,30 0,07 1,22 0,72 0,35 0,78 0,28 0,57 1,22 0,95 Memenuhi Baku Mutu
Kec. Lhoksukon
110 Krueng Keureuto Desa Meunasah Asan
72 6,1 2 16 0,181 400 780 1,44 1,53 0,67 0,64 0,91 0,40 0,16 1,79 0,08 0,67 0,64 0,91 0,40 0,16 0,47 0,91 0,72 Memenuhi Baku Mutu
Kec. Lhoksukon
HASIL Ci/Lix Ci/Lix Baru
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
NO Nama Sungai Titik Sampling Bln Tgl Cuaca Total Total Total (Ci/Lix)R (Ci/Lix)M Pij Status Mutu Air
TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli TSS DO BOD COD Fosfat E-Coli
Coliform Coliform Coliform
137 Kr. Tripa Desa Mon Dua Kec. Tripa 55 7,84 2,82 17 0,070 400 1400 1,10 1,96 0,94 0,68 0,35 0,40 0,28 1,21 -0,07 0,94 0,68 0,35 0,40 0,28 0,43 0,94 0,73 Memenuhi Baku Mutu
138 Kr. Tripa Desa Neubok Yee Kec. 68 5,49 2,00 16 0,07 170 2100 1,36 1,37 0,67 0,64 0,35 0,17 0,42 1,67 0,13 0,67 0,64 0,35 0,17 0,42 0,40 0,67 0,55 Memenuhi Baku Mutu
Tripa
139 Kr. Tripa Desa Neubok Yee Kec.
52 7,88 2 18 0,07 400 900 1,04 1,97 0,67 0,72 0,35 0,40 0,18 1,09 -0,07 0,67 0,72 0,35 0,40 0,18 0,37 0,72 0,57 Memenuhi Baku Mutu
Tripa
140 Kr. Tripa Desa Drien Tujuh Kec. 68,5 5,54 2 17 0,07 170 1700 1,37 1,39 0,67 0,68 0,35 0,17 0,34 1,68 0,12 0,67 0,68 0,35 0,17 0,34 0,39 0,68 0,55 Memenuhi Baku Mutu
Tripa (Hilir)
141 Kr. Tripa Desa Drien Tujuh Kec.
53,5 7,79 2 18 0,07 900 2400 1,07 1,95 0,67 0,72 0,35 0,90 0,48 1,15 -0,07 0,67 0,72 0,35 0,90 0,48 0,51 0,90 0,73 Memenuhi Baku Mutu
Tripa (Hilir)
Indeks Kualitas Udara Provinsi Aceh Tahun 2018
NO2 SO2 REFERENCE EU INDEX EU Index Udara
Rerata Rerata Index Udara
No Kab/Kota (Index Annual
A B C1 C2 A B C1 C2 NO2 SO2 NO2 SO2 NO2 SO2 2017 IKLH
model EU-Ieu)
1 Banda Aceh 13,90 3,00 5,70 7,00 21,61 13,18 8,29 11,23 7,40 13,58 40 20 0,19 0,68 0,43 81,56
2 Kab. Aceh Besar 13,25 2,86 3,26 2,75 11,03 5,34 5,00 3,94 5,53 6,33 40 20 0,14 0,32 0,23 92,93
3 Kab. Pidie 16,50 4,85 1,46 4,70 8,08 5,17 10,94 10,69 6,88 8,72 40 20 0,17 0,44 0,30 88,67
4 Kab. Pidie Jaya 14,75 8,40 5,80 2,50 12,83 9,17 4,64 5,22 7,86 7,96 40 20 0,20 0,40 0,30 89,03
5 Kab. Bireuen 3,71 3,65 7,10 8,40 25,46 3,21 8,45 3,46 5,72 10,15 40 20 0,14 0,51 0,33 87,50
6 Kota Lhokseumawe 10,18 7,28 7,69 6,93 8,15 9,81 19,80 15,07 8,02 13,20 40 20 0,20 0,66 0,43 81,65
7 Kab. Aceh Timur 7,65 11,90 5,80 6,80 9,63 15,34 4,92 3,93 8,04 8,45 40 20 0,20 0,42 0,31 88,23
8 Kota Langsa 9,60 2,01 10,10 9,00 5,85 3,03 8,25 8,05 7,68 6,29 40 20 0,19 0,31 0,25 91,49
9 Kab. Aceh Tamiang 1,69 7,30 4,10 4,70 3,50 11,67 4,51 6,50 4,45 6,54 40 20 0,11 0,33 0,22 93,38
10 Kab. Bener Meriah 10,55 10,05 9,70 4,10 3,08 10,45 8,01 4,15 8,60 6,42 40 20 0,22 0,32 0,27 90,67
11 Kab. Aceh Tengah 10,95 9,25 5,16 8,15 13,86 4,58 10,74 5,24 8,38 8,60 40 20 0,21 0,43 0,32 87,79
12 Kab. Aceh Jaya 4,50 2,70 2,70 0,31 5,47 5,28 4,00 15,85 2,55 7,65 40 20 0,06 0,38 0,22 93,16
13 Kab. Aceh Barat 7,45 6,60 2,60 5,95 4,65 11,14 11,84 11,53 5,65 9,79 40 20 0,14 0,49 0,32 88,03
14 Kab. Nagan Raya 9,20 2,55 1,51 3,05 10,18 9,89 3,88 6,69 4,08 7,66 40 20 0,10 0,38 0,24 92,09
15 Kab. Aceh Barat Daya 12,30 2,45 3,45 0,60 18,74 21,91 7,16 6,27 4,70 13,52 40 20 0,12 0,68 0,40 83,51
16 Kab. Aceh Selatan 16,20 4,82 2,50 3,35 4,02 4,53 13,82 2,92 6,72 6,32 40 20 0,17 0,32 0,24 92,11
17 Kota Subulussalam 3,36 2,00 2,80 3,10 18,59 21,82 18,92 9,26 2,81 17,15 40 20 0,07 0,86 0,46 79,79
Keterangan sampling rerata 6,18 9,31 40,00 20,00 0,15 0,47 0,31 88,33
1. Sumber Data DLHK 2017
Rerata Refere
Parameter Index
catatan Pemantauan nsi EU
<2,57 = 2,47 NO2 6,18 40 0,15
<0,41 = 0,31 SO2 9,31 20 0,47
Indeks Udara 0,31
IPU Provinsi Aceh 88,33
Indeks Tutupan Hutan Provinsi Aceh Tahun 2018